Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi,
dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer
terdapat dari ketinggian 0km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km
dari atas permukaan bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai
menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu
dengan yang lain berlangsung bertahap. Atmosfer adalah lapisan udara yang terdiri
dari campuran berbagai gas yang menyelimuti suatu planet baik planet bumi,
merkurius, mars, jupiter, uranus, saturnus, venus, neptunus dan lain-lain. Atmosfer
ada di sekeliling kita mulai dari permukaan tanah hingga jauh di angkasa sana.
Atmosfer berasal dari bahasa Yunani yakni Atmos yang berarti gas dan sphere
yang berarti bola. Secara harfiah, kata atmosfer dapat diartikan sebagai suatu selubung
gas yang melingkupi permukaan bumi.
Atmosfer berfungsi untuk melindungi bumi dari gangguan benda-benda
angkasa da radiasi sinar matahari. Bayangkan jika anda berada di bumi yang tidak
memiliki lapisan atmosfer, bumi akan berlubang akibat tertabrak oleh benda angkasa,
misalnya meteor. Suhu yang terjadi pun di bumi, akan sangat ekstrim antara pagi dan
malam hari.
Fungsi ataupun manfaat atmosfer bagi bumi adalah sebagai berikut :
1. Melindungi bumi dari benda-benda angkasa yang jatuh ke bumi karena terkena
gaya gravitasi bumi.
2. Melindungi bumi dari radiasi ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan makhluk
hidup dengan lapisan ozon.
3. Mengandung gas-gas yang dibutuhkan manusia, hewan dan tumbuhan untuk
bernafas dan untuk keperluan lainnya seperti oksigen, nitrogen, karbon dioksida,
dan lain sebagainya.
4. Media cuaca yang mempengaruhi awan, angin, salju, hujan, badai, topan, dan lain-
lain.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dari makalah ini adalah :
1.2.1 Bagaimana susunan dari atmosfer?
1.2.2 Apa saja sifat-sifat dari atmosfer?
1.2.3 Apa saja komposisi penyusun atmosfer?
1.2.4 Sifat dan Keberadaan Lapisan Ozon di Atmosfir?

1.3 Tujuan
Mengetahui arti dan fungsi utama dari atmosfer serta mengetahui sifat dan
susunan atmosfer sebagai pelindung bumi
1.4 Manfaat
Dapat mengetahui arti dan fungsi utama dari atmosfer serta mengetahui sifat dan
susunan atmosfer sebagai pelindung bumi sehingga dapat mengatasi masalah yang
berkaitan dengan atmosfer bumi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Susunan Dari Atmosfer


Atmosfer, merupakan lapisan udara yang menyelimuti bola bumi, berisi campuran
unsur-unsur gas. Dalam keadaan udara kering komposisi unsurunsur gas yang terdapat pada
atmosfer terdiri atas unsur nitrogen (N2) 78%, oksigen (O2) 21%, carbon dioksida
(CO2) 0,3%, argon (Ar) 1%, dan sisanya unsur gas lain seperti: ozon (O3), hidrogen
(H), helium (He), neon (Ne), xenon (Xe), krypton (Kr), radon (Rn), metana, dan ditambah
unsur uap air dalam jumlah yang berbeda-beda sesuai dengan ketinggian tempat.
Atmosfer diduga mempunyai ketebalan 1.000 km mulai dari batas permukaan bumi
sampai batas jarak di atasnya. Sifat fisik lain dari atmosfer ini adalah dipengaruhi oleh
gravitasi bumi. Jadi, atmosfer pun ikut berputar bersama-sama bumi setiap hari (rotasi) serta
beredar mengililingi matahari setiap tahun (evolusi). Bagian lapisan yang terdapat di atmosfer
antara lain :
1) Troposfer
Lapisan troposfer merupakan lapisan udara yang paling berpengaruh terhadap
kehidupan di muka bumi. Lapisan udara ini terletak di bagian paling bawah dari
lapisan atmosfer yang langsung bersinggungan dengan permukaan bumi. Ketebalan lapisan
troposfer berbeda-beda di setiap tempat di permukaan bumi. Hal ini bergantung pada faktor
kondisi musim, letak lintang tempat, dan waktu yang berlaku di bumi.
Trotosfer merupakan lapisan atmosfer yang letaknya paling dekat dengan permukaan
bumi yaitu 0-12 km. di lapisan ini terjadi berbagai gejala cuaca dan iklim seperti hujan, badai,
arah angin, dan sebagainya.

Lapisan ini mempunyai ketebalan yang berbeda-beda di tiap wilayah di atas Bumi. Di atas
kutub, tebal lapisan ini sekitar 9 km. Semakin dekat dengan daerah khatulistiwa lapisan ini
semakin tebal hingga mencapai 12 km. Perbedaan ketebalan ini disebabkan oleh rotasi Bumi,
akibatnya terjadi perbedaan kondisi cuaca antara kutub dan khatulistiwa. Yang istimewa,
lapisan ini menjadi tempat terjadinya proses-proses cuaca, seperti awan, hujan, serta proses-
proses pencemaran lainnya. Pada lapisan ini tinggi rendahnya suatu tempat di permukaan
Bumi berpengaruh terhadap suhu udaranya. Hal ini mengikuti hukum gradien geothermis,
yaitu semakin tinggi (tiap kenaikan 1.000 meter) suatu tempat di permukaan Bumi,

3
temperatur udaranya akan turun rata-rata sekitar 6°C di daerah sekitar khatulistiwa. Peralihan
antara lapisan troposfer dengan stratosfer disebut tropopause.

2) Stratosfer
Lapisan stratosfer terdapat di atas lapisan troposfer yang dibatasi oleh lapisan
tropopause antara keduanya. Lapisan stratosfer mempunyai pengaruh yang cukup besar
terhadap kelangsungan hidup semua makhluk hidup di permukaan bumi karena pada lapisan
ini ozon terbentuk dan berfungsi menyerap sebagaian besar radiasi ultra violet, infra merah,
dan sinar x dari cahaya matahari sebelum menyentuh permukaan bumi.

Lapisan di atas troposfer adalah lapisan stratosfer. Di lapisan ini tidak berlaku hukum gradien
geothermis karena semakin tinggi posisi di tempat ini, suhu akan semakin naik. Hal ini
disebabkan kandungan uap air dan debu hampir tidak ada. Karakteristik yang menarik pada
lapisan ini adalah adanya lapisan ozon yang sangat bermanfaat bagi kehidupan kita. Ozon
melindungi manusia dari radiasi sinar ultraviolet. Keberadaan ozon sekarang ini semakin
menipis karena adanya pencemaran dari gas CFC (Chloroflourocarbons). Di atas lapisan
stratosfer terdapat lapisan stratopause yang merupakan lapisan peralihan antara stratosfer dan
mesosfer. Lapisan atmosfer yang berada pada ketinggian 12 – 50 Km dari permukaan bumi.

3) Mesosfer
Lapisan mesosfer adalah lapisan yang terletak di atas lapisan stratosfer yang dibatasi
oleh lapisan yang disebut stratopause dengan ketinggian antara 48 – 80 km dari atas
permukaan laut. Pada lapisan mesosfer juga terjadi pemantulan kembali gelombang-
gelombang radio ke bumi.
Lapisan mesosfer Merupakan lapisan atmosfer yang berada di atas lapisan stratosfer, pada
ketinggian 50 – 80 Km dari permukaan bumi. Pada lapisan ini, energi Matahari yang diserap
hanya sedikit sehingga temperatur turun dengan sangat drastis, yaitu pada ketinggian 80 km
suhunya mencapai – 90º C. Lapisan mesosfer melindungi bumi dari meteor dan benda-benda
luar angkasa yang menuju ke Bumi.

4
4.) Termosfer
Lapisan termosfer adalah lapisan yang terletak di atas lapisan mesosfer pada ketinggian
antara 80 – 482 km di atas permukaan laut. Antara lapisan termosfer dan lapisan
mesosfer yang terletak di bawahnya dibatasi oleh lapisan yang disebut mesopouse. Pada
lapisan termosfer terdapat dua lapisan yang memegang peranan penting dalam hubungan
radio, yaitu lapisan E atau disebut lapisan Kennely-Heaviside dan lapisan F atau lapisan
Appleton. Kedua lapisan ini berfungsi sebagai penangkap dan pemantul berbagai gelombang
radio yang dipancarkan dari bumi dan dipantulkan kembali ke bumi, sehingga berbagai siaran
radio dari pemancar yang jauh letaknya dapat didengarkan pada radio kita di rumah.

Merupakan lapisan atmosfer yang berada pada ketinggian 80 – 500 Km dari


permukaan bumi. Pada lapisan terjadi penguraian gas menjadi atom-atom sebagai akibat
dari radiasi ultra violet dan sinar X, serta berkurangnya daya campur antar gas.
Di lapisan ini suhu udara mulai naik secara bertahap hingga mencapai 1000º C. Pada lapisan
ini terdapat proses ionisasi. Ionisasi adalah proses dimana atom yang netral kehilangan
sebuah elektron dan dari sebuah elekton akan menjadi elektron negatif, oleh sebab itu

5
lapisan ini bermuatan listrik, sehingga lapisan ini dapat dimanfaatkan untuk bidang pantul
gelombang radio.

5) Lapisan Eksosfer
Bagian lapisan terakhir dari atmosfer bumi adalah lapisan eksosfer atau lapisan
disipasisfer, lapisan ini merupakan bagian dari lapisan atmosfer bumi terluar, terletak
pada ketinggian antara 482 - 1.000 km di atas permukaan laut.

2.2 Sifat – Sifat Atmosfer


Sifat sifatnya sebagai berikut :
1. Merupakan selimut gas tebal yang secara menyeluruh menutupi bumi sampai
ketinggian 560 km dari permukaan bumi.

2. Atmosfer bumi tidak mempunyai batas mendadak, tetapi menipis lambat laun dengan
menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar.

3. Tidak berwarna, tidak berbau, tidak dapat dirasakan, tidak dapat diraba (kecuali
bergerak sebagai angin).

4. Mudah bergerak, dapat ditekan, dapat berkembang.

5. Mempunyai berat (56 x 1014 ton) dan dapat memberikan tekanan. 99% dari beratnya
berada sampai ketinggian 30 km, dan separuhnya berada di bawah 6000 m.

6. Memberikan tahanan jika suatu benda melewatinya berupa panas akibat pergesekan
(misalnya meteor hancur sebelum mencapai permukaan bumi).Sangat penting untuk
kehidupan dan sebagai media untuk proses cuaca. Sebagai selimut yang melindungi
bumi terhadap tenaga penuh dari matahari pada waktu siang, menghalangi hilangnya

6
panas pada waktu malam. Tanpa atmosfer suhu bumi pada siang hari 93,3°C
dan pada malam hari -148,9°C.

7. Lapisan Ozon (O3) yang terbentuk di atmosfer dapat menyaring efek radiasi
elektromagnetik yang berasal dari pancaran sinar matahari dan benda-benda angkasa
lainnya yang sangat berbahaya bagi kelangsungan makhluk hidup di muka bumi,
contohnya seperti radiasi sinar ultra violet, infra merah, dan sinar X .
8. Bersifat homogen

2.3 Komposisi Atmosfer


a) Gas
Gas-gas yang terdapat di atmosfer terutama tersusun atas nitrogen (78,08%) dan
oksigen (20,95%). Sebagian besar oksigen di atmosfer dihasilkan oleh tumbuhan.
Deforestrasi atau penebangan hutan akan menyebabkan kadar oksigen di atmosfer
berkurang. Gas lain
terdapat di atmosfer dalam jumlah sedikit, di antaranya adalah uap air (0,2-4%),
karbon dioksida (0,035%), ozon (0,000004%) dan argon (0,93%). Selain itu, di
atmosfer terdapat pula partikel debu yang terbawa oleh udara dan gas-gas polutan
yang dihasilkan oleh asap kendaraan bermotor dan industri seperti sulfur dioksida dan
nitrogen oksida. Komposisi gas penyusun atmosfer dapat dilihat pada tabel 1

Tabel 1 Komposisi Gas Penyusun Atmosfer

Gas Simbol Volume (%)


Nitrogen N2 78,08
Oksigen O2 20,95
Argon Ar 0,93
Karbon Dioksida CO2 0,035
Neon Ne 0,0018
Metana CH4 0,00017
Helium He 0,0005
Hidrogen H2 0,00005
Xenon Xe 0,000009
Ozon O3 0,000004

7
Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa unsur nitrogen dan oksigen mencapai lebih
dari 99%. Kedua unsur ini mempunyai peranan yang penting bagi kehidupan. Unsur
gas yang paling kecil adalah ozon. Meskipun jumlah ozon sangat sedikit (0,000004%),
namun unsur ini mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu menyerap radiasi
sinar ultraviolet dari matahari sehingga radiasi yang sampai ke permukaan bumi
menjadi kecil.

b) Uap Air
Uap air berasal dari kandungan air pada hidrosfer yang menguap. Kadar uap air
di atmosfer dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu suhu dan lokasi. Semakin tinggi
suhu udara, maka kandungan air dalam udara semakin besar. Hal itu dikarenakan
semakin banyak air yang menguap. Di daerah khatulistiwa (daerah panas), kadar uap
air rata-rata adalah 3%, artinya dari 1 liter udara terdapat 3% x 1 liter = 0,03 liter uap
air. Sebaliknya, di daerah kutub (daerah dingin), kadar uap air di udara dapat
mencapai 0%. Suhu yang dingin menyebabkan air hampir tidak menguap (hampir
semua air membeku)
Kadar uap air di atas permukaan laut, sungai, atau danau lebih tinggi daripada di
atas daratan karena di daerah tersebut lebih banyak terjadi penguapan. Kadar uap air
di daerah yang memiliki banyak laut, sungai, atau danau lebih tinggi daripada daerah
gurun pasir.

c) Aerosol
Aerosol berupa partikel cair atau padat yang tersuspensi di dalam gas. Ukuran
partikel aerosol antara 0,001-100 µm. Partikel-partikel yang berdiameter kurang dari
2,5 µm pada umumnya dianggap halus dan partikel yang berdiameter lebih besar dari
2,5 µm dianggap kasar. Aerosol yang terdiri dari partikel debu, abu, garam, dan asap
juga terdapat di udara. Jenis aerosol yang dominan di udara yang mengakibatkan
pencemaran tercantum pada Tabel 2.
Pada umumnya, kota-kota besar mempunyai konsentrasi aerosol yang relatif
lebih tinggi jika dibandingkan dengan di lautan. Sumber aerosol ada dua macam, yaitu
primer dan sekunder. Aerosol primer, yaitu aerosol yang dikeluarkan langsung dari
berbagai sumber (contoh : debu yang terbawa oleh udara sebagai akibat adanya angin
atau partikel-partikel asap yang dikeluarkan dari cerobong asap). Aerosol sekunder
mengikuti pada partikel-partikel yang dihasilkan di dalam atmosfer yang mengalami
reaksi-reaksi kimia dari komponen-komponen.
Aerosol dengan ukuran jari-jari 0,2 µm sampai dengan 10 µm dalam proses
iklim berperan sebagai inti kondensasi (inti pengembunan) dalam pembentukan butir
air di dalam awan. Tanpa adanya inti kondensasi di atmosfer, butir air hujan akan sulit
terbentuk didalam awan.

8
Tabel 2 Jenis Aerosol yang Dominan di Udara

Jenis Aerosol Presentase (%)


Debu 20
Abu 10
Garam 40
Asap 5
Spora, Virus 25
Total 100

2.4 Sifat dan Keberadaan Lapisan Ozon di Atmosfir

Ozon adalah molekul gas yang reaktif yang terdiri dari tiga atom Oksigen.
Ozon adalah oksidan kuat, beracun, dan merupakan zat pembunuh jasad renik pada
sterlisasi. Ozon dapat pula menghilangkan warna dan bau pada air. Ozon dapat
merusak kesehatan makhluk hidup.

Lapisan ozon adalah suatu lapisan yang terletak di lapisan stratosfir, 20 –45 km
diatas permukaan bumi, yang terdiri dari molekul-molekul ozon. Lapisan ini dapat
menyerap radiasi ultra violet yang dipancarkan matahari. Pada lapisan ini ozon
terbentuk dan terurai melalui keseimbangan dinamis secara berkesinambungan
melalui suatu siklus yang rapuh. Keberadaan bahan-bahan kimia tertentu di stratosfir
dapat mengganggu kesetimbangan reaksi tersebut, sehingga semakin lama molekul
ozon semakin berkurang, dan menimbulkan lubang ozon. Sekitar 90% dari seluruh
molekul ozon yang ada di atmosfir berada di lapisan stratosfir , sekitar 10 – 45 km
dari permukaan bumi, sedangkan sisanya berada di lapisan trofosfer, dari permukaan
bumi hingga 10 km ke atas..
1. Pembentukan ozon:
Bila sebuah molekul oksigen menyerap photon dari sinar dengan panjang
gelombang lebih pendek dari 200 nm, maka enerjinya dapat memisah satu molekul itu
menjadi dua buah atom oksigen. Selanjutnya satu dari atom ini akan bereaksi dengan
molekul oksigen lain membentuk ozon

9
2. Peruraian ozon:
Sebuah molekul ozon akan menyerap photon dari sinar dengan panjang
gelombang 200-300 nm terurai menjadi sebuah molekul oksigen dan sebuah atom
oksigen. Selanjutnya sebuah ato oksigen ini bereaksi dengan 1 molekul ozon
membentuk 2 molekul oksigen
Ozon yang berada di lapisan stratosfir adalah ozon yang “baik”, walaupun
sebenarnya mempunyai sifat-sifat sama dengan yang di lapisan trofosfir. Ozon ini
melindungi bumi dari radiasi sinar ultra violet matahari yang berbahaya bagi makhluk
hidup di bumi. Sebaliknya ozon yang berada di lapisan trofosfir bersifat racun bagi
makhluk hidup, juga termasuk salah satu dari gas-gas rumah kaca, oleh karenanya
ozon di lapisan ini adalah ozon yang “jahat”. Untuk selanjutnya, yang dimaksud
dengan ozon pada pokok bahasan ini ialah ozon stratosfir. Lapisan oksigen dan ozon
stratosfir menyerap sekitar 97%-99% sinar ultraviolet matahari yang mempunyai
panjang gelombang lebih pendek dari 320 nanometer (UV-B dan UV-C). Sinar
ultraviolet tipe-tipe ini sangat berbahaya bagi kehidupan makhluk di bumi. Sedangkan
sinar ultraviolet dengan panjang gelombang antara 320-400 nm (UV-A) tidak diserap
oleh ozon, namun tidak membahayakan.

Ozon adalah trace gas di atmosfir, jadi jumlahnya cukup sedikit. Ada 4 cara
untuk menunjukkan ukuran jumlah ozon, yaitu: sebagai fraksi, parts per million
(ppm), microgram per m3 atau dalam Dobson Unit (DU). Tiga cara yang pertama
biasanya digunakan untuk ozon yang dipermukaan bumi, dimana tekanan dan suhu
dapat dianggap konstan. Sedangkan Dobson Unit (DU) untuk yang berada pada
ketinggian dimana sifat udara sangat bervariasi. Satu DU didefinisikan sebagai 0,01
mm tebal lapisan ozon pada tekanan 1 atm dan 0 oC, atau dalam 1 DU terdapat
2,69×1016 molekul ozon per cm2 luas permukaan bumi. Konsentrasi ozon stratosfir
berkisar antara kurang dari 250 DU di daerah ekuator dan lebih dari 500 DU di daerah
kutub pada musim semi, di daerah lain umumnya sekitar 300 DU.
Pada lapisan Stratosfer radiasi matahari memecah molekul gas yang
mengandung khlorin atau bromin dan menghasilkan radikal Khlor dan Brom. Radikal-
radikal khlorin dan bromin kemudian melalui reaksi berantai memecahkan ikatan gas-
gas lain di atmosfer, termasuk ozon. Molekul-molekul ozon terpecah menjadi oksigen

10
dan radikal oksigen. Dengan terjadinya reaksi ini akan mengurangi konsentrasi ozon
di stratosfer.

Kegunaan-kegunaaan ozon, antara lain Ozon digunakan dalam bidang


pengobatan untuk mengobati pasien dengan cara terawasi dan mempunyai
penggunaan yang meluas seperti di Jerman. Di antaranya ialah untuk perawatan kulit
terbakar. Sedangkan dalam perindustrian, ozon digunakan untuk: mengenyahkan
kuman sebelum dibotolkan (antiseptik), menghapuskan pencemaran dalam air (besi,
arsen, hidrogen sulfida, nitrit, dan bahan organik kompleks yang dikenal sebagai
warna), membantu proses flokulasi (proses pengabungan molekul untuk membantu
penapis menghilangkan besi dan arsenik), mencuci, dan memutihkan kain (dipaten),
membantu mewarnakan plastik, dan menentukan ketahanan getah.

DEPLESI OZON
Definisi

Deplesi Ozon adalah menipisnya lapisan ozon stratosfir karena terjadi


perusakan/pengurangan kadar ozon stratosfir oleh reaksi kimiawi akibat adanya zat-
zat yang sebagian besar berasal dari aktivitas manusia.

Deplesi ozon ini juga sering diistilahkan dengan “Lubang Ozon”, namun hanya
sebagai istilah saja, tidak mempunyai arti harfiah. Phenomena ini sangat penting bagi
kehidupan di bumi. Karena lapisan ozon stratosfir ini mempunyai fungsi penting
dalam melindungi kehidupan di bumi, maka adanya deplesi ozon menjadi suatu isu
lingkungan global.

Sejarah Penemuan Deplesi Ozon

Sebenarnya sejak adanya pesawat supersonic kekhawatiran rusaknya lapisan


ozon sudah timbul. Dalam hal ini adanya uap air dan nitrogen oksida dikhawatirkan
akan merusak lapisan ozon stratosfir. Pada tahun 1973 Molina dan Rowland
mengumumkan temuan mereka bahwa segolongan bahan kimia yang disebut
khlorofluorokarbon (disingkat CFC) berpengaruh besar pada perusakan ozon.

Selanjutnya pada tahun 1985, Farman dan kawan-kawannya anggota tim


peneliti di Antartika mengumumkan bahwa pada musim semi (Oktober) tahun 1978 di
Antartika kadar ozon turun hingga hanya 125 DU. Pada awalnya temuan ini
disangsikan karena satelit cuaca Amerika Serikat, TOMS dan SBUV tidak pernah
11
melaporkan angka sedemikian. Namun akhirnya diterima oleh para peneliti, dan sejak
itu deplesi ozon membuat kekhawatiran orang, dan phenomena ini dijuluki dengan
“lubang ozon”.
Pada gambar berikut ini, tampak berbagai konsentrasi lapisan ozon yang berubah dari
waktu ke waktu. Pada tahun 1980 terlihat bahwa belum ada daerah yang konsentrasi
ozonnya di bawah 180 DU, mulai tahun 1985 terdapat daerah yang konsentrasi
ozonnya di bawah 180 DU, selanjutnya semakin menipis dari tahun ketahun.

Mekanisme Deplesi Lapisan Ozon Stratosfir

Penyebab utama dari menipisnya lapisan ozon stratosfir adalah karena


terjadinya reaksi yang berantai antara bahan-bahan halocarbon (atau secara umum
disebut ODS, Ozone Depleting Substances) dengan ozon. Yang dimaksud dengan zat-
zat halocarbon ialah senyawa-senyawa karbon dengan halogen, tiga diantaranya
adalah khloro 105 fluorokarbon (CFC), karbontetrakhlorid, bromofluorokarbon, dan
metil bromide. Bahan-bahan ini sifatnya sangat stabil di trofosfir dan dianggap yang
paling merusak lapisan ozon.
Dua bahan yang disebut terakhir termasuk kelompok halon.. Sifat stabil dari
bahan-bahan ini menyebabkannya terdiffusi di atmosfir, dan dalam jangka waktu yang
cukup lama sampai di lapisan stratosfir. Di stratosfir akibat radiasi sinar matahari
dengan panjang gelombang yang sesuai, bahan-bahan ini, terurai melepas radikal
khlor dan brom. Radikal khlor dan brom yang terlepas ini selanjutnya yang menjadi
“agen” perusak ozon.

Data ilmiah telah menunjukan bahwa terlepasnya bahan-bahan kimia buatan


manusia, seperti CFC, Halon, Metil Bromida, dan bahan perusak ozon lain ke udara
dapat menyebabkan rusaknya lapisan pelindung bumi di lapisan stratosfir. Berjuta-juta
molekul ozon mengalami kerusakan setiap menitnya, sehingga menyebabkan
peningkatan intensitas sinar UV-B berbahaya yang sampai ke permukaan bumi.

Deplesi oleh CFC


Khlorofluorokarbon (CFC), senyawa ini hasil rekayasa manusia, jenisnya
bermacam-macam, namun selalu terdiri dari atom-atom Karbon, Fluor, dan Khlor.
Rumus kimianya tergantung pada jenisnya, misalnya CFC-11 adalah trikhloro-
fluorometan dengan rumus kimia CFCl3 , CFC-12 adalah dikhlorofluorometan,
CF2Cl2, dan lain-lainnya. CFC sebelum ini banyak digunakan sebagai bahan
pendingin pada kulkas dan AC mobil, bahan untuk membuat plastic busa, bahan
pembersih dan pendorong aerosol pada kemasan kosmetik.

12
Mekanisme proses deplesi yang terjadi dari CFC di Antartika dapat
digambarkan dengan contoh dari dikhlorofluorometan, CCl2F2 , sebagai berikut :
CCl2F2 mengalami penguraian oleh sinar ultraviolet bergelombang pendek yang
mengandung banyak energi. Penguraian ini menyebabkan lepasnya atom khlor yang
reaktif (17), selanjutnya atom khlor ini dalam waktu yang sangat singkat bereaksi
dengan ozon membentuk khloromonoksida yang juga bersifat reaktif (18). Pada siang
hari zat ini dalam beberapa menit akan segera bereaksi dengan atom oksigen yang ada
di stratosfir membentuk gas oksigen dan radikal khlor lagi (19). Dengan terbentuknya
kembali radikal khlor maka akan terjadi lagi reaksi dengan ozon. Reaksi ini akan terus
berjalan berantai berulang-ulang menghabiskan ozon.
CCl2F2 + uv — > Cl + CClF2 …………………….. (17)
Cl + O3 —> ClO + O2 …………………………...... (18)
ClO + O —> Cl + O2 ………………… ..…………...(19)
Rantai reaksi di atas disebut rantai reaksi ClOx . Reaksi ini baru akan berhenti apabila
Cl bereaksi membentuk HCl dan khloronitrat yang selanjutnya terdiffusi ke lapisan
trofosfir. Apabila zat ini tercuci oleh hujan terhentilah reaksi berantai ini.

Pada musim dingin di Antartika pembentukan HCl dan khloronitrat terhenti,


tetapi karena suhunya dingin akan terbentuk awan PSC yang mengandung kristal
asam nitrat. dan es, maka kedua zat tersebut berubah menjadi Cl2 dan HOCl.
Kemudian pada awal musim semi HOCl terurai lagi oleh sinar ultraviolet membentuk
Cl* dan radikal OH*. Radikal ini kedua-duanya akan bereaksi dengan ozon
menghasilkan oksigen dan HOCl kembali. Selanjutnya reaksi berantai akan terjadi
lagi.
Semua reaksi reaksi di atas merupakan reaksi katalitik yang berantai, dimana
khlor terbentuk kembali sehingga sebuah atom khlor dapat merusak hingga 100.000
molekul ozon, berarti pula sebuah molekul CFC dapat merusak 100.000 molekul
ozon.

Deplesi oleh Halon dan Metilbromida


Disamping senyawa khlor, senyawa-senyawa brom juga merupakan perusak
ozon. Antara lain senyawa halon yang banyak digunakan untuk pemadam kebakaran,
misalnya bromokhlorodifluorometan, CF2BrCl. Senyawa brom lainnya metil
bromida, CH3Br yang digunakan sebagai antihama tanaman

Deplesi lapisan ozon stratosfir oleh zat-zat di atas tidak berbeda jauh mekanis-
menya dengan oleh CFC. Contohnya untuk metil bromide, dengan adanya sinar
ultraviolet, metil bromida di lapisan stratosfir akan terurai hingga terbentuk radikal

13
bromin yang reaktif. Radikal bromine ini selanjutnya akan bereaksi dengan ozon
membentuk oksigen dan bromoksida. Kemudian bromoksida bereaksi dengan ozon
hingga terbentuk kembali radikal bromine dan gas oksigen, dan selanjutnya terjadi
reaksi berantai.

Menurut penelitian, bromine dari metil bromide enampuluh kali lebih effektif
dalam merusak ozon dibandingkan dengan khlor dari CFC.

Dampak Deplesi Ozon


Dampak deplesi ozon pada dasarnya berpangkal pada meningkatnya radiasi
sinar ultraviolet-B (panjang gelombang 280 – 320 nm) ke bumi karena berkurangnya
lapisan ozon yang menerapnya di lapisan stratosfir. Karena sinar yang bergelombang
pendek ini mempunyai energi yang sangat besar, maka sinar ini mempunyai pengaruh
pada sel hidup. Menurut perkiraan Badan Proteksi Lingkungan Amerika Serikat (US
EPA) hanya dengan pengurangan ozon sebesar 5% saja akan menyebabkan dampak
antara lain sebagai berikut:
1. Meningkatnya kasus kanker kulit melanoma, yang sering berakibat fatal
2. Menaikkan kasus katarak dan kerusakan mata, kulit terbakar matahari, dan kanker
mata pada sapi
3. Menurunkan daya kekebalan tubuh (imunitas) manusia hingga mudah sakit.
4. Menurunkan laju pertumbuhan daun dan batang pada jenis-jenis kapas, melon, dan
kol
5. Menurunkan kapasitas produksi pada beras, jagung, dan kedelai.
6. Menurunkan kemampuan fotosintesis, kemampuan reproduksi, dan pertumbuhan
ekosistem akuatik laut dan peraairan tawar.
7. Merusak bahan-bahan plastic dan polimer

Dari beberapa dampak di atas dapat disimpulkan juga bahwa deplesi lapisan
ozon ini selain membawa dampak pada kesehatan akhirnya akan berdampak besar
pada sosial-ekonomi masyarakat.

Penyelesaian Masalah
Karena penyebab utama deplesi lapisan ozon adalah CFC, Halon,
metalbromida, serta bahan perusak ozon lainnya, maka usaha yang pertama adalah
segera mengurangi dan menghentikan pemakaian dan memproduksi bahan-bahan itu,
antara lain dengan cara-cara berikut:
1. Penghentian penggunaan CFC sebagai bahan penyemprot/aerosol.
2. Penghentian penggunaan metilbromida dalam penyemprotan hama.
3. Penghentian produksi busa plastik yang menggunakan CFC.
4. Penggantian bahan pendingin CFC/Freon pada AC/kulkas dengan bahan lainnya

14
5. Penggantian halon pada pemadam kebakaran.

Kepedulian industri, pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan


masyarakat umum sangat diharapkan untuk mengambil tindakan dalam menghadapi
kecenderungan meningkatnya bahaya tersebut, dengan cara mengurangi dan
menghapuskan penggunaan Bahan Perusak ozon tersebut sehingga apabila upaya-
upaya tersebut sepenuhnya dilaksanakan, dperkirakan lubang ozon dapat menutup
sempurna pada tahun 2050.
Dukungan internasional untuk melindungi lapisan ozon dimulai sejak Konvensi
Wiena pada bulan Maret 1989, dimana disepakati oleh 20 negara untuk mengurangi
penggunaan CFC dan melakukan studi lanjut tentang effek CFC pada lapisan ozon.
Kemudian pada September 1987 lahir kesepakatan international ke dua yang lebih
dikenal dengan nama Protokol Montreal, disini 27 negara peserta sepakat untuk
membatasi produksi CFC dan halon. Hingga tahun 2000 Protokol Montreal ini telah
diratifikasi oleh 160 negara dan telah dimodifikasi dengan amandemen London
(1990), amandemen Copenhagen (1992), dan amandement Montreal (1997). Tujuan
utama dari amandemen-amandemen ini ialah untuk mempercepat phasing out CFC
dan halon.

Pemerintah Indonesia sehubungan dengan ini telah mengeluarkan Peraturan


Menteri Perindustrian dan Perdagangan no. 110/MPP/Kep/1/98 and no
111/MPP/Kep/1/98 dan diamandemen dengan keputusan no. 410/MPP/Kep/9/98 dan
no. 411/MPP/Kep/9/98 yang isinya antara lain larangan importasi CFC dan barang-
barang yang berisi CFC, serta pembuatan barang yang menggunakan CFC sejak awal
1998. Disamping itu juga digiatkan sosialisasi tentang penghentian penggunaan CFC
dan penggunaan bahan penggantinya, baik melalui seminar-seminar atau penjelasan
langsung oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Bapedal.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Atmosfer adalah suatu selubung gas yang menyelimuti permukaan bumi.
Partikel-partikel gas yang mengisi atmosfer terdiri atas tiga kelompok, yaitu udara
kering, uap air, dan aerosol. Unsur-unsur gas yang menyusun atmosfer terutama unsur
nitrogen dan oksigen. Selain berupa gas, di atmosfer juga terdapat air (hidrometeor).

Atmosfer berfungsi untuk melindungi bumi dari gangguan benda-benda


angkasa da radiasi sinar matahari. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan yang
dinamai menurut fenomena yang terjadi pada lapisan tersebut, antara lain troposfer,
tropopause, stratosfer, stratopause, mesosfer, mesopause, dan thermosfer atau
ionosfer. Peranan atmosfer antara lain sebagai pengendali suhu di bumi, stabilisator
unsur-unsur cuaca, penahan radiasi ultraviolet dari matahari, penyedia O2, CO2, dan
N2 bagi kehidupan serta sebagai penunjang komunikasi radio.

Atmosfer tersusun atas gas-gas utama, berupa nitrogen (N2), oksigen (O2),
argon (Ar), dan karbon dioksida (CO2). Nitrogen memiliki jumlah terbesar yang
mencapai kurang lebih 78%. Gas ini berperan penting bagi pertumbuhan tanaman.
Oksigen dihasilkan terutama melaui proses fotosintesis tumbuhan hijau daun.

Beberapa sifat dari atmosfer yaitu , Tidak memiliki warna, tidak berbau, dan
tidak memiliki wujud,serta hanya bisa dirasakan oleh indra perasa manusia dalam
bentuk angin, memiliki berat sehingga dapat menyebabkan tekanan, Memiliki sifat
dinamis dan elastis yag dapat mengembang dan mengerut., terdiri atas beberapa
lapisan dan gas, serta transparan dalam beberapa bentuk radiasi.

3.2 Saran
Setelah mempelajari makalah ini pembaca dapat mengetahui tentang lapisan-
lapisan atmosfer. Atmosfer sangatlah bermanfaat bagi kehidupan seluruh makhluk
hidup termasuk kita sebagai manusia yang hidup di muka bumi ini. Diharapkan
dengan adanya makalah ini, manusia dapat mengerti peranan penting dari setiap
lapisan-lapisan atmosfer serta dapat menjaga lapisan ini demi kelangsungan hidup

16
semua makhluk yang ada di bumi ini. Dengan cara tidak melakukan kegiatan yang
dapat merusak lapisan atmosfer bumi.

17
Daftar Pustaka

Kanggarda, 2014. Lapisan Atmosfer Pada Bumi. (Online)


https://www.bersosial.com/threads/lapisan-atmosfer-pada- bumi.5481/ diakses pada
tanggal 6 April 2018
Hartono, 2007. Geografi Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Bandung :
Citra Praya
Harisa Arif, 2012. Sukses Menuju Olimpiade Sains Nasional. Depok:
Pelatihan OSN
Rosalia, dewi, 2015. 99 % Lulus UN SMP 2015. Jakarta: Cmedia.
Anonim, 2013. Makalah tentang Atmosfer(online)
http://makalahz.blogspot.com/2013/12/makalah-tentang-atmosfer.html diakses pada tanggal 6
April 2018
Ira Widya , 2014. Atmosfer (online)
http://irawidyastuti94.blogspot.com/2014/05/atmosfer.html
Muhammad Hanief.2012. Ozon Menipis Bumi Makin Kritis (online)
http://makalah.itb.ac.id/duniafantasy/2012/09/18/ozon-menipis-bumi-makin-kritis/ diakses pada
tanggal 7 April 2018

18

Anda mungkin juga menyukai