Anda di halaman 1dari 26

Kelompok

ll
LOGAM
ALKALI
NOVA ARMA RESKI
(RRA1C115011)
SEJARAH

Logam alkali relative melimpah. Beberapa senyawanya telah


diketahui dan dimanfaatkan sejak zaman prasejarah. Namun, unsur-
unsur ini tetap tidak terungkap sampai sekitar 200 tahun yang lalu.
Senyawa logam alkali sukar terurai dengan cara kimia biasa,
sehingga peneemuan unsur-unsur ini harus menunggu pengembangan
ilmiah baru. Natrium (1807) dan kalium (1807) ditemukan melalui
elektrolisis. Sesium (1860) dan rubidium (1861) diidentifikasi
sebagai unsur baru melalui spectrum emisinya.

Fransium (1939) diisolasi dari produk peluruhan radioaktif aktinium.


Berhubung sebagian besar senyawa logam alkali bersifat larut air,
maka sejumlah senyawa Li, Na dan K, termasuk klorida, karbonat,
dan sulfat, dapat diperoleh dari air asin alami. Beberapa senyawa
logam alkali, seperti NaCl, KCl, dan Na2CO3 dapat ditambang
sebagai endapan padat. Natrium Kloridaa juga diperoleh dari air
laut. Sumber penting litium adalah mineral spodumen. Rubidium dan
sesium diperoleh sebagai produk samping dalam pengolahan bijih
litium.
KEBERADAAN LOGAM
ALKALI DI ALAM
Logam alkali yang paling banyak terdapat di alam adalah
Natrium dan Kalium.
Natrium dan kalium terdapat secara melimpah dalam batuan
kulit bumi. Batuan-batuan ini tersusun dari mineral
aluminosilikat yang tidak larut, yaitu suatu zat yang
mengandung silikon, aluminium, dan oksigen dengan ion positif
seperti Na+ dan K+.
Litum,Rubidium dan Cesium ditemukan dalam kerak bumi dalam
jumlah yang relative sedikit dibandingkan natrium dan kalium.
Unsur-unsur ini beserta senyawanya jarang ditemukan dan
akibatnya unsur-unsur Fransium merupakan
ini lebih mahal. Oleh logam
karenaradioaktif,meskipun
itu,pemakaian logam iniisotopnya yang hidupnya terpanjang, Fr(323) waktu
sangat terbatas.
paruhnya hanya 21 menit.Oleh karena fransium
. mempunyai waktu paruh yang pendek, maka
diperkirakan setiap waktu tertentu hanya ada 30 gr
logam ini di kerak bumi
Logam alkali tidak pernah ada dalam bentuk logam murni
di alam. Logam ini selalu dalam bentuk senyawa yang
ditemukan baik dalam kerak bumi maupun dalam lautan.
Unsur-unsur
Alkali
Logam alkali adalah kelompok
) unsur-unsur yang berada
di golongan I A pada tabel periodik unsur, yaitu Litium
(Li), Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Cesium
(Cs), dan Fransium (Fr).
LITIUM

(Yunani, lithos, batu). Ditemukan oleh Arfvedson pada tahun 1817, litium
merupakan unsur logam teringan, dengan berat jenis sekitar setengahnya
air.
Sumber utama litium adalah mineral spodumene, LiAlSi2O6. Logam
litium dapat diperoleh dari elektrolisis lelehan LiCl dengan campuran
beberapa garam inert untuk Litium merupakan
menurunkan satu-satunya
titik logam
leleh hingga 500oyang
C.
bereaksi dengan gas dinitrogen dan untuk
memutuskan ikatan ganda tiga dalam
molekul dinitrogen diperlukan energy 945
kJ/mol. Dari logam alkali hanya ion litium
mempunyai densitas muatan yang paling
besar dan membentuk senyawa nitrida
denagn energy kisi yang cukup tinggi.
NATRIUM

Natrium, 11Na(Inggris, soda; Latin, sodanum, obat sakit


kepala). Sebelum Davy berhasil mengisolasi unsur ini
dengan cara elektrolisis soda kaustik, natrium (unsur ini
disebut sodium dalam bahasa Inggris), telah dikenal
dalam berbagai
Logam suatu senyawa.
natrium digunakan dalam berbagai sintesis senyawa
natrium,
. namun ada dua kegunaan utamanya. Pertama untuk
ekstraksi logam-logam lain.
Penggunaan kedua adalah dalam produksi zat aditif
bahan bakar minyak, tetraetiltimbel (TEL) yang
disintesis dari aloi Na-Pb dengan etil klorida

KALIUM
.
(Inggris, potasium; Latin, kalium, Arab, qali, alkali).
Ditemukan oleh Davy pada tahun 1807, yang
.
mendapatkannya dari caustic potash (KOH). Ini logam
pertama yang diisolasi melalui elektrolisis. Dalam
bahasa Inggris, unsur ini disebut potassium.
Kalium yang terdapat di alam bersifat sedikit radioaktif
karena mengandung kira-kira 0,02 % isotop radioaktif 40K
dengan waktu paroh 1,3 x 10 tahun. Ekstraksi logam
kalium dalam sel elektrolitik akan sangat berbahaya
karena sifatnya yang sangat reaktif. Proses ekstraksi
melibatkan reaksi logam natrium dengan lelehan kalium
klorida pada temperature 850oC menurut persamaan
reaksi :
KCl (l) +RUBIDIUM
Na (l) K (g) + NaCl (l)

Ditemukan tahun 1861 oleh Bunsen dan Kirchoff dalam


lepidolite mineral dengan menggunakan spektroskop
tersebut. Rubidium ini memiliki penampilan putih keabuan,
Logam rubidium juga dapat dibuat dengan cara
mereduksi rubidium klorida dengan kalsium dan
dengan beberapa metoda lainnya. Unsur ini harus
disimpan dalam minyak mineral yang kering, di
dalam vakum atau diselubungi gas mulia.
Penanganan Radium, jika tertelan, terhirup
ataupun
. terekspos pada tubuh menjadi
sangat berbahaya dan dapat menyebabkan
kanker.
CESIUM

Sesium ditemukan secara spektroskopik oleh Bunsen dan


Kirchohoff pada tahun 186dalam air mineral dari
Durkheim.
Sesium merupakan logam alkali yang terdapat di
lepidolite, pollucte (silikat aluminum dan Sesium basah)
Unsur
dan diinisumber-sumber
juga dapat diisolasi
lainnya.
dengan cara elektrolisis fusi sianida dan
dengan beberapa metoda lainnya. Sesium murni yang bebas gas dapat
dipersiapkan dengan cara dekomposisi panas Sesium azida.

Sesium, galium dan raksa adalah tiga


logam yang berbentuk cair pada suhu
ruangan. Sesium bereaksi meletup-
letup dengan air dingin, dan bereaksi
dengan es pada suhu di atas 116
derajat Celsius. Sesium hidroksida,
basa paling keras yang diketahui,
bereaksi keras dengan kaca.
FRANSIUM

Elemen ini ditemukan pada tahun 1993 oleh Marguerite


Perey, ilmuwan Curie Institute di Paris. Fransium yang
merupakan unsur terberat seri logam-logam alkali, muncul
sebagai hasil disintegrasi unsur actinium. Ia juga bisa dibuat
secara buatan dengan membombardir thorium dengan
proton-proton.

Walau fransium secara alami dapat


ditemukan di mineral-mineral
uranium, kandungan elemen ini di
kerak bumi mungkin hanya kurang
dari satu ons. Fransium juga
.
merupakan elemen yang paling tidak
stabil di antara 101 unsur pertama di
tabel periodik.
SIFAT FISIK LOGAM ALKALI

Sifat-sifat fisik yang penting dari logam alkali adalah


emisi spektrumnya yang dapat terbentuk apabila uapnya
atau salah satu garamnya dibakar dengan api Bunsen.
Misalnya, garam litium membentuk nyala merah yang
bagus, garam natrium membentuk nyala kuning terang,
dan kalium membentuk nyala berwarna violet. Warna nyala
ini sudah cukup intensif untuk digunakan pada analisis
kualitatif yang disebut analisis nyala (flame test) yang
dapat digunakan dalam analisis campuran senyawa-
senyawa yang komposisisnya tidak diketahui.

Sifat-sifat fisik logam, seperti lunak


dengan titik leleh rendah menjadi
petunjuk bahwa ikatan antara atom
dalam logam sangat lemah.
Lemahnya ikatan ini akibat ukuran
atom logam alkali relative besar jika
dibandingkan dengan unsur-unsur
lain yang terletak dalam satu periode
yang sama. Kecenderungan ukuran
ini didukung oleh fakta bahwa logam
Elektronegativitas

Pada golongan logam alkali, dari atas


ke bawah dalam sistem periodik,
elektronegativitas semakin
berkurang. Hal ini disebabkan ukuran
atom (jari-jari atom) makin besar
sehingga electron valensi menjauh
dari inti logam.
Bersifat lunak

Logam alkali hanya mempunyai satu


elektron valensi yang terlibat dalam
pembentukan logam, oleh karena itu
logam alkali memiliki energi kohesi
yang kecil sehingga bersifat lunak.
Dalam sistem periodik, dari atas ke
bawah pada golongan I A makin kecil
energi kohesinya sehingga semakin
lunak.
Titik leleh dan titik didih

Pada golongan logam alkali, dari atas ke bawah dalam


sistem periodik, titik didih dan titik leleh mengalami
penurunan (lebih mudah meleleh dan menguap). Sifat ini
merupakan pengaruh dari ukuran atom yang semakin besar
sehingga kekuatan ikatan logam semakin lemah, sehingga
atom-atom lebih mudah terpisah dan membentuk wujud
cair dan akhirnya gas.
Mempunyai kilap dan
penghantar listrik dan panas
yang baik
Kilap disebabkan elektron logam alkali apabila
terkena energi (dalam hal ini energi cahaya) akan
berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi
(terkesitasi) kemudian akan kembali ke keadaan
dasar sambil memancarkan energy cahaya. Sifat
penghantar listrik dan panas disebabkan oleh atom-
atom logam alkali membentuk ikatan logam
sehingga electron valensinya bergerak mobile dan
dapat menghantarkan listrik maupun panas.
Energi ionisasi

Jari-jari atom pada golongan logam alkali atas ke bawah


sistem periodik, jari-jarinya semakin besar, sesuai dengan
pertambahan jumlah kulitnya. Semakin banyak jumlah
kulitnya, maka semakin besar jari-jari atomnya. Semakin
besar jari-jari atom, maka daya tarik antara proton dan
elektron terluarnya semakin kecil.
Energi Sehingga
ionisasi energi
pertama ionisasinya
adalah energi yang
pun semakin kecil. dibutuhkan untuk melepaskan satu elektron
yang terikat paling lemah dari satu mol atom
dalam keadaan gas. Energi ionisasi dalam
satu golongan berhubungan erat dengan jari-
jari atom.-Jari-jari atom pada golongan alkali
dari Li ke Cs jari-jarinya semakin besar, sesuai
dengan pertambahan jumlah kulitnya.
Semakin banyak jumlah kulitnya, maka
semakin besar jari-jari atomnya. Semakin
besar jari-jari atom, maka daya tarik antara
proton dan elektron terluarnya semakin kecil.
Sehingga energi ionisasinya pun semakin
kecil.
Spektrum emisi

Spektrum emisi dihasilkan dari pembakaran garamnya


pada nyala api bunsen. Jika garam logam alkali diberi
energi (dipanaskan), elektronnya akan berpindah ke
tingkat energi yang lebih tinggi kemudaian kembali ke
keadaan dasar sambil melepaskan energi cahaya. Pada
logam alkali, energi cahaya yang dilepaskan atom berada
dalam spektrum sinar tampak sehingga memiliki warna
yang jelas. Sebagai contoh, ion Na+ akan memberikan
nyala berwarna kuning, ion K+ akan memberikan nyala
berwarna violet/lembayung.
Warna Nyala
Salah satu ciri khas dari logam alkali adalah
memiliki sprektum emisi. Sprektum ini
dihasilkan bila larutan garamnya dipanaskan
dalam nyala Bunsen, atau dengan mengalirkan
muatan listrik pada uapnya. Warna spektrum
ini dapat dipakai dalam analisa kualitatif yang
disebut tes nyala.
Karakter ionic

Karakter ionic ion logam


alkali selalu mempunyai tingkat
oksidasi +1 dan sebagian besar
senyawanya tidak berwarna kecuali
anion yang berwarna misalnya
kromat dan permanganat.
Hidrasi ion

Hidrasi ion, semakin tinggi densitas muatan ion


semakin kuat ion tersebut terhidrasi. Oleh karena logam-
logam alkali mempunyai densitas yang jauh lebih rendah
daripada densitas logam-logam umunya maka energy hidrasi
senyawa-senyawanya juga sangat rendah.
Ion Li+ misalnya, mempunyai energy
hidrasi sebesar 51kJ/mol sedangkan
ion Mg2+ energy hidrasinya
192kJ/mol.
SIFAT KIMIA LOGAM ALKALI
Sifat kimia sangat mirip misalnya dalam pembentukan
senyawa ionik tetapi berbeda dalam rumus dan reaktivitas
lebih rendah karena energi ionisasi (IE) pertama lebih tinggi
dan terdapatnya energi ionisasi kedua membentuk ion M2+
yang stabil. Bilangan oksidasi senyawa selalu +2 di dalam
senyawa. Kelarutan, sebagian besar senyawa-senyawa
logam alkali larut dalam air walaupun kelarutannya berbeda-
beda. Sebagai contoh, larutan jenuh litium klorida
mempunyai konsentrasi 14 mol/L tetapi larutan jenuh litium
karbonat mempunyai konsentrasi hanya 0,18 mol/L.
Logam alkali sangat reaktif dibandingkan logam
golongan lain. Selain disebabkan oleh jumlah
elektron valensi yang hanya satu dan ukuran
jari-jari atom yang besar, sifat ini juga
disebabkan oleh harga energi ionisasinya yang
lebih kecil dibandingkan logam golongan lain.
Dari Li sampai Cs harga energi ionisai semakin
kecil sehingga logamnya semakin reaktif.
Kereaktifan logam alkali dibuktikan dengan
kemudahannya bereaksi dengan air, oksigen,
unsur-unsur halogen, dan hydrogen.
Reaksi dengan air

Semua logam dari golongan I A bereaksi hebat


dengan air dingin, bahkan menimbulkan ledakan
dengan air menghasilkan larutan logam hidroksida
dan gas hidrogen. Secara umum, reaksi logam alkali
dengan air dapat dituliskan sebagai berikut:
2 M(s) + 2 H2O(l) 2 MOH(aq) + H2(g)
(M = Li/Na/K/Rb/Cs)
Reaksi dari atas ke bawah dalam sistem periodik,
reaksi berlangsung lebih cepat. Hal ini disebabkan
karena dari atas ke bawah dalam unsur periodik,
energi ionisasi semakin rendah dan ikatan logamnya
pun semakin lemah.
Reaksi dengan
Oksigen
Reaksi antara logam-logam alkali dengan Oksigen
menghasilkan oksida (M2O), peroksida (M2O2), dan
superoksida (MO2). Pada setengah unsur terbawah
golongan I Adihasilkan oksida yang berbeda karena ion
logam cukup besar sehingga kepadatan muatannya
rendah. Ini menyebabkan lebih banyak energi yang
dilepaskan dan senyawa yang terbentuk akan stabil
dari sisi energi.

Sedangkan pada Litium, Natrium, dan Kalium, ion-


ion logamnya kecil dan kepadatan muatannya besar
sehingga cenderung mempolarisasikan ion-ion
oksida yang lebih kompleks dampai menjadi terurai.
Litium akan terbakar dengan nyala merah terang
jika dipanaskan di udara. Logam ini bereaksi
dengan oksigen di udara menghasilkan Litium
Oksida yang berwarna putih.
4 Li(s) + O2(g) 2 Li2O
Reaksi dengan unsur atau senyawa non
logam

Logam-logam alkali mudah bereaksi dengan beberapa unsur


non logam seperti Sulfur, fosfor, gas Hidrogen, dan gas
Nitrogen. Pada reaksi logam alkali dengan sulfur akan
terbentuk garam sulfida.
2 M + S M2S
Reaksi antara logam alkali dengan Fosfor:
3 M + P M3P
Pada reaksi logam alkali dengan golongan halogen, logam
alkali sebagai reduktro dan unsur halogen bersifat sebagai
oksidator. Reaksi ini menghasilkan garam halida. Contoh reaksi:
2 Na + Br2 2 NaBr
2 K + Cl2 2 KCl
Reaksi logam alkali dengan
asam encer
Seperti unsur-unsur logam lainnya,
logam alkali bisa bereaksi dengan
asam, baik itu asam lemah maupun
asam kuat membentuk garam dan
gas Hidrogen. Contoh reaksi:
2 Li + H2SO4 Li2SO4 + H2
Na + 2 HCl 2 NaCl + H2 dengan Aluminium Klorida
Reaksi
dengan pemanasan
Logam-logam alkali berada di sebelah kiri
Aluminium dalam deret volta sehingga bisa
bereaksi membentuk garam klorida dan logam
Aluminium. Contoh reaksi:
2K + AlCl3 3 KCl + Al
Reaksi dengan gas amoniak pada
4000C

2 M + 2 NH3 2 MNH3 + H2
Logam alkali larut dengan dalam amonia cair dan
larutan encernya berwarna biru. Warna ini berasal
dari elektron bebas yang tersolvasi oleh molekul
amonia. Jadi proses pelarutan disertai dengan
pemisahan atom logam menjadi ion logam alkali dan
elektron tersolvasi dalam amonia, menurut
persamaan:
M + n NH3 M+[e(NH3)n]
Larutan logam alkali dalam amonia bersifat konduktif
dan paramagnetik
distilasi
Pada proses ini final terjadi proses pemisahan antara gas
gas yang terkandung pada udara bebas sebagai umpan melalui
perbedaan titik didih (relative volatilitas).
Kolom yang telah diumpani oleh feedgas dan reflux dengan
proporsional akan menghasilkan homogenitas di area2 tertentu,
bagian atas kolom akan homogen dengan Nitrogen, bawah kolom
dengan oksigen, ini dikarenakan beda titik cair, pada temperatur
kolom sebesar -170 DegC, oksigen lebih cenderung untuk
berubah menjadi cairan (titik cair O2 = -183 DegC pada atm
pressure) dan menuju bawah kolom, sedangkan nitrogen
cenderung bertahan pada bentuk gas (titik cair N2 = -195,8 DegC
pada atm pressure) dan menuju bagian atas kolom.
Pada kolom terdapat tray bertingkat yang memungkinkan
terjadinya lebih banyak pergesekan antara feed gas dan reflux
sehingga lebih memungkinkan bagi kedua jenis stream untuk
bertukar properti. Feed gas akan diserap sebagian energinya
sehingga menjadi lebih dingin dan membuat O2 melambat dan
cenderung mencair, sedangkan N2 karena masih jauh dari titik
cairnya akan tetap berupa gas.

Anda mungkin juga menyukai