Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bagian ilmu kimia yang mempelajari unsur disebut Kimia Unsur. Untuk mempermudah
mempelajari kimia unsur, unsur dikelompokkan menurut kemiripan sifatnya. Jumlah unsur banyak
sekali, baik yang alamiah maupun yang buatan. Unsur-unsur tersebut disusun dalam tabel periodik.
Unsur-unsur tersebut dikelompokkan dalam kolom-kolom yang disebut dengan golongan dan dalam
baris yang disebut periode. Secara garis besar unsur-unsur tersebut dibedakan atas unsur-unsur utama
dan unsur-unsur transisi.Unsur utama termasuk dalam golongan A yang terdiri atas unsur logam dan
unsur nonlogam. Golongan A terdiri dari delapan golongan (I – VIII).
Unsur-unsur yang sifatnya mirip pada sistem periodic dikelompokkan dalam satu golongan.
Salah satunya adalah unsur alkali. Logam alkali adalah logam golongan IA yang terdiri dari Litium (Li),
Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Sesium (Cs), dan Fransium (Fr). Unsur –unsur ini adalah paling
reaktif dibanding golongan logam lainnya. Unsur-unsur ini memiliki susunan elektron pada kulit terluar
ns1 dan merupakan reduktor kuat karena mudah melepaskan satu elektron pada kulit terluarnya. Oleh
karena logam-logam golongan IA membentuk basa-basa kuat, maka disebut logam alkali.
Berbagai jenis unsur digunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.
Penggunaan suatu unsur bergantung pada sifat-sifat istimewa dari unsur tersebut. Logam biasanya
dipikirkan sebagai padatan yang rapat, keras, dan tidak reaktif. Kenyataannya, logam-logam alkali
berlawanan dari sifat-sifat ini yaitu, rapatan massa rendah, lunak dan sangat reaktif. Semua logam Alkali
berpenampakan mengkilat,berwarna keperakan, mempunyai konduktivitas listrik dan panas yang tinggi.
Logam alkali bersifat sangat lunak, dan semakin lunak dengan naiknya nomor atom. Untuk mengetahui
lebih jauh mengenai hal tersebut, maka pada makalah ini menjelaskan unsur-usur golongan 1A.

BAB II
PEMBAHASAN

Unsur-unsur pada golongan IA dalam tabel periodik dikenal juga dengan nama unsur alkali,
karena semua anggotanya bereaksi dengan air membentuk larutan alkali (larutan yang bersifat basa).
Unsur-unsur alkali disebut juga logam alkali. Unsur alkali memiliki ukuran yang lebih besar di antara
unsur-unsur dalam satu periode. Unsur-unsur ini mempunyai energi ionisasi kecil. Energi ionisasi
merupakan energi yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron pada kulit terluar. Makin besar
nomor atom, energi ionisasinya makin berkurang. Hal ini karena semakin besar nomor atom berarti
semakin jauh jarak elektron terluar dengan inti atom sehingga makin mudah lepas. Unsur-unsur alkali
mempunyai keelektronegatifan kecil. Oleh karena itu unsur alkali membentuk senyawa ion.
Secara umum golongan 1A (unsure alkali) mempunyai sifat kiam dan fisika sebegai berikut :
Sifat Fisika
Unsur-unsur golongan ini hanya mempunyai satu elektron valensi yang terlibat dalam pembentukan
ikatan logam. Oleh karena itu, logam ini mempunyai energi kohesi yang kecil yang menjadikan logam
golongan ini lunak. Hal ini juga mengakibatkan makin berkurangnya titik leleh dan titik didih unsur-unsur
alkali.
Unsur-unsur alkali adalah reduktor kuat. Kekuatan reduktor dapat dilihat dari potensial elektrode.
Unsur-unsur alkali dapat melarut dalam cairan amonia. Larutan encer logam alkali dalam amonia cair
berwarna biru. Larutan ini adalah penghantar listrik yang lebih baik daripada larutan garam. Daya
hantarnya hampir sama dengan daya hantar logam murni.
Sifat Kimia
1. Sangat Reaktif
Unsur-unsur alkali sangat reaktif atau mudah bereaksi dengan unsur lain karena mereka mudah
melepaskan elektron terluarnya. Di udara, unsur-unsur ini akan bereaksi dengan oksigen atau air. Oleh
karena itu, unsur ini biasanya disimpan dalam minyak tanah atau hidrokarbon yang inert. Unsur alkali
tidak ada yang terdapat di alam dalam bentuk unsurnya, biasanya bergabung dalam mineral yang larut
dalam air, misal NaCl (natrium klorida). Unsur alkali terdapat dalam senyawaan alam sebagai ion uni-
positif (positif satu).
2. Sifat Logam unsur alkali dari atas ke bawah pada tabel periodik cenderung bertambah.
3. Logam-logam alkali memberikan warna nyala yang khas, misalnya Li (merah), Na (kuning), K (ungu), Rb
(merah), dan Cs (biru/ungu).

Anggota golongan alkali dari atas ke bawah berturut turut adalah hydrogen (H), litium (Li), natrium
(Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs), dan fransium (Fr). Setiap unsure memiliki karakteristik, sifat
kimia dan sifat fisika yang berbeda-beda, Untuk lebih jelasnya, maka akan dibahas setiap unsure yang
ada dalam golongan ini.
1. Hydrogen (H)
Hydrogen dalam bahasa latih hydrogenium adalah unsure kimia pada table periodic yang memiliki
simbol H dan nomor atom 1. Pada suhu dan tekanan standar, hydrogen tidak berwarna, tidak berbau,
bersifat non logam, bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomic yang sangat mudah terbakar.
Hidrogen dapat membentuk senyawa dengan unsure yang lebih elektronegatif seperti halogen (F, CL, Br,
I), dalam senyawa ini hisrogen memiliki muatan parsial positif. Hydrogen mempunyai beberapa sifat
kimia dan fisika, yaitu :
Sifat Kimia
Nama : Hydrogen
Simbol : H
Nomor atom : 1
Nomor massa: 1.00797
Panas Fusi : 0,117 kJ/mol H2
Energi ionisasi 1 : 1312 kJmol
Afinitas electron : 72,7711 kJ/mol
Panas atomisasi : 218 kJ/mol
Panas penguapan : 0,904 kJ/mol H2
Jumlah kulit :1
Biloks minimum : -1
Elektronegatifitas : 2,18 (skala Pauli)
Konfigurasi electron : 1s1
Biloks maksimum :1
Volume polarisasi : 0,7 Å3
Struktur : hcp (hexagonal close packed) (padatan H2)
Jari-jari atom : 25 pm
Konduktifitas termal : 0,1805 W/mK
Potensial ionisasi : 13,5984 eV
Sifat Fisika
Titik lebur : -259,140C
Titik didih : -252,87 0C
Warna : tidak berwarna
Bau : tidak berbau
Densitas : 0,08988 g/cm3 pada 293 K
Kapasitas panas : 14,304 J/gK

2. Litium (Li)
Litium merupakan golongan logam alkali (IA) dimana memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s1. Berasal dari
bahasa Yunani, lithos: batu). Ditemukan oleh Arfvedson pada tahun 1817, litium merupakan unsur
logam teringan, dengan berat jenis sekitar setengahnya air (Mohsin, 2006). Litum banyak terdistribusi di
bumi akan tetapi karena kereaktifannya maka akan sulit menemukan litium dalam keadaan unsurnya.
Litium mempunyai beberapa sifat kimia dan fisika, yaitu :
Sifat Kimia
Nama : Litium
Simbol : Li
Nomor atom : 3
Nomor Massa : 6.941 g/mol
Keelektronegatifias (Pauli): 1
Jari-jari Van Der Walls : 0.145 nm
Jari-jari ion : 0.06 nm
Isotop : Li6 dan Li7
Konfigurasi elektron: 1s2 2s1
Energi ionisasi: 520.1 kJ/mol
Potensial standar : -3.02 V
Ditemukan oleh: ohann Arfvedson in 1817
Kristal struktur: cubic body center
Sifat fisika
Densitas 0.534 g/cc
Entalpi atomisasi 160.7 KJ/mol
Entalpi Fusi 3 KJ/mol
Entalpi vaporasi 134.7 KJ/mol
Flammabilitas : padatan mudah terbakar
Kekerasan 0.6 Mohs
Panas penguapan 145.92 KJ/mol
Volume molar 13 cm3/mol
Kalor jenis 3.6 J/gK
Tekanan uap 1.6 epx-8 Pa
Densitas: 0.53 g/cm3 pada 20 C
Titik leleh : 180.5 C
Titik Didih : 1342 C

3. Natrium / Sodium (Na)


Natrium ditemukan oleh Sir Humphrey Davy pada 1807 di Inggris. Asal simbol Na berasal dari kata Latin
“natrium”. Unsur ini merupakan logam terbanyak dalam golongan alkali.Unsur ini merupakan terbanyak
di permukaan bumi,dalam permukaan bumi terdapat 2,7 % (Mohsin, 2006). Natrium atau sodium adalah
unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Na dan nomor atom 11. Natrium adalah logam
reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti lilin, yang termasuk ke logam alkali yang banyak terdapat
dalam senyawa alam (terutama halite). Dia sangat reaktif, apinya berwarna kuning, beroksidasi dalam
udara, dan bereaksi kuat dengan air, sehingga harus disimpan dalam minyak. Karena sangat reaktif,
natrium hampir tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur murni.
Natrium mengapung di air, menguraikannya menjadi gas hidrogen dan ion hidroksida. Jika digerus
menjadi bubuk, natrium akan meledak dalam air secara spontan. Namun, biasanya ia tidak meledak di
udara bersuhu di bawah 388 K.
Sifat Kimia
Nama : Natrium
Simbol : Na
Nomor atom : 11
Nomor massa: 22.989
Konfigurasi elektron: 1s2 3s1
Keadaan standar : padatan
Warna : putih keperakan
Klasifikasi dalam sistem periodik : Logam
Total isotop : 22
Total isomer 2
Isotop radioaktif = 19
Isotop stabil : 1
Elektronegatifitas pauli : 0.9
Entalpi atomisasi : 108.4 KJ/mol
Entalpi fusi : 2.59 KJ/mol
Entalpi penguapan : 89.04 KJ/mol
Panas penguapan= 96 KJ/mol
Volume molar : 23.7 cm3/mol
Jari-jari ionik : 2.23 Amstrong
Jari-jari kovalen : 1.54 Amstrong
kristal struktur : CCB kubus berpusat badan
Sifat Fisika
Densitas : 0.97 g/cm3
Titik leleh : 97.5
Titik didih : 883
Potensial standar : -2.7 V
Penemu : Sih Humphrey Davy 1807
Koefisien ekspansi liner termal : 70.6x10exp-5 /K
Konduktivitas termal = 1.41 W/cmK
Konduktifitas listrik : 0.21x10exp-6/ohm.cm
Kalor jenis : 1.23 J/gK
Tekanan uap : 0.0000143 Pa pada 961 °C

4. Kalium (K)
Kalium adalah logam lunak putih keperakan dan merupakan anggota kelompok alkali dari tabel sistem
periodik. Ditemukan oleh Davy pada tahun 1807, Dalam bahasa Inggris, unsur ini disebut potassium.
Kalium berwarna keperakan ketika pertama kali dipotong, tetapi dengan cepat akan teroksidasi sehingga
berwarna kusam. Untuk menghindari oksidasi, kalium biasanya disimpan dalam minyak atau gemuk.
Kalium cukup ringan sehingga mengapung dalam air. Saat terkena air, unsur ini akan bereaksi dengan
melepaskan hidrogen disertai api berwarna ungu.
Sifat Kimia
Nama : Kalium
Simbol : K
Nomor atom : 19
Nomor massa: 39,0983 g/mol
Konfigurasi elektron: 1s2 4s1
Elektronegativitas menurut Pauling: 0,8
Radius Vanderwaals: 0,235 nm
Radius ionik: 0.133 (+1)
Isotop: 5
Energi ionisasi pertama: 418,6 kJ/mol
Penampilan : putih perak
Jari – jari atom : 220 pm
Jari – jari kovalen : 196 pm
Jari – jari Van Der Waals : 275
Sifat fisika
Densitas: 0.86 g/cm3 pada 0 °C
Titik lebur: 63,2 °C
Titik didih: 760 °C
Fase : padat
Sifat atom : Struktur kristal
Energi ionisasi : Pertama : 418,8 kJ·mol−1, Kedua : 3052 kJ·mol−1, Ketiga : 4420 kJ·mol−1

5. Rubidium (Rb)
Ditemukan oleh Bunsen dan Kirchoff pada tahun 1861 di dalam mineral lepidolite dengan menggunakan
spektroskop. Rubidium dapat menjelma dalam bentuk cair pada suhu ruangan. Ia merupakan logam
akali yang lembut, keperak-perakan dan unsur akali kedua yang paling elektropositif. Ia terbakar secara
spontan di udara dan bereaksi keras di dalam air, membakar hidrogen yang terlepaskan. Rubidium
adalah unsur logam dari kelompok alkali yang bersifat lunak dan berwarna putih keperakan. Rubidium
merupakan salah satu unsur yang paling elektropositif dan basa. Logam ini bisa cair pada suhu sekitar 40
°C.
Sifat Kimia
Nama : Rubidium
Simbol : Rb
Nomor atom : 37
Nomor massa: 85.47 g/mol
Konfigurasi elektron: 1s2 5s1
Elektronegativitas menurut Pauling: 0,8
Radius Vanderwaals: 0,243 nm
Radius ionik: 0,149 nm (+1)
Isotop: 11
Energi ionisasi pertama: 402,9 kJ/mol
Energi ionisasi kedua: 2633 kJ/mol
Energi ionisasi ketiga: 3860 kJ/mol
Jari-jari ion : 1,48
Keelektronegatifan : 0,8
Sifat Fisika
Kepadatan: 1,53 g/cm3 pada 20 °C
Titik lebur: 39 °C
Titik didih: 696 °C
Potensial standar: – 2,99 V
Densitas cairan pada titik didih (gr/cm3) : 1,46
Energi ionisasi (Kj/mol) : 4
Kerapatan (gr/cm3) : 1,532
Kalor peleburan (Kj/mol) : 2,19
Kalor penguapan (Kj/mol) : 75,77

6. Cesium (Cs)
Sesium ditemukan secara spektroskopik oleh Bunsen dan Kirchohoff pada tahun 1860 dalam air mineral
dari Durkheim.

Sifat Kimia
Nama : Cesium
Simbol : Cs
Nomor atom : 55
Nomor massa: 132.905g/mol
Konfigurasi elektron: 1s2 6s1
Radius Atom: 2.67 Å
Elektronegativitas: 0.79
Bilangan Oksidasi: 1
Sifat Fisik
Volume Atom: 70 cm3/mol
Titik Didih: 944 K
Radius Kovalensi: 2.35 Å
Struktur Kristal: bcc
Massa Jenis: 1.87 g/cm3
Titik Lebur: 301.54 K
Kapasitas Panas: 0.24 Jg-1K-1
Entalpi Penguapan: 67.74 kJ/mol

7. Fransium (Fr)
Elemen ini ditemukan pada tahun 1993 oleh Marguerite Perey, ilmuwan Curie Institute di Paris.
Fransium yang merupakan unsur terberat seri logam-logam alkali, muncul sebagai hasil disintegrasi
unsur actinium. Fransium merupakan unsur logam alkali yang bersifat radioaktif dan sifat-sifat kimianya
sangat mirip dengan cesium.
Selain itu fransium merupakan unsur logam berat yang angat elektropositif dan merupakan unsur
radioaktif alami yang isotop-isotopnya mempunyai massa atom dalam rentang 204 sampai 224.

Sifat Kimia
Nama : Fransium
Simbol : Fr
Nomor atom : 87
Nomor massa: 223 g/mol
Konfigurasi elektron: 1s2 7s1
Elektronegativitas: 0.7
Bilangan Oksidasi: 1
Sifat Fisika
Radius Atom: 2.7 Å
Volume Atom: cm3/mol
Titik Didih: 950 K
Radius Kovalensi: 64 Å
Struktur Kristal: bcc
Konduktivitas Listrik: 15 x 106 ohm-1cm-1
Titik Lebur: 300 K
Entalpi Penguapan: 2.1 kJ/mol

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Dalam sistim periodik logam
alkali terdapat pada kolom pertama paling kiri sering juga disebut dengan ”Golongan IA”, terdiri dari:
hydrogen (H), lithium (Li), sodium (Na), potassium (K), rubidium (Rb), cesium (Cs) dan francium (Fr).
Disebut logam alkali karena oksidanya dapat bereaksi dengan air menghasilkan larutan yang bersifat
basa (alkaline). Logam Alkali juga memiliki sifat-sifat fisika dan kimia, seperti logam alkali berbentuk
padatan kristalin, merupakan penghantar panas dan listrik yang baik, merupakan reduktor paling kuat,
mudah bereaksi dengan air, sehingga logam harus disimpan dalam minyak tanah, dan lain-lain.
Unsur alkali memiliki ukuran yang lebih besar di antara unsur-unsur dalam satu periode. Unsur-
unsur ini mempunyai energi ionisasi kecil. Energi ionisasi merupakan energi yang diperlukan untuk
melepaskan satu elektron pada kulit terluar. Makin besar nomor atom, energi ionisasinya makin
berkurang. Hal ini karena semakin besar nomor atom berarti semakin jauh jarak elektron terluar dengan
inti atom sehingga makin mudah lepas. Unsur-unsur alkali mempunyai keelektronegatifan kecil. Oleh
karena itu unsur alkali membentuk senyawa ion.
UNSUR KIMIA GOLONGAN IA

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 HIDROGEN

A. Sejarah Hidrogen

Hidrogen adalah unsur tersederhana terdiri atas satu proton dan satu elektron, dan melimpah di alam
semesta. Di bumi kelimpahannya ketiga setelah oksigen dan silikon, sekitar 1 % massa semua unsur di
bumi. Tak perlu dikatakan sebagian besar hidrogen di bumi ada sebagai air. Karena kepolarannya dapat
berubah dengan mudah antara hidrida (H-), atom (H), dan proton (H+), hidrogen juga membentuk
berbagai senyawa dengan banyak unsur termasuk oksigen dan karbon. Oleh karena itu, hidrogen sangat
penting dalam kimia (Saito,1996).

Gas hidrogen (H2) pertama kali dihasilkan secara artifisial oleh T. Von Hohenheim (dikenal juga sebagai
Paracelsus, 1493-1541) melalui pencampuran logam dengan asam kuat. Dia tidak menyadari bahwa gas
mudah terbakar yang dihasilkan oleh reaksi kimia ini adalah unsur kimia yang baru. Pada tahun
berikutnya Robert Boyle menemukan kembali dan mendeskripsikan reaksi antara besi dan asam yang
menghasilkan gas hidrogen. Pada tahun 1766 Henry Cavendish adalah orang yang pertama mengenali
gas hidrogen sebagai gas diskret dengan mengidentifikaikan gas tersebut dari reaksi logam-asam sebagai
“udara yang mudah terbakar”. Pada tahun 1781 dia lebih lanjut menemukan bahwa gas ini
menghasilkan air ketika dibakar. Pada tahun 1783, Antoine Lavoisier memberikan unsur ini dengan
nama hidrogen (dari bahasa Yunani , hydro yang artinya air dan genes yang artinya membentuk ketika
dia dan Laplace mengulangi kembali penemun Cavandish yang mengatakan pembakaran hidrogen
menghasilkan air (Anonimous,2010).

Hidrogen pertama kali dicairkan oleh James Dewar pada tahun 1898 dengan menggunakan
penemuannya, guci hampa. Dia kemudian menghasilkan hidrogen pada setahun kemudian. Deuterum
ditemukan pada tahun 1931 Desember oleh Harold Urey dan tritium dibuat pada tahun 1934 leh Ernest
Rutherford, Mark Oliphani, and Paul Harteek. Air berat yang mengandung deuterum menggantikan
hidrogen biasa, ditemukan oleh Urey dkk pada tahu 1932.

Hidrogen memiliki tiga isotop alami, ditandai dengan 1H, 2H, da 3H. Isotop lainnya yang tidak stabil (4H
to 7H) juga telah disintesiskan di laboratorium namun tidak pernah dijumpai secara alami.

1H adalah isotop hidrogen yang paling melimpah, memiliki persentase 99,98% dari jumlah atom
hidrogen. Oleh karena inti atom isotop ini hanya memiliki protn tuggal, ia diberi nama yang deskriptif
pritium, namun nama ini jarang sekali digunakan.
2H, isotop hidrogen lainnya yang stabil, juga dikenal sebagai deuterium dan mengandung satu proton
dan satu neutron pada intinya. Deuterium tidak bersifat radioaktif, dan tidak memberikan bahaya
keracunan yang signifikn. Air yang atom hidrogennya merupakan isotop deuterium dinamakan air berat.
Deuterium dan senyawanya digunakan sebagai penanda non-radioaktif pada percobaan kimia dan untuk
pelarut 1H- spektroskopi NMR. Air berat digunakan sebagai moderator neutron dan pendingin pada
reaktor nuklir. Deuterium juga berpotensi sebagai bahan bakar fusi nuklir komersial.
3H, dikenal dengan tritium dan mengandung satu proton dan dua neutron pada intinya. Ia memiliki
sifat radioaktif .

Dari tiga jenis isotop hidrogen, deuterium, D, ditemukan oleh H. C. Urey dkk tahun 1932, dan kemudian
tritium, T, dipreparasi dari deuterium di tahun 1934. Sekitar 0.015% hidrogen ada sebagai deuterium,
dan dapat diperkaya dengan elektrolisis air. Tritium bersifat radioaktif dan mengemisikan partikel β
dengan waktu paruh 12.33 tahun. Karena massa deuterium dan tritium sekitar dua kali dan tiga kali
massa hidrogen, sifat fisik isotop, dan senyawa yang mengandung isotop ini, cukup berbeda
(Saito,1996).

Sumber Hidrogen di Alam

Jarang sekali menemukan hidrogen dalam bentuk unsurnya (H2) di alam bebas (bumi). Pada kondisi
biasa hidrogen terdapat dalam gas diatomik H2 dimana gas ini bisa keluar dari atmosfer bumi
disebabkan berat molekulnya yang ringan. Hidrogen adalah unsur ketiga yang paling banyak terdapat di
bumi yaitu kadar hidrogen dibumi adalah 1400 ppm (0,14% berat) atau 2,9% mol. Hidrogen terdapat
dalam keadaan bebasnya banyak ditemukan pada gas yang dikeluarkan oleh gunung berapi dan
dibeberapa tempat penyulingan gas alam. Disebabkan hidrogen adalah unsur yang reaktif maka
umumnya hidrogen dibumi ditemukan dalam bentuk senyawaanya misalnya dalam bentuk hidrokarbon
seperti metana dan air. Beberapa jenis bakteri dan alga menghasilkan gas hidrogen dalam sistem
metabolimesnya (Morie, 2010).

Dalam sistem tata surya kita hidrogen terdapat dalam jumlah yang sangat melimpah yaitu berkisar 75%
berat dan 93% mol. Di jagat raya hidrogen ditemukan sebagai penyusun bintang dan planet-planet yang
sangat besar. Dijagat raya hidrogen terdapat dalam bentuk atomiknya dan dalam bentuk plasma dimana
sifatnya berbeda dengan molekul hidrogen biasa. Dalam bentuk plasma electron dan proton hidrogen
tidak terikat secara bersama sehingga hal ini menghasilkan konduktifitas listrik dan tingkat emisifitas
(menghasilkan cahaya) yang tinggi. Sedangkan dalam bentuk atom netralnya hidrogen di jagat raya
terdapat di medium interstellar yaitu materi yang menyusun bintang yang umumnya terdiri dari gas dan
debu luar angkasa (Morie, 2010).

Dalam atmosfer bumi kandungan hidrogen diperkirakan antara 15000-20000 (dalam jumlah molekul),
dan nilai ini naik dengan naiknya ketinggian atmosfer. Dan air merupakan sumber hidrogen yang murah
selain dari senyawa hidrokarbon (Morie, 2010).

B. Sifat Hidrogen

Sifat Fisika Dan Kimia Hidrogen

Sifat Fisika (Morie,2010):

Titik lebur : -259,140C


Titik didih : -252,87 0C
Warna : tidak berwarna
Bau : tidak berbau
Densitas : 0,08988 g/cm3 pada 293 K
Kapasitas panas : 14,304 J/gK

Sifat Kimia (Morie,2010):

Panas Fusi : 0,117 kJ/mol H2


Energi ionisasi 1 : 1312 kJmol
Afinitas electron : 72,7711 kJ/mol
Panas atomisasi : 218 kJ/mol
Panas penguapan : 0,904 kJ/mol H2
Jumlah kulit :1
Biloks minimum : -1
Elektronegatifitas : 2,18 (skala Pauli)
Konfigurasi electron : 1s1
Biloks maksimum :1
Volume polarisasi : 0,7 Å3
Struktur : hcp (hexagonal close packed) (padatan H2)
Jari-jari atom : 25 pm
Konduktifitas termal : 0,1805 W/mK
Berat atom : 1,0079
Potensial ionisasi : 13,5984 eV

Gas hidrogen adalah gas yang mudah terbakar. Gas hidrogen bersifat eksplosif jika membentuk
campuran dengan udara dengan perbandingan volume 4%-75% dan dengan klorin dengan perbandingan
volume 5%-95%. Disebabkan gas hidrogen sangat ringan maka api yang disebabkan pembakaran gas
hidrogen cenderung bergerak ke atas dengan cepat sehingga mengakibatan kerusakan yang sangat
sedikit jika dibandingkan dengan api yang berasal dari pembakaran hidrokarbon. Reaksi spontanitas ini
biasanya di picu oleh adanya kilatan api, panas, atau cahaya matahari. Entalpi pembakaran gas hidrogen
adalah -256 kJ/mol dengan reaksi (Anonimous,2010):

2 H2(g) + O2(g) 2H2O(l)

Hidrogen sangat reaktif dan bereaksi dengan setiap unsur yang bersifat oksidator dan bersifat lebih
elektronegatif dibandingkan hidrogen seperti golongan halide. Hidrogen dapat bereaksi secara spontan
dengan klorin dan florin pada temperature kamar membentuk hidrogen halide. Hidrogen juga dapat
membentuk senyawa dengan unsur yang kurang bersifat elektronegatif misalnya logam dengan
membentuk hidrida. Kelarutan hidrogen dalam pelarut organik sangat kecil jika dibandingkan dengan
kelarutannya dalam air (Anonimous,2010).

Hidrogen dapat terserap dalam metal seperti baja. Penyerapan hidrogen oleh baja ini menyebabkan
baja bersifat mudah patah sehingga menyebabkan kerusakan dalam pembuatan peralatan. Dengan sifat
ini maka ilmuwan dapat menyimpan ga hidrogen dalam logam platinum (Anonimous,2010).

Pada suhu normal hidrogen terdapat dalam bentuk diatomiknya akan tetapi pada suhu yang sangat
tinggi hidrogen terdisosiasi menjadi atom-ataomnya. Atom hidrogen sangat reaktif dan dapat bereaksi
dengan oksida logam seperti perak, tembaga, timbale, bismuth, dan raksa untuk menghasilkan logam
bebasnya (Anonimous,2010).

Atom hidrogen juga dapat bereaksi dengan senyawa organic untuk membentuk kompleks seperti
dengan C2H4 membentuk C2H6 dan C4H10. Pada tekanan yang sangat tinggi hidrogen bisa memiliki
sifat seperti logam (Anonimous,2010).

C. Cara Membuat Unsur Hidrogen

Skala Laboratorium

Dalam skala laboratorium hidrogen biasanya dibuat dari hasil samping reaksi tertentu misalnya
mereaksikan logam dengan asam seperti mereaksikan antara besi dengan asam sulfat (Morie, 2010):

Fe(s) + H2SO4(aq) FeSO4(aq) + H2(g)

Sejumlah kecil hidrogen dapat juga diperoleh dengan mereaksikan kalsium hidrida dengan air. Reaksi ini
sangat efisien dimana 50% gas hidrogen yang dihasilkan diperoleh dari air (Morie, 2010):

CaH2(s) + 2 H2O(l) Ca(OH)2(aq) + 2 H2(g)

Elektrolisis air juga sering dipakai untuk menghasilkan hidrogen dalam skala laboratorium, arus dengan
voltase rendah dialirkan dalam air kemudian gas oksigen akan terbentuk di anoda dan gas hidrogen akan
terbentuk di katoda (Morie, 2010):

2 H2O(l) 2 H2(g) + O2(g)

Skala industri

Dalam skala industri hidrogen dapat dibuat dari hidrokarbon, dari produksi secara biologi melalui
bantuan alga dan bakteri, melalui elektrolisis, ataupun termolisis. Produksi hidrogen dari hidrokarbon
masih menjadi primadona disebabkan dengan metode ini bisa dihasilkan hidrogen dalam jumlah yang
melimpah sehingga metode yang lain perlu dikembangkan lagi akar meningkatkan nilai ekonomi
hidrogen (Morie, 2010).

Pembuatan Hidrogen dari Hidrokarbon

Hidrogen dapat dibuat dari gas alam dengan tingkat efisiensi sekitar 80% tergantung dari jenis
hidrokarbon yang dipakai. Pembuatan hidrogen dari hidrokarbon menghasilkan gas CO2, sehingga CO2
ini dalam prosesnya dapat dipisahkan. Produksi komersial hidrogen menggunakan proses “steam
reforming” menggunakan methanol atau gas alam dan menghasilkan apa yang disebut sebagai syngas
yaitu campuran gas H2 dan CO (Morie, 2010):

CH4 + H2O 3H2 + CO + 191,7 kJ/mol

Panas yang dibutuhkan oleh reaksi diperoleh dari pembakaran beberapa bagian methane. Penambahan
hasil hidrogen dapat diperoleh dengan menambahkan uap air kedalam gas hasil reaksi yang dialirkan
dalam reactor bersuhu 130° C (Morie, 2010):

CO + H2O CO2 + H2 – 40,4 kJ/mol

Reaksi yang terjadi adalah pengambilan oksigen dari molekul air ke CO untuk menjadi CO2. Reaksi ini
menghasilkan panas yang dapat dipakai untuk menjaga suhu reactor.

Pembuatan Hidrogen dari air Melalui elektrolisis

Hidrogen dapat dibuat dari proses elektrolisis air dengan menggunakan suplai energi yang dapat
diperbaharuhi misalnya angina, hydropower, atau turbin. Dengan cara elektrolisis maka produksi yang
dijalankan tidak akan menghasilkan polusi. Proses elektrolisis menjadi salah satu proses yang memiliki
nilai ekonomi yang urah dibandingkan dengan menggunakan bahan baku hidrokarbon. Salah satu teknik
elektrolisis yang mendapatkan perhatian cukup tinggi adalah “elektrolisis dengan menggunakan tekanan
tinggi” dalam teknik ini elektrolisis dijalankan untuk menghasilkan gas hidrogen dan oksigen dengan
tekanan sekitar 120-200 Bar. Teknik lain adalah dengan dengan menggunakan “elektrolisis temperature
tinggi” dengan teknik ini konsumsi energi untuk proses elektrolisis sangat rendah sehingga bisa
meningkatkan efisiensi hingga 50%. Proses elektrolisis dengan menggunakan metode ini biasanya
digabungkan dengan instalasi reactor nulklir disebabkan karena bila menggunakan sumber panas yang
lain maka tidak akan bisa menutup biaya peralatan yang tergolong cukup mahal (Morie, 2010).

Pembuatan hidrogen melalui proses biologi

Beberapa macam alga dapat menghasilkan gas hidrogen sebagai akibat proses metabolismenya.
Produksi secara biologi ini dapat dilakukan dalam bioreactor yang mensuplay kebutuhan alga seperti
hidrokarbon dan dari hasil reaksi menghasilkan H2 dan CO2 Dengan menggunakan metode tertentu CO2
dapat dipisahkan sehingga kita hanya mendapatkan gas H2nya saja (Morie, 2010).

Dekomposisi air dengan gelombang radio

Dengan menggunakan gelombang radio maka kita dapat menghasilkan hidrogen dari air laut dengan
dasar proses dekomposisi. Jika air ini diekspos dengan sinar terpolarisasi dengan frekuensi 13,56 MHz
pada suhu kamar maka air laut dengan konsentrasi NaCl antara 1-30% dapat terdekomposisi menjdi
hidrogen dan oksigen (Morie, 2010).

Termokimia

Terdapat lebih dari 352 proses termokimia yang dapat dipakai untuk proses splitting atau termolisis
dengan cara ini kita tidak membutuhkan arus listrik akan tetapi hanya sumber panas. Reaksi yang terjdi
pada proses ini adalah (Morie, 2010):

2H2O 2H2 + O2

Dan semua bahan yang dipergunakan dapat didaur ulang kembali menuju proses yang baru.

D. Pemanfaatan Unsur Hidrogen

Dalam kimia organik. Hidrogen sering dipakai untuk reaksi hidrogenasi senyawa alkena atau alkuna
untuk sintesis senyawa organic. Senyawa hidrida misalnya MgH2, NaH, LiH dll sering dipakai untuk
reagen pereduksi senyawa organic dan hal ini sering dipakai dalam proses sistesis senyawa organic
misalnya untuk reduksi senyawa aldehid atau keton (Morie, 2010).

Dibidang Industri. Hidrogen banyak digunakan dalam industri kimia maupun industri petrokimia.
Penggunaan terbesar hidrogen adalah untuk proses peng-upgrading-an bahan bakar fosil dan untuk
pembuatan gas NH3 sebagai bahan dasar untuk industri pupuk. Dalam industri makanan hidrogen
banyak dipakai untuk meningkatkan kejenuhan minyak menjadi lemak seperti banyak dipergunakan
dalam industri margarine. Untuk industri petrokimia maka hidrogen banyak dipakai untuk proses
hidrodealkilasi, hidrodesulfurasi, dan hidrocracking. Hidrogen juga dipakai sebagai bahan dasar untuk
industri penghasil methanol dan industri penghasil HCl. Di industri pertambangan hidrogen dipakai
untuk agen pereduksi biji logam (Morie, 2010).
Dalam bidang fisika dan teknik. Hidrogen dipakai sebagai “shielding gas” untuk pengelasan. Hidrogen
juga dipakai sebagai zat pendingin rotor dalam generator listrik di stasiun penghasil listrik. Disebabkan
hidrogen memiliki konduktifitas termal yang tingga maka hidrogen cair dipakai dalam studi-studi
kriyogenik meliputi penelitian superkonduktor. Karena hidrogen sangat ringan maka banyak dipakai
sebagai “gas pengangkat” dalam balon dan pesawat udara kecil untuk tujuan penelitian (Morie, 2010).

Hidrogen di campur dengan nitrogen dipakai sebagai gas pelacak kebocoran yang dapat diaplikasikan
dalam bidang otomotif, kimia, stasiun pembangkit listrik, aerospace, dan telekomonikasi (Morie, 2010).

Isotop hidrogen seperti Deuterium dipakai dalam aplikasi reaksi nuklir sebagai medium yang dapat
memperlambat laju netron yang dihasilkan dari reaksi fisi dan fusi. Deuterium juga dipakai untuk
penanda reagen yang akan direaksikan untuk proses sintesis. Tritium dihasilkan dari reactor nuklir
dipakai untuk produksi bom hidrogen dan sebagai label dalam cat luminasi (Morie, 2010).

Hidrogen mendatangkan beberapa bahaya kesehatan pada manusia, mulai dari potensi ledakan dan
kebakaran ketika tercampur dengan udara, sampai dengan sifatnya yang menyebabkan asfiksia pada
keadaan murni tanpa oksigen. Selain itu, hidrogen cair adalah kriogen dan sangat berbahaya oleh karena
suhunya yang sangat rendah. Hidrogen larut dalam beberapa logam dan selain berpotensi kebocoran,
juga dapat menyebabkan perapuhan hidrogen. Gas hidrogen yang mengalami kebocoran dapat menyala
dengan spontan. Selain itu api hidrogen sangat panas, namun hampir tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang, sehingga dapat menyebabkan kasus kebakaran yang tak terduga (Anonimous,2010).

2.2 LITIUM

A. Sejarah Litium

Litium merupakan golongan logam alkali (IA) dimana memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s1. Berasal dari
bahasa Yunani, lithos: batu). Ditemukan oleh Arfvedson pada tahun 1817, litium merupakan unsur
logam teringan, dengan berat jenis sekitar setengahnya air (Mohsin, 2006).

Litium tidak ditemukan sebagai unsur tersendiri di alam; ia selalu terkombinasi dalam unit-unit kecil
pada batu-batuan berapi dan pada sumber-sumber mata air. Mineral-mineral yang mengandung litium
contohnya (Mohsin, 2006):

lepidolite : K2Li3Al4Si7O21(OH.F)3

spodumene: LiAlSi2O6

petalite: LiAlSi4O10 , dan

amblygonite : (LiNa)AlPO4(FOH)

Litum banyak terdistribusi di bumi akan tetapi karena kereaktifannya maka akan sulit menemukan
litium dalam keadaan unsurnya. Total litium yang ada di air laut diperkirakan 230 billion ton dan unsur
ini terdapat dalam konsentrasi yang relatif konstan yaitu 0.1-0,2 ppm. Di Amerika Serikat, litium diambil
dari air asin di danau Searles Lake, di negara bagian California dan Nevada. Deposit quadramene dalam
jumlah besar ditemukan di California Utara. Logam ini diproduksi secara elektrolisis dari fusi klorida.
Secara fisik, litium tampak keperak-perakan, mirip natrium (Na) dan kalium (K), anggota seri logam
alkali. Litium bereaksi dengan air, tetapi tidak seperti natrium. Litium memberikan nuansa warna pelangi
yang indah jika terjilat lidah api, tetapi ketika logam ini terbakar benar-benar, lidah apinya berubah
menjadi putih (Mohsin, 2006).

Kulit bumi mengandung kira-kira 0,006 % massa litium. Unsur ini juga terdapat dalam air lauti hingga
kira-kira 0,1 ppm massa. Sumber utama litium yaitu diperoleh dari mineral spodumene, LiAlSi2O6.
Logam Litium dapat diperoleh dari elektrolisis lelehan LiCl dengan campuran beberapa garam inert
untuk menurunkan titik leleh hingga 500° C (Mohsin,2006).

B. Sifat Litium

Sifat Kimia Litium (Morie, 2010):

Nomor atom: 3
Nomor Massa : 6.941 g/mol
Keelektronegatifias (Pauli): 1
Densitas: 0.53 g/cm3 pada 20 C
Titik leleh : 180.5 C
Titik Didih : 1342 C
Jari-jari Van Der Walls : 0.145 nm
Jari-jari ion : 0.06 nm
Isotop : Li6 dan Li7
Konfigurasi elektron: 1s2 2s1
Energi ionisasi: 520.1 kJ/mol
Potensial standar : -3.02 V
Ditemukan oleh: ohann Arfvedson in 1817
Kristal struktur: cubic body center

Memanaskan litium dapat menyebabkan lekadan dan kebakaran. Serbuk litium secara spontan akan
terbakar jika didispersikan ke udara bebas. Pada saat pemanasan terjadi maka kemungkinan akan
terbentuk kabut atau gas yang berbahaya. bereaksi secara spontan dengan oksidator kuat, air, asam dan
senyawa lain seperti halogen, asbes, hidrokarbon, menyebabkan ledakan (Morie, 2010).

Dengan densitas setengah dari densitas air, litium merupakan unsur yang paling kecil rapatan massanya
daripada unsur padatan pada temperatur dan tekanan kamar. Logam ini mempunyai kenampakan
mengkilat seperti perak, namun bila terkena udara lembab segera tertutup oleh lapisan tebal hitam
sebagai akibat reaksinya dengan oksigen yang diikuti reaksi lanjut dengan gas karbondioksida
membentuk litium karbonat. Litium merupakan satu-satunya logam yang bereaksi dengan gas
dinitrogen; untuk memecah ikatan ganda tiga dalam molekul dinitrogen diperlukan masukan energi
sekitar 945 kJ mol-1 . Untuk menyeimbangkan kebutuhan energi ini, energi kisi senyawa hasil harus
sangat tinggi (Morie, 2010).

Dari kelompk logam alkali, hanya ion litium yang mempunyai densitas muatan yang paling besar,
membentuk senyawa nitrida dengan energi kisi yang cukup tinggi menurut persamaan reaksi (Morie,
2010):

6Li (s) + N2 (g) 2Li3N (s)


Senyawa nitrida ini sangat reaktif, membentuk amonia jika direaksikan dengan air menurut persamaan
reaksi (Morie, 2010):

Li3N (s) + 3H2O (l) 3LiOH (aq) + NH3 (g)

Litium mampu bergabung dengan molekul dihidrogen membentuk senyawa hidrida menurut persamaan
reaksi (Morie, 2010):

2Li (s) + H2 (g) 2LiH (s)

Litium hidrida mudah bereaksi dengan air, demikian juga dengan aluminium klorida menurut persamaan
reaksi berikut (Morie, 2010):

LiH (s) + H2O (l) LiOH (aq) + H2 (g)

LiH (s) + AlCl3 (s) LiAlH4 (s) + LiCl (s)

Sifat tersebut membuat litium hidrida bermanfaat sebagai bermanfaat sebagai pengering pelarut
organik, dan litium aluminium hidrida banyak dimanfaatnkan sebagai agen pereduksi yang baik pada
sintesis senyawa-senyawa organik.

Litium cair sampai saat ini diketahui sebagai zat yang paling korosif. Sebagai contoh, jika logam litium
dilelehkan dalam suatu wadah dari bahan gelas, meninggalkan lubang pada wadah tersebut; reaksi ini
disertai dengan pancaran cahaya putih kehijauan yang tajam. Tambahan pula, litium mempunyai
standar potensional reduksi paling reaktif ketimbang unsur-unsur lainnya, yaitu(Morie, 2010):

Li+ (aq) + e Li (s) E° = -3,05

Sifat fisika Litium (Morie, 2010):

Koefisien ekspansi termal 56exp-6


Koduktifitas elektrik 0.106 x 10exp6/omh.cm
Konduktifitas termal 0.847 W/cmK
Densitas 0.534 g/cc
Modulus elastisitas bulk 11/GPA Rigiditas 4.24/GPa Youngs 4.91/GPA
Entalpi atomisasi 160.7 KJ/mol
Entalpi Fusi 3 KJ/mol
Entalpi vaporasi 134.7 KJ/mol
Flammabilitas : padatan mudah terbakar
Kekerasan 0.6 Mohs
Panas penguapan 145.92 KJ/mol
Volume molar 13 cm3/mol
Kalor jenis 3.6 J/gK
Tekanan uap 1.6 epx-8 Pa

C. Cara Membuat Unsur Litium

Sintesis logam litium memerlukan teknologi elektrolisis dan proses ini berlagsung sangat sulit
disebabkan sulitnya memasukkan satu elektron kepada ion logam litium yang bersifat sangat
elektropositif. Biji litium yang penting adalah spodumene, LiAl(SiO3)2. Bentuk litium alfa akan diubah
menjadi bentuk litium beta pada kisaran suhu antara 1100° C. Campuran kemudian dicampur dengan
asam sulfat panas kemudian diekstraksi ke dalam air untuk mendapatkan litium sulfat Li2SO4.
Senyawaan sulfat ini kemudian ditambahkan natrium karbonat untuk mendapatkan garam Li2CO3 yang
tidak mudah larut di dalam air. Reaksi litium karbonat dengan asam klorida akan diperoleh litium klorida
LiCl yang siap untuk dielektrolisis (Morie, 2010).

Reaksinya adalah (Morie,2010):

Li2SO4 + Na2CO3 →Na2SO4 + Li2CO3

Li2CO3 + 2HCl → 2LiCl + CO2 + H2O

Disebabkan litium klorida memiliki titik leleh yang tinggi yaitu lebih dari 600 °C maka LiCl dicampur
dengan KCl sehingga titik lelehnya turun menjadi sekitar 430° C.

D. Pemanfaatan Litium

Sejak Perang Dunia II, produksi logam litium dan senyawa-senyawanya menjadi berkali lipat. Karena
logam ini memiliki spesifikasi panas yang tertinggi di antara benda-benda padat, seringkali digunakan
pada aplikasi transfer panas. Tetapi perlu diingat bahwa logam ini sangat mudah aus atau korosif dan
perlu penanganan tertentu. Litium digunakan sebagai bahan campuran logam, sintesis senyawa organik
dan aplikasi nuklir. Unsur ini juga digunakan sebagai bahan anoda pada baterai karena memiliki
potensial elektrokimia yang tinggi. Elemen litium digunakan pula untuk pembuatan kaca dan keramik
spesial. Kaca pada teleskop di gunung Palomar mengandung litium. Bersama dengan litium bromida,
keduanya digunakan pada sistem pendingin dan penghangat ruangan. Lithium stearat digunakan untuk
sebagai lubrikasi suhu tinggi. Senyawa-senyawa litium lainnya digunakan pada sel-sel kering dan baterai
(Morie, 2010).

Litium banyak dipakai untuk baterai, keramik, gelas, lubrican, peningkat kekerasan paduan logam,
farmasi, hidrogenasi, cairan pentransfer panas, propelant roket, sintesis vitamin A, pendingin reaktor
nuklir, produksi tritium, deoksidator untuk logam tembaga dan paduannya. Penggunaan litium yang lain
adalah (Morie, 2010):

Litium dipakai dalam kimia organik untuk membuat reagen berbasis organolitium
Litium neobate dipakai dalam alat telekomunikasi seperti HP sebagai resonat kristal
Litium klorida dan litium bromida dipakai sebagai desikan
Litium stearat dipakai sebagai lubrican pada alat bertemperatur tinggi
Alloy litium dengan logam lain seperti aluminium, kadmium, tembaga, dan mangan dipakai sebagai
bahan pembuatan pesawat terbang.
Litium flourida dipakai diperalatan optik seperti IR, teleskop, UV dan UV Vacum karena sifatnya yang
transparan
Logam litium dan hidridanya dipakai sebagai bahan untuk bahan bakar roket
Litium peroksida, litium nitrat, litium klorat, litium perklorat dipakai sebagai oksidator dalam propelan
roket
Litium deuerida dipakai sebagai bahan bakar reaksi fusi dimana jika ditembaki dengan neutron maka
akan menghasilkan tritium.
Litium hidroksida adalah senyawa penting yang diperoleh dari litium karbonat, bersifat basa kuat, dan
bila dipanaskan dengan minyak akan diperoleh sabun litium yang bermanfaat untuk membersihkan
lemak dan dipakai untuk melubrikasi gear mesin
Senyawaan litium dipakai sebagai zat pewarna pada kembang api karena dapat menghasilkan warna
merah terang.

Pengaruh Litium Bagi Kesehatan

Litium sangat mudah terbakar, bayak faktor yang memicu reaksi litium sehingga menyebabkan ledakan.
Hasil tersebut mengakibatkan terbentuknya kabut (gas) yang sangat beracun. Mudah terbakar bila
terjadi kontak antara litium dan api. Bila terhirup akan menyebabkan sensasi seperti terbakar, batuk,
sulit bernafas, dan juga luka padtenggorokan. Kontak dengan kulit menyebabkan kulit terbakar dan
terasa sakit. Kontak pada mata akan menyebakan mata memerah, rasa sakit dan rasa pedih yang
mendalam. Jika termakan akan menyebabkan kram perut, sakit di bagian perut, sensasi terbakar, kolaps,
dan sampai kematian (Morie, 2010).

Pengaruh litium bagi lingkungan

Logam ini bereaksi dengan nitrogen dan hidrogen dari udara dan uap air. Secara cepat permukaan litium
akan terlapisi oleh campuran LiOH, Li2CO3, Li3N. LiOH bersifat sangat korosif dan berbahaya bagi ikan
yang hidup di air (Morie, 2010).

2.3 NATRIUM

A. Sejarah Natrium

Natrium ditemukan oleh Sir Humphrey Davy pada 1807 di Inggris ( Inggris, soda; Latin, sodanu: obat
sakit kepala). Asal simbol Na berasal dari kata Latin “natrium”. Dia menemukan dengan cara mengisolasi
melalui metoda mengelektrolisis,tetapi sebenarnya unsur ini sudah dikenal di berbagai senyawa. Unsur
ini merupakan logam terbanyak dalam golongan alkali.Unsur ini merupakan terbanyak di permukaan
bumi,dalam permukaan bumi terdapat 2,7 % (Mohsin, 2006).

Sumber

Natrium banyak ditemukan di bintang-bintang. Natrium juga merupakan elemen terbanyak keempat di
bumi, terkandung sebanyak 2.6% di kerak bumi. Unsur ini merupakan unsur terbanyak dalam grup
logam alkali. Jaman sekarang ini, sodium dibuat secara komersil melalui elektrolisis fusi basah natrium
klorida. Metoda ini lebih murah ketimbang mengelektrolisis natrium hidroksida, seperti yang pernah
digunakan beberapa tahun lalu (Mohsin, 2006).

Kelimpahan Natrium

lapisan bumi = 23000 ppm


Air laut = 10500 ppm
Matahari = 1910000 relatif terhadap H=1exp12

Natrium banyak ditemukan diberbagai mineral logam misalnya sebagai NaCl, amphibole, kriolit, soda
niter, dan zeolit. Natrium banyak terdapat di bintang yang ada diluar angkasa berdasarkan spektra garis
D-nya dan bertanggung jawab terhadap cahaya hampir kebanyakan bintang. Senyawa yang paling
banyak ditemukan adalah natrium klorida (garam dapur), tapi juga terkandung di dalam mineral-mineral
lainnya seperti soda niter, amphibole, zeolite, dsb (Morie,2010).

B. Sifat Natrium

Natrium, seperti unsur radioaktif lainnya, tidak pernah ditemukan tersendiri di alam. Natrium adalah
logam keperak-perakan yang lembut dan mengapung di atas air. Tergantung pada jumlah oksida dan
logam yang terkekspos pada air, natrium dapat terbakar secara spontanitas. Lazimnya unsur ini tidak
terbakar pada suhu dibawah 115 derajat Celcius (Mohsin, 2006).

Sifat Kimia Natrium (Morie, 2010):

Nama : Natrium
Simbol : Na
Nomor atom : 11
Nomor massa: 22.989
Keadaan standar : padatan
Warna : putih keperakan
Klasifikasi dalam sistem periodik : Logam
Total isotop : 22
Total isomer 2
Isotop radioaktif = 19
Isotop stabil : 1
Elektronegatifitas pauli : 0.9
Entalpi atomisasi : 108.4 KJ/mol
Entalpi fusi : 2.59 KJ/mol
Entalpi penguapan : 89.04 KJ/mol
Panas penguapan= 96 KJ/mol
Volume molar : 23.7 cm3/mol
Jari-jari ionik : 2.23 Amstrong
Jari-jari kovalen : 1.54 Amstrong
kristal struktur : CCB kubus berpusat badan

Sifat Fisika (Morie, 2010):

Densitas : 0.97 g/cm3


Titik leleh : 97.5
Titik didih : 883
Potensial standar : -2.7 V
Penemu : Sih Humphrey Davy 1807
Koefisien ekspansi liner termal : 70.6x10exp-5 /K
Konduktivitas termal = 1.41 W/cmK
Konduktifitas listrik : 0.21x10exp-6/ohm.cm
Kalor jenis : 1.23 J/gK
Tekanan uap : 0.0000143 Pa pada 961 °C

Natrium mengapung di air, apabila kita menguraikannya, maka ia akan berubah menjadi gas hidrogen
dan ion hidroksida. Jika kita gerus, maka akan menjadi bubuk, natrium juga akan meledak dalam air
secara spontan. Tapi, biasanya natrium tidak meledak di udara bersuhu dibawah 388 K. Apabila natrium
berikatan dengan ion OH-, maka akan membentuk basa kuat yang sering kita temukan, yaitu NaOH
(Morie, 2010).

C. Cara Membuat Natrium

Natrium diisolasi denga cara elektrolisis. Dibumi terdapat sumber untuk dipakai sebagai pembuatan
natrium. Sumber yang paling murah adalah NaCl yang dapat diperoleh dari air laut dengan cara
penguapan (Morie, 2010).

NaCl memiliki titik leleh lebih dari 800° C oleh sebab itu pembuatan natrium hanya dengan NaCl saja
akan membutuhkan energi yang cukup besar. Untuk menghemat energi maka NaCl dicampur dengan
CaCl2 dengan perbandingan masing-masing 40% dan 60% sehingga titik lelehnya turun menjadi 580° C
(Morie, 2010).

Reaksi yang terjadi (Morie, 2010):

Katoda : Na + + e Na
Anoda : Cl- 1/2Cl2 + e

Proses elektrolisis dilakukan dengan cara mencairkannya dalam peralatan “Down Cell” dalam
prakteknya sering diikuti dengan pembentukan logam kalsium akan tetapi padatan ini dikembalikan lagi
ke tempat pelelehan (Morie, 2010).

D. Pemanfaatan Natrium

Logam Natrium digunakan dalam banyak sintesis senyawa natrium, namun terdapat dua kegunaan
utama. Pertama yaitu untuk ekstraksi logam-logam lain. Cara yang paling mudah untuk mendapatkan
logam-logam yang lebih sedikit kelimpahannya seperti torium, zirkonium, tantalum dan titaium, yaitu
dengan mereduksi senyawanya dengan natrium. Sebagai contoh, logam titanium dapat diperoleh dari
reduksi titanium klorida dengan natrium menurut persamaan reaksi berikut (Sugiyarto,2003):

TiCl4 (l) + 4Na (s) Ti (s) + 4NaCl (s)

Pencucian dengan air akan melarutkan natrium klorida sehingga dapat diperoleh logam itanium murni.

Kegunaan kedua yaitu dalam produksi zat aditif bahan bakar minyak, tetraetiltimbel (TEL) yang disintesis
dari aloi Na-Pb dengan etil klorida menurut persamaan reaksi (Sugiyarto,2003) :

4NaPb (s) + 4C2H5Cl (g) (C2H5)4Pb (l) + 3 Pb (s) + 4 NaCl (s)

Senyawa natrium juga penting untuk industri-industri kertas, kaca, sabun, tekstil, minyak, kimia dan
logam. Sabun biasanya merupakan garam natrium yang mengandung asam lemak tertentu. Pentingnya
garam sebagai nutrisi bagi binatang telah diketahui sejak zaman purbakala. Di antara banyak senyawa-
senyawa natrium yang memiliki kepentingan industrial adalah garam dapur (NaCl), soda abu (Na2CO3),
baking soda (NaHCO3), caustic soda (NaOH), Chile salpeter (NaNO3), di- dan tri-natrium fosfat, natrium
tiosulfat (hypo, Na2S2O3 . 5H20) and borax (Na2B4O7 . 10H2O) (Mohsin,2006).
2.4 KALIUM

A. Sejarah Kalium

(Inggris, potasium; Latin, kalium, Arab, qali, alkali). Ditemukan oleh Davy pada tahun 1807,yang
mendapatkannya dari caustic potash(KOH). Ini logam pertama yang diisolasi melalui elektrolisis. Dalam
bahasa Inggris, unsur ini disebut potassium (Mohsin,2006).

Sumber

Logam ini merupakan logam ketujuh paling banyak dan terkandung sebanyak 2.4% (berat) di dalam
kerak bumi. Kebanyakan mineral kalium tidak terlarut dalam air dan unsur kalium sangat sulit diambil
dari mineral-mineral tersebut. Mineral-mineral tertentu, seperti sylvite, carnalite, langbeinite, dan
polyhalite ditemukan di danau purba dan dasar laut yang membentuk deposit dimana kalium dan
garam-garamnya dengan mudah dapat diambil. Kalium ditambang di Jerman, negara bagian-negara
bagian New Mexico, California, dan Utah. Deposit besar yang ditemukan pada kedalaman 3000 kaki di
Saskatchewan, Kanada diharapkan menjadi tambang penting di tahun-tahun depan. Kalium juga
ditemukan di samudra, tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit ketimbang natrium (Mohsin,2006).

B. Sifat Kalium

Unsur ini sangat reaktif dan yang paling elektropositif di antara logam-logam. Kecuali litium, kalium juga
logam yang sangat ringan. Kalium sangat lunak, dan mudah dipotong dengan pisau dan tampak keperak-
perakan pada permukaan barunya. Elemen ini cepat sekali teroksida dengan udara dan harus disimpan
dalam kerosene (minyak tanah). Seperti halnya dengan logam-logam lain dalam grup alkali, kalium
mendekomposisi air dan menghasilkan gas hidrogen. Unsur ini juga mudah terbakar pada air. Kalium
dan garam-garamnya memberikan warna ungu pada lidah api (Mohsin,2006).

Reaksi Kalium dengan udara

Kalium sangat lunak dan mudan dipotong. Permukaannya mengkilap tapi segera menjadi buram bila
breaksi dengan oksigen dan uap air dari udara. Bila potassium dibakar di udara produk utamanya adalah
superoksida KO2 (Wardhani,2006):

K (s) + O2(g) KO2 (s)

Reaksi dengan air

Kalium sangat cepat bereaksi dengan air menghasilkan larutan tidak berwarna kalium hidroksida (KOH)
dan gas H2. Reaksi ini sangat eksotermis. Reaksi ini lebih lambat dibandingkan rubidium tapi lebih cepat
dibandingkan natrium (Wardhani,2006):

2K (s) + 2H2O 2KOH (aq) + H2 (g)

Reaksi dengan halogen

Kalium segera bereaksi dengan halogen membentuk halide (Wardhani,2006):


2K(s) + F2 (g) 2KF (s)

Reaksi dengan Asam

2K (s) + H2SO4 (aq) 2K+ (aq) + SO42- (aq) + H2 (g)

C. Cara Membuat Kalium

Kalium tidak ditemukan tersendiri di alam, tetapi diambil melalui proses elektrolisis hidroksida. Metoda
panas juga lazim digunakan untuk memproduksi kalium dari senyawa-senyawa kalium dengan CaC2, C,
Si, atau Na.

Pembuatan Logam Kalium ( K )

elektrolisis lelehan KOH


elektrolisis lelehan KCN
reduksi garam kloridanya
reduksi KCl dengan natrium

Kalium tidak dibuat dengan metode yang sama seperti natrium karena logam kalium, awalnya dibentuk
melalui elektrolisis larutan KCl terlarut dalam garam yang dilelehkan (Anonimous,2010):

Katoda: K+ (l) + e- K (l)

Anoda: Cl- (l) → 1/2Cl2 (g) + e-

Kalium dibuat melalui reaksi logam natrium dengan KCl cair pada 850 °C (Anonimous,2010):

Na + KCl→ K+ NaCl

D. Pemanfaatan Kalium

Kegunaan kalium dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.

Unsur kalium sangat penting bagi pertumbuhan. Tumbuhan membutuhkan garam-garam kalium, tidak
sebagai ion K+sendiri, tetapi bersama-sama dengan ion Ca2+ dalam perbandingan tertentu.
Unsur kalium digunakan untuk pembuatan kalium superoksida (KO2) yang dapat bereaksi dengan air
membentuk oksigen.

Persamaan reaksinya:
4KO2(S) + H2O(l) → 4KOH(aq) + 3O2(g)

senyawa KO2 digunakan sebagai bahan cadangan oksigen dalam tambang (bawah tanah), kapal selam,
dan digunakan untuk memulihkan seseorang yang keracunan gas.

Kegunaan Senyawa kalium


Kegunaan senyawa kalium ialah sebagai berikut :
KOH digunakan pada industri sabun lunak atau lembek.
KCl dan K2SO4 digunakan untuk pupuk pada tanaman.
KNO3 digunakan sebagai komponen esensial dari bahan peledak, petasan dan kembang api.
KClO3 digunakan untuk pembuatan korek api, bahan peledak, dan mercon. KClO3 dapat juga
digunakan sebagai bahan pembuat gas Cl2, apabila direaksikan dengan larutan HCl pada laboratorium.
K2CO3 digunakan pada industri kaca.

2.5 Rubidium

A. Sejarah

Rubidium dalam bahasa Latin rubidus yang berarti merah menyala, ditemukan oleh Bunsen dan Kirchoff
pada tahun 1861 di dalam mineral lepidolite dengan menggunakan spektroskop. Unsur ini ternyata
ditemukan lebih banyak dari yang diperkirakan beberapa tahun lalu. Sekarang ini, rubidium dianggap
sebagai elemen ke-16 yang paling banyak ditemukan di kerak bumi. Rubidium ada di pollucite, leucite
dan zinnwaldite, yang terkandung sekitar 1% dan dalam bentuk oksida. Rb ditemukan di lepidolite
sebanyak 1.5% dan diproduksi secara komersil dari bahan ini. Mineral-mineral Kalium, seperti yang
ditemukan pada danau Searles, California, dan KCl yang diambil dari air asin di Michigan juga
mengandung rubidium dan sukses diproduksi secara komersil. Elemen ini juga ditemukan bersamaan
dengan Cesium di dalam deposit pollucite di danau Bernic, Manitoba.

Sifat-sifat Rubidium dapat menjelma dalam bentuk cair pada suhu ruangan. Rubidium merupakan logam
akali yang lembut, keperak-perakan dan unsur akali kedua yang paling elektropositif. Rubidium dapat
terbakar secara spontan di udara dan bereaksi keras di dalam air, membakar hidrogen yang terlepaskan.
Rubidium membentuk amalgama dengan logam-logam alkali yang lain, seperti raksa dan campuran
logam dengan emas, cesium dan kalium. Rb membuat lidah api bewarna ungu kekuning-kuningan.
Logam rubidium juga dapat dibuat dengan cara mereduksi rubidium klorida dengan Kalsium dan dengan
beberapa metoda lainnya. Unsur ini harus disimpan dalam minyak mineral yang kering, di dalam vakum
atau diselubungi gas mulia.

Rubidium sangat mudah diionasi, unsur ini pernah dipikirkan sebagai bahan bakar mesin ion untuk
pesawat antariksa. Hanya saja, Cesium sedikit lebih efisien untuk hal ini. Unsur ini juga pernah diajukan
untuk digunakan sebagai fluida penggerak turbin uap dan untuk generator elektro-panas menggunakan
prinsip kerja magnetohydrodynamic, yaitu ion-ion Rubidium terbentuk oleh energi panas pada suhu
yang tinggi dan melewati medan magnet. Ion-ion ini kemudian akan mengantarkan listrik dan bekerja
seperti amature sebuah generator sehingga dapat memproduksi aliran listrik.

Rubidium juga digunakan sebagai getter dalam tabung-tabung vakum dan sebagai komponen fotosel. Ia
juga telah digunakan dalam pembuatan kaca spesial. RbAg4I5 sangat penting karena memiliki suhu
ruangan tertinggi sebagai konduktor di antara kristal-kristal ion. Pada suhu 200C, konduktivitasnya sama
dengan larutan asam sulfur. Sifat ini memungkinkan Rubidium digunakan pada aplikasi untuk baterai
super tipis dan aplikasi lainnya.

B. KEBERADAAN DI ALAM

Rubidium mempunyai titik leleh rendah, mudah menguap dan sukar di buat melalui elektrolisis.
Rubidium di peroleh dalam bentuk uap yang di buat pada suhu tinggi. Unsur ini terdapat dalam mineral
fosfat trifilit. Unsur ini ternyata di temukan lebih banyak dari yang di perkirakan beberapa tahun lalu.

Rubidium juga terdapat di alam bercampur dengan bijih uranium yang di sebut pitchblende yang di
temukan di Joachimsthal, Bohem. Pasir carnotite di Colorado juga menghasilkan rubidium, tetapi bijih
yang kaya akan unsur ini di temukan di Congo (Republik Zaire) dan danau besar (Great Lake) di Kanada.
Rubidium terkandung di dalam mineral uranium dan bisa di ambil dari sisa hasil pemrosesan uranium.
Deposit uranium yang besar terletak di Ontario (Kanada), New Meksiko (Negara bagian AS), Utah (AS)
dan Australia.

Sekarang ini, Rubidium di anggap sebagai elemen ke 16 yang paling banyak di temukan di kerak bumi
lebih kurang sebanyak seng dan lebih banyak dari tembaga. Rubidium ada di Pollucite, Leucite, dan
Zinnwaldite yang terkandung sekitar 1% dan dalam bentuk oksida. Rubidium di temukan di Lepidolite
sebanyak 1.5% dan di produksi secara komersil dari bahan ini. Mineral-mineral kalium seperti yang di
temukan pada danau Searles, California dan Kalium Klorida yang di ambil dari air asin di Michigan juga
mengandung Rubidium dan sukses di produksi secara komersil. Elemen ini juga di temukan bersamaan
dengan Cesium di dalam Depositpollucite di danau Bernic, Manitoba.

C. SIFAT FISIKA

SIFAT FISIKA

Rubidium (Rb)

Kondisi

Padat

Densitas cairan pada titik didih (gr/cm3)

1,46

Titik didih 00 C

688

Titik leleh 00 C

39,33

Energi ionisasi (Kj/mol)

403
Jari-jari ion

1,48

Konfigurasi elektron

2.8.18.8.1

Keelektronegatifan

0,8

Kerapatan (gr/cm3)

1,532

Kalor peleburan (Kj/mol)

2,19

Kalor penguapan (Kj/mol)

75,77

D. Sifat KIMIA

 Sangat reaktif

 Dapat membentuk senyawa basa kuat

 Mudah larut dalam air (kelarutannya semakin ke bawah semakin besar)

 Termasuk zat pereduksi kuat (memiliki 1 buah elektron) sehingga mudah mengalami oksidasi

 Membentuk kation dengan muatan +1

 Bila di bakar akan mengubah warna lain, sifat ini yang dapat di jadikan cara kualitatif logam alkali (di
kenal dengan tes warna nyala)

 Dapat membentuk cair pada suhu ruangan


 Merupakan logam alkali yang halus

 Yang paling elektropositif

 Mudah terbakar di udara dan bereaksi keras di air

 Membakar hidrogen yang terlepas

 Dapat membentuk amalgam dengan raksa dan campuran logam dengan emas, cesium dan kalium

 Membuat lidah api berwarna ungu

E. PENGOLAHAN

Dengan cara mengolah lelehan kloridanya dengan uap Na pada suhu tinggi, kemudian logamnya di
murnikan dengan destilasi.

Rubidium tidak dapat di peroleh dengan proses elektrolosis karena logam-logam yang terbentuk pada
anoda akan segera larut kembali dalam larutan garam yang di gunakan. Oleh sebab itu untuk
memperoleh Rubidium di lakukan melalui metode reduksi. Proses yang di lakukan untuk memperoleh
logam ini yaitu dengan mereaksikan lelehan garamnya dengan natrium.

Na + LCl  L + NaCl

Ket : L = Rubidium

Dari reaksi di atas L dalam bentuk gas yang di alirkan keluar. Gas yang keluar kemudian di padatkan
dengan menurunkan tekanan atau suhu sehingga terbentuk padatan logam L. Karena jumlah produk
berkurang maka reaksi akan bergeser ke arah produk. Demikian seterusnya hingga semua logam L habis
bereaksi.

F. KEGUNAAN

a) SENYAWA

Rubidium klorida di gunakan dalam biokimia sebagai biomarker untuk melacak di mana kalium diambil
oleh organisme hidup. Rubidium hidroksida merupakan bahan utama bagi kebanyakan proses kimia
berbasis rubidium. Rubidium karbonat di gunakan dalam beberapa kaca optik .

Rubidium memiliki beberapa oksida, termasuk Rb6O dan Rb9O2 yang muncul jika seandainya logam
rubidium di biarkan terkena udara. Hasil akhir reaksi dengan oksigen adalah RBO2 superoksida.
Rubidium membentuk garam dengan banyak anion . Beberapa senyawa rubidium biasanya adalah
rubidium klorida (RbCl), rubidium monoksida (Rb2O) dan rubidium tembaga sulfat (Rb2SO4, CuSO4,
6H2O). Senyawa rubidium, perak dan yodium yaitu RbAg4I5 yang memiliki sifat listrik menarik. Pada
suhu 20 derajat celcius, konduktivitasnya sama dengan larutan asam sulfur. Sifat ini memungkinkan
rubidium di gunakan pada aplikasi untuk baterai super tipis dan aplikasi lainnya.
Rubidium dapat mendeteksi tumor otak karena radioaktivitas yang kecil. Uap rubidium telah di gunakan
untuk membuat magnetometer atom.

b) UNSUR

Ca(S) + 2 RbCl(S)  CaCl2(S) + 2Rb(q) Unsur ini akan memancarkan elektron jika di sinari cahaya sehingga
banyak di gunakan sebagai sel fotolistrik. Rubidium yang bereaksi dengan air akan menimbulkan
ledakan. Karena rubidium sangat mudah di ionisasi, unsur ini pernah di pikirkan sebagai bahan bakar
mesin untuk pesawat antariksa. Hanya saja, cesium sedikit lebih efisien untuk hal ini.

Unsur ini juga pernah di ajukan untuk di gunakan sebagai fluida penggerak turbin uap dan untuk
generator elektro panas menggunakan prinsip kerja magnetohydrodynamic, di mana ion-ion rubidium
terbentuk oleh energi panas pada suhu yang tinggi dan melewati medan magnet. Ion-ion ini lantas
menghantar listrik dan bekerja seperti amature sebuah generator, sehingga dapatmemproduksi aliran
listrik. Rubidium juga di gunakan sebagai getter dalam tabung-tabung vakum dan sebagai komponen
fotosel. Rubidium juga telah di gunakan dalam pembuatan kaca khusus.

Struktur elektron hiper-denda Rubidium-87 di gunakan dalam beberapa jam atom untuk menjaga
akurasi. Isotop Rb-87 di gunakan oleh Eric Cornell, Wolfgang Ketterle, dan Carl Wiemen untuk
menghasilkan kondensat Bose-Einstein. Penelitian mereka mendapat Hadiah Nobel tahun 2001 dalam
Fisika.

Rubidium di gunakan sebagai katalis pada beberapa reaksi kimia. Sifat radioaktif Rb-87 di gunakan dalam
bidang geologi (untuk menentukan umur batuan atau benda-benda lainnya). Saat ini Rb-87 di gunakan
bersama-sama dengan logam alkali lain dalam pengembangan magnetometer konversi rotasi santaian
bebas.

Rubidium telah di gunakan untuk mengutubkan He yang mengeluarkan gas He termagnet yang banyak
dengan spin inti yang menjajar ke arah tertentu di angkasa (lebih dari secara acak). Uap rubidium telah
di pompa secara optik oleh laser dan Rb terpolarisasi mengutubkan He dengan saling tindak hiperhalus.
Pengutuban spin sel He menjadi lazim bagi ukuran pengutuban neutron dan untuk menghasilkan alur
neutron terpolarisasi untuk tujuan lain.

Rubidium tidak memiliki peran biologis yang di kenal, namun memiliki sedikit efek slimulatory pada
metabolis, mirip dengan kalium. Tanaman akan menyerap rubidium cukup cepat. Ketika kekurangan
kalium, tanaman cenderung menggantikannya dengan menyerap rubidium. Dengan cara ini rubidium
memasuki rantai makanan, sehingga memberikan kontribusi asupan harian antara 1 dan 5 mg.

2.6 Cesium

A. Sejarah

Cesium adalah unsur kimia dengan simbol Cs dan nomor atom 55. Cesium adalah perak-emas logam
alkali dengan titik leleh 28 ° C (82 ° F), yang menjadikannya salah satu dari lima unsur logam yang cair di
(atau dekat) suhu kamar. Cesium adalah logam alkali yang memiliki sifat fisika dan kimia mirip dengan
rubidium dan kalium. Logam ini sangat reaktif dan piroforik, bereaksi dengan air bahkan pada suhu -116
° C (-177 ° F). Cesium adalah unsur elektronegatif yang memiliki isotop stabil. Cesium ditambang
sebagian besar dari pollucite, sedangkan radioisotop, terutama cesium-137, produk fisi yang diekstrak
dari limbah yang dihasilkan oleh reaktor nuklir.

B. Isotop Cesium

Isotop dari cesium : cesium memiliki total 39 isotop diketahui bahwa kisaran jumlah massa unsur
tersebut 112-151.

Unsur 135 Cs radioaktif memiliki waktu sangat panjang sekitar 2,3 juta tahun. 135Cs isotop adalah
salah satu unsur berumur panjang produk fisi uranium yang membentuk di reaktor nuklir. Namun, hasil
produk fisi berkurang dalam reaktor karena pendahulunya, 135Xe, adalah racun yang sangat kuat dan
neutron transmute untuk 136Xe stabil.

Unsur 137Cs adalah emitor kuat dari radiasi gamma yang bertanggung jawab untuk radioaktivitas bahan
bakar nuklir bekas setelah beberapa tahun pendinginan sampai beberapa ratus tahun setelahnya.
Sebagai contoh 137Cs bersama dengan 90Sr saat ini menghasilkan sumber terbesar radioaktivitas yang
dihasilkan di daerah sekitar bencana Chernobyl.

Hampir semua cesium dihasilkan dari reaksi fisi nuklir berasal dari peluruhan beta neutron. Umumnya
lebih kaya produk fisi, melewati berbagai isotop yodium dan xenon. Karena yodium dan xenon yang
stabil dan dapat menyebar melalui bahan bakar nuklir atau udara, radioaktif cesium. sering dibuat jauh
dari lokasi asli dari fisi. Dengan dimulainya pengujian senjata nuklir sekitar 1945, 137Cs dirilis ke
atmosfer dan kemudian kembali ke permukaan bumi sebagai komponen radioaktif fallout.

Cesium adalah elemen yang relatif jarang terjadi seperti yang diperkirakan sekitar 3 bagian per juta
dalam kerak bumi. Karena jari-jari ionik yang besar, cesium adalah salah satu unsur yang tidak
kompatibel. Selama kristalisasi magma, cesium terkonsentrasi dalam fase cair lalu mengkristal .

C. Karakteristik Cesium

· Sifat Fisika

Cesium memiliki titik leleh 28,4 ° C (83.1 ° F), menjadikannya salah satu dari beberapa unsur logam yang
cair di suhu kamar. Selain itu logam ini memiliki titik didih , 641 ° C (1186 ° F).

Cesium adalah bentuk paduan emas dengan logam alkali lainnya, dan amalgam dengan merkuri. Pada
suhu di bawah 650 ° C (1202 ° F), berpadu dengan kobalt, besi, molibdenum, nikel, tantalum platinum,
atau tungsten. Cesium membentuk senyawa intermetalik baik didefinisikan dengan antimon, galium,
indium dan thorium, yang fotosensitif . Cesium bercampur dengan logam alkali lain (kecuali dengan
litium), dan paduan dengan distribusi molar cesium 41%, 47% kalium, dan natrium 12% memiliki titik
leleh terendah dari setiap paduan logam yaitu pada -78 ° C (-108 ° F).

· Sifat Kimia

Logam Cesium sangat reaktif dan sangat piroforik. Bereaksi eksplosif dengan air bahkan pada
temperatur rendah. Reaksi dengan air padat terjadi pada temperatur -116 ° C (-177 ° F). Karena
reaktivitas tinggi, logam cesium diklasifikasikan sebagai bahan berbahaya. Cesium disimpan dan dikirim
dalam hidrokarbon jenuh kering seperti minyak mineral. Demikian pula harus ditangani di bawah
atmosfer inert seperti argon. Hal ini dapat disimpan dalam vakum-disegel ampul kaca borosilikat. Dalam
jumlah lebih dari sekitar 100 gram (3,5 oz), cesium dikirim dalam wadah tertutup rapat berbahan
stainless steel.

Sifat kimia dari cesium serupa dengan logam alkali lainnya, tetapi lebih dekat mirip dengan rubidium.
Beberapa perbedaan kecil muncul dari fakta bahwa cesium memiliki massa atom yang lebih tinggi dan
lebih elektropositif dari yang lain (non-radioaktif). Cesium adalah unsur kimia yang paling elektropositif
stabil. Ion cesium juga lebih besar dan kurang “keras” daripada logam alkali ringan .
Kegunaan
Karena Sesium memiliki ketertarikan dengan oksigen, logam ini dijadikan “penarik― pada
tabung-tabung elektron. Ia juga digunakan dalam sel-sel fotoelektrik, dan sebagai katalis di hydrogenasi
senyawa-senyawa tertentu. Logam ini baru-baru saja ditemukan aplikasinya pada sistim propulsi. Sesium
digunakan pada jam atom dengan akurasi sebesar 5 detik dalam 300 tahun. Senyawa-senyawanya yang
penting adalah klorida dan nitrat.
12. Dengan Oksigen Cs + O2 CsO2 Dengan Halogen (Br) 2Cs + Br2 → → 2CsBr → 2CsH CsO2 =
superoksida CsBr = halida Dengan Hidrogen 2Cs + H2 CsH = hidrida
13. Dengan Air (Reaksi ini dahsyat, logam cesium dapat menyala) 2Cs + 2H2O → 2CsOH + H2 Dengan
Asam Encer 2Cs + 2H+ → 2Cs+ + H2 (Dapat terjadi ledakan) Dengan Gas Amonia pada Suhu 400 0C 2Cs
+ AlCl3 → 2CsNH2 + H2

2.7 Fransium

A. Sejarah

Elemen ini ditemukan pada tahun 1993 oleh Marguerite Perey, ilmuwan Curie Institute di Paris.
Fransium yang merupakan unsur terberat seri logam-logam alkali, muncul sebagai hasil disintegrasi
unsur actinium. Ia juga bisa dibuat secara buatan dengan membombardir thorium dengan proton-
proton. Walau fransium secara alami dapat ditemukan di mineral-mineral uranium, kandungan elemen
ini di kerak bumi mungkin hanya kurang dari satu ons. Fransium juga merupakan elemen yang paling
tidak stabil di antara 101 unsur pertama di tabel periodik. Ada 33 isotop fransium yang dikenal. Yang
paling lama hidup 223Fr (Ac, K), anak 227Ac, memiliki paruh waktu selama 22 menit. Ini satu-satunya
isotop fransium yang muncul secara alami. Karena isotop-isotop fransium lainnya sangat labil, sifat-sifat
fisik mereka diketahui dengan cara teknik radiokimia. Sampai saat ini unsur belum pernah dipersiapkan
dengan berat yang memadai atau diisolasi. Sifat-sifat kimia fransium sangat mirip dengan Sesium.

B. Sifat Fisika 73 Kimia

Simbol: Fr

Radius Atom: 2.7 Å

Volume Atom: cm3/mol

Massa Atom: -223

Titik Didih: 950 K

Radius Kovalensi: 64 Å
Struktur Kristal: bcc

Massa Jenis: g/cm3

Konduktivitas Listrik: 15 x 106 ohm-1cm-1

Elektronegativitas: 0.7

Konfigurasi Elektron: [Rn]7s1

Formasi Entalpi: kJ/mol

Konduktivitas Panas: Wm-1K-1

Potensial Ionisasi: V

Titik Lebur: 300 K

Bilangan Oksidasi: 1

Kapasitas Panas: Jg-1K-1

Entalpi Penguapan: 2.1 kJ/mol

Fransium merupakan unsur logam alkali yang bersifat radioaktif dan sifat-sifat kimianya sangat mirip
dengan cesium.

Fransium dihasilkanketika unsur radioaktif aktinium meluruh melalui reaksi sebagai berikut: _89
〖Ac〗^227→_87 〖Fr〗^223+_2 〖He〗^4

Selain itu fransium merupakan unsur logam berat yang angat elektropositif dan merupakan unsur
berbagai macam kanker, namun hal ini d
radioaktif
BAB
C.
PENUTUP
Dari
logam
litium,
dapat
fisika
listrik
D.
sumber
DAFTARIII alami
beberapa
Kesimpulan
dan
yang
bereaksi
alkali
natrium,
dalam
lain
PUSTAKA
kimia
baik. yang
untuk
terdapat
makalahisotop-isotopnya
penjelasan
dengan
seperti
hydrogen,
lebih
pada
air
logam
ini
memperdalam
yang
menghasilkan
belum
kalium,
kolom
alkali
telah mempunyai
mencakup
pertama
rubidium,
berbentuk
dibahas
materi
larutan
paling massa
keseluruhan,
sesium,
dapat
mengenai
padatan
yang atom
kiri,sering
ditarik
dan
bersifat
kristalin,
unsure dalam
fransium.
jadi
kesimpulan
juga rentang
http://springfanfiction.wordpress.com/2011/12/13/tugas-sekolah-kimia-cesium-dalam-kehidupan/
http://niaumiyani.blogspot.com/2013/12/makalah-kimia-golongan-i-logam-alkali.html
http://herisuheri90.blogspot.com/2012/12/makalah-kimia-ikatan-kimia.html
www.sukarjo.1990.ikatankimia.yogyakarta:rinekacipta.com
Materi
Saran basah.logam
diharapkan
kimia
disebut
merupakan
Disebut
golongan
bahwa
dengan
agar 204
alkali
logam
penghantar
dalam
kiranya
IA
golongan
juga
alkali
sistem
memiliki
pembaca
karna
panas
IA,
periode
terdiri
oksidanya
sifat
dan
mencari
dari

Anda mungkin juga menyukai