Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah


Dalam sistim periodik logam alkali sering juga disebut dengan ”Golongan IA”, terdiri dari:
litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Cesium (Cs) dan Fransium (Fr).
Disebut logam alkali karena oksidanya dapat bereaksi dengan air menghasilkan larutan yang
bersifat basa (alkaline). Hal tersebut menjadi latar belakang penulisan makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada sejumlah masalah yang dapat dirumuskan,
yaitu:
1.      Apa pengertian logam alkali ?

2.      Bagaimana sifat fisis dan sifat kimia logam alkali ?

3.      Bagaimana keberadaan logam alkali di alam ?

4.      Bagaimana cara pembuatan logam alkali ?

5.      Apa manfaat logam alkali ?

C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1.      Mengetahui kecenderungan logam alkali dalam sistem periodik.
2.      Mengetahui sifat fisis dan sifat kimia logam alkali.
3.      Mengetahui keberadaan logam alkali di alam.
4.      Mengetahiu cara pembuatan logam alkali.
5.      Mengetahui manfaat logam alkali dalam kehidupan.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
1.    Dapat mengetahui kecenderungan logam alkali dalam sistem periodik.
2.    Dapat mengetahui sifat fisis dan sifat kimia logam alkali.
3.    Dapat mengetahui keberadaan logam alkali di alam.
4.    Dapat mengetahui cara pembuatan logam alkali.
5.    Dapat mengetahui manfaat logam alkali dalam kehidupan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Pengertian Logam Alkali


Logam alkali adalah kelompok unsur kimia pada Golongan 1 tabel periodik, kecuali
hidrogen. Kelompok ini terdiri dari: Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb),
Sesium (Cs), dan Fransium (Fr). Semua unsur pada kelompok ini sangat reaktif sehingga
secara alami tak pernah ditemukan dalam bentuk tunggal. Untuk menghambat reaktivitas,
unsur-unsur logam alkali harus disimpan dalam medium minyak. Disebut logam alkali karena
oksidanya dapat bereaksi dengan air menghasilkan larutan yang bersifat basa (alkaline).
Sebagai contoh:
Na2O(s) + H2O(l) → 2Na+(aq) + 2OH- (aq)

Unsur-unsur logam alkali merupakan logam yang sangat reaktif. Kereaktifan tersebut
berkaitan dengan elektronvalensinya. Logam alkali mempunyai 1 elektron pada kulit
terluarnya, untuk mencapai kestabilan maka logam golongan ini lebih cenderung untuk
melepas 1 elektron tersebut sehingga logam ini mempunyai bilangan oksidasi +1. Kereaktifan
logam alkali bertambah besar sesuai dengan pertambahan jari-jari atomnya. Kecendrungan
logam alkali sangat beraturan, dari atas ke bawah, jari-jari atom dan massa jenis bertambah,
sedangkan titik leleh dan titik didih berkurang. Sementara energi ionisasi dan
keelektroneatifan berkurang. Li merupakan reduktor yang paling kuat dibanding unsur-unsur
segolongannya, sementara Li memiliki energi ionisasi yang terbesar (terjadi penyimpangan),
hal ini disebabkan karena potensial reduksi dan energi ionisasi merupakan dua hal yang
berbeda dan tidak terdapat keterkaitan satu sama lain.
Salah satu ciri khas dari logam alkali adalah memiliki sprektum emisi. Sprektum ini
dihasilkan bila larutan garamnya dipanaskan dalam nyala Bunsen. Ketika atom diberi energi
(dipanaskan) elektronnya akan tereksitasi ke tingkat yang lebih tinggi. Ketika energi itu
dihentikan, maka elektronnya akan kembali lagi ke tingkat dasar sehingga memancarkan
energi radiasi elektromagnetik.

B.       Macam – Macam dan Sifat Logam Alkali


1.      Litium (Li)
Ditemukan oleh Arfvedson pada tahun 1817. Litium merupakan unsur logam teringan,
dengan berat jenis sekitar setengahnya air. Litium tidak ditemukan sebagai unsur tersendiri di
alam, ia selalu terkombinasi dalam unit-unit kecil pada batu-batuan berapi dan pada sumber-
sumber mata air. Mineral-mineral yang mengandung litium contohnya: lepidolite,
spodumeme, petalite, dan amblygonite.
  Sifat Litium (Li)
Nomor atom :3
Konfigurasi e- : [He] 2s1
Jari-jari atom : 1,52 Å
Jari-jari ion (M+) : 0,60 Å
Titik cair : 181 °C
Titik Didih : 1347 °C
Kelektronegatifan (skala pauling) : 1,0
Energi Ionisasi
Pertama : 520 kJ/mol
Kedua : 7298 kJ/mol
Warna nyala : merah-tua
Potensial reduksi standar : M + + e- à M : 3,04 volt

2.      Natrium (Na)


Natrium  ditemukan oleh Sir Humphrey Davy pada 1807 di Inggris (  Inggris, soda;  Latin,
sodanu: obat sakit kepala). Asal simbol Na berasal dari kata Latin “natrium”. Dia
menemukan dengan cara mengisolasi melalui metoda mengelektrolisis,tetapi sebenarnya
unsur ini sudah dikenal di berbagai senyawa. Unsur ini merupakan logam terbanyak dalam
golongan alkali.Unsur ini merupakan terbanyak di permukaan bumi,dalam permukaan bumi
terdapat 2,7 % (Mohsin, 2006).

  Sifat Natrium (Na)


Nomor atom : 11
Konfigurasi e- : [Ne] 3s1
Jari-jari ato : 1,86 Å
Jari-jari ion (M+) : 0,95 Å
Titik cair : 97,8 °C
Titik Didih : 883 °C
Keelektronegatifan (skala pauling) : 0,9
Energi Ionisasi
Pertama : 496 kJ/mol
Kedua : 4562 kJ/mol
Warna nyala : kuning
Potensial reduksi standar : M + + e- à M : 2,71 volt

3.      Kalium (K)


(Inggris, potasium; Latin, kalium, Arab, qali, alkali). Ditemukan oleh Humphry Davy pada
tahun 1807, yang mendapatkannya dari caustic potash (KOH) logam ketujuh paling banyak
dan terkandung sebanyak 2.4% (berat) di dalam kerak bumi. Kebanyakan mineral kalium
tidak terlarut dalam air dan unsur kalium sangat sulit diambil dari mineral-mineral tersebut.
Mineral-mineral tertentu, seperti sylvite, carnalite, langbeinite, dan polyhalite ditemukan di
danau purba dan dasar laut yang membentuk deposit dimana kalium dan garam-garamnya
dengan mudah dapat diambil. Kalium ditambang di Jerman, negara bagian-negara bagian
New Mexico, California, dan Utah

  Sifat Kalium (K)


Nomor atom : 19
Konfigurasi e- : [Ar] 4s1
Jari-jari atom : 2,31 Å
Jari-jari ion (M+) : 1,33 Å
Titik cair : 63,6 °C
Titik Didih : 774 °C
Kelektronegatifan (skala pauling) : 0,8
Energi Ionisasi
Pertama : 419 kJ/mol
Kedua : 3051 kJ/mol
Warna nyala : ungu
Potensial reduksi standar : M + + e- à M : 2,92 volt

4.      Rubidium (Rb)


Ditemukan oleh Bunsen dan Kirchoff pada tahun 1861 di dalam mineral lepidolite dengan
menggunakan spektroskop. Logam ini bereaksi hebat dengan air, membentuk amalgam
dengan merkuri dan paduan dengan emas, besi, cesium, natrium, dan kalium, tetapi tidak
lithium (meskipun fakta bahwa rubidium dan lithium dalam kelompok yang sama). Rubidium
ada di pollucite, leucite dan zinnwaldite, yang terkandung sekitar 1% dan dalam bentuk
oksida. Dengan logam-logam alkali yang lain, rubidium membentuk amalgam dengan raksa
dan campuran logam dengan emas, cesium dan kalium
Logam rubidium juga dapat dibuat dengan cara mereduksi rubidium klorida dengan kalsium
dan dengan beberapa metoda lainnya.

  Sifat Rubidium (Rb)


Nomor atom : 37
Konfigurasi e- : [kr] 5s1
Jari-jari atom : 2,44 Å
Jari-jari ion (M+) : 1,48 Å
Titik cair : 38,9 °C
Titik Didih : 688 °C
Keelektronegatifan (skala pauling) : 0,8
Energi Ionisasi
Pertama : 403 kJ/mol
Kedua : 2632 kJ/mol
Warna nyala : merah-biru
Potensial reduksi standar :M + + e- à M : 2,92 volt

5.      Cesium (Cs)


Pada tahun 1860, Robert Bunsen dan Gustav Kirchhoff  menemukan cesium di dalam air
mineral di Durkheim, Jerman. Karena garis biru terang dalam spektrum emisi, mereka
memilih nama yang diambil dari kata Latin caesius, yang berarti langit biru. Cesium adalah
elemen pertama yang ditemukan untuk spektroskopis, hanya satu tahun setelah penemuan
spektroskop oleh Bunsen dan Kirchhoff. Salah satu sumber terkaya yang mengandung
Sesium terdapat di danau Bernic di Manitoba, Kanada.

  Sifat Cesium (Cs)


Nomor atom : 55
Konfigurasi e- : [xe] 6s1
Jari-jari atom : 2,62 Å
Jari-jari ion (M+) : 1,69 Å
Titik cair : 28,4 °C
Titik Didih : 678 °C
Kelektronegatifan (skala pauling) : 0,7
Energi Ionisasi
Pertama : 376 kJ/mol
Kedua : 2420 kJ/mol
Warna nyala : biru
Potensial reduksi standar :M + + e- à M : 2,92 volt

6.      Fransium (Fr)


Fransium ditemukan oleh Marguerite Perey di Prancis (dari mana elemen mengambil nama)
pada tahun 1939. Memiliki elektronegativitas terendah dari semua unsur yang dikenal, dan
merupakan unsur alami paling langka kedua (setelah astatin). Fransium merupakan unsur
logam alkali yang bersifat radioaktif dan sifat-sifat kimianya sangat mirip dengan cesium.
Fransium dihasilkan ketika unsur radioaktif aktinium meluruh melalui reaksi sebagai berikut:
_89 〖Ac〗^227→_87 〖Fr〗^223+_2 〖He〗^4
Selain itu fransium merupakan unsur logam berat yang angat elektropositif dan merupakan
unsur radioaktif alami yang isotop-isotopnya mempunyai massa atom dalam rentang 204
sampai 224.

  Sifat Fransium (Fr)


Nomor atom : 87
Konfigurasi e- : [Rn] 7s1
Titik cair : 27 °C
Titik Didih : 678 °C
Kelektronegatifan (skala pauling) : 0,7

C.    Reaksi Logam Alkali


Semua senyawa logam alkali merupakan senyawa yang mudah larut dalam air. Beberapa
reaksi logam alkali, antara lain:
1.      Reaksi dengan halogen membentuk garam yang stabil.
2Na + Cl2 → 2NaCl
2.      Reaksi dengan air dan membebaskan banyak energi.
2K + 2H2O → 2KOH + H2
3.      Reaksi dengan oksigen membentuk oksida, peroksida, dan superoksida
4Li + O2 → 2Li2O
2Na + O2 → Na2O2
K + O2 → KO2
4.      Reaksi dengan hydrogen membentuk hidrida
2L + H2 → 2LH
5.      Reaksi dengan nitrogen membentuk nitride
6Li + N2 → 2Li3N
6.      Reaksi dengan amonia pekat membentuk senyawa amida
2L + 2NH3 → 2LNH2 + H2

D.    Keberadaan Unsur Alkali di Alam


1.      Litium (Li)
Litium tidak ditemukan sebagai unsur tersendiri di alam, tetapi selalu terkombinasi dalam
unit-unit kecil pada batu-batuan berapi dan pada sumber-sumber mata air. Mineral-mineral
yang mengandung litium contohnya (Mohsin, 2006):
Lepidolite : K2Li3Al4Si7O21(OH.F)3
Spodumene : LiAl(SiO3)2
Petalite : LiAlSi4O10
Amblygonite : (LiNa)AlPO4(FOH)

2.      Natrium (Na)


Natrium banyak ditemukan di bintang-bintang yang ada diluar angkasa berdasarkan spektra
garis D-nya dan bertanggung jawab terhadap cahaya hampir kebanyakan bintang Natrium
juga merupakan elemen terbanyak keempat di bumi, terkandung sebanyak 2.6% di kerak
bumi. Unsur ini merupakan unsur terbanyak dalam grup logam alkali.
Kelimpahan Natrium
lapisan bumi = 23000 ppm
Air laut = 10500 ppm
Matahari = 1910000 relatif terhadap H=1exp12
Natrium banyak ditemukan diberbagai mineral logam misalnya sebagai:
Garam (NaCl), Soda Kue (NaHSO3), Soda (Na2CO3.10H2O), Boraks (Na2B4O7), Kriolit
(Na3AlF6)

3.      Kalium (K)


Logam ini merupakan logam ketujuh paling banyak dan terkandung sebanyak 2.4% (berat) di
dalam kerak bumi. Kebanyakan mineral kalium tidak terlarut dalam air dan unsur kalium
sangat sulit diambil dari mineral-mineral tersebut. Mineral-mineral tertentu, seperti:
sylvite (KCL), carnalite (KMgCl2.6H2O), langbeinite dan polyhalite ditemukan di danau
purba dan dasar laut yang membentuk deposit dimana kalium dan garam-garamnya dengan
mudah dapat diambil.

4.      Rubidium (Rb)


Unsur ini ternyata ditemukan lebih banyak dari yang diperkirakan beberapa tahun lalu.
Sekarang ini, rubidium dianggap sebagai elemen ke-16 yang paling banyak ditemukan di
kerak bumi. Rubidium ada di pollucite, leucite dan zinnwaldite, yang terkandung sekitar 1%
dan dalam bentuk oksida. Ia ditemukan di lepidolite sebanyak 1.5% dan diproduksi secara
komersil dari bahan ini. Mineral-mineral kalium, seperti yang ditemukan pada danau Searles,
California, dan kalium klorida yang diambil dari air asin di Michigan juga mengandung
rubidium dan sukses diproduksi secara komersil. Elemen ini juga ditemukan bersamaan
dengan cesium di dalam deposit pollucite di danau Bernic, Manitoba.

5.      Cesium (Cs)


Sesium merupakan logam alkali yang terdapat di lepidolite, pollucte (silikat aluminum dan
Sesium basah) dan di sumber-sumber lainnya. Salah satu sumber terkaya yang mengandung
Sesium terdapat di danau Bernic di Manitoba, Kanada. Deposit di danau tersebut
diperkirakan mengandung 300.000 ton pollucite (Cs4Al4Si9O26.H2O) yang mengandung 20%
Sesium. Unsur ini juga dapat diisolasi dengan cara elektrolisis fusi sianida dan dengan
beberapa metoda lainnya. Sesium murni yang bebas gas dapat dipersiapkan dengan cara
dekomposisi panas Sesium azida.

6.      Fransium (Fr)


Fr jarang ditemukan karena merupakan hasil peluruhan bahan radioaktif 227Ac dengan
waktu paro 21 menit.
E.     Pembuatan Unsur Alkali
1.      Litium (Li)
Sumber logam litium adalah spodumene (LiAl(SO)3). Spodumene dipanaskan pada suhu 100
o
C kemudian ditambah H2SO4 pekat panas sehingga diperoleh Li2SO4. Campuran yang
terbentuk dilarutkan ke dalam air. Larutan Li2SO4 ini kemudian direaksikan dengan Na2CO3.
Dari reaksi ini terbentuk endapan Li2CO3.
Li2SO4(aq) +  Na2CO3(aq) ―→ Li2CO3(s) +  Na2SO4(aq)
 
Setelah dilakukan pemisahan Li2CO3 yang diperoleh direaksikan dengan HCl sehingga
diperoleh garam LiCl.
Li2CO3(s) +  2HCl(aq) ―→  2LiCl +  H2O +  CO2
Garam LiCl ini yang akan digunakan sebagain bahan dasar elektrolisis litium. Namun karena
titik lebur LiCl yang sangat tinggi sekitar 600 °C maka ditambahkan KCl dengan
perbandingan volume 55% LiCl dan 45% KCl. Penambahan KCl ini bertujuan untuk
menurunkan titik lebur LiCl menjadi 430 ºC. Reaksi yang terjadi pada proses elektrolisis Li
adalah sebagai berikut
Katoda :  Li+ +  e ―→ Li
Anoda  :   2Cl‾ ―→ Cl2 + 2e
 Selama elektrolisis berlangsung ion Li+ dari leburan garam klorida akan bergerak menuju
katoda. Ketika tiba dikatoda ion-ion litium akan mengalami reaksi reduksi menjadi padatan
Li yang menempel pada permukaan katoda. Padatan yang terbentuk dapat diambil secara
periodik, dicuci kemudian digunakan untuk proses selanjutnya sesuai keperluan. Sedangkan
ion Cl‾ akan bergerak menuju anoda yang kemudian direduksi menjadi gas Cl2.

2.      Natrium (Na)


Natrium dibuat dari elektrolisis lelehan natrium klorida (NaCl) yang dicampur dengan
kalsium klorida (CaCl2). CaCl2 berfungsi untuk menurunkan titik leleh NaCl. Lelehan
natrium klorida (NaCl) akan dielektrolisis menggunakan Sel Downs. Maka, reaksi yang
berlangsung adalah sebagai berikut.
Katode : 2Na+ + 2e → 2Na
Anode : 2Cl- → Cl2 + 2e
2Na+ + 2Cl- → 2Na + Cl2
Cara Pembuatan Senyawa Natrium
Pembuatan Na2CO3:
Na2CO3 dibuat dengan melalui proses Solvay. Metode pembuatan Na 2CO3 dikembangkan
sejak 1838–1922 oleh Ernest Solvay dari Belgia dengan batu kapur CaCO 3 sebagai bahan
bakunya.
Pembuatan NaCl:
NaCl (natrium klorida) dibuat dari air laut atau garam batu
Pembuatan NaOH:
NaOH dibuat dengan elektrolisis larutan NaCl
Maka, reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut.
Katode : 2H2O + 2e → 2OH- + H2
Anode : 2Cl- → Cl2 + 2e
2H2O + 2Cl- → 2OH- + H2 + Cl2

3.      Kalium (K)


Kalium tidak ditemukan tersendiri di alam, tetapi diambil melalui proses elektrolisis
hidroksida. Metoda panas juga lazim digunakan untuk memproduksi kalium dari senyawa-
senyawa kalium dengan CaC2, C, Si, atau Na.
Pembuatan Logam Kalium ( K )

       elektrolisis lelehan KOH

       elektrolisis lelehan KCN

       reduksi garam kloridanya

       reduksi KCl dengan natrium

Kalium tidak dibuat dengan metode yang sama seperti natrium karena logam kalium,
awalnya dibentuk melalui elektrolisis larutan KCl terlarut dalam garam yang dilelehkan
(Anonimous,2010):

Katoda: K+ + e- → K
Anoda: Cl- → 1/2Cl2 + e-
Kalium dibuat melalui reaksi logam natrium dengan KCl cair pada 850 °C
(Anonimous,2010):
Na + KCl→ K+ NaCl

4.      Rubidium (Rb)


Logam rubidium dapat dibuat dengan cara mereduksi rubidium klorida dengan kalsium dan
dengan beberapa metoda lainnya.
Dengan mereduksi lelehan senyawa RbCl
Na + RbCl → Rb + NaCl

5.      Cesium (Cs)


Dalam laboratorium cesium dapat dibuat melalui proses elektrolisis ekstrak mineral dalam
bentuk sianida (cianyde) atau melalui pemanasan hidroksida atau karbonat magnesium atau
aluminium.
Dengan mereduksi lelehan senyawa CsCl
Na + CsCl → Cs + NaCl

6.      Fransium (Fr)


Fransium merupakan unsur logam alkali yang bersifat radioaktif. Fransium dihasilkan ketika
unsur radioaktif aktinium meluruh melalui reaksi sebagai berikut:
_89 〖Ac〗^227→_87 〖Fr〗^223+_2 〖He〗^4

F.     Kegunaan Unsur Alkali dan Senyawanya


1.      Litium (Li)
Litium banyak dipakai untuk baterai, keramik, gelas, lubrican, peningkat kekerasan paduan
logam, farmasi, hidrogenasi, cairan pentransfer panas, propelant roket, sintesis vitamin A,
pendingin reaktor nuklir, produksi tritium, deoksidator untuk logam tembaga dan paduannya.
Penggunaan litium yang lain adalah (Morie, 2010):

       Litium dipakai dalam kimia organik untuk membuat reagen berbasis organolitium

       Litium neobate dipakai dalam alat telekomunikasi seperti HP sebagai resonat kristal

       Litium klorida dan litium bromida dipakai sebagai desikan

       Litium stearat dipakai sebagai lubrican pada alat bertemperatur tinggi

       Alloy litium dengan logam lain seperti aluminium, kadmium, tembaga, dan mangan
dipakai sebagai bahan pembuatan pesawat terbang.

       Litium flourida dipakai diperalatan optik seperti IR, teleskop, UV dan UV Vacum karena
sifatnya yang transparan

       Logam litium dan hidridanya dipakai sebagai bahan untuk bahan bakar roket
       Litium peroksida, litium nitrat, litium klorat, litium perklorat dipakai sebagai oksidator
dalam propelan roket

       Litium deuerida dipakai sebagai bahan bakar reaksi fusi dimana jika ditembaki dengan
neutron maka akan menghasilkan tritium.

       Litium hidroksida adalah senyawa penting yang diperoleh dari litium karbonat, bersifat
basa kuat, dan bila dipanaskan dengan minyak akan diperoleh sabun litium yang bermanfaat
untuk membersihkan lemak dan dipakai untuk melubrikasi gear mesin

       Senyawaan litium dipakai sebagai zat pewarna pada kembang api karena dapat
menghasilkan warna merah terang.

2.      Natrium (Na)


Kegunaan natrium ( Na ) dan senyawanya antara lain sebagai berikut:
       Sebagai pendingin pada reaktor nuklir, dimana Na menyerap panas dari reaktor nuklir
kemudian Na panas mengalir melalui saluran menuju reservoar yang berisi air. Selanjutnya
air dalam reservoar menguap dan uapnya dialirkan pada pembangkit listrik tenaga uap.
       Natrium digunakan pada industri pembuatan bahan anti ketukan pada bensin yaitu TEL
(tetraetillead).
       Uap natrium digunakan untuk lampu jalan yang dapat menembus kabut.
       Untuk membuat beberapa  senyawa natrium seperti Na2O2 (natrium peroksida)
dan 2Li3N (Litium Nitrida)
       Natrium juga digunakan untuk foto sel dalam alat-alat elektronik.
       Natrium Klorida Sebagagai bahan baku untuk membuat natrium (Na), klorin (Cl 2),
hydrogen (H2), hydrogen klorida (HCl) serta senyawa- senyawa natrium seperti NaOH dan
Na2CO3, Di negara yang bermusim dingin, natrium klorida digunakan untuk mencairkan salju
di jalan raya, pengolahan bahan makanan yaitu sebagai bumbu masak atau garam dapur.
       Natrium Hidroksida (NaOH) disebut juga dengan nama kaustik soda atau soda api,
digunakan dalam industri sabun dan deterjen. Sabun dibuat dengan mereaksikan lemak atau
minyak dengan NaOH, industri pulp dan kertas. Bahan dasar pembuatan kertas adalah
selulosa (pulp) dengan cara memasak kayu, bambu dan jerami dengan kaustik soda (NaOH).
       Natrium Karbonat (Na2CO3) dinamakan juga soda abu, digunakan dalam industri
pembuatan kertas, industri kaca, industri deterjen, bahan pelunak air (menghilangkan
kesadahan pada air).
       Natrium Bikarbonat (NaHCO3) disebut juga soda kue, Kegunaannya sebagai bahan
pengembang pada pembuatan kue.
       Natrium nitrit (NaNO2), pembuatan zat warna (proses diazotasi), pencegahan korosi.
       Natrium sulfat (Na2SO4) atau garam Glauber, obat pencahar (cuci perut), zat pengering
untuk senyawa organik.
       Natrium tiosulfat (Na2S2O3), larutan pencuci (hipo) dalam fotografi.
       Na3AlF6, pelarut dalam sintesis logam alumunium.
       Natrium sulfat dekahidrat (Na2SO4.10H2O) atau garam glauber: digunakan oleh industri
pembuat kaca.
       Na3Pb8 : sebagai pengisi lampu Natrium.
       Natrium peroksida (Na2O2): pemutih makanan.
       Na-benzoat, zat pengawet makanan dalam kaleng, obat rematik.
       Na-sitrat, zat anti beku darah.
       Na-glutamat, penyedap masakan (vetsin).
       Na-salsilat, obat antipiretik (penurun panas).

3.      Kalium (K)


Kegunaan Kalium (K) dan Senyawanya
       Unsur kalium sangat penting bagi pertumbuhan. Tumbuhan membutuhkan garam-garam
kalium, tidak sebagai ion K+sendiri, tetapi bersama-sama dengan ion Ca2+ dalam
perbandingan tertentu.
       Unsur kalium digunakan untuk pembuatan kalium superoksida (KO2) yang dapat
digunakan sebagai bahan cadangan oksigen dalam tambang (bawah tanah), kapal selam, dan
digunakan untuk memulihkan seseorang yang keracunan gas.
       Kalium oksida (KO2), digunakan sebagai konverter CO2pada alat bantuan pernafasan. Gas
CO2 yang dihembuskan masuk kedalam alat dan bereaksi dengan KO2 menghasilkan O2
       KOH digunakan pada industri sabun lunak atau lembek.
       KCl dan K2SO4 digunakan untuk pupuk pada tanaman.
       KNO3 digunakan sebagai komponen esensial dari bahan peledak, petasan dan kembang
api.
       KClO3  digunakan untuk pembuatan korek api, bahan peledak, dan mercon. KClO 3 dapat
juga digunakan sebagai bahan pembuat gas Cl2, apabila direaksikan dengan larutan HCl pada
laboratorium.
       Kalium hidroksida (KOH), bahan pembuat sabun mandi, elektrolit batu baterai batu alkali
       K2Cr2O7, zat pengoksidasi (oksidator)
       KMnO4, zat pengoksidasi, zat desinfektan

4.      Rubidium (Rb)


Kegunaan rubidium:
       Dibutuhkan untuk kelangsungan hidup beberapa mahluk hidup (misalnya oleh tumbuhan)
       Digunakan sebagai katalis pada beberapa reaksi kimia.
       Digunakan sebagai sel foto listrik.
       Sifat radioaktif rubidium-87 digunakan dalam bidang geologi (untuk menentukan umur
batuan atau benda-benda lainnya).

5.      Cesium (Cs)


Karena Sesium memiliki ketertarikan dengan oksigen, logam ini dijadikan “penarik”
pada tabung-tabung elektron. Ia juga digunakan dalam sel-sel fotoelektrik, dan sebagai katalis
di hydrogenasi senyawa-senyawa tertentu. Logam ini baru-baru saja ditemukan aplikasinya
pada sistim propulsi. Sesium digunakan pada jam atom dengan akurasi sebesar 5 detik dalam
300 tahun. Senyawa-senyawanya yang penting adalah klorida dan nitrat.

6.      Fransium (Fr)


Tidak digunakan secara komersial.
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A.     Hasil Pengamatan


1.1 Tabel Sifat – Sifat Unsur Alkali

UNSUR 3Li 11Na 19K 37Rb 55 Cs 87Fr

1. Konfigurasi elektron [G] ns1

2. Massa atom

3. Jari-jari atom (n.m)

4. Keelektronegatifan
Rendah (antara 0.7 - 1.0)

5. Suhu lebur (oC)

Di atas suhu kamar (antara 28.7o - 180.5o)

6. Energi ionisasi
(kJ/mol)

Antara 376 - 519

7. Potensial oksidasi
(volt)  
Positif, antara 2.71 - 3.02 (reduktor)

8. Bilangan oksidasi +1 +1 +1 +1 +1 +1
 Catatan :
 [G] = unsur-unsur gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, Rn)
   n = nomor perioda (2, 3, 4, 5, 6, 7)
  → = makin besar sesuai dengan arah panah

Untuk lebih jelasnya, dipaparkan pada tabel berikut ini.

1.2 Tabel sifat ionic dan sifat fisis unsure alkali


Jari-jari Energi Potensial Titik Titik
Keelektro- Kerapatan
Unsur Atom Ionisasi reduksi Didih leleh
negatifan (g/mL)
(Ǻ) (kJ/mol) (Volt) (oC) (oC)
Li 1,52 0,98 520,2 -3,045 0,534 1.347 180,54
Na 1,86 0,93 495,8 -2,7109 0,971 903,8 97,81
K 2,27 0,82 418,8 -2,924 0,862 774 63,65
Rb 2,47 0,82 403,0 -2,925 1,532 688 38,89
Cs 2,65 0,79 375,7 -2,923 1,878 678,4 28,40

B.     Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, konfigurasi elektron valensi logam alkali adalah ns1 yang
berarti terletak pada golongan IA dalam sistem periodik dan menempati blok s. Logam alkali
mempunyai satu elektron valensi sehingga mudah melepaskan satu elektron dan membentuk
ion positif bervalensi satu :
L →  L+   +  e-
Kecenderungan sifat logam alkali sangat teratur. Dari atas ke bawah secara berurutan
semakin besar :
       jari-jari atom
       massa atom

       sifat reduktor

       massa jenis (kerapatan)


Sementara itu, Dari atas ke bawah secara berurutan semakin kecil :
       energi ionisasi
       afinitas elektron
       keelektronegatifan
       titik leleh
       titik didih

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A.      Simpulan
Dari beberapa penjelasan yang telah dibahas dalam BAB I dan II, dapat ditarik kesimpulan
bahwa Dalam sistim periodik logam alkali terdapat pada kolom pertama ,sering juga disebut
dengan ”Golongan IA”, terdiri dari: lithium (Li), sodium (Na), potassium (K), rubidium (Rb),
cesium (Cs) dan francium (Fr). Disebut logam alkali karena oksidanya dapat bereaksi dengan
air menghasilkan larutan yang bersifat basa (alkaline). Logam Alkali juga memiliki sifat-sifat
fisika dan kimia, seperti logam alkali berbentuk padatan kristalin, merupakan penghantar
panas dan listrik yang baik, merupakan reduktor paling kuat. Semua unsur alkali sangat
reaktif sehingga secara alami tak pernah ditemukan dalam bentuk tunggal. Untuk
menghambat reaktivitas, unsur-unsur logam alkali harus disimpan dalam medium minyak.

Anda mungkin juga menyukai