GOLONGAN UTAMA
GOLONGAN IA
Kelompok 2
1. Helda Anggraini (06101281823072)
2. Leni Dwi Apriani (06101181823062)
3. Lussi Widya Ningsih (06101281823063)
4. Melita Julita (06101181823009)
5. Sakinah Aprilia (06101381823035)
Unsur-unsur alkali (golongan IA) terdiri atas logam Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb),
Cesium (Cs), dan Fransium (Fr). Logam-logam alkali ini memiliki sifat fisik dan sifat kimia yang berbeda pada
setiap unsurnya. Logam-logam pada golongan IA sulit ditemukan dalam keadaan bebas di alam, tetapi biasanya
ditemui sebagai ion positif dalam senyawa ion.
Struktur Unsur Golongan IA
1. Litium (Li)
Litium berasal dari bahasa Yunani: lithos, yang berarti
"batu". Ini adalah logam alkali lunak berwarna putih keperakan.
Di bawah kondisi standar, ini adalah logam paling ringan
sekaligus unsur padat yang paling ringan. Litium sangat reaktif
dan mudah terbakar, serta disimpan dalam minyak mineral.
Ketika dipotong sehingga bagian dalamnya terbuka, ia
menunjukkan kilau logam, tetapi udara lembab menodainya
dengan cepat menjadi kusam abu-abu keperakan, lalu
membentuk noda hitam.
Inti atom litium bergetar pada ketidakstabilan, karena
dua isotop litium stabil yang ditemukan di alam memiliki energi
ikatan paling rendah per nukleon dari semua nuklida stabil.
Struktur Unsur Golongan IA
2. Natrium (Na)
Natrium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik
yang memiliki lambang Na dan nomor atom 11. Ini adalah
logam lunak, putih keperakan, dan sangat reaktif. Natrium
adalah logam alkali, berada pada golongan 1 tabel periodik,
karena memiliki satu elektron di kulit terluarnya yang mudah
disumbangkannya, menciptakan atom bermuatan positif—
kation Na+. Satu-satunya isotop stabil adalah 23Na.
Struktur Unsur Golongan IA
3. Kalium (K)
Kalium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik
yang memiliki lambang K dan nomor atom 19. Dari bahasa Neo-
Latin kalium. Ia pertama kali diisolasi dari potas (abu tanaman).
Dalam tabel periodik, semua logam alkali memiliki satu elektron
valensi di kelopak elektron terluarnya, yang mudah dilepaskan
untuk membentuk ion bermuatan positif – sebuah kation, yang
jika bergabung dengan anion membentuk garam. Kalium di
alam hanya terdapat pada garam ionik.
Kalium secara kimiawi sangat mirip dengan natrium,
memiliki energi ionisasi pertama yang hampir sama, yang
memungkinkan setiap atom melepaskan satu-satunya elektron
terluarnya. Kalium alami terdiri dari tiga isotop, yang salah
satunya, 40K bersifat radioaktif.
Struktur Unsur Golongan IA
4. Rubidium (Rb)
Rubidium adalah logam urutan kedua yang paling
reaktif dan sangat lembut, dengan kilau putih keperakan.
Rubidium ditemukan (1861) secara spectroscopically oleh
ilmuwan Jerman Robert Bunsen dan Gustav Kirchhoff dan
dinamai sesuai dengan dua garis merah yang menonjol dari
spektrumnya.
Ada 24 isotop rubidium. Isotop rubidium yang
ditemukan secara alami ada dua, 85Rb dan 87Rb. Rb-87
terkandung sebanyak 27.85% dalam rubidium alami dan isotop
ini merupakan pemancar beta dengan paruh waktu 4.9 x 1010
tahun. Rubidium cukup radioaktif sehingga ia dapat
mengekspos photographic film dalam 30 sampai 60 hari.
Rubidium membentuk empat oksida: Rb2O, Rb2O2, Rb2O3,
Rb2O4.
Struktur Unsur Golongan IA
5. Cesium (Cs)
Cesium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki simbol Cs dan nomor atom 55. Unsur kimia ini
merupakan logam lunak dan berwarna putih keemasan, yang
adalah salah satu dari lima unsur logam berwujud cair pada
atau sekitar suhu ruangan.
Penemuan unsur ini dilakukan oleh Robert Bunsen dan Fustov
Kirchhoff tahun 1859. Mereka melakukan penelitian terhadap
sampel mineral dari sumber mata air. Mereka berhasil
menemukan dua garis biru dari spektrum sinar yang belum
diketahui sebelumnya, dan memberi nama unsur tersebut
dengan Cesium yang dalam bahasa Latin berarti “langit biru”.
Dalam kristalografi, sistem kristal kubik adalah sistem
kristal di mana sel satuan berada dalam sebuah bentuk kubus.
Sistem ini merupakan sistem yang paling sederhana dan paling
umum yang ditemukan pada kristal dan mineral. Struktur kristal
dari Cesium adalah kubus perpusat badan.
Struktur Unsur Golongan IA
6. Fransium (Fr)
Fransium adalah logam radioaktif yang berat dan tidak
stabil dengan waktu paruh maksimal hanya 22 menit. Fransium
adalah unsur terlangka kedua di kerak bumi selain astatine.
Kurang dari tiga puluh gram Fransium ada di Bumi pada waktu
tertentu.
Fransium adalah yang paling tidak elektronegatif dari
semua unsur, oleh karena itu logam alkali paling reaktif secara
kimia. Unsur ini dibuat dalam jumlah kecil dalam akselerator
partikel. Isotop Fransium, dengan jumlah massa berkisar antara
200 sampai 232, paling sering mengalami peluruhan alfa atau
beta. Fransium-223 adalah isotop terpanjang yang pernah ada.
Unsur ini memiliki waktu paruh 22 menit. Fransium-221
memiliki waktu paruh 5 menit. Fransium-216 memiliki waktu
paruh 0,7 mikrodetik. Fransium-212 memiliki waktu paruh 19
menit.
Sifat Fisika dan Kimia Litium
Senyawa Oksida
4M(s) + O2(g) → 2M2O (s).
Contoh reaksi logam alkali dengan oksigen menghasilkan oksida
4Na(s) + O2(g) 2Na2O(s)
1. Litium
Melalui Ekstraksi
Garam litium diekstraksi dari air di mata air mineral, kolam air asin, dan deposit air garam. Litium hadir
dalam air laut, namun metode ekstraksi yang layak secara komersial belum dikembangkan. Sumber litium potensial
lainnya adalah lindi dari sumur geotermal, yang dibawa ke permukaan. litium dipisahkan dengan filtrasi sederhana
Penambahan asam klorida {HCl} kepada litium karbonat akan menghasilkan litium klorida {LiCl}. Senyawa ini
digunakan untuk memproduksi logam litium menggunakan teknik elektrolisis. Litium klorida akan dicampur dengan
kalium klorida sehingga menghasilkan titik leleh yang rendah yaitu sekitar 400 – 420 oC. Dengan metode ini, akan
dihasilkan logam litium dengan kemurnian sekitar 97 persen. Litium murni yang terbentuk di katoda akan
mengambang di permukaan elektrolit yang digunakan.
Litium ini tidak akan bereaksi dengan udara luar karena permukaan logam dilindungi oleh lapisan tipis
elektrolit. Kemudian, logam litium tersebut akan dipisahkan dari sel elektrolisis dan kemudian dituangkan ke dalam
cetakan pada suhu yang lebih tinggi sedikit dari titik lelehnya, sehingga ia akan terpisah dari elektrolit. Padatan logam
litium kemudian dilelehkan kembali sehingga zat-zat tak terlarut di dalam lelehan akan mengapung di permukaan atau
mengendap di dasar cetakan. Dengan begitu, mereka bisa dipisahkan.
Pelelehan kembali logam litium ini akan mengurangi jumlah kalium sebagai pengotor yang terdapat dalam
logam sehingga jumlahnya kurang dari 100 ppm. Logam litium yang dihasilkan bisa di buat menjadi kawat atau
lembaran untuk kemudian disimpan. Logam ini lebih lunak dibandingkan timbal, tetapi lebih keras dibandingkan
logam-logam unsur alkali lainnya.
Cara Pembuatan Unsur
2. Natrium
Proses pembuatan natrium memiliki bahan dasar logam alkali yang diperoleh dari hasil elektrolisis
lelehan garam klorida dan pembuatan elektrolisis logam natrium dihasilkan dari campuran lelehan NaCl
dengan CaCl2, dalam hal ini CaCl2 memiliki kegunaan untuk menurunkan titik leleh Nacl. Pada saat NaCl
dengan CaCl2 cair disatukan dalam sel down, kemudian diberi aliran listrik dan Ion Na+ akan direduksi
menjadi sebuah natrium yang sifatnya cair. Ion Cl- kemudian dioksidasi pada anoda yang kemudian
menghasilkan gas Cl2.
3. Kalium
Di alam Kalium/potasium tidak ditemukan dalam bentuk unsur bebas karena, melainkan dalam bentuk
senyawa karena terlalu reaktif. Kalium/potasium diperoleh secara komersial dengan elektrolisis dari kalium
hidroksida atau kalium klorida. Logam kalium dibuat dengan elektrolisis campuran KCl dan CaCl2 cair.
Reaksi terjadi :
Katode : K+(l) + e K(l)
Anode : 2Cl-(l) Cl2(g) + 2e
Dapat juga dengan cara reduksi lelehan KCl dengan logam Na pada suhu 850°C.
KCl(l) + Na(s) K(s) + NaCl(s)
Reaksi reduksi di atas merupakan kesetimbangan. Kalium yang terbentuk mudah menguap. Sehingga dapat
dikeluarkan dari sistem akibatnya kesetimbangan akan bergeser kekanan sehingga pembentukan kalium
berlangsung terus.
Cara Pembuatan Unsur
4. Rubidium
Pembuatan unsur Rubidium dengan cara mengolah lelehan kloridanya dengan uap Na pada suhu
tinggi, kemudian logamnya dimurnikan dengan destilasi. Rubidium tidak dapat diperoleh dengan proses
elektrolisis karena logam-logam yang terbentuk pada anoda akan segera larut kembali dalam larutan
garam yang digunakan. Oleh sebab itu, untuk memperoleh Rubidium dilakukan melalui metode reduksi.
5. Cesium
Cesium tidak dibuat secara normal di laboratorium seperti seolah-olah siap tersedia secara
komersial. Semua sintesa membutuhkan tahapan elektrolitik dan merupakan sebuah proses yang sulit
untuk menambahkan sebuah elektron pada ion lithium Cs yang memiliki elektro negative yang sangat
sedikit. Metoda pembuatan cesium tidaklah sama seperti proses pembuatan sodium ataupun logam-
logam alkali lainnya. Hal ini dikarenakan logam cesium, sesaat terbentuk secara elektrolisis dari liquid
cesium klorida (CsCl) dapat dengan mudah terlarut ke dalam molten salt (garam cairnya).
Katoda: Cs- (l) + e → Cs (l)
Anode: Cl- (l) → ½ Cl2 (g) + e
Reaksi ini dibuat dengan mereaksikan logam sodium dengan cesium klorida panas cair.
Na + CsCl → Cs + NaCl
Ini merupakan reaksi kesetimbangan dan pada kondisi ini cesium sangat mudah menguap dan hilang dari
sistem dalam wujud relatif bebas dari pengotor, mengakibatkan reaksi terus berlanjut. Cesium dapat
dimurnikan dengan destilasi.
Cara Pembuatan Unsur
6. Fransium
Fransium merupakan unsur logam alkali yang bersifat radioaktif. Fransium dihasilkan ketika unsur
radioaktif actinium meluruh melalui reaksi. Logam fransium dihasilkan dari unsur aktinum dengan
pemancaran sinar alpha (α). Logam fransium juga bisa dibuat secara buatan dengan membombardir
thorium dengan proton-proton.
Fransium dapat disintesa melalui reaksi nuklir:
197Au + 18O → 210Fr + 5n
Proses ini dikembangkan oleh Stony Brook Physics, menghasilkan isotop fransium dengan massa 209, 210,
dan 211, kemudian diisolasi dengan magneto-optical trap (MOT). Kecepatan produksi sebuah isotop
tertentu bergantung dari energi sinar oksigen. Sebuah sinar 18O dari Stony Brook LINAC menghasilkan
210Fr pada target emas dengan reaksi nuklir 197Au + 18O → 210Fr + 5n.
Kegunaan Dalam
Kehidupan Manusia
dan Lingkungan
1. Litium 2. Natrium
a. Keramik dan kaca a. menyeimbangkan cairan didalam tubuh
b. Listrik dan elektronikListrik dan elektronik b. menyeimbangkan otot jantung
c. Sabun litium atau gemuk litium c. menyeimbangkan kondisi tubuh dan metabolisme dalam tubuh
d. Metalurgi dapat berjalan dengan baik, dan
e. Pengelasan nano silikon d. memperbaiki kerja saraf.
f. Penggunaan kimia dan industri lainnya Logam natrium sangat penting dalam fabrikasi senyawa ester dan
1) Piroteknik dalam persiapan senyawa-senyawa organik. Logam ini dapat di
2) Pemurnian udara gunakan untuk memperbaiki struktur beberapa campuran logam,
3) Optik dan untuk memurnikan logam cair.
4) Kimia organik dan polimer Campuran logam natrium dan kalium, NaK, juga merupakan agen
5) Aplikasi militer heat transfer (transfusi panas) yang penting.
6) Nuklir
7) Kedokteran
3. Kalium 4. Rubidium