PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di alam semesta ini banyak sekali unsure kimia. Hingga saat ini, unsure kimia
tersebut sudah mencapai jumlah 114 unsur dan mungkin akan bertambah. Unsur - unsur
tersebut dikelompokan berdasarkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam beberapa
golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B (golongan transisi). Dalam
makalah ini akan dibahas tentang Senyawa Mangan, Tembaga, Timbal, Selenium, Perak,
dan Zink
1.2 Tujuan
1. Mengetahui tentang pengertian dari Senyawa Mangan, Tembaga, Timbal,
Selenium, Perak, dan Zink.
2. Mengetahui tentang karakteristik (sifat fisik dan kimia) dari Senyawa Mangan,
Tembaga, Timbal, Selenium, Perak, dan Zink.
3. Mengetahui tentang peranan Senyawa Mangan, Tembaga, Timbal, Selenium, Perak,
dan Zink dalam kehidupan.
4. Mengetahui tentang kelemahan dari Senyawa Mangan, Tembaga, Timbal,
Selenium, Perak, dan Zink
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.1.1 Tembaga (Cu)
Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu
dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin Cuprum. Tembaga merupakan
konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu unsur ini memiliki korosi yang cepat
sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan berwarna jingga
kemerahan. Tembaga dicampurkan dengan timah untuk membuat perunggu.
Logam ini dan aloinya telah digunakan selama empat hari. Di era Roma, tembaga
umumnya ditambang di Siprus, yang juga asal dari nama logam ini (yprium, logam
Siprus), nantinya disingkat jadi uprum). Ikatan dari logam ini biasanya dinamai dengan
tembaga(II).
Ion Tembaga(II) dapat berlarut ke dalam air, dimana fungsi mereka dalam
konsentrasi tinggi adalah sebagai agen anti bakteri, fungisi, dan bahan tambahan kayu.
Dalam konsentrasi tinggi maka tembaga akan bersifat racun, tapi dalam jumlah sedikit
tembaga merupakan nutrien yang penting bagi kehidupan manusia dan tanaman tingkat
rendah. Di dalam tubuh, tembaga biasanya ditemukan di bagian hati, otak, usus, jantung,
dan ginjal.
2.1.2 Seng (Zn)
Zink atau Seng adalah unsur kimia dengan lambang Zn, nomor atom 30 dan massa
atom relatif 65,39 g/mol. Ditemukan oleh Andreas Marggraf di Jerman pada tahun 1764.
Seng (bahasa Belanda: zink) adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn. Ia merupakan
unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa aspek kimiawi seng mirip
dengan magnesium. Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama.
Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur paling
melimpah ke-24 di kerak Bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling
banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).
2.1.3 Perak (Ag)
Perak adalah suatu unsur kimia dalem tabel periodik yang memilki lambang Ag dan
nomor atom 47. Lambangnya berasal dari bahasa Latin Argentum. Sebuah logam transisi
lunak, putih, mengkilap, perak memiliki konduktivitas listrik dan panas tertinggi di seluruh
logam dan terdapat di mineral dan dalam bentuk bebas. Logam ini digunakan dalam koin,
perhiasan, peralatan meja, dan fotografi. Perak termasuk logam mulia seperti emas.
a. Tembaga merupakan logam yang berwarna kuning kemerahan seperti emas kuning
dan keras bila tidak murni.
b. Mudah ditempa (liat) dan bersifat mulur sehingga mudah dibentuk menjadi pipa,
lembaran tipis dan kawat.
c. Konduktor panas dan listrik yang baik, kedua setelah perak.
Bentuk
: padat
Warna logam
: merah jambu
Massa Jenis
: 8.96 g/cm3
Titik Lebur
: 1357.77 K
(1084.62 C, 1984.32 F)
Titik Didih
: 2835 K (2562 C, 4643 F)
Kalor Peleburan
: 13.26 kJ/mol
Kalor Penguapan
: 300.4 kJ/mol
Kapasitas Kalor
: (25 C) 24.440 J/(molK)
Sifat Kimia
a. Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap
korosi. Pada udara yang lembab permukaan tembaga ditutupi oleh suatu lapisan
yang berwarna hijau yang menarik dari tembaga karbonat basa, Cu(OH)2CO3.
b. Tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan halogen. Bereaksi dengan
belerang membentuk tembaga(I) sulfida dan tembaga(II) sulfida dan untuk reaksi
dengan halogen membentuk tembaga(I) klorida, khusus klor yang menghasilkan
tembaga(II) klorida.
c. Pada umumnya lapisan Tembaga adalah lapisan dasar yang harus dilapisi lagi
dengan Nikel atau Khrom. Pada prinsipnya ini merupakan proses pengendapan
logam secara elektrokimia, digunakan listrik arus searah (DC). Jenis elektrolit yang
digunakan adalah tipe alkali dan tipe asam
Nama, Lambang, Nomor Atom
: tembaga, Cu, 29
Deret Kimia
: logam transisi
Golongan, Periode, Blok
: 11, 4, d
Massa Atom
: 63.546(3) g/mol
Konfigurasi Elektron
: [Ar] 3d10 4s1
Jumlah Elektron Tiap Kulit
: 2, 8, 18, 1
Bilangan oksidasi
: 2, 1 (oksida amfoter)
Elektronegatifitas
: 1.90 (skala Pauling)
Energi Ionisasi
: pertama 745.5 kJ/mol
kedua 1957.9 kJ/mol
ketiga 3555 kJ/mol
Jari - jari Atom
: 135 pm
Jari jari Kovalen
: 138 pm
Struktur Kristal
: kubus pusat muka
KLASIFIKASI
Penampilan
SIFAT ZINK
Abu-abu muda kebiruan
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Fase
Massa Jenis
Titik Lebur
Titik Didih
Kalor Peleburan
Kalor Penguapan
Kapasitas Kalor
Elektronegativitas
Energi Ionisasi
Padat
7,14 g/cm3
692,68 K
1.180 K
7,32 kJ/mol
123,6 kJ/mol
25,390 J/(mol.K)
1,65
(1) 906,4 kJ/mol
(2) 1.733,3 kJ/mol
(3) 3.833 kJ/mol
11
Jari-jari atom
135 pm
12
13
Jari-jari kovalen
Jari-jari Van Der Waals
131 pm
139
Sifat Kimia
Zn tidak dapat ditarik oleh magnet (diamagnetik) sebab semua elektronnya telah
berpasangan dengan struktur kristal heksagonal.
a. Reaksi dengan udara
Seng terkorosi pada udara yang lembab. Logam seng dibakar untuk membentuk
seng (II) oksida yang berwarna putih dan apabila dipanaskan lagi, maka warna akan
berubah menjadi kuning.
2Zn(s) + O2(g) 2ZnO(s)
b. Reaksi dengan halogen
Seng bereaksi dengan bromine dan iodine untuk membentuk seng (II) dihalida.
Zn(s) + Br2(g) ZnBr2(s) Zn(s) + I2(g) ZnI2(s)
c. Reaksi dengan asam
Seng larut perlahan dalam asam sulfat encer untuk membentuk gas hidrogen.
Zn(s) + H2SO4(aq) Zn2+(aq) +SO4- (aq) + H2(g)
Reaksi seng dengan asam pengoksidasi seperti asam nitrit dan HNO3 sangat
kompleks dan bergantung pada kondisi yang tepat.
d. Reaksi dengan basa
Seng larut dalam larutan alkali seperti potassium hidroksida dan KOH untuk
membentuk zinkat.
2.2.3 Perak (Ag)
Perak murni memiliki warna putih yang terang. Unsur ini sedikit lebih keras
dibanding emas dan sangat lunak dan mudah dibentuk, terkalahkan hanya oleh emas dan
mungkin palladium. Perak murni memiliki konduktivitas kalor dan listrik yang sangat
tinggi diantara semua logam dan memiliki resistansi kontak yang sangat kecil.
Sifat Fisika
Fasa
Densitas
Titik lebur
Titik didih
: padatan
: 10,49 g/cm
: 1234,93 K(961,78 C, 1763,2 F)
: 2435 K(2162 C, 3924 F)
Sifat Kimia
Bilangan oksidasi
Nomor atom
Nomor massa
Elektronegatifitas
Energi ionisasi 1
Energi ionisasi 2
Energi ionisasi 3
Jari-jari atom
Jari-jari ikatan kovalen
Jari-jari van der waals
Struktur kristal
: 1 (oksida amfoter)
: 47
: 107,87
: 1,93 (skala pauling)
: 731,0 kj/mol
: 2070 kJ/mol
: 3361 kJ/mol
: 160 ppm
: 153 ppm
: 172 ppm
: kubus berpusat muka
Selain sifat khusus di atas, timbal memiliki sifat kimia dan fisika seperti
berikut:
Sifat Fisika
: padatan
Densitas
: 11,34 g/cm3
Titik leleh
: 327,5 0C
Titik didih
: 17490C
Panas Fusi
: 4,77 kJ/mol
Panas Penguapan
: 179,5 kJ/mol
Kalor jenis
: 26,650 J/molK
Sifat Kimia
Bilangan oksidasi
: 4,2,-4
Elektronegativitas
Energi ionisasi 1
: 715,6 kJ/mol
Energi ionisasi 2
: 1450,5 kJ/mol
Energi ionisasi 3
: 3081,5 kJ/mol
Jari-jari atom
: 175 pm
: 146 pm
: 202 pm
Struktur Krista l
Sifat kemagnetan
: diamagnetik
Resistifitas termal
: 208 nohm.m
Konduktifitas termal
: 35,3 W/mK
Bereaksi lambat dengan alkali dingin tetapi bereaksi cepat dengan alkali panas
menghasilkan plumbit.
Timbal sering kali memiliki sifat tampak seperti gas mulia yaitu tidak reaktif,
ditunjukkan oleh harga potensial standarnya sebesar 0,13 V. kereaktifan yang rendah ini
dikaitkan dengan overvoltage yang tinggi terhadap hidrogen, dan juga dalam beberapa hal
tidak terlarutkan oleh H2SO4 pekat dan HCl pekat.
Sifat Timbal yang lain
Berbagai macam timbal oksida mudah direduksi menjadi logamnya. Hal ini
bisa dilakukan dengan menggunakan reduktor glukosa, atau mencampur antara PbO
dengan PbS kemudian dipanaskan.
2PbO + PbS 3 Pb + SO2
Bila dipanaskan dengan nitrat dari logam alkali maka logam timbal akan
membentuk PbO yang umumnya disebut sebagai litharge. PbO adalah contoh dari timbal
dengan biloks 2. PbO larut dalam asam nitrat dan asam asetat. PbO juga larut dalam
larutan basa membentuk garam plumbit.
PbO2 adalah contoh dari timbal dengan biloks 4 dan merupakan agen
pengoksidasi yang kuat. Karena PbO larut dalam asam dan basa maka PbO bersifat
amfoter. Senyawa timbal dengan dua macam biloks juga ada yaitu Pb3O4 yang dikenal
dengan nama minium.
2.3.6 Selenium
Sifat Kimia dan Fisika Selenium
Selenium adalah unsur kimia non logam dan merupakan anggota kelompok XVI tabel
periodik. Aktivitas kimia dan sifat fisika selenium menyerupai sulfur dan tellurium.
Unsir ini terdapat dalam sejumlah bentuk alotropik dengan yang paling populer adalah
bubuk merah amorf, bentuk kristal merah, dan bentuk kristal abu-abu metalik yang disebut
selenium.
Bentuk terakhir ini menghantarkan listrik lebih baik dalam cahaya daripada dalam gelap
dan digunakan dalam photocells.
Selenium terbakar di udara dan tidak bereaksi dengan air, tetapi larut dalam asam nitrat
pekat dan basa kuat.
Selenium termasuk salah satu unsur langka di bumi, dan lebih langka dari perak. Unsur ini
hadir di atmosfer sebagai derivatif metil.
Negara penghasil utama selenium adalah Kanada, Amerika Serikat, Bolivia, dan Rusia.
Selenium terbentuk secara alami di lingkungan maupun akibat aktivitas manusia.
Tanah pertanian yang sering diberi pupuk memiliki kandungan selenium sekitar 400
mg/ton karena unsur ini terdapat dalam pupuk fosfat.
Ketika selenium yang berada dalam tanah tidak bereaksi dengan oksigen, maka unsur ini
relatif stabil (immobile). Selenium yang immobile dan tidak larut dalam air tidak terlalu
berisiko bagi organisme.
Kadar oksigen dalam tanah dan keasaman tanah akan meningkatkan bentuk mobile
selenium.
Kadar oksigen yang lebih tinggi dan peningkatan keasaman tanah biasanya disebabkan
oleh kegiatan manusia, seperti proses industri dan pertanian.
Pertanian tidak hanya meningkatkan kadar selenium dalam tanah, tetapi juga
meningkatkan konsentrasi selenium dalam air permukaan
2.4 Keberadaan
2.4.1 Tembaga (Cu)
Menurut data tahun 2005, Chili merupakan penghasil tembaga terbesar di dunia,
disusul oleh AS dan Indonesia. Tembaga dapat ditambang dengan metode tambang terbuka
dan tambang bawah tanah. Kandungan tembaga dinyatakan dalam % (persen). Jadi jika
satu tambang berkadar 2,3%, berarti dari 100 kg bijih akan dihasilkan 2,3 kg tembaga.
Selain sebagai penghasil no.1, tambang tembaga terbesar juga dipunyai Chili.
Tambang itu terdapat di Chuquicamata, terletak sekitar 1.240 km sebelah utara ibukota
Santiago. Sedang tambang tembaga terbesar di Indonesia adalah yang diusahakan PT
Freeport Indonesia di area Grasberg, Papua. Freeport juga mengoperasikan beberapa
tambang bawah tanah besar, meski dengan kemampuan produksi yang masih berada di
bawah Grasberg.
Tembaga di alam tidak begitu melimpah dan ditemukan dalam bentuk bebas
maupun dalam bentuk senyawaan. Bijih tembaga yang terpenting yaitu pirit atau
chalcopyrite (CuFeS2), copper glance atau chalcolite (Cu2S), cuprite (Cu2O), malaconite
(CuO) dan malachite (Cu2(OH)2CO3) sedangkan dalam unsur bebas ditemukan di Northern
Michigan Amerika Serikat.
Tembaga kadang-kadang ditemukan secara alami, seperti yang ditemukan dalam
mineral-mineral seperti cuprite, malachite, azurite, chalcopyrite, dan bornite. Deposit bijih
tembaga yang banyak ditemukan di AS, Chile, Zambia, Zaire, Peru, dan Kanada. Bijihbijih tembaga yang penting adalah sulfida, oxida-oxidanya, dan karbonat. Dari mereka,
tembaga diambil dengan cara smelting, leaching, dan elektrolisis.
10
11
: 0,00003 ppm
: 0,00001 ppm
12
Selenium juga dapat ditemukan di beberapa daging dan makanan laut. Hewan yang
memakan biji-bijian atau tanaman yang tumbuh di tanah kaya selenium memiliki tingkat
yang lebih tinggi selenium dalam otot mereka. Di AS, daging dan roti merupakan sumber
selenium yang umum diet. Beberapa kacang-kacangan juga sumber selenium.
2.8 Kelamahan
2.8.1 Tembaga (Cu)
Tembaga bersifat racun. Ini dapat terjadi ketika tembaga menumpuk dalam tubuh
akibat penggunaan alat masak tembaga. Unsur Cu yang berlebih dapat merusak hati dan
memacu sirosis. Bahaya Tembaga Logam ini, apabila dalam keadaan serbuk menimbulkan
bahaya api. Pada kepekatan lebih daripada 1 mg/L, tembaga masih diperbolehkan
mencemari pakaian dan benda-benda yang dicuci dalam air.
2.8.2 Seng (Zn)
Pertumbuhan lambat , jarak antar buku pendek , daun kerdil , mengkerut , atau
menggulung di satu sisi lalu disusul dengan kerontokan. Bakal buah menguning , terbuka ,
dan akhirnya gugur. Buah pun akan lebih lemas dan sehingga buah yang seharusnya lurus
membengkok.
2.8.3 Perak (Ag)
Walau unsur perak itu sendiri tidak beracun, banyak senyawa garamnya sangat
berbahaya. Exposisi pada perak (baik logam maupun senyawa-senyawanya yang dapat
larut) di udara jangan sampai melebihi 0.01 g/m3 (berdasarkan 8 jam berat rata-rata,
selama 40 jam per minggu). Senyawa-senyawa perak dapat diserap dalam sistim sirkulasi
tubuh dan hasil reduksi perak dapat terdepositkan pada banyak jaringan tubuh. Sebuah
kondisi (argyria) dapat menimbulkan pigmen abu-abu pada kulit tubuh dan selaput-selaput
mucous. Perak memiliki sifat yang dapat membunuh bakteri tanpa membahayakan
binatang-binatang besar.
2.8.5 Mangan (Mn)
Efek mangan terjadi terutama di saluran pernapasan dan di otak. Gejala keracunan
mangan adalah halusinasi, pelupa dan kerusakan saraf. Mangan juga dapat menyebabkan
13
Parkinson, emboli paru-paru dan bronkitis. Ketika orang-orang yang terkena mangan untuk
jangka waktu lama mereka menjadi impoten. Suatu sindrom yang disebabkan oleh
mangan memiliki gejala seperti skizofrenia, kebodohan, lemah otot, sakit kepala dan
insomnia. Karena Mangan merupakan elemen penting bagi kesehatan manusia kekurangan
mangan juga dapat menyebabkan efek kesehatan. Ini adalah efek berikut, kegemukan,
glukosa intoleransi, darah pembekuan, masalah kulit, menurunkan kadar kolesterol,
ganguan skeleton, kelahiran cacat, perubahan warna rambut, gejala neurological
2.8.6 Timbal (Pb)
Keracunan akibat kontaminasi logam Pb dapat menimbulkan berbagai macam hal :
Menurunkan jumlah sel darah merah dan kadar sel-sel darah merah yang masih
muda
Efek timbal terhadap sistem syaraf telah diketahui, terutama dalam studi kesehatan kerja
dimana pekerja yang terpajan kadar timbal yang tinggi dilaporkan menderita gejala
kehilangan nafsu makan, depresi, kelelahan, sakit kepala, mudah lupa, dan pusing. Pada
tingkat pajanan yang lebih rendah, terjadi penurunan kecepatan bereaksi, memburuknya
koordinasi tangan-mata, dan menurunnya kecepatan konduksi syaraf. Efek timbal terhadap
14
keerdasan anak telah banyak diteliti, dan studi menunjukkan timbal memiliki efek
menurunkan IQ bahkan pada tingkat pajanan rendah. Peningkatan kadar timbal dalam
darah sebesar 10 g/dl hingga 20 g/dl dapat menurunkan IQ sebesar 2.6 poin. Studi lebih
lanjut menunjukkan bahwa kenaikan kadar timbal dalam darah di atas 20 g/dl dapat
mengakibatkan penurunan IQ sebesar 2-5 poin.
Efek sistemik
Studi menunjukkan hubungan antara meningkatnya tekanan darah dengan BLL paling
banyak ditemukan pada kasus pajanan terhadap laki-laki dewasa. Schwartz (1995) dalam
laporan WHO menunjukkan bahwa penurunan BLL sebesar 10 g/dl to 5 g/dl
menyebabkan penurunan tekanan darah sebsar 1.25 mmHg. Pada wanita dewasa,
hubungan antara BLL dengan tekanan darah tidak terlalu kuat dan jarang ditemukan.
Efek sistemik lainnya adalah gejala gastrointestinal. Keracunan timbal dapat berakibat
sakit perut, konstipasi, kram, mual, muntah, anoreksia, dan kehilangan berat badan.
Efek timbal terhadap reproduksi dapat terjadi pada pria dan wanita dan telah diketahui
sejak abad 19, dimana pada masa itu timbal bahkan digunakan untuk menggugurkan
kandungan. Pajanan timbal pada wanita di masa kehamilan telah dilaporkan dapat
memperbesar resiko keguguran, kematian bayi dalam kandungan, dan kelahiran prematur.
Pada laki-laki, efek timbal antara lain menurunkan jumlah sperma dan meningkatnya
jumlah sperma abnormal.
2.3.6 Selenium (Se)
Paparan selenium bisa terjadi baik melalui makanan, air, atau ketika terjadi kontak dengan
tanah atau udara yang mengandung konsentrasi tinggi selenium.
Paparan selenium terutama terjadi melalui makanan karena selenium secara alami terdapat
dalam biji-bijian, sereal, dan daging.
Manusia perlu mengasup sejumlah tertentu selenium untuk mempertahankan kesehatan
yang biasanya bisa dipenuhi dari makanan.
Asupan selenium melalui makanan mungkin lebih tinggi dari biasanya karena pupuk kaya
selenium yang banyak digunakan pada lahan pertanian.
Orang yang tinggal di dekat daerah pembuangan limbah akan mengalami paparan yang
lebih tinggi melalui tanah dan udara.
Selenium dari limbah dan dari lahan pertanian akan berakhir di tanah atau air permukaan.
15
Fenomena ini menyebabkan selenium terakumulasi alam air minum lokal yang
meningkatkan konsentrasi asupan.
Orang-orang yang bekerja di industri logam, industri pengolahan selenium, dan industri cat
juga cenderung mengalami paparan tinggi terutama melalui pernapasan.
Paparan selenium melalui udara dapat menyebabkan pusing, kelelahan dan iritasi pada
selaput lendir.
Saat mengalami paparan sangat tinggi, akan terjadi pengumpulan cairan di paru-paru dan
bisa memicu bronkitis.
Efek kesehatan dari paparan konsentrasi tinggi selenium bervariasi dari rambut rapuh,
kuku rusak, ruam, panas, bengkak pada kulit, dan nyeri parah.
Ketika selenium terkena mata, penderita akan mengalami sensasi terbakar, iritasi, dan
gangguan penglihatan.
Eksposur ekstrim uap selenium dapat memicu akumulasi cairan di paru-paru, napas berbau
bawang putih, bronkitis, pneumonitis, asma bronkial, mual, menggigil, demam, sakit
kepala, sakit tenggorokan, sesak napas, konjungtivitis, muntah, sakit perut, diare, dan
pembesaran hati.
16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Daftar Pustaka
17