Anda di halaman 1dari 16

1

MAKALAH KIMIA ANORGANIK II

"LOGAM GOLONGAN ALKALI, LOGAM GOLONGAN ALKALI TANAH,


LOGAM GOLONGAN 13"

Oleh:

Melina Ragil Nasution (71180517005)

Dosen Pengampu : Adilah Wirdhani Lubis,M.Pd, M.Si

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
2020
2

DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................... 1
DAFTAR ISI....................................................................................................... 2

BAB I LOGAM GOLONGAN ALKALI........................................................................ 3

1.1.Sifat-Sifat Logam Golongan Alkali............................................................... 3

1.2.Keberadaan Unsur Atau Senyawa Logam Golongan Alkali......................... 4

1.3.Ikatan-Ikatan Yang Dibentuk Logam Golongan Alkali................................ 5

1.4.Reaksi-Reaksi Yang Dibentuk Logam Golongan Alkali............................... 5

1.5.Kegunaan Logam Golongan Alkali............................................................... 6

BAB II LOGAM GOLONGAN ALKALI TANAH..................................... 8

2.1.Sifat-Sifat Logam Golongan Alkali Tanah................................................... 8

2.2.Keberadaan Unsur Atau Senyawa Logam Golongan Alkali Tanah............. 9

2.3.Ikatan-Ikatan Yang Dibentuk Logam Golongan Alkali Tanah.................... 9

2.4.Reaksi-Reaksi Yang Dibentuk Logam Golongan Alkali Tanah.................. 10

2.5.Kegunaan Logam Golongan Alkali Tanah.................................................. 10

BAB III LOGAM GOLONGAN 13.............................................................. 12

3.1.Sifat-Sifat Logam Golongan 13.................................................................. 13

3.2.Keberadaan Unsur Atau Senyawa Logam Golongan 13............................ 13

3.3.Ikatan-Ikatan Yang Dibentuk Logam Golongan 13................................... 13

3.4.Reaksi-Reaksi Yang Dibentuk Logam Golongan 13.................................. 14

3.5.Kegunaan Logam Golongan 13.................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 16
3

BAB I

LOGAM GOLONGAN ALKALI

1.1 Sifat-Sifat Logam Golongan Alkali


a. Sifat Fisika Logam Alkali
Secara umum, logam alkali ditemukan dalam bentuk padat, kecuali sesium
yang berbentuk cair. Padatan logam alkali sangat lunak seperti sabun atau lilin
sehingga dapat diiris menggunakan pisau. Hal ini disebabkan karena logam
alkali hanya memiliki satu elektron pada kulit terluarnya. Beberapa sifat fisik
logam alkali seperti yang tertera di bawah ini.

Warna nyala Logam Alkali


Warna nyala yang dihasilkan oleh suatu unsur disebut sprektum emisi.
Spektrum emisi yang dihasilkan berkaitan dengan model atom Neils
Bohr. Ketika atom diberikan sejumlah energi, elektron-elektron yang
berada pada keadaan dasar akan tereksitasi menuju kulit yang lebih
tinggi dengan ringkat energi yang lebih tinggi. Elektron yang
tereksitasi dapat kembali keadaan dasar atau mengimisi dengan
memancarkan sejumlah energi dalam bentuk radiasi elektromagnetik
dengan panjang gelombang (λ) tertentu. Spektrum emisi terjadi ketika
larutan garamnya dibakar menggunakan nyala bunsen. Spektrum emisi
yang dihasilkan setiap unsur berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya.

Energi Ionisasi
Energi ionisasi untuk unsur-unsur segolongan berhubungan erat
dengan jari-jari atom. Jari-jari atom pada golongan alkali dari Li ke Cs
jari-jarinya semakin besar, sesuai dengan pertambahan jumlah
kulitnya. Semakin banyak jumlah kulitnya, maka semakin besar jari-
4

jari atomnya. Semakin besar jari-jari atom, maka gaya tarik inti
terhadap elektron yang terletak pada kulit terluar semakin kecil. Gaya
tarik yang makin lemah menyebabkan unsur-unsur segolongan, dari
atas ke bawah energi ionisasinya semakin kecil. Dengan melepas satu
elektron pada kulit terluar, Li menjadi Li+, Na menjadi Na+, K
manjadi K+ dan yang lainnya.

b. Sifat Kimia Logam Alkali


Logam alkali merupakan unsur logam yang sangat reaktif dibanding logam
golongan lain. Hal ini disebabkan pada kulit terluarnya hanya terdapat satu
elektron dan energi ionisasi yang lebih kecil dibanding unsur golongan lain.
Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, kereaktifan logam alkali makin
bertambah seirng bertambahnya nomor atom.

1.2 Keberadaan Unsur atau Senyawa Logam Alkali


Disebut alkali karena bereaksi dengan air dan membentuk senyawa hidroksida
yang bersifat alkali atau basa.
Logam alkali bersifat sangat reaktif sehingga selalu ditemukan di alam dalam
bentuk senyawanya. Logam alkali melimpah dalam mineral dan di air laut.
Khususnya, natrium, Na, di kerak bumi adalah keempat setelah Al, Fe, dan Ca.
Walaupun keberadaan ion natrium dan kalium telah dikenali sejak lama, sejumlah
usaha untuk mengisolasi logam ini dari larutan air garamnya gagal sebab
kereaktifannya yang tinggi pada air. Kalium (1807) dan tidak lama setelahnya
natrium diisolasi dengan mengelektrolisis garam leleh KOH atau NaOH oleh H.
Davy di abad ke-19. Litium Li ditemukan sebagai unsur baru di tahun 1817, dan
Davy segera setelah itu mengisolasinya dari Li2O dengan elektrolisis. Rubidium,
Rb dan Cesium, Cs, ditemukan sebagai unsur baru dengan teknik spektroskopi
tahun 1861. Fransium, Fr, ditemukan dengan menggunakan teknik radiokimia
tahun 1939, kelimpahan alaminya sangat
rendah.
5

1.3 Ikatan-ikatan Yang Dibentuk Logam Alkali


Ion-ion yang diikat oleh ikatan kimia ini terdiri dari kation dan juga anion.
Kation terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki energi ionisasi rendah dan
biasanya terdiri dari logam-logam alkali dan alkali tanah. Sementara itu, anion
cenderung terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi,
dalam hal ini unsur-unsur golongan halogen dan oksigen. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa ikatan ion sangat dipengaruhi oleh besarnya beda
keelektronegatifan dari atom-atom pembentuk senyawa tersebut. Semakin besar
beda keelektronegatifannya, maka ikatan ionik yang dihasilkan akan semakin
kuat. Ikatan ionik tergolong ikatan kuat, dalam hal ini memiliki energi ikatan yang
kuat sebagai akibat dari perbedaan keelektronegatifan ion penyusunnya.
Pembentukan ikatan ionik dilakukan dengan cara transfer elektron. Dalam hal ini,
kation terionisasi dan melepaskan sejumlah elektron hingga mencapai jumlah
oktet yang disyaratkan dalam aturan Lewis.

1.4 Reaksi-reaksi yang Terjadi Pada Unsur Alkali


Reaksi dengan Air
Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dan air adalah gas
hidrogen dan logam hidroksida. Logam hidroksida yang dihasilkan
merupakan suatu basa kuat. Makin kuat sifat logamnya basa yang
dihasilkan makin kuat pula, dengan demikian basa paling kuat yaitu
dihasilkan oleh sesium. Reaksi antara logam alkali dan air adalah sebaga
berikut:
2M(s) + 2H2O(l) ―→ 2MOH(aq) + H2(g) (M = logam alkali)

Reaksi dengan Udara


Logam alkali pada udara terbuka dapat bereaksi dengan uap air dan
oksigen. Untuk menghindari hal ini, biasanya litium, natrium dan kalium
disimpan dalam minyak atau minyak tanah untuk menghindari terjadinya
kontak dengan udara. Litium merupakan satu-satunya unsur alkali yang
bereaksi dengan nitrogen membentuk Li3N. Hal ini disebabkan ukuran
kedua atom yang tidak berbeda jauh dan struktur yang dihasilkanpun
sangat kompak dengan energi kisi yang besar. Produk yang diperoleh dari
reaksi antara logam alkali dengan oksigen yakni berupa oksida logam.
Berikut reaksi yang terjadi antara alkali dengan oksigen.
4M   +  O2 ―→  2L2O             (L = logam alkali)

Reaksi dengan Hidrogen


Dengan pemanasan logam alkali dapat bereaksi
dengan hidrogen membentuk senyawa hidrida. Senyawa hidrida yaitu
senyawaan logam alkali yang atom hidrogen memiliki bilangan oksidasi 1.
2L(s) +   H2(g) ―→ 2LH(s) (L =  logam alkali)
6

 
Reaksi dengan Halogen
Unsur-unsur halogen merupakan suaru oksidator sedangkan logam alkali
merupakan reduktor kuat. Oleh sebab itu reaksi yang terjadi antara logam
alkali dengan halogen merupakan reaksi yang kuat. Produk yang diperoleh
dari reaksi ini berupa garam halida.
2L  +  X2 ―→ 2LX            (L = logam alkali, X = halogen)

Reaksi dengan Senyawa


Logam-logam alkali dapat bereaksi dengan amoniak bila dipanaskan dan
akan terbakar dalam aliran hidrogen klorida.
2L + 2HCl ―→ LCl   +  H2
2L + 2NH3 ―→  LNH2 +  H2 L = logam alkali

1.5 Kegunaan Logam Golongan Alkali


a. Kegunaan Natrium (Na)
 Sebagai pendingin pada reaktor nuklir
 Natrium digunakan pada pengolahan logam-logam tertentu
 Natrium digunakan pada industri pembuatan bahan anti ketukan pada
bensin yaitu TEL (tetraetillead)
 Uap natrium digunakan untuk lampu natrium yang dapat menembus kabut
 Untuk membuat senyawa natrium seperti Na2O2 (natrium peroksida) dan
NaCN (natrium sianida)
 Natrium juga digunakan untuk foto sel dalam alat-alat elektronik.

b. Kegunaan Kalium (K)


 Unsur kalium sangat penting bagi pertumbuhan. Tumbuhan membutuhkan
garam-garam kalium, tidak sebagai ion K+sendiri, tetapi bersama-sama
dengan ion Ca2+ dalam perbandingan tertentu.
 Unsur kalium digunakan untuk pembuatan kalium superoksida (KO2)
yang dapat bereaksi dengan air membentuk oksigen.
Persamaan reaksinya:
4KO2(S) + H2O(l)  → 4KOH(aq) + 3O2(g)
 Senyawa KO2 digunakan sebagai bahan cadangan oksigen dalam tambang
(bawah tanah), kapal selam, dan digunakan untuk memulihkan seseorang
yang keracunan gas.

c. Kegunaan Litium (Li)


Logam Alkali Litium berguna untuk bahan pelumas, bisa digunakan
sebagai Baterai, bahan paduan didalam Timah dan Industri Kaca, serta
7

Logam Litium ini bisa digunakan di Aluminium dan Magnesium yang


bersifat menguatkan.
8

BAB II
LOGAM GOLONGAN ALKALI TANAH

2.1 Sifat-sifat Golongan Logam Alkali Tanah


a. Sifat Fisika

Dari Berilium ke Barium jari-jari atom meningkat secara beraturan .


Pertambahan jari-jari menyebabkan penurunan energi ionisasi dan
keelektronegatifan. Potensial elektroda juga meningkat dari Kalsium ke Barium,
akan tetapi Berilium menunjukan penyimpangan (potensial elektrodanya kecil).
Hal ini disebabkan oleh energi ionisasi Berilium relatif besar. Titik lebur dan titik
didih cenderung menurun dari atas ke bawah. Sifat-sifat fisis logam seperti titik
lebur, titik didih, massa jenis, dan kekerasan, logam alkali tanah lebih besar
dibandingkan dengan logam alkali seperiode. Hal ini disebabkan logam alkali
tanah mempunyai dua elektron di kulit terluar (2 elektron valensi) sehingga ikatan
logamnya lebih kuat.

b. Sifat Atomik
Konfigurasi elektron valensi logam alkali tanah adalah ns2. Atom logam alkali
tanah juga cenderung mudah melepaskan sepasang elektron membentuk ion
bermuatan +2 dengan konfigurasi elektron stabil gas mulia. Namun, energi
ionisasinya lebih tinggi dibanding logam alkali karena jari-jari atomnya lebih
kecil dan elektron valensinya lebih banyak. Secara umum, keteraturan sifat dari
Be ke Ba, yaitu:
 jari-jari atom bertambah
 energi ionisasi berkurang
 keelektronegatifan berkurang

c. Sifat Fisis
Sifat kimia logam alkali tanah hampir sama dengan logam alkali, tetapi
logam alkali tanah tidak sereaktif logam alkali seperiode. Kereaktifan logam alkali
tanah meningkat dari Be ke Ba. Nilai potensial standar logam alkali tanah
menunjukkan bahwa logam alkali tanah merupakan reduktor yang cukup kuat,
bahkan Ca, Sr, dan Ba mempunyai daya reduksi yang lebih kuat dari Na.
9

d. Sifat Kimia

2.2 Keberadaan Unsur Logam Alkali Tanah


Logam alkali tanah memilii sifat yang reaktif sehingga di alam hanya
ditemukan dalam bentuk senyawanya. Berikut keberadaan senyawa yang
mengandung logam alkali :
Berilium. Berilium tidak begitu banyak terdapat di kerak bumi, bahkan hampir
bisa dikatakan tidak ada. Sedangkan di alam berilium dapat bersenyawa menjadi
Mineral beril [Be3Al2(SiO 6)3], dan Krisoberil [Al2BeO4].
Magnesium. Magnesium berperingkat nomor 7 terbanyak yang terdapat di kerak
bumi, dengan 1,9% keberadaannya. Di alam magnesium bisa bersenyawa menjadi
Magnesium Klorida [MgCl2], Senyawa Karbonat [MgCO3], Dolomit
[MgCa(CO3)2], dan Senyawa Epsomit [MgSO4.7H2O]
Kalsium. Kalsium adalah logam alkali yang paling banyak terdapat di kerak bumi.
Bahkan kalsium menjadi nomor 5 terbanyak yang terdapat di kerak bumi, dengan
3,4% keberadaanya. Di alam kalsium dapat membentuk senyawa karbonat
[CaCO3], Senyawa Fospat [CaPO4], Senyawa Sulfat [CaSO4], Senyawa Fourida
[CaF]
Stronsium. Stronsium berada di kerak bumi dengan jumlah 0,03%. Di alam
strontium dapat membuntuk senyawa Mineral Selesit [SrSO4], dan Strontianit
Barium. Barium berada di kerak bumi sebanyak 0,04%. Di alam barium dapat
membentuk senyawa : Mineral Baritin [BaSO4], dan Mineral Witerit [BaCO3]

2.3 Ikatan-ikatan Yang Dibentuk Alkali Tanah


Ikatan yang terdapat pada senyawa yang dibentuk unsur-unsur alkali tanah
adalah ikatan ionik. Ikatan ionik adalah sebuah gaya elektrostatik yang
mempersatukan ion-ion dalam suatu senyawa ionic. Ion-ion yang diikat oleh
ikatan kimia ini terdiri dari kation dan anion. Kation terbentuk dari unsur-unsur
yang memiliki energi ionisasi rendah dan biasanya terdiri dari logam-logam alkali
tanah. Sementara itu, anion cenderung terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki
afinitas electron tinggi, dalam hal ini unsur-unsur –unsur golongan halogen dan
oksigen. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ikatan ion sangat dipengaruhi
oleh besarnya beda keelektronegatifan dari atom-atom pembentuk senyawa
tersebut. Semakin besar keelektronegatifannya, maka ikatan ionic yang dihasilkan
akan semakin kuat.
10

2.4 Reaksi-reaksi Yang Terjadi Pada Unsur Alkali Tanah


a. Reaksi dengan Air
Berilium tidak bereaksi dengan air, sedangkan logam Magnesium bereaksi
sangat lambat dan hanya dapat bereaksi dengan air panas. Logam Kalsium,
Stronsium, Barium, dan Radium bereaksi sangat cepat dan dapat bereaksi dengan
air dingin. Contoh reaksi logam alkali tanah dan air berlangsung sebagai berikut.
Ca(s) + 2H2O(l) → Ca(OH)2(aq) + H2(g)

b. Reaksi dengan Oksigen


Dengan pemanasan, Berilium dan Magnesium dapat bereaksi dengan
oksigen. Oksida Berilium dan Magnesium yang terbentuk akan menjadi lapisan
pelindung pada permukaan logam.Barium dapat membentuk senyawa peroksida
(BaO2). 2Mg(s) + O2 (g) → 2MgO(s)
(s) + O2(g) (berlebihan) → BaO2(s) Pembakaran Magnesium di udara dengan
Oksigen terbatas pada suhu tinggi akan dapat menghasilkan Magnesium Nitrida
(Mg3N2).
4Mg(s) + ½ O2(g) + N2 (g) → MgO(s) + Mg3N2(s)
Bila Mg3N2 direaksikan dengan air maka akan didapatkan gas NH3.
Mg3N2(s) + 6H2O(l) → 3Mg(OH)2(s) + 2NH3(g)

c. Reaksi dengan Nitrogen


Logam alkali tanah yang terbakar di udara akan membentuk senyawa
oksida dan senyawa Nitrida dengan demikian Nitrogen yang ada di udara bereaksi
juga dengan Alkali Tanah. Contoh :
3Mg(s) + N2(g) → Mg3N2(s)

d. Reaksi dengan Halogen


Semua logam Alkali Tanah bereaksi dengan halogen dengan cepat
membentuk garam Halida, kecuali Berilium. Oleh karena daya polarisasi ion
Be2+ terhadap pasangan elektron Halogen kecuali F-, maka BeCl2 berikatan
kovalen. Sedangkan alkali tanah yang lain berikatan ion. Contoh :
Ca(s) + Cl2(g) → CaCl2(s)

2.5 Kegunaan Unsur Alkali Tanah


Sudah banyak penemuan-penemuan akan kegunaan dari logam alkali tanah.
Berikut beberapa manfaat logam alkali tanah yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari.
1. Berilium (Be)
 Digunakan untuk mengontrol reaksi fisi pada reaktor nuklir.
 Campuran berilium dan tembaga banyak dipakai pada alat listrik.
 Bahan utama dalam pembuatan kaca sinar X
11

2. Magnesium (Mg)
 Magnesium klorida (MgCl) digunakan dalam campuran obat pencahar
ringan
 Magnesium hidroksida (MgOH) digunakan dalam campuran obat maag
sebagai antacid
 Magnesium oksida (MgO) digunakan dalam proses pelapisan tungku
3. Kalsium (Ca)
 Sebagai sumber utama dalam pembentukan tulang, gigi, jantung, saraf dan
otot
 Kalsium oksida (CaO) dapat diguanakan dalam proses pemisahan antara
etanol dengan air karena bersifat dehidrator
 Kalsium kabrida (CaC2) dapat digunakan sebagai bahan untuk pembuatan
gas asetilena (C2H2) yang dimanfaatkan dalam pengelasan.

4. Stronsium (Sr)
 Stronsium klorida (SrCl2) banyak digunakan sebagai bahan tambahan
pasta gigi sensitif
 Stornsium nitrat (Sr(NO3)2) digunakan sebagai zat pemberi warna merah
pada kembang api
 Stronsium renalate (C12H6N2O8SSr2) digunakan untuk membantu
pertumbuhan tulang dan meningkatkan kepadatannya

5. Berium (Ba)
 Barium sulfat (BaSO4) digunakan untuk memeriksa saluran pencernaan,
selain itu dapat digunakan juga sebagai pewarna plastik.
 Digunakan dalam pengeboran sumur minyak dan gas sebagai zat aditif
 Barium karbonat (BaCO4) digunakan sebagai sumber utama racun tikus

6. Radium (Ra)
 Radium dalam bentuk gas, dapat digunakan dalam kemoterapi

BAB III
GOLONGAN 13
12

3.1 Sifat-sifat Golongan 13


a. Sifat Fisik
Golongan 13 terdiri atas unsur-unsur boron, aluminium, gallium, indium,
dan talium.Berikut adalah sifat fisik dari unsur-unsur logam golongan 13 :

Karakteristika 13Al 31Ga 49In 81Tl

Nomor atom 13 31 49 81
14
Konfigurasi elektron [10Ne] [18Ar] [36Kr] [54Xe] 4f
3s2 3p1 3d10 4d10 5d10 6s26p1
4s24p1 5s25p1
o
Titik leleh / C 660 30 157 303
o
Titik didih / C 2467 2403 2080 1457
-3
Densitas / g cm 2.699 5.904 7.31 11.85
Jari-jari atomic / pm 143 122 163 170

Jari-jari ionik, M+3 / pm 53 62 79 88


Energi ionisasi I 577,6 578,8 558,3 589,3
-1
/kj mol II 1816.7 1979.3 1820.6 1971.0
III 2744,8 2963 2705 2878
Elektronegativitas 1,5 1,6 1,7 1,8
o
E /V -1,66 -0,53 -0,343 +0,72
M+3 + 3e M (s)
Tingkat oksidasi*) +3 (+1), +3 (+1), +3 +1, (+3)

b. Sifat Kimia
Sebagai logam, aluminium merupakan logam yang tidak beracun. Logam
Aluminium sangat stabil di udara karena logam ini membentuk lapisan oksida
pada permukaannya yang dapat melindungi logam dari oksidasi lanjut. Logam
gallium sangat stabil diudara apabila di beri panas. Unsur ini stabil diudara dan air
tetapi larut dalam asam dan basa. Galium padat cukup lunak sehingga bisa
dipotong dengan pisau. Logam indium stabil di dalam udara dan dan air tetapi
larut dalam asam. Talium kelihatannya seperti logam yang berkilauan tetapi ketika
bersentuhan dengan udara, talium dengan cepat memudar menjadi warna kelabu
kebiru-biruan. Unsur talium dan senyawanya bersifat racun.
Alumunium dengan konfigurasi eletron [10Ne] 3s2 3p1 mempunyai tingkat
oksidasi +3 dalam senyawanya. Logam alumunium tahan terhadap korosi udara,
13

karena reaksi antara logam alumunium dengan oksigen udara menghasilkan


oksidanya, Al2O3, yang merupakan lapisan nonpori dan membungkus permukaan
logam tersebut sehingga tidak terjadi reaksi lanjut. Lapisan dengan ketebalan 10-
4-10-6mm sudah cukup mencegah terjadinya kontak lanjut permukaan logam
dengan oksigen.

3.2 Keberadaa Unsur Golongan 13


Aluminium merupakan unsur yang sangat berlimpah di alam dan unsur
logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi (berat kerak bumi). Aluminium
terdapat dalam batuan seperti felspar dan mika.Galium, indium, dan thalium
sangat kurang melimpah dibandingkan dengan aluminium dan cenderung dalam
konsentrasi rendah pada mineral sulfida daripada sebagai mineral oksida.
Aluminium dibuat dalam skala besar dari bauksit, Al2O3.nH2O (n=1-3) dengan
proses Hall-Heroult. Proses ini terdiri dari dua tahap, yaitu pemurnian bauksit
untuk memperoleh alumina murni dan peleburan serta reduksi alumina dengan
elektrolisis.Gallium, indium, dan thallium biasanya diperoleh dari elektrolisis
larutan garam-garamnya dalam air. Untuk gallium dan indium kemungkinan
dihasilkannya karena besarnya kelebihan tegangan untuk evolusi hidrogen pada
logam-logam ini.

3.4 Ikatan Yang Terbentuk Oleh Unsur Golongan 13


Ikatan kovalen juga umum terjadi pada unsur-unsur metalik dalam
golongan ini. Hal ini dikaitkan dengan tingginya muatan (+3) dan pendeknya jari-
jari tiap ion logam yang bersangkutan sehingga menghasilkan densitas muatan
positif yang sangat tinggi, yang pada gilirannya mampu mempolarisasi setiap
anion yang mendekatinya untuk membentuk ikatan kovalen. Dalam keadaan
larutan, semua ion unsur golongan 13 berada dalam keadaan terhidrat. Beberapa
unsur golongan 13 menunjukkan tingkat oksidasi yang lebih rendah daripada yang
seharusnya dimiliki oleh unsur itu. Golongan 13 umumnya membentuk senyawa
dengan tingkat oksidasi +3, namun Ga, In, dan Tl dapat juga membentuk tingkat
oksidasi lainnya yaitu +1. Ga dan In lebih dominan dengan tingkat oksidasi +3,
sedangkan Tl lebih dominan dengan tingkat oksidasi +1. Unsur-unsur berat memiliki
kecenderungan untuk membentuk membentuk senyawa monovalent, dan ternyata
senyawa monovalent thallium merupakan senyawa yang lebih stabil daripada
senyawa trivalent unsur ini. Kecenderungan ini dapat diterangkan dengan kenyataan
bahwa electron-elektron dalam orbital s masih ada dalam keadaan perpasangan,
sedang energy yang diperlukan untuk membuat keadaan tak berpasangan adalah
terlalu besar. Hal ini terjadi pada sebagian unsur-unsur berat dalam Blok-p dan sering
disebut “efek pasangan inert”. Walaupun gallium tampaknya membentuk senyawa
+ - +1
divalent GaCl2, namun ternyata memiliki struktur [Ga] [GaCl4] , jadi terdiri atas Ga
+3
dan Ga .
14

3.5 Reaksi-reaksi Yang Terjadi Pada Unsur Golongan 13

a. Reaksi dengan Udara


Alumunium bereaksi dengan udara pada suhu temperatur ruang. Galium,
Indium, dan Talium dapat bereaksi dengan O2 dengan bantuan pemanasan udara.
Reaksi logam 13 dengan gas oksigen menghasilkan senyawa oksida.
Dengan udara :
4Al(s)+ 3O2(g) →  2Al2O3(s)                   ∆H = -3340 kJ/mol
4Ga(s) + 3O2(g) → 2Ga2O3(s)
4In(s) + O2(g) → 2In2O3(s)
2Tl(s) + O2(g) →  Tl2O(s)

b. Reaksi dengan Air


Unsur Al, Ga, dan In tidak bereaksi dengan air. Pada permukaan logam
aluminium dilapisi dengan lapisan oksida yang membantunya melindungi logam
agar tahan terhadap udara. Hal serupa juga terjadi pada reaksi aluminium dengan
air.
Logam talium memudar dengan lambat dalam air basah atau larut dalam air
menghasilkan racun talium (I) hidroksida
2Tl (s) + 2H2O (l) → 2 TlOH (aq) + H2 (g)      

c. Reaksi dengan Halogen


Aluminium bereaksi dengan hebat pada unsur-unsur halogen seperti iodin
(I2), klorin (Cl2), bromine (Br2), membentuk aluminium halida menjadi
aluminium (III) iodida, aluminium (III) bromida, aluminium (III) klorida.
Logam talium juga bereaksi dengan hebat dengan unsur-unsur halogen. Semua
senyawa ini bersifat racun.
2Tl (s) + 3 F2 (g) → 2 TiF3 (s)
2 Tl (s) + 3 Cl2 (g) → 2 TiCl3 (s)
2Tl (s) + 3 Br2 (g) → 2 TiBr3 (s)

d. Reaksi dengan Nitrogen


Dari semua unsur logam golongan 13, hanya Al yang bereaksi langsung
dengan N2 (pada 1020 K).
2Al(s) + N2(g) → 2AlN(s)

e. Reaksi dengan Asam


Logam aluminium larut dalam larutan asam baik asam halida seperti HCl
maupun asam oksi seperti H2SO4 membentuk larutan yang mengandung ion
Al3+ dan gas hidrogen. Indium bereaksi cepat dengan HNO3 15 M :
15

In3+ + 3HNO3 → In(NO3)3 + 3H+


Indium larut perlahan hanya oleh H2SO4 atau HCl 6 M :
In3+ + 3HCl  →  InCl3 + 3H+
Talium larut dengan lambat hanya dalam asam sulfat atau asam klorida, karena
garam Tl1 yang terbentuk hanya sedikit larut.

f. Reaksi dengan Basa


Aluminium bersifat amfoter karena bereaksi juga dengan larutan basa.
Perilaku ini dikarenakan adanya sifat asam dari Al(OH)3.
2Al(s) + 2NaOH(aq) + 6H2O(l) → 2Na+(aq) + 2[Al(OH)4]-(aq) +  3H2(g)
Ga2O3 + 2OH-   →  2Ga(OH)4-
Ga(OH)3 + OH-  →  Ga(OH)4-          
Indium tidak larut dalam basa .

3.6 Kegunaan Unsur Golongan 13


Aluminium banyak digunakan sebagai peralatan dapur, sebagai tempat
minuman kemasan bahan konstruksi bangunan dan banyak aplikasi lainnya.
Walaupun konduktivitas listriknya hanya 60% dari tembaga, tetapi aluminium
digunakan sebagai bahan transmisi karena ringan. Aluminium murni sangat lunak
dan tidak kuat. Tetapi dapat dicampur dengan tembaga, magnesium, silikon,
mangan, dan unsur-unsur lainnya untuk membentuk sifat-sifat yang
menguntungkan. Selain itu campuran logam ini penting kegunaannya dalam
konstruksi pesawat modern dan roket. Selain itu galium digunakan untuk
pembuatan termometer suhu tinggi. Galium juga digunakan sebagai
semikonduktor untuk membuat transitor, foto konduktor, laser dan iodida. Indium
biasa digunakan sebagai campuran logam dan  sebagai batang kontrol dalam
reaktor atom.
Karena Talium sulfat tak berwarna, tak berasa, dan sangat beracun
sehingga banyak digunakan sebagai obat pembasmi hama. Selain itu, Talium yang
dihasilkan dari kristal natrium iodida dalam tabung photomultiper digunakan pada
alat pendeteksi radiasi sinar gamma. Kemampuan kristal talium bromoiodida
untuk memancarkan radiasi infra merah dan kristal oksisulfida sehingga
digunakan untuk mendeteksi beberapa jenis radiasi gelombang dan digunakan
dalam komunikasi militer. Campuran talium dengan raksa yang membentuk
cairan logam yang membeku pada suhu -60°C digunakan untuk membuat
termometer suhu rendah dan relay. Garam-garam talium yang dapat terbakar
menghasilkan pancaran cahaya hijau dugunakan dalam roket dan kembang api.

DAFTAR PUSTAKA

https://wanibesak.wordpress.com/tag/sifat-fisik-dan-kimia-unsur-golongan-alkali/
http://alfichem.blogspot.com/2012/01/kimia-anorganik-unsur-unsur-logam.html
16

https://brainly.co.id/tugas/18966607
https://mediabelajaronline.blogspot.com/2011/09/logam-alkali-golongan-ia.html
https://www.studiobelajar.com/logam-alkali-dan-alkali-tanah/
http://analzkimtausiyah.blogspot.com/2013/07/keberadaan-senyawa-alkali-tanah-
di-alam.html
https://nasrulbintang.wordpress.com/2011/12/17/reaksi-reaksi-logam-alkali-tanah/

Anda mungkin juga menyukai