Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA FARMASI I
“Viskositas Cairan”

Disusun oleh :
IRSA SURIYAT
I(20.71.022362)
FARMASI A

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA
2021/2022
PRAKTIKUM KE IX
VISKOSITAS CAIRAN

I. Pendahuluan
Kita sudah lazim menggolong-golongkan materi, yang ditinjau secara
makroskopik, kedalam benda padat dan fluida. Suatu fluida (fluid) adalah suatu zat yang
dapat mengalir. Jadi istilah fluida termasuk cairan dan gas. Klasifikasi seperti itu
tidaklah selalu jelas. Beberapa fluida, seperti gelas dan ter (pitch), mengalir begitu
lambat sehingga berperilaku seperti benda padat untuk interval-interval waktu yang
biasanya kita gunakan untuk bekerja dengan benda-benda tersebut (Halliday, 1985, hlm
553). Viskometer merupakan peralatan yang digunakan untuk mengukur viskositas suatu
fluida. Model viskometer yang umum digunakan berupa viskometer bola jatuh, tabung
(pipa kapiler) dan sistem rotasi. Viskometer rotasi silinder sesumbu (concentric cylinder)
dibuat berdasarkan 2 standar, sistem, dimana silinder bagian dalam berputar dengan
silinder bagian luar diam dan sistem Couette dimana bagian luar silinder yang diputar
sedangkan bagian dalam silinder diam. Fluida yang akan diukur ditempatkan pada celah
diantara kedua silinder. Fluida (zat alir) adalah zat yang dapat mengalir, misalnya zat
cair dan gas. Fluida dapat digolongkan dalam dua macam, yaitu fluida statis dan
dinamis. Didalam fluida yang tidak diidealisir terdapat aktivitas molekuler antara
bagian- bagian lapisannya. Salah satu akibat dari adanya aktivitas ini adalah timbulnya
gesekan internal antara bagian-bagian tersebut, yang dapat digambarkan sebagai gaya
luncur diantara lapisan-lapisan fluida tadi. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan kecepatan
bergerak lapisan-lapisan fluida tersebut. Bila pengamatan dilakukan terhadap aliran
fluida makin mengecil ditempat-tempat yang jaraknya terhadap dinding pipa semakin
kecil, dan praktis tidak bergerak pada tempat di dinding pipa. Sedangkan kecepatan
terbesar terdapat ditengah-tengah pipa aliran. Viskositas suatu fluida adalah sifat yang
menunjukkan besar dan kecilnya tahanan dalam fluida terhadap gesekan. Fluida yang
mempunyai viskositas rendah, misalnya air mempunyai tahanan dalam terhadap gesekan
yang lebih kecil dibandingkan dengan fluida yang mempunyai viskositas yang lebih
besar. (USU,2011)
Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous (Soedojo, 1986). Suatu
bahan apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi viscous yaitu
menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas dapat dianggap sebagai
gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida (Budianto, 2008).Viskositas suatu fluida
merupakan daya hambat yang disebabkan oleh gesekan antara molekul-molekul cairan,
yang mampu menahan aliran fluida sehingga dapat dinyatakan sebagai indikator tingkat
kekentalannya. Nilai kuantitatif dari viskositas dapat dihitung dengan membandingkan
gaya tekan per satuan luas terhadap gradien kecepatan aliran dari fluida. Prinsip dasar
ini yang dipergunakan untuk menghitung viskositas secara eksperimen menggunakan
metode putar, yaitu dengan memasukkan penghambat ke dalam fluida dan kemudian
diputar. Semakin lambat putaran penghambat tersebut maka semakin tinggi nilai
viskositasnya (Warsito, dkk. 2012).
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang
mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya
bahan- bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Pada
hukum aliran viskos, Newton menyatakan hubungan antara gaya-gaya mekanika
dari suatu aliran viskos sebagai: Geseran dalam (viskositas) fluida adalah konstan
sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian,
dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan.
Parameter inilah yang disebut dengan viskositas. Aliran viskos dapat digambarkan
dengan dua buah bidang sejajar yang dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut.
Suatu bidang permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar
dengan suatu bidang permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu
ringan, yang berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka
tidak ada gaya tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada
bidang bagian atas yang menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan kecepatan
konstan v, maka fluida dibawahnya akan membentuk suatu lapisan-lapisan yang
saling bergeseran. Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser (s) sebesar
F/A yang seragam, dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas sebesar v dan
kecepatan lapisan fluida paling bawah sama dengan nol. Maka kecepatan geser (g) pada
lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap, dengan tidak adanya
tekanan fluida (Burhanudin, 2014, hlm 8).

Koefisien viskositas secara umum diukur dengan dua metode :


Metode Viskometer Ostwald
Viskometer Ostwald adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengalirnya
sejumlah tertentu cairan dicatat, dan η dihitung dengan hubungan :

Keterangan :
ɳ = viskositas
π = 3,14
ᴧp = masa jenis
zat R = jari-jari
pipa
T = rata-rata waktu mengalir
V = volume sampel
L = panjang pipa

Metode Bola jatuh


Metode bola jatuh menyangkut gaya gravitasi yang seimbang dengan
gerakan aliran pekat, dan hubungannya adalah :
dimana b merupakan bola jatuh atau manik-manik dan g adalah konstanta
gravitasi. Apabila digunakan metode perbandingan, kita dapatkan

ɳ
rb = jari-jari bola
pb = massa jenis
zat
p = massa jenis zat pembanding
g = gravitasi (10m/s2)
t = rata2 waktu bola jatuh
h = tinggi tabung
II. Material dan Metode Kerja

A. Material
Alat:
 Viskometer Ostwald
 Gelas kimia
 Pipet tetes
 Gelas ukur
 Stopwatch
 Neraca O-hauss
 Kelereng
 Piknometer

Bahan:
 Etanol murni
 Minyak tanah
 Oli bekas
 Akuades

B. Metode Kerja
 Cara Ostwald
Membersihkan viskometer menggunakan pelarut
yang sesuai sampai semua pelarutnya
habis/hilang

Mengisi viskometer dengan sampel yang akan dianalisa


melalui tabung G sehingga reservoir terbawah, sampel
cukup hingga level antara garis J dan K

Menempatkan jari pada tabung B dan memasukkan penghisap pada tabung A sampai laru
Memindahkan penghisap dari tabung A. memindahkan jari
dari tabung B dan dengan cepat memindahkannya pada
tabung A sampai sampel jatuh dari kapiler bagian bawah
akhir ke bulb I. kemudian memindahkan jari dan
mengukur waktu refflux

ntukmengukur wakturefflux, membiarkansampel mengalir bebas memasuki bagian D, mengukur waktu saat larutan D sa

Menghitung viskometer kinematik sampel dengan


mengalikan waktu refflux dengan viskometer konstan

Melakukan percobaan secara duplo

Mengulangi percobaan untuk sampel yang berbeda

Menghitung masing-masing viskositas sampel

 Cara Falling Ball

Tentukan massa jenis bola (kelereng) dan massa jenis zat cair

Masukkan bola ke dalam gelas ukur yang telah diisi


dengan akuades dan di beri batas awal dan batas akhir

Putar tabung 1800 jalankan tabung saat bola mulai bergerak


dari titik awal dan hentikan ketika bola sampai di titik akhir

Tulis waktu yang diperlukan


Ulangi percobaan sampai 3 kali

Lakukan percobaan serupa dengan zat cair yang lain pada


alkohol, minyak tanah, dan oli bekas.
III. Hasil Percobaan
A. Hasil Percobaan
• Pengukuran Massa Jenis:

Sampel Piknometer Piknometer + Volume Massa Jenis


kosong (gram) sampel (gram) sampel (g/ml)
Akuades 46,41 0,9764
Alcohol 70% 43,55 0,8620
22 25
Minyak tanah 42,70 0,8280
Oli bekas 43,13 0,8452

 Metode Oswald

Sampel Volume sampel Jari-jari pipa Panjang pipa Waktu (detik)


(ml) (cm) (cm)
Akuades 23,4 1,38 2,00
Alcohol 70% 20 1,55 2,44
0,9 27,5
Minyak tanah 18 1,59 2,70
Oli bekas 18 35,01 37,44

 Metode Falling Ball

Sampel Jari-jari bola Tinggi tabung Waktu (detik)


(cm) (cm)
Akuades 2,13 2,20
Alcohol 70% 1,85 1,87
0,75 16
Minyak tanah 1,30 1,17
Oli bekas 2,10 1,90

• Perhitungan Koefisien Viskometer Ostwald


 Akuades:
𝜋 (△𝑝)𝑅 4𝑡
η=
8𝑉 𝑙
3,14 (0,9764) (0,9)4(1,69)
η= = 0,00066
8 (23,4) (27,5)

 Alcohol 70%

𝜋 ( △ 𝑝 ) 𝑅 4𝑡
η= 8𝑉 𝑙
3,14 (0,9764) (0,9)4 (1,995)
η=
8 (20) (27,5) = 0,00081

 Minyak tanah

𝜋 ( △ 𝑝 ) 𝑅 4𝑡
η= 8𝑉 𝑙
3,14 (0,8280) (0,9)4 (2,145)
η=
8 (18) (27,5) = 0,00092

 Oli bekas

𝜋 ( △ 𝑝 ) 𝑅 4𝑡
η= 8𝑉 𝑙
3,14 (0,8452) (0,9)4 (36,225)
η=
8 (18) (27,5) = 0,01593

• Perhitungan Metode Falling Ball


 Akuadses

(△𝑝 )𝑅 4𝑡 3,14 (0,9764)


η= (0,9)4(1,69)
8𝑉 𝑙 η
=
8 (23,4) (27,5)

= 0,00066

 Alcohol 70%

𝜋 ( △ 𝑝 ) 𝑅 4𝑡
η= 8𝑉 𝑙
3,14 (0,9764) (0,9)4 (1,995)
η=
8 (20) (27,5) = 0,00081

 Minyak tanah

𝜋 ( △ 𝑝 ) 𝑅 4𝑡
η= 8𝑉 𝑙
3,14 (0,8280) (0,9)4 (2,145)
η=
8 (18) (27,5) = 0,00092

 Oli bekas

𝜋 ( △ 𝑝 ) 𝑅 4𝑡
η= 8𝑉 𝑙
3,14 (0,8452) (0,9)4 (36,225)
η=
8 (18) (27,5) = 0,01593

B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini telah dilakukan percobaan mengenai viskositas cairan.
Berdasarkan percobaan pengukuran massa jenis terhadap macam-macam zat cair
menggunakan piknometer. Prinsip kerja dari Piknometer dengan cara
membandingkan massa zat dengan volume zat. Zat cair yang digunakan sebagai
sampel kali ini adalah akuades, alkohol 70%, minyak tanah, dan oli bekas. Untuk
mengetahui massa jenis suatu sampel yang akan dianalisa, maka digunakan alat
ukur piknometer. Dari data yang sudah terlihat menunjukan bahwa massa jenis
yang terbesar adalah akuades. Hal ini dikarenakan bahwa air memiliki massa yang
lebih besar dan volumenya yang lebih kecil daripada jenis zat cair yang lain. Pada
metode Falling Ball yaitu menggunakan alat ukur gelas ukur. Dari data yang
terlihat menunjukkan bahwa minyak tanah memiliki waktu yang paling kecil
daripada jenis zat cair lain. Dalam metode ini didapat koefisien viskositasnya dari
yang terendah ke yang tertinggi, yaitu: minyak tanah dengan 0,7190, alcohol 70%
dengan 1,1273, oli bekas dengan 1,1886, dan akuades dengan 1,4863.
Pada metode Ostwald digunakan alat ukur viskometer. Pada saat percobaan
dengan metode Ostwald pada saat bulb pipet dan ibu jari secara bersamaan dilepas
terkadang dalam cairan suka terbentuk glembunng dan ketika itu terjadi praktikan
harus mengulangnya berulang kali sampai tidak terbentuk endapan. Dari data yang
terlihat menunjukan bahwa akuades memiliki waktu yang paling kecil daripada
jenis zat cair lain. Sesuai teori yaitu pad metode Ostwald ini dimana air terendah
viskositasnya dengan koefisien 0,00066, lalu diikuti oleh alcohol 70% dengan
0,00081, selanjutnya minyak tanak dengan 0,00092, dan yang paling tinggi
koefisiennya yaitu oli bekas dengan 0,01593.
Pada zat cair, ukuran partikel menentukan tingkat kekentalan (viskositas) dari
cairan itu sendiri. Perbedaan viskositas pada zat cair menunjukan fungsi zat cair
tersebut. Viskositas dari jenis-jenis zat cair tersebut sesuai dengan teori bahwa,
dimana pada viskositas air lebih rendah daripada viskositas oli, hal ini meyebabkan
air dapat dikonsumsi sednagkan oli tidak.

V. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulakan:
a. Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya
tahanan dalam fluida terhadap gesekan.
b. Berdasarkan metode Ostwald urutan koefisien viskositas dari yang paling
rendah hingga tertinggi adalah air dengan koefisien 0,00066, alcohol 70%
dengan 0,00081, minyak tanah dengan 0,00092, dan oli bekas dengan 0,01593.
c. Berdasarkan metode Falling Ball urutan koefisien viskositas dari yang paling
rendah hingga tertinggi adalah minyak tanah dengan 0,7190, alcohol 70%
dengan 1,1273, oli bekas dengan 1,1886, dan akuades dengan 1.4863.
VI. Daftar Pustaka
 Dogra, S.K. 2009. Kimia Fisika dan Soal-soal. Jakarta : UI Press.
 Milama, Burhanudin. 2014. Panduan Praktikum Kimia Fisika 2. Jakarta :
UIN P.IPA FITK-Press.
 Resnick, Halliday. 1985. Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.
 Budianto, A. 2008. Metode penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair dengan
Menggunakan Regresi Linier Hukum Stokes. https://jurnal.sttn-
batan.ac.id/wp-content/uploads/2008/12/12-anwar157-166.pdf. Diakses pada
tanggal 14 Desember 2020 Pukul 12.10 WIB.
 USU.2011.https://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29343/4/Chapter
%2II.pdf. Diakses pada tanggal 14 Desember 2020 Pukul 12.25 WIB.
 Warsito, dkk. 2012. Desain dan Analisis Pengukuran Viskositas dengan
metode Bola Jatuh Berbasis Sensor Optocoupler dan Sistem Akuisisinya
pada computer.
https://ejournal.unri.ac.id/index.php/JN/article/viewFile/839/832. Diakses
pada tanggal 14 Desember 2020 Pukul 12.35 WIB.

Anda mungkin juga menyukai