Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kata “Demokrasi” selalu menjadi perbincangan hangat di kalangan
masyarakat sipil, di kalangan politisi serta menjadi konsumsi publik sehari-hari di
Negeri ini. Demokrasi telah menjadi istilah yang sangat diagungkan dalam
sejarah pemikiran manusia tentang tatanan sosio-politik yang ideal.
Demokrasi di Indonesia sendiri dipandang perlu dan sesuai dengan
pribadi bangsa Indonesia. Selain itu yang melatar belakangi pemakaian sistem
demokrasi di Indonesia. Hal itu bisa kita temukan dari banyaknya agama yang masuk
dan berkembang di Indonesia, selain itu banyaknya suku, budaya dan bahasa,
kesemuanya merupakan karunia Tuhan yang patut kita syukuri.
Demokrasi Indonesia dari masa ke masa mengalami perkembangan baik pada
saat revolusi, orde lama, orde baru, reformasi hingga sekarang. Di setiap
perkembangan denokkrasi di Indonesia terkadang mengalami kegagalan, salah
satunya disebabkan karena ketidak konsistennya penguasa sehingga pengaturan yang
dibuat hanya menguntungkan golongan tertentu. Mengingat begitu komplek dan
menariknya kajian tentang demokrasi terutama demokrasi di Indonesia maka penulis
kami tertarik untuk membuat sebuah makalah yang berjudul “Demokrasi Indonesia”.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian Demokrasi?
1.2.2 Bagaimana perkembangan Demokrasi?
1.2.3 Apa saja bentuk-bentuk Demokrasi?
1.2.4 Bagaimana Demokrasi di Indonesia?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diketahui tujuan dari
makalah ini adalah sebagai berikut:
a) Untuk mengetahui pengertian Demokrasi
b) Untuk mengetahui perkembangan Demokrasi

1
c) Untuk mengetahui bentuk-bentuk Demokrasi
d) Untuk mengetahui Demokrasi di Indonesia.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar dapat dimanfaatkan
sebaik mungkin sehingga dapat memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraanyang
diberikan dan sebagai sarana media pembelajaran serta menambah wawasan
pengetahuan bagi penyusun maupun pembaca mengenai konsep demokrasi secara
umum maupun demokrasi yang dijalankan di Indonesia. Selain itu diharapkan
penulisan makalah ini dapat memicu kesadaran mahasiswa (pembaca) akan arti
pentingnya mempertahankan nilai-nilai demokrasi di negeri ini, karena demokrasi
merupakan benteng utama dalam menangkal otoriterisme, komunisme, serta berbagai
pandangan kekhalifahan yang dapat merusak tatanan sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Demokrasi
Istilah demokrasi berasal dari perkataan Yunani demokratia, arti pokok:
Demos = rakyat; kratos = kekuasaan; jadi kekuasaan rakyat, atau suatu bentuk
pemerintahan negara, di mana rakyat berpengaruh di atasnya, singkatnya,
pemerintahan rakyat.
Sejak abad ke-6 sebelum Masehi, bentuk pemerintahan negara kota (City
states) di Yunani adalah berdasarka demokrasi. Athena membuktikan dalam sejarah
tentang demokrasi yang tertua di seluruh dunia. Pemerintahan demokrasi yang tulen
adalah suatu pemerintahan, yang sungguh-sungguh melaksanakan kehendak rakyat
yang sebenarnya. Akan tetapi kemudian penafsiran atas demokrasi itu berubah
menjadi suara terbanyak dari rakyat banyak.
Tafsiran terakhir ini tidak asli lagi oleh karena demokrasi diartikan sebaai
pelaksanaan suara yang lebih banyak dari rakyat banyak, jadi tidak melaksanakan
kehendak seluruh rakyat. Dalam hal ini, demokrasi dapat disalahgunakan oleh
golongan yang lebih besar dalam suatu negara untuk memperoleh pengaruh pada
pemerintahan negara, dengan selalu mengalahkan kehendak golongan yang kecil
jumlah anggotanya. Dalam demokrasi yang tulen dijaminlah hak-hak kebebasan tiap-
tiap orang dalam suatu negara.
Pengertian umum pada waktu sekarang ialah bahwa demokrasi itu juga
diartikan sebagai perbandingan ”separuh+satu”, jadi golongan mana telah
memperoleh suara paling sedikit separuh + satu suara, maka menanglah golongan ini
atas golongan lain (Kansil, 2005:103).
Secara etimologis istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, “demos”
berarti rakyat dan “kratos/kratein” berarti kekuasaan. Konsep dasar demokrasi berarti
“rakyat berkuasa” (government of rule by the people). Ada pula definisi singkat untuk
istilah demokrasi yang diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan dari rakyat
oleh rakyat dan untuk rakyat. Namun demikian penerapan demokrasi di berbagai

3
negara di dunia, memiliki ciri khas dan spesifikasi masing-masing, yang lazimnya
sangat dipengaruhi oleh ciri khas masyarakat sebagai rakyat dalam suatu Negara.
Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara memberi pengertian bahwa pada
tingkat terakhir rakyat memberikan ketentuan dalam masalah-masalah pokok
mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijaksanaan negara, karena
kebijaksanaan tersebut menentukan kehidupan rakyat (Noer, 1983: 207). Jadi negara
demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan
rakyat, atau jika ditinjau dari sudut organisasi, ia berarti suatu pengorganisasian
negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atas asas persetujuan rakyat karena
kedaulatan berada di tangan rakyat (Kaelan, 2010: 55).

2.4 Demokrasi di Indonesia


2.4.1 Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Dalam sejarah negara Republik Indonesia yang telah lebih dari setengah abad,
perkembangan demokrasi telah mengalami pasang surut. Masalah pokok yang
dihadapi oleh bangsa Indonesia ialah bagaimana meningkatkan kehidupan ekonomi
dan membangun kehidupan sosial dan politik yang demokratis dalam masyarakat
yang beraneka ragam pola adat budayanya. Masalah ini berkisar pada penyusunan
suatu sistem politik dengan kepimimpinan cukup kuat untuk melaksanankan
pembangunan ekonomi serta character and nation building, dengan partisipasi
rakyat, sekaligus menghindarkan timbulnya diktatur perorangan, partai ataupun
militer.
Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam empat periode:
a. Periode 1945-1959, masa demokrasi parlementer yang menonjolkan peranan
parlemen serta partai-partai. Pada masa ini kelemahan demokrasi parlemen memberi
peluang untuk dominasi partai-partai politi dan DPR. Akibatnya persatuan yang

4
digalang selama perjuangan melawan musuh bersama menjadi kendor dan tidak dapat
dibina menjadi kekuatan konstruktif sesudah kemerdekaan.
b. Periode 1959-1965, masa Demokrasi Terpimpin yang dalm banyak aspek telah
menyimpang dari demokrasi konstitusional dan lebih menampilkan bebrapa aspek
dari demokrasi rakyat. Masa ini ditandai dengan dominasi presiden, terbatasnya peran
partai politik, perkembangan pengaruh komunis, dan peran ABRI sebagai unsur
sosial-politik , semakin meluas.
c. Periode 1966-1998, masa demokrasi Pancasila era Orde Baru yang merupaka
demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem presidensial. Landasan formal
periode ini adalah Panacasila, UUD 1945, dan ketetapan MPRS/MPR dalam rangka
untuk meluruskan kembali penyelewengan terhadap UUD 1945 yang terjadi di masa
Demokrasi Terpimpin. Namun dalam perkembangannya peran presiden semakin
dominan terhadap lembaga-lembaga negara yang lain. Melihat praktek demokrasi
pada masa ini, nama Pancasila hanya digunakan sebagai legitimasi politis penguasa
saat itu, sebab kenyataannya yang dilaksanakan tidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.
d. Periode 1999-sekarang, masa demokrasi Pancasila era Reformasi dengan berakar
pada kekuatan multi partai yang berusaha mengembalikan perimbangan kekuatan
antar lembaga negara, antar eksekutif, legislatif dan yudikatif. Pada masa ini peran
penting partai politik kembali menonjol, sehingga iklim demokrasi memperoleh nafas
baru. Jikalau esensi demokrasi adalah kekuasaan di tangan rakyat, maka praktek
demokrasi tatkala Pemilu memang demikian, namun dalam pelaksanaanya setelah
Pemilu banyak kebijakan tidak mendasarkan kepentingan rakyat, melainkan lebih ke
arah pembagian kekuasaan antar presiden dan partai politik dalam DPR . dengan lain
perkataan model demokrasi era reformasi dewasa ini, kurang mendasarkan pada
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (walfare state) (Kaelan, 2010: 63-64).

5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai