Anda di halaman 1dari 8

Hutahaean ISSN 0853-2982

Jurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil

Catatan Teknik (Technical Notes)


Pengerjaan Metoda Inversi Integral pada Perumusan Persamaan Muka Air
Gelombang Air Nonlinier
Syawaluddin Hutahaean
Kelompok Keahlian Teknik Kelautan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha No. 10 Bandung 40132, E-mail: syawaluddin@ocean.itb.ac.id

Abstrak

Pada paper ini persamaan muka air dari gelombang air diperoleh dengan mengintegrasikan persamaan syarat
batas kinematik permukaan terhadap waktu. Integrasi dilakukan dengan metoda inversi integral dimana operasi
integrasi diganti dengan operasi diferensiasi. Persamaan muka air yang dihasilkan merupakan superposisi dari
sejumlah gelombang dengan amplitudo gelombang yang berbeda-beda, mempunyai karakteristik breaking dan
dispersif.

Kata-kata kunci: Syarat batas kinematik permukaan, metoda inversi integral.

Abstract

In this paper water surface equation due to water wave is formulated by integrating kinematic surface water
boundary condition equation with respect to time using integration inversion method, where integration opera-
tion is changed by differentiation operation. The resulted water surface equation is superposition of several
wave with different amplitude and has breaking characteristic and dispersive.

Keywords: Kinematic water surface bundary condition, integration inversion method.

1. Pendahuluan Pada penelitian ini, persamaan muka air dirumuskan


tanpa melakukan proses linierisasi maupun
Perumusan persamaan gelombang air dimulai dari pengambilan suatu harga konstan pada komponen
perumusan persamaan muka air terlebih dahulu. nonlinier, sehingga terdapat suatu proses integrasi
Persamaan gelombang air linier (Dean, 1984), persamaan nonlinier periodik. Integrasi dilakukan
persamaan gelombang air nonlinier dari Stoke dengan metoda inversi, yaitu operasi integrasi diganti
(Sarpkaya, 1981), persamaan gelombang air nonlinier, dengan operasi differensiasi yang dapat dengan mudah
Hutahaean (2007a) dan (2008a) dirumuskan dengan dilakukan meskipun persamaan bersifat nonlinier.
merumuskan persamaan muka air terlebih dahulu. Dengan merumuskan persamaan muka air tanpa
Karena itu ketepatan suatu teori gelombang sangat melakukan proses linierisasi ataupun pengerjaan
ditentukan dari ketepatan persamaan muka air yang asumsi yang menyebabkan persamaan menjadi linier,
digunakan. diharapkan diperoleh suatu persamaan muka air yang
lebih tepat dan selanjutnya diperoleh persamaan
Pada perumusan persamaan muka air dijumpai suatu gelombang yang lebih tepat juga.
proses integrasi terhadap waktu suatu persamaan
nonlinier. Pada perumusan persamaan gelombang 2. Persamaan-persamaan Dasar
linier, dilakukan proses linierisasi dengan anggapan
panjang gelombang sangat panjang dan perairan 2.1 Persamaan diffrensial muka air
sangat dalam sehingga tidak dijumpai proses integrasi
persamaan nonlinier. Hutahaean (2007a) dan (2008a), Pada muka air yang bergerak, berlaku persamaan
merumuskan persamaan gelombang nonlinier dengan syarat batas kinematika permukaan air (Dean, 1984)
mengambil suatu harga konstan pada salah satu yaitu
komponen persamaan muka air, sehingga tidak

dijumpai integrasi persamaaan nonlinier. w = + u (1)
t x

Vol. 17 No. 2 Agustus 2010 135


Catatan Teknik (Technical Notes): Pengerjaan Metoda Inversi Integral ...

dimana w adalah kecepatan partikel air pada arah h


1+
vertikal-z pada permukaan air, u adalah kecepatan
= x (7)
partikel pada arah horisontal-x pada permukaan air h
sedangkan = (x,t) adalah persamaan muka air yang 1
x
menggambarkan fluktuasi muka air dengan referensi
muka air diam. Dengan x sebagai sumbu horisontal G dan k adalah suatu konstanta yang perlu dicari
dan z sebagai sumbu vertikal maka elevasi muka air bentuknya. G dan k adalah suatu besaran yang
diam adalah pada z = 0. merupakan fungsi dari kedalaman. Untuk kedalaman
perairan yang tidak konstan, fungsi dari posisi x, G
Persamaan syarat batas kinematik permukaan, dan k juga merupakan fungsi dari x sehingga terdapat
Persamaan (1), dapat ditulis menjadi persamaan
harga-harga G / x dan k / x.
muka air yaitu,
Dari persamaan potensial aliran (5) dapat diperoleh
= w u (2) kecepatan partikel yaitu
t x
kecepatan arah horisontal-x,
Untuk mendapatkan bentuk persamaan dari , maka
Persamaan (2) diintegrasikan terhadap waktu t,
u= = Gke kh ( z ) sin kx sin t
x
( x, t ) = w dt u x
dt (3)
Ge kh ( ( z ) + 1 ( z ) )
kh
cos kx sin t
Penyelesaian integrasi pada Persamaan (3) tersebut x
sebenarnya terdapat konstanta integrasi c(t), tetapi G kh
e ( z ) cos kx sin t (8)
untuk suatu fungsi periodik seperti persamaan muka x
air akibat gelombang yang bersifat periodik, maka
dapat diambil c(t) = 0 (Dean, 1984). kecepatan arah vertikal-z,

2.2 Persamaan potensial aliran w= = Gke kh 1 ( z ) cos kx sin t (9)
z
Untuk menyelesaikan integrasi pada Persamaan (3),
diperlukan bentuk dari w dan u, yang dapat Pada persamaan kecepatan horisontal u terdapat
diperoleh dari persamaan potensial aliran gelombang variabel G / x dan k / x yang perlu dicari
air hasil pnyelesaian persamaan Laplace. bentuknya.
Penyelesaian persamaan Laplace dengan metoda
pemisahan variabel dan dengan pengerjaan syarat
3. Formulasi G / x dan k / x
batas lateral periodik, Dean (1984), menghasilkan
3.1 Tinjauan penyelesaian Persamaan Laplace
persamaan,

( )
= A Ce kz + De kz cos kx sin t (4) Persamaan Laplace pada medan aliran pada bidang
x-z,
A, C dan D adalah suatu kontanta yang perlu dicari 2 2
bentuknya, k adalah bilangan gelombang, = 2 / T + =0 (10)
= frekuensi sudut, T = perioda gelombang. x 2 z 2
Persamaan potensial aliran, Persamaan (4) diperoleh
Pengerjaan syarat batas kinematik dasar perairan dari penyelesaian Persamaan (10) dengan metoda
untuk dasar perairan miring, Hutahaean (2008a), pemisahan variabel, Dean (1984), yaitu dianggap
diperoleh
(x, z, t) = P(x)Q(z)sint, dimana berlaku kondisi,
= Ge kh ( z ) cos kx sin t (5)
2P 1
= k 2 (11)
dimana didefinisikan, x P
2

( z ) = e k ( h + z ) + e k ( h + z ) ;
2Q 1
( z) = e k ( h+ z ) + e k ( h+ z )
dan = k2 (12)
1
(6) z Q
2

dimana sebagai P(x) adalah:


P (x) = Ge kh cos kx (13)

136 Jurnal Teknik Sipil


Hutahaean

P kh kh
= Ge kh k sin kx + Ge kh cos kx + 2Ge kh ( ( z ) + 1 ( z ) )k sin kx sin t
x x x
G G kh
+ e kh cos kx (14) +2 e ( z )k sin kx sin t (21)
x x
Dengan mengabaikan turunan ke 2 dan bentuk Dari Persamaan (14), haruslah
perkalian antar turunan,
k
Ge kh ( z ) sin kx sin t
2 P k x
= Ge kh k 2 cos kx Ge kh sin kx
x 2
x kh
kh G kh + 2Ge kh ( ( z ) + 1 ( z ) )k sin kx sin t
Ge kh k sin kx e k sin kx x
x x G kh
kh G kh +2 e ( z )k sin kx sin t = 0 (22)
Ge kh k sin kx e k sin kx (15) x
x x
Persamaan dibagi dengan sin kxsin t, untuk sin kxsin
t 0
P 1
2
k kh
= k2 tan kx 2k tan kx k kh
x P x x + 2Ge kh ( ( z ) + 1 ( z ) )k
2
Ge kh ( z )
2 G x x
k tan kx (16)
G kh
G x +2 e ( z )k = 0 (23)
Substitusi persamaan terakhir ke Persamaan (11),
x
maka diperoleh persamaan, Substitusi G / x dari Persamaan (18),
k kh 2 G k kh
2k k =0 (17) Ge kh ( z ) + 2Ge kh ( ( z ) + 1 ( z ) )k
x x G x x x
atau k kh
Ge kh ( z ) 2Ge kh ( z )k =0 (24)
G G k kh x x
= G (18)
x 2k x x Dari persamaan terakhir diperoleh,
3.2 Pengerjaan persamaan kontinuitas kh
=0 (25)
Persamaan kontinuitas pada medan aliran arah x-z,
x
dimana x sumbu horisontal dan z adalah sumbu h k
k +h =0
u w x x
vertikal, berbentuk + =0
x z k k h
= (26)
Dari Persamaan (9), x h x
w
= Ge kh ( z )k 2 cos kx sin t (19) Persamaan (26) ini bukan berarti perubahan harga k
z persatuan panjang, tetapi menyatakan perbedaan
antara harga k pada dasar perairan datar dengan pada
Dari persamaan w / z dan persamaan kontinuitas, dasar perairan miring. Bila pada dasar perairan datar k
maka u / x haruslah berbentuk, = k0, maka pada dasar perairan miring,
u k 0 h
= Ge kh ( z )k 2 cos kx sin t (20) k = k0 (27)
x h x
Dari Persamaan (8), Jadi kemiringan dasar perairan akan memperkecil k
atau memperbesar panjang gelombang.
u
=Ge kh ( z )k 2 cos kx sin t Dari Persamaan (18) dan (25),
x G G h
k =
+ Ge ( z ) sin kx sin t
kh
x 2h x
(18)
x

Vol. 17 No. 2 Agustus 2010 137


Catatan Teknik (Technical Notes): Pengerjaan Metoda Inversi Integral ...

Sama halnya dengan bilangan gelombang k, maka inversi ini telah dikenal antara lain pada transformasi
Persamaan (28) ini hanya menyatakan perbedaan Laplace.
antara G pada dasar perairan datar dengan G pada
dasar perairan miring. Bila G0 adalah harga G pada Sebagai ilustrasi dari metoda inversi ini akan
dasar perairan datar, maka pada dasar perairan diselesaikan 1()kcos kxsint dt
miring,
Berdasarkan fungsi yang akan diintegrasikan
G h
G = G0 + 0 (29) didefinisikan suatu fungsi f(x,t) yaitu
2h x f(x,t) = 1 ()cos kxcost
Jadi kemiringan dasar perairan akan memperbesar Pengambilan bentuk cost adalah agar ketika
harga G. Baik Persamaan (26) maupun Persaman diturunkan terhadap t akan diperoleh bentuk sint
(28) menunjukkan bahwa semakin dalam perairan yang merupakan bentuk dari persamaan yang
semakin kecil pengaruh kemiringan dan pada perairan diintegrasikan. Persamaan f(x,t) diturunkan terhadap t,
yang sangat dalam pengaruh kemiringan akan hilang
f
dengan sendirinya..
= 1 ( ) cos kx sin t
Substitusi Persamaan (25) ke Persamaan (26)
t

kecepatan partikel arah horisontal-x menjadi, + k ( ) cos kx cos t (34)
t
u = Ge ( z )k sin kx sin t
kh

G Selanjutnya persamaan terakhir dintegrasikan terha-


e kh ( z ) cos kx sin t (30) dap waktu t,
x
4. Persamaan Muka Air df = 1
( ) cos kx sin t dt

Dari Persamaan (30) dan (9), diperoleh kecepatan + k ( ) cos kx cos t dt (35)
partikel air pada permukaan adalah, t

u = Ge kh ( )k sin kx sin t f ( x, t ) = ( ) cos kx sin t dt


1

G
e kh ( ) cos kx sin t (31) + k ( ) cos kx cos t dt (36)
x t
w = Ge kh 1 ( )k cos kx sin t (32) Substitusi f(x,t)

Substitusi kedua persamaan kecepatan partikel air 1() coskxcost = () coskxsint dt


1
tersebut ke Persamaan (3),

+ k () coskxcost dt (37)

( x, t ) = Gke kh cos kx ( ) sin t dt
1 t
Gke kh sin kx ( ) sin dt
Ruas kiri dipindah keruas kanan, suku ke 1 ruas kanan
G dipindah kekiri dan persamaan dibagi dengan ,
+ e kh cos kx ( ) sin t dt (33)
x 1
Dari Persamaan (6), ( ) = e k ( h + ) + e k ( h + ) ;
1
( ) sin t dt =

1 ( ) cos t
k

( ) = e k ( h + ) + e k ( h + ) + ( ) cos t dt
1
t
sehingga 1()sint dan ()sint adalah persamaan (38)
yang sangat nonlinier. Integral pada Persamaan (33)
tidak bisa diselesaikan sebagaimana halnya integrasi Ruas kiri persamaan adalah suku yang diselesaikan
persamaan linier. integrasinya. Integrasi suku ke 2 pada ruas kanan
persamaan diselesaikan dengan cara yang sama.
Penyelesaian integral pada Persamaan (33) akan Didefinisikan
diselesaikan dengan metoda inversi dimana operasi k
integral diganti dengan operasi diferensial. Metoda f ( x, t ) = ( ) sin t (39)
t

138 Jurnal Teknik Sipil


Hutahaean

Persamaan diturunkan terhadap t, Pada Persamaan (43) tersebut terlihat bahwa


k2 konvergensi integrasi terjadi dengan semakin
f k
2

= ( ) cos t + 1 () sint tingginya harga n pada pangkat dari kn dimana k


t t t adalah bilangan yang berharga < 1, dan naiknya
harga n pada pangkat dari
k 2
+ ( ) 2 sin t
n
n
t dan pada derajad turunan
(40) t t n

Integrasi, substitusi f(x,t), disusun lagi dan dibagi Dengan cara yang sama, diperoleh
dengan
1
k k ( ) x sin tdt = ( ) x cos t
( ) cos tdt = 2 ( ) sin t
t t k
k2 + 1 ( )sin t

2

2 ( ) sin t dt 2
t x
1
t 1 2
+ 2 ( ) sin t
k 2 tx
2 ( ) 2 sin t dt
t (44)
(41)
Hasil integrasi pada Persamaan (44) ini juga
3 2 3
mempunyai tingkat ketelitian O(2), dimana
Dalam hal dan
t t t
2
t 3
setara dengan dan
2
2
dianggap sangat kecil dan dapat diabaikan, maka
t x t tx
integrasi suku ke 2 dan ke 3 dapat diselesaikan secara
langsung dengan mengintegrasikan sin t saja.
2
setara dengan
k k t 2

( ) cos tdt = sin t ( )


t t 2 Substitusi Persamaan (28), (43) dan (44) ke
Persamaan (33) diperoleh persamaan muka air
k2
k 2
2
adalah,
+ 3 1 ( ) cost + ( ) cost
t 3 t 2 G kh
( x, t ) = e k 1 ( ) cos kx cos t
(42)
G k2
Substistusi hasil integrasi ini ke Persamaan (38), e kh ( ) cos kx sin t
1 t
( ) sin t dt =

1 ( ) cos t
G kh k 3

2

1

e 1 ( ) cos kx cost

+
k
( ) sin t 2
t

2
t
k2 G k2 2

2
e kh 2 ( ) 2 cos kx cos t
+ 3 1 ( ) cos t t
t
k 2 G
+ 3 ( ) 2 cos t + e kh k ( ) sin kx cos t
t x
(43) G k2
e kh 1 ( ) sin kx sint
t x
Persamaan (43) adalah hasil integrasi dengan tingkat
ketelitian O(2) dimana integrasi dilakukan hanya G k 2
e kh ( ) sin kx sin t
tx
sampai dijumpai suku
2

2
dan G 1 h kh
t t 2 e ( ) cos kx cos t
2h x x
Vol. 17 No. 2 Agustus 2010 139
Catatan Teknik (Technical Notes): Pengerjaan Metoda Inversi Integral ...

G 1 h k 1 h kh
+ e kh 1 ( ) cos kx sin t e ( )
2h x t x 2h x x
1 h kh k
G 1 h 1 2 + e 1 ( )
+ e kh ( ) cos kx sin t 2h x t x
2h x tx 1 h kh 1 2
+ e ( ) (49)
(45) 2h x tx
Persamaan (45), menunjukkan bahwa persamaan Pada persamaan untuk F, terdapat unsur dan
muka air pada gelombang air merupakan superposisi turunannya / t , / x dan seterusnya. Harga
dari sejumlah gelombang dengan amplitudo yang dari unsur-unsur tersebut dapat dihitung dengan
berbeda-beda, dimana sebagai amplitudo adalah unsur menggunakan Persamaan (47), dengan mengambil
dalam kurung pada masing-masing suku pada ruas kondisi
kanan persamaan. Amplitudo terbesar adalah pada
suku ke 1, dengan perbedaan yang cukup besar 2 2
dibandingkan dengan amplitudo suku-suku lainnya. cos kx = sin kx = dan cos t = sin t =
Amplitudo terbesar ke 2 adalah amplitudo pada suku
2 2
ke 5, tetapi amplitudo pada suku ini adalah (/x) 4.1 Analisis karakteristik breaking
kali lebih kecil dari suku ke amplitudo suku ke 1.
Karena itu profil muka air akibat gelombang Bila harga F dihitung hanya dengan menggunakan
mempunyai bentuk utama dengan bentuk persamaan suku ke 1 dan ke 5 saja, dimana hal ini berarti
Acos kxcos t sebagaimana halnya dengan bentuk integrasi dilakukan dengan tingkat ketelitian O(0),
persamaan suku ke 1. maka bentuk F adalah
Dengan mengambil kondisi cos kx= sin kx dan cos t
= sin t, maka Persamaan (45) dapat ditulis menjadi,
F = e kh k1 ( ) + e kh k ( ) (50)
x
GF
( x, t ) = cos kx cos t (46)
Dengan menggunakan Persamaan (47) dan dengan
mengambil kondisi
2
Persamaan potensial aliran dirumuskan dengan sin kx = cos kx = cos t = sin t = maka
anggapan bahwa potensial aliran tersebut bersifat 2
periodik, sehingga ruas kanan Persamaan (45) kA
maupun (46) juga akan bersifat periodik. Untuk suatu =
fungsi periodik, maka GF / haruslah suatu bilangan x 2
konstan sehingga Persamaan (46) menjadi
substitusi harga ini pada Persamaan (50),
( x, t ) = A cos kx cos t (47)
kA
F = e k1 ( ) e kh k ( )
kh
(51)
A adalah amplitudo gelombang, dimana 2
GF A Pada F 0 maka (x, t) 0 pada seluruh panjang
A= dan G = (48)
F gelombang. Kondisi ini adalah breaking pertama yang
dialami gelombang dan terjadi pada perairan yang
k2 relatif masih dalam, dimana gelombang seolah-olah
F = e kh k 1 ( ) e kh ( )
t menghilang kemudian muncul lagi didepannya.
Pada F 0,

3 2
k
e kh 2 1 ( ) kA
t e kh k1 ( ) e kh k ( ) =0 (52)
kh k 2
2 2
e ( )
2 t 2 atau
kh kA 1 ( )
+ e k ( ) = (53)
x 2 ( )
kh k 2
e 1 ( )
t x Pada dasar perairan datar, persamaan terakhir
menjadi,
kh k
2
e ( ) kA
tx = tanh k (h + ) (54)
2
140 Jurnal Teknik Sipil
Hutahaean

Dengan H = 24, dimana H adalah tinggi gelombang


dan k = 2 / L, L adalah panjang gelombang, maka
Pada perairan dalam << 1
h
diperoleh kriteria breaking adalah

H 2 cosh k ( h + ) = cosh kh(1 + ) = cosh kh dan
= tanh k (h + ) (55) h
L
sinh k ( h + ) = sinh kh sehingga
Kriteria breaking dari Miche, Sarpkaya (1981), yang
diperoleh dari hasil eksperimen di laboratorium
adalah H / L = 0.143tanhkh. Dari hal ini maka = Gk sin kh cos kx sin t
t
persamaan muka air Persamaan (45) mempunyai
karakteristik breaking dengan kondisi breaking Dengan anggapan gelombang panjang, maka suku
mempunyai bentuk yang sama dengan kondisi kedua pada ruas kanan persamaan dapat diabaikan.
breaking dari Miche. Hutahaean (2007b) dan Persamaan muka air gelombang linier tersebut
(2008b), mengembangkan model transformasi diintegrasikan terhadap waktu f, diperoleh persamaan
gelombang dengan persamaan muka air yang muka air berbentuk, (x, t) = Acoskxcos t, dimana
dirumuskan dengan tingkat ketelitian, dimana model A
ternasformasi gelombang yang dihaslkan dapat G= dengan persamaan muka air ini maka
memodelkan breaking k sinh kh

4.2 Analisis karakteristik dispersif = kA sin kx cos t sehingga
x
Analisis karaktristik dispersif akan dapat diamati
dengan jelas bila dilakukan pada dasar perairan datar. = Gk sin kh cos kx sin t
Bila persamaan potensial aliran (5) dikerjakan pada t
dasar perairan datar, maka akan diperoleh persamaan Gk 2 A cosh kh sin 2 kx cos t sin t
= G 2e kh cosh k (h + z ) cos kx sin t (56) Persamaan diintegrasikan terhadap waktu t, dimana
untuk fungs periodik dapat diambil konstanta
Mengingat kedalaman konstan, maka ekh juga integrasi c(t) = 0,
konstan, maka sebagai konstanta baru
G = G2e kh Gk
(57) ( x, t ) = sinh kh cos kx cos t

= G cosh k ( h + z ) cos kx sin t (58) k2A
G cosh kh sin 2 kx sin 2 t (62)
u 2
u= = Gk cosh k ( h + z ) sin kx sin t =
x x k2A
G2e kh G cosh k (h + z ) cos kx sin t (59) G coshkhsin2 kxsin2 t selalu positif, sehingga
2
suku ke dua pada ruas kanan persamaan selalu
Integrasi persamaan kontinuitas terhadap kedalaman, mengurangi elevasi muka air atau mengurangi
amplitudo gelombang dimana pengurangan amplitudo
u
x dz+ w w
h
h =0 (60) ini merupakan sifat dispersif dari gelombang air.
Pengurangan amplitudo merupakan kehilangan energi
gelombang. Berdesarkan hukum kekekalan energi,
Substitusi syarat batas kinematik permukaan maka energi yang hilang tersebut yang paling
mungkin adalah menjadi energi kinetik air yaitu
timbulnya arus tetap selain arus eliptik. Dispersifitas
w = +u pada dasar perairan datar
t x tersebut sebanding dengan amplitudo gelombang,
semakin besar amplitudo semakin besar
h
wh =uh =0 substitusi u serta integrasi diselesaikan, dispersifitasnya.
x
4.3 Bilangan gelombang k

= Gk sinh k ( h + ) cos kx sin t


t Substitusi G dari Persamaan (48) ke Persamaan (5)
A
Gk cosh kh sin kx sin t (61) = e kh ( z ) cos kx sin t (63)
x F

Vol. 17 No. 2 Agustus 2010 141


Catatan Teknik (Technical Notes): Pengerjaan Metoda Inversi Integral ...

Dengan menggunakan Persamaan (63) dan dengan Daftar Pustaka


menggunakan persamaaan momentum-x permukaan,
Hutahaean (2007a), diperoleh persamaan dispersi Dean, R.G., and Dalrymple, 1984. Water Wave
untuk menghitung harga bilangan gelombang k. Mechanics for Engineers and Scientists.
New Jersey: Prentice-Hall, Englewood Cliffs.
5. Kesimpulan
Hutahaean, S., 2007a, Kajian Teoritis terhadap
Dari hasil pembahasan pada bagian-bagian terdahulu, Persamaan Gelombang Nonlinier, Fakultas
dapat diambil sejumlah kesimpulan yaitu, Teknik Sipil dan Lingkungan, ITB:
Jurnal Teknik Sipil, Vol. 14, No. 3.
1. Integrasi persamaan nonlinier periodik dapat
diselesaikan dengan mudah dengan mengerjakan Hutahaean, S., 2007b, Model Refraksi Gelombang
metoda inversi integral. dengan Menggunakan Persamaan Gelombang
Nonlinier, Fakultas Teknik Sipil dan
2. Pengerjaan inversi integral pada persamaan muka Lingkungan, ITB: Jurnal Infrastruktur dan
air mempunyai konvergensi dengan adanya unsur Lingkungan Binaan, Vol. III, No. 2.
kn,
Hutahaean, S., 2008a, Persamaan Gelombang
n
n Nonlinier pada Dasar Perairan Miring,
dan pada derajad turunan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, ITB:
t t n Jurnal Teknik Sipil, Vol. 15 No.1.
3. Pengerjaan metoda inversi integral pada Hutahaean, S., 2008b, Model Refraksi-Difraksi
perumusan persamaan muka air menghasilkan Gelombang Air Oleh Batimetri, Jurnal Teknik
persamaan muka air yang merupakan superposisi Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan,
dari sejumlah gelombang, semakin tinggi tingkat ITB: Vol. 15 No.2.
ketelitian yang digunakan semakin banyak
komponen gelombang yang dihasilkan. Sarpkaya, T. and Isacson, M., 1981, Mechanics of
Wave Forces on Offshore Structures,
4. Persamaan muka air hasil inversi integral Van Nostrand Reinhold Company.
mempunyai karakteristik breaking. Sehingga
pemodelan transformasi gelombang dengan
persamaan ini akan dapat memodelkan breaking.

5. Persamaan muka air yang dihasilkan mempunyai


karakteristik dispersif, dimana dispersifitasnya
sebanding dengan besar amplitudo yaitu semakin
besar amplitudo semakin besar dispersifitasnya.

Penelitian lanjut yang diperlukan adalah penelitian


mengenai tingkat ketelitian integrasi yang optimal
serta aplikasi persamaan pada pemodelan dinamika
gelombang antara lain pengembangan model
transformasi gelombang. Selain itu perlu pembuktian
secara analitik bahwa kehilangan energi gelombang
akibat peristiwa dispersif, menyebabkan timbulnya
arus tetap.

142 Jurnal Teknik Sipil

Anda mungkin juga menyukai