Anda di halaman 1dari 7

Informasi Satelit

Satelit altimetri Topex/Poseidon pertama kali diluncurkan pada 10 Agustus 1992 oleh
instansi NASA yang bekerja sama dengan instansi CNES yang secara umum bertujuan untuk
mengukur topografi dan dinamika lautan yang berskala luas. Dilakukan dengan berbasis
gelombang elektromagnetik (radar) dimana altimeter radar yang dibawa oleh satelit
memancarkan pulsa-pulsa gelombang elektromagnetik (radar) kepermukaan laut.  Pulsa-pulsa
tersebut dipantulkan balik oleh permukaan laut dan diterima kembali oleh satelit. Berikut
adaah spesifikasi orbit satelit Topex (Fu dkk., 1994);
Tipe orbit Circular orbit
Altitude 830 mil (1336 km)
Inklinasi 66 derajat equator
Periode orbit 112 menit
Kecepatan orbit 72 km/detik

Satelit altimetri Topex/Poseidon dilengkapi dengan dua altimeter, yakni altimeter Topex
(milik NASA) dan altimeter Poseidon (milik CNES). Dalam pengoperasiannya dua radar
altimeter tersebut digunakan secara bergantian dikarenakan hanya ada satu antena altimeter.
Pada fase operasional,perbandingan lama pengamatan altimeter Topex dan Poseidon adalah
90% dan 10%. Dalam hal ini radar altimeter Topex lebih sering digunakan dibandingkan
dengan radar altimeter Poseidon. Sebagai ilustrasi, jika Topex telah melakukan pengamatan
selama 9 cycle, maka 1 cycle berikutnya dilakukan oleh Poseidon, setelah itu Topex kembali
beroperasi

Instrumen Satelit Altimetri Topex/ Poseidon


Satelit Topex/Poseidon dilengkapi dengan 6 buah instrumen yang terdiri dari 4 buah sensor
operasional dan 2 sensor experimental. Berikut instrumen yang terdapat pada satelit
Altimetri Topex:
1. Sensor operasional
Sensor operasional pada satelit topex/ poseidon terdiri dari :
a. Radar Altimeter (ALT)
b. Topex Microwave Radiometer (TMR)
c. Laser Retroreflector Array (LRA)
d. Doppler Tracking System Receiver (DORIS)
2. Sensor experimental
a. Solid State Altimeter (SSALT)
b. GPS Demonstration Receiver (GPSDR)

Kombinasi beberapa komponen tersebut menghasilkan data altimetri yang akan digunakan
sebagai dasar penentuan bidang geoid.

Gambar : Ilustrasi komponen pesawat ruang angkasa TOPEX satellite (Fu dkk., 1994)

Teori dan pemrosesan data Altimetri menjadi medan gravitasi Satelit Topex

Pada massa sekarang, satelit altimetri berhasil memetakan medan gravitasi di laut dengan
lebih detail, bahkan sampai ketelitian kurang lebih 2 cm (Small dan Sandwell, 1992). Konsep
yang digunakan adalah pengukuran sea surface height terhadap sebuah bidang datum
elipsoid. Dengan tidak adanya disturbing forces, seperti pasang-surut, arus gelombang maka
sea surface sesuai dengan permukaan geoid atau bidang equipotensial gravitasi. Lalu
diperoleh hubungan antara geiod dan elipsoid untuk menentukan defleksi vertikal dan
undulasi geoid (geoid height) (gambar). Melalui beberapa perumusan, defleksi partikel dan
geoid height dapat diubah menjadi anomali gravitasi.

Formula Brun merumuskan hubungan antara geoid height dengan anomali gravitasi dan
potensial gravitasi, serta beberapa parameter seperti vertical deflection. Terdapat empat
persamaan yang digunakan dalam merumuskan anomali gravitasi udara bebas. Berikut adalah
persamaan yang digunakan.

Pendekatan pertama adalah menghubungkan ketinggian undulasi geoid N ( x ) dengan


potensial gravitasi U ( x , y , 0) dengan formulasi Burns sebagai berikut:

1
N ( x, y)= U ( x, y ,0) (1)
γ
Anomali Gravitasi adalah derivatif vertikal dari potensial gravitasi, yaitu:

∂U
Δg z =−
∂z
(2)

komponen Defleksi vertikal komponen timur adalah slope geoid dalam arah x

∂N 1 ∂U (3)
η( x , y )=− =−
∂x γ ∂z
komponen Defleksi vertikal komponen utara adalah slope geoid dalam arah y

∂N 1 ∂U (4)
ξ ( x, y)=− =−
∂y γ ∂y

Dengan N ( x , y ) adalah geoid height (m), γ adalah percepatan gravitasi normal (mGal), ∆ g
adalah anomali gravitasi (mGal), U ( x , y , 0) adalah potensial gravitasi (Nm/kg), η(x , y)
adalah defleksi vertikal komponen timur, dan ξ (x , y ) adalah defleksi vertikal komponen
utara.

Parameter-parameter tersebut saling berhubungan dalam persamaan Laplace berikut:

∂2 U ∂2 U ∂2 U (5)
+ + =0
∂ x2 ∂ y2 ∂ z2
Subsitusi dari ketiga persamaan (2), (3), dan (4) ke dalam persamaan Laplace menghasilkan
persamaan

∂η ∂ξ ∂ Δg z
−γ| + |− =0
∂ x ∂ y ∂z
(6)

Persamaan inilah yang digunakan untuk menghitung gradien vertikal gravitasi darai data grid
komponen timur dan utara. Persamaan (6) masih dalam bentuk persamaan diferensial
sehingga perlu disederhanakan. Cara menyederhanakannya adalah dengan menggunakan
transformasi Fourier. Berikut adalah persamaan Transformasi Fourier yang digunakan

∞ ∞
F ( k )=∫ ∫ f ( r ) exp [ −2 iπ (k . r) ] d 2 r (7)
−∞ −∞

1
Dengan k adalah (k x , k y ¿ , k x = dimana λx adalah panjang gelombang , dan r =( x , y ).F
λx
d
[ ]
(8)f ( x , y ) =i2 πk x F (k )
dx

Untuk mempermudah proses transformasi maka digunakan properti time derivative dari
transformasi Fourier (persamaan 8) sehingga persamaan (6) menjadi persamaan berikut:

∂ Δg z (k , z ) (9)
−i2 πγ [ k x η(k )+k y ξ( k ) ] − =0
∂z
Dengan i=√ −1

Kemudian persamaaan (9) dikombinasikan dengan persamaan gravitasi di levasi tertentu


sebagai berikut

Δg z (k , z)= Δg( k ,0)exp [−2π|k|z ] (10)


1
Dengan |k|=( k 2 +k 2)
2
x y

Persamaan 10 kemudian diturunkan terhadap z dan kemudian hasil perhitungan dievaluasi


pada z=0 sehingga diperoleh persamaan yang menghubungkan antara transformasi Fourie
dari anomali gravitasi dan penjumlahan dari Transformasi Fourier 2 komponen defleksi
vertikal berikut

iγ (11)
Δg z (k ,0)= [ k η(k )+k y ξ(k) ]
|k| x
Dalam perhitungan anomali gravitasi dari profil jaringan satelit altimeter pada ketinggian
geoid maka dibuatlah grid defleksi vertikal timur η dan utara ξ. Dari grid tersebut kemudian
ditransformasi fourier menggunakan pendekatan diskrit pada persamaan 7. Bagian terakhir
dalam bentuk perkalian yaitu pada persamaan 10 selanjutnya dengan invers transformasi
fourier, diperoleh anomali gravitasi. Pada titik ini dapat ditambahakan model gravitasi dalam
order medan gravitasi yang lebih tinggi.

Untuk menghitung anomali gravitasi dari profil geoid height jaringan satelit altimeter,
dibentuk grid seragam dari geoid height. Grid tersebut sebagai acuan perhitungan komponen
utara dan timur defleksi vertikal. Namun , terdapat masalah dalam hal resolusi. Resolusi proil
1 track satelit lebih baik dibandingkan dengan resolusi antar track satelit. Untuk mengatasi
hal tersebut dilakukan pendekatan satu dimensi (1D). Pertama pendekatan dilakukan pada x-
axis sistem koordinat lokal pada arah satelite ground track. Kemudian diaumsikan bahwa
kurvatur geoid pada arah cross-track berniali nol. Asumsi tersebut mengeliminasi y-dervative
pada persamaan (5), (6) dan ky pada persamaan (9), (11) sehingga menghasilkan persamaan
(12)

kx
Δg z (k x )=iγ η( x ) (12)
|k x|
Persamaan (12) menjadi dasar penentuan medan gravitasi di sebuah permukaan referensi.
Bidang referensi tersebut berada pada ketinggian satelit.
Tambahan pemishana anomali regional dan lokal

Kontinuasi ke atas adalah langkah untuk mengubah data medan potensial yang diukur pada
suatu level permukaan yang lebih atas . metode ini digunakan krna dpt mentransformsikan
medan potensial yang diukur pada suatu permukaan sehingga medan potensial di tempat lain
berada di atas permukaan pengukuran dan cenderung menonjolkan anomali yang disebabkan
oleh smber yang dlm (efek regional) dengan mengabaikan atau menghilangkan anomali yang
disebabkan oleh smber yang dangkal dan hasil dari metode ini adaalh anomali regionalnya.s

Tambahan topex

Data yang terukur oleh satelit adalah tinggi orbit satelit di atas permukaan laut atau geoid.
Tinggi orbit satelit tersebut adalah ketiggian satelit di atas bidang refernsi elipsoida ditambah
pergerakan satelit naik turun akibat undulasi permukaan laut. Selisih antara keudanya adalah
defleksi vertikasl yang merupakan representasi dari permukaan air laut yang tidak teratur
yaitu undulasi geoid. Selanjutnya dari data tersebut dihitung anomali medan gravitasi dengan
menggunakan kombinasi persmaaan Laplace dengan formula Bruns

Daftar PUSTAKA

Dunbar, B., dan Hardin, M., 1992, Mission to Planer Earth TOPEX/POSEIDON, NASA
Public Affairs, Washington D.C.

Fu, L., Edward., J.C., Charles, S. Y., Lefebvre, M., Menard, Y., Dorrer, M., 1994,
TOPEX/POSEIDON mission overview, Journal of Geophysics Research Vol 99, 369-
281(24)

Reilly, J. P., 2003, The GPD Observer Geoid Models, http

Small, C. Dan Sandwell, D. T., 1992, A Comparison of Satellite and Shipboard Gravity
Measuremenets in The Gulf of Mexico, Geophysics Vol 57, 885-893.

Anda mungkin juga menyukai