Anda di halaman 1dari 22

A.

Prinsip Dasar Metode Gravitasi

Teori yang mendasari survey gravitasi dalam survey geofisika


adalah hukum Newton tentang gaya tarik menarik antara dua
massa yang terpisah dengan jarak r  r
0

Pm Secara matematis gaya tarik antara dua titik massa m dan m0


r  r0 r  r0 F
r  r0
yang berjarak r  r sebanding dengan perkalian massa
0

m0 dengan m0 dan m berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya,


sehingga gaya gravitasi yang dirasakan oleh m di titik P oleh
r
r0 kerena pengaruh massa m0 :
m0 m r  r0
F  G
| r  r0 |
2
r  r0 3.1

Medan gravitasi yang terukur pada partikel m


oleh kerena massa m0 partikel dirumuskan:
x
F m0 r  r 0
E  G 3.2
r  r0 r  r0
2
m
^

r Apabila bumi itu dianggap homogen, berbentuk

P bola, bermassa M E dan berjari RE , maka besarnya


medan gravitasi g pada permukaan bumi

Me ^
g  E  G Re
RE Re 3.3

ME

Dengan M E adalah massa bumi dan RE adalah jari-jari


bumi dan g adalah medan garavitasi atau percepatan

gravitasi
Potensial Gravitasi

Dari persamaan 3.3 maka medan gravitasi merupakan medan konservatif yang arahnya menuju
pusat bumi. Karena medan gravitasi bersifat konservatif maka dapat dinyatakan sebagai gradien
potensial skalar

E (r )  U (r ) (3.4)

Dengan U (r ) adalah potensial gravitasi dari massa M e yang


dirumuskan dengan:

r r
U (r )   U .dr   g.dr (3.5)
 

R
dr GM e
U (r )  GM e  2
 (3.6)
 r  r0 r  r0
Potensial yang terukur pada titik pengamat P(r) adalah
potensial yang diakibatkan oleh suatu distribusi massa z
kontinu yang merupakan integrasi dari setiap elemen
massa dengan densitas  (r0 )
Hal ini diilustrasikan oleh Grant dan West seperti pada
gambar di samping

dm
dUp  G dm  dv
r  r0 dv  d 3 r
dm
Up  G r  r0 (3.7)

Apabila g adalah percepatan gravitasi pada arah


sumbu z (positif terhadap pusat bumi) dan dengan
dV  (r0 )d r 3
U P (r )  G   G  (3.8)  (r0 ) adalah konstan, maka nilai percepatan gravitasi
V r  r0 r  r0
dinyatakan dengan persaman:
  densitas
U P (r ) z
gZ    G  xyz dxdydz
r  r0  r  r2 2
 2rr0 cos  z 3
(3.9)
r  r0
0
Kondisi singular dan Non-singular

Di permukaan bumi , ketika nilai r lebih besar


dari r0 (di atas benda anomali, maka fungsi
potensial memenuhi persamaan Laplace

 (r0 )d 3 r0  (r0 )d 3 r0
U P (r )  G 
V v r  r0
 G
V r  r0
(3.10)

  (r0 )d 3 r0 
 
U P (r )    G  2

(3.11)

 V r  r0
 
Diasumsikan nilai sebagai  yang cukup
r  r0

kecil,sehingga tidak ada perubahan densitas


terhadap kedalaman (  (r ) ) =konstan, maka
0

1
 2U Q  G (r0 ) . d 3 r0 (3.12)
v
| r  r0 |

Berdasarkan teorema Gauss, persamaan di atas dibawa


ke bentuk integral lintasan tertutup

1
 2U Q  G (r0 )  n. ds   1
 2U Q  G (r0 )   . ds
(3.13)
| r  r0 |
s
s
  

   1
 G (r0 ) .   ds
Jika
.n  ,   jari  jari     s
a
 1 
 | r  r0 |;   0  G (r0 )  2 4  2
  

ds  4r 2  4  2U Q  4G (r0 ) (3.14)


Pembuktian laplace
Nilai potensial gravitasi pada titik yang berada di luar
Persamaan terakhir kemudian diturunkan sekali lagi
volume V, maka potensial mengikuti persamaan
Laplace 1
 2U ( x 2  y 2  z 2 ) 2

 2U  2U  2U x 2
 G  x
x yz
 U  2  2  2 0
2 xyz

x y z
 3 3 5 
m 1   G  ( x 2  y 2  z 2 ) 2  x 2 x( x 2  y 2  z 2 ) 2 xyz
U G ; dU  G dm  G dxdydz xyz  
r 2
r r
1
U  G  xxz  G  (r 3 )  (3 x 2 r 5 )xyz
xyz
r xyz
1 1 3x2
U
  G  3  5 xyz
 gx  G  r xyz xyz
r r
x xyz
x
sehingga
1
( x 2  y 2  z 2 ) 2  2U 1 3x2
U  G  xyz  Gm 3  5
xyz
 x x 2 r r
1 3
 G   2 x( x 2  y 2  z 2 ) 2 xyz
2  2U 1 3 y2
xyz
 Gm 3  5
3
y 2 r r
 G  x( x 2  y 2  z 2 ) 2
xyz
xyz  2U 1 3z 2
x  Gm 3  5
 G  xyz z 2
r r
xyz
r3
 2U  2U  2U
 U  2  2  2 0
2

x y z

 1 3x2   1 3 y2   1 3z 2 
 U  Gm 3  5   Gm 3  5   Gm 3  5 
2

r r  r r  r r 

 3 3( x 2  y 2  z 2 ) 
 U  Gm 3 
2
5

 r r 
 3 3r 2 
 U  Gm 3  5 
2

 r r 

 3 3 
 2U  Gm 3  3 
 r r 

 2U  Gm0

 2U  0 Terbukti
Anomali Gravitasi

Medan gravitasi yang terukur di permukaan disebabkan oleh medan


gravitasi bumi dengan medan gravitasi yang disebabkan oleh benda
anomali yang ada di bawah permukaaan. Dimana medan gravitasi
akibat keberadaan tubuh anomali (distribusi lokal) memiliki arah yang anomali gravitasi
bervariasi terhadap arah vertikal serta dipengaruhi oleh posisinya
terhadap anaomali

Grant and West menggambarkan


perubahan medan gravitasi akibat
anomali tersebut memiliki nilai
yang jauh lebih kecil
dibandingkan dengan medan
gravitasi bumi
Ekuivalen Stratum

Penjabaran bidang ekuivalen stratum pada gambar


menggunakan koordinat kartesian dalam geofisika
dimana sumbu z(-) menuju ke atas dan sumbu z(+)
menuju ke bawah.
Apabila terdapat distribusi densitas permukaan
3
pada suatu bidang horizontal dengan z=0 adalah . ( x, y ) gr / cm
Maka medan gravitasi pada titik Q di z=0 dapat
dihiitung menggunakan koordinat silinder r, , z 
dengan sumbu vertikal dan titik asal di Q. Sehingga
potensial gravitasi pada P adalah sebagai berikut:
Potensial gravitasi diukur di P oleh distribusi anomali di
titik Q
Perumusan terdapat kondisi singularitas dan non-singular:
 2
 r , 
Up  G  
(3.16)
rddr  2
 (r , )
 2
 (r , )
r z Gz  rddr  G z   rddr
2 2
0 0
3 3
(r  z )
2 2 2
 0 (r  z )
2 2 2 (3.18)
U P    2  (r , ) 
0 0

g P      G   rddr 
z z  0 0 r 2  z 2  singular Non-singular

 2  2
 1  1
 G    (r , )rddr  
2 1/ 2 
g P  G ( ) z   rddr
0 0  z ( r 2
 z )  0 0 (r  z )
2 2
3
2

 2
 1 
 
 G    (r , )rddr  (r 2  z 2 ) 2  rdr
2

0 0  z   G ( ) z  0 
d
 0 (r 2  z 2 ) 2
1
 2 
 1 3 
 G    (r , )rddr   (r 2  z 2 ) 2 2 z  
 2   1 1 1 1 
0 0
 G ( ) z ( r 2 x x  2 (r 2  z 2 ) 2 ) 2
 2
 2 1/ 2 r 0
 Gz    (r , )rddr  (r 2  z 2 ) 2 
3

0 0
   z 
 2
 (r ,  ) g P  2G (Q) 1  
 (3.19)
 G z   3
rddr (3.17)   2  z2 
0 0 (r
2
z )2 2
Untuk limit z=0 atau berada pada permukaan maka
g P  2G (Q) (3.20)
Sehingga anomali gravitasi di manapun di bidang
horizontal z=0 dapat dinyatakan dengan persamaan

g ( x, y )  2G ( x, y ) (3.21)
Gravitasi Normal

Nilai gravitasi normal bergantung pada posisi lintang, yang artinya akan bernilai
rendah jika pada daerah equator dan bernilai tinggi pada daerah kutub

Untuk itu dibuat suatu bentuk perumusan sebagai fungsi kedudukan lintang
yang disebut gravitasi normal

Nilai gravitasi normal pada bidang elipsoida referensi Dengan


diberikan melalui perumusan  0 = gravitasi normal pada posisi lintang di bidang
refernsi
e
 0   e (1   sin 2    1 sin 2 2 ) (3.22) = gravitasi di equator ,
 =posisi lintang di titik pengukuran
 p  e  = efek perataan gravitasi
 (3.23)
e
Dengan  P merupakan gravitasi di kutub, yang nilainya sebesar
Dengan
9,8321864 m / s 2 , 1 adalah sebuah fungsi dari efek perataan
a=sumbu semi mayor (6.378,137 km)
geometri f dan m (percepatan sentrifugal di equator dengan gravitasi b=sumbu semi minor(6.356,752km)
di equator, yang memenuhi persamaan
 = keceptan angular di bumi
(7,292115 x 10-5 rad/s
1 5 a b  2a
 1   f 2  fm (3.24) f  (3.25) m (3.26)
8 8 a e
Gravitasi Normal

Pada pertemuan ke-7 International Union of Geodessy and Geophysics (IUGG)


bulan desember 1979 di Canberrra ,melakukan perhitungan gravitasi normal
secara komputasi dengan memperhitungkan posisi lintang dengan rumusan

 0  978032,7(1  0,0053024 sin 2   0,0000058 sin 2 2 )mgal (3.27)

pada tahun 1984 World Geodetic System 1984 (WGS84) menggunakan


pendekatan geosentris sebagai sistem referensi dalam bentuk rumusan

 1  0.00193185265241 sin 2  
 0  978032,53359 
 1  0.00669437999014 sin 2   (3.28)
 
Dimana 0 dalam mgal dan  adalah sudut lintang
Koreksi Atmosfer

Massa Atmosfer bumi di sertakan dalam massa bumi saat melakukan perhitungan gravitasi teoritis. Oleh
kerena itu, diperlukan koreksi atmosfer dalam perhitungan anomali gravitasi. Efek gravitasi massa
atmosfer didekati sebagai fungsi ketingggian h terhadap muka air laut dalam satuan meter. Koreksi
atmosfer ATMC dirumuskan National Geosopatial-Intelligence Agency (NGA) 1999 (Balmino
dkk.,2011) dengan persamaaan-persamaan:


ATMC  0,87 exp  0,116(h / 1.000)1,047  (3.29)

Koreksi atmosfer (ATMC) ini ditambahkan dari gravitasi teoritis di


titik amat sehingga diperoleh

g atm ( x, y, z)  gobs ( x, y, z)   0  ATMC (3.30)

Dengan g atm merupakan anomali gravitasi terkoreksi atmosfer dan g obs


adalah gravitasi di titik pengukuran
Koreksi udara bebas

Koreksi uadara bebas merupakan koreksi yang disebabkan kerena adanya perbedaan ketingggian
atau kedalaman titik pengamatan terhadap bidang datum (mean sea level) tanpa
memperhitungkan efek massa diantaranya.
Nilai medan gravitasi normal di dekat permukaan topografi diperoleh dengan menggunakan
ekspansi deret Taylor terhadap ketinggian h(Torge,1989) yang dirumuskan sebagai

   1   2  2
 ( , h)     h   2 h  ...  ... (3.31)
 h  2!  h 
dengan

   2  3 2 1 2 4 
    0 . 1  f  2 f sin   f  2 f sin   f sin    2
2 2 2 2
(3.32)
 h  a  2 2 
dan
  2   6 
 2  2 (3.33)
 h  a (1  f sin 2  ) 2
 
Koreksi udara bebas (FAC) kebanyakan hanya menggunakan

pendekatan bagian linear ( ) sehingga koreksi tersbut
h
menjadi

 
g FA  h  0,308h (3.34)
h

Anomali udara bebas merupakann gravitasi hasil pengukuran yang dikoreksi terhadap posisi
lintang dan ketinggian dari titik pengukuran. Perhitungan anomali ini dapat dirumuskan dengan

g fa  g obs   0  ATMC  FAC (3.35)


Koreksi Topografi

Ketika melakukan koreksi udara bebas, massa yang terletak diantara


permukaan topografi dan referensi diabaikan. Apabila massa tersbeut
diperhitungkan maka koreksi terhadap medan gravitasi normal menjadi lebih
lengkap. Koreksi ini yang disebut dengan koreksi Topografi, yang oleh LaFehr
(1991):

1. Koreksi bouger sederhana/slab/flat-plate

Model koreksi ini dikenal dengan model lempeng


horizontal tak hingga dengan ketebalan h. Besar
koreksi bouger untuk model slab horizontal slab tak
berhingga Dengan
 =densitas massa bouger
BC  2Gh  0,0419 h (3.36) h = ketinggiat titik amat dari sferoid
referensi
G = konstanata umum gravitasi
Anomali bouger sederhana diperoleh
melalui perhitungan

g B  g FA  BC (3.37)

Koreksi ini belum memeprehitungkan adanya


massa yang kosong yang turut masuk dalam
perhitungan koreksi bouger, sehingga
diperlukan koreksi selanjutnya.(Grant anad
West, 1965; Fattherstone dan Dentith,1997)
Gravitasi Teoritis

Perecepatan gravitasi hasil pengukuran nilainya dipengaruhi oleh ketinggian dari titik pengamatan. Sedangkan
gravitasi teoritis merupakan nilai rerata perceptan gravitasi sebagai fungsi lintang pada bidang referensi
elipsoida. Agar gravitasi normal dapat digunakan dalam reduksi terhadap gravitasi hasil observasi , maka
perlu di bawa ke ketinggian titik pengukuran yang dinamakan reduksi udara bebas. Nilai gravitasi observasi
dikurangi gravitasi normal dan ditambah koreksi udara bebas disebut anomali udara bebas(FAA).

Selanjutnya, massa yang terletak di atas atau di bawah titik pengukuran turut mempengaruhi nilai anamali
gravitasi observasi. Oleh kerena itu, perlu dilakukan koreksi terhadap keberadaan massa tersebut. koreksi
tersebut dinamakan koreksi topografi yang menghasilkan anomali bouger lengkap (ABL). Koreksi topografi
merupakan penjumlahan dari dua jenis koreksi, yaitu koreksi bouger sederhana yang menggunkan slab
Bouger tak berhingga dengan ketebalan tetap h dan massa jenis rho; koreksi medan (terrain) yang diakibatkan
perbedaan relief permukaan topografi. Sedangkan koreksi atmosfer merupakan koreksi tambahan sebgai
fungsi ketinggian titik pengukuran terhadap permukaan air laut (geoid), yakni memperhitungkan massa yang
berada di atmosfer
Untuk melakukan koreksi hingga diperoleh ABL dapat
diruuskan sebagai
Gravitasi teoritis

nilai rerata percepatan gravitasi sebagai


fungsi lintang pada bidang referensi
elipsoida.

reduksi udara anomali udara


bebas bebas(FAA).

anomali bouger
lengkap (ABL).

Anda mungkin juga menyukai