Relativitas Umum
3
om
l.c
Pendahuluan
ai
gm
Teori relativitas khusus memandang semua kerangka acuan iner-
@
d2 r
mg = m , (3.1)
dt2
atau diperoleh
d2 r
= g (r) . (3.2)
dt2
om
tukan oleh sifat dari benda tersebut, baik massa, muatan, maupun
sifat lainnya. Galileo telah membuktikan melalui eksperimennya
l.c
bahwa benda-benda yang berbeda (bentuk, massa, bahan penyu-
ai
usun, dan sifat lainnya) akan bergerak dengan cara yang sama ke-
gm
tika dijatuhkan dari menara Pisa. Dengan demikian, medan gravi-
tasi dapat dipandang sebagai struktur dari ruangwaktu. Gravitasi
@
Turunan kovarian
φ → φ� = φ, (3.3)
∂x �µ
X µ → X �µ = Xν , (3.4)
om
∂x ν
∂x α
Xµ → Xµ� = �µ Xα , (3.5)
l.c
∂x
�µ α
dengan ∂x ∂x
∂x ν dan ∂x �µ merupakan matriks untuk transformasi koo-
rdinat umum. ai
gm
Sekarang, mari kita tinjau transformasi dari turunan parsial su-
atu vektor kontravarian.
@
� �µ �
µ � �µ ∂ ∂x
∂ν A → ∂ν A = �ν Aα
02
∂x ∂x α
o1
∂2 x � µ α ∂x �µ ∂Aα
= A +
∂x �ν ∂x α ∂x α ∂x �ν
os
2
∂ x � µ ∂x �µ ∂x β � �
= �ν α Aα + α �ν ∂ β Aα (3.6)
ur
∂x ∂x ∂x ∂x
Terlihat bahwa turunan parsial tidak bertransofrmasi sebagai ten-
ss
nya adalah
ag
� β � � �µ �
∂x ∂x � �
∂ν Aµ → ∂�ν A�µ = � ν α
∂ β Aα . (3.7)
∂x ∂x
Kehadiran suku pertama pada persamaan (3.6) membuat ∂ν Aµ
tidak bersifat kovarian.
Di sisi lain, besaran vektor (bukan komponennya) seharusnya
tidak bergantung koordinat A = Aα êαe = A�α ê�eα , sehingga berke-
lakuan seperti skalar. Sehingga turunan parsialnya bertransfor-
masi layaknya vektor kovarian,
∂x α
∂µ A → ∂�µ A� = ( ∂ α A) . (3.8)
∂x �µ
36 ringkasan kuliah tru
Dµ Aν ≡ ∂µ A · êν . (3.10)
om
Perhatikan bahwa ∂µ A · êν = ∂µ (A · êν ) − A · ∂µ êν dan ingat
pula bahwa A · êν = Aν , maka turunan kovarian dapat ditulis
l.c
ulang dalam bentuk
Dµ Aν ≡ ∂µ Aν − ∂µ êν . ai (3.11)
gm
Suku kedua pada persamaan terakhir adalah turunan dari basis
∂êν
koordinat terhadap koordinat, atau ∂x µ . Dalam koordinat kotak
@
lai nol. Secara umum, perubahan suatu basis ∂µ êν akan mengha-
silkan kombinasi linear dari basis-basis yang lain, sehingga dapat
os
sebut. Simbol Γνµα dibaca sebagai turunan dari basis ke-ν terhadap
koordinat ke-µ yang arahnya sejajar dengan basis ke-α. Dengan notasi
u
ag
Dµ Aν = ∂µ Aν + Γνµα Aα . (3.12)
Dµ Aν = ∂µ Aν − Γαµν Aα . (3.13)
Dµ φ = ∂µ φ. (3.14)
PEKAN KE- 3. FORMULASI TENSOR UNTUK TEORI RELATIVITAS UMUM 37
om
Perhatikan bahwa tanda positif/negatif pada suku-suku simbol
Christoffel berkaitan dengan indeks kontravarian/kovarian dari
l.c
tensor yang diturunkan.
γ γ
Dα gµν = ∂α gµν − Γαµ gγν − Γαν gµγ
os
� �
= ∂α êµ · êν − Γγαµ gγν − Γγαν gµγ
ur
∂êµ ∂êν
· êν + êµ · α − Γγαµ gγν − Γδαν gµδ
ss
= α
∂x ∂x
u
= Γγµα (êγ · êν ) + êµ · Γδνα êδ − Γγαµ gγν − Γδαν gµδ
ag
γ 1 γα � �
Γµν = g ∂ν gαµ + ∂µ gαν − ∂α gµν . (3.17)
2
om
3. Buktikan bahwa besaran Γαµν + Γαµν bukanlah tensor.
l.c
4. Buktikan bahwa besaran Γαµν − Γαµν merupakan tensor.
ai
gm
@
Transport paralel
02
an fisis jika besaran tersebut diukur pada dua titik yang dihu-
bungkan oleh vektor translasi tertentu. Sebagai contoh nyata, saat
ur
ΔV α = V α ( x + Δx ) − V α ( x ) . (3.18)
om
andung simbol Christoffel. Sehingga kita dapat tuliskan
l.c
dV α = DV α + Γαµν V µ dx ν . (3.20)
ai
Transport paralel adalah proses memindahkan vektor tanpa meng-
gm
ubah vektor tersebut, ΔV = 0, sehingga DV α = 0 dan perubahan
dari komponen vektor V α hanya berasal dari perubahan basis ko-
@
ordinat,
02
dV α = Γαµν V µ dx ν . (3.21)
o1
os
Persamaan geodesik
ur
Dalam mekanika klasik, kita tahu bahwa lintasan lurus ini ak-
ag
dx α
Vα = . (3.22)
dτ
DV α
Transport paralel dari V α dilakukan dengan cara mengambil dτ =
0, atau
dV α dx ν
+ Γαµν V µ = 0. (3.23)
dτ dτ
Mengingat definisi kecepatan, kita peroleh � persamaan geodesik
d2 x α α dx dx
µ ν
om
+ Γ µν = 0, (3.24)
dτ 2 dτ dτ
l.c
yang merupakan persamaan geodesik. Jelas bahwa pada ruang
datar, persamaan tersebut akan tereduksi menjadi persamaan ge-
ai
rak untuk benda bergerak lurus, x α = Aα τ + Bα , dengan Aα dan
gm
Bα konstanta.
@
Tensor kurvatur
u
ag
om
Kita hitung dulu untuk suku pertama,
l.c
� � � �
= −Γαµν V µ dx ν + −Γαµν V µ δx ν . (3.26)
P Q
ai
gm
Ingat bahwa nilai Γαµν dan V µ di Q berbeda dengan di P. Kita
gunakan uraian Taylor hingga orde pertama,
@
� � � �
Γαµν = Γαµν + ∂λ Γαµν dx λ
02
Q P
(V )Q = (V ) P + ∂γ V µ dx γ ,
µ µ
(3.27)
o1
os
sehingga
� � � � � �
ur
an
om
µ
+ Γαµν Γγβ V β δx γ dx ν − ∂λ Γαµν V µ δx λ dx ν . (3.31)
l.c
[dV α ] = [dV α ] PQR − [dV α ] PSR
µ µ ai
gm
= Γαµν Γγβ V β δx γ dx ν − Γαµν Γγβ V β dx γ δx ν
− ∂λ Γαµν V µ δx λ dx ν + ∂λ Γαµν V µ dx λ δx ν . (3.32)
@
untuk menghasilkan
� �
ur
µ µ
[dV α ] = Γαµν Γγβ − Γαµγ Γνβ V β dx ν δx γ
� �
ss
dengan
µ µ
Rαβγν = ∂γ Γαβν − ∂ν Γαβγ + Γαµγ Γ βν − Γαµν Γ βγ (3.36)
PEKAN KE- 3. FORMULASI TENSOR UNTUK TEORI RELATIVITAS UMUM 43
om
lam bentuk yang sama dengan pada persamaan (3.36).
l.c
ai
gm
Sifat-sifat simetri dari tensor Riemann
Tensor Riemann memiliki beberapa sifat simetri terhadap indeks-
@
3. Siklik
Rαβµν + Rαµνβ + Rανβµ = 0. (3.41)
om
mann.
l.c
Kontraksi dari Tensor Riemann ai
gm
Dengan memanfaatkan tensor metrik, kita dapat mengkontraksi
@
Identitas Bianchi
Berdasarkan definisi pada persamaan (3.37) dapat diperoleh per-
samaan identitas Bianchi,
1� �
Rαβµν = g − gαµ,βν + gµβ,να − gνβ,µα (3.48)
2 αν,βµ
(telah diambil Γ = 0). Sehingga bila kita jumlah, diperoleh bentuk
berikut
� �
1 ✘−❳
Dλ Rαβµν + Dµ Rαβνλ Dν Rαβλµ = ✘✘
gµβ,ανλ
gαν,βµλ − gαµ,βνλ + ✘ ❳❳
gνβ,αµλ
❳
2
om
1� �
+ ✘ ✘✘✘ ✿− gαν,βλµ + ❳
gαλ,βνµ ❳❳
gνβ,αλµ
❳ −❳ ❳ ✘
✘
gλβ,ανµ
✘ ✘❳ ❳
2� �
l.c
1 ✿
✘
+ ✘✘ + ❳
gαλ,βµν
gαµ,βλν − ✘ ✘ ❳ ✘ gµβ,αλν
✘
gλβ,αµν
✘❳ ❳−✘ ✘✘ ✘
2
=0 ai
gm
Perhatikan bahwa kita telah gunakan mengganti turunan kovari-
@
� �
gαµ Dλ Rαβµν + Dµ Rαβνλ + Dν Rαβλµ = 0
ur
µ
⇔ Dλ R βν + Dµ R βνλ − Dν R βλ = 0 (3.49)
u ss
� �
1
D α Rαλ − gαλ R = 0. (3.50)
2
1
Gαλ = Rαλ − gαλ R, (3.51)
2
sehingga identitas Bianchi terkontraksi menjadi berbentuk � identitas Bianchi terkon-
traksi
D α Gαλ = 0. (3.52)
46 ringkasan kuliah tru
om
l.c
ai
gm
@
02
o1
os
ur
u ss
ag