Anda di halaman 1dari 15

1 ENERGI DAN POTENSIAL LISTRIK

Equation Chapter 3 Section 1

1.1 PENDAHULUAN

1.1.1 Deskripsi singkat


Pokok bahasan ini membahas tentang konsep energi dan potensial listrik. Bahasan dimulai
dengan konsep kerja dan kaitannya dengan gaya dan medan listrik. Selanjutnya, dibahas mengenai
energy untuk memindahkan muatan. Setelah itu, konsep potensial dan hubungannya dengan medan
listrik diuraikan dan dibahas lebih detil.

1.1.2 Relevansi
Pemahaman terhadap energi dan potensial listrik mengaitkan pemahaman terhadap
fenomena medan listrik dan perpindahan muatan di dalamnya. Penguasaan terhadap rumus-rumus
dasar medan listrik dan hubungannya dengan energi serta potensial mengantarkan pada
pemahaman terhadap konsep medan listrik statik yang lebih komprehensif.

1.1.3 Kompetensi
➢ Standar Kompetensi
▪ Mahasiswa mampu menganalisis energi dan potensial dari sistem muatan listrik
➢ Kompetensi Dasar
▪ Mahasiswa dapat menjelaskan kaitan usaha dengan medan listrik
▪ Mahasiswa dapat menghitung usaha dan energi listrik pada muatan titik
▪ Mahasiswa dapat mengulas potensial listrik dan medan listrik
▪ Mahasiswa dapat menghitung potensial listrik menggunakan integral

1.1.4 Petunjuk Belajar


• Dalam mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa disarankan untuk terlebih dahulu membaca
bahan-bahan berikut:
o Hayt dan Buck, Ch. 4.
• Lakukan latihan yang ada di akhir pokok bahasan, dan cocokkan dengan kunci yang tersedia.
Jika masih terdapat soal yang belum tepat terjawab, baca kembali uraian yang berkaitan.

1.2 ENERGI DAN PERPINDAHAN MUATAN

1.2.1 Perpindahan muatan dalam medan listrik


Muatan dapat bergerak dalam medan listrik. Gerakan muatan ini dapat terjadi dengan
sendirinya, antara lain karena tertarik oleh muatan lain yang berlawanan atau karena dorongan dari
medan listrik. Sebuah medan listrik homogen yang mengarah ke bawah menyebabkan keberadaan
suatu gaya listrik yang menuju ke bawah dengan besar F = qE pada sebuah muatan uji positif q.
Usaha W yang dilakukan oleh medan listrik homogen ini adalah hasil kali dari besarnya gaya dan
komponen pergeseran d dalam arah gaya tersebut.
𝑊𝑎®𝑏 = 𝐹. 𝑑 = 𝑞. 𝑬. 𝑑 (3.1)
Usaha yang dilakukan oleh medan listrik ini positif karena gaya tersebut bergerak dalam
arah yang sama seperti pergerakan muatan q.
Di sisi lain, muatan dapat pula dipaksa bergerak ke arah yang melawan dorongan
naturalnya. Namun, untuk menggerakkan muatan melawan dorongan natural ini diperlukan suatu
usaha eksternal. Sebagai analogi, suatu massa dapat berpindah dengan sendirinya dari suatu tempat
tinggi ke tempat rendah, namun untuk memindahkan massa dari suatu tempat rendah ke tempat
yang lebih tinggi memerlukan suatu usaha eksternal (a.l. ditarik, dilempar dsb).
Untuk konsep yang lebih umum, usaha untuk memindahkan suatu muatan Q dari suatu titik
awal ke titik akhir dalam suatu medan E adalah:
𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑊 = −𝑄 ∫ 𝐄 ∙ 𝑑𝐋 (3.2)
𝑎𝑤𝑎𝑙

Tanda negative pada persamaan di atas menunjukkan bahwa usaha yang diberikan
memiliki arah yang melawan arah medan listrik. Dengan demikian, interpretasi terhadap hasil
perhitungan yang diperoleh dari persamaan (3.2) adalah:
- Jika W bernilai positif, maka berarti usaha dilakukan melawan medan listrik
- Jika W bernilai negatif, maka berarti usaha dilakukan oleh medan listrik

Contoh 3.1:
Carilah usaha yang dilakukan untuk memindahkan muatan 5 nC dari titik 0 ke (2,0,0) jika
terdapat jika terdapat medan 𝐄 = 2(𝑥 + 𝑦) 𝐚𝑥 − 3𝑥𝑧 𝐚𝑧
Jawab:
Arah pergerakan muatan adalah sepanjang sumbu x, sehingga
𝑑𝐋 = 𝑑𝑥 𝐚𝑥

𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 2
𝑊 = −𝑄 ∫ (2 (𝑥 + 𝑦) 𝐚𝒙 − 3𝑥𝑧 𝐚𝒛 ) ∙ 𝑑𝑥 𝒂𝑥 = −5 × 10 −9 ∫ (2(𝑥 + 𝑦) 𝑑𝑥
𝑎𝑤𝑎𝑙 0

= −5 × 10−9 (𝑥 2 + 2𝑥𝑦) |20 = −20 × 10 −9 𝐽


Maka, usaha yang dilakukan adalah negatif, atau dikerjakan oleh medan listrik sendiri.

1.2.2 Integral garis dan sifat konservatif medan


Dalam menyelesaikan persoalan usaha listrik ini, digunakan alat bantu berupa integral
garis. Integral garis pada dasarnya serupa dengan integral lainnya. Integral garis berawal dari
konsep membagi segmen garis menjadi segmen-segmen kecil, yang kemudian dijumlahkan.
Konsep ini dipelajari pada kuliah Kalkulus dan Matematika Teknik I, sehingga tidak akan dibahas
lebih lanjut pada buku ini. Silakan mengacu pada kuliah yang terkait.
Suatu usaha atau kerja yang dilakukan oleh suatu gaya atau medan dikatakan memiliki sifat
konservatif jika memiliki sifat-sifat berikut:
1. Dapat dinyatakan sebagai perbedaan antara nilai awal dan nilai akhir dari usaha.
2. Bersifat reversibel (bisa bolak-balik).
3. Tidak tergantung pada lintasan benda tapi pada titik awal dan titik akhir lintasan.
4. Ketika titik awal dan akhir sama, usaha total yang dihasilkan sama dengan nol.
Medan listrik yang dibahas pada sub-bab sebelumnya termasuk ke dalam sifat konservatif,
sehingga lintasan manapun yang diambil tidak mempengaruhi hasil usahanya, namun hanya titik
awal dan titik akhirnya saja yang diperhatikan. Secara matematis, untuk usaha melawan medan
listrik menempuh lintasan tertutup, dinyatakan sebagai

∮ 𝐄 ∙ 𝑑𝐋 = 0 (3.3)
1.2.3 Potensial listrik
Dengan mengingat hubungan medan listrik dengan gaya listrik, di mana medan listrik
adalah gaya pada suatu muatan uji sebesar 1 coulomb, maka dapat didefinisikan suatu besaran baru
yang menyatakan usaha eksternal untuk memindahkan muatan 1 coulomb. Besaran ini disebut
sebagai beda potensial, yang ditunjukkan sebagai:
𝐴
𝑊
𝑉𝐴𝐵 = = − ∫ 𝐄 ∙ 𝑑𝐋 (3.4)
𝑄 𝐵

Dalam hal ini, titik B adalah titik awal perpindahan, sementara titik A adalah titik akhir.
Jika titik awal perpindahan adalah titik tak terhingga, maka notasi ini hanya ditunjukkan sebagai
VA saja, dan potensial tersebut merepresentasikan potensial titik A.
𝐴
𝑉𝐴∞ = 𝑉𝐴 = − ∫ 𝐄 ∙ 𝑑𝐋 (3.5)

Mengingat medan listrik E adalah suatu medan konservatif, maka potensial listrik juga
mengikuti sifat tersebut, sehingga:
𝑉𝐴𝐵 = 𝑉𝐴𝐶 − 𝑉𝐵𝐶 = 𝑉𝐴∞ − 𝑉𝐵∞ = 𝑉𝐴 − 𝑉𝐵 (3.6)
Perhatikan bahwa potensial listrik ini merupakan besaran skalar. Dengan demikian,
penyelesaian soal yang berkaitan perlu memperhatikan notasi skalar, dan bukan bukan dilakukan
dengan operasi vektor.

Contoh 3.2:
Carilah potensial antara titik A (1,0,0) dan B (2,0,0) jika terdapat 𝐄 = 2(𝑥 + 𝑦) 𝐚𝑥 − 3𝑥𝑧 𝐚𝑧
Jawab:
𝐴 𝐴
𝑊
𝑉𝐴𝐵 = = − ∫ 𝐄 ∙ 𝑑𝐋 = − ∫ 𝐄 ∙ 𝐚𝑥 𝑑𝑥
𝑄 𝐵 𝐵
𝐴 2
𝑉𝐴𝐵 = − ∫ (2(𝑥 + 𝑦)𝐚𝒙 − 3𝑥𝑧 𝐚𝒛 ) ∙ 𝑑𝑥 𝒂𝑥 = − ∫ (2(𝑥 + 𝑦) 𝑑𝑥 = 4
𝐵 0

Untuk kasus khusus potensial yang disebabkan oleh keberadaan muatan titik Q, maka
medan yang timbul akibat muatan ini selalu berarah radial. Dengan demikian, potensial yang
terjadi adalah:
𝐴 𝐴 𝐴
𝑄 1 𝑄 1 1
𝑉𝐴𝐵 = − ∫ 𝑬 ∙ 𝑑𝑳 = − ∫ 𝐸𝒓 𝑑𝑟 = − ∫ − 2 𝑑𝑟 = ( − ) (3.7)
𝐵 𝐵 4𝜋𝜖𝑜 𝐵 𝑟 4𝜋𝜖𝑜 𝑟𝐴 𝑟𝐵
Dengan demikian, titik yang berjarak lebih jauh dari muatan Q akan memiliki potensial
yang lebih kecil. Jika titik B dianggap berada di titik tak terhingga, maka komponen 1/𝑟𝐵 bernilai
nol. Dengan demikian, potensial di titik A akibat muatan titik Q dapat dinyatakan dengan:
𝑄 1
𝑉𝐴 = (3.8)
4𝜋𝜖𝑜 𝑟𝐴

Contoh 3.3:
Carilah beda potensial antara titik A (1,2,2) dan B (0,3,4) jika terdapat muatan 10 nC di titik 0
Jawab:
𝑄 1 1 1 1
𝑉𝐴𝐵 = ( − ) = (9 × 109 )(10 × 10 −9 ) ( − ) = 12 𝑉
4𝜋𝜖𝑜 𝑟𝐴 𝑟𝐵 √9 √25

Untuk suatu distribusi muatan dengan kerapatan volume 𝜌𝑣 , potensial yang ditimbulkan
olehnya dapat dicari dengan pendekatan diferensial:
𝑑𝑄 𝜌𝑣 𝑑𝑣
𝑑𝑉 = = (3.9)
4𝜋𝜖𝑜 𝑅 4𝜋𝜖𝑜 𝑅
Perlu diperhatikan bahwa R di sini adalah jarak antara volume diferensial dengan titik yang
dihitung potensialnya. Jarak ini diukur sebagai besaran skalar, dan tidak memperhitungkan arah
(perhatikan bedanya dengan cara perhitungan medan listrik akibat muatan terdistribusi di bab
sebelumnya). Nilai R ini umumnya akan berubah tergantung pada posisi volume diferensial.
Potensial total yang ditimbulkan oleh distribusi muatan tersebut dihitung dengan integrasi,
𝜌𝑣 𝑑𝑣
𝑉=∫ (3.10)
𝑣𝑜𝑙 4𝜋𝜖𝑜 𝑅

1.2.4 Latihan
1. Jika terdapat medan listrik 𝐄 = 𝑥𝐚𝑥 − 2𝑦𝐚𝑦 , berapakah usaha yang harus dilakukan untuk
memindahkan muatan 1 nC dari titik (2,2,0) ke titik 0 melalui garis lurus?
Jawab:
𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑊 = −𝑄 ∫ 𝐄 ∙ 𝑑𝐋 = −𝑄 ∫ (𝑥𝐚𝑥 − 2𝑦𝐚𝑦 ) ∙ (𝑑𝑥𝐚𝐱 + 𝑑𝑦𝐚𝐲 )
𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑎𝑤𝑎𝑙
(0,0,0)
1
= −𝑄 ∫ (𝑥𝑑𝑥 − 2𝑦𝑑𝑦) = −10−9 [ 𝑥 2 |02 − 𝑦 2 |02 ] = −2 𝑛𝐽
(2,2,0) 2
2. Berapakah usaha yang harus dilakukan untuk membawa muatan 4 nC dari titik tak berhingga
ke titik (2,4,4) (dalam meter) jika terdapat muatan 5 nC di titik 0
Jawab:
Usaha yang harus dilakukan: 𝑊 = 𝑄𝑉𝐴𝐵 . Dengan menggunakan rumus pencarian potensial
akibat muatan titik, diperoleh:
𝑄0 1 (5 × 10 −9 ) 1
𝑊 = 𝑄𝑉𝐴∞ = 𝑄 ( ) = (4 × 10−9 ) ( ) = 30 𝑛𝐽
4𝜋𝜖𝑜 𝑟𝐴 4𝜋𝜖𝑜 √4 + 16 + 16
3. Jika terdapat muatan 5 nC di titik (2,2,0) dan (-2,-2,0) serta muatan -5 nC di titik (-2,2,0) dan
(2,-2,0), carilah potensial di titik P (0,0,1)
Jawab:
Potensial di titik P adalah penjumlahan scalar dari potensial akibat masing-masing muatan,
sehingga:
𝑄1 𝑄2 𝑄3 𝑄4
𝑉𝑃 = + + +
4𝜋𝜖𝑜 𝑟1 4𝜋𝜖𝑜 𝑟2 4𝜋𝜖𝑜 𝑟3 4𝜋𝜖𝑜 𝑟4
5 × 10−9 1 1 1
= ( + −
4𝜋𝜖 𝑜 √22 + 22 + 1 √(−2) 2 + (−2) 2 + 1 √(−2) 2 + 22 + 1
1
− )
√22 + (−2) 2 + 1
=0
4. Suatu muatan berupa piringan berdiameter 6 meter dengan kerapatan 𝜌𝑆 = 5/𝜋 𝑛𝐶/𝑚 2.
Carilah potensial yang disebabkan oleh muatan tersebut, pada jarak 2 meter di atas titik
pusatnya.
Jawab:
Penyelesaian menggunakan integral lipat dua untuk luas
permukaan lingkaran:
3 2𝜋
𝜌𝑆 𝑑𝑆 5.10−9 𝑟𝑑𝑟𝑑𝜙
𝑉=∫ =∫ ∫
R 𝑆 4𝜋𝜖𝑜 𝑅 0 0 𝜋 4𝜋𝜖𝑜 √𝑟 2 + 22

r
3
= 90. √𝑟 2 + 22 | = 144,5 𝑉
0

Gambar 3.1 Muatan piringan

1.2.5 Rangkuman
- Usaha listrik berbanding lurus dengan muatan yang dipindahkan dan potensial listrik antara
titik akhir dengan titik awal , 𝑊 = 𝑄𝑉𝐴𝐵
- Potensial listrik di suatu titik adalah usaha yang diperlukan untuk memindahkan muatan satu
coulomb dari titik tak berhingga ke titik tersebut
- Usaha dan potensial merupakan besaran scalar, dan operasi perhitungan yang digunakan
mengacu pada operasi scalar

1.2.6 Tes formatif


1. Agar terdapat potensial nol di titik 0, berapakah perbandingan besar muatan yang harus
diberikan di titik A (1,2,2) dan di titik B (12,3,4)
5
2. Jika 𝐄 = 𝐚𝑟 pada suatu koordinat tabung, carilah besarnya usaha yang harus dilakukan untuk
𝑟

memindahkan muatan 40 nC dari (2,0,0) ke (4,0,0)


3. Jika terdapat muatan 5 nC di titik (4,2,2) dan (-4,2,2) serta muatan -10 nC di titik (0,-1,-3),
carilah potensial di titik P (0,-1,2)
4. Suatu kawat dibuat melingkar dengan jari-jari 1 m. Total muatan kawat adalah 10 nC. Carilah
potensial di titik pusat kawat tersebut.

1.2.7 Umpan balik


Setelah membaca dan mengerjakan latihan pada pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan
dapat memahami konsep usaha dan potensial listrik yang dihubungkan dengan medan
elektrostatik. Jika tes formatif dapat dikerjakan dengan 80% benar, maka mahasiswa dapat
meneruskan bahasan selanjutnya.

1.2.8 Tindak Lanjut


Jika masih terdapat kesalahan dari pengerjaan tes formatif, maka disarankan untuk
membaca sub bahasan yang terkait, dan memperkaya bacaan ke buku referensi yang ditunjukkan.
Selanjutnya, silakan kerjakan kembali tes formatif sampai benar.
1.2.9 Kunci jawaban tes formatif
1. 𝑄𝐴 :𝑄𝐵 = −3: 13
2. (2.10 −7 ln 2) 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
3. 0
4. 90 V

1.3 FUNGSI POTENSIAL

1.3.1 Ekuipotensial
Pada pembahasan sebelumnya, telah dibahas bahwa potensial adalah besaran s kalar.
Dengan demikian, pengaruh dari beberapa sumber muatan (baik berbentuk titik maupun muatan
terdistribusi) dihitung sebagai pemjumlahan scalar. Hal ini berbeda dengan medan listrik, dimana
penjumlahannya mengikuti aturan vektor. Perbedaan ini dapat diamati pada kasus pada contoh
berikut:

Contoh 3.4:
Carilah medan listrik dan potensial di titik 0 jika terdapat muatan 10 nC di titik A(0,2,0) dan B
(0,-2,0)
Jawab:
(1 × 10 −8 ) (1 × 10 −8 )
𝐄 = 𝐄𝐴 + 𝐄𝐵 = 9.109 ( 𝐚𝑦 ) + 9.109 (−𝐚𝑦 ) = 0
22 22
𝑄 1 1 1 1
𝑉= ( + ) = (9 × 109 )(10 × 10 −9 ) ( + ) = 90 𝑉
4𝜋𝜖𝑜 𝑟𝐴 𝑟𝐵 2 2

Dari contoh di atas, nampak bahwa untuk konfigurasi muatan dan lokasi yang sama,
penjumlahan vektor dan scalar memberi hasil yang berbeda. Secara spesifik, untuk konfigurasi
dua muatan titik, akan terdapat satu atau dua titik luar yang memiliki medan listrik nol, tergantung
dari jenis dan besar muatannya. Namun, pada konfigurasi serupa, bisa jadi tidak akan ada titik
berpotensial nol (jika kedua muatannya sama, seperti contoh di atas). Titik berpotensial nol hanya
terjadi di tak berhingga, atau jika muatannya berbeda tanda.
Secara general, pengaruh dari suatu sistem muatan (sendiri atau terdistribusi)
menghasilkan daerah/titik-titik yang memiliki potensial yang sama. Titik-titik yang tersambung
secara kontinu ini membentuk kurva yang disebut sebagai kurva permukaan ekuipotensial.
Kumpulan dari permukaan ekuipotensial ini membentuk medan potensial.

+100 V

+90 V +80 V
+70 V +60 V
Gambar 3.2 gambaran permukaan ekuipotensial

1.3.2 Gradien potensial


Jika diketahui medan potensial di suatu daerah, dapat dicari gradient potensialnya. Gradien
menunjukkan arah dan besarnya perubahan potensial pada titik tersebut. Dengan demikian, operasi
gradient pada suatu besaran scalar menghasilkan suatu besaran vektor. Gradien potensial
ditunjukkan dengan operator del (∇) sehingga menjadi ∇𝑉 (dibaca grad V), seperti berikut:
𝜕𝑉 𝜕𝑉 𝜕𝑉
∇𝑉 = 𝐚𝑥 + 𝐚𝑦 + 𝐚 (3.11)
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝑧
Untuk sistem koordinat tabung:
𝜕𝑉 𝜕𝑉 𝜕𝑉
∇𝑉 = 𝐚𝜌 + 𝐚𝜙 + 𝐚 (3.12)
𝜕𝜌 𝜌𝜕𝜙 𝜕𝑧 𝑧
Untuk sistem koordinat bola:
𝜕𝑉 𝜕𝑉 𝜕𝑉
∇𝑉 = 𝐚𝑟 + 𝐚𝜃 + 𝐚 (3.13)
𝜕𝑟 𝑟𝜕𝜃 𝑟 sin 𝜃 𝜕𝜙 𝜙
Gradien potensial berhubungan erat dengan medan listrik. Medan listrik E dapat dicari jika
diketahui fungsi medan potensial V, dengan menggunakan persamaan:
𝐄 = −∇𝑉 (3.14)
Dengan menggunakan Gambar 3.2 sebagai ilustrasi, nampak bahwa terdapat perubahan
potensial untuk tempat yang berbeda, ditandai dari permukaan ekuipotensial yang berbeda.
Perubahan maksimum dari potensial pada suatu titik ini terjadi pada arah yang tegak lurus terhadap
permukaan ekuipotensial pada titik tersebut, dan mengarah menuju permukaan ekuipotensial yang
lebih rendah. Inilah makna fisis dari persamaan di atas. Dengan demikian, tanda negative pada
persamaan di atas menunjukkan bahwa medan listrik memiliki arah yang sama dengan arah
perubahan terbesar menuju potensial yang lebih rendah.

Contoh 3.5:
Carilah medan listrik di titik P (1,-2,0) jika terdapat medan potensial 𝑉 = 𝑥𝑦 2 − 2𝑦𝑧
Jawab:
𝜕𝑉 𝜕𝑉 𝜕𝑉
∇V = 𝐚𝑥 + 𝐚𝑦 + 𝐚 = 𝑦 2 𝐚𝑥 + (2𝑥𝑦 − 2𝑧) 𝐚𝑦 − 2𝑦𝐚𝑧
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝑧
Medan listrik di titik P diperoleh dengan substitusi: 𝐄 = −∇V = −4𝐚𝑥 + 2𝐚𝑦

Contoh 3.6:
Carilah kerapatan muatan di titik P (1,2,1) jika terdapat medan potensial 𝑉 = 2𝑥𝑦 2 − 𝑥𝑧 2
Jawab:
𝜕𝑉 𝜕𝑉 𝜕𝑉
𝐄 = −∇V = − 𝐚𝑥 − 𝐚𝑦 − 𝐚 = (𝑧 2 − 2𝑦 2 )𝐚𝑥 − 4𝑥𝑦𝐚𝑦 + 2𝑥𝑧𝐚𝑧 𝑉/𝑚
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝑧
Untuk mencari kerapatan muatan, D perlu dicari terlebih dahulu:

𝐃 = 𝜖0 𝐄 = 𝜖0 (( 𝑧 2 − 2𝑦 2 ) 𝐚𝑥 − 4𝑥𝑦𝐚𝑦 + 2𝑥𝑧𝐚𝑧 )

Kerapatan muatan diperoleh menggunakan :


𝜌 = 𝛻 ∙ 𝐃 = 𝜖0 (0 − 4𝑥 + 2𝑥) = −2𝑥𝜖0
Dengan demikian, kerapatan muatan di titik P diperoleh sebesar −2(1) 𝜖0 = −2𝜖0 𝐶/𝑚3

1.3.3 Dipol
Salah satu persoalan yang sering muncul berkenaan dengan potensial adalah dipol. Dipol
adalah suatu pasangan muatan dengan muatan sama besar namun berlawanan tanda d an dipisahkan
oleh jarak yang relatif kecil. Jika kita ingin menghitung pengaruh dipol pada suatu titik P, maka
telebih dahulu dapat dihitung potensialnya, baru kemudian ditentukan medan listrik, menggunakan
persamaan gradien.

 R1 P
+Q r R2
d
–Q
Gambar 3.3 Dipol dan pengaruh pada titik P

Potensial di titik P akibat dipol dihitung sebagai:


𝑄 1 1 𝑄 𝑅1 −𝑅2
𝑉𝑃 = ( − )= (3.15)
4𝜋𝜖𝑜 𝑅1 𝑅 2 4𝜋𝜖𝑜 𝑅1 𝑅 2
Jika jarak dipol sangat besar relatif terhadap jarak antar kedua muatan, 𝑟 ≫ 𝑑, maka 𝑅1 −
𝑅2 ≅ 𝑑 cos 𝜃, dan 𝑅1 ≈ 𝑅2, sehingga persaman di atas menjadi
𝑄 𝑑 cos 𝜃
𝑉𝑃 = (3.16)
4𝜋𝜖𝑜 𝑟 2
Dengan menggunakan gradient, medan listrik ditemukan sebagai:
𝑄𝑑
𝐄 = −∇V = (2 cos 𝜃 𝐚𝑟 + sin 𝜃 𝐚𝜃 ) (3.17)
4𝜋𝜖𝑜

1.3.4 Energi potensial


Energy potensial dalam medan elektrostatik dapat dihitung menggunakan persamaan:
1 1 1
𝑊𝑬 = ∫ 𝐃 ∙ 𝐄 𝑑𝑣 = ∫ 𝜖0 𝐸 2 𝑑𝑣 = ∫ 𝜌𝑣 𝑉 𝑑𝑣 (3.18)
2 vol 2 vol 2 vol
Untuk kasus muatan-muatan diskrit di N titik, total energi potensial yang tersimpan pada
sistem tersebut adalah:
𝑖=𝑁
1
𝑊𝑬 = ∑ 𝑄𝑖 𝑉𝑖 (3.19)
2
𝑖=0

Contoh 3.7:
Carilah energi yang tersimpan pada suatu kapasitor pelat sejajar dengan luas penampang A dan
jarak antar pelat d, yang dihubungkan ke tegangan V
Jawab:
𝑉
𝐄= 𝐚
𝑑 𝐍
Untuk mencari energy:
1 2
1 𝑉 2 1 𝑉 2 1 𝜖0 𝐴 2 1
𝑊𝑬 = ∫ 𝜖0 𝐸 𝑑𝑣 = 𝜖0 ( ) ∫ 𝑑𝑣 = 𝜖0 ( ) 𝐴𝑑 = 𝑉 = 𝐶𝑉 2
2 vol 2 𝑑 vol 2 𝑑 2 𝑑 2
1.3.5 Latihan
1. Jika terdapat fungsi potensial 𝑉 = ln(𝑥 2 + 2𝑦 2 + 3𝑧 2 ), carilah medan listrik di titik P (2,-
1,3)
Jawab:
2𝑥 4𝑦 6𝑧
𝐄 = −∇V = − 𝐚𝑥 − 2 𝐚𝑦 − 2 𝐚
𝑥2 2
+ 2𝑦 + 3𝑧 2 2
𝑥 + 2𝑦 + 3𝑧 2 𝑥 + 2𝑦 2 + 3𝑧 2 𝑧
Medan listrik di titik P:
4 4 18
𝐄= − 𝐚𝑥 + 𝐚𝑦 − 𝐚
27 27 27 𝑧
2. Pada koordinat tabung, terdapat dua bidang permukaan yang sejajar sumbu z , bidang yang
pertama pada 𝜙 = 0 dan bidang kedua pada 𝜙 = 𝜋/4. Kedua bidang diisolasi (tidak
tersambung) tepat pada sumbu z. Jika fungsi potensial pada 0 ≤ 𝜙 ≤ 𝜋/4 adalah 𝑉 =
30𝜙 2 ⁄𝜋 , cari fungsi intensitas fluks listriknya
Jawab:
1 ∂ 30𝜙 60𝜙𝜖𝑜
𝐃 = 𝜖𝑜 ( −∇V) = 𝜖𝑜 ( − ( ) 𝐚𝜙 ) = − ( ) 𝐚𝜙
r ∂ϕ 𝜋 𝜋𝑟
3. Jika terdapat muatan titik 1 nC di (0, 0, 0,1) dan -1 nC di (0, 0, -0,1), carilah potensial listrik
di (4, 0, 3)
Jawab:
Jarak antar muatan = 0,2 m, sementara jarak dari titik tengah kedua muatan ke titik (4, 0, 4)
adalah 5 m, maka penyelesaian soal ini dapat menggunakan konsep dipol, dengan sudut . Untuk
itu,
10 −9 0,2 cos 53,10
𝑉𝑃 = = 0,043 𝑉
4𝜋𝜖𝑜 52
4. Jika terdapat fungsi potensial 𝑉 = 4𝑟 0,5 𝑉, carilah fungsi kerapatan muatannya.
Jawab:

𝐃 = 𝜖𝑜 (−∇V) = 𝜖𝑜 ( − (4𝑟 0,5 )𝐚𝑟 ) = −(2𝜖𝑜 𝑟 −0,5 )𝐚𝑟
∂r
Kerapatan muatan:
1 𝜕 2 1 𝜕 2 (−2𝜖 𝑟 −0,5 )) =
−3𝜖𝑜 𝑟 0,5
𝜌v = ∇ ∙ 𝐃 = ( 𝑟 𝐷𝑟 ) = ( 𝑟 𝑜 = −3𝜖𝑜 𝑟 −1,5 𝐶/𝑚3
𝑟 2 𝜕𝑟 𝑟 2 𝜕𝑟 𝑟2
5. Jika terdapat empat muatan identik Q=2 nC di keempat sudut bujur sangkar (persegi)
berukuran 2 m, carilah total energi yang tersimpan.
Jawab:
𝑖=4
1
𝑊𝑬 = ∑ 𝑄𝑖 𝑉𝑖
2
𝑖=0

Potensial di salah satu titik sudut akibat muatan yang lain adalah:
𝑄𝑏 𝑄𝑐 𝑄𝑑 2.10−9 1 1 1
𝑉𝑎 = + + = ( + + ) = 43,45 𝑉
4𝜋𝜖𝑜 𝑅 𝑏 4𝜋𝜖𝑜 𝑅𝑐 4𝜋𝜖𝑜 𝑅𝑑 4𝜋𝜖𝑜 2 √2 2
Potensial di setiap titik sudut lain adalah sama. Maka energi total yang tersimpan :
𝑖=4
1 1
𝑊𝑬 = ∑ 𝑄𝑖 𝑉𝑖 = (4)(𝑄𝑎 𝑉𝑎) = 2(2.10 −9 ). (43,45) = 173,8 𝑛𝐽
2 2
𝑖=0

1.3.6 Rangkuman
- Jika medan listrik diketahui, maka potensial di suatu titik dapat dicari menggunakan integral
garis.
- Sebaliknya, jika fungsi potensial di suatu titik diketahui, maka medan listrik dapa t dihitung,
menggunakan gradien potensial.
- Pengaruh dari dua muatan titik yang berdekatan dengan magnitude muatan yang sama dan
tanda yang berbeda dapat dihitung dengan pendekatan dipol.
- Suatu sistem muatan dapat menyimpan energi potensial yang besarnya dapat dihitung dari
pengaruh medan yang diterima

1.3.7 Tes formatif


1. Jika terdapat fungsi potensial 𝑉 = 100(𝑥 2 − 𝑦 2 ), carilah kerapatan fluks listrik di titik P (2,-
1,3).
2. Jika terdapat fungsi potensial 𝑉 = 80𝑟 2 cos 𝜃, carilah kerapatan muatan di titik P (2,5; 𝜃 =
300 , 𝜙 = 600 )
3. Carilah arah dari medan listrik di soal no. 2.
4. Jika terdapat muatan titik 10 nC di (0; 0,1; 0) dan -10 nC di (0; -0,1; 0), carilah medan listrik
di (0,3; 0,4; 0).
5. Jika terdapat dua muatan identik Q= 4 nC di dua sudut diagonal (yang saling berhadapan) dari
suatu bujur sangkar (persegi) berukuran 1 m, carilah total energi yang tersimpan.

1.3.8 Umpan balik


Setelah membaca dan mengerjakan latihan pada pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan
dapat memahami konsep potensial listrik dan hubungannya dengan medan listrik. Jika tes formatif
dapat dikerjakan dengan 80% benar, maka mahasiswa dapat meneruskan bahasan selanjutnya.

1.3.9 Tindak Lanjut


Jika masih terdapat kesalahan dari pengerjaan tes formatif, maka disarankan untuk
membaca sub bahasan yang terkait, dan memperkaya bacaan ke buku referensi ya ng ditunjukkan.
Selanjutnya, silakan kerjakan kembali tes formatif sampai benar.

1.3.10 Kunci jawaban tes formatif


1. −400𝜖0 𝐚𝑥 −200𝜖0 𝐚𝑦 𝐶/𝑚 2
2. −2,45 𝑛𝐶/𝑚3
3. 0,96 𝐚𝑟 – 0,28 𝐚𝜃
4. 217,8𝐚𝑥 + 126,9𝐚𝑦 𝑉/𝑚
5. 102 nJ

1.4 DAFTAR PUSTAKA


Beberapa gambar dan contoh soal dalam bab ini mengacu kepada:
• WH. Hayt Jr dan JA. Buck, Elektromagnetika, edisi 7 (2006), Penerbit Erlangga, Jakarta,
Bab 4.
• FT. Ulaby, E.Michielssen, U. Ravaioli, Fundamentals of Applied Electromagnetics, 6 th ed.
(2010), Pearson, Ch. 4.
• J. Edminister, Theory and Problems of Electromagnetics, 2 nd Ed. (1995) McGraw-Hill, Ch.
5

1.5 SENARAI
energi listrik
energi potensial listrik
usaha/kerja
konservatif
potensial listrik
ekuipotensial
gradien potensial
potensial listrik dipol/ dwikutub
medan listrik
perpindahan muatan
distribusi muatan
kerapatan volume

Anda mungkin juga menyukai