1.1 PENDAHULUAN
1.1.2 Relevansi
Pemahaman terhadap energi dan potensial listrik mengaitkan pemahaman terhadap
fenomena medan listrik dan perpindahan muatan di dalamnya. Penguasaan terhadap rumus-rumus
dasar medan listrik dan hubungannya dengan energi serta potensial mengantarkan pada
pemahaman terhadap konsep medan listrik statik yang lebih komprehensif.
1.1.3 Kompetensi
➢ Standar Kompetensi
▪ Mahasiswa mampu menganalisis energi dan potensial dari sistem muatan listrik
➢ Kompetensi Dasar
▪ Mahasiswa dapat menjelaskan kaitan usaha dengan medan listrik
▪ Mahasiswa dapat menghitung usaha dan energi listrik pada muatan titik
▪ Mahasiswa dapat mengulas potensial listrik dan medan listrik
▪ Mahasiswa dapat menghitung potensial listrik menggunakan integral
Tanda negative pada persamaan di atas menunjukkan bahwa usaha yang diberikan
memiliki arah yang melawan arah medan listrik. Dengan demikian, interpretasi terhadap hasil
perhitungan yang diperoleh dari persamaan (3.2) adalah:
- Jika W bernilai positif, maka berarti usaha dilakukan melawan medan listrik
- Jika W bernilai negatif, maka berarti usaha dilakukan oleh medan listrik
Contoh 3.1:
Carilah usaha yang dilakukan untuk memindahkan muatan 5 nC dari titik 0 ke (2,0,0) jika
terdapat jika terdapat medan 𝐄 = 2(𝑥 + 𝑦) 𝐚𝑥 − 3𝑥𝑧 𝐚𝑧
Jawab:
Arah pergerakan muatan adalah sepanjang sumbu x, sehingga
𝑑𝐋 = 𝑑𝑥 𝐚𝑥
𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 2
𝑊 = −𝑄 ∫ (2 (𝑥 + 𝑦) 𝐚𝒙 − 3𝑥𝑧 𝐚𝒛 ) ∙ 𝑑𝑥 𝒂𝑥 = −5 × 10 −9 ∫ (2(𝑥 + 𝑦) 𝑑𝑥
𝑎𝑤𝑎𝑙 0
∮ 𝐄 ∙ 𝑑𝐋 = 0 (3.3)
1.2.3 Potensial listrik
Dengan mengingat hubungan medan listrik dengan gaya listrik, di mana medan listrik
adalah gaya pada suatu muatan uji sebesar 1 coulomb, maka dapat didefinisikan suatu besaran baru
yang menyatakan usaha eksternal untuk memindahkan muatan 1 coulomb. Besaran ini disebut
sebagai beda potensial, yang ditunjukkan sebagai:
𝐴
𝑊
𝑉𝐴𝐵 = = − ∫ 𝐄 ∙ 𝑑𝐋 (3.4)
𝑄 𝐵
Dalam hal ini, titik B adalah titik awal perpindahan, sementara titik A adalah titik akhir.
Jika titik awal perpindahan adalah titik tak terhingga, maka notasi ini hanya ditunjukkan sebagai
VA saja, dan potensial tersebut merepresentasikan potensial titik A.
𝐴
𝑉𝐴∞ = 𝑉𝐴 = − ∫ 𝐄 ∙ 𝑑𝐋 (3.5)
∞
Mengingat medan listrik E adalah suatu medan konservatif, maka potensial listrik juga
mengikuti sifat tersebut, sehingga:
𝑉𝐴𝐵 = 𝑉𝐴𝐶 − 𝑉𝐵𝐶 = 𝑉𝐴∞ − 𝑉𝐵∞ = 𝑉𝐴 − 𝑉𝐵 (3.6)
Perhatikan bahwa potensial listrik ini merupakan besaran skalar. Dengan demikian,
penyelesaian soal yang berkaitan perlu memperhatikan notasi skalar, dan bukan bukan dilakukan
dengan operasi vektor.
Contoh 3.2:
Carilah potensial antara titik A (1,0,0) dan B (2,0,0) jika terdapat 𝐄 = 2(𝑥 + 𝑦) 𝐚𝑥 − 3𝑥𝑧 𝐚𝑧
Jawab:
𝐴 𝐴
𝑊
𝑉𝐴𝐵 = = − ∫ 𝐄 ∙ 𝑑𝐋 = − ∫ 𝐄 ∙ 𝐚𝑥 𝑑𝑥
𝑄 𝐵 𝐵
𝐴 2
𝑉𝐴𝐵 = − ∫ (2(𝑥 + 𝑦)𝐚𝒙 − 3𝑥𝑧 𝐚𝒛 ) ∙ 𝑑𝑥 𝒂𝑥 = − ∫ (2(𝑥 + 𝑦) 𝑑𝑥 = 4
𝐵 0
Untuk kasus khusus potensial yang disebabkan oleh keberadaan muatan titik Q, maka
medan yang timbul akibat muatan ini selalu berarah radial. Dengan demikian, potensial yang
terjadi adalah:
𝐴 𝐴 𝐴
𝑄 1 𝑄 1 1
𝑉𝐴𝐵 = − ∫ 𝑬 ∙ 𝑑𝑳 = − ∫ 𝐸𝒓 𝑑𝑟 = − ∫ − 2 𝑑𝑟 = ( − ) (3.7)
𝐵 𝐵 4𝜋𝜖𝑜 𝐵 𝑟 4𝜋𝜖𝑜 𝑟𝐴 𝑟𝐵
Dengan demikian, titik yang berjarak lebih jauh dari muatan Q akan memiliki potensial
yang lebih kecil. Jika titik B dianggap berada di titik tak terhingga, maka komponen 1/𝑟𝐵 bernilai
nol. Dengan demikian, potensial di titik A akibat muatan titik Q dapat dinyatakan dengan:
𝑄 1
𝑉𝐴 = (3.8)
4𝜋𝜖𝑜 𝑟𝐴
Contoh 3.3:
Carilah beda potensial antara titik A (1,2,2) dan B (0,3,4) jika terdapat muatan 10 nC di titik 0
Jawab:
𝑄 1 1 1 1
𝑉𝐴𝐵 = ( − ) = (9 × 109 )(10 × 10 −9 ) ( − ) = 12 𝑉
4𝜋𝜖𝑜 𝑟𝐴 𝑟𝐵 √9 √25
Untuk suatu distribusi muatan dengan kerapatan volume 𝜌𝑣 , potensial yang ditimbulkan
olehnya dapat dicari dengan pendekatan diferensial:
𝑑𝑄 𝜌𝑣 𝑑𝑣
𝑑𝑉 = = (3.9)
4𝜋𝜖𝑜 𝑅 4𝜋𝜖𝑜 𝑅
Perlu diperhatikan bahwa R di sini adalah jarak antara volume diferensial dengan titik yang
dihitung potensialnya. Jarak ini diukur sebagai besaran skalar, dan tidak memperhitungkan arah
(perhatikan bedanya dengan cara perhitungan medan listrik akibat muatan terdistribusi di bab
sebelumnya). Nilai R ini umumnya akan berubah tergantung pada posisi volume diferensial.
Potensial total yang ditimbulkan oleh distribusi muatan tersebut dihitung dengan integrasi,
𝜌𝑣 𝑑𝑣
𝑉=∫ (3.10)
𝑣𝑜𝑙 4𝜋𝜖𝑜 𝑅
1.2.4 Latihan
1. Jika terdapat medan listrik 𝐄 = 𝑥𝐚𝑥 − 2𝑦𝐚𝑦 , berapakah usaha yang harus dilakukan untuk
memindahkan muatan 1 nC dari titik (2,2,0) ke titik 0 melalui garis lurus?
Jawab:
𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑊 = −𝑄 ∫ 𝐄 ∙ 𝑑𝐋 = −𝑄 ∫ (𝑥𝐚𝑥 − 2𝑦𝐚𝑦 ) ∙ (𝑑𝑥𝐚𝐱 + 𝑑𝑦𝐚𝐲 )
𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑎𝑤𝑎𝑙
(0,0,0)
1
= −𝑄 ∫ (𝑥𝑑𝑥 − 2𝑦𝑑𝑦) = −10−9 [ 𝑥 2 |02 − 𝑦 2 |02 ] = −2 𝑛𝐽
(2,2,0) 2
2. Berapakah usaha yang harus dilakukan untuk membawa muatan 4 nC dari titik tak berhingga
ke titik (2,4,4) (dalam meter) jika terdapat muatan 5 nC di titik 0
Jawab:
Usaha yang harus dilakukan: 𝑊 = 𝑄𝑉𝐴𝐵 . Dengan menggunakan rumus pencarian potensial
akibat muatan titik, diperoleh:
𝑄0 1 (5 × 10 −9 ) 1
𝑊 = 𝑄𝑉𝐴∞ = 𝑄 ( ) = (4 × 10−9 ) ( ) = 30 𝑛𝐽
4𝜋𝜖𝑜 𝑟𝐴 4𝜋𝜖𝑜 √4 + 16 + 16
3. Jika terdapat muatan 5 nC di titik (2,2,0) dan (-2,-2,0) serta muatan -5 nC di titik (-2,2,0) dan
(2,-2,0), carilah potensial di titik P (0,0,1)
Jawab:
Potensial di titik P adalah penjumlahan scalar dari potensial akibat masing-masing muatan,
sehingga:
𝑄1 𝑄2 𝑄3 𝑄4
𝑉𝑃 = + + +
4𝜋𝜖𝑜 𝑟1 4𝜋𝜖𝑜 𝑟2 4𝜋𝜖𝑜 𝑟3 4𝜋𝜖𝑜 𝑟4
5 × 10−9 1 1 1
= ( + −
4𝜋𝜖 𝑜 √22 + 22 + 1 √(−2) 2 + (−2) 2 + 1 √(−2) 2 + 22 + 1
1
− )
√22 + (−2) 2 + 1
=0
4. Suatu muatan berupa piringan berdiameter 6 meter dengan kerapatan 𝜌𝑆 = 5/𝜋 𝑛𝐶/𝑚 2.
Carilah potensial yang disebabkan oleh muatan tersebut, pada jarak 2 meter di atas titik
pusatnya.
Jawab:
Penyelesaian menggunakan integral lipat dua untuk luas
permukaan lingkaran:
3 2𝜋
𝜌𝑆 𝑑𝑆 5.10−9 𝑟𝑑𝑟𝑑𝜙
𝑉=∫ =∫ ∫
R 𝑆 4𝜋𝜖𝑜 𝑅 0 0 𝜋 4𝜋𝜖𝑜 √𝑟 2 + 22
r
3
= 90. √𝑟 2 + 22 | = 144,5 𝑉
0
1.2.5 Rangkuman
- Usaha listrik berbanding lurus dengan muatan yang dipindahkan dan potensial listrik antara
titik akhir dengan titik awal , 𝑊 = 𝑄𝑉𝐴𝐵
- Potensial listrik di suatu titik adalah usaha yang diperlukan untuk memindahkan muatan satu
coulomb dari titik tak berhingga ke titik tersebut
- Usaha dan potensial merupakan besaran scalar, dan operasi perhitungan yang digunakan
mengacu pada operasi scalar
1.3.1 Ekuipotensial
Pada pembahasan sebelumnya, telah dibahas bahwa potensial adalah besaran s kalar.
Dengan demikian, pengaruh dari beberapa sumber muatan (baik berbentuk titik maupun muatan
terdistribusi) dihitung sebagai pemjumlahan scalar. Hal ini berbeda dengan medan listrik, dimana
penjumlahannya mengikuti aturan vektor. Perbedaan ini dapat diamati pada kasus pada contoh
berikut:
Contoh 3.4:
Carilah medan listrik dan potensial di titik 0 jika terdapat muatan 10 nC di titik A(0,2,0) dan B
(0,-2,0)
Jawab:
(1 × 10 −8 ) (1 × 10 −8 )
𝐄 = 𝐄𝐴 + 𝐄𝐵 = 9.109 ( 𝐚𝑦 ) + 9.109 (−𝐚𝑦 ) = 0
22 22
𝑄 1 1 1 1
𝑉= ( + ) = (9 × 109 )(10 × 10 −9 ) ( + ) = 90 𝑉
4𝜋𝜖𝑜 𝑟𝐴 𝑟𝐵 2 2
Dari contoh di atas, nampak bahwa untuk konfigurasi muatan dan lokasi yang sama,
penjumlahan vektor dan scalar memberi hasil yang berbeda. Secara spesifik, untuk konfigurasi
dua muatan titik, akan terdapat satu atau dua titik luar yang memiliki medan listrik nol, tergantung
dari jenis dan besar muatannya. Namun, pada konfigurasi serupa, bisa jadi tidak akan ada titik
berpotensial nol (jika kedua muatannya sama, seperti contoh di atas). Titik berpotensial nol hanya
terjadi di tak berhingga, atau jika muatannya berbeda tanda.
Secara general, pengaruh dari suatu sistem muatan (sendiri atau terdistribusi)
menghasilkan daerah/titik-titik yang memiliki potensial yang sama. Titik-titik yang tersambung
secara kontinu ini membentuk kurva yang disebut sebagai kurva permukaan ekuipotensial.
Kumpulan dari permukaan ekuipotensial ini membentuk medan potensial.
+100 V
+90 V +80 V
+70 V +60 V
Gambar 3.2 gambaran permukaan ekuipotensial
Contoh 3.5:
Carilah medan listrik di titik P (1,-2,0) jika terdapat medan potensial 𝑉 = 𝑥𝑦 2 − 2𝑦𝑧
Jawab:
𝜕𝑉 𝜕𝑉 𝜕𝑉
∇V = 𝐚𝑥 + 𝐚𝑦 + 𝐚 = 𝑦 2 𝐚𝑥 + (2𝑥𝑦 − 2𝑧) 𝐚𝑦 − 2𝑦𝐚𝑧
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝑧
Medan listrik di titik P diperoleh dengan substitusi: 𝐄 = −∇V = −4𝐚𝑥 + 2𝐚𝑦
Contoh 3.6:
Carilah kerapatan muatan di titik P (1,2,1) jika terdapat medan potensial 𝑉 = 2𝑥𝑦 2 − 𝑥𝑧 2
Jawab:
𝜕𝑉 𝜕𝑉 𝜕𝑉
𝐄 = −∇V = − 𝐚𝑥 − 𝐚𝑦 − 𝐚 = (𝑧 2 − 2𝑦 2 )𝐚𝑥 − 4𝑥𝑦𝐚𝑦 + 2𝑥𝑧𝐚𝑧 𝑉/𝑚
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝑧
Untuk mencari kerapatan muatan, D perlu dicari terlebih dahulu:
𝐃 = 𝜖0 𝐄 = 𝜖0 (( 𝑧 2 − 2𝑦 2 ) 𝐚𝑥 − 4𝑥𝑦𝐚𝑦 + 2𝑥𝑧𝐚𝑧 )
1.3.3 Dipol
Salah satu persoalan yang sering muncul berkenaan dengan potensial adalah dipol. Dipol
adalah suatu pasangan muatan dengan muatan sama besar namun berlawanan tanda d an dipisahkan
oleh jarak yang relatif kecil. Jika kita ingin menghitung pengaruh dipol pada suatu titik P, maka
telebih dahulu dapat dihitung potensialnya, baru kemudian ditentukan medan listrik, menggunakan
persamaan gradien.
R1 P
+Q r R2
d
–Q
Gambar 3.3 Dipol dan pengaruh pada titik P
Contoh 3.7:
Carilah energi yang tersimpan pada suatu kapasitor pelat sejajar dengan luas penampang A dan
jarak antar pelat d, yang dihubungkan ke tegangan V
Jawab:
𝑉
𝐄= 𝐚
𝑑 𝐍
Untuk mencari energy:
1 2
1 𝑉 2 1 𝑉 2 1 𝜖0 𝐴 2 1
𝑊𝑬 = ∫ 𝜖0 𝐸 𝑑𝑣 = 𝜖0 ( ) ∫ 𝑑𝑣 = 𝜖0 ( ) 𝐴𝑑 = 𝑉 = 𝐶𝑉 2
2 vol 2 𝑑 vol 2 𝑑 2 𝑑 2
1.3.5 Latihan
1. Jika terdapat fungsi potensial 𝑉 = ln(𝑥 2 + 2𝑦 2 + 3𝑧 2 ), carilah medan listrik di titik P (2,-
1,3)
Jawab:
2𝑥 4𝑦 6𝑧
𝐄 = −∇V = − 𝐚𝑥 − 2 𝐚𝑦 − 2 𝐚
𝑥2 2
+ 2𝑦 + 3𝑧 2 2
𝑥 + 2𝑦 + 3𝑧 2 𝑥 + 2𝑦 2 + 3𝑧 2 𝑧
Medan listrik di titik P:
4 4 18
𝐄= − 𝐚𝑥 + 𝐚𝑦 − 𝐚
27 27 27 𝑧
2. Pada koordinat tabung, terdapat dua bidang permukaan yang sejajar sumbu z , bidang yang
pertama pada 𝜙 = 0 dan bidang kedua pada 𝜙 = 𝜋/4. Kedua bidang diisolasi (tidak
tersambung) tepat pada sumbu z. Jika fungsi potensial pada 0 ≤ 𝜙 ≤ 𝜋/4 adalah 𝑉 =
30𝜙 2 ⁄𝜋 , cari fungsi intensitas fluks listriknya
Jawab:
1 ∂ 30𝜙 60𝜙𝜖𝑜
𝐃 = 𝜖𝑜 ( −∇V) = 𝜖𝑜 ( − ( ) 𝐚𝜙 ) = − ( ) 𝐚𝜙
r ∂ϕ 𝜋 𝜋𝑟
3. Jika terdapat muatan titik 1 nC di (0, 0, 0,1) dan -1 nC di (0, 0, -0,1), carilah potensial listrik
di (4, 0, 3)
Jawab:
Jarak antar muatan = 0,2 m, sementara jarak dari titik tengah kedua muatan ke titik (4, 0, 4)
adalah 5 m, maka penyelesaian soal ini dapat menggunakan konsep dipol, dengan sudut . Untuk
itu,
10 −9 0,2 cos 53,10
𝑉𝑃 = = 0,043 𝑉
4𝜋𝜖𝑜 52
4. Jika terdapat fungsi potensial 𝑉 = 4𝑟 0,5 𝑉, carilah fungsi kerapatan muatannya.
Jawab:
∂
𝐃 = 𝜖𝑜 (−∇V) = 𝜖𝑜 ( − (4𝑟 0,5 )𝐚𝑟 ) = −(2𝜖𝑜 𝑟 −0,5 )𝐚𝑟
∂r
Kerapatan muatan:
1 𝜕 2 1 𝜕 2 (−2𝜖 𝑟 −0,5 )) =
−3𝜖𝑜 𝑟 0,5
𝜌v = ∇ ∙ 𝐃 = ( 𝑟 𝐷𝑟 ) = ( 𝑟 𝑜 = −3𝜖𝑜 𝑟 −1,5 𝐶/𝑚3
𝑟 2 𝜕𝑟 𝑟 2 𝜕𝑟 𝑟2
5. Jika terdapat empat muatan identik Q=2 nC di keempat sudut bujur sangkar (persegi)
berukuran 2 m, carilah total energi yang tersimpan.
Jawab:
𝑖=4
1
𝑊𝑬 = ∑ 𝑄𝑖 𝑉𝑖
2
𝑖=0
Potensial di salah satu titik sudut akibat muatan yang lain adalah:
𝑄𝑏 𝑄𝑐 𝑄𝑑 2.10−9 1 1 1
𝑉𝑎 = + + = ( + + ) = 43,45 𝑉
4𝜋𝜖𝑜 𝑅 𝑏 4𝜋𝜖𝑜 𝑅𝑐 4𝜋𝜖𝑜 𝑅𝑑 4𝜋𝜖𝑜 2 √2 2
Potensial di setiap titik sudut lain adalah sama. Maka energi total yang tersimpan :
𝑖=4
1 1
𝑊𝑬 = ∑ 𝑄𝑖 𝑉𝑖 = (4)(𝑄𝑎 𝑉𝑎) = 2(2.10 −9 ). (43,45) = 173,8 𝑛𝐽
2 2
𝑖=0
1.3.6 Rangkuman
- Jika medan listrik diketahui, maka potensial di suatu titik dapat dicari menggunakan integral
garis.
- Sebaliknya, jika fungsi potensial di suatu titik diketahui, maka medan listrik dapa t dihitung,
menggunakan gradien potensial.
- Pengaruh dari dua muatan titik yang berdekatan dengan magnitude muatan yang sama dan
tanda yang berbeda dapat dihitung dengan pendekatan dipol.
- Suatu sistem muatan dapat menyimpan energi potensial yang besarnya dapat dihitung dari
pengaruh medan yang diterima
1.5 SENARAI
energi listrik
energi potensial listrik
usaha/kerja
konservatif
potensial listrik
ekuipotensial
gradien potensial
potensial listrik dipol/ dwikutub
medan listrik
perpindahan muatan
distribusi muatan
kerapatan volume