Anda di halaman 1dari 21

TUGAS FISIKA LISTRIK

Disusun untuk Memenuhi Matakuliah Fisika Listrik

Oleh :

NAMA: M.Rajendra Rizky Pradana


NIM :140536606528
PRODI: S1 Teknik Elektro Off B

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
S1 TEKNIK ELEKTRO
Mei 2015
PETUNJUK UNTUK MAHASISWA
1. Mahasiswa membaca dan menelaah kembali tujuan instruksional, apakah sudah
memnuhi tujuan yang di harapkan.
2. Dalam mempelajari pokok bahasan ini, sebaiknya anda mengingat kembali buku
Pedoman Fisika Dasar 1, Pokok bahasan II mngnai gaya konservatif dan kerja oleh
gaya konservatif.
3. Mahasiswa hendaknya memahami pntngnya persamaan 2.5 untuk mencari kapasitans
dari suatu kapasitor dengan trlebih dahulu memahami hukum Gauss (Pokok Bahasan
1) untuk mencari kuat medan listrik oleh muatan yang berbntuk simetri.
4. Kerjakan ulang contoh-contoh soal yang tlah disediakan.
5. Kerjakan dan diskusikan soal-soal latihan pada akhir bab. Bila ada yang blum Anda
pahami, tanyakanlah kepada dosen yang bersangkutan.
6. Buatlah ringkasan pokok bahasan ini.

POTENSIAL LISTRIK
Pada mekanika tlah diuraikan konsep energi potensial dalam kaitannya dengan gaya-
gaya konservatif seperti halnya gaya gravitasi dan gaya pgas. Dengan menggunakan hukum
kekekalan energi sering kali perhitungan langsung dengan gaya-gaya dalam menyelesaikan
berbagai persoalan mekanika dapat dihindari.

Dalam pokok bahsan ini akan terlihat bahwa konsep energi sangat bermanfaat dalam
memplajari kelistrikan. Mengingat gaya listrik (yang dirumuskan oleh Coulomb) bersifat
konservatif, maka gejala elektrostatika dapat dinyatakan dalam kaitannya dengan energi
potensial listrik. Dengan gagasan ini dimungkinkan untuk mendefinisikan suatu besaran
skalar yang disebut potensial listrik. Dalam pokok bahasan selanjutnya akan terlihat bahwa
konsep potensial listrik sangat berguna dalam aspek praktek.

II. 1 Potensial Listrik


Dalam mekanika telah ditunjukan bahwa gaya gravitasi bersifat konservatif. Gaya
listrik(gaya coulomb) mempunya bentuk yang sama dengan gaya gravitasi umum, maka gaya
;istrik juga bersifat konservatif. Dengan demikian, dimungkinkan untuk mendefisikan suatu
fungsi nergi potensial yang berkaitan dengan gaya listrik.

Jika suatu muatanuji 1’ diletakan dalam medan listrik E,gaya listrik pada q’ adalah
q’E. Gaya ini adalah jumlah vektor dari gaya-gaya yang bekerja pada q’ oleh berbagai
muatan yang menghasilkan kuat medan E. Masing-masing gaya yang memenuhi hukum
coulomb bersifat konservatif, sehingga gaya q’E juga bersifat konservatif.

Kerja yang dilakukan oleh gaya lsitrik q’E pada muatan uji q’ untuk perpindahan yang
sangat kecil d’s adalah:
d’W= F. Ds = q’ds=q’E.ds

Menurut definisi, kerja yang dilakukan oleh gaya konservatif adalah negatif dari
perubahan energi potensial (dU), sehingga:

dU= -q’E. Ds

Untuk suatu perpindahan muatan uji dari titik A ke B, perubahan energi potensial
adalah:
𝑩
∆U= UB – UA= -q’∫𝑨 𝑬. ds

Integrasi dalam persamaan 2.3 dilakukan sepanjang lintasan yang dilalui pleh q’ dari
A ke B,dan disebut integral garis atau integral lintasan.

Gaya q’E bersifat konservatif,maka inbtegral ini tidak bergantung pada lintasan yang
dilalui antara titik A dan B

Beda potensial antara titik A dan B ( Vb-Va) didefiniskan sebagai: perubahan energi
potnsial untuk satu satuan muatan.
𝑈𝑏−𝑈𝑎 𝐵
Vb-Va= = -∫𝐴 𝐸 . ds
𝑞′

Karena energi potensial suatu besaran skalar, maka potensial listrik juga suatu besaran
skalar.

Perhatikan nbahwa perubahan energi potensial dari sebuah muatan adalah negatif dari
kerja yang dilakukan oleh gaya listrik, karenanya beda potnsial listrik Vb-Va adalah kerja per
satuan muatan yang harus dilakukan oleh suatu gaya dari luar untuk memindahkan muatan uji
q’ dari A ke B tanpa menimbulkan perubahan pada energi kinetik muatan uji tersebut.

Potensial listrik sering diberi harga nol pada suatu titik tertentu. Sebagai titik yang
potensial listriknya nol sering dipilih titik di tempat tak berhingga ( suatu titik yang terpisah
tak terhingga dari muatan yang menghaslkan medan listrik). Dengan pilihan ini dapat
dikatakan bahwa potensial listrik pada suatu titik sembarang adalah kerja yang diperlukan
untuk membawa muatan uji dari titik tak terhingga ke titik itu.

Jadi, jika dipilih Va=O di titik takn terhingga maka poy=tensial listrik di suatu titik P
yang dinyataka dalam persamaan 2.4 dapat dituliskan:
𝑃
V(P) = -∫𝜔 𝐸 . ds

Karena beda potwnsial lstrik adalah suatu ukuran energi per satuan muatan, maka
satuan potensial lstrik dalam SI adalah joule/coulomb (J/C) yang didefinisikan sama dengan
volt (V), sehingga: I J/C= 1V
Dengan demikian kerja sebesar 1 J harus dikerjakan untuk memindahkan muatan 1C
melalui beda potensial sebesar 1V.

Persamaan 2.4 menunjukan bahwa beda potensial juga mempunyai satuan yang sama
dengan satuan E dikalikan jarak. Ini berarti bahwa satuan E (N/C) dapat dinyatakan sebagai
V/m, sehingga:

1 N/C = 1 V/m

Satuan energi yang sering digunakan dalam Fisika Atom dan Fisika Inti adalah elektron volt
yang didefinisikan sebagai energi yang diperoleh sebuah elektron 9proton0 jika dipercepat
melalui beda potensial sebesar 1 volt.

Karena 1V= 1 J/C, dan muatan elementer besarnya 1,6 .109 C, maka hubungan antara
satuan elektron volt (eV) dengan satuan joule adalah:

1 eV = 1,6 .10−19 CV= 1,6 .1010−19 J.

II. 1.1. Potensial Listrik Oleh Satu Muatan Titik

A. Potensial Listrik oleh Satu Muatan Titik


Suatu muatan titik q menghasilkan medan listrik yang berarah radial (lihat gambar 2.1). akan
dighitung beda potensial antara A dan B. Ambilah posisi muatan titik q sebagai pusat
koordinat.

Besar kuat medan listrik E di suatu titik yang berjarak r dari muatan q adalah:
1 𝑞
E(r) = 4𝜋∈0 𝑟 2

Gambar 2.1 Beda potensial antara titik A dan B yang ditimbulkan oleh muatan titik q hanya
tergantung pada posisi awal rA dan posisi akhir rB
Perpindahan ds mempunyai komponen radial sebesar dr, yang merupakan satu-
satunya komponen yang mmberi sumbangan pada E . ds (karena E berarah radial), sehingga

E. ds = E (r) ds cos 𝜃= Er dr

Dari persamaan 2.4:

𝑟𝐵
VB- VA = -∫𝑟𝐴 𝐸(𝑟) dr

−1 𝑞 𝑟𝐵 𝑑𝑟
= 4𝜋∈𝑜 𝑟 ∫𝑟𝐴 𝑟2

1 𝑞 𝑟𝐵
= 4𝜋∈𝑜 𝑟 ∫𝑟𝐴

𝑞 1 1
= 4𝜋∈𝑜 ( 𝑟𝑏 − 𝑟𝑎 ) (2.7)

Dari persamaan 2.7 tampak bahwa beda potensial listrik antara dua titik sembarang A
dan B hanya bergantung pada jarak titik-titik A dan B ke muatan q (rA dan rB).

Potensial acuan (V=0) sring dipilih pada rA ∞. Dengan pilihan tersbut potensial
listrik yang dihasilkan oleh suatu titik muatan di suatu titik yang berjarak r adalah:
1 𝑞
V(r) = 4𝜋∈𝑜 (2.8)
𝑟

Permukaan yang setiap titiknya mempunyai potensial listrik sama disebut permukaan
ekipotensial.

Dari persamaan 2.8 dapat disimpulkan bahwa permukaan-permukaan ekipotensial


sebuah muatan titik meprupakan permukaan-permukaan bola yang berpusat pada muatan
tersebut seperti pada gambar 2.1

Perhatikan bahwa per ukaan—permukaan ekipotensial selalu tegak lurus terhadap


garis-garis gaya listrik.

B. Potensial Listrik Oleh Beberapa Muatan Titik


Potensial listrik total di suatu titik p yang dihasilkan oleh beberapa muatan titik
adalah jumlah potensial listrik oleh masing-masing muatan titik di titik tersebut. Perhitungan
demikian ini berdasarkan prinsip superposisi yang berlaku pada potensial listrik karena
sifatnya yang linear.
Untuk suatu kumpulan muatan, potensial listrik total di titik P dapat ditulis dalam bentuk:
1 𝑞𝑖
V(P) = 𝑖Σ
4𝜋∈𝑜 𝑟𝑖
ri= jarak muatan qi k titik P.

Perhatikan bahwa penjumlahan dalam persamaan 2.9 adalah suatu penjumlahan


aljabar besaran skalar, sehinga amat sederhana.
Selanjutnya perhatikan energin potensial sistem partikel bermuatan. Jika V1 adalah
potensial listrik yang ditimbulkan oleh muatan q1 di titik P,maka kerja yang diperlukan untuk
memawa muatan ke dua (q2) dari tempat di tak terhingga ke titik P percepatan adalah q2 V1
Menurut definisi, kerja ini sama dengan energi potensial (U) dari sistem dua partikl
bermuatan yang terpisah pada jarak 𝑟12 (lihat gambar 2.2)

q2

q1 𝑟12

Gambar 2.2 dua muatan q1 dan q2 yang terpisah pada jarak 𝑟12

Jka muatan-muatan tersebut sejenis, maka U bertanda positif dan sebaliknya. Hal ini
sesuai dengan kenyataan nahwa muatan yang sejenis tolak-menolak sehingga kerja yang
positif harus dilakukan pada sistem untuk membawa kedua muatan saling mendekati.

Secara umum, energi potensial yang dimiliki oleh suatu kumpulan opartikel
bermuatan diperoleh melalui penjumlahan energi potensial setiap pasangan yang terdapat
dalam kumpulan tersebut. Secara matematis, hal ini dapat dituliskan:

𝑈𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑈12 + 𝑈13+⋯ 𝑈1𝑁 +𝑈23 + 𝑈24…

𝑈2𝑁 + 𝑈(𝑛−1)𝑛

Atau

𝑈𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = ∑𝑛𝑗>𝑖 ∑𝑛−1


𝑖=1 . 𝑈𝑖𝑗 (2.11)

N mnyatakan jumlah partikel, dan pembatasan j> i diperlukan agar setiap pasangan tidak
dihitung dua kali.

Sebagai contoh, akan dihitung energi total tiga muatan titik (gambar 2.3):
𝑈𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑢12 + 𝑢13 + 𝑢23

1 𝑞1.𝑞2 𝑞1 𝑞3 𝑞1 𝑞3
= [ + + ] (2.12)
4𝜋∈𝑜 𝑟12 𝑟13 𝑟23
𝑟12 𝑟23

𝑞1

𝑟13 𝑞3

Gambar 2.3 Sistem tiga partikel bermuatan

Contoh 2.1 :
Suatu muatan titik 5 𝜇𝐶 diletakkan di puat koordinat, dan muatan titik kedua sebesar -2 𝜇𝐶
diletakkan pada posisi (3,0) m (Gambar 2.4a). jika titik sangat jauh dipilih sebagai acuan nol
potensial listrik, hitunglah :

a. Potensial listrik total di titik p (0,4) m


b. Kerja yyang diperlukan untuk membawa muatan ketiga sebesar 4 𝜇𝐶 dari tempat
yang sangat jauh ke titik P
c. Energi potensial total sistem tiga muatan seperti pada Gambar 2.4b

(0,4) p P 4 𝜇𝐶

4m 5m

𝑟1 𝑟2

𝑞1 𝑞2 x 5𝜇𝐶 3m 2 𝜇𝐶

Gambar 2.4 a Gambar 2.4b

Penyelesaian :

a. Potensial listrik total di P yang dihasilkan oleh dua muatan titik adalah:
1 𝒒𝟏 𝒒
V(P) = [ + 𝟐 ]
4𝜋∈𝑜 𝒓𝟏 𝒓𝟐
𝑁.𝑚2 5.10−4 .𝐶 2.10−6 .𝐶
= ( 9,109 )[ - ]
𝐶2 4𝑚 5𝑚
= 7,65.103 volt
b. W = 𝑞3 . V(P)
= (4. 10−6 𝐶 ) (7,65.103 V)
= 3,06. 10−2 𝐽
1 𝒒 𝒒 𝒒
c. U = [ 𝒓𝟏. 𝒒𝟐 + 𝒓𝟐𝟏𝒒𝟑 + 𝒓𝟐 𝒒𝟑 ]
4𝜋∈𝑜 𝟏𝟐 𝟑 𝟐𝟑
(5.10−6 )(−2.10−6 ) (5.10−6 )(4.10−6 ) (−2.10−6 )(4.106 )
= 9.109 [ + + ]
5 4 5
= 6,0. 10−4 J
II.1.2 Potensial Listrik oleh Muatan Terdistribusi Merata
Perhitungan potensial listrik yang terdistribusi secara merata dapat dilakukan dengan dua
cara.

A. Pertama
Jika distribusi muatan diketaui,perhitungan potensial listrik dapat dimulai dengan persamaan
2.8, yaitu dengan cara membagi-bagi muatan yang terdistribusi atas elemen-elemen dq yang
sangat kecil sehingga dapat diperlakukan sebagai muatan titik. Perhatikan Gambar 2.5

Dddq dddq

Gambar 2.5 Potensial listrik di P yang diasilkan ole muatan yang terdistribusi kontinu dapat
dihitung dengan membagi muatan atas elemen-elemen dq dan menjumlahkan
potensial yang dihasilkannya di P

Di tinjau dari elemen muatan dq yang berjarak r dari P. Potensial listik yang
dihasilkan oleh dq di P adalah:

1 𝑑𝑞
dV(P) = (2.13)
4𝜋∈𝑜 𝑟

Potensial listrik total di P diperoleh dengan mengintegrasikan persamaan 2.13 hingga


mencakup seluruh muatan yang terdistribusi:

1 𝑑𝑞
V(P) =
4𝜋∈𝑜
∫ 𝑟
(2.14)

Contoh 2.2:

Tentukan potensial listrik di titik P yang terletak paada sumbu kawat lingkaran bermuatan serba sama
dengan muatan total Q dan jari-jari a. Dari hasil perhitungan yang diperoleh, tentukan pula kuat
medan listrik di titik P.

Penyelesaian:

Pilih sumbu kawat lingkaran sebagai sumbu X dengan pusat koordinat di pusat lingkaran, dan
dimisalkan titik P berjarak x dari pusat lingkaran seperti pada Gambar 2.6.
dq √𝑥 2 + 𝑎2

x p

setiap elemen dq pada kawat berjarak sama terhadap P, yaitu √𝑥 2 + 𝑎2 , dan


menghasilkan potensial listrik di P sebesar:

1 𝑑𝑞
dV(P) =
4𝜋∈𝑜 √𝑥 2 +𝑎2

1
sehingga: = ∫ 𝑞 𝑑𝑞
4𝜋∈𝑜√𝑥2 +𝑎2

1 𝑄
= (2.15)
4𝜋∈𝑜 √𝑥 2 +𝑎2

Persamaan 2.15 menyatakan bahwa V haya bergantung pada x untuk Q dan a tertentu. Hal
ini tidak mengherankan sbab peritungan tersbut hanya berlaku untuk titik-titik yang terletak pada
sumbu X. Berdasarkan sifat simetri distribusi muatan,mudah diduga bahwa kuat medan listrik E pada
titik-titik yang terletak pada sumbu X hanya mempunyai komponen pada arah sumbu tersebut. Dalam
hal ini, persamaan 2.15 dapat ditulis dalam bentuk:
𝑋
V(x) = -∫𝜔 𝐸. 𝑑𝑠

𝑋
= -∫𝜔 𝐸𝑥. 𝑑𝑥 (2.16)

Sehingga E dapat dituliskan melalui diferensial persamaan 2.16 yaitu:


𝑑𝑣
Ex = -
𝑑𝑥

𝑄 𝑑 1
=-
4𝜋∈𝑜 𝑑𝑥 [ √(𝑥2 + 𝑎2 )
]

1 𝑄.𝑥
= - (2.17)
4𝜋∈𝑜 (𝑥 2 + 𝑎2 )
3/2
)

Jadi, kuat medan listrik di P (yang berjarak x dari pusat koordinat) adalah:
1 𝑄.𝑥
E(P)= - 1 (2.18)
4𝜋∈𝑜 (𝑥 2 + 𝑎2 )
3/2
)

Bandingkan persamaan 2.18 dengan persamaan 1.10a.

Contoh 2.3

Tentukan potensial listrik di titik-titik yang terletak pada sumbu suatu piringan bermuatan serba sama
dengan jari-jari a dan rapat muatan permukaan o. Dari hasil perhitungan yang diperoleh tentukan pula
kuat medan listrik di titik-titik tersebut.
Penyelesaian:

Pilih sumbu piringan sebagai sumbu X dengan pusat piringan sebagai pusat
koordinat. Andaikan titik yang ditinjau (P) berjarak X dari pusat koordinat seperti pada
Gambar 2.7.

dr

Gambar 2.7 piringan dibagi menjadi cincin-cincin tipis yang konsentris dengan jari-jari r
tebal dr

Piringan dapat dipandang sebagai kumpulan dari cincin-cincin kosentris dengan jari-
jari mulai 0 hingga a. Perhatikan suatu cincin dari kumpulan tersebut yang berjari-jari r dan
tebal dr, maka muatan yang dimiliki cincin tersebut adalah:

Dq= oda= 𝜎2 π r dr

Potensial listrik yang dihasilkan cincin ini di titik P dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan 2.15 (periksa contoh 2.2) yaitu:
1 𝑑𝑞
dV 4𝜋∈𝑜 √𝑥 2 +𝑟 2

1 𝜎 2π r 𝑑𝑟
4𝜋∈𝑜 √𝑥 2 +𝑟 2

Potensial listrik total di P:


2𝜋0 𝑎 𝑟 𝑑𝑟
V=
4𝜋∈𝑜
∫𝑜 √𝑥 2 +𝑟 2

0
= [√𝑥 2 + 𝑎2 -x] (2.19)
2∈𝑜

Kuat medan listrik di P ditentukan denga menggunakan persamaan 2.17:


𝑑𝑣
Ex = -
𝑑𝑥

0
=- [√𝑥 2 + 𝑎2 -x]
2∈𝑜

0 𝑥
= [1- (2.20)
2∈𝑜 √(𝑥 2 +𝑎2 )
B.Kedua
Jika kuat medan listrik sudah diketahui atau mudah dihitung, potensial listrik dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan (2.4) dan pemilihan piotensial acuan yang sesuai.

Contoh 2.4:
Suatu ruang bentuk bola dengan jari-jari R bermuartan serba sama dengan muatan total Q.
Dengan memili titik dengan r ∞ sebagai acuan nol untuk potensial lsitrik nol, tentukan:

(a) Potensial listrik sebagai fungsi r di luar bola


(b) Potensial listrik sebagai r di dalam bola, dan
(c) Buatlah sketsa grafik 𝑉(𝑟)

Gambar 2.8 suatu bola bermuatan serba sama dengan muatan total sebesar Q, dan titik
sembarang B,C, dan D

Penyelesaian:
(a) Pada contoh 1.8 dengan hukum Gauss telah diperoleh bahwa besar kuat medan listrik
di luar bola bermuatan serba sama adalah:
1 𝑄
E(r) = r (untuk r > R)
4𝜋∈𝑜 𝑟 2

Sehingga E. Ds = Er dr

Dengan demikian potensial listrik di suatu titk sembatrang B di luar bola yang
berjarak r dari pusat bola adalah:
𝑟
𝑉𝐵 = - ∫∞ 𝐸𝑟 𝑑𝑟

𝑄 𝑟 1
= - ∫∞ 𝑟 2 dr
4𝜋∈𝑜

1 𝑄
𝑉𝐵 = (untuk r > R)
4𝜋∈𝑜 𝑟
Perhatikan bahwa hasil tersebut identik potensial listrik yang dihasilkan oleh sebuah
muatan titik Q yang diletakkan di pusat bola. Selanjutnya mengingat bawa potensial listrik
kontinu pada r=R, maka potensial di sembarang titik C pada permukaan bola adalah:
1 𝑄
𝑉𝑐 =
4𝜋∈𝑜 𝑟

b. Pada contoh 1.8 telah diperoleh bahwa kuat medan listrik di dalam bola yag bermuatan
1 𝑄𝑟
serba sama adalah: E= r (untuk r < R )
4𝜋∈𝑜 𝑅 3

Dengan menggunakkan persamaan 2.4,beda potensial antara suatu titik di dalam


bola (D) terhadap permukaan bola (C) adalah:
𝑟
𝑉𝐷 − 𝑉𝐶 = − ∫𝑅 𝐸 . 𝑑𝑠
𝑟
= − ∫𝑅 𝐸𝑟 . 𝑑𝑟

𝑄 𝑟
= ∫𝑅 𝑟 . 𝑑𝑟
4𝜋∈𝑜𝑅 3

𝑄 1
= (𝑅 2 − 𝑟 2 )
4𝜋∈𝑜 2𝑅 3

Dengan menggunakan hasil yang diperoleh pada jawaban

(a), yaitu:
1 𝑄
𝑉𝐶 = ,
4𝜋∈𝑜 𝑅

1 𝑄 𝑟2
Maka: 𝑉𝐷 = [3- ] (untuk r < R)
4𝜋∈𝑜 2𝑅 𝑅2

Terlihat bahwa hasil terakir yang diperoleh sesuai dengan jawaban (a) untuk r=R

c. Sketsa grafik
v
1 3𝑄
𝑉0 = .
4𝜋∈𝑜 2𝑅

1 𝑄 𝑟2
𝑉𝐷 𝑉𝐷 = {3- }
4𝜋∈𝑜 2𝑅 𝑅2

𝑄
2/3 𝑉0 ------ 𝑉𝐵 =
4𝜋∈𝑜 𝑟

Gambar 2.9 Sketsa grafik 𝑉(𝑟)


Pada contoh 2.2 dan 2.3 telah ditunjukkan sepintas cara menghitung kuat medan
listrik E melalui potensial listrik V yang telah diperoleh atau dihitung sebelumnya.

Pada uraian berikut,hal telah dijelaskan dengan rinci. Persamaan 2.4 menunjukan
hubungan antara besaran E dan V. Bila kedua ruas persamaan 2.4 dideferensialkan,diperoleh:

dV= -E . ds (2.21)

Dalam koordinat Cartesian, ruas kiri dan kanan persamaan 2.21 dapat dituliskan
sebagai berikut:
𝛿𝑉 𝛿𝑉 𝛿𝑉
dV = 𝑑𝑥 + 𝛿𝑉 𝑑𝑦 + 𝛿𝑉 𝑑𝑧 (2. 22)
𝛿𝑉

E. ds = (Ex i+ Ey i+ Ez k ) . ( dx i + dy j + dz k )

= Ex dx + Ey dy + Ez dz (2.23)

Dari ketiga persamaan diatas diperoleh kesimpulan :


𝛿𝑉 𝛿𝑉 𝛿𝑉
Ex= - 𝛿𝑥 ; Ey = - 𝛿𝑦 ; Ez= - 𝛿𝑧 (2.24)

Jika kuat medan listrik hanya mempunyai sebuah komponen, misalnya E= Ex i,


maka besar kuat medan listrik tersebut dapat dihitung melalui V dengan menggunakan
persamaan 2.24

Untuk muatan yang terdistribusi dengan simetri bola, maksudnya rapat muatan di
suatu titik hanya bergantung pada jarak titik tersebut ke pusat bola (r), maka kuat medan
listrik berarah radial. Dalam hal ini E= Ex. I sehingga persamaan 2.21 dapat dituliskan
sebagai
𝑑𝑉
dV= - Er dr atau Er = - ( 2.25)
𝑑𝑟

Dari persamaan diatas terlihat bahwa perubahan potensial terjadi hanya dalam arah
radial dan tidak terjadi pada arah tegak lurus teradap r. Hal ini sesuai dengan pengertian
nahwa permukaan ekipotensial tegak lurus terhadap garis gaya seperti terlihat pada gambar
2.10a dan gambar 2.10b. sketsa permukaaan ekipotensial yang dihasilkan oleh suatu dipol
listrik diperlihatkan pada gambar 2.10c

Gambar 2.10 permukaan ekipotensial


Contoh 2.5 :

Diketahui bahwa potensial listrik di suatu daerah yang dipengaruhi oleh muatan yang
terdistribusi dapat dinyatakan sebagai V= 3𝑥 2 y + 𝑦 2 + yz. Tentukan medan listrik di daerah
tersebut.

Penyelesaian

Komponen-komponen kuat medan listrik di daerah yang diminta dapat dihitung dngan
menggunakan persamaan 2.24:
𝛿𝑉 𝛿
Ex= - = − 𝛿𝑥 (3𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑦𝑧)
𝛿𝑥

𝛿𝑉
= - (3𝑥 2 𝑦 ) = - 6xy
𝛿𝑥

𝛿𝑉 𝛿
Ey = - = − 𝛿𝑦 (3𝑥 2 𝑦 + 𝑦 2 + 𝑦𝑧)
𝛿𝑥

= - 3𝑥 2 + 2𝑦 + 𝑧)
𝛿𝑉 𝛿
Ex = - = − 𝛿𝑦 (3𝑥 2 𝑦 + 𝑦 2 + 𝑦𝑧)
𝛿𝑥

𝛿𝑉
=- (yz) = - y
𝛿𝑥

Contoh 2.6

Gunakan fungsi potensial yang dihasilkan oleh suatu muatan titik untuk menghitung kuat
medan listrik di suatu titik yang berjarak r dari muatan tersebut.

Penyelesaian

Potensial listrik di suatu titik yang berjarak r dari muatan titik q adalah :
1 𝑄
V= ,
4𝜋∈𝑜 𝑅

Terlihat bahwa V hanya berganting pada r saja, berarti mempunyai simetri bola,
sehingga besar kuat medan listrik dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.25

𝑑𝑉 𝑞 𝑑 1
Er= - 𝑑𝑟 = - ( )
4𝜋∈𝑜 𝑑𝑟 𝑟
𝑞 𝑞
Er = atau = r
4𝜋∈𝑜𝑟 2 4𝜋∈𝑜𝑟 2

Perhatikan bahwa hasil tersebut sesuai dengan hasil yang dihitung dengan
menggunakan Hukum Gauss.
Contoh 2.7:

Suatu dipol listrik terdiri atas dua muatan titik yang sama besar tapi tak sejenis dan terpisah
pada jarak 2a seperti pada gambar 2.11. Hitung potensial listrik dan kuat medan listrik di titik
P yang terletak pada jarak x dan pusat dipol, dengan x >> a.

Penyekesaian: y

a a p

-q q

Gambar 2.11 Suatu dipol listrik yang terletak pada sumbu x

Potensial listrik di titik P:


1 𝑞 𝑞
V= [ − ]
4𝜋∈𝑜 𝑥−𝑎 𝑥+𝑎

2 𝑞𝑎
=
4𝜋∈𝑜 (𝑥 2 −𝑎2 )

2 𝑞𝑎
Untuk x >> a, maka V =
4𝜋∈𝑜 𝑥 2

Kuat medan listrik E di titk P hanya dalam arah sumbu X saja, sehingga :

𝑑𝑣 4 𝑞𝑎
E= Ex = - 𝑑𝑥 =
4𝜋∈𝑜 𝑥 3

Selanjutnya akan diuraikan potensial listrik suatu konduktor bermuatan.

Pada subpokok bahasan 1.5 ( konduktor dalam ksetimbangan elektrostatik) telah


diuraikan bahwa jika suatu konduktor bermuatan berada pada kestimbangan elektrostatik,
maka:

1. Muatan totalnya berada pada permukaan luar konduktor;


2. Kuat medan listrik dalam muatan adalah nol;
3. Kuat medan listrik tepat pada permukaan konduktor tegak lurus permukaan
konduktor
Pada bagian ini akan ditunjukan sifat yang keempat,yaitu setiap titik pada konduktor
bermuatan yang dalam kesetimbangan elektrostatik mempunyai potensial sama.

Perhatikan dua titik sembarang A dan B pada permukaan konduktor bermuatan (


gambar 2.12). sepanjang lintasan pada permukaan konduktor yang menghubungkan kedua
titik tersebut kuat medan listrik E tegak lurus perpindahan ds, sehingga E. ds = 0

Gambar 2.12 Suatu konduktor bermuatan dengan bentuk sembarang kuat medan di dalam
konduktor yang dalam kesetimbangan elektrostatik sama dengan nol, dan tepat di luar
konduktor arahnya tegak lurus permukaan

Dengan persamaan 2.4, benda potensial listrik antara A dan B adalah :

𝐵
𝑉𝐵 − 𝑉𝐴 = - ∫𝐴 𝐸 . ds = 0
Hal ini berlaku untuk setiap dua titik pada permukaan konduktor,sehingga
disimpulkan bahwa potensial listri V berharga konstan pada seluruh permukaan konduktor.
Dengan kata lain, permukaan bermuatan yang dalam kesetimbangan selalu merupakan
permukaan ekipotensial.

Hal ini berarti tidak diperlukan kerja untuk memindahkan muatan uji dari bagian
dalam ke permukaan konduktor.

Perhatikan bawa di dalam konduktor potensial liistrik tidak sama dengan nol,
meskipun kuat medan listriknya= nol. Contoh, perhatikan bola logam pejal berjari R dan
bermuatan positif Q (Gambar 2.13a). Kuat medan listrik di luar bola :
1 𝑄
E= r
4𝜋∈𝑜 𝑟 2

Dengan menggunakan persamaan 2.4, dapat ditunjukkan bahwa potensial listrik di


1 𝑄 1 𝑄
luar bola adalah 4𝜋∈𝑜 𝑟 , dan potensial listrik di dalam dan pada permukaan bola 4𝜋∈𝑜 𝑅 ,
relatif terhadap tempat di tak berhingga
Gambar 2.13b menunjukkan grafik potensial listrik V sbagai fungsi r, dan gambar
2.13c grafik kuat medan listrik E sebagai fungsi r.

a. +

+ +

v
1 𝑄 1 𝑄
b. 4𝜋∈𝑜 𝑅 4𝜋∈𝑜 𝑟

1 𝑄
c. E
4𝜋∈𝑜 𝑟 2

R r

Gambar 2.13 Sketsa grafik V (r) dan E (r) yang dihasilkan oleh bola logam berjari-jari R dan
bermuatan +Q

Bila konduktor tidak berbentuk bola (seperti gambar 2.12), maka rapat muatan
permukaan (𝛿 ) berharga besar pada bagian-bagian yang jari-jari
kelengkungannya kecil dan sbaliknya. Karena kuat medan listrik E tepat pada
permukaan kmonduktor berbanding lurus dengan 𝛿 , maka kuat medan listrik E
pada tempat-tempat dengan jari kelengkungan kecil bergarga sangat besar.
Gambar 2.14 menunjukan garis-garis gaya listrik di sekitar dua konduktor bola.
Bola pertama bermuatan Q dan bola kedua tidak bermuatan. Dalam hal ini, rapat
muatan permukaan tidak serba sama pada kedua bola. Bola di sebelah kanan
dengan muatan nol, mempunyai muatan terinduksi negatif pada bagian yang
menghadap bola bermuatan, dan muatan induksi positif pada sisi yang
berlawanan. Garis-garis putus menggambarkan permukaan ekipotensial. Garis-
garis gaya listrik tegak lurus permukaan konduktor dan bola dan juga tegak
lurus pada permukaan-permukaan ekipotensial.
Contoh 2.8 :

Dua bola konduktor berjari-jari r1 dan r2 terpisah pada suatu jarak yang jauh lebih besar
daripada jari-jari kedua bola. Kedua bola dihubungkan dengan kawat
penghantar seperti terlihat pada gambar 2.15. jika dalam kesetimbangan
elektrostatik muatan masing-masing bola tersbut 𝑞1 dan 𝑞2 , tentukan
perbandingan besar kuat medan listrik pada permukaan kedua bola.

𝑞1

𝑞2

Gambar 2.15 Dua bola konduktor yang teroisah jau dan dalam kesetimbangan elektrostatik

Penyelesaian:

Kedua bola dihubungkan dengan kawat penghantar, maka pada kesetimbangan elektrostatik
keduanya mempunyai potensial listrik sama.
𝑞1 𝑞2 𝑞1 𝑟1
V= = dari persamaan ini diperoleh =
4𝜋∈𝑜𝑟1 4𝜋∈𝑜𝑟2 𝑞2 𝑟2

Kedua bola terpisah pada jarak yang jauh )dibandingkan jari-jarinya) sehingga ,uatan
kedua bola dianggap tersebar secara merata pada permukaan bola, dan kuat medan listrik
pada permukaan masing-masing bola adalah:
1 𝑞1 1 𝑞2
𝐸1 = dan 𝐸2 =
4𝜋∈𝑜 𝑟2 4𝜋∈𝑜 𝑟2
2 2

Dengan menggunakan hasil-hasil yang diperoleh tersebut, maka:


𝐸1 𝑟2
=
𝐸2 𝑟1

II.2 kapasitansi
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai kapasitor, yaitu suatu alat yang dapat menyimpan
muatan. Kapasitor banyak digunakan dalam berbagai rangkaian listrik, misalnya: untuk
memilih atau mengatur frekuensi pada alat penerima (radio), sebagai filter dalam alat
catudaya, untuk menghilangkan loncatan bunga api listrik dalam sistem pembakaran
otomobil dan lain-lain.

Pada prinsipnya kapasitor terdiri dari dua konduktor dengan muatan sama besar tetapi
tak sejenis. Kemampuan kapasitor untuk menyimpan muatan diukur dengan besaran yang
disebut kapasitans. Besarnya kapasitans suatu kapasitor bergantung pada bentuk geometrinya
dan bahan yang menimbulkan kedua konduktor yang dinamakan dielektrik.

II.2 kapasitansi
Gambar 2.16 memperhatikann dua konduktor (selanjutnya tanpa memperhatikan bentuk
geometrinya, konduktor tersebut akan dinamakan plat) dengan beda potensial V dan muatan
yang ama tetapi tidak sejenis. Hal ini dilakukan dengan menghubungkan kedua konduktor
dengan kutub-kutub sebuah baterai. Kombinasi konduktor bermuatan seperti itu merupakan
suatu alat yang disebut kapasitor.

Gambar 2.16 kapasitor yag terdiri dari dua konduktor dngan muatan sama besar tetapi
berlawanan tanda

Pada uraian selanjutnya muatan positif salah satu konduktor akan disebut muatan
kapasitor dan beda potensual antara kedua konduktor akan disebut beda potensial kapasitor.
Besar beda potensial V berbanding lurus dengan muatan kapasitor Q, atau dengan kata lain
hasil bagi muatan dan beda potensial suatu kapasitor berharga konstan. Hasil bagi tersebut
selanjutnya didefinisikan sebagai kapasitans C. Secara matematis dituliskan :
𝑄
C= (2.26)
𝑉

Perhatikan bahwa kapasitans C selalu merupakan besaran positif sehingga Q dan V


pada persamaan 2.26 selalu diambil harga positifnya. Dengan bertambahnya muatan Q, akan
bertambah juga beda potensialnya, namun hasil bagi Q/V selalu berharga konstan. Kapasitans
mempunyai satuan SI coulomb per volt (c/v) yang disebut farad (F). Dengan demikian :

1 F = 1 c/v

Dalam praktek, farad merupakan satuan yang sangat besar sehingga sering digunakan satuan
mikro farad (𝜇F) dan piko farad (pF) dengan :

1 𝜇F = 10−6 F dan 1 pF = 10−12 F

Pada uraian berikut akan terlihat bahwa kapasitans suatu kapasitor bergantung pada
susunan geometri dari kapasitor. Perhatikan suatu konduktor bola yang terisolasi dengan jari-
jari R dan bermuatan Q (konduktor bola ini dapat dianggap sebagai suatu kapasitor dengan
menganggap konduktor kedua suatu kulit bola yang konsentris dengan jari-jari tak
berhingga).
1 𝑄
Potensial bola adalah V= , sehingga kapasitans konduktor adalah:
4𝜋∈𝑜 𝑅

𝑄 𝑄
C= = 𝑄 = 4𝜋 ∈ 𝑜 𝑅 (2.27)
𝑉 4𝜋∈𝑜
𝑅

Persamaan 2.27 menunjukkan bahwa kapasitans konduktor bola bermuatan yang


terisolasi berbanding lurus dengan jari-jarinya dan tidak bergantung pada muatan maupun
potensialnya. Hal ini mengukuhkan pengamatan eksperimen bahwa C suatu tetapan, dan
muatan Q sebanding dengan potensial V.

Berikut ini akan diuraikan tiga bentuk kapasitor yang sering dijumpai yaitu : kapasitor
plat sejajar, kapasitor silinder koaksial, dan kapasitor bola konsentris. Dalam contoh-contoh
tersebut diandaikan bahwa ruang di antara konduktor penyusun kapasitor merupakan ruang
hampa.

A. kapasitor Plat Sejajar


Gambar 2.17 menunjukkan dua plat sejajar yang masing-masing luasnya A dan terpisah pada
jarak d. Plat pertama bermuatan +Q dan yang lainnya –Q. Muatan per satuan luas:

Anda mungkin juga menyukai