Anda di halaman 1dari 5

Percobaan franck hertz

Pada percobaannya, James Franck dan Gustav Heinrich Hertz menembaki uap merkuri (Hg) dengan
elektron yang energinya diketahui. Skema percobaan yang dilakukan oleh franck dan hertz dapat dilihat
pada gambar dibawah ini . Beda tegangan Vo dipasang diantara kisi G1 dan G2 sehingga tiap elektron
yang mempunyai energi lebih besar dari harga minimum tertentu memberi kontribusi pada arus Ia juga
membesar.

Gambar 1. Rangkaian percobaan Franck -Hertz

Dalam tabung, tekanan udara relatif lebih rendah dibandingkan dengan tekanan udara pada
laboratorium sehingga elektron didalam tabung dapat menumbuk atom Hg tanpa kehilangan energi.
Dengan kata lain, tumbukan pada tabung bersifat elastik sempurna. Satu – satunya mekanisme agar
elektron kehilangan energinya setelah tumbukan ialah besar energi penumbuk telah mencapai harga
tertentu menyebabkan atom Hg melakukan transisi keluar dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi.
Sehingga berdasarkan percobaan Franck – Hertz lakukan, saat energi elektron telah mencapai hingga
melampaui harga A eV, elektron akan menumbuk Hg secara inelastik sehingga energinya diserap
oleh atom Hg (yang kini telah berada didalam keadaan tereksitasi) tersebut dengan besar energi yang
sama, dan elektron penumbuk yang terpantul dengan energi yang sangat kecil. Dengan kata lain,
pada saat energi telah melampaui A eV maka arus pada keping akan menurun. Lalu, seiring
pembesaran harga tegangan pemercepat arus pada keping akan kembali membesar dan menurun
kembali seperti pada peristiwa diatas yaitu pada saat energi 2A eV dan 3A eV. Penjelasannya: Saat
tegangan pemercepat V kembali dinaikan hingga 2A Volt, maka elektron akan kembali menumbuk
atom secara inelastik sehingga mengakibatkan atom kembali tereksitasi. Sehingga, elektron hasil
tumbukan tersebut kembali kehilangan energi sebesar A eV. Dan, Saat V mencapai 3A Volt maupun
kelipatan A Volt lainnya, mekanisme serupa akan kembali terjadi.

Hasil energi kritis sebesar A eV ini juga ternyata mengemisikan atom sehingga menimbulkan
spektrum UV atau foton dengan panjang gelombang sebesar B nm, yang juga muncul saat energi
kritis sebesar A, 2A, dan 3A . Jarak antara dua puncak berdekatan merupakan besarnya tegangan
eksitasi atom (Ve). Energi eksitasi atom merupakan perkalian antara muatan listrik elektron dengan
tegangan eksitasi yaitu :

𝐸𝑒 = 𝑒 𝑉𝑒

Energi ini digunakan untuk bereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi dan kemudian
tereksitasi kembali dengan memancarkan foton yang memiliki panjang gelombang λ sehingga :

ℎ𝑐
𝜆=
𝑒𝑉𝑒

Eksperimen ini kemudian menjadi bukti dari teori model atom bohr yang menerangkan bahwa
elektron harus memiliki energi minimum tertentu untuk dapat melakukan tumbukan inelastik dengan
atom dan energi minimum tersebut dapat diartikan sebagai energi dari sebuah keadaan eksitasi pada
atom. Sebuah atom dapat mengeksitasi ke tingkat energi di atas tingkat energi dasar yang
menyebabkan atom tersebut memancarkan radiasi melalui dua cara. Salah satunya adalah tumbukan
dengan partikel lain. Pada saat tumbukan, sebagian dari energi kinetik pada partikel akan diserap
oleh atom. Atom yang tereksitasi dengan cara ini akan kembali ke tingkat dasar dalam waktu rata-
rata 10-8 sekon dengan memancarkan satu foton atau lebih.
Elektron yang dipancarkan oleh pemanasan (F) pada katoda (k) akan dipercepat oleh
tegangan kisi (Vg), sehingga energi kinetiknya bertambah besar. Pada tegangan kisi tertentu, energi
kinetik elektron dapat mengeksitasi atom Neon, dan elektron akan kehilangan tenaga sebesar tenaga
eksitasi atom Neon. Elektron ini tidak akan mampu lagi mencapai anoda jika tenaga sisanya kurang
dari tenaga penghalang (Vp), sehingga terjadi pemerosotan arus anoda (Ia). Bila tegangan kisi
dinaikkan lagi lebih lanjut, maka arus anoda akan naik lagi, tetapi kemudian merosot lagi bila
tegangan kisi sama dengan kelipatan bulat tegangan eksitasi (Ve). Hal ini terjadi karena elektron
sebelum sampai di kisi telah beberapa kali mengeksitasi atom Neon dan akan mengeksitasi lagi di
daerah dekat kisi, sehingga tidak mencapai anoda.
Dengan demikian grafik arus anoda (Ia) sebagai fungsi tegangan kisi (Vg) akan
memperlihatkan puncak-puncak dan lembah-lembah seperti pada gambar 2. Jarak antara dua puncak
berdekatan merupakan besarnya tegangan eksitasi atom (Ve) tersebut.
Asas Persesuaian

Pada model atom bohr memungkinkan untuk menghitung panang gelombang berbagai
transisi dalam atom hidrogen yang kesesuaiannya dengan panjang gelombang yang
diamati dalam beraneka spektrum pancar dan serap sangatlah mengesankan. Namun bohr
harus terpaksa mengajukan dua postulat yang merupakan suatu keloncatan radikal dari
fisika klasik. Terutama pada postulat yang mengakatan bahwa sebuah elektron dalam
model atom bohr yang mengalami percepatan sewaktu beredar dalam garis edar
lingkaran tidak meradiasikan energi elektromagnetik. Ini melanggar hukum fisika klasik
yang mengatakan bahwa sebuah partikel bermuatan meradiasikan energi elektromagnet
bila mengalami percepatan.teori relativistik memberi pernyataan energi kinetik dalam K
= E–E0 , sedangkan fisika klasik memberi bentuk K = ½ mv2 , jika diperhatikan, E-E0
tersederhanakan menjadi ½ mv2 apabila v << c. Sehingga kedua pernyataan ini tidaklah
terlalu berbeda. Elektron yang dipercepat bukanlah persoalan fisika atom sebagai suatu
hal khusus dari fisika klasik, melainkan elektron yang dipercepat meradiaskian energi
elektromagnet atau tidak, Bohr mengajukan asas persesuaian yang mengatakan bahwa
hukum fisika klasik hanya berlaku pada ranah klasik, sedangkan hukum fisika kuantum
berlaku pada ranah atom, dimana pada ranah ini kedua ranah bertumpang tindih yang
memberikan hasil yang sama. Asas ini dapat terapkan pada atom bohr. Menurut fisika klasik, sebuah
partikel bermuatan elektrik yang bergerak sepanjang sebuah lingkaran meradiasikan gelombang
elektromagnet dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi gerak melingkarnya. Untuk gerak edar
elektron dalam atom periode gerak melingkarnya adlaah jarak tempuh satu
gerak edar, 2πr, dibagi dengan laju edarya dengan K sebagai energi kinetik sehingga T
menjadi :

2𝜋𝑟 𝜋𝑟√2𝑚√8𝜋𝑒0 𝑟
𝑇= =
𝑒
√2𝐾
𝑚

Karena frekuensi v adalah kebalikan periode, maka :

1 𝑒
𝑉= =
𝑇 √16𝜋 3 𝑒0 𝑚𝑟 3

Dengan menggunakan pernyataan sebelumya bagi jari-jari orbit yang diperkenankan


diperoleh:

𝑚𝑒 4 1
𝑉=
32𝜋 𝜀0 ђ 𝑛3
3 2 3

Sebuah elektron klasik yang bergerak dalam orbit lingkaran berjari-jari rn, akan
meradiasikan gelombang elektromagnet dengan frekuensi vn. Jika jari-jari atom Bohr diperbesar, maka
atom Bohr menjadi sangat besar mulai dari objek berukuran kuantum (10-10m) hingga ke ukuran
laboratorium (10-3m) dapatlah diharapkan bahwa atom berperilaku secara klasik. Karena berjari-jari
bertambah dengan penambahan n seperti n2, diharapkan bahwa untuk n pada rentang 103 – 104 atom
berperilaku secara klasik. Apabila elektron menloncat turun dari orbit n ke orbit n-1. Frekuensinya adalah

𝑚𝑒 4 1 1
𝑉=
64𝜋 𝜀0 ђ (𝑛 − 1) 𝑛2
3 2 3 2

𝑚𝑒 4 2𝑛 − 1
64𝜋 𝜀0 ђ 𝑛 (𝑛 − 1)2
3 2 3 2

Jika n besar sekali, dapat hampiri n-1 dengan n dan 2n-1 dengan 2n, yang memberikan

𝑚𝑒 4 2𝑛
𝑉=
64𝜋 𝜀0 ђ 𝑛4
3 2 3

𝑚𝑒 4 1
𝑉=
32𝜋 𝜀0 ђ 𝑛3
3 2 3

Ini identik dengan persamaan sebelumnya bagi frekuensi klasik. Elektron klasik berspiral
secara mulus menuju inti atom. Sambil meradiasi dengan frekuensi yang diberikan oleh
persamaan diatas. Sedangkan elektron kuantum meloncat dari orbit n ke orbit (n-1) dan
kemudian orbit (n-2) dan seterusnya. Meradiasi dengan frekuensi yang diberikan oleh
pernyataan yang sama. Dalam rentang n besarm fisika klasik dan fisika kuantum bertumpang tindih,
pernyataan fisika klasik dan fisika kuantum bagi frekuensi radiasi keduanya identik. Penerapan asas
penyesuaian tidak terbatas untuk atom bohr, asas inijuga penting untuk memahami bagaimana kita
beranjak dari ranah mana berlaku hukum fisika klasik ke ranah dalam
ranah berlaku hukum-hukum fisika kuantum.

Anda mungkin juga menyukai