Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PENGANTAR FISIKA ZAT PADAT

ELEKTRON BEBAS DALAM KRISTAL

Diajukan sebagai salah satu Tugas Mata Kuliah Pengantar Fisika Zat Padat yang diampu oleh
Dr. Nowo Riveli, M.Si., dan disusun oleh :

Fazri Adnand - 140310190019

Tasya - 140310190021

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI FISIKA

2022
1. Model Elektron Bebas Klasik
A. Definisi Elektron Bebas
Kristal tersusun dari kisi dan basis yang merupakan atom baik itu berupa atom
tunggal atau molekul. Setiap jenis atom mengandung elektron-elektron yang mengelilingi
sebuah inti. Dan elektron-elektron tersebut ada yang terikat erat pada ikatan atom-atom
dan dan ada juga yang bebas atau yang dikenal dengan elektron valensi. Elektron
dikatakan bebas karena elektron bebas ini dapat bergerak bebas di seluruh kristal.
Sedangkan elektron yang tidak dapat bergerak dengan bebas dimana elektron tersebut
terikat dalam atom atau ikatan antar atom disebut dengan elektron terikat atau elektron
domestik. Adanya elektron bebas pada sebuah kristal merupakan salah satu faktor yang
harus dipertimbangkan pada perhitungan kapasitas panas suatu zat padat. Teori-teori
mengenai kapasitas panas yang telah dibahas pada bab kapasitas panas di beberapa
pertemuan minggu lalu membahas kapasitas panas zat padat yang tergolong non logam
dimana elektron-elektron yang menyusun atom-atomnya tergolong ke dalam elektron
terikat domestik. Untuk golongan zat padat yang digolongkan sebagai logam, teori
perhitungan kapasitas panasnya harus dirumuskan kembali dengan mempertimbangkan
keberadaan elektron bebas tersebut. Adanya elektron bebas akan mempengaruhi sifat dari
suatu kristal. Keberadaan elektron bebas tersebut ditinjau berdasarkan teori klasik dan
teori kuantum, tinjauan berdasarkan teori klasik disebut elektron bebas klasik sedangkan
berdasarkan teori kuantum disebut elektron bebas terkuantisasi

B. Perumusan Nilai Cv-fonon Klasik


Besar kapasitas panas pada suhu tinggi atau suhu ruang yang diungkapkan oleh
Dulong-Petit, Einstein dan Debye yaitu 𝐶𝑣 = 3𝑅. Persamaan tersebut didapatkan dengan
menggunakan asumsi bahwa getaran kisi dalam suatu kristal memiliki energi termal
tertentu. Paket energi dari getaran kisi yang terkuantisasi disebut fonon. Nilai kapasitas
panas 𝐶𝑣 yang telah dijelaskan oleh Dulong-Petit, Einstein dan Debye belum
memasukkan nilai energi termal yang tersimpan dalam gerak termal elektron bebas. Jadi
𝐶𝑣 tersebut hanya memperhitungkan kehadiran fonon sehingga kapasitas panas logam
dapat dituliskan dengan memperhitungkan kehadiran elektron dan fonon seperti:
𝐶𝑣 = 𝐶𝑣𝑓𝑜𝑛𝑜𝑛 + 𝐶𝑣𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛
C. Perumusan Nilai Cv-elektron Klasik
𝐶𝑣 dari kontribusi fonon di suhu tinggi adalah 𝐶𝑣𝑓𝑜𝑛𝑜𝑛 = 3𝑅. sedangkan untuk 𝐶𝑣
berasal dari kontribusi elektron merupakan energi rata-rata elektron pada suhu T dengan
jumlah elektron valensi yang disumbangkan oleh satu atom pada kristal (𝑍𝑣 ) yang
dituliskan dengan:
3
𝐸 = 𝑍𝑣 𝑁𝐴 𝑘𝐵 𝑇
2
3
𝐸 = 𝑍𝑣 𝑅𝑇
2
Sehingga 𝐶𝑣 dirumuskan dengan
𝑑𝐸
𝐶𝑣𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛 =
𝑑𝑇
3
𝐶𝑣𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛 = 𝑍𝑣 𝑅
2

D. Nilai Cv Model Elektron Bebas Klasik


Nilai 𝐶𝑣 untuk model elektron bebas klasik berasal dari kontribusi fonon dan elektron
yang dituliskan dengan
𝐶𝑣 = 𝐶𝑣𝑓𝑜𝑛𝑜𝑛 + 𝐶𝑣𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛
3
𝐶𝑣 = 3𝑅 + 𝑍𝑣 𝑅
2
3
𝐶𝑣 = (3 + 𝑍𝑣 ) 𝑅
2
Nilai ini menunjukkan bahwa kapasitas panas dari suatu kristal yang memiliki elektron
bebas 50% lebih tinggi dibandingkan dengan kristal yang tidak memiliki elektron bebas.
Pada suhu tinggi maupun suhu ruang, kapasitas panas tidak bernilai satu setengah kali
dari nilai kapasitas panas bahan isolator melainkan nilainya hampir sama dengan 3R.
Artinya kajian kapasitas panas klasik tersebut belum tepat untuk menggambarkan
kontribusi dari elektron bebas terhadap kapasitas panas suatu logam

2. Model Elektron Bebas Terkuantisasi


A. Syarat Batas Born-von Karman

Syarat batas Born–von Karman adalah kondisi batas periodik yang memberlakukan
pembatasan bahwa fungsi gelombang harus periodik pada kisi Bravais tertentu. Syarat
batas Born–von Karman penting dalam fisika keadaan padat untuk menganalisis banyak
fitur kristal, seperti difraksi dan celah pita. Pemodelan potensi kristal sebagai fungsi
periodik dengan kondisi batas Born–von Karman dan memasukkan persamaan
Schrödinger menghasilkan bukti teorema Bloch, yang sangat penting dalam memahami
struktur pita kristal. Syarat batas Born-von Karman dapat dituliskan sebagai berikut

di mana i melewati dimensi kisi Bravais, adalah vektor primitif kisi, dan adalah bilangan
bulat (dengan asumsi kisi memiliki sel N di mana N = 𝑁1 𝑁2 𝑁3 ). Definisi ini dapat
digunakan untuk menunjukkan bahwa

Namun, karena setiap kristal nyata selalu memiliki ukuran yang terbatas, keadaan
elektronik dalam kristal tidak memenuhi syarat batas Born-von Karman. Akibatnya, teori
konvensional keadaan elektronik dalam kristal berdasarkan teorema Bloch memiliki
beberapa kesulitan mendasar.

B. Energi Elektron
Dalam teori kuantum dan prinsip Pauli elektron bebas dengan massa m yang
terjebak dalam barrier dengan panjang L memiliki fungsi gelombang 𝜓𝑛 (𝑥) dengan solusi
dari persamaan Schrodinger 𝐻𝜓 = 𝐸𝜓, dengan mengabaikan energi potensial maka bisa
didapatkan persamaan 𝐻 = 𝑝2 /2𝑚 dengan p adalah momentum elektron bebas.
Persamaan di atas juga dapat direpresentasikan dengan menggunakan operator kuantum
menjadi
ℏ2 𝑑 2 𝜓𝑛
𝐻𝜓𝑛 = − = 𝐸𝑛 𝜓𝑛
2𝑚 𝑑𝑥 2
Dimana 𝐸𝑛 adalah energi orbital elektron. Istilah orbital digunakan untuk
menunjukkan solusi persamaan gelombang untuk sistem hanya satu elektron. Istilah ini
memungkinkan kita untuk membedakan antara keadaan kuantum yang tepat dari
persamaan gelombang sistem N elektron yang berinteraksi dan perkiraan keadaan
kuantum yang kita bangun dengan menetapkan N elektron ke N orbital yang berbeda, di
mana setiap orbital adalah solusi dari gelombang persamaan untuk satu elektron. Model
orbital tepat hanya jika tidak ada interaksi antar elektron. Kondisi batas adalah 𝜓𝑛 (0) =
0; 𝜓𝑛 (𝐿) = 0. Dapat dikatakan fungsi gelombangnya mirip sinus dengan bilangan
integral n dari setengah panjang gelombang antara 0 dan L. Maka dari sana didapatkan
energi 𝐸𝑛 adalah
ℏ2 𝑛𝜋 2
𝐸𝑛 = ( )
2𝑚 𝐿
C. Rapat Keadaan Elektron
Rapat keadaan atau Density of States (DOS) pada dasarnya adalah jumlah keadaan
berbeda pada tingkat energi tertentu yang diizinkan untuk ditempati elektron, yaitu jumlah
keadaan elektron per satuan volume per satuan energi. Sifat massal seperti panas spesifik,
kerentanan paramagnetik, dan fenomena transportasi lain dari padatan konduktif
bergantung pada fungsi ini. Perhitungan DOS memungkinkan seseorang untuk
menentukan distribusi umum keadaan sebagai fungsi energi dan juga dapat menentukan
jarak antara pita energi di semi-konduktor. Dimana untuk menghitung jumlah total orbital
energi dapat menggunakan persamaan
𝑉 2𝑚𝜖 3/2
𝑁= ( )
3𝜋 2 ℏ2
Dengan menggunakan persamaan tersebut maka rapat keadaan dapat dihitung dengan
persamaan
𝑑𝑁 3𝑁
𝐷(𝜖) = =
𝑑𝜖 2𝜖
Dalam faktor orde satu, jumlah orbital per satuan energi kisaran pada energi Fermi adalah
jumlah total elektron konduksi dibagi oleh energi Fermi.

D. Cv Elektron Bebas Terkuantisasi


Ketika memanaskan spesimen dari nol mutlak, tidak setiap elektron memperoleh energi
𝑘𝐵 𝑇 seperti yang diharapkan secara klasik, tetapi hanya elektron dalam orbital dalam
kisaran energi 𝑘𝐵 𝑇 dari tingkat Fermi tereksitasi secara termal. Ini memberikan solusi
kualitatif langsung untuk masalah panas kapasitas gas elektron konduksi. Jika N adalah
jumlah elektron, hanya sebagian kecil dari orde T/TF yang dapat tereksitasi secara termal
pada suhu T, karena hanya ini yang berada dalam kisaran energi orde 𝑘𝐵 𝑇 di atas distribusi
energi. Masing-masing elektron NT/TF ini memiliki energi termal orde 𝑘𝐵 𝑇. Energi kinetik
termal elektronik total U adalah

Maka kapasitas panas elektron adalah sebagai berikut

3. Perilaku Elektron Dalam Logam

A. Konduktivitas Termal
Elektron bebas yang bergerak sepanjang sebuah bahan yang memiliki panjang L dan luas
penampang A akan memunculkan konsep arus listrik (I). Dalam bahan yang mengalir
arus listrik akan timbul medan listrik E. Arus listik yang mengalir dalam suatu penampang
tersebut memunculkan nilai kerapatan yang dituliskan sebagai 𝐽 = 𝐼/𝐴 Dari konsep ini
didapatkan bahwa pengaruh dari keberadaan elektron bebas terhadap sifat listrik ini
merupakan tahanan jenis listrik atau konduktivitas termal yang terdapat pada bahan
dengan elektron bebas di dalam kristal pembentuknya. Dengan adanya konduktivitas
termal, maka terdapat nilai hambatan dari bahan tersebut yang bergantung pada geometri
bahan tersebut. Dengan demikian Hukum Ohm berlaku untuk memperlihatkan hubungan
antara kerapatan arus listrik dengan medan listrik yang timbul dari persamaan berikut

Yang dimana 𝜎 merupakan besaran yang menunjukan konduktivitas dari bahan yang
berbanding terbalik dengan nilai hambatan yaitu 𝜎 = 1 / rho

B. Kerapatan Arus
Elektron bebas yang bergerak di sepanjang sebuah bahan dengan panjang L dan luas
penampang A akan memunculkan konsep arus listrik (I). Medan listrik E akan muncul
dalam bahan yang dialiri arus listrik. Arus listrik yang mengalir dalam suatu penampang
tersebut memunculkan nilai kerapatan yang dituliskan dengan:
𝐼
𝐽=
𝐴
C. Resistivitas Listrik
Resistivitas listrik berbanding terbalik dengan nilai konduktivitas. Hambatan yang
memunculkan nilai resistivitas disebabkan oleh vibrasi kisi yang menyebabkan tumbukan
antara elektron bebas dengan foton dan juga adanya ketidakmurnian. Sehingga nilai nilai
resistivitas dapat dituliskan dengan
𝜌 = 𝜌𝑓 + 𝜌𝑖

Pada suhu rendah, nilai resistivitas hanya bergantung pada nilai ketidakmurnian bahan

Gambar 2. Grafik Ketergantungan Nilai Resistivitas Terhadap Suhu Untuk Bahan


Logam Dengan Tingkat Ketidakmurnian Tertentu
Resistivitas semakin menurun seiring dengan menurunnya suhu dan ini menunjukkan
kontribusi dari fonon juga menurun. Sedangkan pada suhu 0 K, nilai resistivitas hanya
dipengaruhi oleh kontribusi ketidakmurnian

Anda mungkin juga menyukai