Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum

KI2141 STRUKTUR DAN IKATAN KIMIA


Percobaan 1
Radiasi Benda Hitam

Nama : Ulul Albab

NIM : 10520043

Hari : Minggu, 3 Oktober 2021

Tanggal Laporan : 29 September 2021

LABORATORIUM KIMIA FISIK

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2021

Percobaan 1
Radiasi Benda Hitam

I. Tujuan Percobaan
1.1 menganalisis spektrum hasil fenomena radiasi benda hitam

II. Teori Dasar


Benda hitam merupakan suatu benda yang mampu menyerap seluruh radiasi yang
datang padanya. Benda hitam ini biasa dimodelkan dengan suatu rongga hitam yag
terdapat lubang kecil. Jika terdapat berkas cahaya yang memasuk pada lubang tersebut,
berkas cahaya yang masuk akan dipantulkan berkali-kali pada dinding rongga benda
hitam, tanpa sempat keluar lagi dari lubang tersebut. Hal tersebuat dapat terjadi karena
energi cahaya akan terserap oleh dinding rongga setiap kali terjadi pemantulan.

Semua benda yang memiliki suhu di atas 0 mutlak (-273℃) memancarkan energi dalam
bentuk radiasi elektromagnetik. Radiasi benda hitam merupakan radiasi elektromagnetik
termal yang terjadi di dalam atau disekitar benda yang berada dalam keadaan setimbang
dengan lingkunagnnya atau saat ada proses pelepasan dari benda hitam tersebut. Pada
tahun 1800, astronom William Herschel melakukan sebuah percobaan yang
menghasilkan spektrum cahaya menggunakan prisma dan mengukur suhu pada berbagai
bagian spektrum. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini yaitu terdapat suhu yang
bervariasi di seluaruh bagian spektrum. Hal ini dapat disimpulkan bawha aadanya
keterkaitan antara radiasi termal dengan gelombang cahaya.

Gambar 1.1 hubungan energi terhadap panjang gelombang pada berbagai suhu

Hukum Rayleight-Jeans mencoba mendekati percobaan yang dilakukan oleh William


Herschel dengan menggunakan prisnsip ekipasrtisi dan klasik. didapat persamaannya
sebagai berikut:

ρ(λ, T) = 8πkT
λ4

Kemudian Mark Plank mengusulkan sebuah persamaan dengan memodif persaaman


sebelumnya yaitu dengan memberikan ide, bahwa energi yang diemisikan terkuantisasi.
berikut persamaannya:
ρ(λ, T) = 8πhc
ℎ𝑐
λ5(𝑒λkT − 1)

III. Alat dan Bahan


3.1 Laptop (sudah terinstal piranti lunak spektorskopi)
3.2 Sumber sinar tungsten (W) dari kampu microskrop
3.3 Detaktor
3.4 Serat optik

IV. Cara Kerja


Software SciDAVis dan data spektrum disiapkan. Dalam percobaan ini, data spektrum
yang digunakan ada tiga, yaitu data E490, data gj644 dan data Proxima. Pertama, data
diimport ke software SciDAVis. Kemudian, data diubah satuannya menjadi satuan SI.
Setelah satuan dari data diubah ke satuan SI, data spektrum diplot dengan cara memblok
kolom yang akan diplot, lalu mengklik menu “Plot” yang ada di bagian atas, lalu dipilih
“Scatter atau lines”. Setelah data spektrum diplot, axis dari grafik diatur dengan cara
mengklik menu “Format” yang ada bagian atas, lalu dipilih “Scales…”. Kemudian, axis
dari grafik diatur sedemikian rupa sehingga data spektrum terlihat dengan jelas.
Selanjutnya, dipilih titik yang sekiranya merupakan puncak dari data, lalu panjang
gelombang di titik tersebut dicatat atau bisa langsung mengintegratenya dan pucak dari
data akan muncul otomatis. Kemudian suhu maksimum dihitung menggunakan persamaan
pergeseran Wien dengan menggunakan panjang gelombang yang sudah dicatat.

Setelah grafik sudah siap, dilakukan fitting pada data spektrum yang akan dianalisis dengan
cara mengklik menu “Analysis”, lalu dipilih “Fit Wizard…”. Lalu, di kotak bagian bawah,
diisi dengan persamaan Plack yang sudah ditambahkan faktor pengali a. Faktor pengali a
dan suhu (T) pada persamaan Planck dijadikan sebagai parameter untuk fitting, lalu tombol
“Fit > >” diklik. Setelah itu, pada kotak “Initial guesses”, parameter faktor pengali a
diisikan angka 1 dan suhu (T) diisikan suhu yang sudah dihitung dengan persamaan
pergeseran Wien sebelumya. Data yang akan dilakukan fitting adalah data yang ada di
grafik (tidak semua data mentah dijadikan data untuk fitting). Pada fitting yang pertama,
kotak “constant” untuk parameter suhu (T) diaktifkan. Untuk melakukan fitting, tombol
“Fit” ditekan. Terlihat nilai dari parameter a berubah. Pada fitting kedua, kotak “constant”
dari parameter a diaktifkan dan parameter suhu dinonaktifkan, lalu dilakukan fitting.
Terlihat nilai dari parameter suhu berubah. Nilai suhu yang terlihat dicatat. Selanjutnya,
dilakukan fitting pada data yang sama, tetapi dengan menggunakan persamaan Wien. Suhu
yang muncul pada fitting dengan persamaan Wien dicatat. Lalu, fitting dilakukan pada dua
data yang lain dan suhu dari hasil masing-masing fitting dicatat.

V. Data Pengamatan

Tabel 5.1 Panjang gelombang maksimum benda hitam


Sumber data λ maks (m)
e490_00a_amo 9,174 × 10−7
gj644_dat 1,216 ×10−7
Proxima_ced_cen 9,853 ×10−7

VI. Pengolahan Data


Dalam percobaan ini akan di cari nilai T hasil perhitungan rumus pergeseran wien

λ maks ×T =C

Dimana C merupakan tetepan pergeseran wien sebesar 2,898 ×10−3 mK


Maka hasil perhitungannya sebagai berikut:

Tabel 6.1 panjang gelombang maksimum benda hitam dan Thitung


Sumber file λ maks (m) T hitung ( K)
e490_00a_amo 9,174 × 10 −7
3158,927
gj644_dat 1,216 ×10 −7
473,968
Proxima_ced_cen 9,853 ×10 −7
2941,236

Adapun penentuan fitting benda hitam


Expression untuk model distribusi planck : -a*3.7148e-16/((1-exp(0.014388/(b*x)))*x^5)
Expression untuk model distribusi Wien : -a*3.7148e-16/((-exp(0.014388/(b*x)))*x^5)

Dari hasil plot data awal dengan analisis fit wizard pada aplikasi SciDavis, diperoleh untuk
masing masing data sebagai berikut:

a. e490_00a_amo

Gambar 6.1 perbandingan plot fitting model distribusi Planck dengan data awal
Gambar 6.2 perbandingan plot fitting model distribusi Wien dengan data awal

Gambar 6.3 perbandingan plot fitting model distribusi Planck dan Wien dengan data awal

b. gj644_dat

Gambar 6.4 perbandingan plot fitting model distribusi Planck dengan data awal
Gambar 6.5 perbandingan plot fitting model distribusi Wien dengan data awal

Gambar 6.6 perbandingan plot fitting model distribusi Planck dan Wien dengan data awal

c. Proxima_ced_cen

Gambar 6.7 perbandingan plot fitting model distribusi Planck dengan data awal
Gambar 6.8 perbandingan plot fitting model distribusi Wien dengan data awal

Gambar 6.9 perbandingan plot fitting model distribusi Planck dan Wien dengan data awal

Dari hasil fitting tersebut dapat ditetukan nilai R2 serta Suhu

Sumber file R2 (model planck) R2 (model Wien)


e490_00a_amo 0,9201 0,9211
gj644_dat 0,93761 0,9413
Proxima_ced_cen 0,90676 0,9123

Sumber file T (model planck) T (model Wien)


e490_00a_amo 5320,87 5320,37
gj644_dat 2936,58 2935,44
Proxima_ced_cen 2468,96 2451,01

VII. Diskusi dan Pembahasan


VIII. Kesimpulan

IX. Daftar Pustaka


Atkins, P. and Paula, J. D. 2011.”Atkins Physical Chemistry 9th Edition. Oxford:
Oxford University Press.
http://astronomy.swin.edu.au/cosmos/B/Blackbody+Radiation diakses pada tanggal 25
September 2021
https://blackbodyradiation.weebly.com/history.html diakses pada tanggal 25
September 2021

Anda mungkin juga menyukai