Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

“PERCOBAAN KEKEKALAN ENERGI”


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Praktikum Fisika Dasar I
yang dibimbing oleh Dr. Nasikhudin, S.Pd. M.Sc

Disusun oleh :
Savira Aina Melati
190322623690

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI S1 FISIKA
SEPTEMBER 2019
PERCOBAAN KEKEKALAN ENERGI

A. Tujuan
Tujuan melakukan percobaan kekekalan energi ini adalah mampu
menjelaskan pengertian dari energi potensial gravitasi. Selanjutnya dapat
mendefinisikan pengertian energi kinetik maupun pengertian energi mekanik.
Dapat mengetahui besar energi mekanik pada ketinggian yang memiliki
kecepatan berbeda-beda. Dari percobaan ini diharapkan mampu membuktikan
bahwa energi mekanik pada benda itu tetap. Dan yang terakhir, dapat
menerapkan teori yang digunakan yaitu teori ralat rambat dan teori grafik dengan
benar.

B. Latar Belakang
Sebelum lebih lanjut melakukan percobaan kita harus mengetahui apa arti
dari energi. Kata energi berasal dari bahasa Yunani yang artinya kerja. Sehingga
energi dapat dijabarkan sebagai sesuatu yang sagat penting dalam kehidupan ini.
Di kehidupan ini kita dapat menemukan berbagai energi contohnya energi kalor
yang berupa panas, matahari, listrik dan materi yang kita pelajari yaitu energi
mekanik yang didalamnya terdapat energi kinetik dan energi potensial.
Energi potensial adalah energi yang dapat mempengaruhi benda disebabkan
oleh posisi atau ketinggian benda tersebut. Sedangkan energi kinetik adalah
energi yang dimiliki suatu benda akibat gerakan atau kecepatannya. Kemudian
gabungan dari energi potensial dan energi kinetik adalah energi mekanik yang
merupakan jumlah energi potensial dan energi kinetik.
Emekanik =E potensial + Ekinetik
1
Emekanik =m∙ g ∙ h+ ∙ m∙ v 2
2
C. Alat dan Bahan
Dalam percobaan kekekalan energi, alat dan bahan yang digunakan adalah
statif yang berfungsi untuk tempat dirangkainya set percobaan. Benang yang
berfungsi untuk mengikat bola besi. Silet yang digunakan untuk memotong
benang pada saat bola besi dilemparkan. Kertas HVS folio yang ditempel di meja
dan di bagian atasnya diberi kertas karbon, supaya saat bola besi jatuh akan
memberi tanda pada kertas HVS folio. Untuk mengukur panjang lintasan dan
tinggi, menggunakan mistar millimeter. Bola besi sebagai yang diuji. Kemudian
yang terakhir adalah kertas karbon yangberguna untuk memberikan warna biru
pada kertas HVS folio.

D. Prosedur Percobaan
Langkah pertama yang dilakukan dalam percobaan kekekalan energi adalah
menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan. Saat
meletakkan bola besi pada standar kita harus mengukur tinggi y, yaitu tinggi dari
pusat beban menuju bidang datar karena tinggi yang kita gunakan dalam
percobaan ini selalu sama dari data awal hingga data terakhir. Kemudian
dilanjutkan dengan menyimpangkan bola besi ke titik A atau setinggi h yang
tingginya kita bedakan. Setelah kita menyimpangkan bola besi dengan tinggi h
yang berbeda-beda, kita lanjutkan dengan mengukur tinggi h tersebut dari pusat
beban hingga bidang datar B. Kemudian jangan lupa untuk menaruh silet di
tmpat yang sudah disediakan di standar. Selanjutnya lepaskan bola besi tersebut,
pastikan benang tersebut akan mengenai silet sehingga benang dapat terputus dan
mengenai kertas karbon. Lalu ukurlah jarak s yaitu dari C menuju D atau dapat
dijelaskan dengan dari bawah beban pada saat sebelum disimpangkan menuju
titik yang membekas di kertas HVS folio. Untuk percobaan yang kedua hingga
percobaan kelima lakukan langkah yang sama mulai dari awal hingga akhir,
namun bedakan tinggi h di setiap percobaan.

E. Data Pengamatan
Dalam percobaan kesetimbangan yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai
berikut :

Tinggi y (dihitung dari pusat bola) = 72 Nst neraca = 5 gram


cm 1
∆ m= ∙ nst=0.0025 gram
2
Nst mistar = 0.1 cm
1 Gravitasi = 980 cm/ s2
∆ h= ∙ nst=0.05 cm
2 Massa bola besi = 70 gram

Tabel Hasil Pengamatan :

Energi
Tinggi h Jarak s Energi Potensial K
Ayunan ke Potensial U
(cm) (cm) (mg.dyne cm)
(mg.dyne cm)
1. 4 274400 37.2 329 623
2. 6 411600 44.5 471684.54861
3. 8 548800 49 571904.862
4. 10 686000 51.5 631751.2153
5. 12 823200 52.3 651530.8819
F. Pembahasan
Jika sebuah benda memiliki ketinggian dan dalam posisi diam, benda
tersebut memiliki energi potensial karena energi potensial sama dengan hasil
perkalian antara massa gravitasi dan juga ketinggian. Sedangkan pada saat benda
bergerak hingga akan menyentuh permukaan, benda tersebut memiliki energi
kinetik karena pada saat benda tersebut bergerak dapat menghasilkan kecepatan.
Pada percobaan pertama kekekalan energi, kami mendapatkan energi
potensial di titik A sebesar U 1= (2.74 ±0.69 ) ×10 8 mg ∙ dyne cm dengan ralat
relatif sebesar 2.52% (3AP). Sedangkan energi kinetik yang dihasilkan di titik B
adalah K 1=(3.29 ±0.07)×108 dengan ralat relatif sebesar 2.38% (3AP).
Kemudian pada percobaan kedua kami mendapatkan hasil energi potensial di
titik A sebesar U 2= ( 4.11 ± 0.10 ) × 108 mg∙ dyne cm dengan ralat relatif sebesar
2.44% (3AP) dan menghasilkan energi kinetik di titik B sebesar
K 2=(4.71 ± 0.11)× 108 dengan ralat relatif sebesar 2.38% (3AP). Selanjutnya
pada percobaan ketiga mendapatkan hasil energi potensial di titik A sebesar
U 3= (5.48 ± 0.13 ) ×108 mg dyne cm dengan ralat relatif sebesar 2.41% (3AP) dan

perhitungan energi kinetik di titik B menghasilkan K 3=(5.71 ±0.13) ×108 dengan


ralat relatif sebesar 2.38% (3AP). Untuk percobaan keempat kami mendapatkan
hasil energi potensial di titik A sebesar U 4 =( 6.86 ± 0.16 ) ×108 mg dyne cm dengan
ralat relatif sebesar 2.40% (3AP) sedangkan perhitungan energi kinetik di titik B
menghasilkan k 4=(6.31± 0.15) ×108 dengan ralat relatif sebesar 2.38% (3AP).
Dan yang terakhir percobaan kelima menghasilkan energi potensial di titik A
sebesar U 5= ( 8.23± 0.19 ) ×108 mg dyne cm dengan ralat relatif sebesar 2.39%

(3AP) sedangkan energi kinetik di titik B menghasilkan k 5=(6.61 ± 0.15)×10 8


dengan ralat relatif sebesar 2.38% (3AP).
Pada percobaan pertama kekekalan energi, kami mendapatkan energi
mekanik di titik A sebesar Emekanik 1=274400 mg∙ dyne cm. Sedangkan energi
mekanik yang dihasilkan di titik B adalah Emekanik 1=329623 mg∙ dyne cm.
Kemudian pada percobaan kedua kami mendapatkan hasil energi mekanik di titik
A sebesar Emekanik 2=411600 mg∙ dyne cm dan menghasilkan energi mekanik di
titik B sebesar Emekanik 2=471684.549mg ∙ dyne cm. Selanjutnya pada percobaan
ketiga mendapatkan hasil energi mekanik di titik A sebesar
Emekanik 3=548800 mg∙ dyne cm dan perhitungan energi mekanik di titik B
menghasilkan Emekanik 3=571904.862 mg∙ dyne cm. Untuk percobaan keempat
kami mendapatkan hasil energi mekanik di titik A sebesar
Emekanik 4 =686000 mg∙ dyne cm sedangkan perhitungan energi mekanik di titik B
menghasilkan Emekanik 4 =631760.6645 mg∙ dyne cm . Kemudian yang terakhir
percobaan kelima menghasilkan energi mekanik di titik A sebesar
Emekanik 5=823200 mg ∙ dyne cm sedangkan energi mekanik di titik B menghasilkan
Emekanik 5=651530.880 mg ∙dyne cm.
Jika terjadi kesalahan dalam percobaan, diharapkan lebih menguasai materi
dengan baik, terampil dalam merangkai set alat percobaan, teliti dalam membaca
alat ukur, teliti saat menghitung ralat pada analisis data, dan sabar dalam
melakukan percobaan serta mengerjakan laporan.

G. Kesimpulan
Pada percobaan kekekalan energi kita menggunakan teori ralat dan teori
grafik. Dan percobaan ini membuktikan bahwa energi mekanik sama dengan
penjumlahan antara energi potensial dan energi kinetik. Hasil yang didapatkan
Energi Potensial awal lebih besar dari pada Energi Kinetik akhir karena ketika
akan jatuh terdapat gesekan udara. Serta membuktikan bahwa energi potensial
sama dengan energi kinetik.
Dalam menentukan benar tidaknya hasil pengukuran dalam fisika, kami
menggunakan teori ralat dan juga teori grafik. Karena tidak ada pengukuran yang
menghasilkan hasil yang tepat, sehingga fungsi dari teori ralat dan teori grafik
digunakan untuk mengetahui kisaran kesalahan tersebut.
H. Rujukan
Halliday, dkk. 1960, Fundamentals of Physics. United States: John Wiley and
Sons, Inc.
Serway, Raymond dan Faughn, Jerry. 2006. Physics.United State: Hold,
Rinehart, and Winston.
Serway, Raymond dan Jewett. 2004. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta:
Salemba Teknika.
Tim Praktikum Fisika Dasar I. 2016. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Lampiran

Menghitung Energi Potensial di titik A dan di titik B

1. Energi Potensial di titik A


 Percobaan 1
U 1=m∙ g ∙ h=70∙ 980 ∙ 4=274400 mg∙ dyne cm

2 2

∆ E p= ¿ m∙ g∙ ∙ ∆ h∨¿2 +¿ g∙ h ∙ ∙ ∆ m∨¿2 ¿ ¿
3 3
2 2

∆ E p= ¿ 70∙ 980 ∙ ∙0.05∨¿2 +¿ 980 ∙ 4 ∙ ∙2500∨¿2 ¿ ¿
3 3
∆ E p=√ ¿ 2286.666 667∨¿ 2+¿ 6533333.333∨¿2 ¿ ¿

∆ E p=√ 5228844.46+42.68444444 × 1012

∆ E p=√ 47.91328444 × 1012

∆ E p=6.921942244775 ×106 mg∙ dyne cm


∆ E p=6921942.244775 mg∙ dyne cm
∆ Ep
Ralat relatif = × 100 %
U1
6921942.244775
Ralat relatif = ×100 %
274400000
Ralat relatif =2.5225737044 %
Ralat relatif =2.52 %(3 AP)

Jadi percobaan 1 di energi potensial titik A menghasilkan


U 1= (2.74 ±0.69 ) ×10 8 mg ∙ dyne cm dengan ralat relatif sebesar 2.52% (3AP).

 Percobaan 2
U 2=m∙ g ∙ h=70∙ 980 ∙ 6=41160 0 mg ∙dyne cm

2 2

∆ E p= ¿ m∙ g∙ ∙ ∆ h∨¿2 +¿ g∙ h ∙ ∙ ∆ m∨¿2 ¿ ¿
3 3
2 2

∆ E p= ¿ 7 0 ∙980 ∙ ∙ 0.05∨¿2 +¿ 980 ∙ 6 ∙ ∙ 2500∨¿2 ¿ ¿
3 3
∆ E p=√ ¿ 2286.666 67∨¿ 2+ ¿ 9800000∨¿2 ¿ ¿

∆ E p=√ 5 22884 4.46+ 96.04 ×1012

∆ E p=√ 101.26884 ×1012

∆ E p=10.06324202× 106 mg∙ dyne cm


∆ E p=10063242.02 mg∙ dyne cm
∆ Ep
Ralat relatif = × 100 %
U2
10063242.02
Ralat relatif = × 100 %
411600000
Ralat relatif =2.44490817 %
Ralat relatif =2.44 % (3 AP )

Jadi percobaan 2 di energi potensial titik A menghasilkan


U 2= ( 4.11 ± 0.10 ) × 108 mg∙ dyne cm dengan ralat relatif sebesar 2.44% (3AP).

 Percobaan 3
U 3=m∙ g ∙ h=70∙ 980 ∙ 8=548800 mg dyne cm

2 2

∆ E p= ¿ m∙ g∙ ∙ ∆ h∨¿2 +¿ g∙ h ∙ ∙ ∆ m∨¿2 ¿ ¿
3 3
2 2

∆ E p= ¿ 70∙ 980 ∙ ∙0.05∨¿2 +¿ 980 ∙ 8∙ ∙ 2500∨¿ 2 ¿ ¿
3 3
∆ E p=√ ¿ 2286.666 67∨¿ 2+ ¿13066666.667∨¿2 ¿ ¿

∆ E p=√ 5 22884 4.46+170.7377778 ×1012

∆ E p=√ 175.9666178× 1012


∆ E p=13.26524096276 ×106 mg dyne cm
∆ E p=13265240.96276 mg dyne cm
∆ Ep
Ralat relatif = × 100 %
U3
13265240.96276
Ralat relatif = ×100 %
548800000
Ralat relatif =2.41713574
Ralat relatif =2.41 % (3AP)

Jadi percobaan 3 di energi potensial titik A menghasilkan


U 3= (5.48 ± 0.13 ) ×108 mg∙ dyne cm dengan ralat relatif sebesar 2.41% (3AP).

 Percobaan 4
U 4 =m ∙ g ∙ h=70 ∙ 980 ∙10=686000 mg∙ dyne cm

2 2

∆ E p= ¿ m∙ g∙ ∙ ∆ h∨¿2 +¿ g∙ h ∙ ∙ ∆ m∨¿2 ¿ ¿
3 3
2 2

∆ E p= ¿ 70∙ 980 ∙ ∙0.05∨¿2 +¿ 980 ∙10 ∙ ∙ 2500∨¿2 ¿ ¿
3 3
∆ E p=√ ¿ 2286.666 67∨¿ 2+ ¿16333333.33∨¿2 ¿¿

∆ E p=√ 5 22884 4.46+266.7777777 × 1012

∆ E p=√ 272.0066177 ×1012

∆ E p=16.49262312975× 106 mg∙ dyne cm


∆ E p=16492623.12975 mg∙ dyne cm
∆ Ep
Ralat relatif = × 100 %
U4
16492623.12975
Ralat relatif = × 100 %
686000000
Ralat relatif =2.4041724679 %
Ralat relatif =2.40 % (3AP)
Jadi percobaan 4 di energi potensial titik A menghasilkan
U 4 =( 6.86 ± 0.16 ) ×108 mg∙ dyne cm dengan ralat relatif sebesar 2.40% (3AP).

 Percobaan 5
U 5=m∙ g ∙ h=70∙ 980 ∙ 12=823200 mg∙ dyne cm

2 2

∆ E p= ¿ m∙ g∙ ∙ ∆ h∨¿2 +¿ g∙ h ∙ ∙ ∆ m∨¿2 ¿ ¿
3 3
2 2

∆ E p= ¿ 70∙ 980 ∙ ∙0.05∨¿2 +¿ 980 ∙12 ∙ ∙2500∨¿2 ¿ ¿
3 3
∆ E p=√ ¿ 2286.666 67∨¿ 2+ ¿19600000∨¿2 ¿¿

∆ E p=√ 5 22884 4.46+384.16 × 1012

∆ E p=√ 389.38884 ×1012

∆ E p=19.73293794649× 106 mg∙ dyne cm


∆ E p=19732937.94649 mg∙ dyne cm
∆ Ep
Ralat relatif = × 100 %
U5
19732937.94649
Ralat relatif = × 100 %
823200000
Ralat relatif =2.3971013055 %
Ralat relatif =2.39 % (3AP)

Jadi percobaan 5 di energi potensial titik A menghasilkan


U 5= ( 8.23± 0.19 ) ×108 mg ∙dyne cm dengan ralat relatif sebesar 2.39% (3AP).

2. Energi Potensial di titik B = 0, karena saat bola besi berada di titik B, ketinggian
bola besi sama dengan nol (h=0). Yang jika dijelaskan adalah bola besi tidak
mempunyai ketinggian, sehingga Ep pada saat di titik B sama dengan nol.

Menghitung Energi Kinetik di titik A dan di titik B


1. Energi Kinetik di titik A = 0 untuk semua ayunan, karena ketika berada di titik A

1
bola besi tidak mempunyai kecepatan (v=0). Sehingga Ek = ∙ m∙ v 2 sama
2
dengan nol pada saat disetiap ayunan.

2. Energi Kinetik di titik B


 Percobaan 1
2 g ∙ s2
v1 =
2y
980 ∙(37.2)2
v12=
2 ∙72
v12=9417.8 cm 2 /s2
2 2

∆ v1 =
1 g
2
3 y √|2 1 g s2
∙ ∙∆ s + ∙ 2 ∙∆ y
3 y ||
2
|
∆ v1 =
1 980
2

3 72 √|
∙(0.05)2 +¿ ¿ ¿ |
2 2
∆ v 12=√|0.011342592593| +|4.36009259|
∆ v 12=√ 0.000128654407+19.01047416
∆ v 12=√ 19.0105360704
∆ v 12=4.3601073462
∆ v 12
Ralat relatif = 2 ×100 %
v1
4.3601073462
Ralat relatif = ×100 %
9417.8
Ralat relatif =0.046296453
Ralat relatif =0.0462 % (4AP)

Jadi percobaan 1 dalam perhitungan energi kinetik di titik B menghasilkan


v12= ( 9.417 ±0.004 ) × 103 cm2 /s2 dengan ralat relatif sebesar 0.0462% (4AP).
1
k 1 = ∙ m 1 ∙ v1 2
2

1
k 1= ∙ 70 ∙ 9417.8
2

k 1=3 29623 mg. dyne cm

2 2
∆ Ek 1=
3 √|
1 2 1
||
∙ v 1 ∙ ∆ m + ∙m ∙ ∆ v 12
3 |
2 2
∆ Ek 1=
√| 1
3
1
|| |
∙ 9417.8 ∙ 2500 + ∙70000 ∙ 4.3601073462
3

2 2
∆ Ek 1= √|7848166.67| +|101735.838|

∆ Ek 1= √ 6159.37201 ×1010 +1.03501807 ×1010

∆ Ek 1= √ 6160.40703 ×1010

∆ Ek 1=78.4882604598 ×105

∆ Ek 1=7848826.04598 mg . dyne cm

∆ Ek 1
Ralat relatif = ×100 %
k1
7848826.04598
Ralat relatif = × 100 %
329623
Ralat relatif =2.38115242
Ralat relatif =2.38 %(3 AP)

Jadi percobaan 1 dalam perhitungan energi kinetik di titik B menghasilkan


k 1=( 3.29± 0.07 ) ×10 8 mg . dyne cm dengan ralat relatif sebesar 2.38% (3AP).

 Percobaan 2
2 g ∙ s2
v =
2
2y
980 ∙( 44.5)2
v 22=
2∙ 72
v 22=13476.7014 cm 2 /s2
2 2

∆ v2 =
1 g
2

√| 1 g s2
||
∙ ∙ ∆ s2 + ∙ 2 ∙ ∆ y
3 y 3 y
2
|
∆ v2 =
1 980
2

3 72 √|
∙(0.05)2 +¿ ¿ ¿ |
2 2
∆ v 22=√|0.011342592593| +|6.239213606|
∆ v 22=√ 0.000128654407+38.9277865
∆ v 22=√ 38.9279152
∆ v 22=6.23922393
∆ v 22
Ralat relatif = 2
×100 %
v2
6.23922393
Ralat relatif = ×100 %
13476.7014
Ralat relatif =0.046296453
Ralat relatif =0.0462 % (4AP)

Jadi percobaan 2 dalam perhitungan energi kinetik di titik B menghasilkan


v 22=(13.47 ± 0.006)×10 3 cm2 / s2 dengan ralat relatif sebesar 0.0462% (4AP).

1
k 2= ∙m 1 ∙ v12
2

1
k 2= ∙70 ∙13476.7014
2

k 2=471684 . 549 mg. dyne cm

2 2
∆ Ek 2=
1 2
3 √| 1
||
∙ v1 ∙ ∆ m + ∙m ∙ ∆ v 12
3 |
2 2
∆ Ek 2=
1
3 √| 1
||
∙ 13476.7014 ∙ 2500 + ∙ 70000∙ 6.23922393
3 |
2 2
∆ Ek 2= √|11230584.5| +|145581.892|

∆ Ek 2= √ 12612.6028 ×1010 +2.11940873 ×10 10

∆ Ek 2= √ 12614.7222087 ×1010

∆ Ek 2=112.315280388 × 105

∆ Ek 2=11231528.0388 mg . dyne cm

∆ Ek 2
Ralat relatif = ×100 %
k2
11231528.0388
Ralat relatif = ×100 %
471684 .549
Ralat relatif =2.38115242
Ralat relatif =2.38 %(3 AP)

Jadi percobaan 2 dalam perhitungan energi kinetik di titik B menghasilkan


k 2=( 4.71 ± 0.11 ) × 108 mg. dyne cm dengan ralat relatif sebesar 2.38% (3AP).

 Percobaan 3
2 g ∙ s2
v3 =
2y
2 980 ∙ 492
v3 =
2 ∙72
v32 =16340.1389cm2 / s2
2 2

∆ v3 =21 g
3 y √|2 1 g s2
∙ ∙∆ s + ∙ 2 ∙∆ y
3 y ||
2
|
∆ v3 =21 980

3 72 √|
∙(0.05)2 + ¿¿ ¿ |
2 2
∆ v 32=√|0.011342592593| +|7.56487912|
∆ v 32=√ 0.000128654407+57.227396028
∆ v 32=√ 57.2275246824
∆ v 32=7.5648876186
∆ v 32
Ralat relatif = ×100 %
v 32
7.5648876186
Ralat relatif = ×100 %
16340.1389
Ralat relatif =0.0462963483
Ralat relatif =0.0462 % (4AP)

Jadi percobaan 3 dalam perhitungan energi kinetik di titik B menghasilkan


v32 =(16.34 ± 0.007)× 103 cm2 /s2 dengan ralat relatif sebesar 0.0462% (4AP).

1
k 3= ∙m 1 ∙ v 12
2

1
k 3= ∙70 ∙ 16340.1389
2

k 3=571904 . 862mg . dyne cm

2 2
∆ Ek 3=
√| 1 2
3 || 1
∙ v1 ∙ ∆ m + ∙ m∙ ∆ v 12
3 |
2 2
∆ Ek 3=
1
3 √| 1
||
∙ 16340.1389 ∙2500 + ∙70000 ∙7.5648876186
3 |
2 2
∆ Ek 3= √|13616782.4167| +|176514.044|

∆ Ek 3= √ 18541.6763 ×1010 +3.11572077 × 1010

∆ Ek 3= √ 18544.7920208 ×1010

∆ Ek 3=136.179264284 × 105
∆ Ek 3=13617926.4284 mg. dyne cm

∆ Ek 3
Ralat relatif = ×100 %
k3
13617926.4284
Ralat relatif = ×100 %
571904 . 862
Ralat relatif =2.38115242
Ralat relatif =2.38 %(3 AP)

Jadi percobaan 3 dalam perhitungan energi kinetik di titik B menghasilkan


k 3=( 5.71± 0.13 ) ×108 mg . dyne cm dengan ralat relatif sebesar 2.38% (3AP).

 Percobaan 4
2 g ∙ s2
v4 =
2y
2 980 ∙(51.5)2
v4 =
2 ∙72
v 42=18050.0347 cm2 /s 2
2 2

∆ v4 =21 g
√| 1 g s2
||
∙ ∙ ∆ s2 + ∙ 2 ∙ ∆ y
3 y 3 y |
2

√|
2 2
1 980 1 980∙ ( 51.5 )
∆ v4 =
2

3 72
2
∙(0.05) + ∙
3 ||
722
∙(0.05) |
2 2
∆ v 32=√|0.011342592593| +|9.356497557|
∆ v 42= √0.0001286544+ 69.8310514132
∆ v 42= √69.8310514132
∆ v 42=8.3565052544
∆ v42
Ralat relatif = 2 ×100 %
v4
8.3565052544
Ralat Relatif = ×100 %
18050.0347
Ralat Relatif =0.046296339 %
Ralat Relatif =0.0462 %(4 AP)

Jadi percobaan 4 dalam perhitungan energi kinetik di titik B menghasilkan


v 42=( 18.05 ± 0.008 ) × 103 cm2 / s2 dengan ralat relatif sebesar 0.0462% (4AP).

1
k 4= ∙ m∙ v 42
2

1
k 4= ∙ 70∙ 18050.0347
2

k 4=631760.664 5 mg . dyne cm

2 2
∆ E k 4=
3 √|
1 2 1
||
∙ v 4 ∙ ∆ m + ∙ m∙ ∆ v 42
3 |
2 2
∆ E k 4=
√| 1
3 || 1
∙ 18050.0347 ∙2500 + ∙70000 ∙ 8.3565052544
3 |
2 2
∆ Ek 4 =√|15041695.6| +|194985.122|

∆ E k 4= √22625.2607 ×10 10+3.80191978 ×1010

∆ E k 4= √22629.0626 ×10 10

∆ E k 4=150.429593 ×10 5

∆ E k 4=15042959.3 mg . dyne cm

∆ Ek 4
Ralat relatif = ×100 %
k4
15042959.3
Ralat relatif = ×100 %
631760.664 5
Ralat relatif =2.3811168 %
Ralat relatif =2.38 %(3 AP)
Jadi percobaan 4 dalam perhitungan energi kinetik di titik B menghasilkan
k 4=( 6.31 ± 0.15 ) × 108 mg∙ dynecm dengan ralat relatif sebesar 2.38% (3AP).

 Percobaan 5
2 g ∙ s2
v5 =
2y
980 ∙(52.3)2
v52 =
2 ∙ 72
v52 =18615.1680cm2 / s2
2 2

∆ v5 =21 g
√| 1 g s2
||
∙ ∙ ∆ s2 + ∙ 2 ∙ ∆ y
3 y 3 y |
2

√|
2 2
1 980 1 980 ∙ (52.3 )
∆ v5 =2

3 72
∙(0.05)2 + ∙
3 ||
722
∙(0.05) |
2 2
∆ v 52=√|0.011342592593| +|8.618133359|
∆ v 52=√ 0.0001286544+74.2722225944
∆ v 52=√ 74.2723512488
∆ v 52=8.6181408232
∆ v 52
Ralat relatif = 2 ×100 %
v5
8.6181408232
Ralat Relatif = × 100 %
18615.1650
Ralat Relatif =0.0462963365 %
Ralat Relatif =0.0462 %(4 AP)

Jadi percobaan 5 dalam perhitungan energi kinetik di titik B menghasilkan


v52 =( 18.61± 0.008 ) ×103 cm2 /s 2 dengan ralat relatif sebesar 0.0462% (4AP).

1
k 5= ∙m ∙ v 52
2
1
k 5= ∙70 ∙ 18615.1680
2
k 5=651530 .880 mg . dyne cm
2 2
∆ E k 5=
3 √|
1 2 1
||
∙ v 5 ∙ ∆ m + ∙ m∙ ∆ v 52
3
2
|
2
∆ E k 5=
√| 1
3
1
∙ 18615.1680∙ 2500| +| ∙ 70000∙ 8.6181408232|
3

2 2
∆ Ek 5= √|15512640| +|20108.99525|

10 10
∆ E k 5=√ 24064.1999× 10 + 4.0437169 ×10

∆ E k 5=√ 24068.24362×10 10

∆ E k 5=155.1394328 ×105
∆ E k 5=15513943.28 mg. dyne cm
∆ Ek 5
Ralat relatif = ×100 %
k5
15513943.28
Ralat relatif = ×100 %
651530. 880
Ralat relatif =2.381152414 %
Ralat relatif =2.38 %(3 AP)

Jadi percobaan 5 dalam perhitungan energi kinetik di titik B menghasilkan


k 5=( 6.61± 0.15 ) ×108 mg ∙ dyne cm dengan ralat relatif sebesar 2.38% (3AP).

Menghitung Energi Mekanik

1. Energi Mekanik bola besi di titik A


 Percobaan 1
Emekanik 1=E p 1 + E k1
Emekanik 1=274400+0
Emekanik 1=274400 mg∙ dyne cm
 Percobaan 2
Emekanik 2=E p 2 + E k2
Emekanik 2=411600+0
Emekanik 2=411600 mg∙ dyne cm
 Percobaan 3
Emekanik 3=E p 3 + E k 3
Emekanik 3=548800+0
Emekanik 3=548800 mg∙ dyne cm
 Percobaan 4
Emekanik 4 =E p 4 + E k 4
Emekanik 4 =686000+0
Emekanik 4 =686000 mg∙ dyne cm
 Percobaan 5
Emekanik 5=E p 5 + E k 5
Emekanik 5=82320 0+ 0
Emekanik 5=823200 mg ∙ dyne cm

2. Energi Mekanik bola besi di titik B


 Percobaan 1
Emekanik 1=E p 1 + E k1
Emekanik 1=0+329623
Emekanik 1=329623 mg∙ dyne cm
 Percobaan 2
Emekanik 2=E p 2 + E k2
Emekanik 2=0+ 471684 . 549
Emekanik 2=471684 .549 mg ∙ dyne cm
 Percobaan 3
Emekanik 3=E p 3 + E k 3
Emekanik 3=0+ 571904 .862
Emekanik 3=571904 . 862 mg∙ dyne cm
 Percobaan 4
Emekanik 4 =E p 4 + E k 4
Emekanik 4 =0+631760.664 5
Emekanik 4 =631760.664 5 mg∙ dyne cm
 Percobaan 5
Emekanik 5=E p 5 + E k 5
Emekanik 5=0+ 651530. 880
Emekanik 5=651530 . 880 mg∙ dyne cm

Anda mungkin juga menyukai