Anda di halaman 1dari 37

LEMBAR KERJA

PRAKTIKUM IPA DASAR DI SD


MEKANIKA

NAMA : APRIDA
LUMINGKEWAS NIM859861061
UPBJJ : UT. MANADO

 KEGIATAN PRAKTIKUM 1 : GAYA

A. Judul Percobaan : Gaya Listrik Statis

B. Tujuan : 1. Untuk menunjukkan gejala adanya listrik statis


2. Untuk membuktikan adanya gaya listrik statis dengan menggunakan
rambut kering

C. Alat dan Bahan :


- Sisir plastik
- Rambut seseorang yang agak tebal dan kering
- Potongan-potongan kertas kecil

D. Landasan Teori :
Gesek listrik statis merupakan tarikan atau dorongan yang ditimbulkan oleh benda-
benda yang bermuatan listrik. Muatan listrik ada dua jenis yaitu negatif atau positif.
Kekekalan muatan listrik menyatakan bahwa jika sejumlah muatan listrik dengan
jenis tertentu dihasilkan dalam suatu proses, maka sejumlah listrik bermuatan lawan
jenisnya dihasilkan, sehingga jumlah muatan neto dalam suatu sistem terisolasi
adalah nol.

E. Prosedur Percobaan :
- Isilah lembar kerja sesuai dengan petunjuk
- Sisirlah rambut kering yang agak tebal dengan sisir plastik.
- Kemudian dekatkan sisir plastik itu kepotongan-potongan kertas kecil
- Amati apa yang terjadi?

F. Hasil Pengamatan :

Sisir sebelum digosok rambut : keadaan sobekan kertas diam


Sisir setelah digosok rambut : sobekan kertas bergerak naik ke arah sisir
G. Pembahasan :
Untuk mengetahui adanya gaya listrik statis, maka kita melakukan percobaan dengan
sisir plastik, rambut kering dan agak tebal dan potongan-potongan kertas. Setelah
kita gosokkan atau kita sisir rambut yang agak tebal dengan sisir plastik, kemudian
kita dekatkan dengan potongan-potongan kertas, maka yang terjadi adalah potongan-
potongan kertas akan tertarik kearah sisir plastik tersebut. Hal itu disebabkan karena
sisir plastik sudah mengandung/bermuatan gaya kelistrikan. Adanya gaya kelistrikan
inilah yang membuat benda plastik dapat menarik potongan-potongan kertas atau
benda-benda kecil lainnya. Akan tetapi, tarikan tersebut hanya berlangsung
sementara, hal itu terjadi karena benda plastik menjadi tidak bermuatan listrik.

H. Kesimpulan :
Sisir plastik setelah digunakan untuk menyisir rambut kering, lalu didekatkan pada
potongan kertas-kertas kecil, maka kertas tersebut akan tertarik dan menempel pada
sisir. Hal ini terjadi karena gesekan sisir dengan rambut mampu menghasilkan gaya
listrik statis. Gaya listrik statis inilah yang menyebabkan potongan kertas tertarik dan
menempel pada kertas.

I. Daftar Pustaka :
Ichwan. (2000). Petunjuk Praktikum Konsep Dasar IPA I, Modul 11. Jakarta :
Universitas Terbuka
Resnick, R., Halliday, D., Krane, K.S. (1992). Fisika Dasar I (terjemah silaban).
Jakarta : Erlangga.

J. Kesulitan yang dialami :


Pada kegiatan praktikum 1 ini kami belum mengalami kesulitan dalam melakukakan
pengamatan pada gaya listrik statis

K. Foto/Video Praktikum :
Pada setiap kegiatan praktikum sudah disertakan dengan foto/gambar.
A. Judul Percobaan : Gaya Magnet

B. Tujuan : Untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari biasanya ada pada
benda logam besi

C. Alat dan Bahan :


- Magnet batang
- Jarum jahit
- Aluminium
- Seng
- Seutas benang jahit
- Potongan plastik
- Potongan kertas
- Statis
- Isolasi plastik

D. Landasan Teori :
Maknet tertolong maknet alam mempunyai dua kutub yaitu kutun utara dan kutub
selatan. Maknet bisa menarik benda-benda yang terbuat dari besi, nikel dan kobal.

E. Prosedur Percobaan :
- Isilah lembar kerja sesuai dengan petunjuk
- Dekatkan magnet batang dengan bahan yang tersedia tetapi tidak sampai
bersentuhan seperti gambar
- Amati apa yang terjadi
- Masukan data dalam tabel pengamatan

F. Hasil Pengamatan
: Tabel 4.1
Pengamatan gaya magnet
No. Magnet Bahan Tertarik/tak tertarik
1. Magnet Jarum jahit Tertarik
2. Magnet Aluminium Tidak
3. Magnet Seng Tertarik
4. Magnet Benang jahit Tidak
5. Magnet Plastik Tidak
6. Magnet Kertas Tidak
G. Pembahasan :
Magnet dapat menarik benda lain, beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat dari
yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik yang
sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh materi yang mempunyai
daya tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi
yang mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet.

H. Kesimpulan :
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa hanya
benda-benda yang terbuat dari logam seperti besi atau baja yang dapat ditarik oleh
magnet batang. Sedangkan untuk benda-benda yang berbahan non logam tidak dapat
ditarik oleh magnet.

I. Daftar Pustaka :
Ichwan. (2000). Petunjuk Praktikum Konsep Dasar IPA I, Modul 11. Jakarta :
Universitas Terbuka
Resnick, R., Halliday, D., Krane, K.S. (1992). Fisika Dasar I (terjemah silaban).
Jakarta : Erlangga.

J. Kesulitan yang dialami :


Pada kegiatan praktikum 1 ini kami belum mengalami kesulitan dalam melakukakan
pengamatan pada gaya magnet.

K. Foto/Video Praktikum :
Pada setiap kegiatan praktikum sudah disertakan dengan foto/gambar.
A. Judul Percobaan : Gaya Gesek

B. Tujuan : Gaya gesek menghasilkan panas. Gaya gesek timbul karena kita
menggosokan kedua tanggan sehingga akan menghangatkan badan.

C. Alat dan Bahan :


- Kereta
- Neraca pegas 2 buah
- Balok kayu 5x5x10 cm (atau benda lainnya)

D. Landasan Teori :
Gaya gesek adalah gaya yang melawan gerak suatu benda pada suatu permukaan
relatif satu sama lain, dan gaya ini bersinggungan dengan permukaan. Arah gesekan
searah dengan permukaan bidang sentuh dan berlawanan dengan kecenderungan arah
gerak benda.

E. Prosedur Percobaan :
- Letakkan sebuah balok kayu di atas meja.
- Kaitkan ujung neraca pegas pada balok.
- Tariklah neraca pegas kekanan perlahan-lahan, dan catat penunjukkan pada skala
neraca pegas.
- Tarik terus sampai balok bergerak dan catat berapa gaya yang diperlukan untuk
bergerak.

F. Hasil Pengamatan :
Tabel 4.2
Pengamatan gaya gesek
No. Keadaan balok Penunjukkan neraca pegas (newton)
1. Sebelum bergerak 0
2. Saat akan bergerak 0,3
3. Sesudah bergerak 0,2
G. Pembahasan :
Keadaan balok sebelum bergerak neraca pegas menunjukkan diangka 0 N kemudian
pada saat akan bergerak neraca menunjukkan angka 0,3 N, dan setelah bergerak
neraca menunjukkan angka 0,2. Gaya gesek pada saat benda diam adalah 0, dan gaya
gesek saat akan bergerak lebih besar dibandingkan dengan sesudah bergerak.

H. Kesimpulan :
Gaya gesek pada benda diam adalah 0 dan gaya gesek saat akan bergerak adalah 0,3.
Dari hasil tersebut dapat kita simpulkan bahwa gaya gasek yang bekerja adalah gaya
gesek statis dan gaya gesek kinetis.

I. Daftar Pustaka :
Ichwan. (2000). Petunjuk Praktikum Konsep Dasar IPA I, Modul 11. Jakarta :
Universitas Terbuka
Resnick, R., Halliday, D., Krane, K.S. (1992). Fisika Dasar I (terjemah silaban).
Jakarta : Erlangga.

J. Kesulitan yang dialami :


Pada kegiatan praktikum 1 ini kami belum mengalami kesulitan dalam melakukakan
kegiatan gaya gesek.

K. Foto/Video Praktikum :
Pada setiap kegiatan praktikum sudah disertakan dengan foto/gambar.

Jawaban Pertanyaan

1. Pada kegiatan A, kertas tertarik oleh sisir yang digosokan kerambut karena adanya
pengaruh listrik statis.
2. Benda-benda yang terbuat dari besi, baja, nikel atau kobalt dapat ditarik oleh
magnet.
3. Dalam ilmu fisika terdapat beberapa macam gaya, setiap gaya dapat bekerja
berdasarkan kondisi tertentu. Misalnya gaya jatuh, gaya dorong, gaya tarik. Gaya
terik bekerja pada saat menarik suatu benda.
 KEGIATAN PRAKTIKUM 2 : GERAK

A. Judul Percobaan : Gerak Lurus Beraturan (GLB)

B. Tujuan : Untuk dapat mengetahui gerak lurus beraturan.

C. Alat dan Bahan :


- Katrol gantung tunggal
- Stop watch
- penggaris
- beban gantung 100 gr (2 buah)
- statif dan klem
- benang kasur
- plastisin
- beban tambahan

D. Landasan Teori :
Gerak lurus beraturan adalah gerak benda titik yang membuat lindasan berbentuk
garis lurus sifat bahwa jarak yang ditempuh tiap satu-satuan waktu tetap baik besar
maupun arah. Pada gerak lurus beraturan, rata-rata sama dengan sesaat yang baik
besar maupun arah.

E. Prosedur Percobaan :
- Rakitlah alat dan bahan
- Usahakan agar beban tambahan M tertinggal diring pembatas bila turun dan naik.
- Tandai ketinggian benda tambahan (m) mula-mula sama dengan titik A
- Ukur panjang BC
- Biarkan sistem bergerak turun dan naik. Catat waktu yang diperlukan untuk
bergerak dari B ke C.
- Ulangi percobaan sampai lima kali dengan jarak BC yang berbeda-beda (tinggi A
tetap, B tetap, C berubah).
- Catat datanya

F. Hasil Pengamatan :
Tabel 4.5
Pengamatan GLB

No. Jarak BC s (m) Waktu t (sek)


1. 0,47 0,86
2. 0,42 0,60
3. 0,37 0,48
4. 0,32 0,37
5. 0,27 0,23
G. Jawaban Pertanyaan :

1. 0,47

0,42

0,37

0,32

0,27

0,23 0,37 0,48 0,60 0,86

2. Rumus v =
𝑠 dimana v = kecepatan (m/s)
𝑡
s = jarak (m)
t = waktu (s)

Percobaan :
I v = 0,27 = 1,17 m/s
0,23

II v = 0,32 = 0,85 m/s


0,37

III v = 0,37 = 0,73 m/s


0,48

IV v = 0,42 = 7 m/s
0,60

V v = 0,47 = 0,58 m/s


0,86

H. Pembahasan :
Dengan beban yang sama beratnya, semakin dekat jaraknya, semakin cepat pula
waktu yang perlukan.
I. Kesimpulan :
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang lintasnya berupa garis
lurus dengan kecepatan tetap. Dengan beban yang sama beratnya, makin dekat
jaraknya makin cepat pula waktu yang diperlukan.

J. Daftar Pustaka :
Ichwan. (2000). Petunjuk Praktikum Konsep Dasar IPA I, Modul 11. Jakarta :
Universitas Terbuka
Resnick, R., Halliday, D., Krane, K.S. (1992). Fisika Dasar I (terjemah silaban).
Jakarta : Erlangga.

K. Kesulitan yang dialami :


Pada kegiatan praktikum 2 ini kami belum mengalami kesulitan dalam melakukakan
kegiatan praktikum gerak lurus beraturan (GLB).

L. Foto/Video Praktikum :
Pada setiap kegiatan praktikum sudah disertakan dengan foto/gambar.
A. Judul Percobaan : Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

B. Tujuan : Untuk mengetahui gerak lurus beraturan

C. Alat dan Bahan :


- Katrol gantung tunggal
- Stop watch
- Penggaris
- beban gantung 100 gr (2 buah)
- statif dan klem
- benang kasur
- plastisin
- beban tambahan

D. Landasan Teori :
GLBB adalah gerak suatu benda lintasan lurus dengan percepatan Linear tetap
dengan kecepatan (percepatan positif), maka kecepatan semakin lama semakin cepat
yang disebut dengan GLBB dipercepat. Sebaliknya apabila percepatan berlawanan
arah maka kecepatan semakin lama semakin lambat dan akhirnya berhenti. Hal
tersebut dinamakan GLBB diperlambat.

E. Prosedur Percobaan :
- Susunlah alat
- Tentukan dan ukur jarak AB dan BC (usahakan AB lebih dari BC)
- Biarkan sistem bergerak (m1 dan m) turun dan m2 naik, usahakan agar beban
tambahan m tertinggal diring pembatas B.
- Ukur waktu yang dibutuhkan (m1 + m) dari A ke B (tAB) dan m1 untuk bergerak
dari B ke C.
- Lakukan percobaan sampai 5 x dengan jarak AB (titik A tetap, C tetap, B
berubah) dan catat datanya pada tabel berikut.

F. Hasil Pengamatan :
Tabel 4.6
Pengamatan GLBB

No. Bebas (gr) SAB (cm) tAB (sek) SBC (cm) tBC (sek)
1. 100 gr 35 31 30 20
2. 100 gr 40 37 25 16
3. 100 gr 45 42 20 13
4. 100 gr 50 48 15 10
5. 100 gr 55 50 10 8
G. Jawaban Pertanyaan :
SAB(cm)
1. 0,55

0,50

0,45

0,40

0,35
TAB(s)
31 37 42 48 50

2. Percobaan Rumus
Kecepatan = v = 𝑠 , sedangkan
𝑡

Percepatan = ∂ = 𝑣 , maka dari percobaan didapati sebagai berikut :


𝑡

I v = 0,35 = 0,11 m/s IV v = 0,50 = 1,04 m/s


31 48
0,11 1,04
∂= = 0,01 m/s2 ∂= = 0,02 m/s2
31 48

II v = 0,40 = 0,01 m/s V v = 0,55 = 0,011 m/s


37 50
0,01 0,011
∂= = 0,27 m/s2 ∂= = 0,022 m/s2
37 50

III v = 0,45 = 0,01 m/s


42
0,01
∂= = 0,38 m/s2
42
3. Perbedaannya yaitu grafik GLB berupa garis lurus, karena kecepatan suatu benda
yang bergerak lurus adalah tetap bila dalam selang waktu jarak waktu dan
arahnya sama. Sedangkan grafik GLBB berupa garis lurus tetapi berubah-rubah,
karena mengalami percepatan.

H. Pembahasan :
Benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal
akan berubah kecepatannya karena adanya percepatan.

I. Kesimpulan
Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak yang lintasannya berupa garis dan
kecepatannya selalu berubah secara tetap (beraturan) serta mempunyai percepatan
tetap.

J. Daftar Pustaka :
Ichwan. (2000). Petunjuk Praktikum Konsep Dasar IPA I, Modul 11. Jakarta :
Universitas Terbuka
Resnick, R., Halliday, D., Krane, K.S. (1992). Fisika Dasar I (terjemah silaban).
Jakarta : Erlangga.

K. Kesulitan yang dialami :


Pada kegiatan praktikum 2 ini kami belum mengalami kesulitan dalam melakukakan
kegiatan praktikum gerak lurus berubah beraturan (GLBB).

L. Foto/Video Praktikum :
Pada setiap kegiatan praktikum sudah disertakan dengan foto/gambar.
LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM IPA DASAR DI SD
GELOMBANG

NAMA : APRIDA
LUMINGKEWAS NIM859861061
UPBJJ : UT. MANADO

 KEGIATAN PRAKTIKUM 1 : JENIS DAN BENTUK GELOMBANG

A. Judul : Percobaan Jenis-jenis Gelombang

B. Tujuan : Mengamati bentuk dan jenis gelombang transversal dan gelombang


longitudinal.

C. Alat dan Bahan :


- Slinki
- Kabel listrik, panjang 5m, = 0,5 cm
- Benang kasur panjang 3 m
- Karet gelang

D. Landasan Teori :
Getaran yaitu gerak bolak-balik suatu benda melalui titik kesetimbangannya. Adapun
dalam mempelajari gelombang, kita akan menggunakan istilah-istilah titik
kesetimbangan, fase positif, dan negatif. Tujuan menggunakan istilah-istilah tersebut
untuk mempermudah komunikasi, sehingga dengan kalimat yang lebih ringkas,
karena menggunakan istilah tersebut.

E. Prosedur Percobaan :
- Ambil slinki, rentangkan di atas lantai yang licin ikat salah satu ujung slingki
pada tiang yang cukup kokoh untuk menahanya atau di pegang oleh teman anda
ujung. Ujung yang lain dipegang sendiri.
- Usiklah ujung slinki yang anda pegang itu dengan cara mengerakkan ujung slinki
dengan cepat ke kiri lain ke kanan.
- Usik lagi ujung slinki berulang-ulang seperti langkah b. amati arah getar dan arah
rambat gelombang.
- Ikatkan karet gelang di tengah-tengah slinki gelang lalu usik lagi ujung slinki
yang anda pegang berulang-ulang.
- Lakukan percobaan dari langkah a sampai dengan d sekali lagi. Kali ini slinki di
ganti kabel listrik.
- Ambil slinki, rentangkan di atas lantai yang licin ikat salah satu ujung pada tiang
yang cukup kokoh atau di pegang dengan anda. Ujung yang lain dipegang sendiri
F. Hasil Pengamatan :
pada saat slinki di usik dengan cara di mengerak-gerakan ujung slinki, terlihat
adanya suatu rambatan atau gelombang.

G. Pembahasan :
1. Slinki direntangkan di atas lantai yang licin, salah satu ujungnya di pegang
sendiri dan ujung lain di pegang teman lalu slinki di usik ujungnya dengan cara
mengerakakan ujung slinki dengan cepat ke kiri lalu ke kanan sehingga terjadi
rambatan pada slinki yang membentuk gelombang. Gelombang adalah gerakkan
melambat pada suatu benda yang diberi energy.
2. Percobaan dilakukan beberapa kali sampai dapat diamati dan dilihat arah usikan
dan rambat gelombangnya. Ternyata arah usikan tegak lurus dengan arah
rambatannya. Hal demikian disebut gelombang transfersal yakni gelombang yang
arah getarannya tegak lurus pada arah rambatan gelombangnya.
3. Percobaan kedua diberi karet gelang di tengah slinki lalu ujung slinki yang di
pegang di usik secara berulang ulang, ternyata gelang tersebut ikut berpindah
bersama gelombang dan ujung karet gelang berpindah karena adanya energy
yang merambat melalui slinki. Energy ini berasal dari usikan slinki.
4. Percobaan ketiga slinki diganti dengan kabel listrik. Langkahnya sama yaitu
diberi usikan di ujung kabel, sedang diujung kabel yang lain di ikatkan pada tiang
atau di pegang salah seorang teman. Ternyata hasilnya berbeda dengan slinki
bedanya adalah pada kabel listrik tidak muncul gelombang. Pada saat diberi
gelang pada bagian tengah kabel, ternyata karet gelang tidak berpindah. Berarti
tidak ada energy pada kabel litrik tersebut.
5. Percobaan kali ini slinki direntangkan di atas rantai, salah satu ujungnya diikat
pada tiang atau pegang sendiri. Lalu ujung slinki di usik atau digerakkan
berulang-ulang dengan cepat kebelakang dan kedepan. Pada perubahan ini
diamati arah usikan dan rambatannya. Maka gelombang ini dinamakan
gelombang longitudinal.
H. Kesimpulan :
1. Gelobang transversal adalah gelombang yang arah gerakannya tegak lurus
dengan arah rambatannya.
2. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarannya searah dengan
arah rambatannya.
3. Perbedaan antara gelombang transversal dan kelombang longitudinal terletak
pada arah rambatannya yaitu transversal tegak lurus sedangkan longitudinal
searah rambatannya.

I. Daftar Pustaka :
Augusta, R Ristasa. (1995). Sistem Saraf, Hormon dan Alat Indera pada Hewan dan
Manusia. Dirjen Dikluspora, Jakarta
Haslam, Andrew. (1997). Tubuh. Alih bahasa Esther S. Mandjani Quality Press, PO.
BOX 331. CPA 15418, Jakarta.

J. Kesulitan yang dialami :


Pada kegiatan praktikum 1 ini kami belum mengalami kesulitan dalam melakukakan
kegiatan praktikum percobaan jenis-jenis gelombang.

K. Foto/Video Praktikum :
Pada setiap kegiatan praktikum sudah disertakan dengan foto/gambar.
A. Judul : Percobaan Sifat Pemantulan Gelombang

B. Tujuan : Mengamati sifat pemantulan gelombang

C. Alat dan Bahan :


- Slinki
- Benang kasur
- Kerikil

D. Landasan Teori :
Getaran yaitu gerak bolak-balik suatu benda melalui titik kesetimbangannya. Adapun
dalam mempelajari gelombang, kita akan menggunakan istilah-istilah titik
kesetimbangan, fase positif, dan negatif. Tujuan menggunakan istilah-istilah tersebut
untuk mempermudah komunikasi, sehingga dengan kalimat yang lebih ringkas,
karena menggunakan istilah tersebut.

E. Prosedur Percobaan :
- Lakukan percobaan tersebut di kolam, di bak air atau bejana yang berisi air,
jatuhkan kerikil ke atas permukaan air. Kemudian amati gelombang yang terjadi
di permukaan air.
- Rentangkan slinki sejauh 1,5 meter. Ikatkan salah satu ujungnya pada tiang yang
kokoh atau di pegang teman, ujung yang satu ini harus tetap pada tempat yang
tidak bergeser.
- Ujung slinki lainnya Anda pegang, getarkan satu kali sehingga membentuk
setengah panjang gelombang, amati perambatan setengah gelombang sampai
gelobang tersebut hilang.
- Ujung slinki yang terikat atau dipegang oleh teman Anda sekarang ikat dengan
benang yang panjangnya 1,5 meter. Ikatkan ujung benang yang jauhnya 1,5
meter dari ujung slinki ketiang yang kokoh atau di pegang saja oleh teman Anda.
- Getarkan ujung slinki yang Anda pegang atau satu kali sehingga membentuk
setengah panjang gelombang seperti percobaan 2 langkah 2. Amati perambatan
setengah panjang gelombang ini.

F. Hasil Pengamatan :
pada saat slinki di usik dengan cara di mengerak-gerakan ujung slinki, terlihat
adanya suatu rambatan atau gelombang.
G. Pembahasan :
1. Percobaan di bak air yang di isi dengan air hampir penuh lalu di jatuhkan
kerikil pada permukaan air, ternyata terjadi gelombang di permukaan yang
bentuknya searah dengan arah rambatannya. Jika di perhatikan gelombang yang
mengenai sisi bak air maka di pantulkan kearah datangnya gelombang
2. Slinki direntangkan 1,5 cm salah satu ujungnya di ikat pada tiang (di jaga tetap
dan tidak bergeser) ujung yang lain dipegang lalu digetarkan satu kali
sehingga membentuk gelombang.
3. Diamati perambatan setengah gelombang sampai gelombang
tersebut menghilang. Jika belum dapat diamati getarkan lagi ujung
slinki.
4. Percobaan dengan slinki yang terikat-ikat dengan benang yang panjangnya 1,5
meter. Ikatan ujung benang yang jauhnya 1,5 meter dari ujung slinki ke tiang.
Ternyata ujung slinki bergerak bebas oleh karena itu disebut slinki ujung
besar.
5. Ternayat yang terjadi adalah gelombang tersebut dipantulkan kembali dan
fase gelombang pantul sama dengan gelombang asalnya.

H. Kesimpulan :
1. Gelombang transversal adalah gelombang yang arah gerakannya tegak lurus
dengan arah rambatannya.
2. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarannya searah dengan
arah rambatannya.
3. Perbedaan antara gelombang transversal dan gelombang longitudinal terletak
pada arah rambatannya yaitu transversal tegak lurus sedangkan longitudinal
searah rambatannya.

I. Daftar Pustaka :
Augusta, R Ristasa. (1995). Sistem Saraf, Hormon dan Alat Indera pada Hewan dan
Manusia. Dirjen Dikluspora, Jakarta
Haslam, Andrew. (1997). Tubuh. Alih bahasa Esther S. Mandjani Quality Press, PO.
BOX 331. CPA 15418, Jakarta.

J. Kesulitan yang dialami :


Pada kegiatan praktikum 1 ini kami belum mengalami kesulitan dalam melakukakan
kegiatan praktikum percobaan sifat pemantulan gelombang.

K. Foto/Video Praktikum :
Pada setiap kegiatan praktikum sudah disertakan dengan foto/gambar.
Jawaban Pertanyaan :

1. Batu yang dilemparkan kekolam menyebabkan terjadinya gelombang


dipermukaan air. Gelombang ini merupakan gelombang transversal, karena arah
getarannya tegak lurus terhadap arah rambatnya.
2. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik, maka cahaya merambatkan
partikel-partikel yang bermuatan positif dan negatif dengan frekuensi gelombang
pendek dan gelombangnya bergerak lurus kesemua arah.
 KEGIATAN PRAKTIKUM 2 : TELINGA

A. Judul : Percobaan Kepekaan Indera Pendengar Manusia

B. Tujuan : Untuk mengetahui kepekaan indra pendengar seseorang

C. Alat dan Bahan :


- Dua sendok makan
- Dua mangkok
- Sapu tangan dan kapas

D. Landasan Teori :
Telinga merupakan indera pendengar. Bunyi bergetar dan bergerak diudara dalam
bentuk gelombang. Telinga kita begitu peka sehingga dapat menginterprestasikan
getaran menjadi berbagai bunyi. Manusia memiliki sepasang telinga, masing-masing
terdiri atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

E. Prosedur Percobaan :
- Tutuplah matamu dengan sapu tangan.
- Kedua tangan yang lain masing-masing memegang sendok dan mangkok.
Tentukan jarak antara temanmu yang di tutup matanya dengan Anda yang
memegang sendok dan mangkok, misalnya pertama 1 m, kemudian 2 m, begitu
seterusnya.
- Setelah siap, Anda yang ditutup matanya memberi aba-aba agar teman yang
memegang sendok mengetukkan sendok pada mangkok secara bergantian.
Kemudian, sumbatlah telinga kanan dan kiri secara berganrian dengan kapas.
- Selanjutnya bergantian dengan teman Anda.
- Hasil observasi Anda kemudian masukkan kedalam tabel 6.1.

F. Hasil Pengamatan :

Tabel 6.1
Kepekaan indera pendengar manusia
Telinga setelah dibuka
Telinga sebelum
No jarak Telinga Keterangan
ditutup Telinga kiri
kanan
1. 1 meter Terdengar keras Terdengar Terdengar
sekali jelas jelas
2. 3 meter Terdengar keras Terdengar Terdengar Telinga kanan
agak jelas jelas mendengar lebih
3. 6 meter Terdengar kurang Terdengar Terdengar baik dari pada
keras agak jelas masih jelas telinga kiri.
4. 9 meter Terdengar lirih Terdengar Terdengar
kurang jelas masih jelas
G. Pembahasan :
Dari percobaan diatas menunjukkan bahwa kemampuan untuk mendengar antara
telinga kanan dan telinga kiri terdapat perbedaan atau ketidaksamaan. Dengan mata
tertutup, pada jarak 1 meter antara telinga kanan dengan telinga kiri masih terdengar
adanya kesamaan dapat mendengar dengan jelas. Akan tetapi pada jarak 3 meter
sampai dengan 9 meter, terdapat perbedaan yang mana telinga kanan masih mampu
mendengar suara dengan jelas. Berbeda dengan telinga kiri pada jarak tersebut, suara
masih terdengar meskipun tidak jelas apabila mata ditutup dengan sapu tangan.
Untuk telinga kanan yang ditutup dengan kapas suara masih dapat terdengar dengan
jelas baik dari kejauhan dibandingan dengan telinga kiri yang dibuka dan telinga
kanan yang ditutup dengan kapas, suara yang dihasilkan dari kajauhan terdengar
samar-samar. Dengan demikian menunjukkan bahwa telinga kanan memiliki
kepekaan terhadap rangsang atau kemampuan mendengar lebih baik jika
dibandingkan dengan telinga kiri.

H. Kesimpulan :
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa kita masih dapat mendengar
suara/bunyi pada jarak 1 meter, 3 meter, bahkan sampai 9 meter karena suara/bunyi
merambat melalui udara. Kemampuan mendengar pada setiap orang tidak sama atau
berbeda. Begitu juga terhadap kepekaan antara telinga kanan dan telinga kiri
terhadap rangsang berupa bunyi/suara terdapat perbedaan atau ketidaksamaan. Kuat
lemahnya bunyi juga tergantung pada banyaknya sel penerima yang mengirim
impuls ke otak.

I. Daftar Pustaka :
Augusta, R Ristasa. (1995). Sistem Saraf, Hormon dan Alat Indera pada Hewan dan
Manusia. Dirjen Dikluspora, Jakarta
Haslam, Andrew. (1997). Tubuh. Alih bahasa Esther S. Mandjani Quality Press, PO.
BOX 331. CPA 15418, Jakarta.

J. Kesulitan yang dialami :


Pada kegiatan praktikum 2 ini kami belum mengalami kesulitan dalam melakukakan
kegiatan praktikum Percobaan Kepekaan Indera Pendengar Manusia.

K. Foto/Video Praktikum :
Pada setiap kegiatan praktikum sudah disertakan dengan foto/gambar.
A. Judul : Percobaan Struktur dan Fungsi Telinga

B. Tujuan : Untuk mengetahui bagian-bagian yang menyusun telinga beserta


fungsinya.

C. Alat dan Bahan :


- Gambar struktur alat pendengaran manusia
- Lembar pengamatan
- Alat tulis

D. Landasan Teori
Telinga merupakan indera pendengar. Bunyi bergetar dan bergerak diudara dalam
bentuk gelombang. Telinga kita begitu peka sehingga dapat menginterprestasikan
getaran menjadi berbagai bunyi. Manusia memiliki sepasang telinga, masing-masing
terdiri atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

E. Prosedur Percobaan :
- Perhatikan gambar struktur alat pendengaran manusia berikut :

- Beri nama dan jelaskan fungsinya bagian-bagian telinga mulai dari telinga bagian
luar sampai telinga bagian dalam sesuai yang ditunjuk dengan tanda anak panah.
- Kemudian masukkan dalam tabel 6.2 berikut ini.

F. Hasil Pengamatan :
Tabel 6.2
Bagian-bagian yang menyusun telinga beserta fungsinya
Telinga
No Bagian luar Bagian tengah Bagian dalam fungsi
Menangkap
1. Daun telinga
getaran
Menghantar
2. Lubang telinga
getaran
Meneruskan
3. Gendang telinga gelombang bunyi
dari udara
Menangkap
getaran dari
4. Tulang martil gendang telinga
dan meneruskan
ketingkap oval
Menghantarkan
5. Tingkap oval
getaran udara
Mengatur
Saluran semi
6. keseimbangan
sirkular
tubuh
Menangkap
getaran dari
7. Tulang sanggurdi gendang telinga
dan meneruskan
ketingkap oval
Koklea/rumah Mengubah getaran
8.
siput menjadi impuls
Memasukkan
udara ketelinga
Saluran tengah dan
9.
eustachius menjadikan
tekanan udara did
gendang telinga

G. Pembahasan :

Telinga luar :
- Daun telinga (external pinna) merupakan bagian telinga yang paling jelas terlihat
dari luar. Daun telinga memiliki lekukan-lekukan khas yang berfungsi untuk
mengumpulkan gelombang suara. Daun telinga memiliki struktur yang lentur dan
elsatis karena tersusun atas jaringan tulang rawan.
- Saluran/lubang telinga merupakan kelanjutan dari daun telinga yang menjadi
saluran masuknya gelombang suara menuju organ-organ pendengaran di bagian
dalam.
- Gendang telinga (membran timpanik) akan bergetar ketika menerima gelombang
suara yang datang. Getaran atau vibrasi dari gendang telinga akan diteruskan
menuju tualng-tulang pendengaran.

Telinga tengah :
- Tulang martil (maleus) merupakan tulang pendengaran pertama yang berbentuk
seperti martil/ palu dan akan bergerak ketika ada getaran yang datang.
- Tulang landasan (incus) merupakan tulang pendengaran kelanjutan dari tulang
martil.
- Tulang sanggurdi (stapes) merupakan tulang pendengaran ketiga di telinga
tengah. Ketiga tulang pendengaran tersebut memiliki satu fungsi pokok untuk
menghantarkan dan memperkuat getaran suara yang datang.

Telinga dalam :
- Jendela oval merupakan membran berbentuk oval pada permukaan koklea.
Jendela oval akan menerima getaran dari tulang sanggurdi dan meneruskannya
menuju koklea.
- Rumah siput (koklea) merupakan saluran berbentuk seperti rumah siput di telinga
bagian dalam. Koklea mempunyai dua ruangan besar, yaitu saluran vestibuler di
bagian atas dan saluran timpanik di bagian bawah yang dipisahkan oleh diktus
koklea yang berukuran lebih kecil. Saluran vestibuler dan timpanik berisi cairan
perilimfa, sedangkan duktus koklea berisi cairan endolimfa.
- Organ korti, terletak pada duktus koklea. Organ korti mengandung sel reseptor
telinga yang akan menerima getaran dan mengubahnya menjadi impuls listrik
untuk dihantarkan ke otak. Sel reseptor tersebut memiliki rambut yang menjulur
ke dalam duktus koklea. Rambut tersebut beraut ke membran tektorial yang
menggantung di atas ogan corti.
- Jendela bundar merupakan ujung dari koklea yang akan menjadi akhir dari
getaran suara karena getaran yang menumbuk jendela bundar akan menghilang.
- Vestibula terletak di belakang jendela bundar yang terdiri atas bagian sakulus dan
utrikulus, yang berperan dalam mengatur keseimbangan tubuh.
- Saluran semisirkuler merupakan struktur berbentuk tiga saluran setengah
lingkaran yang berisi cairan endolimfa. Organ ini juga berperan dalam mengatur
keseimbangan tubuh.
- Saluran eustacheus merupakan saluran kecil yang menghubungkan telinga dalam
dengan faring. Saluran ini berfungsi untuk menyamakan takanan udara di dalam
telinga dengan atmosfer.

H. Kesimpulan :
Setelah melakukan pengamatan, dapat disimpulkan bahwa telinga telinga terdiri atas
: telinga bagian luar, telinga bagian tengah, telinga bagian dalam. Telinga bagian luar
terdiri dari daun telinga, lubang telinga, kelenjar minyak, dan gendang telinga.
Telinga bagian tengah terdiri dari tulang martil, landasan sangurdi. Telinga bagian
dalam terdiri atas tingkap oval, labirin,koklea.
I. Daftar Pustaka :
Augusta, R Ristasa. (1995). Sistem Saraf, Hormon dan Alat Indera pada Hewan dan
Manusia. Dirjen Dikluspora, Jakarta
Haslam, Andrew. (1997). Tubuh. Alih bahasa Esther S. Mandjani Quality Press, PO.
BOX 331. CPA 15418, Jakarta.

J. Kesulitan yang dialami :


Pada kegiatan praktikum 2 ini kami belum mengalami kesulitan dalam melakukakan
kegiatan praktikum Percobaan Struktur dan Fungsi Telinga.

K. Foto/Video Praktikum :
Pada setiap kegiatan praktikum sudah disertakan dengan foto/gambar.
A. Judul : Percobaan Mekanisme Transmisi Pendengaran.

B. Tujuan : Untuk menjelaskan peristiwa yang terjadi pada bagian-bagian telinga yang
dilalui getaran suara dari suatu sumber bunyi.

C. Alat dan Bahan :


- Gambar transmisi pendengaran
- Lembar pengamatan
- Alat tulis

D. Landasan Teori
Telinga merupakan indera pendengar. Bunyi bergetar dan bergerak diudara dalam
bentuk gelombang. Telinga kita begitu peka sehingga dapat menginterprestasikan
getaran menjadi berbagai bunyi. Manusia memiliki sepasang telinga, masing-masing
terdiri atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

E. Prosedur Percobaan :
- Pelajari gambar transmisi pendengaran.
- Jelaskan peristiwa yang terjadi pada bagian-bagian telinga yang dilalui getaran
suara, secara berurutan sesuai dengan nomor yang ada pada gambar.

F. Hasil Pengamatan :

- Gendang pendengaran adalah menangkap dan menerima getaran dari tulang


pendengaran dan meneruskannya ke tulang-tulang pendengaran (tulang martil,
tulang landasan, tulang sanggundi dan saluran eustachius).
- Tulang-tulang pendengaran adalah menerima getaran dari tulang – tulang
pendengaran dan meneruskannya ke telinga bagian dalam.
- Tingkap oval adalah menerima getaran dari tulang-tulang pendengaran dan
meneruskannya ke koklea atau telinga bagian dalam.
- Koklea adalah menerima getaran dari tingkap ovel sehingga cairan linfa ikut
bergetar.
- Cairan limfa adalah Getarannya menggerakkan sel reseptor sehingga dapat
mengubah getaran menjadi impuls dan mengirimkannya melalui syaraf
pendengaran ke otak untuk diinterprestasikan menjadi bunyi yang kita dengar.

G. Pembahasan :
Gelombang suara masuk melalui telinga dan ditangkap gendang telinga kemudian
terjadi vibrasi (getaran). Getaran ini akan diteruskan menuju telinga tengah melalui
tulang-tulang pendengaran yakni martil, landasan, dan sanggurdi. Dari tulang
sanggurdi, getaran diteruskan melalui jendela oval menuju koklea yang berisi cairan.
Selanjutnya, getaran diteruskan menuju jendela bundar dengan arah gerak yang
berlawanan. Setelah itu, getaran akan diterima oleh sel-sel rambut (fonoreseptor) di
dalam organ Corti. Getaran dalam cairan koklea akan menggetarkan membran
basiler, dan getaran ini juga akan menyebabkan membran tektorial ikut bergetar.
Getaran akan diubah menjadi impuls saraf, yang selanjutnya dihantarkan saraf
auditori menuju otak,sehingga kita dapat mendengar suara.

H. Kesimpulan :
Setelah melakukan pengamatan, dapat disimpulkan bahwa mekanisme dari proses
mendengar adalah sebagai berikut : Getaran Suara, Daun Telinga, Saluran Telinga,
Membran Timpani, Maleus, Inkus, Stapes, Tingkap oval, Koklea (rumah siput), Sel-
sel Rambut, Membran Tektorial, Organ Korti, Sel Saraf Auditori, Otak/saraf sensori.

I. Daftar Pustaka :
Augusta, R Ristasa. (1995). Sistem Saraf, Hormon dan Alat Indera pada Hewan dan
Manusia. Dirjen Dikluspora, Jakarta
Haslam, Andrew. (1997). Tubuh. Alih bahasa Esther S. Mandjani Quality Press, PO.
BOX 331. CPA 15418, Jakarta.

J. Kesulitan yang dialami :


Pada kegiatan praktikum 2 ini kami belum mengalami kesulitan dalam melakukakan
kegiatan praktikum Percobaan Mekanisme Transmisi Pendengaran.

K. Foto/Video Praktikum :
Pada setiap kegiatan praktikum sudah disertakan dengan foto/gambar.
Jawaban Pertanyaan :

1. Peranan daun telinga pada proses pendengaran adalah menangkap gelombang


getaran di udara dan mengumpulkan menjadi getaran.
2. Fungsi saluran eustachius adalah menghubungkan fungsi bagian tengah dengan
rongga mulut bagian belakang.
3. Gelombang suara di udara ditangkap oleh daun telinga dan dikumpulkan menjadi
getaran bunyi kemudian dimasukkan ke lubang telinga. Sampai di gendang telinga
menggetarkan.
4. Tergantung faktor-faktor yang mempengaruhi, aktivitas sering mendengarkan
musik menggunakan headset mudah mempengaruhi pendengaran seseorang.
5. Ada tuli konduksi dan tuli karena saraf, tuli konduksi disebabkan oleh adanya
banyak kotoran/minyak serumen yang menutupi lubang telinga, rapuh/retaknya
tulang-tulang pendengaran, tingkap oval dan tulang sanggurdi tidak terhubung.
Sedangkan tuli juga bisa terjadi karena rusaknya saraf ke 8 kranial (auditori).
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA DI SD
PDGK4107/MODUL 7
OPTIK

NAMA : APRIDA
LUMINGKEWAS NIM859861061
UPBJJ : UT. MANADO

 KEGIATAN PRAKTIKUM 1 : SIFAT CAHAYA

A. Judul : Percobaan Pemantulan Cahaya

B. Tujuan : Setelah melakukan kegiatan dalam percobaan ini diharapkan anda dapat :
1. Menjelaskan sifat-sifat cahaya
2. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin
3. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa
4. Menentukan fokus cermin cekung
5. Menentukan fokus lensa cembung

C. Alat dan Bahan :


- Cermin datar
- Cermin cembung
- Cermin cekung
- Lampu senter
- Busur derajat
- Kertas putih
- Lilin
- Layar (tabir kertas)
- Celah cahaya

D. Landasan Teori :
Cahaya tergolong gelombang elektromagnetik karena cahaya dapat merambat tanpa
zat antara (medium).
Cermin dan lensa adalah benda-benda optik yang dapat membentuk bayangan suatu
benda. Bayangan semu dapat dilihat secara langsung, sedangkan bayangan sejati
hanya dapat dilihat dengan menggunakan layar.

E. Prosedur Percobaan :
- Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar ada 6 langkah-langkah.
- Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung ada 4 langkah-langkah.
- Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung ada 6 langkah-langkah.
F. Hasil Pengamatan :
a. Pemantulan cahaya pada cermin datar.
1. Gambar jalannya berkas sinar pada cermin datar.

2. Besar sudut datang (i) dan sudut pantul (r).


No i(derajat) r(derajat)
1. 30 30
2. 40 40
3. 50 50
4. 60 60

3. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar sebagai berikut :


- Tinggi benda sama dengan bayangan
- Jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin
- Tegak
- Maya
- Sama besar

b. Pemantulan cahaya pada cermin cembung.


1. Gambar jalannya berkas sinar pada cermin cembung
2. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung sebagai berikut :
- Maya
- Sama tegak
- Bayangan lebih kecil dari pada bendanya

c. Pemantulan cahaya pada cermin cekung


1. Gambar jalannya berkas sinar pada cermin cekung

2. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung sebagai berikut :


- Maya
- Sama banyak
- Bayangan dua kali atau lebih besar dari pada bendanya

3. Tabel pengamatan :
No. Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)
1. 5 cm 8 cm
2. 8 cm 5 cm
3. 10 cm 4 cm

G. Pembahasan :
Pada percobaan diatas dapat kita lihat bahwa pemantulan cahaya memiliki sifat yang
berbeda-beda. Terhadap adanya proses perubahan arah rambat cahaya kesisi medium
asalnya, setelah menumbuk suatu bidang pantul.

H. Kesimpulan :
Setelah melakukan pengamatan, dapat disimpulkan bahwa pemantulan cahaya adalah
proses terpancarnya kembali cahaya dari bidang pantul.

I. Daftar Pustaka :
I Made Padri. (2000), Petunjuk Praktikum Konsep Dasar IPA I, Modul 5. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Al Maryanto, Dkk, (2000). Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II. Yogyakarta :
FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
Resnick, R., Halliday D., Krane, K.S., (1992). Fisika Dasar I (terjemah silaban).
Jakarta : Erlangga.

J. Kesulitan yang dialami :


Pada kegiatan praktikum 1 ini kami belum mengalami kesulitan dalam melakukakan
kegiatan praktikum Percobaan Pemantulan Cahaya.

K. Foto/Video Praktikum :
Pada setiap kegiatan praktikum sudah disertakan dengan foto/gambar.

Jawaban Pertanyaan

1. Tentukan indeks bias kaca dan kecepatan rambat cahaya dalam balok kaca !
Dik : i = 30
r = 30
n udara = 1

sin i n𝑘
maka : sin 𝑟 = n𝑢𝑑

sin 30 n𝑘
sin 30 = 1

1/2 n𝑘
1/2 = 1

1= n 𝑘 = nk = 1
1

Cepat rambat cahaya dalam kaca


vk = 𝑐
𝑛𝑘

3.10
vk = 1

vk = 1x10 m/s
 KEGIATAN PRAKTIKUM 2 : LENSA CEMBUNG DAN CERMIN CEKUNG

A. Judul : Percobaan Lensa Cembung

B. Tujuan : Setelah melakukan kegiatan dalam percobaan ini diharapkan anda dapat :
1. Menentukan jarak titik api (f) lensa cembung
2. Menentukan kekuatan lensa cembung (P)
3. Menentukan jarak titik api (f) cermin cekung

C. Alat dan Bahan :


- Meja optik lengkap
- Lensa cembung
- Cermin cekung
- Layar
- Sumber cahaya (lilin atau lampu)

D. Landasan Teori :
Lensa adalah medium transparan yang dibatasi oleh dua permukaan bias paling
sedikit satu diantaranya lengkung sehingga terjadi dua kali pembiasan sebelum
keluar dari lensa. Garis hubung antara pusat kelengkungan kedua permukaan disebut
sumbu utama. Bayangan yang dibuat oleh permukaan pertama merupakan benda
untuk permukaan kedua. Permukaan kedua akan membuat bayangan akhir. Terdapat
dua jenis lensa, yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Pada lensa cembung (lensa
positif) sinar dapat mengumpul (konvergen) dan pada lensa cekung (lensa negatif)
sinar dapat menyebar atau konvergen.

E. Prosedur Percobaan :
- Susunlah lensa pada dukungannya dan letakkan diantara layar dan sumber
cahaya.
- Nyalakan sumber cahaya, kemudian aturlah posisi benda dan lensa agar layar
terbentuk bayangan yang paling tajam.
- Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’).
- Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda.

F. Hasil Pengamatan :
No Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)
1. 30 70
2. 40 40
3. 50 35
4. 53 43
G. Pembahasan :
Pada praktikum ini titik fokus yang dihasilkan antara lima variasi tidak sama (tidak
akurat) faktor-faktor yang mempengarui ketidak akuratan hasil yaitu:
- Kurang akurat dalam pengukuran
- Dalam lensa cembung tidak mendapatkan bayangn yang fokus
- Kurang akurat dalam penghitungan data
- Terdapat cahaya yang terang sehingga tidak mendapatkan bayangan yang fokus

H. Kesimpulan :
Semakin dekat jarak benda maka semakin jauh jarak bayangan benda dengan cermin,
sebaliknya semakin jauh jarak benda dengan cermin maka semakin dekat jarak
bayangan benda. Meskipun jarak benda diubah menjadi beberapa pun fokusnya
(Titik apinya) tidak akan berubah dan sifat bayangan benda yang terbentuk
tergantung dengan jarak benda dan jarak bayangan. Seperti yang dikatakan diatas
bahwa semakin dekat jarak benda semakin jauh jarak bayangan dan sifat bayangan
yang dibentuk adalah diperbesar, sebaliknya semakin jauh jarak benda semakin dekat
jarak bayngan dan sifat bayangan yang dibentuk adalah diperkecil.

I. Daftar Pustaka :
I Made Padri. (2000), Petunjuk Praktikum Konsep Dasar IPA I, Modul 5. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Al Maryanto, Dkk, (2000). Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II. Yogyakarta :
FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
Resnick, R., Halliday D., Krane, K.S., (1992). Fisika Dasar I (terjemah silaban).
Jakarta : Erlangga.

J. Kesulitan yang dialami :


Pada kegiatan praktikum 2 ini kami belum mengalami kesulitan dalam melakukakan
kegiatan praktikum Percobaan Lensa Cembung.

K. Foto/Video Praktikum :
Pada setiap kegiatan praktikum sudah disertakan dengan foto/gambar.
A. Judul : Percobaan Cermin Cekung

B. Tujuan : Setelah melakukan kegiatan dalam percobaan ini diharapkan anda dapat :
1. Menentukan jarak titik api (f) lensa cembung
2. Menentukan kekuatan lensa cembung (P)
3. Menentukan jarak titik api (f) cermin cekung

C. Alat dan Bahan :


- Meja optik lengkap
- Lensa cembung
- Cermin cekung
- Layar
- Sumber cahaya (lilin atau lampu)

D. Landasan Teori :
Lensa adalah medium transparan yang dibatasi oleh dua permukaan bias paling
sedikit satu diantaranya lengkung sehingga terjadi dua kali pembiasan sebelum
keluar dari lensa. Garis hubung antara pusat kelengkungan kedua permukaan disebut
sumbu utama. Bayangan yang dibuat oleh permukaan pertama merupakan benda
untuk permukaan kedua. Permukaan kedua akan membuat bayangan akhir. Terdapat
dua jenis lensa, yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Pada lensa cembung (lensa
positif) sinar dapat mengumpul (konvergen) dan pada lensa cekung (lensa negatif)
sinar dapat menyebar atau konvergen.

E. Prosedur Percobaan :
- Susunlah alat.
- Nyalakan sumber cahaya, dan aturlah kedudukan benda dan layar agar pada layar
terbentuk bayangan yang paling tajam.
- Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’).
- Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda.

F. Hasil Pengamatan :
No Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)
1. 40 60
2. 30 128
3. 46 53
4. 38 69
G. Pembahasan :
Berdasarkan percobaan diatas dapat dilihat bahwa cermin cekung bersifat
mengumpulkan sinar (konvergen) dan titik fokusnya berada didepan cermin sehingga
jarak fokus cermin cekung bernilai positif.

H. Kesimpulan :
Dapat kita simpulkan bahwa pemantulan cahaya pada cermin cekung bersifat
konvergen, artinya ketika cahaya mengenai permukaan cermin maka cahaya
pantulnya akan mengumpul pada satu titik fokus.

I. Daftar Pustaka :
I Made Padri. (2000), Petunjuk Praktikum Konsep Dasar IPA I, Modul 5. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Al Maryanto, Dkk, (2000). Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II. Yogyakarta :
FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
Resnick, R., Halliday D., Krane, K.S., (1992). Fisika Dasar I (terjemah silaban).
Jakarta : Erlangga.

J. Kesulitan yang dialami :


Pada kegiatan praktikum 2 ini kami belum mengalami kesulitan dalam melakukakan
kegiatan praktikum Percobaan Cermin Cekung.

K. Foto/Video Praktikum :
Pada setiap kegiatan praktikum sudah disertakan dengan foto/gambar.
Jawaban Pertanyaan

1. Jarak fokus lensa cembung adalah :


1 1 1
a. = +
ƒ 30 70

1 70+30 100
ƒ = 2.100 + 2.100

f = 2.100 = 21 cm
100

1 1 1
b. = +
ƒ 40 40

1 40+40 80
ƒ = 1.600 + 1.600

f = 1.600 = 20 cm
80

c. 1
= 1
+ 1
ƒ 50 35

1 35+50 85
ƒ = 1.750 + 1.750

f = 1.750 = 20,5 cm
85

1 1 1
d. = +
ƒ 53 43

1 43+53 96
ƒ = 2.279 + 2.279

f = 2.279 = 23,7 cm
96
2. Jarak fokus cermin cekung adalah :
a. 1
=1+ 1
ƒ 𝑠 𝑠′

1 1 1
ƒ = 40 + 60

1 3+2 5
ƒ = 120 + 120

f = 120 = 24 cm
5

1
b. =1+ 1
ƒ 𝑠 𝑠′

1 1 1
ƒ = 30+ 128

1 128+30 158
ƒ = 3.840 + 3.840

f = 3.840 = 24,3 cm
158

c. 1
=1+ 1
ƒ 𝑠 𝑠′

1 1 1
ƒ = 46 + 53

1 53+46 99
ƒ = 2.438 + 2.438

f = 2.438 = 24,6 cm
99

d. 1
=1+ 1
ƒ 𝑠 𝑠′

1 1 1
ƒ = 38 + 69

1 69+38 107
ƒ = 2.622 + 2.622

f = 2.622 = 24,5 cm
107

Anda mungkin juga menyukai