Anda di halaman 1dari 62

PRAKTIKUM

IPA
MODUL 4
Oleh:
Ayu Dwi Hastuti (857958389)
Annisa Kurnia H (857958411)
Dian Mustikawati (857960765)
MEKANIKA
Mekanika adalah cabang ilmu fisika yang
mempelajari gerak benda.
GAYA
Gaya merupakan suatu besaran yang memiliki besar
dan arah.
 Gaya dapat menyebabkan suatu benda diam menjadi
bergerak.
Contoh: sewaktu kita mendorong kursi,
 Sebaliknya, gaya dapat pula menyebabkan benda
bergerak menjadi berhenti.
Contoh: gaya gesek antara ban dan jalan sewaktu kita
mengerem sepeda yang sedang berjalan.
Gaya terdiri dari:
a. Gaya Listrik
Adalah suatu gaya yang dihasilkan oleh berbagai
benda yang punya muatan listrik.
Misalnya dapat dilihat gejalanya dengan
menggosokkan sisir plastik ke rambut yang kering.
b. Gaya Magnet
Adalah gaya tarik atau gaya tolak yang dihasilkan
oleh daya tarik magnet.
Misalnya, dapat dilihat jika magnet batang
didekatkan pada sebuah logam yang kecil maka akan
terjadi gaya tarik.
c. Gaya Gesek
adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau
arah kecenderungan benda akan bangkit. Gaya gesek
muncul apabila dua buah benda bersentuhan.
Misalnya: mendorong benda yang diletakkan diatas
bidang datar yang kasar.
d. Gaya Pegas
Adalah gaya yang dihasilkan oleh kerja benda
elastis. Kekuatan yang ditimbulkan oleh karet atau
pegas yang diregangkan. Misalnya: saat kamu
bermain panahan, karet akan mendorong anak panah
terlontar dengan cepat dan jauh.
e. Gaya Berat
Adalah gaya tarik bumi yang bekerja pada suatu
benda. Berat suatu benda adalah besarnya gaya tarik
bumi yang bekerja pada benda tersebut.
Misalnya: mengangkat sebuah kursi.
KEGIATAN PRAKTIKUM 1
A. Gaya Listrik Statis

 Tujuan
Mengetahui adanya gaya listrik statis dan membuktikan adanya gaya listrik statis dengan menggunakan
rambut kering.

 Alat dan Bahan  


1. Sisir Plastik
2. Rambut kering
3. Potongan – potongan kertas kecil
 
 Landasan Teori
Gaya listrik merupakan gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik suatu benda. Contoh gaya listrik
terjadi ketika sisir plastik yang digosokkan pada rambut kering dapat menarik potongan-potongan
kertas kecil. Sisir plastik yang telah digosok-gosokkan pada rambut kering akan bermuatan listrik,
sehingga penggaris dapat menarik serpihan kertas tersebut. Gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik
disebut gaya listrik statis.
 Prosedur Percobaan 
1. Isilah lembar kerja sesuai dengan petujuk.
2. Sisirlah rambut kering yang agak tebal dengan
sisir plastik.
3. Kemudian dekatkan sisir plastic ke potongan
kertas kecil.
4. Amati apa yang terjadi.

 Hasil pengamatan

No Keadaan sisir Keadaan kertas


1 Netral sebelum digosok rambut Diam tak bergerak
2 Sesudah digosok ke rambut Bergerak/tertarik kearah sisir
DOKUMENTASI
 Pembahasan
Gaya listrik ststis dapat diketahui dengan melakukan
percobaan dengan sisir plastik, rambut kering dan agak
tebal dan potongan-potongan kertas. Setelah kita
gosokkan atau kita sisir rambut yang agak tebal dengan sisir
plastik, kemudian kita dekatkan dengan potongan-potongan
kertas, maka yang terjadi adalah potongan-potongan kertas
akan tertarik kearah sisir plastik tersebut. Hal itu disebabkan
karena sisir plastik sudah mengandung /bermuatan gaya
kelistrikan. Adanya gaya kelistrikan inilah yang membuat
benda plastik dapat menarik potongan-potongan kertas atau
benda-benda kecil lainnya.Akan tetapi, tarikan tersebut
hanya berlangsung sementara (sebentar), hal itu terjadi
karena benda plastik menjadi tidak bermuatan listrik lagi.
 Kesimpulan

Sisir plastik setelah digunakan untuk menyisir


rambut kering, lalu didekatkan pada potongan
kertas kecil-kecil, maka kertas tersebut akan tertarik
dan menempel pada sisir. Hal ini terjadi karena
gesekan sisir dengan rambut mampu menghasilkan
gaya listrik statis. Gaya listrik statis inilah yang
menyebabkan potongan kertas tertarik dan
menempel pada kertas.
B. Gaya Magnet
 Tujuan

Mengetahui bahwa magnet dapat menarik benda-benda tertentu.

 Alat dan bahan  


1. Magnet batang
2. Jarum jahit
3. Alumunium
4. Seng
5. Seutas benang jahit
6. Potongan plastic
7. Potongan kertas
8. Statif
9. Isolasi plastik
 Landasan Teori
Magnet memiliki gaya tarik terhadap benda-benda tertentu.
Gaya tarik ini disebut gaya magnet. Gaya magnet
merupakan gaya yang ditimbulkan oleh tarikan atau
dorongan dari magnet. Contoh gaya magnet adalah,
tertariknya paku ketika didekatkan dengan magnet.
Gaya magnet dapat menarik benda-benda, yang terbuat
dari besi dan baja. Magnet mempunyai sifat-sifat antara
lain :
1. Mampu menarik benda-benda tertentu
2. Kekuatan gaya magnet
3. Magnet mempunyai dua kutub, yaitu kutub utara dan
kutub selatan.
4. Magnet digunakan pada berbagai macam peralatan.
 Prosedur Percobaan
1. Isilah lembar kerja dengan petunjuk !
2. Dekatkan magnet batang dengan bahan yang
tersedia tetapi tidak sampai bersentuhan.
3. Amati apa yang terjadi.
4. Masukan data dalam table pengamatan.
• Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan Gaya Magnet

No Magnet Bahan Pengamatan (  )


Tertarik Tak
Tertarik
1 Magnet Jarum jahit  -
2 Magnet Alumunium - 
3 Magnet Seng   
4 Magnet Benang jahit - 
5 Magnet Plastik - 
6 Magnet Kertas - 
7 Magnet Peniti  -

8 Magnet Isolasi - 

9 Magnet Peper klip  -


DOKUMENTASI

Percobaan magnet dengan seng Percobaan magnet dengan alumunium


Percobaan magnet dengan jarum Percobaan magnet dengan peniti

Percobaan magnet dengan peperclip Percobaan magnet dengan isolasi

Percobaan magnet dengan kerta Percobaan magnet dengan plastik

Percobaan magnet dengan benang


 Pembahasan

Dari percobaan dan pengamatan yang telah


dilakukan dengan beberapa bahan tersebut dapat
menunjukkan apakah bahan-bahan yan tersedia
tertarik atau tidak tertarik oleh magnet. Hasil dari
data pengamatan tersebut dapat kita ketahui
bahwa jarum jahit, peniti, peper klip, dan seng
tertarik oleh magnet. Sedangkan aluminiun, benang
jahit, plastik, isolasi, dan kertas tidak tertarik oleh
magnet. Jarum jahit, peniti, peper klip, dan seng
tertarik mendekati magnet yang kita dekatkan.
 Kesimpulan
Setelah kita melakukan percobaan dan mengetahui
hasilnya, maka berdasarkan sifat kemagnetannya, jenis
bahan magnet di bagi menjadi dua, yaitu bahan magnetik
(feromagnetik) dan bahan nonmagnetik.
Feromagnetik adalah benda yang dapat ditarik dengan
kuat oleh magnet. Jika benda jenis feromagnetik berada
dekat dengan magnet, magnet akan menarik benda
tersebut. Selain itu, benda yang termasuk bahan
feromagnetik dapat dijadikan suatu magnet. Contoh
bahan feromagnetik adalah baja, besi, nikel, dan kobalt.
Sedangkan nonmagnetic adalah benda yang dapat ditarik
dengan lemah oleh magnet kuat. Contohnya alumunium,
tembaga, platina, dan lain-lain.
C. Gaya Gesek
 Tujuan

Mengamati pengaruh gaya gesek pada benda dan


mengamati perbedaan gaya gesek pada benda
dengan permukaan kasar dan halus (licin).
 
 Alat dan bahan

1. Kereta
2. Neraca pegas 2 buah
3. Balok kayu / benda lain ( benda 100 gr )
 Landasan Teori
Gaya gesek merupakan gaya yang terjadi karena
bersentuhannya dua permukaan benda. Contoh gaya gesek
adalah gaya yang bekerja pada rem sepeda. Pada saat akan
berhenti, karet rem pada sepeda akan bersentuhan dengan pelek
sepeda sehingga terjadi gesekan yang menyebabkan sepeda
dapat berhenti ketika dilakukan pengereman. Gaya gesek akan
terjadi apabila dua buah benda saling bersentuhan dan
bergerak berlawanan arah, relatif satu dengan yang lain.
Gaya gesek yang melawan atau menahan gaya tarik/dorong
berbeda-beda besarnya. Besar gaya gesek tergantung pada
keadaan permukaan benda yang saling bersentuhan. Pada
permukaan yang licin besar gaya gesekan lebih kecil daripada
gaya gesek yang terjadi pada permukaan yang kasar.
 Prosedur Percobaan
1. Isilah lembar kerja sesuai petunjuk !
2. Kaitkan ujung neraca pegas pada benda yang
digunakan.
3. Tariklah neraca pegas ke kanan perlahan-lahan dan
catat penunjukkan pada skala neraga pegas (saat balok
mulai bergerak)
4. Tarik terus sampai benda yang digunakan bergerak dan
catat berapa gaya yang diperlukan untuk bergerak.
 Hasil Pengamatan

Table Pengamatan Gaya Gesek

No Keadaan Benda Penunjukkan Neraca Pegas (N)


(100gr) Permukaan Halus Permukaan Kasar
1 Sebelum Bergerak 0 0
2 Saat akan Bergerak 1 1
3 Sesudah Bergerak 0,3 0,5
DOKUMENTASI
 Permukaan licin

 Saat sebelum bergerak

 Saat sudah bergerak


 Pembahasan
Pada saat melakukan percobaan menarik benda atau beban dengan berat
100 gram oleh neraca pegas, dalam keadaan diam neraca belum
mengalami pergerakan. Artinya belum ada beban yang ditarik oleh
neraca.
Lalu saat mencoba menarik beban pada bidang datar dengan permukaan
halus didapati bahwa sebelum bergerak 0, saat akan bergerak beratnya 1,
sedangkan sesudah bergerak menunjukkan berat 0,3. Hal ini
menunjukkan bahwa pada saat benda / beban ditarik oleh neraca pegas
dengan gaya yang kecil, beban belum bergerak karena adanya gaya
gesek antara beban dan permukaan meja yang melawan gaya tarik. 
Pada saat kami membandingkan dengan permukaan yang kasar, maka
didapati data pengukurannya berubah. Hal itu berarti menarik benda di
permukaaan kasar lebih sulit ditarik dari pada benda dipermukaan yang
halus. Mengapa? Karena pada permukaan licin, gaya geseknya kecil,
sehingga benda mudah ditarik; sebaliknya, apabila permukaannya kasar,
maka gaya gesek yang terjadi besar, sehingga benda tidak mudah ditarik.
 Kesimpulan

Kesimpulan gaya gesek terdapat pada dua benda


yang saling bersentuhan. Gaya gesek memiliki arah
berlawanan dengan arah gerak benda. Pada gaya
gesek makin besar jika permukaan benda yang
bersentuhan kasar dan gaya gesek berkurang jika
permukaan benda yang bersentuhan licin
D. Gaya Pegas

Tujuan
Mengamati gaya tarik yang disebabkan oleh pegas.

 Alat dan bahan


Karet gelang
Penggaris
Beban 20 gr
Ststif / Pralon untuk menyangga
 
 Landasan Teori

Gaya pegas adalah gaya tarik yang ditimbulkan oleh pegas. Pada karet gelang
yang direnggangkan dan pada pegas yang direnggangkan atau dimampatkan, akan
timbul gaya kearah benda yang merenggangkannya atau memampatkannya. Gaya
yang timbul tersebut disebut gaya pegas. Gaya pegas timbul karena adanya sifat
elastik/sifat lenting pegas/karet gelang. Sifat elastik ini dimiliki oleh benda yang
apabila diubah bentuknya kemudian dilepaskan, maka benda itu akan kembali ke
keadaan/bentuk semula.
 Prosedur Percobaan
1. Isilah lembar kerja sesuai dengan petunjuk !
2. Ambil seutas karet gelang, gantungkan pada salah satu
ujung statif/ pralon.
3. Gantungkan sebuah beban pada ujung karet yang satu lagi.
4. Tariklah beban ke bawah, kemudian lepaskan. Amati yang
terjadi !

 Hasil Pengamatan
Pada percobaan ini karet yang belum diberi beban belum
mengalami gaya pegas. Kemudian karet diberi beban 20 gr
lalu ditarik, maka yang terjadi karet tersebut kembali ke atas
atau kembali pada bantuk semula. Apabila kita ukur panjang
karetnyajuga mengalami perubahan.
DOKUMENTASI
 Pembahasan
Sifat karet pada dasarnya tidak mudah panas, tidak mudah
retak, lentur, dan elastis. Oleh karena itu saat dilakukan
percobaan, maka keret menjadi lebih panjang dan karet
kembali ke atas. Gaya yang terjadi adalah gaya pegas,
karena karet gelang tersebut kembali ke bentuk semula.
Karet menjadi panjang karena beban dan tarikan.

 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan ,ternyata
semakin besar gaya yang bekerja pada suatu pegas, maka
semakin besar pula pertambahan panjangnya. Hal ini juga
dipengaruhi oleh besarnya massa benda yang
mempengaruhi besarnya gaya tarik pegas.
E. Gaya Berat

Tujuan
Mengukur gaya suatu benda dengan objek tertentu.

 Alat dan bahan


 
Karet gelang
Penggaris
Beban dengan berbagai ukuran
Ststif / pralon

 Landasan Teori
Berat benda ialah suatu gaya yang dikarenakan oleh gravitasi yang berhubungan
dengan massa benda tersebut. Massa benda konsisten dimana-mana, sebaliknya berat
suatu objek akan berganti-ganti seperti dengan besarnya laju gravitasi di lokasi
tersebut. Massa benda ialah terdapatnya objek yang ada dalam benda. Massa benda
bersifat tetap, maksudnya tidak dikuasai oleh gravitasi. Sebaliknya berat benda
menerangkan besarnya gaya gravitasi yang beraktivitas pada objek tersebut.
 Prosedur Percobaan 
1. Isi lembar kerja sesuai dengan petunjuk !
2. Ambil seutas karet gelang, gantungkan salah satu
ujungnya pada statif
3. Ukur panjang karet gelang mula-mula.
4. Gantungkan pula sebuah beban pada ujung karet
yang satu lagi
5. Ukur panjang karet gelang sekarang.
6. Ulangi mengukur panjang karet gelang setiap
pergantian beban yang lebih besar (4 macam beban)
7. Tuliskan hasil pengukuran pada tabel hasil
pengamatan gaya berat.
 Hasil Pengamatan

Tabel Pengamatan Gaya Berat

Panjang karet mula-mula : 10,5 cm

No Massa Beban (gr) Panjang Karet Gelang (gr)


1 10 gr 11 cm
2 20 gr 12 cm
3 50 gr 16 cm
4 100 gr 27,5 cm
DOKUMENTASI
 Pembahasan
Pada saat dilakukan percobaan panjang karet mula-mula
sama yaitu 10,5 cm. Beban yang digunakan juga
bermacam-macam ukurannya (10 gr, 20 gr, 50 gr, dan 100
gr).
Saat diamati dan diukur panjang karet menjadi berubah
dari ukuran mula-mula tergantung dari berat benda yang
diletakkan pada ujung keret tersebut.

 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa
beban dapat mempengaruhi panjang karet gelang.
Semakin besar bebannya maka karetpun semakin panjang.
Hal itu juga dipengaruhi oleh gaya gravitasi.
GERAK
Gerak merupakan perpindahan kedudukan suatu
benda terhadap benda lainnya. Baik perpindahan
kedudukan yang mendekati maupun menjauhi suatu
benda atau tempat asal akibat benda itu dikenai gaya.
A. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Gerak Lurus Beraturan adalah gerak suatu benda
pada lintasan yang lurus di mana pada setiap selang
waktu yang sama, benda tersebut menempuh jarak
yang sama (gerak suatu benda pada lintasan yang
lurus dengan kelajuan tetap).
B. Gerak Lurus Berubah Beraturan
(GLBB)
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah
gerak yang lintasannya berupa garis lurus dan
kecepatannya selalu berubah secara tetap (beraturan)
serta mempunyai percepatan tetap.
KEGIATAN PRAKTIKUM 2
A. Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Tujuan
Mengetahui gerak lurus beraturan

 Alat dan bahan


1. Katrol gantung tunggal
2. Stop watch
3. Penggaris
4. Beban gantung 100gr (2 buah)
5. Statif dan klem (statif sederhana)
6. Benang kasur
7. Plastisin (diganti dengan pembatas kertas)
8. Beban tambahan (diganti binder klip sebagai beban tambahan)
 Landasan Teori
Gerak Lurus Beraturan adalah gerak suatu benda
pada lintasan yang lurus di mana pada setiap selang
waktu yang sama, benda tersebut menempuh jarak
yang sama (gerak suatu benda pada lintasan yang
lurus dengan kelajuan tetap). Pada gerak lurus
beraturan, benda menempuh jarak yang sama dalam
selang waktu yang sama pula. Sebagai contoh, mobil
yang melaju menempuh jarak 2 meter dalam waktu 1
detik, maka satu detik berikutnya menempuh jarak
dua meter lagi, begitu seterusnya.
 Prosedur Percobaan
1. Isilah lembar kerja sesuai dengan pentunjuk !
2. Rakitlah alat dan bahan.
3. Usahakan agar beban tambahan m tertinggal di ring
pembatas bila M1 turun dan M2 naik.
4. Tandai ketinggian beban tambahan (m) mula-mula sama
tinggi dengan titik A.
5. Ukur panjang BC.
6. Biarkan sistem bergerak m + M1 turun dan M2 naik.
Catat waktu yang diperlukan M1 untuk bergerak dari B
ke C.
7. Ulangi percobaan sampai 5 kali dengan jarak BC yang
berbeda-beda (tinggi A tetap, B tetap, C berubah).
8. Catat datanya pada tabel
 Hasil Pengamatan
Tabel
Pengamatan GLB

No Jarak BC s (cm) Waktu t (sek)


1 50 1.92
2 45 1.45
3 40 1.16
4 35 1.10
5 30 1.05
DOKUMENTASI
 Pembahasan

Pada praktikum ini bertujuan untuk dapat


menentukan besar jarak dan perpindahan, dapat
menentukan besar kecepatan rata-rata dan kelajuan
rata-rata, dapat memahami hubungan antara posisi
dan waktu, serta dapat memahami karakteristik
benda yang bergerak lurus beraturan (GLB). Pada
kegiatan ini menggunakan ketinggian yang berbeda,
yaitu 50cm, 45cm, 40cm, 35cm, 30cm. Dimana jarak
yang di gunakan pada setiap ketinggian memiliki
jarak yang berbeda. Pada kegiatan praktikum ini
dilakukan pengukuran berulang sebanyak 5 kali.
 Kesimpulan

Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu


benda yang lintasannya berupa garis lurus dengan
kecepatan tetap. Dengan beban yang sama beratnya,
makin dekat jaraknya makin cepat pula waktu yang
diperlukan.
B. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Tujuan
Mengetahui gerak lurus berubah beraturan (GLBB)

 Alat dan bahan


1. Katrol gantung tunggal
2. Stop watch
3. Penggaris
4. Beban gantung 100 gr (2 buah)
5. Statif dan klem (statif sederhana)
6. Benang kasur
7. Plastisin (diganti dengan pembatas kertas)
8. Beban tambahan (diganti binder klip sebagai beban tambahan)
 Landasan Teori
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak
benda pada lintasan lurus dengan kecepatannya berubah
secara teratur tiap detik. Kamu tentunya masih ingat
bahwa perubahan kecepatan tiap detik adalah
percepatan. Dengan demikian, pada GLBB benda
mengalami percepatan secara teratur atau tetap. Gerak
Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah Gerak benda
dalam lintasan garis lurus dengan percepatan tetap. Jadi, ciri
umum GLBB adalah bahwa dari waktu ke waktu kecepatan
benda berubah, semakin lama semakin cepat, dengan kata
lain gerak benda dipercepat, namun demikian, GLBB juga
berarti bahwa dari waktu ke waktu kecepatan benda
berubah, semakin lambat hingga akhirnya berhenti.
 Prosedur Percobaan
1. Isilah lembar kerja sesuai dengan petunjuk!
2. Menyusun alat.
3. Tentukan dan ukur jarak Ab dan BC (usahakan AB >
BC)
4. Biarkan sistem bergerak (M1 dan m) turun dan M2
naik, usahakan agar beban tambahan m tertinggal di
ring pembatas B
5. Ukur waktu yang dibutuhkan (M1 + m) dari A ke B
(tAB) dan M1 untuk bergerak dari B ke C (tBC)
6. Lakukan percobaan sampai 5 x dengan jarak AB
(titik A tetap,  C tetap, B berubah) dan catat datanya
pada tabel.
 Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan GLBB

No Bebas S AB (cm) t AB (sek) S BC (cm) t BC (sek)


(gr)
1 100 35 0,49 35 0,61
2 100 30 0,36 30 0,58
3 120 30 0,41 30 0.56
4 120 25 0,31 25 0,56
5 150 25 0,42 25 0,42
DOKUMENTASI
 Pembahasan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan,
diperoleh tabel pengamatan yang sudah menunjukkan
terjadinya gerak lurus berubah beraturan. Benda yang
melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai
dengan kecepatan awal akan berubah kecepatannya
karena ada percepatan.

 Kesimpulan
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak
yang lintasannya berupa garis lurus dan kecepatannya
selalu berubah secara tetap (beraturan) serta
mempunyai percepatan tetap.
PESAWAT SEDERHANA
Dalam ilmu fisika, semua alat yang dapat membantu
pekerjaan manusia disebut dengan pesawat. Maka
itu, dalam ilmu fisika, juga dikenal pesawat
sederhana.
Jenis-jenis Pesawat Sederhana
 Tuas
Tuas atau pengungkit adalah alat yang dipakai untuk membantu memudahkan pekerjaan, seperti
memindahkan benda berat. Tuas dapat berupa batang kayu, bambu, atau besi. Penggunaan tuas
memerlukan penumpu yang bisa berupa batu atau benda keras lainnya.

 Katrol
Katrol merupakan roda yang bisa berputar pada porosnya. Penggunaannya dipadukan dengan tali dan
dipakai untuk mengangkat benda.

 Bidang miring
Bidang miring merupakan jenis pesawat sederhana yang berupa papan datar yang dipasang secara
miring untuk memudahkan pekerjaan memindahkan benda ke tempat lebih tinggi.

Roda dan poros


Roda berporos adalah roda yang dihubungan dengan poros. Saat roda berputar, maka poros ikut
memutar. Poros tersebut dapat dihubungkan dengan peralatan.
PERCOBAAN TUAS/PENGUNGKIT
 Tujuan

1. Menjelaskan manfaat tuas.


2. Menentukan keuntungan mekanik pada tuas.

 Alat dan bahan


1. Penggaris ukuran panjang 30 – 100 cm
2. Statif atau penyangga untuk menggantung penggaris
3. Benang secukupnya
4. Beban antara 10 gram sampai dengan 200 gram masing masing satu buah
5. Klip kertas sebagai pengganti beban.
 Landasan Teori
Pengungkit atau tuas biasanya berupa batang yang
dipasang pada sebuah penumpu. Ujung-ujung
batangnya bebas bergerak. Ketika kamu mendorong
atau menarik pengungkit, artinya kamu memberikan
gaya pada pengungkit. Gaya yang kamu berikan
disebut kuasa. Titik tempat kuasa disebut titik kuasa.
Titik tempat beban disebut titik beban.
Jarak antara titik beban dan titik tumpu disebut jarak
beban atau lengan beban. Adapun jarak antara titik
tumpu dan titik kuasa disebut jarak kuasa atau
lengan kuasa.
 Prosedur Percobaan 
1. Susunlah penggaris dan statif atau penyangga.
2. Gantungkan penggaris dengan lengan-lengan yang
panjang, sehingga dalam keadaan seimbang. Dalam
hal ini anggaplah titik nol (0) berada ditengah-
tengah penggaris ( misal, jika panjang penggaris 30
cm, maka titik tumbu nol pada angka 15)
3. Gantungkan beban 100 gram pada lengan kiri (A)
dan 20 gram pada lengan (B). Atur kedudukan
penggaris supaya tetap dalam keadaan seimbang.
4. Catatlah jarak OR dan OE pada tabel 4.8 di Lembar
pengamatan diakhir modul ini.
5. Ulangi langkah (1) dan (2) untuk melengkapi table.
 Hasil Pengamatan
Dari percobaan yang telah dilakukan ternyata
Lengan Jarak OR Jarak OE Beban
membutuhkan ketelitian dan kesabaran.
Beban Kuasa
Mula-mula memasang alat dengan seimbang.
Lalu mulai menggantungkan beban seberat
100 gr 2 cm 10 cm 20 gr
100 gr pada lengan sebelah kiri (A) dan
seberat 20 gr untuk lengan sebelah kanan (B).
Kemudian digeser-geser posisinya agar
50 gr 2 cm 5 cm 20 gr dengan beban yang berbeda dapat mencapai
keadaan seimbang.
Jika sudah seimbang, lalu dapat diukur jarak
OR ( lengan sebelah kiri (A) ke titik tumpu )
20 gr 2 cm 4 cm 10 gr
sedangkan OE ( lengan sebelah kanan (B) ke
titik tumpu )
Percobaan dilakukan 3 kali dengan ukuran
lengan beban dan beban kuasa yang berbeda-
beda.
KESIMPULAN
 Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan
bahwa jika beban pada lengan kiri lebih
besar dari lengan kanan dan jarak OR dan OE
sama maka tidak dapat seimbang.
 Namun jika berat benda yang berbeda dapat
seimbang jika jarak OR dan OE disesuaikan.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai