Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA

Diisi Mahasiswa Praktikan


Nama Praktikan Rifki Rakhul Firmansyah
NPM 2240501122
Rombel 7 ( Tujuh )
Judul Praktikum Momentun dan Impuls
Tanggal Praktikum 19 Mei 2023
Diisi Asisten Praktikum
Tanggal Pengumpulan
Catatan
PENGESAHAN NILAI

Diperiksa oleh : Disahkan oleh :

Asisten Praktikum Dosen Pengampu

( Ridha Evitafany ) ( Risky Via Yuliantari, S.Pd., M.Eng. )

LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TIDAR
2023
Tanggal Praktikum 26 - 05 - 2023
Momentum dan Impuls
Tanggal Pengumpulan 02 - 06 - 2023

I. Tujuan Percobaan
1. Diharapkan mahasiswa dapat memahami materi momentum dan impuls.
2. Diharapkan bisa mengetahui rumus perhitungan materi momentum dan impuls.
3. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran momentum terhadap suatu benda
4. Agar mahasiswa mampu menerapkan hasil praktikum fisika dengan materi
pembelajaran momentum dan impuls dalam kehidupan sehari-hari.

II. Dasar Teori


Pertemuan praktikum di minggu kesembilan ini, pada mata kuliah praktikum
fisika mempelajari tentang Dinamika II, yaitu terkait dengan konsep materi Usaha
dan Energi. Didalam laporan ini, saya sebagai praktikkan akan menjelaskan dan
memaparkan hasil praktikum kali ini tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan
materi tersebut.. Seperti yang telah kita ketahui, pada dasarnya konsep teori dinamika
II mengenai hukum usaha dan energi bisa dijumpai dalam kehidupan sehari – hari.
Berikut ini adalah segala penjabaran materi mengenai hukum usaha dan energi :

A. Sejarah
James Prescott Joule adalah seorang ilmuan berkebangsaan Eropa yang lahir
pada 24 Desember 1818. Beliau adalah seorang ahli fisikawan yang lahir pada Benua
Inggris, Britania Raya. Didalam sebuah studinya, beliau berhasil melakukan sebuah
percobaan yang membuktikan bahwa panas ( kalor ) tidak lain adalah suatu bentuk
dari Energi. Pada tahun 1843, James telah mematenkan sebuah karya tulis ilmiah
dibidang fisika mengenai “ Kesetaraan energi mekanik dan energi panas ”.
Empat tahun kemudian, ia berhasil merumuskan hukum kekekalan energi, yang
dimana
pernyataan tersebut merupakan hukum pertama dari hukum termodinamika. Hukum
itu menyatakan bahwa “ Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi
dapat berubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi lainnya ”.
B. Pengertian Hukum Usaha dan Energi
1. Usaha
Usaha adalah adalah besarnya gaya yang bekerja pada suatu benda yang
menyebabkan benda tersebut berpindah. Jadi, usaha berhubungan dengan gaya dan
perpindahan. Untuk bisa lebih jelas dalam memahami materi ini telah dijabarkan
pemaparannya melalui sebuah konsep gambar seperti berikut :
 Untuk gaya (F) searah perpindahan (Δx)

Gambar 1. Usaha searah


dengan laju
perpindahannya

Secara matematis,
definisi dari gambar diatas dapat dituliskan persamaannya :

Keterangan :
W = usaha ( joule )
F = gaya ( newton )
Δx = perpindahan ( meter )

 Untuk gaya (F) membentuk sudut θ terhadap perpindahan (Δx)


Dari gaya (F) yang terjadi akan membentuk skema θ sebagai pola sudutnya
terhadap perpindahan (Δx). Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar berikut :
Gambar 2. Usaha membentuk sudut θ dengan perpindahannya

Secara matematis, defenisi ini dapat ditulis dengan persamaan :

 Usaha yang dilakukan oleh beberapa gaya

Gambar 3. Usaha yang dilakukan oleh beberapa gaya

Usaha yang dilakukan oleh beberapa gaya yang bekerja pada sebuah benda
merupakan jumlah aljabar usaha yang dilakukan oleh tiap-tiap gaya. Jika
suatu balok ditarik oleh gaya F1, F2, dan F3 sehingga balok berpindah sejauh
s, sedangkan sudut antara tiap-tiap gaya terhadap perpindahan berturut-turut
adalah θ1, θ2, dan θ3, usaha yang dilakukan ketiga gaya tersebut adalah :

 Menghitung usaha dari bentuk Grafik F - x


Untuk grafik F – x ( gaya terhadap posisi ), usaha yang dilakukan oleh gaya F
berpindah dari posisi awal x = x1 ke posisi akhir x = x2 sama dengan luas raster
dibawah grafik F-x dengan batasan x = x1 sampai x = x2
Gambar 4. Usaha dalam bertuk
skema grafik F – x

Secara sitematis, berarti :

2. Energi
Energi adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh benda agar benda dapat
melakukan usaha. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya,
peristiwa dari perubahan energi ini yang disebut konversi energi.

Lima bentuk utama energi di bumi : Beberapa sumber energi di bumi :


1. Energi mekanik 1. Energi matahari
2. Energi kalor 2. Energi angin
3. Energi kimia 3. Energi air
4. Energi nuklir 4. Energi nuklir
5. Energi elektromagnetik 5. Energi Gelombang ( radiasi )

 Energi Kinetik
Energi kinetik merupakan suatu bentuk energi yang dimiliki benda tertentu
karena gerak / kecepatannya. Energi jenis ini bergantung pada massa dan
kelajuan bendanya. Secara sistematis dapat dirumuskan seperti berikut :

Keterangan : Ek = energi kinteik (Joule)


m = massa (kg)
v = kecepatan (m/s)
 Energi Potensial
Energi potensial merupakan suatu energi yang dimilki oleh benda karena
kedudukannya. Energi potensial bergantung pada massa benda, percepatan
gravitasi dan ketinggiannya. Secara sistematis dirumuskan seperti berikut :

Keterangan : Ep = energi potensial (Joule)


m = massa (kg)
h = ketinggian (meter)

Keterangan : k = konstanta pegas (N/m)


x = simpangan (m)

C. Penerapan Konsep Energi dan Usaha Dalam Kehidupan Sehari-hari


1) Permainan ayunan, pada dasarnya energi kinetik merupakan energi yang
berhubungan dengan pergerakan, sehingga ayunan memiliki konsep hukum
energi potensial dan energi kinetik.

Gambar 5. Seorang anak kecil yang


sedang mendorong
anak lainnya dalam keadaan diatas
ayunan

2) Skydiving ( Terjun payung ), dalam olahraga ini dilakukan saat keaadan


melompat dari sebuah ketinggian dna mengalamoi percepatan saat jath
kedasar tanah karena adaya gravitasi bumi. Lalu saat parasut terbuka
kecepatan akan otomatis melambat dan saat menyentuh tanah penerjun
payung akan mempunyai kecepatan konstan.

Gambar 6. Anggota TNI yang sedang


melaksanakan
pelatihan operasi terjun payung

III. Metode Praktikum


A. Alat dan Bahan
1. Timbangan 6. Penggaris
2. Kilp besi / penjepit kertas 7. Kertas
3. Isi bolpoin kosong 8. Benang
4. Koin Rp 100 (8 keping) 9. Selotip
5. Koin Rp 500 (8 keping) 10. Peralatan tulis & gunting

B. Langkah Kerja
1) Mengukur berat koin Rp.100 dan Rp.500, lalu mecatat pada tabel.
2) Memotong isi bolpoin sepanjang 2 cm, yang akan digunakan sebagai
poros pada katrol.
3) Melapisi potongan isi bolpoin dengan kertas agar diameternya lebih besar
dan mudah untuk berputar.
4) Membentuk pola penjepit kertas sebagai penyangga katrol.
5) Memberi selotip pada besi klip penjepit sebagai penyangga katrol pada
meja.
6) Memberi alas kertas pada meja yang sudah diberi penanda keterangan
jarak 30 cm, 20 cm, dan 10 cm.
7) Menyatukan 8 keping koin Rp.500 menggunakan selotip sebagai beban
katrol pada meja.
8) Menyusun 8 keping koin Rp.100 secara seri menggunakan selotip
sebagai beban katrol yang tergantung.
9) Menempelkan benang pada koin Rp.500 dan Rp.100. Usahakan agar
benang diletakkan sejajar dengan katrol.
10) Posisikan beban koin Rp.500 pada jarak 0 cm diatas meja, dan koin
Rp.100 tergantung dibawah posisi katrol.
11) Mencatat hasil pengukuran percobaan praktikum pada sebuah tabel.

IV. Hasil dan Analisis

(a) (b) (c)


Gambar 7. (a) Penimbangan massa koin, (b) penempelan koin dengan plester, (c)
pengukuran praktikum dinamika II, dll.

Tabel 1. Hasil tabel percobaan praktikum ke - 9

m koin m m
n r ( kg ) v  Ek  Ep
gerak turun
(Koin) (cm) Rp.100 Rp.500 ( kg ) ( kg ) (m/s) (J) (J)
30 0,1 205 x 10-6 0,046
8 20 0,016 0,025 0,041 0,016 0,2 82 x 10-5 0,032
10 0,167 58 x 10-5 0,016
30 0,18 58 x 10-6 0,042
7 20 0,014 0,022 0,036 0,014 0,142 36 x 10-8 0,028
10 0,109 21 x 10-9 0,014
6 30 0,012 0,019 0,031 0,012 0,201 627 x 10-10 0,036
20 0,318 166 x 10-9 0,024
10 0,232 834 x 10-9 0,012
30 0,237 702 x 10-10 0,03
5 20 0,010 0,015 0,025 0,010 0,147 271 x 10-10 0,02
10 0,106 140 x 10-8 0,01
30 0,289 835 x 10-8 0,024
-8
4 20 0,008 0,012 0,020 0,008 0,202 408 x 10 0,016
10 0,105 110 x 10-8 0,008
30 0,018
3 20 0,006 0,009 0,015 0,006 0 0 0,012
10 0,006
30 0,012
2 20 0,004 0,006 0,010 0,004 0 0 0,008
10 0,006
30 0,006
1 20 0,002 0,003 0,005 0,002 0 0 0,004
10 0,002
Dalam perhitungan pada tabel percobaan praktikum yang telah
dilakukan seperti diatas, dapat dijabarkan beberapa poin penting diantaranya :
1. Rumus perhitungan massa gerak :
m gerak = m total koin tergantung (Rp.100) + m total koin beban (Rp.500)
 m gerak pada saat keadaan 8 koin = 0,016 kg + 0,025 kg = 0,041 kg
 m gerak pada saat keadaan 7 koin = 0,014 kg + 0,022 kg = 0,036 kg
 m gerak pada saat keadaan 6 koin = 0,012 kg + 0,019 kg = 0,031 kg
 m gerak pada saat keadaan 5 koin = 0,010 kg + 0,015 kg = 0,025 kg
 m gerak pada saat keadaan 4 koin = 0,008 kg + 0,012 kg = 0,020 kg
 m gerak pada saat keadaan 3 koin = 0,006 kg + 0,009 kg = 0,015 kg
 m gerak pada saat keadaan 2 koin = 0,004 kg + 0,006 kg = 0,010 kg
 m gerak pada saat keadaan 1 koin = 0,002 kg + 0,003 kg = 0,005 kg

2. Pemaparan tentang konsep massa turun :


Massa turun adalah total massa koin yang keadaannya sebagai beban
terhadap katrol yang digunakan. Massa turun yang telah digunakan pada saat
praktikum dinamika II berupa koin Rp.100 yang berjumlah 8 keping yang telah
direkatkan dengan menggunakan selotip. Massa turun dapat dicari jumlah total
massanya berdasarkan hasil timbangan koin Rp.100 (8 keping) dan berapa jumlah
koin yang dibutuhkan pada saat dijadikan sebagai beban katrol. Massa turun tidak
dapat dicari berdasarkan penggandaan perhitungan karena berat setiap massa koin
berbeda, oleh sebab itu jelas dibutuhkannya sebuah timbangan digital.

3. Rumus perhitungan kecepatan : v = s / t


keterangan : v = kecepatan
s = jarak perpindahan
t = waktu

a. Jumlah 8 koin pada jarak :

 30 cm ( 0,3 m )  20 cm ( 0,2 m )  10 cm ( 0,1 m )


v=s/t v=s/t v=s/t
0 ,3 0 ,2 0,1
v = = 0,1 v= = 0,2 m/s v = = 0,167
3 1 0 , 60
m/s m/s

b. Jumlah 7 koin pada jarak :

 30 cm ( 0,3 m )  20 cm ( 0,2 m )  10 cm ( 0,1 m )


v=s/t v=s/t v=s/t
0 ,3 0,2 0,1
v= = 0,18 v= = 0,142 v = = 0,109
1, 65 1, 40 0 , 92
m/s m/s m/s

c. Jumlah 6 koin pada jarak :

 30 cm ( 0,3 m ) 0 ,3 v=s/t
v= =0,201
1, 49 0,2
v=s/t v= = 0,318
m/s 0 , 63
 20 cm ( 0,2 m ) m/s
 10 cm ( 0,1 m ) 0,1
v = = 0,232
0 , 43
v=s/t
m/s

d. Jumlah 5 koin pada jarak :

 30 cm ( 0,3 m )  20 cm ( 0,2 m )  10 cm ( 0,1 m )


v=s/t v=s/t v=s/t
0 ,3 0 ,2 0,1
v= =0,237 v= = 0,147 v = = 0,106
1, 27 1, 36 0 , 95
m/s m/s m/s

e. Jumlah 4 koin pada jarak :

 30 cm ( 0,3 m )  20 cm ( 0,2 m )  10 cm ( 0,1 m )


v=s/t v=s/t v=s/t
0,3 0,2 0,1
v= =0,289 v= = 0,202 v = = 0,105
1, 04 0 , 99 0 , 95
m/s m/s m/s

Pada percobaan praktikum koin ke-3 sampai dengan ke-1 kecepatannya = 0.


Hal tersebut dikarenakan koin beban ( koin Rp.100 ) sudah tidak dapat menarik
katrol pada beban koin gerak (koin Rp.500). Itu juga bisa dianalogikan karena
gesekan yang terjadi pada koin gerak (koin Rp.500) teralalu besar sehingga massa
pada koin beban (koin Rp.100) sudah tidak mampu untuk menariknya.

4. Rumus perhitungan energi kinetik :


1
 Ek = . m gerak . v2
2
a. Perhitungan  Ek pada 8 koin, pada jarak :
 30 cm ( 0,3 m )
1
 Ek = x 0,041 x (0,1)2
2
1
 Ek = x 0,041 x 0,01
2
 Ek = 0.000205 atau ( 205 x 10-6 )

 20 cm ( 0,2 m )  10 cm ( 0,1 m )
1 1
 Ek = x 0,041 x (0,2)2  Ek = x 0,041 x (0,167)2
2 2
1 1
 Ek = x 0,041 x 0,04  Ek = x 0,041 x 0,027889
2 2
 Ek = 0.00082 atau (82 x 10-5 )  Ek = 0.00058 atau ( 58 x 10-5 )

b. Perhitungan  Ek pada 7 koin, pada jarak :


 30 cm ( 0,3 m )
1
 Ek = x 0,036 x (0,18)2
2
1
 Ek = x 0,036 x 0,0324
2
 Ek = 0.005800 atau ( 58 x 10-6)

 20 cm ( 0,2 m )  10 cm ( 0,1 m )
1 1
 Ek = x 0,036 x (0,142)2  Ek = x 0,036 x (0,109)2
2 2
1 1
 Ek = x 0,036 x 0,020164  Ek = x 0,036 x 0,011881
2 2
 Ek = 0.00036292 atau (36 x 10  Ek = 0.000213858 atau ( 21 x
) 10-9 )

c. Perhitungan  Ek pada 6 koin, pada jarak :


 30 cm ( 0,3 m )
1
 Ek = x 0,031 x (0,201)2
2
1
 Ek = x 0,031 x 0,040401
2
 Ek = 0.000627 atau ( 627 x 10-10 )
 20 cm ( 0,2 m )  10 cm ( 0,1 m )
1 1
 Ek = x 0,031 x (0,318)2  Ek = x 0,031 x (0,232)2
2 2
1 1
 Ek = x 0,031 x 0,101124  Ek = x 0,341 x 0,053824
2 2
 Ek = 0.00166 atau (166 x 10-9 )  Ek = 0.000834 atau ( 834 x 10-9 )

d. Perhitungan  Ek pada 5 koin, pada jarak :


 30 cm ( 0,3 m )
1
 Ek = x 0,025 x (0,237)2
2
1
 Ek = x 0,025 x 0,056169
2
 Ek = 0.000702 atau ( 702 x 10-10 )

 20 cm ( 0,2 m )  10 cm ( 0,1 m )
1 1
 Ek = x 0,025 x (0,147)2  Ek = x 0,025 x (0,106)2
2 2
1 1
 Ek = x 0,025 x 0,021609  Ek = x 0,025 x 0,011236
2 2
 Ek = 0.000271 atau (271 x 10-10  Ek = 0.000140atau ( 140 x 10-8 )

e. Perhitungan  Ek pada 4 koin, pada jarak :


 30 cm ( 0,3 m )
1
 Ek = x 0,020 x (0,289)2
2
1
 Ek = x 0,020 x 0,083521
2
 Ek = 0.000835 atau ( 835 x 10-8 )

 20 cm ( 0,2 m ) 1
 Ek = x 0,020 x 0,040804
2
1
 Ek = x 0,020 x (0,202)2
2  Ek = 0.000408 atau ( 408 x 10-8 )
 10 cm ( 0,1 m )
1 1
 Ek = x 0,020 x (0,105)2  Ek = x 0,020 x 0,011025
2 2
 Ek = 0.000110 atau ( 110 x 10-8 )

Untuk percobaan pada koin ke 3 sampai ke 1 menghasilkan  Ek = 0. Hal


tersebut dapat terjadi dikarenakan koin beban (Rp.100) yang sudah tidak mampu
untuk menarik koin gerak (Rp.500). Itu dapat dijelaskan berdasarkan fakta bahwa
semakin lama percobaan massa terhadap koin beban akan semakin ringan daripada
koin gerak (Rp.500), sehingga tidak ada terjadinya perpindahan dan waktu yang
dibutuhkan terhadap koin gerak untuk dapat bergerak kebawah (layaknya sebuah
katrol penimba air) atau  Ek = 0.

5. Rumus perhitungan energi potensial :


 Ep = m turun . g(10) . s
keterangan : m = massa benda
g = gravitasi / ( 10 )
s = jarak

a. Perhitungan  Ep pada 8 koin, pada jarak :


 30 cm ( 0,3 m )
 Ep = 0,016 x 10 x 0,3
 Ep = 0,046

 20 cm ( 0,2 m )
 Ep = 0,016 x 10 x 0,2  10 cm ( 0,1 m )
 Ep = 0,032  Ep = 0,016 x 10 x 0,1
Ep = 0,016

b. Perhitungan  Ep pada 7 koin, pada jarak :


 30 cm ( 0,3 m )
 Ep = 0,014 x 10 x 0,3
 Ep = 0,042
 20 cm ( 0,2 m )  10 cm ( 0,1 m )
 Ep = 0,014 x 10 x 0,2  Ep = 0,014 x 10 x 0,1
 Ep = 0,028 Ep = 0,014

c. Perhitungan  Ep pada 6 koin, pada jarak :


 30 cm ( 0,3 m )
 Ep = 0,012 x 10 x 0,3
 Ep = 0,036

 20 cm ( 0,2 m )  10 cm ( 0,1 m )
 Ep = 0,012 x 10 x 0,2  Ep = 0,012 x 10 x 0,1
 Ep = 0,024 Ep = 0,012

d. Perhitungan  Ep pada 5 koin, pada jarak :


 30 cm ( 0,3 m )
 Ep = 0,010 x 10 x 0,3
 Ep = 0,03

 20 cm ( 0,2 m )  10 cm ( 0,1 m )
 Ep = 0,010 x 10 x 0,2  Ep = 0,010 x 10 x 0,1
 Ep = 0,02  Ep = 0,01

e. Perhitungan  Ep pada 4 koin, pada jarak :


 30 cm ( 0,3 m )
 Ep = 0,008 x 10 x 0,3
 Ep = 0,024

 20 cm ( 0,2 m )  10 cm ( 0,1 m )
 Ep = 0,008 x 10 x 0,2  Ep = 0,008 x 10 x 0,1
 Ep = 0,016  Ep = 0,008
f. Perhitungan  Ep pada 3 koin, pada jarak :
 30 cm ( 0,3 m )
 Ep = 0,006 x 10 x 0,3
 Ep = 0,018

 20 cm ( 0,2 m )  10 cm ( 0,1 m )
 Ep = 0,006 x 10 x 0,2  Ep = 0,006 x 10 x 0,1
 Ep = 0,012  Ep = 0,006

g. Perhitungan  Ep pada 2 koin, pada jarak :


 30 cm ( 0,3 m )
 Ep = 0,004 x 10 x 0,3
 Ep = 0,012

 20 cm ( 0,2 m )  10 cm ( 0,1 m )
 Ep = 0,004 x 10 x 0,2  Ep = 0,004 x 10 x 0,1
 Ep = 0,008  Ep = 0,004

h. Perhitungan  Ep pada 1 koin, pada jarak :


 30 cm ( 0,3 m )
 Ep = 0,002 x 10 x 0,3
 Ep = 0,006

 20 cm ( 0,2 m )  10 cm ( 0,1 m )
 Ep = 0,002 x 10 x 0,2  Ep = 0,002 x 10 x 0,1
 Ep = 0,004  Ep = 0,002

V. Kesimpulan
Usaha merupakan besarnya gaya yang bekerja pada suatu benda hingga
mengakibatkan benda tersebut berpindah. Dalam fisika terdapat jenis usaha yang
diberikan kepada benda, dirumuskan W = F . x cos θ. Energi adalah sesuatu yang
dibutuhkan oleh benda agar benda dapat melakukan usaha. Energi dapat berubah
bentuk dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya, peristiwa perubahan bentuk
energi ini yang disebut konversi energi. Energi kinetik adalah energi yang
dimiliki benda karena geraknya (atau kecepatannya). Energi kinetik bergantung
1
pada massa dan kelajuan benda. Secara sistematis dirumuskan sebagai E k=
2
m.v2. Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena kedudukannya.
Energi potensial bergantung pada massa, percepatan gravitasi dan ketinggian.
Secara sistematis dirumuskan sebagai Ep= m.g.h.

Kesimpulan dari Hasil – analisis :


1. Hubungan energi kinetik dengan usaha bahwa besarnya usaha sama dengan
perubahan energi kinetik apabila sebuah benda mengalami perubahan
kelajuan.

2. Hubungan energi potensial dengan usaha bahwasannya besar usaha sama


dengan perubahan energi potensial suatu benda atau objek apabila sebuah
benda berada pada ketinggian tertentu dan kemudian diangkat sehingga
menyebabkan ketinggiannya berubah.
3. Didalam praktikum percobaan dinamika II ini kertas/lintasan juga
berpengaruh pada gaya gesekan yang diterima oleh berat massa koin Rp.100
terhadap beban massa koin Rp.500. Saat tidak menggunakan kertas gaya
gesek nya lebih berkurang ketimbang menggunakan kertas.

V. Referensi
BIBLIOGRAPHY Hidayati, J. (2012). Instrumentasi & Alat Pengukuran . Medan :
GRAHA ILMU CANDI GEBANG.
SATRIAWAN, M. (2018). Buku Ajar Fisika Dasar. Yogyakarta: Universitas
Negeri Gajah Mada
Karlina. (2018). Termodinamika. Jurnal Pendidikan Teknik Elektronika, 8.

Anda mungkin juga menyukai