I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuktikan melalui persamaan matematis konsep usaha sebagai hasil kali gaya
dan perpindahan
2. Siswa dapat menghitung usaha yang dilakukan sama dengan perubahan energi kinetik pada
benda dengan menggunakan rumus
3. Siswa dapat membandingkan energi potensial grafitasi dan energi potensial listrik secara
kuantitatif
II. Materi Ajar
ENERGI, USAHA, DAN DAYA
A. Usaha
Perhatikanlah gambar orang yang sedang menarik balok sejaruh d meter! Orang tersebut
dikatakan telah melakukan kerja atau usaha. Namun perhatikan pula orang yang mendorong
dinding tembok dengan sekuat tenaga. Orang yang mendorong dinding tembok dikatakan
tidak melakukan usaha atau kerja. Meskipun orang tersebut mengeluarkan gaya tekan yang
sangat besar, namun karena tidak terdapat perpindahan kedudukan dari tembok, maka orang
tersebut dikatakan tidak melakukan kerja.
Jika suatu gaya F menyebabkan perpindahan sejauh s, maka gaya F melakukan usaha sebesar
W, yaitu
b. W = F . s
W = usaha (joule)
s = perpindahan (m)
W = F . cos . s
Energi
Energi merupakan salah satu konsep yang penting dalam sains. Meski energi tidak dapat
diberikan sebagai suatu definisi umum yang sederhana dalam beberapa kata saja, namun secara
tradisional, energi dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja.
Untuk sementara suatu pengertian kuantitas energi yang setara dengan massa suatu benda kita
abaikan terlebih dahulu, karena pada bab ini, hanya akan dibicarakan energi dalam cakupan
mekanika klasik dalam sistem diskrit.
Beberapa energi yang akan dibahas dalam bab ini adalah sebagai berikut.
1. Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang berkaitan dengan kedudukan suatu benda terhadap suatu titik
acuan. Dengan demikian, titik acuan akan menjadi tolok ukur penentuan ketinggian suatu benda.
Ep = m . g . h
m = massa (joule)
Persamaan energi seperti di atas lebih tepat dikatakan sebagai energi potensial gravitasi. Di
samping energi potensial gravitasi, juga terdapat energi potensial pegas yang mempunyai
persamaan: Ep = ½ . k. x2 atau Ep = ½ . F . x
2. Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang berkaitan dengan gerakan suatu benda. Jadi, setiap benda yang
bergerak, dikatakan memiliki energi kinetik. Meski gerak suatu benda dapat dilihat sebagai suatu
sikap relatif, namun penentuan kerangka acuan dari gerak harus tetap dilakukan untuk
menentukan gerak itu sendiri.
Ek = ½ m v2
Gambar: Energi kimia dari bahan bakar diubah menjadi energi kinetik oleh mobil
3. Energi Mekanik
Energi mekanik adalah energi total yang dimiliki benda, sehingga energi mekanik dapat
dinyatakan dalam sebuah persamaan:
Em = Ep + Ek
Energi mekanik sebagai energi total dari suatu benda bersifat kekal, tidak dapat dimusnahkan,
namun dapat berubah wujud, sehingga berlakulah hukum kekekalan energi yang dirumuskan:
Mengingat suatu kerja atau usaha dapat terjadi manakala adanya sejumlah energi, maka perlu
diketahui, bahwa berbagai bentuk perubahan energi berikut akan menghasilkan sejumlah usaha,
yaitu:
W=F.s
W = m g (h1 – h2)
W = Ep1 – Ep2
W = ½ m v22 – ½ m v12
W = ½ F x
W = ½ k x2
Keterangan :
W = usaha (joule)
F = gaya (N)
Teorema usaha-energi apabila dalam sistem hanya berlaku energi kinetik saja dapat ditentukan
sebagai berikut.
W=F.s
W = m a.s
W = ½ m.2as
W = ½ m (v22 – v21)
W = ½ m v22 – ½ m v21
W = Ep
Untuk berbagai kasus dengan beberapa gaya dapat ditentukan resultan gaya sebagai berikut.
- fk . s = ½ m (Vt2 – Vo2)
1. Sebuah benda meluncur di atas papan kasar sejauh 5 m, mendapat perlawanan gesekan
dengan papan sebesar 180 newton. Berapa besarnya usaha dilakukan oleh benda tersebut.
2. Gaya besarnya 60 newton bekerja pada sebuah gaya. Arah gaya membentuk sudut 30 o
dengan bidang horizontal. Jika benda berpindah sejauh 50 m. Berapa besarnya usaha ?
3. Sebuah balok bermassa 1 kg di atas lantai licin. Jika gaya mendatar 2 N digunakan untuk
menarik balok, maka tentukan usaha yang dilakukan agar balok berpindah sejauh 3 m!
Penyelesaian:
W=F.s
W=2.3
W = 6 joule
4. Sebuah balok bermassa 5 kg di atas lantai licin ditarik gaya 4 N membentuk sudut 60°
terhadap bidang horisontal. Jika balok berpindah sejauh 2 m, maka tentukan usaha yang
dilakukan!
Penyelesaian:
W = F . s . cos
W = 4 . 2 . cos 60°
W = 4 joule
5. Sebuah mobil yang mula-mula diam, dipacu dalam 4 sekon, sehingga mempunyai
kecepatan 108 km/jam. Jika massa mobil 500 kg, tentukan usaha yang dilakukan!
Penyelesaian:
Pada soal ini telah terdapat perubahan kecepatan pada mobil, yang berarti telah terjadi
perubahan energi kinetiknya, sehingga usaha atau kerja yang dilakukan adalah :
W = ½ m v22 – ½ m v12
W = 225.000 joule
6. Tentukan usaha untuk mengangkat balok 10 kg dari permukaan tanah ke atas meja setinggi
1,5 m!
Penyelesaian:
Dalam hal ini telah terjadi perubahan kedudukan benda terhadap suatu titik acuan, yang
berarti telah terdapat perubahan energi potensial gravitasi, sehingga berlaku persamaan:
W = m g (h1 – h2)
W = 10 . 10 . (0 – 1,5)
W = – 150 joule
7. Sebuah sepeda dan penumpangnya bermassa 100 kg. Jika kecepatan sepeda dan
penumpannya 72 km/jam, tentukan energio kinetik yang dilakukan pemiliki sepeda!
Penyelesaian:
Ek = ½ . 100 . 202
Ek = 20.000 joule
8. Sebuah pegas dengan konstanta pegas 200 N/m diberi gaya sehingga meregang sejauh 10
cm. Tentukan energi potensial pegas yang dialami pegas tersebut!
Penyelesaian:
Ep = ½ . k . x2
Ep = ½ . 200 . 0,12
Ep = ½ joule
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Energi mekanik adalah energi total yang dimiliki benda, sehingga energi mekanik dapat
dinyatakan dalam sebuah persamaan:
Em = Ep + Ek
Energi mekanik sebagai energi total dari suatu benda bersifat kekal, tidak dapat dimusnahkan,
namun dapat berubah wujud, sehingga berlakulah hukum kekekalan energi yang dirumuskan:
1. Buah kelapa 4 kg jatuh dari pohon setinggi 12,5 m. Tentukan kecepatan kelapa saat menyentuh
tanah!
Penyelesaian:
Kelapa jatuh memiliki arti jatuh bebas, sehingga kecepatan awalnya nol. Saat jatuh di tanah
berarti ketinggian tanah adalah nol, jadi:
125 + 0 = 0 + ½ v22
v2 = √250
v2 = 15,8 m/s
2. Sebuah benda jatuh dari ketinggian 4 m, kemudian melewati bidang lengkung seperempat
lingkaran licin dengan jari-jari 2 m. Tentukan kecepatan saat lepas dari bidang lengkung
tersebut!
Penyelesaian :
Bila bidang licin, maka sama saja dengan gerak jatuh bebas buah kelapa, lintasan dari gerak
benda tidak perlu diperhatikan,
sehingga diperoleh :
60 + 0 = 0 + ½ v22
v2 = √120
v2 = 10,95 m/s
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mensintesis usaha, energi dan daya ke dalam persamaan matematis
2. Siswa dapat menghitung usaha, energi dan daya ke dalam persamaan matematis
II. Materi Ajar
Daya
Daya adalah kemampuan untuk mengubah suatu bentuk energi menjadi suatu bentuk energi lain.
Sebagai contoh, jika terdapat sebuah lampu 100 watt yang efisiensinya 100 %, maka tiap detik
lampu tersebut akan mengubah 100 joule energi listrik yang memasuki lampu menjadi 100 joule
energi cahaya. Semakin besar daya suatu alat, maka semakin besar kemampuan alat itu
mengubah suatu bentuk energi menjadi bentuk energi lain.
Jika seluruh energi yang masuk diubah menjadi energi dalam bentuk lain, maka dikatakan
efisiensi alat tersebut adalah 100 % dan besar daya dirumuskan:
P=W/t
P = daya (watt)
W = usaha (joule)
t = waktu (s)
Mengingat suatu kerja atau usaha dapat terjadi manakala adanya sejumlah energi, maka perlu
diketahui, bahwa berbagai bentuk perubahan energi berikut akan menghasilkan sejumlah usaha,
yaitu:
W=F.s
W = m g (h1 – h2)
W = Ep1 – Ep2
W = ½ m v 2 2 – ½ m v1 2
W = ½ F x
W = ½ k x2
Namun mengingat dalam kehidupan sehari-hari sukar ditemukan kondisi ideal, maka dikenallah
konsep efisiensi. Konsep efisiensi yaitu suatu perbandingan antara energi atau daya yang
dihasilkan dibandingkan dengan usaha atau daya masukan. Efisiensi dirumuskan sebagai berikut.
= efisiensi (%)
Lalu bagaimana menentukan besarnya usaha, jika gaya yang diberikan tidak teratur. Sebagai
misal, saat 5 sekon pertama, gaya yang diberikan pada suatu benda membesar dari 2 N menjadi 8
N, sehingga benda berpindah kedudukan dari 3 m menjadi 12 m. Untuk menentukan kerja yang
dilakukan oleh gaya yang tidak teratur, maka kita gambarkan gaya yang sejajar dengan
perpindahan sebagai fungsi jarak s. Kita bagi jarak menjadi segmen-segmen kecil s. Untuk
setiap segmen, rata-rata gaya ditunjukkan dari garis putus-putus. Kemudian usaha yang
dilakukan merupakan luas persegi panjang dengan lebar s dan tinggi atau panjang F. Jika kita
membagi lagi jarak menjadi lebih banyak segmen, s dapat lebih kecil dan perkiraan kita
mengenai kerja yang dilakukan bisa lebih akurat. Pada limit s mendekati nol, luas total dari
banyak persegi panjang kecil tersebut mendekati luas dibawah kurva.
W = ½ . alas . tinggi
W = ½ . ( 12 – 3 ) . ( 8 – 2 )
W = 27 joule
III. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi kelas
4. Pemutaran video animasi
5. Kuis
IV. Langkah Langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-6
1. Kegiatan Awal ( 15 menit )
a. Salam pembuka dan Berdoa
b. Absensi
c. Motivasi
d. Menghubungkan materi yang telah dimiliki peserta didik dengan bahan/kompetensi baru.
e. Kuis
2. Kegiatan Inti ( 105 menit )
Berdiskusi untuk merumuskan usaha, daya dan energi kedalam bentuk persamaan matematik
3. Kegiatan Akhir ( 15 menit )
a. Siswa membuat rangkuman materi
b. Menyimpulkan hasil diskusi kelas
c. Kuis
Pertemuan ke-7
1. Kegiatan Awal ( 15 menit )
a. Salam pembuka dan Berdoa
b. Absensi
c. Motivasi
d. Menghubungkan materi yang telah dimiliki peserta didik dengan bahan/kompetensi baru.
e. Kuis
2. Kegiatan Inti ( 105 menit )
Menentukan besarnya usaha dari grafik gaya terhadap perpindahan
3. Kegiatan Akhir ( 15 menit )
a. Siswa membuat rangkuman materi
b. Menyimpulkan hasil diskusi kelas
c. Ulangan harian/kuis
V. Alat / Bahan / Sumber belajar
a. Buku Paket Fisika
b. LKS
c. LCD dan Laptop
VI. Nilai Budaya dan Karakter Bangsa
Religius (Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran)
Jujur ( Larangan menyontek )
Disiplin (Membiasakan hadir tepat waktu )
Rasa ingin tahu (Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu)
Peduli Lingkungan (Memelihara lingkungan kelas)
Tanggung jawab (Pelaksanaan tugas piket secara teratur)
Demokratis (mengambil keputusan kelas secara bersama melalui musyawarah dan mufakat)
h. Mandiri (menciptakan suasana kelas yang memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
bekerja mandiri)
VII. Penilaian
a. Penilaian proses : Melalui pengamatan pada saat peserta didik melakukan kegiatan
b. Tes Tertulis : Dalam bentuk Ulangan Harian/kuis
VIII. Tindak Lanjut
a. Memberi tugas pendalaman materi, bagi siswa yang mempunyai nilai kurang dari nilai KKM
b. Memberi tugas mengerjakan soal-soal yang taraf kesulitannya lebih tinggi, bagi siswa yang
mempunyai nilai melebihi KKM
c. Nilai KKM untuk KD di atas : 75
Penyelesaian:
Usaha = ( 3 + 8 ) x ½ . ( 10 – 2 )
Usaha = 44 joule
2. Sebuah mobil bermassa 1 ton dipacu dari kecepatan 36 km/jam menjadi berkecepatan 144
km/jam dalam 4 sekon. Jika efisiensi mobil 80 %, tentukan daya yang dihasilkan mobil!
Penyelesaian:
W = ½ m v22 – ½ m v12 (1 ton = 1000 kg, 144 km/jam = 40 m/s, 36 km/jam = 10 m/s)
W = 750.000 joule
W
P= t
750000
P= 4
P = 187.500 watt
P out
= x 100 %
P in
P out
80 % = 187500 x 100 %
I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian tumbukan tak lenting, lenting sebagian, dan lenting
sempurna
2. Siswa dapat mengidentifikasi contoh jenis-jenis tumbukan ( tidak lenting, lenting sebagian,
dan lenting sempurna )
II. Materi Ajar
PERUBAHAN
IMPULS
MOMENTUM
Berlaku Hukum:
1. Kekekalan Momentum
TUMBUKAN LENTING SEBAGIAN
(ada energi yang dibebaskan setelah
tumbukan)
Nilai 0 berarti kedua benda setelah tumbuhkan bergerak bersama-sama dengan berdempetan,
sedangkan nilai 1 berarti keduanya memantul secara sempurna
KOEFISIEN RESTITUSI
Koefisien restitusi (e) didefinisikan sebagai perbandingan perubahan kecepatan benda sesudah
bertumbukan dan sebelum bertumbukan, atau :
Koefisien restitusi tidak memiliki satuan dan nilainya dari 0 s/d 1. Nilai negatif diperlukan untuk
‘mempositifkan’ nilai e, karena Δv’ bernilai negatif (arah berlawanan dengan Δv). Jika :
e = 1 => Tumbukan Lenting/elastis Sempurna. Tidak ada penyerapan energi, maka berlaku
Hukum Kekekalan Energi Kinetik (EK = EK’)
0 < e < 1 => Tumbukan Lenting/elastis Sebagian, ada penyerapan energi. EK ≠EK’
e = 0 ==> Tumbukan tidak lenting/tidak elastis sama sekali, energi terserap secara maksimal. EK
≠EK’
Untuk kasus dua buah benda bertumbukan, maka rumus koefisien restitusi menjadi :
v vB
| |
e A
v A vB
| |
v A ; v B = kecepatan benda A dan B setelah tumbukan
vA ; vB = kecepatan benda A dan B sebelum tumbukan
1. Dua buah benda massanya 5 kg dan 12 kg bergerak dengan kecepatan masing-masing 12 m/s dan
5 m/s dan berlawanan arah. Jika bertumbukan sentral, hitunglah :
a. Kecepatan masing-masing benda dan hilangnya energi jika tumbukannya elastis
sempurna.
b. Kecepatan masing-masing benda dan energi yang hilang jika tumbukannya tidak elastis
sama sekali.
2. Massa perahu sekoci 200 kg bergerak dengan kecepatan 2 m/s. dalam perahu tersebut terdapat
orang dengan massa 50 kg. Tiba-tiba orang tersebut meloncat dengan kecepatan 6 m/s. Hitunglah
kecepatan sekoci sesaat (setelah orang meloncat)
Jika : a. arah loncatan berlawanan dengan arah sekoci.
b. arah loncatan searah dengan arah perahu.
3. Sebuah peluru dari 0,03 kg ditembakkan dengan kelajuan 600 m/s diarahkan ppada sepotong
kayu yang massanya 3,57 kg yang digantung pada seutas tali. Peluru mengeram dalam kayu,
hitunglah kecepatan kayu sesaat setelah tumbukan ?
4. Bola seberat 5 newton bergerak dengan kelajuan 3 m/s dan menumbuk sentral bola lain yang
beratnya 10 N dan bergferak berlawanan arah dengan kecepatan 6 m/s. Hitunglah kelajuan
masing-masing bola sesudah tumbukan, bila :
a. koefisien restitusinya 1/3
b. tumbukan tidak lenting sama sekali
c. tumbukan lenting sempurna.
5. Sebuah truk dengan berat 60.000 newton bergerak ke arah utara dengan kecepatan 8 m/s
bertumbukan dengan truk lain yang massanya 4 ton dan bergerak ke Barat dengan kecepatan 22
m/s. Kedua truk menyatu dan bergerak bersama-sama. Tentukan besar dan arah kecepatan truk
setelah tumbukan.
6. Dua buah benda A dan B yang masing-masing massanya 20 kg dan 40 kg bergerak segaris lurus
saling mendekati. A bergerak dengan kecepatan 10 m/s dan B bergerak engan kecepatan 4 m/s.
Kedua benda kemudian bertumbukan sentral. Hitunglah energi kinetik yang hilang jika sifat
tumbukan tidak lenting sama sekali.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memformulasikan dalam persamaan matematis konsep impuls dan momentum
dan hubungannya
2. Siswa dapat memformulasikan dalam persamaan matematis Hukum kekekalan momentum
3. Siswa mampu mendemonstrasikan arti fisis impuls dan momentum
II. Materi Ajar
IMPULS-MOMENTUM
Momentum (p) didefinisikan sebagai suatu ukuran kesukaran untuk mengubah keadaan gerak
suatu benda. (Cat : bandingkan dengan definisi massa inersia : suatu ukuran kesukaran untuk
menggerakkan suatu benda)
Secara matematis momentum didefinisikan sebagai :
Dimana p adalah momentum (kg.m/s), m adalah massa benda (kg), dan v adalah kecepatannya
(m/s).
Momentum adalah besaran vektor! Perhatikan arah!
Impuls (I) didefinisikan sebagai besarnya perubahan momentum yang disebabkan oleh gaya
yang terjadi pada waktu singkat, sehingga dapat dituliskan sebagai :
Hukum kekekalan momentum ini dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah :
1. Tumbukan antara dua benda (tabrakan mobil, tumbukan bola-bola, tumbukan bola-dinding,
dll.)
2. Pemisahan antara dua benda (mis: dua orang berpelukan lalu saling mendorong satu sama lain,
peluru yang keluar dari sebuah senapan, dll.).
3. Ledakan bom yang terpecah menjadi dua bagian atau lebih.
4. Penyatuan dua benda ( mis: orang yang naik ke perahu, dua benda bertumbukan lalu
menempel, dll.)
HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM.
vA vA’
vB FBA vB’
FAB
JENIS-JENIS TUMBUKAN
Peristiwa tumbukan antara dua buah benda dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
· tumbukan lenting sempurna
· tumbukan lenting sebagian
· tumbukan tidak lenting sama sekali
Perbedaan tumbukan=tumbukan tersebut dapat diketahui berdasarkan nilai koefisien tumbukan
(koefisien restitusi) dari dua benda yang bertumbukan.
Secara matematis, koefisien restitusi dapat dinyatakan dengan persamaan,
1. Sebuah bola dengan massa 0.1 kg dijatuhkan dari ketinggian 1.8 meter dan mengenai lantai,
kemudian dipantulkan kembali sampai ketinggian 1.2 meter. Jika g = 10 m/det2.
Tentukanlah:
a. impuls karena beret bola ketika jatuh.
b. koefisien restitusi
Jawab:
a. Selama bola jatuh ke tanah terjadi perubahan energi potensial menjadi energi kinetik.
Ep = Ek
m g h = 1/2 mv2 v2 = 2 gh
v = √2 g h
impuls karena berat ketika jatuh:
I = F . ∆t = m . ∆v
b. Koefisien restitusi:
ℎ′
e = √ℎ = (1.2/1.8) = (2/3)
2. Sebuah bola massa 0.2 kg dipukul pada waktu sedang bergerak dengan kecepatan 30 m/det.
Setelah meninggalkan pemukul, bola bergerak dengan kecepatan 40 m/det berlawanan arah
semula. Hitung impuls pada tumbukan tersebut !
Jawab:
Impuls = F . t = m (v2 - v1)
= 0.2 (-40 - 30)
= -14 N det
Tanda berarti negatif arah datangnya berlawanan dengan arah datangnya bola.
3. Seorang pemain bisbol akan memukul bola yang datang padanya dengan massa 2 kg dengan
kecepatan 10 m/s, kemudian dipukulnya dan bola bersentuhan dengan pemukul dalam waktu
0,01 detik sehingga bola berbalik arah dengan kecepatan 15 m/s.
Carilah besar momentum awal
Carilah besar momentum akhir
Carilah besar perubahan momentumnya.
Carilah besar impulsnya.
Carilah besar gaya yang diderita bola.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
I. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat menerapkan Hukum kekekalan momentum anguler dalam berbagai kondisi
b. Siswa dapat mengintegrasikan Hukum kekekalan energi dan kekekalan momentum untuk
berbagai peristiwa tumbukan
c. Siswa mampu menerapkan prinsip kekekalan momentum untuk menyelesaikan masalah yang
menyangkut interaksi gaya-gaya internal
II. Materi Ajar
HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM
Dua benda bergerak saling mendekat dengan kecepatan v1 dan v2 seperti tampak pada gambar
berikut. Kedua bola akan bertumbukan sehingga setelah tumbukan benda (1) akan berbalik arah
ke kiri dengan kecepatan v1’ dan benda (2) akan berbalik arah ke kanan dengan kecepatan v2’.
Perhatikan gambar berikut!
Pada peristiwa semua tumbukan akan berlaku hukum kekekalan momentum, sehingga pada
proses tumbukan tersebut berlaku,
“momentum kedua benda sebelum tumbukan sama dengan momentum kedua benda setelah
tumbukan”
sehingga berlaku persamaan,
Persamaan di atas disebut dengan hukum kekekalan momentum. Dalam hal ini hukum kekekalan
momentum menyatakan bahwa “jumlah momentum benda sebelum tumbukan sama dengan
jumlah meomentum benda setelah tumbukan”.
Dalam penyelesaian soal, searah vektor ke kanan dianggap positif, sedangkan ke kiri dianggap
negatif.
Dua benda yang bertumbukan akan memenuhi tiga keadaan/sifat ditinjau dari keelastisannya,
a. ELASTIS SEMPURNA : e = 1
e = koefisien restitusi.
Disini berlaku hukum kokokalan energi den kokekalan momentum.
Khusus untuk benda yang jatuh ke tanah den memantul ke atas lagi maka koefisien
restitusinya adalah:
e = h'/h
C. TIDAK ELASTIS: e = 0
Setelah tumbukan, benda melakukan gerak yang sama dengan satu kecepatan v',
1. Sebuah peluru yang massanya M1 mengenai sebuah ayunan balistik yang massanya M2. Ternyata
pusat massa ayunan naik setinggi h, sedangkan peluru tertinggal di dalam ayunan. Jika g =
percepatan gravitasi, hitunglah kecepatan peluru pada saat ditembakkan !
Jawab:
Penyelesaian soal ini kita bagi dalam dua tahap, yaitu:
1. Gerak A - B.
2. Gerak B - C.
Setelah tumbukan, peluru dengan ayunan naik setinggi h, sehingga dapat diterapkan kekekalan
energi:
EMB = EMC
EpB + EkB = EpC + EkC
0 + 1/2 (M1 + M2) v2 = (M1 + M2) gh + 0
Jadi kecepatan peluru: VA = [(M1 + M2)/M1] . (2 gh)
2. Sebuah peluru dari 0,03 kg ditembakkan dengan kelajuan 600 m/s diarahkan ppada sepotong
kayu yang massanya 3,57 kg yang digantung pada seutas tali. Peluru mengeram dalam kayu,
hitunglah kecepatan kayu sesaat setelah tumbukan ?
3. Bola seberat 5 newton bergerak dengan kelajuan 3 m/s dan menumbuk sentral bola lain yang
beratnya 10 N dan bergferak berlawanan arah dengan kecepatan 6 m/s. Hitunglah kelajuan
masing-masing bola sesudah tumbukan, bila :
a. koefisien restitusinya 1/3
b. tumbukan tidak lenting sama sekali
c. tumbukan lenting sempurna
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Jawab :
2. Suatu bahan . Bahan berupa kawat logam dengan panjang L dan luas penampang A digulung
menjadi pegas. Jika logam mempunyai modulus Young Y dan perubahan transversal kawat
gulungan kawat itu diabaikan, tunjukkan bahwa tetapan pegasnya diberikan oleh YA/Lo.
Jawab : Sepanjang deformasi terjadi pada daerah hukum Hooke, maka akan berlaku F = k x.
Berdasarkan persamaan (5.5), F = Y A L/Lo. Dalam hal ini x = L, sehingga dari kedua
persamaan di atas diperoleh k L=YA L/Lo atau k = Y A/Lo.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menganalisis konsep modulus elastisitas dan merumuskan persamaan
matematisnya
2. Siswa mampu menganalisis kekuatan bahan berdasarkan modulus elastisitasnya
II. Materi Ajar
Modulus Elastisitas
Modulus Elastisitas adalah “ Perbandingan antara tegangan dan regangan dari suatu benda “ .
Modulus elastisitas dilambangkan dengan E dan satuannya Nm-2. Modulus elastisitas disebut
juga Modulus Young.
Secara Matematis konsep Modulus Elastisitas :
Tabel : Modulus Elastisitas berbagai zat
1. Seutas kawat luas penampangnya 4mm2 ditarik oleh gaya 3,2N sehingga kawat tersebut
mengalami pertambahan panjang sebesar 0,04cm. Jika panjang kawat pada mulanya 80 cm,
tentukan Modulus Young kawat tersebut.
Pembahasan :
Diketahui : Lo = 80cm=0,8m
A = 4 mm2 = 4x10-6m2
F = 3,2 N
L = 0,04cm = 4.10-4m
Ditanyakan : E
Jawab :
E=
= = 1,6.109Nm-2