Anda di halaman 1dari 7

BAB 6

Pengertian Gaya Gravitasi


Hukum Gravitasi Newton menyatakan bahwa gaya gravitasi merupakan antara dua benda
merupakan gaya tarik-menarik yang besarnya berbanding lurus dengan perkalian massa masing-
masing benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya. Mengutip dari
artikel Epistemologi dan Keterbatasan Teori Gravitasi, yang termuat dalam Titian Ilmu: Jurnal
Ilmiah Multi Sciences (Vol. IX No. 1, 2017), Newton kemudian berteori bahwa dua buah benda
yang terpisah pada suatu jarak tertentu cenderung saling tarik-menarik, dan hal ini adalah bagian
dari gaya alamiah. Dua benda yang dimaksud ini adalah benda yang jatuh menuju pusat bumi
dan bumi itu sendiri. Gaya tarik ini kemudian dinamakan gaya gravitasi bumi.

Besaran yang menyatakan medan gravitasi ini disebut juga sebagai kuat medan gravitasi (g),
yaitu gaya gravitasi di tiap satuan massa. Dengan demikian, pengertian kuat medan gravitasi
adalah besar gaya gravitasi di tiap satuan massa benda yang mengalami gaya gravitasi.

Kuat medan gravitasi (g) pada titik apa pun di suatu ruang kemudian didefinisikan sebagai
pengertian gaya gravitasi (F) per satuan massa dan bermassa uji (M). Kuat medan gravitasi ini
disebut juga sebagai percepatan gravitasi. Kuat medan gravitasi yang merupakan besaran vektor.
Jika suatu benda dipengaruhi oleh gaya gravitasi beberapa benda lainnya maka besar kuat medan
gravitasi yang dialami benda ini kemudian menjadi resultan vektor kuat medan gravitasi yang
bekerja terhadap benda itu.

Fungsi Gaya Gravitasi


Adanya Gravitasi sangat penting untuk kelangsungan hidup makhluk di Bumi. Terdapat tiga
jenis gaya gravitasi yang umum diketahui di antaranya Bulan, Gravitasi Matahari, dan Bumi.
Gaya Gravitasi matahari sendiri sebesar 274 m/s2. Dengan gaya sebesar ini, planet-planet di
sekitarnya kemudian akan berputar pada porosnya atau rotasi. Berikut ini beberapa di antara
fungsi gaya gravitasi.

Hukum gravitasi Newton adalah kesimpulan Newton bahwa gaya tarik gravitasi yang
bekerja antara dua benda sebanding dengan massa masing-masing benda dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua benda.

CONTOH SOAL BAB 6

1.Titik A, B dan C terletak dalam medan gravitasi bumi seperti pada


gambar!
Diketahui M = massa bumi, R = jari-jari bumi. Kuat medan gravitasi di
titik A sama dengan g (N.kg−1 ) Perbandingan kuat medan gravitasi di
titik A dan titik C adalah….
A. 3 : 8
B. 4 : 1
C. 8 : 1
D. 8 : 3
E. 9 : 1
Pembahasan:

2.Perbandingan kuat medan gravitasi bumi untuk dua benda, yang


satu dipermukaan bumi dan satu lagi di ketinggian yang berjarak ½ R
dari permukaan bumi (R = jari-jari bumi) adalah…
A. 1 : 2
B. 2 : 3
C. 3 : 2
D. 4 : 9
E. 9 : 4
Pembahasan:

3.Dua buah benda A dan B berjarak 30 cm. Massa A sebesar 18 kg


dan massa B sebesar 8 kg. Dimanakah tempat suatu titik yang
memiliki kuat medan gravitasi sama dengan nol?

Pembahasan:

Jadi letak benda ketiga adalah 18 cm dari titik A atau 12 cm dari titik
B.
BAB 7
Usaha adalah perkalian antara besar gaya yang bekerja pada benda dengan perpindahan yang
terjadi karena adanya gaya itu.

Oleh sebab itu, usaha dapat dirumuskan sebagai berikut:

Usaha (W) = Gaya (F) x Perpindahan (s)

Faktor yang memengaruhi usaha adalah gaya dan perpindahan. Satuan internasional (SI) untuk
gaya adalah N.m atau disebut pula joule (J).

Usaha merupakan besaran skalar sehingga ketika sebuah benda bekerja lebih dari satu gaya
maka total usaha dari benda itu dihitung dengan menjumlahkan usaha pada masing-masing
gaya. Penerapan usaha banyak ditemukan pada kehidupan sehari-hari.

COntohnya adalah kejadian mendorong meja hingga berpindah tempat, maka menunjukan
seseorang telah melakukan usaha pada meja itu. Demikian pula sewaktu kuda menarik kereta,
maka kuda melakukan usaha pada kereta. Usaha dan energi Usaha juga bisa dipengaruhi oleh
energi. Misalnya pada mobil yang bergerak, tenaganya diperoleh dari energi hasil pembakaran
bahan bakarnya. Orang yang berlari juga mendapatkan energi dari makanan yang
dikonsumsinya. Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Setiap benda yang
memiliki energi akan cenderung melakukan usaha.

Dan, bentuk energi sangat beragam seperti energi listrik, energi surya, energi minuak bumi,
energi potensial, energi kinetik, dan sebagainya. Sumber energi sangat melimpah dan terbilang
murah. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Pada setiap perubahan
energi, tidak ada energi yang hilang sehingga sifatnya kekal.

Energi pada benda dapat berwujud energi potensial, energi kinetik, dan energi mekanik.
Keduanya memiliki ciri khasnya masing-masing seperti berikut:

1. Energi potensial Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena keadaan atau
kedudukannya (posisinya). Contoh energi ini tampak pada orang yang menarik anak panah di
tali busur, kemudian menahannya. Melesatnya anak panah dapat terjadi karena usaha yang
dilakukan tali busur. Contoh lain yaitu bekas cekungan kelapa yang jatu dari atas menuju
permukaan tanah. Hal tersebut memperlihatkan adanya energi potensial yang dipunyai kelapa
karena jatuh dari ketinggian.

Energi potensial akibat perubahan panjang disebut energi pootensial elastiEnergi ini dapat
dihitung dengan rumus: Ep = 1/2 k.x Ep = energi potensial k = tetapan elastisitas pegas (M/m) x
= perubahan panjang benda (m) Sementara itu, usaha yang muncul dari adanya energi
potensial ini dirumuskan dengan W = -ΔEp 2. Energi kinetik Energi kinetik adaah energi yang
dimiliki benda karena gerakannya.
2.Energi kinetik hanya dimiliki oleh benda bergerak atau memiliki kecepatan saja. Rumus
energi kinetik adalah: Ek = 1/2 mv2 Ek = energi kinetik m = massa v2 (kuadrat) = kecepatan
Jika disandingkan dengan rumus usaha dapat dituliskan

W = ΔEk 3. Energi mekanik Energi mekanik adalah jumlah energi kinetik dan energi potensial
pada suatu benda yang dipakai untuk melakukan usaha. Energi ini dipengaruhi gerakan, atau
posisi, atau paduan keduanya. Misalnya adalah pemain badminton memukul shuttlecock
(mengeluarkan energi kinetik), lalu shuttlecock melambung (mengeluarkan energi potensial),
hingga akhirnya jatuh di lapangan lawan.

Energi mekanik dihitung dengan rumus: EM = EP + EK EM = energi mekanik EP = energi


potensial EK = energi kinetik Usaha dan daya Usaha berkaitan pula dengan daya. Daya
merupakan usaha yang dilakukan tidap satuan waktu. Pengertian ini sering disebut dengan laju
perubahan energi. Pada waktu yang sama, jika daya yang dimiliki benda semakin besar maka
usaha yang dilakukan ikut membesar. Daya dapat dihitung dengan rumus berikut: P = w/t P =
daya w = usaha t = interval waktu.

CONTOH SOAL BAB 7

1. Sebuah benda bermassa m terletak pada bidang datar licin dan pada benda bekerja
gaya F = 5 newton yang searah bidang tersebut. Akibat gaya tersebut, benda dapat
berpindah dari A melalui B terus ke kanan (lihat gambar). Berapakah usaha yang
dilakukan oleh gaya F dari A ke B, jika jarak AB = 4 meter?

Jawab: Pada benda bekerja beberapa gaya yaitu gaya berat mg gaya normal N (N =
mg) dan gaya F (lihat gambar). Akibat gaya F benda bergerak, dan arah
perpindahannya dari A ke B. Pertanyaannya adalah usaha oleh gaya F dari A ke B

W = Fs . s

Dengan Fs adalah komponen gaya pada arah perpindahan, dengan demikian Fs = F =


5 newton. Maka besar usaha oleh gaya F untuk bergerak dari A ke B
W = 5 newton . 4 newton
= 20 newton . meter
= 20 joule

Dengan menggunankan rumus : W = F s cos α

Kerena gaya yang melakukan usaha (F) searah dengan vektor perpindahannya, maka
sudut yang dibentuk antara kedua vektor 0° dengan demikian maka besar usaha
tersebut :

W = F s cos α
W = 5 newton . 4 meter . cos 0°
= newton . 4 meter . 1
= 20 newton . meter
=20 joule

2. Sebuah benda bermassa m terletak pada bidang datar licin pada benda bekerja gaya
F = 5 newton yang membentuk sudut α = 60° terhadap arah perpindahan. Akibat gaya
tersebut, benda dapat berpindah dari A melalui B terus ke kanan (lihat gambar).
Berapakah usaha yang dilakukan oleh gaya F dari A ke B, jika jarak AB = 4 meter?

Dengan menggunakan :
W = F s cos α
= 5 newton . 4 m . cos 60o
= 20 newton . meter . 0,5
= 10 joule

3. Sebuah roket mmpunyai massa 200 000 kg ditembakkan dengan kecepatan 1000
m/s. Berapakah energi potensial roket tersebut setelah mencapai ketinggian 2 km dari
permukaan bumi ?
Jawab :
Massa m = 200 000 kg
Percepapatan gravitasi g = 9.8 m/s
Ketinggian dari muka bumi h = 2 km = 2000 m
EP = m.g h
= 200 000×9.8×2000
= 392 000 000 J
= 3.92 x108 J

Anda mungkin juga menyukai