JOB,
1. PENGUKURAN GRAVITASI
2. KESETIMBANGAN BENDA PARTIKEL
3. HUKUM HOOKE
4. BIDANG MIRING
5. KEREK GANDA
6. WHEEL AND AXEL DIFFERENTIAL
7. DONGKRAK ULIR
8. RODA GIGI LURUS
9. MOMEN INERSIA LUASAN
10. RODA GIGI CACING
Disusun oleh,
DIKI SAPUTRA
18503241001
Pada sejarahnya, sebenarnya hukum gravitasi sudah pernah dipikirkan oleh orang-orang pada
zaman Yunani kuno dulu. Persoalan yang menjadi dasar pemikiran mereka tentang fenomena
gravitasi yaitu, pertama, mengapa benda-benda selalu jatuh ke permukaan tanah dan yang
kedua tentang pergerakan planet-planet. Ini juga merupakan pemikiran dasar Newton tentang
gravitasi. Namun, yang membedakan antar keduanya adalah orang-orang Yunani pada waktu
itu menganggap antara peristiwa benda yang jatuh dengan pergerakan planet merupakan dua
hal yang berbeda. Sedangkan Newton memandang kedua peristiwa tersebut disebabkan oleh
satu hal saja dan diikat oleh hukum yang sama yakni gaya gravitasi.
Gaya gravitasi adalah gaya tarik menarik antar dua benda yang memiliki massa. Gravitasi
matahari menyebabkan benda-benda disekitar matahari beredar mengelilinginya. Begitu juga
dengan gravitasi bumi yang menarik benda disekitarnya baik itu didalam atau diluar angkasa
(bulan, meteor, satelit dan sebagainya) asalkan benda tersebut memiliki massa.
Hukum gravitasi universal menyatakan bahwa setiap massa benda menarik massa benda
lainnya dengan gaya yang menghubungkan kedua benda. Besar gaya ini yaitu berbanding
lurus dengan perkalian kedua massa dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara
kedua massa benda tersebut.
Jika dua buah benda bermassa m1 dan m2 dipisahkan oleh jarak R, maka besar gaya gravitasi
antar kedua benda adalah :
Keterangan :
F = gaya tarik gravitasi (N)
G = konstanta gravitasi umum (6,673 x 10–11 Nm2/kg2)
m1, m2 = massa masing-masing benda (kg)
R2 = jarak antara kedua benda (m)
Pada gambar sudah terdeskripsikan bagaimana hubungan antara gaya, massa dan jarak.
Namun, ada yang kurang bila dilihat berdasarkan rumusnya yaitu nilai konstanta gravitasi
umum. Nilai konstanta gravitasi umum (G) ditentukan dari hasil percobaan yang dilakukan
oleh Henry Cavendish pada tahun 1798 dengan menggunakan peralatan neraca Cavendish.
NERACA CAVENDISH
Seperti yang terlihat pada gambar diatas neraca Cavendish mempunyai dua bola kecil yang
bermassa masing-masing m1 yang diletakkan di ujung batang kecil yang digantungkan
dengan seutas tali. Selain bola kecil ada dua bola besar dengan massa m2. Pada bagian atas
serat penggantung diletakkan sebuah cermin kecil untuk memantulkan berkas cahaya yang
akan diamati puntiran seratnya. Dengan keberadaan gaya gravitasi antara kedua bola maka
serat akan terpuntir. Puntiran ini menggeser berkas cahaya pada skala pengukur. Setelah gaya
antara dua massa dan massa masing-masing bola terukur, maka akan didapatkan konstanta
gravitasi umum seperti yang ditemukan Cavendish yaitu sebesar 6,673 x 10–11 Nm2/kg2.
Penyebab gerak sumbu benda adalah gaya, dimana semakin besar gaya, maka semakin besar
pula percepatan yang dialami. Partikel adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan
sehingga dapat digambarkan sebagai suatu titik materi. Akibatnya, jika gaya bekerja pada
partikel titik tangkap gaya berada tepat pada partikel-partikel tersebut. Oleh karena itu,
partikel hanya mengalami gerak translasi dan tidak mengalami gerak rotasi.
Suatu partikel dikatakan dalam keadaan setimbang apabila resultan gaya yang bekerja pada
partikel sama dengan nol.
ΣF = 0
Apabila partikel pada bidang xy, maka syarat kesetimbangan adalah resultan gaya pada
komponen sumbu x dan sumbu y sama dengan nol.
ΣFx = 0
ΣFy = 0
Berdasarkan Hukum I Newton, jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol,
maka percepatan benda menjadi nol. Artinya, bahwa partikel dalam keadaan diam atau
bergerak dengan kecepatan tetap. Apabila partikel dalam keadaan diam disebut mengalami
kesetimbangan statis, sedangkan jika bergerak dengan kecepatan tetap disebut kesetimbangan
dinamis.
a. Momen Kopel
Kopel adalah pasangan dua buah gaya yang sejajar, sama besar, dan arahnya berlawanan.
Pengaruh kopel terhadap sebuah benda adalah memungkinkan benda berotasi. Besarnya kopel
dinyatakan dengan momen kopel yang merupakan hasil kali antara gaya dengan jarak antara
kedua gaya tersebut.
Secara matematis dituliskan:
M = F.d
dengan:
M = momen kopel (Nm)
F = gaya (N)
d = jarak antara gaya (m)
Momen kopel merupakan besaran vektor. Momen kopel bertanda positif jika arah putarannya
searah dengan putaran jarum jam dan negatif jika berlawanan dengan arah putaran jarum jam.
Perhatikan gambar berikut.
HUKUM HOOKE
Lalu bagaimanakah prinsip dari bidang miring itu sendiri? Mengenai prinsip bidang miring
kita bisa ketahui dari rumus bidang miring itu sendiri. Rumus bidang miring adalah sebagai
berikut.
Rumus Bidang Miring
Sebelum kita masuk ke dalam rumus bidang miring, kita ingin menunjukkan gambar dari
bidang miring beserta keterangnnya, agar ketika nanti masuk ke dalam rumus bidang miring
akan lebih mudah di mengerti. Gambar dan keterangan dari bidang miring adalah sebagai
berikut.
Setelah kita melihat gambar dari bidang miring, selanjutnya kita hubungkan dengan rumus
bidang miring. Secara matematis rumus dari bidang miring dapat dituliskan sebagai berikut.
Dari rumus di atas terlihat bahwa jika panjang bidang miring nilainya kita perbesar dengan
ketinggian tetap maka keuntungan mekanik juga akan semakin besar. Apa sebenarnya
maksud dari keuntungan mekanik bidang miring ini? Sekarang kita berikan beberapa contoh
dari kehidupan sehari-hari. Misalnya ketika kita mengendarai kendaraan pada jalan menuju
gunung yang menanjak naik, pasti lintasan jalan tersebut dibuat melingkari gunung tersebut.
Ini bertujuan agar kerja mesin kendaraan tidak terlalu keras dan dapat dengan baik menaiki
gunung. Ada juga yang pernah merasakan ketika kendaraan naik keatas tetapi kendaraan
tersebut belok ke kanan dan ke kiri sampai sepanjang lintasan tersebut, ini juga salah satu
prinsip bidang miring.
Jadi prinsip bidang miring yaitu memperpanjang jarak lintasan bidang miring dengan berat
benda dan tinggi bidang miring tetap maka gaya yang di berikan akan menjadi lebih mudah.
Dengan menggunakan bidang miring gaya yang di berikan akan semakin kecil dengan
panjang lintasannya semakin panjang. Adapun contoh dari bidang miring yang lain adalah
pasak, sekrup kayu, dan dongkrak.
Definisi
• Puli : cakra (disc) yang dilengkapi dengan tali (rope), terbuat dari logam atau non logam,
misalnya besi tuang, kayu, atau plastik.
• Pinggiran cakra diberi alur (groove) yang • Pinggiran cakra diberi alur (groove) yang
berguna untuk laluan tali.
Cakra Puli (Rope Sheave)
Jenis Puli
1. Puli tetap (fixed pulley) : terdiri dari sebuah cakra dan sebuah tali yang dilingkarkan pada
alur (groove) di bagian atasnya dan pada ujungnya digantungi beban.
2. Puli bergerak (movable pulley): terdiri dari cakra dan poros yang bebas, tali dilingkarkan
dalam alur bawah, salah satu ujung tali dilingkarkan tetap dan ujung lainnya ditahan atau
ditarik pada waktu pengangkatan, beban digantungkan
pada kait (hook).
Gambar Movable Pulley
Sistem Puli
Adalah kombinasi dari beberapa puli tetap dan puli bergerak. Biasanya menggunakan sistem
puli ganda untuk Biasanya menggunakan sistem puli ganda untuk menghindari kesalahan
pada waktu operasi pengangkatan yang menggantungkan beban langsung pada ujung tali.
Gambar Gambar--gambar berikut memperlihatkan sistem puli ganda yang dirancang dari
gambar berikut memperlihatkan sistem puli ganda yang dirancang dari kombinasi simple
pulley dengan ujung tali digulung pada drum (tromol) dengan alur ke kombinasi simple
pulley dengan ujung tali digulung pada drum (tromol) dengan alur ke kiri dan ke kanan.
Gambar di atas menunjukkan sistem puli yang terdiri dari 4 bagian yang dipakai untuk
mengangkat beban sampai 25 ton, angka transmisi i = 2, panjang tali tergulung pada tiap
bagian drum 1 = 2h (h= tinggi angkat), kecepatan tali c = 2 v (v= kecepatan pengangkatan),
efisiensi η = 0,94
Gambar berikut menunjukkan sistem puli yang terdiri dari 6 bagian suspensi. Angka transmisi
i = 3, panjang tali tergulung pada tiap bagian drum 1 = 3h (h= tinggi angkat), kecepatan tali c
= 3 v (v= kecepatan pengangkatan), efisiensi η = 0,92
Gambar berikut menunjukkan sistem puli yang terdiridari 8 bagian yang dipakai untuk
mengangkat beban sampai 75 ton, angka transmisi i =4, panjang tali tergulung pada tiap
bagian drum 1 = 4h (h= tinggi angkat), kecepatan tali c = 4 v (v= kecepatan pengangkatan),
efisiensi η = 0,90
Gambar berikut menunjukkan sistem puli yang terdiri dari 8bagian yang dipakai untuk
mengangkat beban sampai 100 ton, angka transmisi i = 5, panjang tali tergulung pada tiap
bagian drum 1 = 5h (h= tinggi angkat), kecepatan tali c = 5 v (v= kecepatan pengangkatan),
efisiensi η = 0,87
WHEEL AXEL AND DEFFRENTIAL
Mesin kerek adalah aplikasi roda dan gandar yang terkenal.
Roda dan gandar adalah salah satu dari enam mesin sederhana yang diidentifikasi
oleh para ilmuwan Renaisans yang mengambil gambar dari teks-teks Yunani tentang
teknologi. [1] Roda dan gandar terdiri dari roda yang dipasang pada poros yang lebih
kecil sehingga kedua bagian ini berotasi bersama-sama di mana gaya ditransfer dari
satu ke yang lain. Engsel atau bantalan mendukung poros, memungkinkan rotasi. Ini
dapat memperkuat kekuatan; gaya kecil yang diterapkan ke pinggiran roda besar dapat
memindahkan beban yang lebih besar yang terpasang ke poros.
Roda dan gandar dapat dilihat sebagai versi tuas , dengan gaya penggerak yang
diterapkan secara tangensial ke perimeter roda dan gaya beban yang diterapkan ke
gandar, masing-masing, yang seimbang di sekitar engsel yang merupakan titik
tumpu. Keuntungan mekanis dari roda dan poros adalah rasio jarak dari titik tumpu ke
beban yang diterapkan, atau apa yang sama dengan rasio diameter roda dan
poros. [2]Aplikasi utama adalah kendaraan beroda , di mana roda dan gandar
digunakan untuk mengurangi gesekan kendaraan yang bergerak dengan tanah. Contoh
lain dari perangkat yang menggunakan roda dan gandar adalah topi , sabuk
penggerak dan roda gigi .
DONGKRAK ULIR
Dongkrak ulir merupakan alat yang sudah dikenal di masyarakat yang digunakan untuk
membantu sebuah pekerjaan. Dongkrak ulir ini digunakan pada suatu keadaan tertentu
dimana ada pekerjaan yang tidak dapat dilakukan dengan tenaga murni sehingga dibutuhkan
alat-alat bantu yang dapat mempermudah pekerjaan tersebut. Sebagai contoh kasus
pekerjaannya adalah untuk menopang atau mengangkat benda yang berat.
Pada Dongkrak ulir salah satu elemen yang terpenting adalah poros. Poros ini berfungsi
sebagai untuk meneruskan daya / mentrasmisikan gaya, poros yang digunakan pada dongkrak
ulir ini adalah poros ulir. Poros ulir ini berfungsi untuk mengubah gerakan dan meneruskan
gaya . Gerakan rotasi yang diterima poros diubah menjadi gerakan translasi dan poros
meneruskan gaya sehingga beban dapat terangkat. Salah satu contoh penggunaannya adalah
untuk mengangkat mobil. Poros juga digunakan pada alat-alat bantu yang menggunakan
motor maupun tanpa motor. Alat bantu yang menggunakan motor, input geraknya berasal dari
putaran motor, sedangkan alat bantu yang tidak menggunakan motor input gerak putarnya
berasal dari gaya luar (gaya yang diberikan oleh manusia).
Pada sebuah alat bantu dongkrak ulir, putaran inputnya dapat berasal dari tangan melalui
engkol pemutar yang dihubungkan dengan sebuah poros ulir dimana berfungsi mengubah
gerak rotasi menjadi gerak translasi. Topik yang akan dibahas dalam laporan ini tentang
“Perancangan Ulang Poros Dongkrak Ulir” dari segi dimensi poros, kekuatan poros, dan hal-
hal lainnya yang perlu diperhitungkan. Karena dongkrak ulir ini secara luas telah dipakai
dalam kehidupan sehari-hari yang berguna untuk mengangkat kendaraan, khususnya pada
kendaraan roda empat.
Sistem Dongkrak
Sistem dongkrak mempunyai fungsi sebagai alat bantu angkat. Pada proses kerjanya dongrak
biasanya menggunakan ulir, roda gigi dan tekanan fluida seperti zat cair ataupun udara.
Konstruksi daripada dongkark harus disesuaikan denagn kapasitas beban yang akan diangkat.
Dongkrak akan sangat membantu dan mempermudah manusia untuk mengangkat beban
untuk jangka waktu lama dengan beban yang tidak mampu diangkat oleh manusia.
2.1.1 Jenis-jenis Dongkrak
Dongkrak terdiri dari beberapa jenis menurut fungsinya, beban yang dapat diangkat, dan
elemen-elemen penggeraknya.
1. Dongkrak ulir sederhana
Dongkrak ini biasanya digunakan untuk mengangkat beban yang berat. Keuntungan dari
dongkrak ini adalah bentuknya yang sederhana dan relatif ringan. Contoh dari dongkrak ini
adalah dongkrak mobil yang biasa digunakan untuk mengangkat mobil untuk mengganti ban
bila terjadi kebocoran.
Mekanisme Kerja :
Pada dongkrak ulir sederhana ini, elemen dasar yang paling penting adalah batang ulir atau
poros berulir yang berfungsi untuk mengangkat atau menurunkan beban. Adapun ulir yang
digunakan adalah ulir pembawa segi empat, ulir ini dipilih karena pembuatannya lebih mudah
dan dapat menahan beban yang cukup berat.
Bila dongkrak digunakan untuk mengangkat beban, maka poros berulir digerakan secara
rotasi dengan bantuan engkol pemutar sehingga batang dongkrak yang berhubungan dengan
poros ulir akan bergerak ke dalam dan mengangkat beban diatasnya. Begitu pula sebaliknya
jika hendak menurunkan beban.
Hal yang perlu diperhatikan dalam dongkrak ulir sederhana ini adalah beban yang diangkat
terbatas, karena kemungkinan terjadi defleksi pada ulir bila dibebankan dengan beban yang
sangat berat.
Elemen utama dari dongkrak ulir ini adalah poros ulir, lengan dongkrak body dongkrak, cup,
ulir dalam, baut dan mur.
I. PENDAHULUAN
Roda gigi pada umumnya dimaksudkan adalah suatu benda dari logam atau
non logam yang bulat dan pipih pada pinggirnya bergerigi. Roda gigi sangat
berguna untuk memindahkan gaya dari suatu roda gigi ke gigi yang lain. Pada
umumnya roda gigi dibuat dari bahan logam untuk memindahkan beban yang
berat, kalau gaya yang dipindahkan tidak berat dapat digunakan roda gigi dari
bahan non logam. Teknik pembuatan roda gigi dapat dikerjakan dengan cara di cor,
dikerjakan pada mesin frais, dan hober. Transmisi yang berubah – ubah berangsur-
angsur juga dapat diperoleh menggunakan roda-roda gigi. Salah satu maksud
tersebut adalah dipergunakan pada perkakas pemindah kecepatan, dan merubah
beban yang berat menjadi seringan mungkin. Roda gigi dipergunakan pada
kendaraan atau mesin yang memiliki gerakan putar.
Secara umum fungsi roda gigi yaitu untuk meneruskan gaya dari poros
penggerak ke poros yang digerakkan, mengubah putaran tinggi ke putaran rendah
atau sebaliknya, dapat juga memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang
lain, seperti yang digunakan pada pompa roda gigi. Roda gigi dikelompokan
menjadi tiga kelompok, sesuai kedudukan yang diambil oleh poros yang
dipergunakan dalam industri, yaitu posisi poros yang satu terhadap poros yang lain.
1. Poros sejajar satu sama lain. Roda gigi yang dipergunakan bentuk dasarnya
adalah dua buah silinder yang saling bersinggungan menurut sebuah garis
lukis.
2. Poros saling memotong. Roda gigi yang dipergunakan adalah roda gigi
kerucut dengan puncak gabungan yang saling menyinggung menurut sebuah
garis lukis.
3. Poros saling menyilang, gigi yang dipergunakan berbentuk roda ulir.
Berdasarkan dari bentuk giginya roda gigi yang dibahas pada bahasan ini adalah
roda gigi lurus. Roda gigi lurus merupakan roda gigi paling dasar dengan jalur gigi
yang sejajar dengan poros, pada roda gigi jenis ini pemotongan giginya searah
dengan poros gigi. Untuk permukaan memanjang pemotongan giginya kadang-
kadang dilakukan dengan arah membentuk sudut terhadap batang gigi rack.
2. Lingkaran alas, adalah lingkaran pada alas roda gigi. Diameter dari lingkaran
ini dinyatakan dengan Dv.
4. Jumlah gigi dari suatu roda gigi dinyatakan dengan huruf z, jumlah putaran
tiap-tiap menit dengan n.
𝑛1 𝑍2
𝑖= = (1)
𝑛2 𝑍1
6. Jarak antara t adalah jarak dua gigi berturut-turut, diukur pada lingkaran
jarak. Jadi, jarak antara ialah busur A-C. Jarak antara adalah juga sama
dengan lebar lekuk+ tebal gigi, diukur pada lingkaran jarak. Lebar lekuk
ialah busur A-B, tebal gigi ialah busur B-C.
𝑡=𝑚𝑥𝜋 (2)
Banyaknya gigi-gigi kali jarak antara adalah sama dengan keliling lingkaran
jarak :
𝑍 𝑥 𝑡 = 𝜋 𝑥 𝐷(3)
𝑍 𝑥 𝑚 𝑥 𝜋 = 𝜋 𝑥 𝐷(4)
Jadi,
𝑍 𝑥 𝑚 = 𝐷(5)
8. Tinggi puncak Hk, adalah jarak dari lingkaran puncak sampai lingkaran
jarak.
𝐻𝑘 = 𝑚 (6)
9. Tinggi alas Hv, adalah jarak dari lingkaran – jarak sampai lingkaran – alas.
𝐻𝑣 = 1,166 𝑚 (7)
11. Alas gigi ialah bagian gigi antara lingkaran jarak dan lingkaran alas.
12. Profil gigi ialah bentuk penampang lintang tegak lurus dari gigi.
Jika putaran roda gigi yang berpasangan dinyatakan dengan 𝑛1 pada poros
penggerak dan 𝑛2 (rpm) pada poros yang digerakkan, diameter lingkaran jarak bagi
(pitch diameter) 𝑑1 dan𝑑2 (mm), jumlah gigi𝑧1 dan 𝑧2, dan 𝑚 adalah modul ( Daftar
Modul Standar JIS B 1701 – 1973 ), maka perbanddingan putaran 𝑢 adalah :
𝑛 𝑑 𝑚.𝑧 𝑧 1
𝑢= 2= 1= 1= 1=
𝑛1 𝑑2 𝑚.𝑧2 𝑧2 𝑖
(8)
𝑧2
=𝑖
𝑧1
Harga imerupakan perbandinganantara jumlah gigi pada roda gigi dan pada
pinion yang disebut sebagai perbandingan roda gigi atau perbandingan roda gigi
atau perbandingan transmisi.
Roda gigi biasanya dipakai untuk reduksi ( u < 1 atau i > 1 ), tetapi
adakalanya juga bisa dipakai untuk menaikkan putaran ( u > 1 atau i < 1 ). Jarak
sumbu poros a (mm) dan diameter pitch bagi 𝑑1 dan 𝑑2 (mm) dapat dinyatakan
sebagai berikut :
(𝑑1 + 𝑑2 ) 𝑚(𝑧1 + 𝑧2 )
𝑎= =
2 2
2𝑎 𝑖
𝑑1 = 𝑑2 = 2𝑎.
(1 + 𝑖) (1 + 𝑖)
(9)
Profil batang gigi standar memiliki tebal gigi 𝜋𝑚/2 (mm). Sudut tekan 20°,
tinggi kepala gigi (addendum) :
ℎ𝑘 = 𝑘. 𝑚 (mm) (10)
ℎ𝑘 = 𝑘. 𝑚 + 𝑐𝑘 (mm) (11)
Dimana k adalah faktor tinggi kepala yang besarnya = 1 dan adakalanya = 0,8 ,
1,2 , dst, kelonggaran puncak (clearance) 𝑐𝑘 (mm), berharga = 0,25 x modul atau
lebih. Batang gigi yang mempunyai tinggi kepala ℎ𝑘 = 𝑚 , 𝑘 = 1 dan tinggi kaki
ℎ𝑓 = 1,25. 𝑚 , 𝑘 = 1. Agar profil pahat dapat memotong kelonggaran puncak,
harus dipertinggi dengan 𝑐𝑘 = 0,25. 𝑚 dibandingkan dengan batang gigi
dasarnya. Dengan demikian tinggi kepala pahat menjadi
Roda gigi yang disebut roda gigi lurus standar dibentuk pada posisi dimana
lingkaran jarak bagi yang berdiameter 𝑧. 𝑚 menggelinding tanpa slip pada garis
datum batang gigi dasar.
III. CONTOH KASUS
Kemudian dibuat flow chart untuk merencanakan roda gigi lurus standar
TABEL PERHITUNGAN KELONGGARAN BELAKANG GIGI 𝐶0
- Persegi
- Segitiga
- Lingkaran
Contoh
Hitunglah momen inersia ( Ix, Iy,Ip ) penampang tersebut terhadap sumbu x dan y yang
melalui titik berat penampang
Jawab :
1
Antara cacing dan rodanya terjadi gesekan besar, sehingga menimbulkan
banyak panas. Itulah sebabnya mengapa kapasitas transmisi roda gigi cacing
sering dibatasi oleh jumlah panas yang timbul. Dalam praktek, roda gigi cacing
sering menggunakan permukaan cacing dari baja paduan dengan pengerasan
kulit dan roda cacing dari perunggu. Permukaan gigi harus difinish dengan baik,
dan pelumasan harus sesuai serta dijaga kelangsungannya. Konstruksi rumah dan
poros serta pemasangannya harus kokoh untuk menghindari lenturan dan
pergeseran aksial poros cacing.
2
C. Istilah-istilah pada roda gigi cacing
a
γ
1. Axial pitch (pa); disebut juga sebagai linear pitch, yaitu jarak aksial antara
puncak ke puncak ulir gigi cacing. Sedangkan untuk roda gigi cacing disebut
dengan circular pitch (pc).
2. Lead (l) adalah jarak lurus yang melalui titik putar ulir dalam satu putaran.
Untuk ulir single, lead sama dengan axial pitch, sedangkan untuk ulir putaran
banyak (multiple), lead adalah hasil perkalian antara axial pitch dan jumlah
putaran.
l = pa . nn = jumlah putaran
3. Sudut lead (γ), adalah sudut antara ulir helix dan sumbu cacing.
pa n
tan γ →(pa = pc ; dan pc = π.m)
π DW π DW
pc n π m n m n
π DW π DW DW
m = modul, Dw = diameter lingkaran pitch (PCD)
45o.
3
4. Sudut tekan gigi, untuk roda gigi cacing sudut tekan umumnya diambil
berdasarkan sudut lead.
5. Pitch normal, adalah jarak tegak lurus antara dua ulir gigi cacing.
pn pa cos γ maka n cosγ
6. Sudut helix (αW), adalah sudut yang dibentuk antara ulir helix dengan sumbu
cacing. αW + γ = 90o
7. Rasio kecepatan (vR); adalah perbandingan antara jumlah gigi cacing
dengan jumlah gigi roda gigi cacing.
z
vR zW
G
4
- Gaya Tangensial; gaya yang sejajar dengan garis singgung, perputaran gaya
tangensial tergantung pada alur ulir gigi cacing tersebut, apakah ulir tersebut
bentuk ulir kanan atau ulir kiri.
FR
FR
FA FT
5
e. Perencanaan roda gigi cacing
z1
dimana: z2 = jumlah gigi pada roda gigi cacing
z1 = jumlah ulir cacing
b. Menentukan modul
Jika mn adalah modul normal, ms adalah modul aksial dan γ adalah sudut kisar,
mn
maka: ms
cos
6
Untuk menentukan harga taksiran kasar ms dari jarak sumbu poros a dan
jumlah gigi z2 adalah:
2a 12,7
ms
z2 6,28
c. Diameter lingkaran jarak bagi
Diameter masing-masing lingkaran jarak bagi adalah:
d z1 mn dan d m z
1 sin 2 s 2
a d1 d2
2
d. Proporsi bagian-bagian roda gigi cacing
Untuk cacing:hk mn ; hf 1,157mn ; c 0,157mn ; H 2,157mn
dk1 d1 2hk ; dr1 d1 2hf
Untuk roda cacing:
dt d2 2hk ; dr 2 d1 2hf
e. Lebar roda gigi cacing
Jika sudut yang dibentuk oleh lengkungan gigi roda cacing adalah Ф, maka
lebar roda cacing dapat dipilih disekitar harga yang ditentukan yaitu:
.m
b 0,577d atau b 2,38 n 6,35
k1
cos
Lebar sisi gigi efektif be adalah:
be dk1.sin
2
f. Jari-jari lengkungan puncak gigi roda cacing rt dan diameter luar roda cacing
dk2 adalah:
d1
rt hk
2
d
dk 2 dt 2 hk 1 cos
1
2
g. Beban lentur yang diijinkan Fab, adalah:
Fab ba be mn Y
h. Beban permukaan gigi yang diijinkan Fac, adalah:
Fac Kc d2 be K
Dimana: Kc = faktor ketahanan terhadap keausan (tabel 3)
Kγ = faktor sudut kisar (tabel 4)
Harga terkecil diantara Fab dan Fac diambil sebagai Fmin
7
Tabel 1 Tegangan lentur yang diijinkan σba (kg/mm2)
14,5o 0,100
20o 0,125
25o 0,150
30o 0,175
8
i. Gaya tangensial
Beban tangensial roda gigi Ft biasanya dihitung tanpa memperhatikan efisiensi
mekanis, persamaannya adalah:
P M
Ft 102
Untuk mesin khusus seperti derek kapstan, daya dikalikan hanya dengan
efisiensi roda cacing ηw, sehingga persamaannya:
P .
F 102 M w
t
Harga Fmin harus lebih besar dari Ft.
Dalam penerapannya, ada beberapa macam roda gigi cacing seperti roda gigi
cacing globoid dan roda gigi cacing samping. Roda gigi tersebut umumnya
dibuat dengan maksud untuk mengatasi kekurangan yang ada pada roda gigi
cacing silinder.
Contoh 1;
Sebuah roda gigi cacing ulir tiga (triple) dengan modul gigi 6 mm dan
diameter lingkaran jarak bagi (PCD) 50 mm. Jika jumlah roda gigi cacing 30,
sudut tekan 14,5o dan koefisien gesek 0,05.
Hitung; sudut lead gigi cacing, perbandingan kecepatan, jarak antar sumbu
dan efisiensi roda gigi.
Penyelesaian:
Diketahui: n= 3; m=6 ; DW = 50 mm ; zG = 30
φ = 14,5o ; μ = 0,05
a) Sudut lead :
z 30
vR nG 3 10
c) Jarak antar sumbu:
DG m zG 6 30 180
D D
115 mm
50 180
a W G
2 2
9
d) Efisiensi roda gigi:
η tan γcosφ μ tan
γ cosφ tan γ μ
o o
η tan19,8 cos14,5 0,05 tan19,8
o
0,858 atau 85,8%
cos14,5o tan19,8o 0,05
Contoh 2;
Sebuah roda gigi cacing dipergunakan untuk mentransmisikan daya 15 kW
pada putaran 2000 rpm untuk sebuah mesin dengan putaran 75 rpm. Cacing
mempunyai ulir triple dan diameter pitch 65 mm. Jumlah gigi pada roda gigi
cacing 90 dengan modul 6 mm. Sudut kontak gigi 20° dengan koefisien
gesek antar gigi 0,1.
Hitung: gaya tangensial yang beraksi pada gigi, gaya aksial dan radial pada
cacing, dan efisiensi roda gigi penggerak.
Penyelesaian:
Diketahui: P = 15 kW ; NW = 2000 rpm ; NG = 75 rpm ; n=3
DW = 65 mm ; ZG = 90 ; m = 6 ; φ = 20o ; μ = 0,1
a) Gaya tangensial:
F 2 T 2 71600 2203 N
T
DW 65
b) Gaya aksial:
m n 6 3
γ tan1 tan1 15,5o
DW 65
F
A
tan
FT
γtan15,52203o7953 N
1
0
Contoh 3;
Sebuah derek kapstan mempunyai beban gulung 6000 kg, kecepatan gulung
4,8 m/min dan diameter drum 1300 mm. Reduksi putaran pada tingkat
pertama dilakukan oleh roda gigi miring ganda dengan efisiensi mekanis 95%
dan tingkat kedua dan ketiga oleh roda gigi lurus dengan efisiensi mekanis
92% dan 85%. Pada tingkat terakhir, terdapat roda gigi cacing dengan
efisiensi mekanis 57%. Jarak yang dikehendaki antara poros cacing dan
poros roda cacing adalah 800 mm. Faktor koreksi putaran motor 1,2.
Rencanakan pasangan roda gigi cacing yang memenuhi persyaratan diatas.
Penyelesaian:
Diketahui: W = 6000 kg , υ = 4,8 m/min, D = 1300 mm
η1 = 0,95 ; η2 = 0,92 ; η3 = 0,85 ; η4 = 0,57
C ≈ 800 mm ; i = 40
a) Menghitung beban rencana
Wd 1,2 6000 7200 kg
b) Menghitung daya yang diperlukan
D n
Putaran drum: D
1000
1300nD
4,8
1000
nD 4,8 1000 1,18 rpm
1300
Wd
P 102 60
1 2 3 4
7200 4,8
P 102 60 0,95 0,92 0,85 0,57 13,3 kW
Daya motor listrik adalah:
PM 1,213,3 15,96 16 kW
c) Menghitung momen puntir
- Momen puntir poros drum (T2):
1
2
- Jarak sumbu poros:
d d 216,511372
a 1 2 794,255 mm
2 2
h) Menentukan bagian-bagian roda gigi
cacing - Untuk cacing:
hk mn 33,87 mm
hf 1,157mn 1,15733,87 39,188 mm
c 0,157mn 0,15733,87 5,318 mm
cos cos9
Dari hasil perhitungan diperoleh lebar roda cacing antara 164 ~ 263 mm Maka
dipergunakan b = 240 mm dengan sudut lengkungan sisi gigi Ф = 90o
- Lebar sisi gigi efektif be adalah:
o
be dk1.sin 284,25 sin45 201 mm
2
- Jari-jari lengkungan puncak gigi roda cacing rt dan diameter luar roda
cacing dk2 adalah:
2
13
i) Beban lentur yang diijinkan Fab,
- Bahan untuk cacing SF50
- Bahan untuk roda cacing FC19
σba = 5,5 kg/mm2, (dipergunakan untuk dua arah putaran) dan
60
Y 0,475 90 0,317
14
- Untuk roda gigi cacing:
dt d2 2hk 1372 2 33,87 1439,74 mm
cos cos8
Dari hasil perhitungan diperoleh lebar roda cacing antara 179 ~ 263 mm Maka
dipergunakan b = 240 mm dengan sudut lengkungan sisi gigi Ф = 90o
- Lebar sisi gigi efektif be adalah:
o
be dk1.sin 311,11 sin45 220 mm
2
- Jari-jari lengkungan puncak gigi roda cacing rt dan diameter luar roda
cacing dk2 adalah:
2
q) Beban lentur yang diijinkan Fab,
- Bahan untuk cacing SF50
- Bahan untuk roda cacing FC19
σba = 5,5 kg/mm2, (dipergunakan untuk dua arah putaran) dan
Fab ba be mn Y 5,5 22033,870,317 12991,5
kg r) Beban permukaan gigi yang diijinkan Fac, adalah:
Kc = 0,035 kg/mm2 dan Kγ = 1
Fac Kc d2 be K 0,0351372 2201 10564,4 kg
1
5
t) Beban/gaya tangensial (Ft):
- Sudut kisar, γ = 8o
- Bahan cacing SF50 (bersatu dengan poros)
- Bahan roda cacing FC19
- Diameter lingkaran jarak bagi cacing, d1 = 243,37 mm
- Diameter lingkaran jarak bagi roda cacing, d2 = 1372 mm
- Jarak sumbu poros, a = 807,685 mm
- Lebar roda cacing, b = 240 mm dan sudut lengkung roda gigi 90 o
- Diameter luar cacing dk1 = 311,11 mm
- Diameter luar roda cacing dk2 = 1615,37 mm
- Diameter lingkaran kaki cacing dr1 = 321,746 mm
- Diameter lingkaran kaki roda cacing dr2 = 1293,264 mm