Anda di halaman 1dari 10

Sejarah teori gravitasi Aristoteles percaya kalau benda yang lebih berat akan jatuh lebih cepat dari

yang lebih ringan. Ini tentu anggapan yang masuk akal, bila anda memegang sebuah bulu di satu tangan dan batu di tangan lainnya dan menjatuhkannya secara serentak dari satu ketinggian, maka batu akan menimpa jari kaki anda lebih dulu. Ini tentu saja karena hambatan udara, namun bagi Aristoteles itu jelas kalau benda berat jatuh lebih cepat. Karya modern pada teori gravitasi dimulai dengan karya Galileo Galilei di akhir abad ke 16 dan awal abad ke17. dalam percobaan terkenalnya ia menjatuhkan bola-bola dari menara pisa, dan kemudian dengan pengukuran yang teliti pada bola yang turun pada sudut tertentu, galileo menunjukkan kalau gravitasi mempercepat semua benda pada tingkat yang sama. Ini adalah kemajuan besar dibanding keyakinan Aristoteles kalau benda berat jatuh lebih cepat. (Galileo dengan benar mengatakan kalau hambatan udara adalah alasan mengapa benda yang ringan jatuh lebih lambat dalam sebuah atmosfer). Newton mengembangkan teori gravitasinya saat ia baru berusia 23 tahun dan menerbitkan teori-teori dengan hukum geraknya beberapa tahun kemudian. Gaya gravitasi antara dua benda tergantung pada massa benda dan kebalikan kuadrat jarak antara benda. Benda yang lebih besar menghasilkan gaya yang lebih besar dan semakin jauh kedua benda, semakin lemah gaya tariknya. Newton mampu menunjukkan hubungan ini dalam satu persamaan. F = (g m1 m2) / (r^2). Percepatan gravitasi benda di luar bumi dapat ditunjukkan kalau percepatan karena gravitasi di luar bola dengan kepadatan sama adalah setara dengan seluruh massa benda bila ia terkonsentrasi pada pusatnya. Menggunakan ini kita dapat menunjukkan percepatan karena gravitasi (g') pada jari-jari (r) diluar bumi dalam bentuk jari-jari bumi (re) dan percepatan karena gravitasi di permukaan bumi (g) g' = (re2 / r2) g. Percepatan gravitasi di dalam bumi Misal r menyajikan jari-jari sebuah titik di dalam bumi. Rumus menemukan percepatan karena gravitasi pada titik ini adalah: g' = ( r / re )g dalam kedua rumus diatas, g' menjadi sama dengan g saat r = re. Newton juga memodifikasi hukum gerak planet Keppler ketiga dengan teori gravitasinya sehingga hukum ketiga menjadi (m1 + m2) P^2 = (d1 + d2)^3 = R^3. Hasil modifikasi ini ternyata lebih benar. Setelah penemuan kalkulus tak hingga di abad ke 17, perkembangan analisis memungkinkan merumuskan hukum gerak dan kesamaan dalam prinsip variasional, berpuncak pada tafsiran variasional persamaan medan Einstein dalam relativitas umum oleh David Hilbert. Selanjutnya Kip Thorne mempelajari mengenai big bang dan lubang hitam. Alam semesta memiliki benda dan fenomena yang terbentuk dari ruang dan waktu terlipat. Contohnya adalah lubang hitam dan singularitas big bang dari mana alam semesta lahir. Alat ideal untuk menjelajahi sisi terlipat alam semesta ini adalah radiasi yang muncul dari ruang waktu terlipat tersebut: gelombang gravitasi. Gelombang gravitasi adalah golakan dalam kelengkungan ruang waktu yang dipicu dengan laju cahaya menembus ruang kosong. Massa yang bergerak adalah sumber dari gelombang gravitasi. Penemuan gelombang gravitasi akan membenarkan salah satu prediksi paling dasar relativitas umum Einstein, sekaligus memberikan jendela baru pada alam semesta.

Mengukur Percepatan Gravitasi Tujuan Menghitung percepatan gravitasi di suatu tempat

Alat dan bahan


Kelereng (bisa diganti dengan bola besi, bola plastik padat, bola tenis atau yang sejenisnya asalkan cukup massif agar gesekan dengan udara bisa diabaikan) Pita ukur Stopwatch Langkah percobaan

1. Dengan pita ukur, ukurlah ketinggian tempat yang berada pada jarak 1,0 m; 1,2 m; 1,4 m; 1,6 m; 1,8 m dan 2,0 m dari atas lantai lalu ditandai. 2. Lepaskan bola dari ketinggian 1,0 m dan ukur waktu yang dibutuhkan bola mulai dari dilepaskan hingga menumbuk lantai dengan menggunakan stopwatch. Catat hasilnya dalam sebuah tabel. 3. Ulangi langkah (2) untuk ketinggian 1,2 m; 1,4 m; 1,6 m; 1,8 m dan 2,0 m. Pengolahan data 1. Hitung kuadrat waktu jatuh t untuk setiap ketinggian y. 2. Buat grafik garis lurus (linier) ketinggian y terhadap kuadrat waktu jatuh t dari data hasil percobaan tadi. Grafik bisa dibuat secara manual dengan menggunakan kertas grafik atau menggunakan software semisal OpenOffice.org Calc. 3. Tentukan gradien m dari grafik garis lurus terbaik yang diperoleh. 4. Tentukan besar percepatan gravitasi g dari gradien yang diperoleh, dengan menggunakan persamaan y = 1/2 gt, sehingga m = 1/2 g atau g = 2m. Tentunya tidak semua orang sreg dengan modifikasi seperti di atas dan ingin tetap menggunakan cara pertama namun kesulitan untuk mempermudah cara mencari gradien tanpa perlu menggunakan grafik. Atau sebagian ingin mengetahui cara mencari gradien dari sebaran data x, y menggunakan OpenOffice.org Calc. Untuk itu, tunggu di tulisan berikutnya... :)

Nama : Claudita Rahmanda Kelas : XI IPA I

Gravitasi Sir Isaac Newton adalah ahli fisika, matematika, astronomi, kimia dan ahli filsafat yang lahir di Inggris. Buku yang ditulis dan dipublikasikan pada tahun 1687, Philosophi Naturalis Principia Mathematica, dikatakan sebagai buku yang paling berpengaruh dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan. Karyanya ini menjelaskan tentang hukum gravitasi dan tiga asas (hukum) pergerakan, yang mengubah pandangan orang terhadap hukum fisika alam selama tiga abad kedepan dan menjadi dasar dari ilmu pengetahuan modern. Isaac Newton menyadari bahwa matematika adalah cara untuk menjelaskan hukum-hukum alam seperti gravitasi, membuat beberapa rumus untuk menghitung 'pergerakan benda' dan 'gravitasi bumi'. Gravitasi adalah kekuatan yang membuat suatu benda selalu bergerak jatuh ke bawah. Dengan tiga prinsip dasar dari hukum pergerakan, Newton dapat menjelaskan dan membuktikan bahwa planet beredar mengelilingi matahari dalam orbit yang berbentuk oval dan tidak bulat penuh. Kemudian Newton menggunakan tiga prinsip dasar pergerakan yang sekarang di kenal sebagai Hukum Newton untuk menjelaskan bagaimana benda bergerak. Gravitasi menyebabkan dua benda yang terdapat di alam semesta akan ditarik ke salah satu benda tersebut. Gravitasi juga membantu dalam membentuk alam semesta, membuat bulan tetap berada di orbitnya mengitari Bumi. Isaac Newton mendefinisikan gravitasi sebagai suatu gaya, yang menarik sebuah benda ke sebuah benda lainnya. Sedangkan Albert Einstein mengatakan gravitasi adalah hasil dari kelengkungan ruang dan waktu. Kedua teori ini adalah penjelasan yang paling umum dan paling banyak digunakan untuk menjelaskan gravitasi. Teori Gravitasi Newton Pada tahun 1600-an, seorang fisikawan Inggris bernama Isaac Newton sedang duduk di bawah pohon apel, kemudian sebuah apel jatuh di kepalanya, dan ia pun mulai bertanya-tanya mengapa apel tersebut tertarik jatuh ke tanah. Newton kemudian mempublikasikan Teori Gravitasi Universal pada 1680-an. Pada dasarnya gagasan yang ditetapkankannya adalah bahwa gravitasi adalah sebuah gaya yang dapat diprediksi yang bekerja pada semua materi yang terdapat di alam semesta, dan merupakan fungsi dari massa dan jarak. Teori ini menyatakan bahwa setiap partikel dari sebuah materi akan menarik setiap partikel lainnya dengan gaya yang berbanding lurus dengan jumlah massa mereka dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara mereka. Jadi, semakin jauh partikel-partikel tersebut terpisah, dan/atau semakin kecil massa dari partikel-partikel tersebut, maka gaya gravitasi akan semakin kecil, begitu pula sebaliknya. Rumus standar untuk hukum gravitasi adalah: Gaya gravitasi = (G x m1 x m2) / (d). Ket: G = gravitasi (6,67 x 10E-8 dyne x cm/gram) m1 dan m2 = massa dari dua benda d = jarak antara pusat gravitasi dari dua massa Teori Gravitasi Albert Einstein memberikan kontribusi teori gravitasi alternatif pada awal 1900-an. Teorinya ini adalah bagian dari Teori Relativitas umumnya yang sangat terkenal itu dan menawarkan penjelasan yang sangat berbeda dari Hukum Gravitasi Universal Newton. Einstein sama sekali tidak percaya bahwa gravitasi adalah sebuah gaya, ia mengatakan bahwa gravitasi adalah distorsi dalam bentuk ruang dan waktu, atau dikenal sebagai "dimensi keempat". Hukum fisika dasar menyatakan bahwa jika tidak ada gaya eksternal yang bekerja, sebuah objek akan selalu berjalan di garis lurus. Dengan demikian, tanpa gaya eksternal, dua benda yang berjalan secara paralel akan selalu tetap paralel dan tidak akan pernah bertemu. Tetapi faktanya adalah mereka akhirnya bertemu juga. Partikel-partikel yang memulai berjalan pada jalur yang paralel kadang-kadang akan berakhir dengan bertabrakan. Teori

Newton mengatakan hal ini dapat terjadi karena gravitasi, gaya gravitasi akan menarik bendabenda satu sama lain atau ke sebuah objek tunggal ketiga. Einstein juga mengatakan hal ini terjadi karena gravitasi, tapi dalam teorinya, gravitasi bukanlah sebuah gaya melainkan sebuah kurva dalam ruang-waktu. Menurut Einstein, benda-benda tersebut masih bergerak di sepanjang garis lurus, namun karena distorsi pada ruang dan waktu, garis lurus tersebut sekarang berubah menjadi garis yang melengkung. Jadi dua benda yang awalnya bergerak sepanjang bidang datar sekarang bergerak bersama dalam bidang yang melengkung. Dan dua jalur lurus tersebut akan berakhir di satu titik. Temuan Terbaru Beberapa teori terbaru barubaru ini mengungkapkan fenomena gravitasi dalam hal partikel dan gelombang. Salah satu teori menyatakan bahwa partikel-partikel yang disebut graviton akan menyebabkan objek akan saling tarik menarik satu sama lain. Graviton tidak memiliki gelombang gravitasi, atau kadang-kadang disebut radiasi gravitasi, yang seharusnya dihasilkan ketika suatu objek dipercepat oleh gaya eksternal.

Metode Gravity adalah salah satu metode eksplorasi dalam geofisika, yang memenfaatkan sifat daya tarik antar benda yang didapat dari densitasnya, jadi prinsip eksplorasi dengan metode gravity ini yaitu mencari anomali gravity pada subsurface. Pengukuran ini dapat dilakukan dipermukaan bumi, dikapal maupun diudara. Dalam metode ini yang dipelajari adalah variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan dibawah permukaan, sehingga dalam pelaksanaanya yang diselidiki adalah perbedaan medan gravitasi dari satu titik observasi terhadap titik observasi lainnya. Karena perbedaan medan gravitasi ini relatif kecil maka alat yang digunakan harus mempunyai ketelitian yang tinggi. Metode ini umumnya digunakan dalam eksplorasi minyak untuk menemukan struktur yang merupakan jebakan minyak (oil trap), dan dikenal sebagai metode awal saat akan melakukan eksplorasi daerah yang berpotensi hidrokarbon. Disamping itu metode ini juga banyak dipakai dalam eksplorasi mineral dan lain-lain. Meskipun dapat dioperasikan dalam berbagai macam hal tetapi pada prinsipnya metode ini dipilih karena kemampuannya dalam membedakan rapat massa suatu material terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian struktur bawah permukaan dapat diketahui. Pengetahuan tentang struktur bawah permukaan ini penting untuk perencanaan langkah-langkah eksplorasi baik itu minyak maupun mineral lainnya. Eksplorasi metode ini dilakukan dalam bentuk kisi atau lintasan penampang. Dalam metode ini penelitian dapat digolongkan menjadi 3 tahap, tahap ini umum digunakan juga pada metode geofisika yang lainnya. Antara lain adalah Akuisisi Data, Prosesing Data, dan Interpretasi. Dalam hal ini kita akan coba bahas beberapa point dalam proses akuisisi data. Akuisisi data ini adalah proses pengambilan data di lapangan. Dalam proses ini dibagi menjadi beberapa tahap yang harus dilakukan . Mulai dari mengatahui informasi dari daerah yang akan diukur dan persiapan alatnya. Beberapa diantara alat itu adalah

Seperangkat Gravitimeter GPS Peta Geologi dan peta Topografi Penunjuk Waktu Alat tulis Kamera Pelindung Gravitimeter Dan beberapa alat pendukung lainnya

Setelah peralatan telah tersedia, langkah awal untuk pengukuran adalah menggunakan peta geologi dan peta topografi, hal ini bertujuan untuk menentukan lintasan pengukuran dan base station yang telah diketahui harga percepatan gravitasinya. Akan tetapi ada beberapa parameter lain yang dibutuhkan juga dalam penentuan base station, lintasan pengukuran dan titik ikat. Antara lain adalah :

Letak titik pengukuran harus jelas dan mudah dikenal. Lokasi titik pengukuran harus dapat dibaca dalam peta. Lokasi titik pengukuran harus mudah dijangkau serta bebas da ri gangguan kendaraan bermotor, mesin, dll.

Lokasi titik pengukuran harus terbuka sehingga GPS mampu menerima sinyal dari satelit dengan baik tanpa ada penghalang. Sehingga dapat disimpulkan lokasi titik acuan harus berupa titik/tempat yang stabil

dan mudah dijangkau. Penentuan titik acuan sangat penting, karena pengambilan data lapangan harus dilakukan secara looping, yaitu dimulai pada suatu titik yang telah ditentukan, dan berakhir pada titik tersebut. Titik acuan tersebut perlu diikatkan terlebih dahulu pada titik ikat yang sudah terukur sebelumnya. Dalam alur pengambilan data dilakukan dengan proses looping. Tujuan dari sistem looping tersebut adalah agar dapat diperoleh nilai koreksi apungan alat (drift) yang disebabkan oleh adanya perubahan pembacaan akibat gangguan berupa guncangan alat selama perjalanan. Dalam pengukuran gayaberat terdapat beberapa data yang perlu dicatat meliputi waktu pembacaan (hari, jam, dan tanggal), nilai pembacaan gravimeter, posisi koordinat stasiun pengukuran (lintang dan bujur) dan ketinggian titik ukur. Pengambilan data dilakukan di titik-titik yang telah direncanakan pada peta topografi dengan interval jarak pengukuran tertentu.

Hal penting yang perlu diperhatikan adalah melakukan kalibrasi alat dan menentukan titik acuan (base station) sebelum melakukan pengambilan data gayaberat dititik-titik ukur lainnya. Mencari besarnya harga medan gravitasi suatu base station (titik ikat) pengukuran dapat dilakukan dengan persamaan : gbs = gref + (gpembacaan bs+gpembacaan ref) gbs = harga medan gravitasi base station gref = harga medan gravitasi titik referensi gpembacaan bs = harga pembacaan gravitasi di base station gpembacaan ref = harga pembacaan gravitasi di titik referensi Contoh dalam studi kasus pengukuran yang digunakan dalam suatu survey untuk menentukan daerah geothermal/panas bumi dapat dilakukan dengan beberapa parameter dan terlihat seperti pada gambar berikut.

Titik Ukur Pada Lintasan Akuisisi Lintasan pengambilan data terdiri dari lintasan A, B, C, D, E, F dan G sebanyak 189 titik pengambilan data. Pada lintasan regional terdapat 74 titik ukur, sehingga jumlah titik pengambilan data terdapat 263 titik. Sehingga dalam titik ukur tersebut terdapat dua jenis titik ukur, lintasan utama dan lintasan regional. Lintasan utama ini merupakan pengukuran inti yang letak titik ukurnya berada pada sepanjang lintasan yang telah ditentukan. Dan lintasan regiona adalah pengukuran yang titik ukurnya tidak berada di lintasan utama yang telah ditentukan. Pada satu lintasan pengukuran, interval pengambilan titik adalah 250-500 m. Pada lintasan regional interval pengambilan titik adalah 500-1000 m sedangkan interval pengambilan titik pada daerah manifestasi panas bumi berkisar antara 100-150 m. Sehingga setelah semua proses akuisisi telah selesai, dapat dilanjutkan ke proses prosesing data dengan berbagai pengolahan. Signifikansi dan Penggunaan

Konsep - Panduan ini merangkum peralatan, prosedur lapangan, dan metode interpretasi digunakan untuk penentuan kondisi bawah permukaan karena variasi kerapatan menggunakan metode gravitasi. Pengukuran gravitasi dapat digunakan untuk fitur geologi peta utama lebih dari ratusan kilometer persegi dan untuk mendeteksi dangkal fitur yang lebih kecil di dalam tanah atau rock. Di beberapa daerah, metode gravitasi dapat mendeteksi rongga bawah permukaan. Manfaat lain dari metode gravitasi adalah bahwa pengukuran dapat dilakukan di daerah budaya banyak dikembangkan, dimana metode geofisika lainnya mungkin tidak bekerja. Sebagai contoh, pengukuran gravitasi bisa dibuat di dalam bangunan, di daerah perkotaan dan di daerah kebisingan budaya, listrik, dan elektromagnetik. Pengukuran kondisi bawah permukaan dengan metode gravitasi membutuhkan sebuah gravimeter dan sarana untuk menentukan lokasi dan elevasi relatif sangat akurat dari stasiun gravitasi. Unit pengukuran yang digunakan dalam metode gravitasi adalah gal, berdasarkan gaya gravitasi di permukaan bumi. Gravitasi rata-rata di permukaan bumi adalah sekitar 980 gal. Unit umum digunakan dalam survei gravitasi daerah adalah milligal (10 - gal 3). Teknik aplikasi lingkungan memerlukan pengukuran dengan akurasi dari beberapa gals mereka sering disebut sebagai survei mikro. Sebuah survei gravitasi rinci biasanya menggunakan stasiun pengukuran berjarak dekat (beberapa meter untuk beberapa ratus kaki) dan dilakukan dengan gravimeter mampu membaca ke beberapa gals. Detil survei digunakan untuk menilai geologi lokal atau kondisi struktural. Sebuah survei gravitasi terdiri dari melakukan pengukuran gravitasi di stasiun sepanjang garis profil atau grid. Pengukuran diambil secara berkala di base station (lokasi referensi stabil noise-free) untuk mengoreksi drift instrumen. Data gaya berat berisi anomali yang terdiri dari dalam efek lokal regional dan dangkal. Ini adalah efek lokal dangkal yang menarik dalam pekerjaan mikro. Banyak diterapkan pada data lapangan mentah. Koreksi ini termasuk lintang, elevasi udara bebas, koreksi Bouguer (efek massa), pasang surut Bumi, dan medan. Setelah pengurangan tren regional, sisa atau data gayaberat Bouguer anomali sisa dapat disajikan sebagai garis profil atau di peta kontur. Peta anomali gaya berat sisa dapat digunakan untuk kedua interpretasi
(10-6

gals),

kualitatif dan kuantitatif. Rincian tambahan metode gravitasi diberikan dalam Telford et al (4); Butler (5); Nettleton (6), dan Hinze (7). Parameter Terukur dan Perwakilan Nilai: Metode gravitasi tergantung pada variasi lateral dan kedalaman dalam kepadatan material bawah permukaan. Kepadatan dari tanah atau batuan merupakan fungsi dari densitas mineral pembentuk batuan, porositas medium, dan densitas dari cairan mengisi ruang pori. Rock kepadatan bervariasi dari kurang dari 1,0 g / cm
3

untuk beberapa batu vulkanik

vesikuler lebih dari 3,5 g / cm 3 untuk beberapa batuan beku ultrabasa. Sebuah kontras densitas yang memadai antara kondisi latar belakang dan fitur yang sedang dipetakan harus ada untuk fitur yang akan terdeteksi. Beberapa geologi yang signifikan atau batas hidrogeologi mungkin tidak memiliki kontras densitas medan-terukur di antara mereka, dan karenanya tidak dapat dideteksi dengan teknik ini. Sedangkan metode gravitasi langkah-langkah variasi densitas bahan bumi, itu adalah penerjemah yang, berdasarkan pengetahuan tentang kondisi lokal atau data lain, atau keduanya, harus menginterpretasikan data gravitasi dan tiba di solusi geologi yang wajar. Peralatan: Peralatan Geofisika yang digunakan untuk pengukuran gravitasi permukaan termasuk gravimeter, sebuah cara mendapatkan posisi dan sarana yang sangat akurat menentukan perubahan relatif dalam ketinggian. Gravimeters dirancang untuk mengukur perbedaan yang sangat kecil di medan gravitasi dan sebagai hasilnya merupakan instrumen yang sangat halus. Gravimeter ini rentan terhadap shock mekanis selama transportasi dan penanganan

Pada tahun 1679 Newton kembali mengerjakan mekanika benda langit, yaitu gravitasi dan efeknya terhadap orbit planet-planet, dengan rujukan terhadap hukum Kepler tentang gerak planet. Ini dirangsang oleh pertukaran surat singkat pada masa 1679-80 dengan Hooke, yang telah ditunjuk untuk mengelola korespondensi Royal Society, dan membuka korespondensi yang dimaksudkan untuk meminta sumbangan dari Newton terhadap jurnal ilmiah Royal Society.[17] Bangkitnya kembali ketertarikan Newton terhadap astronomi mendapatkan rangsangan lebih lanjut dengan munculnya komet pada musim dingin 1680-1681,yang dibahasnya dalam korespondensi dengan John Flamsteed.[23] Setelah diskusi dengan Hooke, Newton menciptakan bukti bahwa bentuk elips orbit planet akan berasal dari gaya sentripetal

yang berbanding terbalik dengan kuadrat vektor jari-jari. Newton mengirimkan hasil kerjanya ini ke Edmond Halley dan ke Royal Society dalam De motu corporum in gyrum, sebuah risalah yang ditulis dalam 9 halaman yang disalin ke dalam buku register Royal Society pada Desember 1684[24] Risalah ini membentuk inti argumen yang kemudian akan dikembangkan dalam Principia. Principia dipublikasikan pada 5 Juli 1687 dengan dukungan dan bantuan keuangan dari Edmond Halley. Dalam karyanya ini Newton menyatakan hukum gerak Newton yang memungkinkan banyak kemajuan dalam revolusi Industri yang kemudian terjadi. Hukum ini tidak direvisi lagi dalam lebih dari 200 tahun kemudian, dan masih merupakan pondasi dari teknologi non-relativistik dunia modern. Dia menggunakan kata Latin gravitas (berat) untuk efek yang kemudian dinamakan sebagai gravitasi, dan mendefinisikan hukum gravitasi universal. Dalam karya yang sama, Newton mempresentasikan metode analisis geometri yang mirip dengan kalkulus, dengan 'nisbah pertama dan terakhir', dan menentukan analisis untuk menentukan (berdasarkan hukum Boyle) laju bunyi di udara, menentukan kepepatan bentuk sferoid Bumi, memperhitungkan presesi ekuinoks akibat tarikan gravitasi bulan pada kepepatan Bumi, memulai studi gravitasi ketidakteraturan gerak Bulan, memberikan teori penentuan orbit komet, dan masih banyak lagi. Newton memperjelas pandangan heliosentrisnya tentang tata surya, yang dikembangkan dalam bentuk lebih modern, karena pada pertengahan 1680-an dia sudah mengakui Matahari tidak tepat berada di pusat gravitasi tata surya[25] Bagi Newton, titik pusat Matahari atau benda langit lainnya tidak dapat dianggap diam, namun seharusnya "titik pusat gravitasi bersama Bumi, Matahari dan Planet-planetlah yang harus disebut sebagai Pusat Dunia", dan pusat gravitasi ini "diam atau bergerak beraturan dalam garis lurus".(Newton mengadopsi pandangan alternatif "tidak bergerak" dengan memperhatikan pandangan umum bahwa pusatnya, di manapun itu, tidak bergerak. [26] Postulat Newton aksi-pada-suatu-jarak yang tidak terlihat menyebabkan dirinya dikritik karena memperkenalkan "perantara gaib" ke dalam ilmu pengetahuan.[27] Dalam edisi kedua Principia (1713) Newton tegas menolak kritik tersebut dalam bagian General Scholium di akhir buku. Dia menulis bahwa cukup menyimpulkan bahwa fenomena tersebut menyiratkan tarikan gravitasi, namun hal tersebut tidak menunjukkan sebabnya. Tidak perlu dan tidak layak merumuskan hipotesis hal-hal yang tidak tersirat oleh fenomena itu. Di sini Newton menggunakan ungkapannya yang kemudian terkenal, Hypotheses non fingo.

Anda mungkin juga menyukai