Anda di halaman 1dari 55

Hukum Newton Tentang Gravitasi

Written By Djuhernaidi Jacub on Rabu, 16 November 2011 | 10:27:00 PM

Pengantar 

Pada pembahasan mengenai pokok bahasan kinematika (gerak lurus dan


gerak bengkok, kita telah menyinggung mengenai Gravitasi. Pada
kesempatan ini, kita akan mempelajari Gravitasi secara lebih mendalam.
Mengapa buah mangga yang lezat dan bergizi yang terlepas dari
tangkainya selalu jatuh ke permukaan bumi ? ayo dijawab…
Selain mengembangkan tiga hukum tentang Gerak (Hukum I Newton,
Hukum II Newton dan Hukum III Newton), eyang Newton juga
menyelidiki gerakan planet-planet dan bulan. Ia selalu bertanya mengapa
bulan selalu berada dalam orbitnya yang hampir berupa lingkaran ketika
mengitari bumi. Selain itu, ia juga selalu mempersoalkan mengapa benda-
benda selalu jatuh menuju permukaan bumi. Wililiam Stukeley, teman
eyang Newton ketika masih muda, menulis bahwa ketika mereka sedang
duduk minum teh di bawah pohoh apel, eyang Newton yang waktu itu
masih muda dan cakep, melihat sebuah apel jatuh dari pohonnya.
Dikatakan bahwa eyang Newton mendapat ilham dari jatuhnya buah apel.
Menurutnya, jika gravitasi bekerja di puncak pohon apel, bahkan di
puncak gunung, maka mungkin saja gravitasi bekerja sampai ke bulan.
Dengan penalaran bahwa gravitasi bumi yang menahan bulan pada
orbitnya, eyang Newton mengembangkan teori gravitasi yang sekarang
diwariskan kepada kita.
Perlu diketahui bahwa persoalan yang dipikirkan eyang Newton ini telah
ada sejak zaman yunani kuno. Ada dua persoalan dasar yang telah
diselidiki oleh orang yunani, jauh sebelum eyang Newton lahir. Persoalan
yang selalu dipertanyakan adalah mengapa benda-benda selalu jatuh ke
permukaan bumi dan bagaimana gerakan planet-planet, termasuk
matahari dan bulan (matahari dan bulan pada waktu itu digolongkan
menjadi planet-planet). Orang-orang Yunani pada waktu itu melihat kedua
persoalan di atas (benda yang jatuh dan gerakan planet) sebagai dua hal
yang berbeda. Demikian hal itu berlanjut hingga zaman eyang Newton.
Jadi apa yang dihasilkan oleh eyang dibangun di atas hasil karya orang-
orang sebelum dirinya. Yang membedakan eyang Newton dan orang-
orang sebelumnya adalah bahwa eyang memandang kedua persoalan
dasar di atas (gerak jatuh benda dan gerakan planet)disebabkan oleh satu
hal saja dan pasti mematuhi hukum yang sama. Pada abad ke-17, eyang
menemukan bahwa ada interaksi yang sama yang menjadi penyebab
jatuhnya buah apel dari pohon dan membuat planet tetap berada pada
orbitnya ketika mengelilingi matahari. Demikian juga bulan, satu-satunya
satelit alam kesayangan bumi tetap berada pada orbitnya.
Mari kita belajar hukum dasar cetusan eyang Newton yang kini diwariskan
kepada kita. Hukum dasar inilah yang menentukan interaksi gravitasi.
Ingat bahwa hukum ini bersifat universal alias umum; gravitasi bekerja
dengan cara yang sama, baik antara diri kita dengan bumi, antara bumi
dengan buah mangga yang lezat ketika jatuh, antara bumi dengan

pesawat yang jatuh   , antara planet dengan satelit dan antara


matahari dengan planet-planetnya dalam sistem tatasurya.

Oya lupa….
Tahukah anda, bahkan gagasan eyang Newton mengenai gravitasi pada
mulanyadibantai habisan-habisan oleh banyak ilmuwan yang
bertentangan dengan gagasannya ? Pada waktu itu, banyak ilmuwan yang
mungkin saking kebingungan sulit menerima gagasan eyang Newton
mengenai gaya gravitasi. Gaya gravitasi termasuk gaya tak sentuh, di
mana bekerja antara dua benda yang berjauhan alias tidak ada kontak
antara benda-benda tersebut. Gaya-gaya yang umumnya dikenal adalah
gaya-gaya yang bekerja karena adanya kontak; gerobak sampah
bergerak karena kita memberikan gaya dorong, bola bergerak karena
ditendang, sedangkan gravitasi, bisa bekerja tanpa sentuhan ?
aneh… eyang Newton mengatakan kepada mereka bahwa ketika apel
jatuh, bumi memberikan gaya kepadanya sehingga apel tersebut jatuh,
demikian juga bumi mempertahankan bulan tetap pada orbitnya dengan
gaya gravitasi, meskipun tidak ada kontak dan letak bumi dan bulan
berjauhan. Akhirnya, perlahan-lahan sambil bersungut-sungut mereka
mulai merestui dan mendukung dengan penuh semangat Hukum Gravitasi

yang dicetuskan oleh Eyang Newton 

HUKUM GRAVITASI NEWTON


Sebelum mencetuskan Hukum Gravitasi Universal, eyang Newton telah
melakukan perhitungan untuk menentukan besar gaya gravitasi yang
diberikan bumi pada bulan sebagaimana besar gaya gravitasi bumi yang
bekerja pada benda-benda di permukaan bumi. Sebagaimana yang kita
ketahui, besar percepatan gravitasi di bumi adalah 9,8 m/s 2. Jika gaya
gravitasi bumi mempercepat benda di bumi dengan percepatan 9,8 m/s 2,
berapakah percepatan di bulan ? karena bulan bergerak melingkar
beraturan(gerakan melingkar bulan hampir beraturan), maka percepatan
sentripetal bulan dihitung menggunakan rumus percepatan sentripetal
Gerak melingkar beraturan.

Diketahui orbit bulan yang hampir bulat mempunyai jari-jari sekitar


384.000 km dan periode (waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu
putaran) adalah 27,3 hari. Dengan demikian, percepatan bulan terhadap
bumi adalah

Jadi percepatan gravitasi bulan terhadap bumi 3600 kali lebih kecil
dibandingkan dengan percepatan gravitasi bumi terhadap benda-benda di
permukaan bumi. Bulan berjarak 384.000 km dari bumi. Jarak bulan
dengan bumi ini sama dengan 60 kali jari-jari bumi (jari-jari bumi = 6380
km). Jika jarak bulan dari bumi (60 kali jari-jari bumi) dikuadratkan,
maka hasilnya sama dengan 3600 (60 x 60 = 60 2 = 3600). Angka 3600
yang diperoleh dengan mengkuadratkan 60 hasilnya sama dengan
Percepatan bulan terhadap bumi, sebagaimana hasil yang diperoleh
melalui perhitungan.
Berdasarkan perhitungan ini, eyang newton menyimpulkan bahwa besar
gaya gravitasi yang diberikan oleh bumi pada setiap benda semakin
berkurang terhadap kuadrat jaraknya (r) dari pusat bumi. Secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut :

Selain faktor jarak, Eyang Newton juga menyadari bahwa gaya gravitasi
juga bergantung pada massa benda. Pada Hukum III Newton kita belajar
bahwa jika ada gaya aksi maka ada gaya reaksi. Ketika bumi memberikan
gaya aksi berupa gaya gravitasi kepada benda lain, maka benda tersebut
memberikan gaya reaksi yang sama besar tetapi berlawanan arah
terhadap bumi. Karena besarnya gaya aksi dan reaksi sama, maka besar
gaya gravitasi juga harus sebanding dengan massa dua benda yang
berinteraksi. Berdasarkan penalaran ini, eyang Newton menyatakan
hubungan antara massa dan gaya gravitasi. Secara matematis ditulis
sbb :

MB adalah massa bumi, Mb adalah massa benda lain dan r adalah jarak
antara pusat bumi dan pusat benda lain.
Setelah membuat penalaran mengenai hubungan antara besar gaya
gravitasi dengan massa dan jarak, eyang Newton membuat penalaran
baru berkaitan dengan gerakan planet yang selalu berada pada orbitnya
ketika mengitari matahari. Eyang menyatakan bahwa jika planet-planet
selalu berada pada orbitnya, maka pasti ada gaya gravitasi yang bekerja
antara matahari dan planet serta gaya gravitasi antara planet, sehingga
benda langit tersebut tetap berada pada orbitnya masing-masing. Luar
biasa pemikiran eyang Newton ini. Tidak puas dengan penalarannya di
atas, ia menyatakan bahwa jika gaya gravitasi bekerja antara bumi dan
benda-benda di permukaan bumi, serta antara matahari dan planet-planet
maka mengapa gaya gravitasi tidak bekerja pada semua benda ?
Akhirnya, setelah bertele-tele dan terseok-seok, kita tiba pada inti
pembahasan panjang lebar ini. Eyang Newton pun mencetuskan Hukum
Gravitasi Universal dan mengumumkannya pada tahun 1687, hukum yang
sangat terkenal dan berlaku baik di indonesia, amerika atau afrika bahkan
di seluruh penjuru alam semesta. Hukum gravitasi Universal itu berbunyi
demikian :
Semua benda di alam semesta menarik semua benda lain dengan gaya
sebanding dengan hasil kali massa benda-benda tersebut dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak antara benda-benda tersebut.
Secara matematis, besar gaya gravitasi antara partikel dapat ditulis sbb :

Fg adalah besar gaya gravitasi pada salah satu partikel, m 1 dan m2 adalah
massa kedua partikel, r adalah jarak antara kedua partikel.
G adalah konstanta universal yang diperoleh dari hasil pengukuran secara
eksperimen. 100 tahun setelah eyang Newton mencetuskan hukum
Gravitasi Universal, pada tahun 1978, Henry Cavendish berhasil mengukur
gaya yang sangat kecil antara dua benda, mirip seperti dua bola. Melalui
pengukuran tersebut, Henry membuktikan dengan sangat tepat
persamaan Hukum Gravitasi Universal di atas. Perbaikan penting dibuat
oleh Poyting dan Boys pada abad kesembilan belas. Nilai G yang diakui
sekarang = 6,67 x 10-11 Nm2/kg2

Contoh soal 1 :
Seorang guru fisika sedang duduk di depan kelas dan seorang murid
sedang duduk di bagian belakang ruangan kelas. Massa guru tersebut
adalah 60 kg dan massa siswa 70 kg (siswa gendut). Jika pusat
mereka (yang dimakudkan di sini bukan pusat yang terletak di depan
perut manusia) berjarak 10 meter, berapa besar gaya gravitasi yang
diberikan oleh guru dan murid satu sama lain ?
Panduan jawaban :
Gampang, tinggal dimasukkan aja nilai-nilai telah diketahui ke dalam
persamaan Hukum Newton tentang Gravitasi

Ya, gayanya sangat kecil…

Contoh soal 2 :
Diketahui massa bulan 7,35 x 10 22 kg, massa bumi 5,98 x 10 24 kg dan
massa matahari adalah 1,99 x 1030 kg. Hitunglah gaya total di bulan yang
disebabkan oleh gaya gravitasi bumi dan matahari. Anggap saja posisi
bulan, bumi dan matahari membentuk segitiga siku-siku. Oya, jarak
bumi-bulan 3,84 x 108 m dan jarak matahari-bulan 1,50 x 108 km (1,50 x
1011 m).

Keterangan Gambar :
b = bulan, B = bumi dan M = matahari
Panduan jawaban :
Gaya total yang bekerja pada bulan akibat gravitasi matahari dan bumi
kita hitung menggunakan vektor. Sebelumnya, terlebih dahulu kita hitung
besar gaya gravitasi antara bumi-bulan dan matahari-bulan.

Besar gaya gravitasi antara bumi-bulan :

Besar gaya gravitasi antara matahari-bulan.

Besar gaya total yang dialami bulan dapat dihitung sebagai berikut :

Gaya total yang dimaksud di sini tidak sama dengan gaya total pada
Hukum II Newton. Hukum gravitasi berbeda dengan Hukum II Newton.
Hukum Gravitasi menjelaskan gaya gravitasi dan besarnya yang selalu
berbeda tergantung dari jarak dan massa benda yang terlibat. Hukum II
Newton menghubungkan gaya total yang bekerja pada sebuah benda
dengan massa dan percepatan benda tersebut. Dipahami ya
perbedaannya….

Kuat Medan Gravitasi dan Percepatan Gravitasi


Pada pembahasan mengenai Hukum Newton tentang Gravitasi, kita telah
meninjau gaya gravitasi sebagai interaksi gaya antara dua atau lebih
partikel bermassa. Partikel-partikel tersebut dapat saling berinteraksi
walaupun tidak bersentuhan. Pandangan lain mengenai gravitasi adalah
konsep medan, di mana sebuah benda bermassa mengubah ruang di
sekitarnya dan menimbulkan medan gravitasi. Medan ini bekerja pada
semua partikel bermassa yang berada di dalam medan tersebut dengan
menimbulkan gaya tarik gravitasi. Jika sebuah benda berada di dekat
bumi, maka terdapat sebuah gaya yang dikerjakan pada benda tersebut.
Gaya ini mempunyai besar dan arah di setiap titik pada ruang di sekitar
bumi. Arahnya menuju pusat bumi dan besarnya adalah mg.
Jadi jika sebuah benda terletak di setiap titik di dekat bumi, maka pada
benda tersebut bekerja sebuah vektor g yang sama dengan percepatan
yang akan dialami apabila benda itu dilepaskan. Vektor g tersebut
dinamakan kekuatan medan gravitasi. Secara matematis,
besar g dinyatakan sebagai berikut :

Berdasarkan persamaan di atas, kita dapat mengatakan bahwa kekuatan


medan gravitasi di setiap titik merupakan gaya gravitasi yang bekerja
pada setiap satuan massa di titik tersebut.

Gravitasi di Sekitar Permukaan Bumi

Pada awal tulisan ini, kita telah mempelajari Hukum gravitasi Newton dan
menurunkan persamaan gravitasi Universal. Sekarang kita mencoba
menerapkannya pada gaya gravitasi antara bumi dan benda-benda yang
terletak di permukaannya. Kita tulis kembali persamaan gravitasi
universal untuk membantu kita dalam menganalisis :

Untuk persoalan gravitasi yang bekerja antara bumi dan benda-benda


yang terletak di permukaan bumi, m1 pada persamaan di atas adalah
massa bumi (mB), m2 adalah massa benda (m), dan r adalah jarak benda
dari permukaan bumi, yang merupakan jari-jari bumi (r B). Gaya gravitasi
yang bekerja pada bumi merupakan berat benda, mg. Dengan demikian,
persamaan di atas kita ubah menjadi :

Berdasarkan persamaan ini, dapat diketahui bahwa percepatan gravitasi


pada permukaan bumi alias g ditentukan oleh massa bumi (mB) dan jari-
jari bumi (rB)

G dan g merupkan dua hal yang berbeda. g adalah percepatan gravitasi,


sedangkan G adalah konstanta universal yang diperoleh dari hasil
pengukuran. Setelah G ditemukan, manusia baru bisa mengetahui massa
bumi lewat perhitungan menggunakan persamaan ini. Hal ini bisa
dilakukan karena telah diketahui konstanta universal, percepatan gravitasi
dan jari-jari bumi.
Ini adalah persamaan percepatan gravitasi efektiv. Jika ditanyakan
percepatan gravitasi pada ketinggian tertentu di dekat permukaan bumi,
maka kita dapat menggunakan persamaan ini. Jika kita menghitung berat
benda yang terletak di permukaan bumi, kita menggunakan mg.
Hukum Gravitasi Newton
Posted on May 9, 2011 | 2 Comments

Setelah mempelajari sejarah perkembangan gravitasi, sekarang kita akan lebih memperdalam
lagi tentang gravitasi Newton. okeh.. langsung aja……
Gravitasi bumi merupakan salah satu ciri bumi, yaitu benda-benda ditarik ke arah pusat
bumi. Gaya tarik bumi terhadap benda-benda ini dinamakan gaya gravitasi bumi. Berdasarkan
pengamatan, Newton membuat kesimpulan bahwa gaya tarik gravitasi yang bekerja antara
dua benda sebanding dengan massa masing-masing benda dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak kedua benda. Kesimpulan ini dikenal sebagai hukum gravitasi Newton. Hukum
ini dapat dituliskan sebagai berikut.
F=(G.m1. m2)/r2
Keterangan:
F : gaya tarik gravitasi (N); m1, m2 : massa masing-masing benda (kg); r : jarak antara kedua
benda (m); G : konstanta gravitasi umum (6,673 x 10–11 Nm2/kg2)
Gaya gravitasi yang bekerja antara dua benda merupakan gaya aksi reaksi. Benda 1 menarik
benda 2 dan sebagai reaksinya benda 2 menarik benda 1. Menurut hukum III Newton, kedua
gaya tarik ini sama besar tetapi berlawanan arah (Faksi = – Freaksi).

Contoh 1. Bintang sirius merupakan bintang paling terang yang terlihat di malam hari. Bila
massa bintang sirius 5 × 1031 kg dan jari-jarinya 25 × 109 m, maka tentukan gaya yang
bekerja pada sebuah benda bermassa 5 kg yang terletak di permukaan bintang ini?
Diketahui : a. m1 = 5 × 1031 kg
b. m1 = 5 kg
c. r = 25 × 109 m
Ditanyakan : F = …?
Jawab:

F=(G.m1. m2)/r2 = 2.668 N


Hukum gravitasi universal Newton
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Hukum Newton tentang gaya tarik menarik gravitasi umum

Hukum tarik-menarik gravitasi Newton dalam bidang fisika berarti gaya tarik untuk saling


mendekat satu sama lain. Dalam bidang fisika tiap benda dengan massa m1 selalu
mempunyai gaya tarik menarik dengan benda lain (dengan massa m 2 ). Misalnya partikel satu
dengan partikel lain selalu akan saling tarik-menarik. Contoh yang dikemukakan oleh Sir Isaac
Newton dalam bidang mekanika klasik bahwa benda apapun di atas atmosfer akan ditarik
oleh bumi, yang kemudian banyak dikenal sebagai fenomena benda jatuh.

Gaya tarik menarik gravitasi ini dinyatakan oleh Isaac Newton melalui tulisannya di


journal Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica pada tanggal 5 Juli 1687 dalam bentuk
rumus sebagai berikut:

di mana:

 F adalah besarnya gaya gravitasi antara dua massa tersebut,

 G adalah konstante gravitasi,

 m1 adalah massa dari benda pertama

 m2 adalah massa dari benda kedua, dan

 r adalah jarak antara dua massa tersebut.

Teori ini kemudian dikembangkan lebih jauh lagi bahwa setiap benda angkasa akan
saling tarik-menarik, dan ini bisa dijelaskan mengapa bumi harus berputar
mengelilingi matahari untuk mengimbangi gaya tarik-menarik gravitasi bumi-matahari.
Dengan menggunakan fenomena tarik menarik gravitasi ini juga, meteor yang mendekat
ke bumi dalam perjalanannya di ruang angkasa akan tertarik jatuh ke bumi.

HUKUM GRAVITASI NEWTON

Sebelum mencetuskan Hukum Gravitasi Universal, eyang Newton telah


melakukan perhitungan untuk menentukan besar gaya gravitasi yang diberikan
bumi pada bulan sebagaimana besar gaya gravitasi bumi yang bekerja pada
benda-benda di permukaan bumi. Sebagaimana yang kita ketahui, besar
percepatan gravitasi di bumi adalah 9,8 m/s2. Jika gaya gravitasi bumi
mempercepat benda di bumi dengan percepatan 9,8 m/s 2, berapakah percepatan di
bulan ? karena bulan bergerak melingkar beraturan (gerakan melingkar bulan
hampir beraturan), maka percepatan sentripetal bulan dihitung menggunakan
rumus percepatan sentripetal Gerak Melingkar Beraturan.

Diketahui orbit bulan yang hampir bulat mempunyai jari-jari sekitar 384.000 km
dan periode (waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu putaran) adalah 27,3
hari. Dengan demikian, percepatan bulan terhadap bumi adalah

Jadi percepatan gravitasi bulan terhadap bumi 3600 kali lebih kecil dibandingkan
dengan percepatan gravitasi bumi terhadap benda-benda di permukaan bumi.
Bulan berjarak 384.000 km dari bumi. Jarak bulan dengan bumi ini sama dengan
60 kali jari-jari bumi (jari-jari bumi = 6380 km). Jika jarak bulan dari bumi (60
kali jari-jari bumi) dikuadratkan, maka hasilnya sama dengan 3600 (60 x 60 = 60 2
= 3600). Angka 3600 yang diperoleh dengan mengkuadratkan 60 hasilnya sama
dengan Percepatan bulan terhadap bumi, sebagaimana hasil yang diperoleh
melalui perhitungan.

Berdasarkan perhitungan ini, eyang newton menyimpulkan bahwa besar gaya


gravitasi yang diberikan oleh bumi pada setiap benda semakin berkurang terhadap
kuadrat jaraknya (r) dari pusat bumi. Secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut :

Selain faktor jarak, Eyang Newton juga menyadari bahwa gaya gravitasi juga
bergantung pada massa benda. Pada Hukum III Newton kita belajar bahwa jika
ada gaya aksi maka ada gaya reaksi. Ketika bumi memberikan gaya aksi berupa
gaya gravitasi kepada benda lain, maka benda tersebut memberikan gaya reaksi
yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap bumi. Karena besarnya gaya
aksi dan reaksi sama, maka besar gaya gravitasi juga harus sebanding dengan
massa dua benda yang berinteraksi. Berdasarkan penalaran ini, eyang Newton
menyatakan hubungan antara massa dan gaya gravitasi. Secara matematis ditulis
sbb :

MB adalah massa bumi, Mb adalah massa benda lain dan r adalah jarak antara
pusat bumi dan pusat benda lain.

Setelah membuat penalaran mengenai hubungan antara besar gaya gravitasi


dengan massa dan jarak, eyang Newton membuat penalaran baru berkaitan
dengan gerakan planet yang selalu berada pada orbitnya ketika mengitari
matahari. Eyang menyatakan bahwa jika planet-planet selalu berada pada
orbitnya, maka pasti ada gaya gravitasi yang bekerja antara matahari dan planet
serta gaya gravitasi antara planet, sehingga benda langit tersebut tetap berada pada
orbitnya masing-masing. Luar biasa pemikiran eyang Newton ini. Tidak puas
dengan penalarannya di atas, ia menyatakan bahwa jika gaya gravitasi bekerja
antara bumi dan benda-benda di permukaan bumi, serta antara matahari dan
planet-planet maka mengapa gaya gravitasi tidak bekerja pada semua benda ?

Akhirnya, setelah bertele-tele dan terseok-seok, kita tiba pada inti pembahasan
panjang lebar ini. Eyang Newton pun mencetuskan Hukum Gravitasi Universal
dan mengumumkannya pada tahun 1687, hukum yang sangat terkenal dan berlaku
baik di indonesia, amerika atau afrika bahkan di seluruh penjuru alam semesta.
Hukum gravitasi Universal itu berbunyi demikian :
Semua benda di alam semesta menarik semua benda lain dengan gaya sebanding
dengan hasil kali massa benda-benda tersebut dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak antara benda-benda tersebut.

Secara matematis, besar gaya gravitasi antara partikel dapat ditulis sbb :

Fg adalah besar gaya gravitasi pada salah satu partikel, m1 dan m2 adalah massa
kedua partikel, r adalah jarak antara kedua partikel.

G adalah konstanta universal yang diperoleh dari hasil pengukuran secara


eksperimen. 100 tahun setelah eyang Newton mencetuskan hukum Gravitasi
Universal, pada tahun 1978, Henry Cavendish berhasil mengukur gaya yang
sangat kecil antara dua benda, mirip seperti dua bola. Melalui pengukuran
tersebut, Henry membuktikan dengan sangat tepat persamaan Hukum Gravitasi
Universal di atas. Perbaikan penting dibuat oleh Poyting dan Boys pada abad
kesembilan belas. Nilai G yang diakui sekarang = 6,67 x 10-11 Nm2/kg2

Contoh soal 1 :

Seorang guru fisika sedang duduk di depan kelas dan seorang murid sedang duduk
di bagian belakang ruangan kelas. Massa guru tersebut adalah 60 kg dan massa
siswa 70 kg (siswa gendut). Jika pusat mereka (yang dimakudkan di sini bukan
pusat yang terletak di depan perut manusia) berjarak 10 meter, berapa besar gaya
gravitasi yang diberikan oleh guru dan murid satu sama lain ?

Panduan jawaban :

Gampang, tinggal dimasukkan aja nilai-nilai telah diketahui ke dalam persamaan


Hukum Newton tentang Gravitasi
Ya, gayanya sangat kecil…

Contoh soal 2 :

Diketahui massa bulan 7,35 x 1022 kg, massa bumi 5,98 x 1024 kg dan massa
matahari adalah 1,99 x 1030 kg. Hitunglah gaya total di bulan yang disebabkan
oleh gaya gravitasi bumi dan matahari. Anggap saja posisi bulan, bumi dan
matahari membentuk segitiga siku-siku. Oya, jarak bumi-bulan 3,84 x 10 8 m dan
jarak matahari-bulan 1,50 x 108 km (1,50 x 1011 m).

Keterangan Gambar :

b = bulan, B = bumi dan M = matahari

Panduan jawaban :
Gaya total yang bekerja pada bulan akibat gravitasi matahari dan bumi kita hitung
menggunakan vektor. Sebelumnya, terlebih dahulu kita hitung besar gaya
gravitasi antara bumi-bulan dan matahari-bulan.

Besar gaya gravitasi antara bumi-bulan :

Besar gaya gravitasi antara matahari-bulan.

Besar gaya total yang dialami bulan dapat dihitung sebagai berikut :

Gaya total yang dimaksud di sini tidak sama dengan gaya total pada Hukum II
Newton. Hukum gravitasi berbeda dengan Hukum II Newton. Hukum Gravitasi
menjelaskan gaya gravitasi dan besarnya yang selalu berbeda tergantung dari
jarak dan massa benda yang terlibat. Hukum II Newton menghubungkan gaya
total yang bekerja pada sebuah benda dengan massa dan percepatan benda
tersebut. Dipahami ya perbedaannya….
Kuat Medan Gravitasi dan Percepatan Gravitasi

Pada pembahasan mengenai Hukum Newton tentang Gravitasi, kita telah


meninjau gaya gravitasi sebagai interaksi gaya antara dua atau lebih partikel
bermassa. Partikel-partikel tersebut dapat saling berinteraksi walaupun tidak
bersentuhan. Pandangan lain mengenai gravitasi adalah konsep medan, di mana
sebuah benda bermassa mengubah ruang di sekitarnya dan menimbulkan medan
gravitasi. Medan ini bekerja pada semua partikel bermassa yang berada di dalam
medan tersebut dengan menimbulkan gaya tarik gravitasi. Jika sebuah benda
berada di dekat bumi, maka terdapat sebuah gaya yang dikerjakan pada benda
tersebut. Gaya ini mempunyai besar dan arah di setiap titik pada ruang di sekitar
bumi. Arahnya menuju pusat bumi dan besarnya adalah mg.

Jadi jika sebuah benda terletak di setiap titik di dekat bumi, maka pada benda
tersebut bekerja sebuah vektor g yang sama dengan percepatan yang akan dialami
apabila benda itu dilepaskan. Vektor g tersebut dinamakan kekuatan medan
gravitasi. Secara matematis, besar g dinyatakan sebagai berikut :

Berdasarkan persamaan di atas, kita dapat mengatakan bahwa kekuatan medan


gravitasi di setiap titik merupakan gaya gravitasi yang bekerja pada setiap satuan
massa di titik tersebut.

Gravitasi di Sekitar Permukaan Bumi

Pada awal tulisan ini, kita telah mempelajari Hukum gravitasi Newton dan
menurunkan persamaan gravitasi Universal. Sekarang kita mencoba
menerapkannya pada gaya gravitasi antara bumi dan benda-benda yang terletak di
permukaannya. Kita tulis kembali persamaan gravitasi universal untuk membantu
kita dalam menganalisis :

Untuk persoalan gravitasi yang bekerja antara bumi dan benda-benda yang
terletak di permukaan bumi, m1 pada persamaan di atas adalah massa bumi (m B),
m2 adalah massa benda (m), dan r adalah jarak benda dari permukaan bumi, yang
merupakan jari-jari bumi (rB). Gaya gravitasi yang bekerja pada bumi merupakan
berat benda, mg. Dengan demikian, persamaan di atas kita ubah menjadi :
Berdasarkan persamaan ini, dapat diketahui bahwa percepatan gravitasi pada
permukaan bumi alias g ditentukan oleh massa bumi (mB) dan jari-jari bumi (rB)

G dan g merupkan dua hal yang berbeda. g adalah percepatan gravitasi, sedangkan
G adalah konstanta universal yang diperoleh dari hasil pengukuran. Setelah G
ditemukan, manusia baru bisa mengetahui massa bumi lewat perhitungan
menggunakan persamaan ini. Hal ini bisa dilakukan karena telah diketahui
konstanta universal, percepatan gravitasi dan jari-jari bumi.

Ini adalah persamaan percepatan gravitasi efektiv. Jika ditanyakan percepatan


gravitasi pada ketinggian tertentu di dekat permukaan bumi, maka kita dapat
menggunakan persamaan ini. Jika kita menghitung berat benda yang terletak di
permukaan bumi, kita menggunakan mg.

Fisika - GLB

Gerak Lurus Beraturan

Gerak Lurus Beraturan diartikan sebagai gerakan pada lintasan lurus dengan
kecepatan tetap/konstan. Kecepatan tetap berarti percepatan nol. Dengan kata lain
benda yang bergerak lurus beraturan tidak memiliki percepatan. Dalam kehidupan
sehari-hari sangat jarang ditemukan benda-benda yang bergerak pada lintasan
lurus dengan kecepatan tetap.

Karena pada Gerak Lurus Beraturan (GLB) kecepatan gerak suatu benda tetap,
maka kecepatan rata-rata sama dengan kecepatan atau kelajuan sesaat. kok bisa ya
? ingat bahwa setiap saat kecepatan gerak benda tetap, baik kecepatan awal
mapun kecepatan akhir. Karena kecepatan benda sama setiap saat, maka
kecepatan awal juga sama dengan kecepatan akhir. Dengan demikian kecepatan
rata-rata benda juga sama dengan kecepatan sesaat.
GRAFIK GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

Grafik sangat membantu kita dalam menafsirkan suatu hal dengan mudah dan
cepat. Untuk memudahkan kita menemukan hubungan antara Kecepatan,
perpindahan dan waktu tempuh maka akan sangat membantu jika digambarkan
grafik hubungan ketiga komponen tersebut.

Grafik Kecepatan terhadap Waktu (v-t)

Berdasarkan grafik di atas, tampak bahwa kecepatan bernilai tetap pada tiap
satuan waktu. Kecepatan tetap ditandai oleh garis lurus, berawal dari t = 0 hingga
t akhir.

Contoh : perhatikan grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) di bawah ini


Kecepatan gerak benda pada grafik di atas adalah 3 m/s. 1, 2, 3 dstnya adalah
waktu tempuh (satuannya detik). Amati bahwa walaupun waktu berubah dari 1
detik sampai 5, kecepatan benda selalu sama (ditandai oleh garis lurus).

Bagaimana kita mengetahui perpindahan benda melalui grafik di atas ? luas


daerah yang diarsir pada grafik di atas sama dengan perpindahan benda. Jadi,
untuk mengetahui besarnya perpindahan, hitung saja luas daerah yang diarsir.
Tentu saja satuan perpindahan adalah satuan panjang, bukan satuan luas.

Dari grafik di atas, v = 5 m/s, sedangkan t = 3 s. Dengan demikian, jarak yang


ditempuh benda = (5 m/s x 3 s) = 15 m. Cara lain menghitung jarak tempuh
adalah dengan menggunakan persamaan GLB. s = v t = 5 m/s x 3 s = 15 m.

Persamaan GLB yang kita gunakan untuk menghitung jarak atau perpindahan di
atas berlaku jika gerak benda memenuhi grafik tersebut. Pada grafik terlihat
bahwa pada saat t = 0 s, maka v = 0. Artinya, pada mulanya benda diam, baru
kemudian bergerak dengan kecepatan 5 m/s. Padahal dapat saja terjadi bahwa saat
awal kita amati benda sudah dalam keadaan bergerak, sehingga benda telah
memiliki posisi awal s0. Untuk itu lebih memahami hal ini, pelajari grafik di
bawah ini.

Grafik Kedudukan terhadap Waktu (x-t)

Grafik kedudukan terhadap waktu, di mana kedudukan awal x 0 berhimpit dengan


titik acuan nol.

Makna grafik di atas adalah bahwa nilai kecepatan selalu tetap pada setiap titik
lintasan (diwakili oleh titik-titik sepanjang garis x pada sumbu y) dan setiap
satuan waktu (diwakili setiap titik sepanjang t pada sumbu x). Anda jangan
bingung dengan kemiringan garis yang mewakili kecepatan. Makin besar nilai x,
makin besar juga nilai t sehingga hasil perbandingan x dan y (kecepatan) selalu
sama.

Contoh : Perhatikan contoh Grafik Kedudukan terhadap Waktu (x-t) di bawah ini

Bagaimanakah cara membaca grafik ini ?

Pada saat t = 0 s, jarak yang ditempuh oleh benda x = 0, pada saat t = 1 s, jarak
yang ditempuh oleh benda = 2 m, pada saat t = 2 s jarak yang ditempuh oleh
benda = 4 m, pada saat t = 3 s, jarak yang ditempuh oleh benda = 6 s dan
seterusnya. Berdasarkan hal ini dapat kita simpulkan bahwa gerak benda yang
diwakili oleh grafik x- t di atas, bergerak dengan kecepatan tetap 2 m/s (Ingat,
kecepatan adalah jarak dibagi waktu).

Grafik kedudukan terhadap waktu, di mana kedudukan awal x0 tidak berhimpit


dengan titik acuan nol.
Persamaan yang kita turunkan di atas menjelaskan hubungan antara kedudukan
suatu benda terhadap fungsi waktu, di mana kedudukan awal benda tidak berada
pada titik acuan nol. Kecepatan benda diawali dari kedudukan di x0 sehingga besar
x0 harus ditambahkan dalam perhitungan. Pada grafik di atas xo = 0.

(pahami secara perlahan-lahan penurunan rumus di atas, bila perlu sambil


melihat grafik untuk mempermudah pemahaman anda)

Latihan soal

Kereta api Ladoya bergerak lurus beraturan pada rel lurus yogya-bandung sejauh
5 km dalam selang waktu 5 menit. (a) Hitunglah kecepatan kereta (b) berapa lama
kereta itu menempuh jarak 50 km ?

Panduan Jawaban :

(a) Pada soal di atas, diketahui perpindahan (s) = 5 km dan waktu tempuh (t) = 4
menit. Sebelum menghitung kecepatan, kita harus mengkonversi satuan sehingga
sesuai dengan Sistem Internasional (SI). Terserah anda, mana yang ingin
dikonversi, ubah menit ke jam atau km di ubah ke meter dan menit di ubah ke
detik.
Misalnya yang di ubah adalah satuan menit, maka 4 menit = 0,07 jam.

Ingat bahwa pada GLB, kecepatan benda sama setiap saat, demikian juga dengan
kecepatan rata-rata.

v = s / t = 5 km / 0,07 jam = 75 km/jam

(b) Untuk menghitung waktu, persamaan kecepatan di atas dibalik

t = s / v = 50 km / 75 km/jam = 0,67 jam = 40 menit.

Diposkan oleh rizkika mutiara ananda di 20:30 0 komentar

Sabtu, 31 Oktober 2009


Fisika - Gerak Parabola / Gerak Peluru

Gerak Parabola / Gerak Peluru

Pengantar

Pada pokok bahasan Gerak Lurus, baik GLB, GLBB dan GJB, kita telah
membahas gerak benda dalam satu dimensi, ditinjau dari perpindahan, kecepatan
dan percepatan. Kali ini kita mempelajari gerak dua dimensi di dekat permukaan
bumi yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Pernakah anda menonton pertandingan sepak bola ? mudah-mudahan pernah


walaupun hanya melalui Televisi. Gerakan bola yang ditendang oleh para pemain
sepak bola kadang berbentuk melengkung. Mengapa bola bergerak dengan cara
demikian ?

Selain gerakan bola sepak, banyak sekali contoh gerakan peluru/parabola yang
kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya adalah gerak bola volly,
gerakan bola basket, bola tenis, bom yang dijatuhkan, peluru yang dtembakkan,
gerakan lompat jauh yang dilakukan atlet dan sebagainya. Anda dapat
menambahkan sendiri. Apabila diamati secara saksama, benda-benda yang
melakukan gerak peluru selalu memiliki lintasan berupa lengkungan dan seolah-
olah dipanggil kembali ke permukaan tanah (bumi) setelah mencapai titik
tertinggi. Mengapa demikian ?

Benda-benda yang melakukan gerakan peluru dipengaruhi oleh beberapa faktor.


Pertama, benda tersebut bergerak karena ada gaya yang diberikan. Mengenai
Gaya, selengkapnya kita pelajari pada pokok bahasan Dinamika (Dinamika
adalah ilmu fisika yang menjelaskan gaya sebagai penyebab gerakan benda dan
membahas mengapa benda bergerak demikian). Pada kesempatan ini, kita belum
menjelaskan bagaimana proses benda-benda tersebut dilemparkan, ditendang dan
sebagainya. Kita hanya memandang gerakan benda tersebut setelah dilemparkan
dan bergerak bebas di udara hanya dengan pengaruh gravitasi. Kedua, seperti
pada Gerak Jatuh Bebas, benda-benda yang melakukan gerak peluru dipengaruhi
oleh gravitasi, yang berarah ke bawah (pusat bumi) dengan besar g = 9,8 m/s 2.
Ketiga, hambatan atau gesekan udara. Setelah benda tersebut ditendang,
dilempar, ditembakkan atau dengan kata lain benda tersebut diberikan kecepatan
awal hingga bergerak, maka selanjutnya gerakannya bergantung pada gravitasi
dan gesekan alias hambatan udara. Karena kita menggunakan model ideal, maka
dalam menganalisis gerak peluru, gesekan udara diabaikan.

Pengertian Gerak Peluru

Gerak peluru merupakan suatu jenis gerakan benda yang pada awalnya diberi
kecepatan awal lalu menempuh lintasan yang arahnya sepenuhnya dipengaruhi
oleh gravitasi.

Karena gerak peluru termasuk dalam pokok bahasan kinematika (ilmu fisika yang
membahas tentang gerak benda tanpa mempersoalkan penyebabnya), maka pada
pembahasan ini, Gaya sebagai penyebab gerakan benda diabaikan, demikian juga
gaya gesekan udara yang menghambat gerak benda. Kita hanya meninjau gerakan
benda tersebut setelah diberikan kecepatan awal dan bergerak dalam lintasan
melengkung di mana hanya terdapat pengaruh gravitasi.

Mengapa dikatakan gerak peluru ? kata peluru yang dimaksudkan di sini hanya
istilah, bukan peluru pistol, senapan atau senjata lainnya. Dinamakan gerak peluru
karena mungkin jenis gerakan ini mirip gerakan peluru yang ditembakkan.

Jenis-jenis Gerak Parabola

Dalam kehidupan sehari-hari terdapat beberapa jenis gerak parabola.

Pertama, gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal


dengan sudut teta terhadap garis horisontal, sebagaimana tampak pada gambar di
bawah. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak gerakan benda yang
berbentuk demikian. Beberapa di antaranya adalah gerakan bola yang ditendang
oleh pemain sepak bola, gerakan bola basket yang dilemparkan ke ke dalam
keranjang, gerakan bola tenis, gerakan bola volly, gerakan lompat jauh dan
gerakan peluru atau rudal yang ditembakan dari permukaan bumi.
Kedua, gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal pada
ketinggian tertentu dengan arah sejajar horisontal, sebagaimana tampak pada
gambar di bawah. Beberapa contoh gerakan jenis ini yang kita temui dalam
kehidupan sehari-hari, meliputi gerakan bom yang dijatuhkan dari pesawat atau
benda yang dilemparkan ke bawah dari ketinggian tertentu.

Ketiga, gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal dari
ketinggian tertentu dengan sudut teta terhadap garis horisontal, sebagaimana
tampak pada gambar di bawah.

Menganalisis Gerak Parabola

Bagaimana kita menganalisis gerak peluru ? Eyang Galileo telah menunjukan


jalan yang baik dan benar. Beliau menjelaskan bahwa gerak tersebut dapat
dipahami dengan menganalisa komponen-komponen horisontal dan vertikal
secara terpisah. Gerak peluru adalah gerak dua dimensi, di mana melibatkan
sumbu horisontal dan vertikal. Jadi gerak parabola merupakan superposisi atau
gabungan dari gerak horisontal dan vertikal. Kita sebut bidang gerak peluru
sebagai bidang koordinat xy, dengan sumbu x horisontal dan sumbu y vertikal.
Percepatan gravitasi hanya bekerja pada arah vertikal, gravitasi tidak
mempengaruhi gerak benda pada arah horisontal.

Percepatan pada komponen x adalah nol (ingat bahwa gerak peluru hanya
dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Pada arah horisontal atau komponen x,
gravitasi tidak bekerja). Percepatan pada komponen y atau arah vertikal bernilai
tetap (g = gravitasi) dan bernilai negatif /-g (percepatan gravitasi pada gerak
vertikal bernilai negatif, karena arah gravitasi selalu ke bawah alias ke pusat
bumi).

Gerak horisontal (sumbu x) kita analisis dengan Gerak Lurus Beraturan,


sedangkan Gerak Vertikal (sumbu y) dianalisis dengan Gerak Jatuh Bebas.

Untuk memudahkan kita dalam menganalisis gerak peluru, mari kita tulis kembali
persamaan Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Jatuh Bebas (GJB).

Sebelum menganalisis gerak parabola secara terpisah, terlebih dahulu kita amati
komponen Gerak Peluru secara keseluruhan.

Pertama, gerakan benda setelah diberikan kecepatan awal dengan sudut teta
terhadap garis horisontal.

Kecepatan awal (vo) gerak benda diwakili oleh v0x dan v0y. v0x merupakan
kecepatan awal pada sumbu x, sedangkan v0y merupakan kecepatan awal pada
sumbu y. vy merupakan komponen kecepatan pada sumbu y dan vx merupakan
komponen kecepatan pada sumbu x. Pada titik tertinggi lintasan gerak benda,
kecepatan pada arah vertikal (vy) sama dengan nol.

Kedua, gerakan benda setelah diberikan kecepatan awal pada ketinggian tertentu
dengan arah sejajar horisontal.
Kecepatan awal (vo) gerak benda diwakili oleh v0x dan v0y. v0x merupakan
kecepatan awal pada sumbu x, sedangkan Kecepatan awal pada sumbu vertikal
(voy) = 0. vy merupakan komponen kecepatan pada sumbu y dan vx merupakan
komponen kecepatan pada sumbu x.

Menganalisis Komponen Gerak Parabola secara terpisah

Sekarang, mari kita turunkan persamaan untuk Gerak Peluru. Kita nyatakan
seluruh hubungan vektor untuk posisi, kecepatan dan percepatan dengan
persamaan terpisah untuk komponen horisontal dan vertikalnya. Gerak peluru
merupakan superposisi atau penggabungan dari dua gerak terpisah tersebut

Komponen kecepatan awal

Terlebih dahulu kita nyatakan kecepatan awal untuk komponen gerak horisontal
v0x dan kecepatan awal untuk komponen gerak vertikal, v0y.

Catatan : gerak peluru selalu mempunyai kecepatan awal. Jika tidak ada
kecepatan awal maka gerak benda tersebut bukan termasuk gerak peluru.
Walaupun demikian, tidak berarti setiap gerakan yang mempunyai kecepatan
awal termasuk gerak peluru

Karena terdapat sudut yang dibentuk, maka kita harus memasukan sudut dalam
perhitungan kecepatan awal. Mari kita turunkan persamaan kecepatan awal untuk
gerak horisontal (v0x) dan vertikal (v0y) dengan bantuan rumus Sinus, Cosinus dan
Tangen. Dipahami dulu persamaan sinus, cosinus dan tangen di bawah ini.
Berdasarkan bantuan rumus sinus, cosinus dan tangen di atas, maka kecepatan
awal pada bidang horisontal dan vertikal dapat kita rumuskan sebagai berikut :

Keterangan : v0 adalah kecepatan awal, v0x adalah kecepatan awal pada sumbu x,
v0y adalah kecepatan awal pada sumbu y, teta adalah sudut yang dibentuk
terhadap sumbu x positip.

Kecepatan dan perpindahan benda pada arah horisontal

Kita tinjau gerak pada arah horisontal atau sumbu x. Sebagaimana yang telah
dikemukakan di atas, gerak pada sumbu x kita analisis dengan Gerak Lurus
Beraturan (GLB). Karena percepatan gravitasi pada arah horisontal = 0, maka
komponen percepatan ax = 0. Huruf x kita tulis di belakang a (dan besaran
lainnya) untuk menunjukkan bahwa percepatan (atau kecepatan dan jarak)
tersebut termasuk komponen gerak horisontal atau sumbu x. Pada gerak peluru
terdapat kecepatan awal, sehingga kita gantikan v dengan v0.

Dengan demikian, kita akan mendapatkan persamaan Gerak Peluru untuk sumbu
x:
Keterangan : vx adalah kecepatan gerak benda pada sumbu x, v0x adalah
kecepatan awal pada sumbu x, x adalah posisi benda, t adalah waktu tempuh, x 0
adalah posisi awal. Jika pada contoh suatu gerak peluru tidak diketahui posisi
awal, maka silahkan melenyapkan x0.

Perpindahan horisontal dan vertikal

Kita tinjau gerak pada arah vertikal atau sumbu y. Untuk gerak pada sumbu y alias
vertikal, kita gantikan x dengan y (atau h = tinggi), v dengan v y, v0 dengan voy dan
a dengan -g (gravitasi). Dengan demikian, kita dapatkan persamaan Gerak Peluru
untuk sumbu y :

Keterangan : vy adalah kecepatan gerak benda pada sumbu y alias vertikal, v 0y


adalah kecepatan awal pada sumbu y, g adalah gravitasi, t adalah waktu tempuh,
y adalah posisi benda (bisa juga ditulis h), y0 adalah posisi awal.

Berdasarkan persamaan kecepatan awal untuk komponen gerak horisontal v0x dan
kecepatan awal untuk komponen gerak vertikal, v0y yang telah kita turunkan di
atas, maka kita dapat menulis persamaan Gerak Peluru secara lengkap sebagai
berikut :
Setelah menganalisis gerak peluru secara terpisah, baik pada komponen horisontal
alias sumbu x dan komponen vertikal alias sumbu y, sekarang kita
menggabungkan kedua komponen tersebut menjadi satu kesatuan. Hal ini
membantu kita dalam menganalisis Gerak Peluru secara keseluruhan, baik ditinjau
dari posisi, kecepatan dan waktu tempuh benda. Pada pokok bahasan Vektor dan
Skalar telah dijelaskan teknik dasar metode analitis. Sebaiknya anda
mempelajarinya terlebih dahulu apabila belum memahami dengan baik.

Persamaan untuk menghitung posisi dan kecepatan resultan dapat dirumuskan


sebagai berikut.

Pertama, vx tidak pernah berubah sepanjang lintasan, karena setelah diberi


kecepatan awal, gerakan benda sepenuhnya bergantung pada gravitasi. Nah,
gravitasi hanya bekerja pada arah vertikal, tidak horisontal. Dengan demikian v x
bernilai tetap.

Kedua, pada titik tertinggi lintasan, kecepatan gerak benda pada bidang vertikal
alias vy = 0. pada titik tertinggi, benda tersebut hendak kembali ke permukaan
tanah, sehingga yang bekerja hanya kecepatan horisontal alias vx, sedangkan vy
bernilai nol. Walaupun kecepatan vertikal (vy) = 0, percepatan gravitasi tetap
bekerja alias tidak nol, karena benda tersebut masih bergerak ke permukaan tanah
akibat tarikan gravitasi. jika gravitasi nol maka benda tersebut akan tetap
melayang di udara, tetapi kenyataannya tidak teradi seperti itu.

Ketiga, kecepatan pada saat sebelum menyentuh lantai biasanya tidak nol.
Pembuktian Matematis Gerak Peluru = Parabola

Sekarang Gurumuda ingin menunjukkan bahwa jalur yang ditempuh gerak peluru
merupakan sebuah parabola, jika kita mengabaikan hambatan udara dan
menganggap bahwa gravitasi alias g bernilai tetap. Untuk menunjukkan hal ini
secara matematis, kita harus mendapatkan y sebagai fungsi x dengan
menghilangkan/mengeliminasi t (waktu) di antara dua persamaan untuk gerak
horisontal dan vertikal, dan kita tetapkan x0 = y0 = 0.

Kita subtitusikan nilai t pada persamaan 1 ke persamaan 2

Dari persamaan ini, tampak bahwa y merupakan fungsi dari x dan mempunyai
bentuk umum

y = ax – bx2

Di mana a dan b adalah konstanta untuk gerak peluru tertentu. Persamaan ini
merupakan fungsi parabola dalam matematika.

Petunjuk Penyelesaian Masalah-Soal Untuk Gerak Peluru

Pertama, baca dengan teliti dan gambar sebuah diagram untuk setiap soal yang
diberikan. tapi jika otakmu mirip Eyang Einstein, gambarkan saja diagram
tersebut dalam otak.

Kedua, buat daftar besaran yang diketahui dan tidak diketahui.


Ketiga, analisis gerak horisontal (sumbu x) dan vertikal (sumbu y) secara terpisah.
Jika diketahui kecepatan awal, anda dapat menguraikannya menjadi komponen-
konpenen x dan y.

Keempat, berpikirlah sejenak sebelum menggunakan persamaan-persamaan.


Gunakan persamaan yang sesuai, bila perlu gabungkan beberapa persamaan jika
dibutuhkan.

Contoh Soal 1 :

David Bechkam menendang bola dengan sudut 30o terhadap sumbu x positif
dengan kecepatan 20 m/s. Anggap saja bola meninggalkan kaki Beckham pada
ketinggian permukaan lapangan. Jika percepatan gravitasi = 10 m/s2, hitunglah :

a) Tinggi maksimum

b) waktu tempuh sebelum bola menyentuh tanah

c) jarak terjauh yang ditempuh bola sebelum bola tersebut mencium tanah

d) kecepatan bola pada tinggi maksimum

e) percepatan bola pada ketinggian maksimum

Panduan Jawaban :

Soal ini terkesan sulit karena banyak yang ditanyakan. Sebenarnya gampang, jika
kita melihat dan mengerjakannya satu persatu-satu.

Karena diketahui kecepatan awal, maka kita dapat menghitung kecepatan awal
untuk komponen horisontal dan vertikal.

a) Tinggi maksimum (y)

Jika ditanyakan ketinggian maksimum, maka yang dimaksudkan adalah posisi


benda pada sumbu vertikal (y) ketika benda berada pada ketinggian maksimum
alias ketinggian puncak. Karena kita menganggap bola bergerak dari permukaan
tanah, maka yo = 0. Kita tulis persamaan posisi benda pada gerak vertikal
Bagaimana kita tahu kapan bola berada pada ketinggian maksimum ? untuk
membantu kita, ingat bahwa pada ketinggian maksimum hanya bekerja kecepatan
horisontal (vx) , sedangkan kecepatan vertikal (vy) = 0. Karena vy = 0 dan
percepatan gravitasi diketahui, maka kita gunakan salah satu gerak vertikal di
bawah ini, untuk mengetahui kapan bola berada pada tinggian maksimum.

Berdasarkan perhitungan di atas, bola mencapai ketinggian maksimum setelah


bergerak 1 sekon. Kita masukan nilai t ini pada persamaan y

Ketinggian maksimum yang dicapai bola adalah 5 meter. Gampang khan ?

b) Waktu tempuh bola sebelum menyentuh permukaan tanah

Ketika menghitung ketinggian maksimum, kita telah mengetahui waktu yang


diperlukan bola untuk mencapai ketinggian maksimum. Sekarang, yang
ditanyakan adalah waktu tempuh bola sebelum menyentuh permukaan tanah.
Yang dimaksudkan di sini adalah waktu tempuh total ketika benda melakukan
gerak peluru.

Untuk menyelesaikan soal ini, hal pertama yang perlu kita ingat adalah ketika
menyentuh permukaan tanah, ketinggian bola dari permukaan tanah (y) = 0. sekali
lagi ingat juga bahwa kita menanggap bola bergerak dari permukaan tanah,
sehingga posisi awal bola alias y0 = 0.

Sekarang kita tuliskan persamaan yang sesuai, yaitu


Waktu tempuh total adalah 2 sekon.

Sebenarnya kita juga bisa menggunakan cara cepat. Pada bagian a), kita sudah
menghitung waku ketika benda mencapai ketinggian maksimum. Nah, karena
lintasan gerak peluru berbentuk parabola, maka kita bisa mengatakan waktu
tempuh benda untuk mencapai ketinggian maksimum merupakan setengah waktu
tempuh total. Dengan kata lain, ketika benda berada pada ketinggian maksimum,
maka benda tersebut telah melakukan setengah dari keseluruhan gerakan. Cermati
gambar di bawah ini sehingga anda tidak kebingungan. Dengan demikian, kita
bisa langsung mengalikan waktu tempuh bola ketika mencapai ketinggian
maksimum dengan 2, untuk memperoleh waktu tempuh total.

c) Jarak terjauh yang ditempuh bola sebelum bola tersebut mencium tanah

Jika ditanya jarak tempuh total, maka yang dimaksudkan di sini adalah posisi
akhir benda pada arah horisontal (atau s pada gambar di atas). Soal ini gampang,
tinggal dimasukkan saja nilainya pada persamaan posisi benda untuk gerak
horisontal atau sumbu x. karena kita menghitung jarak terjauh, maka waktu (t)
yang digunakan adalah waktu tempuh total.

d) kecepatan bola pada tinggi maksimum

Pada titik tertinggi, tidak ada komponen vertikal dari kecepatan. Hanya ada
komponen horisontal (yang bernilai tetap selama bola melayang di udara).
Dengan demikian, kecepatan bola pada pada tinggi maksimum adalah :
e) percepatan bola pada ketinggian maksimum

Pada gerak peluru, percepatan yang bekerja adalah percepatan gravitasi yang
bernilai tetap, baik ketika bola baru saja ditendang, bola berada di titik tertinggi
dan ketika bola hendak menyentuh permukaan tanah. Percepatan gravitasi (g)
berapa ? jawab sendiri ya…

Contoh soal 2 :

Seorang pengendara sepeda motor yang sedang mabuk mengendarai sepeda motor
melewati tepi sebuah jurang yang landai. Tepat pada tepi jurang kecepatan
motornya adalah 10 m/s. Tentukan posisi sepeda motor tersebut, jarak dari tepi
jurang dan kecepatannya setelah 1 detik.

Panduan Jawaban :

Kita memilih titik asal koordinat pada tepi jurang, di mana xo = yo = 0. Kecepatan
awal murni horisontal (tidak ada sudut), sehingga komponen-komponen
kecepatan awal adalah :

Di mana letak sepeda motor setelah 1 detik ? setelah 1 detik, posisi sepeda motor
dan pengendaranya pada koordinat x dan y adalah sbb (xo dan yo bernilai nol) :

x = xo + vox t = (10 m/s)(1 s) = 10 m

y = yo + (vo sin teta) t – ½ gt2

y = – ½ gt2

y = – ½ (10 m/s2)(1 s)2

y=–5m

Nilai negatif menunjukkan bahwa motor tersebut berada di bawah titik awalnya.
Berapa jarak motor dari titik awalnya ?

Berapa kecepatan motor pada saat t = 1 s ?

vx = vox = 10 m/s

vy = -gt = -(10 m/s2)(1 s) = -10 m/s

Setelah bergerak 1 sekon, sepeda motor bergerak dengan kecepatan 14,14 m/s dan
berada pada 45o terhadap sumbu x positif.
Gerak Melingkar Beraturan

Ketika sebuah benda bergerak membentuk suatu lingkaran dengan laju tetap maka
benda tersebut dikatakan melakukan Gerak Melingkar Beraturan atau GMB.

Dapatkah kita mengatakan bahwa GMB merupakan gerakan yang memiliki


kecepatan linear tetap ? Misalnya sebuah benda melakukan Gerak Melingkar
Beraturan, seperti yang tampak pada gambar di bawah. Arah putaran benda searah
dengan putaran jarum jam. bagaimana dengan vektor kecepatannya ? seperti yang
terlihat pada gambar, arah kecepatan linear/tangensial di titik A, B dan C berbeda.
Dengan demikian kecepatan pada GMB selalu berubah (ingat perbedaan antara
kelajuan dan kecepatan, kelajuan adalah besaran skalar sedangkan kecepatan
adalah besaran vektor yang memiliki besar/nilai dan arah) sehingga kita tidak
dapat mengatakan kecepatan linear pada GMB tetap.

Pada gerak melingkar beraturan, besar kecepatan linear v tetap, karenanya besar
kecepatan sudut juga tetap.

Jika arah kecepatan linear alias kecepatan tangensial selalu berubah, bagaimana
dengan arah kecepatan sudut ? arah kecepatan sudut sama dengan arah putaran
partikel, untuk contoh di atas arah kecepatan sudut searah dengan arah putaran
jarum jam. Karena besar maupun arah kecepatan sudut tetap maka besaran vektor
yang tetap pada GMB adalah kecepatan sudut. Dengan demikian, kita bisa
menyatakan bahwa GMB merupakan gerak benda yang memiliki kecepatan sudut
tetap.
Pada GMB, kecepatan sudut selalu tetap (baik besar maupun arahnya). Karena
kecepatan sudut tetap, maka perubahan kecepatan sudut atau percepatan sudut
bernilai nol. Percepatan sudut memiliki hubungan dengan percepatan tangensial,
sesuai dengan persamaan

Karena percepatan sudut dalam GMB bernilai nol, maka percepatan linear juga
bernilai nol. Jika demikian, apakah tidak ada percepatan dalam Gerak Melingkar
Beraturan (GMB) ?

Pada GMB tidak ada komponen percepatan linear terhadap lintasan, karena jika
ada maka lajunya akan berubah. Karena percepatan linear alias tangensial
memiliki hubungan dengan percepatan sudut, maka percepatan sudut juga tidak
ada dalam GMB. Yang ada hanya percepatan yang tegak lurus terhadap lintasan,
yang menyebabkan arah kecepatan linear berubah-ubah. Sekarang mari kita tinjau
percepatan ini.

PERCEPATAN SENTRIPETAL

Percepatan tangensial didefinisikan sebagai perbandingan perubahan kecepatan


dengan selang waktu yang sangat singkat, secara matematis dirumuskan sebagai
berikut :
Sekarang kita turunkan persamaan untuk menentukan besar percepatan
sentripetal alias percepatan radial (aR)
Kita tulis semua kecepatan dengan v karena pada GMB kecepatan tangensial
benda sama (v1 = v2 = v).
Benda yang melakukan gerakan dengan lintasan berbentuk lingkaran dengan jari-
jari (r) dan laju tangensial tetap (v) mempunyai percepatan yang arahnya menuju
pusat lingkaran dan besarnya adalah :

Berdasarkan persamaan percepatan sentripetal tersebut, terlihat bahwa nilai


percepatan sentripetal bergantung pada kecepatan tangensial dan radius/jari-jari
lintasan (lingkaran). Dengan demikian, semakin cepat laju gerakan melingkar,
semakin cepat terjadi perubahan arah dan semakin besar radius, semakin lambat
terjadi perubahan arah.

Arah vektor percepatan sentripetal selalu menuju ke pusat lingkaran, tetapi vektor
kecepatan linear menuju arah gerak benda secara alami (lurus), sedangkan arah
kecepatan sudut searah dengan putaran benda. Dengan demikian, vektor
percepatan sentripetal dan kecepatan tangensial saling tegak lurus atau dengan
kata lain pada Gerak Melingkar Beraturan arah percepatan dan kecepatan
linear/tangensial tidak sama. Demikian juga arah percepatan sentripetal dan
kecepatan sudut tidak sama karena arah percepatan sentripetal selalu menuju ke
dalam/pusat lingkaran sedangkan arah kecepatan sudut sesuai dengan arah putaran
benda (untuk kasus di atas searah dengan putaran jarum jam).

Kita dapat menyimpulkan bahwa dalam Gerak Melingkar Beraturan :

1. besar kecepatan linear/kecepatan tangensial adalah tetap, tetapi arah


kecepatan linear selalu berubah setiap saat
2. kecepatan sudut (baik besar maupun arah) selalu tetap setiap saat
3. percepatan sudut maupun percepatan tangensial bernilai nol
4. dalam GMB hanya ada percepatan sentripetal

PERIODE DAN FREKUENSI

Gerak melingkar sering dijelaskan dalam frekuensi (f) sebagai jumlah putaran per
detik. Periode (T) dari benda yang melakukan gerakan melingkar adalah waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan satu putaran. Hubungan antara frekuensi
dengan periode dinyatakan dengan persamaan di bawah ini :

Dalam satu putaran, benda menempuh lintasan linear sepanjang satu keliling
lingkaran (2 phi r), di mana r merupakan jarak tepi lingkaran dengan pusat
lingkaran. Kecepatan linear merupakan perbandingan antara panjang lintasan
linear yang ditempuh benda dengan selang waktu tempuh. Secara matematis
dirumuskan sebagai berikut :

Sekarang kita tulis kembali persamaan Gerak Melingkar Beraturan (GMB) yang
telah kita turunkan di atas ke dalam tabel di bawah ini :
Persamaan fungsi Gerak Melingkar Beraturan (GMB)

Pada Gerak Melingkar Beraturan, kecepatan sudut selalu tetap (baik besar
maupun arahnya), di mana kecepatan sudut awal sama dengan kecepatan sudut
akhir. Karena selalu sama, maka kecepatan sudut sesaat sama dengan kecepatan
sudut rata-rata.

Contoh Soal 1 :

Sebuah bola bermassa 200 gram diikat pada ujung sebuah tali dan diputar dengan
kelajuan tetap sehingga gerakan bola tersebut membentuk lingkaran horisontal
dengan radius 0,2 meter. Jika bola menempuh 10 putaran dalam 5 detik,
berapakah percepatan sentripetalnya ?

Panduan Jawaban :

Percepatan sentripetal dirumuskan dengan persamaan :

Karena laju putaran bola belum diketahui, maka terlebih dahulu kita tentukan laju
bola (v). Apabila bola menempuh 10 putaran dalam 5 detik maka satu putaran
ditempuh dalam 2 detik, di mana ini merupakan periode putaran (T). Jarak
lintasan yang ditempuh benda adalah keliling lingkaran = 2 phi r, di mana r = jari-
jari/radius lingkaran. Dengan demikian, laju bola :

Contoh Soal 2 :

Satu kali mengorbit bumi, bulan memerlukan waktu 27,3 hari. Jari-jari orbit bulan
384.000 km, berapakah percepatan bulan terhadap bumi ? (catatan : dalam GMB
hanya ada percepatan sentripetal, sehingga jika ditanyakan percepatan, maka
yang dimaksudkan adalah percepatan sentripetal)

Panduan Jawaban :

Ketika mengorbit bumi satu kali, bulan menempuh jarak 2phi r, di mana r = 3,84
x 108 meter merupakan radius jalur lintasannya (lingkaran). Periode T dalam
satuan sekon adalah T = (27,3 hari)(24 jam)(3600 s/jam) = 2,36 x 10 6 s. Dengan
demikian, percepatan sentripetal bulan terhadap bumi adalah :
Latihan Soal 3 :

Valentino Rosi mengendarai motornya melewati suatu tikungan yang berbentuk


setengah lingkaran yang memiliki radius 20 meter. Jika laju sepeda motor 20 m/s,
berapakah percepatan sepeda motor (dan The Doctor) ?

Panduan Jawaban :

Percepatan sentripetal sepeda motor + The Doctor adalah :

Fisika - GLBB

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) diartikan sebagai gerak benda dalam
lintasan lurus dengan percepatan tetap. Yang dimaksudkan dengan percepatan
tetap adalah perubahan kecepatan gerak benda yang berlangsung secara tetap dari
waktu ke waktu. Mula-mula dari keadaan diam, benda mulai bergerak, semakin
lama semakin cepat dan kecepatan gerak benda tersebut berubah secara teratur.
Perubahan kecepatan bisa berarti tejadi pertambahan kecepatan atau pengurangan
kecepatan. Pengurangan kecepatan terjadi apabila benda akan berhenti. dalam hal
ini benda mengalami perlambatan tetap. Pada pembahasan ini kita tidak
menggunakan istilah perlambatan untuk benda yang mengalami pengurangan
kecepatan secara teratur. Kita tetap menamakannya percepatan, hanya nilainya
negatif. Jadi perlambatan sama dengan percepatan yang bernilai negatif.

Dalam kehidupan sehari-hari sangat sulit ditemukan benda yang melakukan gerak
lurus berubah beraturan, di mana perubahan kecepatannya terjadi secara teratur,
baik ketika hendak bergerak dari keadaan diam maupun ketika hendak berhenti.
walaupun demikian, banyak situasi praktis terjadi ketika percepatan konstan/tetap
atau mendekati konstan, yaitu jika percepatan tidak berubah terhadap waktu (ingat
bahwa yang dimaksudkan di sini adalah percepatan tetap, bukan kecepatan tetap.
Beda lho….).

Penurunan Rumus Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Rumus dalam fisika sangat membantu kita dalam menjelaskan konsep fisika
secara singkat dan praktis. Jadi cobalah untuk mencintai rumus, he2…. Dalam
fisika, anda tidak boleh menghafal rumus. Pahami saja konsepnya, maka anda
akan mengetahui dan memahami cara penurunan rumus tersebut. Hafal rumus
akan membuat kita cepat lupa dan sulit menyelesaikan soal yang bervariasi….

Sekarang kita coba menurunkan rumus-rumus dalam Gerak Lurus Berubah


Beraturan (GLBB). Pahami perlahan-lahan ya….

Pada penjelasan di atas, telah disebutkan bahwa dalam GLBB, percepatan benda
tetap atau konstan alias tidak berubah. (kalau di GLB, yang tetap adalah
kecepatan). Nah, kalau percepatan benda tersebut tetap sejak awal benda tersebut
bergerak, maka kita bisa mengatakan bahwa percepatan sesaat dan percepatan
rata-ratanya sama. Bisa ya ? ingat bahwa percepatan benda tersebut tetap setiap
saat, dengan demikian percepatan sesaatnya tetap. Percepatan rata-rata sama
dengan percepatan sesaat karena baik percepatan awal maupun percepatan
akhirnya sama, di mana selisih antara percepatan awal dan akhir sama dengan nol.

Jika sudah paham, sekarang kita mulai menurunkan rumus-rumus alias


persamaan-persamaan.

Pada pembahasan mengenai percepatan, kita telah menurunkan persamaan/rumus


percepatan rata-rata, di mana

t0 adalah waktu awal ketika benda hendak bergerak, t adalah waktu akhir. Karena
pada saat t0 benda belum bergerak maka kita bisa mengatakan t0 (waktu awal) = 0.
Nah sekarang persamaan berubah menjadi :
Satu masalah umum dalam GLBB adalah menentukan kecepatan sebuah benda
pada waktu tertentu, jika diketahui percepatannya (sekali lagi ingat bahwa
percepatan tetap). Untuk itu, persamaan percepatan yang kita turunkan di atas
dapat digunakan untuk menyatakan persamaan yang menghubungkan kecepatan
pada waktu tertentu (vt), kecepatan awal (v0) dan percepatan (a). sekarang kita
otak atik persamaan di atas…. Jika dibalik akan menjadi

ini adalah salah satu persamaan penting dalam GLBB, untuk menentukan
kecepatan benda pada waktu tertentu apabila percepatannya diketahui. Jangan
dihafal, pahami saja cara penurunannya dan rajin latihan soal biar semakin
diingat….

Selanjutnya, mari kita kembangkan persamaan di atas (persamaan I GLBB) untuk


mencari persamaan yang digunakan untuk menghitung posisi benda setelah waktu
t ketika benda tersebut mengalami percepatan tetap.

Pada pembahasan mengenai kecepatan, kita telah menurunkan persamaan


kecepataan rata-rata

Karena pada GLBB kecepatan rata-rata bertambah secara beraturan, maka


kecepatan rata-rata akan berada di tengah-tengah antara kecepatan awal dan
kecepatan akhir;

Persamaan ini berlaku untuk percepatan konstan dan tidak berlaku untuk gerak
yang percepatannya tidak konstan. Kita tulis kembali persamaan a :
Persamaan ini digunakan untuk menentukan posisi suatu benda yang bergerak
dengan percepatan tetap. Jika benda mulai bergerak pada titik acuan = 0 (atau x0
= 0), maka persamaan II dapat ditulis menjadi

Sekarang kita turunkan persamaan/rumus yang dapat digunakan apabila t (waktu)


tidak diketahui.

Sekarang kita subtitusikan persamaan ini dengan nilai t pada persamaan c

Terdapat empat persamaan yang menghubungkan posisi, kecepatan, percepatan


dan waktu, jika percepatan (a) konstan, antara lain :
Persamaan di atas tidak berlaku jika percepatan tidak konstan/tetap. Ingat bahwa x
menyatakan posisi/kedudukan, bukan jarak dan ( x – x0 ) adalah perpindahan (s)

Latihan Soal

1. Sebuah mobil sedang bergerak dengan kecepatan 20 m/s ke utara


mengalami percepatan tetap 4 m/s2 selama 2,5 sekon. Tentukan kecepatan
akhirnya

Panduan jawaban :

Pada soal, yang diketahui adalah kecepatan awal (v0) = 20 m/s, percepatan (a) = 4
m/s dan waktu tempuh (t) = 2,5 sekon. Karena yang diketahui adalah kecepatan
awal, percepatan dan waktu tempuh dan yang ditanyakan adalah kecepatan akhir,
maka kita menggunakan persamaan/rumus

1. Sebuah pesawat terbang mulai bergerak dan dipercepat oleh mesinnya 2


m/s2 selama 30,0 s sebelum tinggal landas. Berapa panjang lintasan yang
dilalui pesawat selama itu ?

Panduan Jawaban

Yang diketahui adalah percepatan (a) = 2 m/s2 dan waktu tempuh 30,0 s. wah
gawat, yang diketahui Cuma dua…. Bingung, tolooooooooooooooooong dong
ding dong… pake rumus yang mana, PAKE RUMUS GAWAT DARURAT.
He2……

Santai saja. Kalau ada soal seperti itu, kamu harus pake logika juga. Ada satu hal
yang tersembunyi, yaitu kecepatan awal (v0). Sebelum bergerak, pesawat itu pasti
diam. Berarti v0 = 0.
Yang ditanyakan pada soal itu adalah panjang lintasan yang dilalui pesawat. Tulis
dulu persamaannya (hal ini membantu kita untuk mengecek apa saja yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan soal tersebut)

Pada soal di atas, S0 = 0, karena pesawat bergerak dari titik acuan nol. Karena
semua telah diketahui maka kita langsung menghitung panjang lintasan yang
ditempuh pesawat

Ternyata, panjang lintasan yang ditempuh pesawat adalah 900 m.

1. sebuah mobil bergerak pada lintasan lurus dengan kecepatan 60 km/jam.


karena ada rintangan, sopir menginjak pedal rem sehingga mobil mendapat
perlambatan (percepatan yang nilainya negatif) 8 m/s2. berapa jarak yang
masih ditempuh mobil setelah pengereman dilakukan ?

Panduan jawaban

Untuk menyelesaikan soal ini dibutuhkan ketelitian dan logika. Perhatikan bahwa
yang ditanyakan adalah jarak yang masih ditempuh setelah pengereman
dilakukan. Ini berarti setelah pengereman, mobil tersebut berhenti. dengan
demikian kecepatan akhir mobil (vt) = 0. karena kita menghitung jarak setelah
pengereman, maka kecepatan awal (v0) mobil = 60 km/jam (dikonversi terlebih
dahulu menjadi m/s, 60 km/jam = 16,67 m/s ). perlambatan (percepatan yang
bernilai negatif) yang dialami mobil = -8 m/s2. karena yang diketahui adalah vt, vo
dan a, sedangkan yang ditanyakan adalah s (t tidak diketahui), maka kita
menggunakan persamaan
Dengan demikian, jarak yang masih ditempuh mobil setelah pengereman hingga
berhenti = 17,36 meter (yang ditanyakan adalah jarak(besaran skalar))

GRAFIK GLBB

Grafik percepatan terhadap waktu

Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak lurus dengan percepatan tetap. Oleh
karena itu, grafik percepatan terhadap waktu (a-t) berbentuk garis lurus horisontal,
yang sejajar dengan sumbuh t. lihat grafik a – t di bawah

Grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) untuk Percepatan Positif

Grafik kecepatan terhadap waktu (v-t), dapat dikelompokkan menjadi dua bagian.
Pertama, grafiknya berbentuk garis lurus miring ke atas melalui titik acuan
O(0,0), seperti pada gambar di bawah ini. Grafik ini berlaku apabila kecepatan
awal (v0) = 0, atau dengan kata lain benda bergerak dari keadaan diam.

Kedua, jika kecepatan awal (v0) tidak nol, grafik v-t tetap berbentuk garis lurus
miring ke atas, tetapi untuk t = 0, grafik dimulai dari v0. lihat gambar di bawah
Nilai apa yang diwakili oleh garis miring pada grafik tersebut ?

Pada pelajaran matematika SMP, kita sudah belajar mengenai grafik seperti ini.
Persamaan matematis y = mx + n menghasilkan grafik y terhadap x ( y sumbu
tegak dan x sumbu datar) seperti pada gambar di bawah.

Kemiringan grafik (gradien) yaitu tangen sudut terhadap sumbu x positif sama
dengan nilai m dalam persamaan y = n + m x.

Persamaan y = n + mx mirip dengan persamaan kecepatan GLBB v = v0 + at.


Berdasarkan kemiripan ini, jika kemiringan grafik y – x sama dengan m, maka kita
dapat mengatakan bahwa kemiringan grafik v-t sama dengan a.

Jadi kemiringan pada grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) menyatakan nilai
percepatan (a).

Grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) untuk Perlambatan (Percepatan


Negatif)

perlambatan atau percepatan negatif menyebabkan berkurangnya kecepatan.


Contoh grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) untuk percepatan negatif dapat anda
lihat pada gambar di bawah ini.
Grafik Kedudukan Terhadap Waktu (x-t)

Persamaan kedudukan suatu benda pada GLBB telah kita turunkan pada awal
pokok bahasan ini, yakni

Kedudukan (x) merupakan fungsi kuadrat dalam t. dengan demikian, grafik x – t


berbentuk parabola. Untuk nilai percepatan positif (a > 0), grafik x – t berbentuk
parabola terbuka ke atas, sebagaimana tampak pada gambar di bawah ini.

Apabila percepatan bernilai negatif (a <>


pertanyaan :

Tolong kasih penjelasan untuk soal ini :

1. x(t ) = 4t3 + 8t² + 6t – 5


a. Berapa kecepatan rata-rata pada t0.5 dan
t 2.5
b. Berapa kecepatan sesaat pada t 2
b. Berapa percepatannya ratanya,?

Jawaban :

a) Kecepatan rata-rata pada t = 0,5 dan t = 2,5

t1 = 0,5 dan t2 = 2,5

x1 = 4t3 + 8t² + 6t – 5

= 4(0,5)3 + 8(0,5)² + 6(0,5) – 5

= 4(0,125) + 8(0,25) + 6(0,5) – 5

= 0,5 + 2 + 3 – 5

= 0,5

x2 = 4t3 + 8t² + 6t – 5

= 4(2,5)3 + 8(2,5)² + 6(2,5) – 5

= 4(15,625) + 8(6,25) + 6(2,5) – 5

= 62,5 + 50 + 15 – 5

= 122,5

b) Kecepatan sesaat pada t = 2

v = 3(4t2) + 2(8t) + 6

v = 12t2 + 16t + 6

v = 12 (2)2 + 16(2) + 6
v = 48 + 32 + 6

v = 86

Kecepatan sesaat pada t = 2 adalah 86

c) Berapa percepatan rata-ratanya ?

v1 = 12t12 + 16t1 + 6

v2 = 12t22 + 16t2 + 6

De piter, t1 dan t2 berapa ?

Masukan saja nilai t1 dan t2 ke dalam persamaan v1 dan v2. Setelah itu cari arata-rata.

Anda mungkin juga menyukai