PENDAHULUAN
Sudah beribu ribu tahun manusia tinggal dan hidup dibumi dengan selalu
dinaungi langit. Di langit yang cerah kita dapat melihat benda-benda langit berupa
planet, matahari, bulan, bintang, meteor. Kemunculan benda-benda langit dan
berbagai fenomena alam lainnya yang berulang secara teratur, menyebabkan kita
dapat mengenal dimensi waktu. Selanjutnya dimensi waktu ini menjadi penting sekali
dalam pengamatan fenomena alam secara umum.
Astronomi sebagai ilmu adalah salah satu yang tertua, sebagaimana diketahui
dari artifak-artifak astronomis yang berasal dari era prasejarah; misalnya monumen-
monumen dari Mesir dan Nubia, atau Stonehenge yang berasal dari Britania. Orang-
orang dari peradaban-peradaban awal semacam Babilonia, Yunani, Cina, India,
dan Maya juga didapati telah melakukan pengamatan yang metodologis atas langit
malam. Akan tetapi meskipun memiliki sejarah yang panjang, astronomi baru dapat
berkembang menjadi cabang ilmu pengetahuan modern melalui penemuan teleskop.
1
Cukup banyak cabang-cabang ilmu yang pernah turut disertakan sebagai bagian dari
astronomi dan apabila diperhatikan, sifat cabang-cabang ini sangat beragam:
dari astrometri, pelayaran berbasis angkasa, astronomi observasional, sampai dengan
penyusunan kalender dan astrologi. Meski demikian, dewasa ini astronomi
profesional dianggap identik dengan astrofisika
Astronomi sebagian bagian dari sains merupakan ilmu yang paling awal
dalam peradaban manusia, yang sudah dikenal sekitar 3000 tahun sebelum jaman
Babilonia kuno. Pada masa itu sudah tertarik untuk mengetahui gejala-gejala alam
dengan mengamati perubahan yang terjadi di langit yang kemudian banyak
melahirkan mitos-mitos dan muncul ilmu astrology yang mempelajari tentang
pergerakan benda-benda langit seperti matahari, bulan, planet-planet dan bintang-
bintang yang dipercaya mempunyai dampak atau pengaruh terhadap kehidupan
seseorang. Orang-orang Romawi mempunyai andil yang sangat besar dalam
perkembangan ilmu astronomi maupun astrologi.
2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Sistem Dua Benda Langit
Gerak planet mengitari matahari, satelit yang mengelilingi bumi dan bintang-
bintangyang mengitari pusat galaksi, diatur oleh gaya sentral yang bekerja sepanjang
garis lurus yang menghubungkan benda langit terhadap sumber gaya tersebut. Aturan
untuk menerangkan gaya sentral ini lazim disebut hukum gravitasi Newton, Gaya
tarik menarik antara dua titik massa adalah berbanding lurus dengan hasil kali massa
mereka serta berbanding terbalik denganjarak kuadratnya. Dinyatakan dalam
pernyataan, Hukum Newton yaitu :
M1 M2
F=G r
2
Dimana :
Menurut cerita terkenal, ketika Newton duduk di bawah pohon apel muncul
ide bahwa pengaruh gravitasi meluas ke luar Bumi. Ketika Newton mendongak ke
atas melihat asal apel jatuh, dia melihat Bulan. Newton berpikir bahwa gaya antara
Bumi dan apel yang jatuh sama dengan kekuatan bumi menarik Bulan pada orbit
sekitar Bumi, sama dengan planet mengelilingi matahari. Untuk menguji hipotesis ini,
Newton membandingkan jatuhnya sebuah apel dengan "jatuh" Bulan. Bulan jatuh
pada garis lurus jika tidak ada gaya lain yang bekerja padanya. Karena kecepatan
tangensialnya, ia "jatuh di sekitar" Bumi. Dengan geometri sederhana, jarak Bulan
jatuh per detik dapat dibandingkan dengan jarak apel atau apapun yang jauh akan
4
jatuh dalam satu detik. Perhitungan Newton tidak memuaskan, tapi mengakui bahwa
fakta kasar harus selalu menang atas hipotesis yang indah, dia menempatkan kertas di
laci, di mana mereka tinggal selama hampir 20 tahun. Selama periode ini, ia
mengembangkan bidang optik geometris, yang membuat pertama kali ia terkenal.
Minat Newton dalam mekanika muncul kembali dengan munculnya komet
spektakuler tahun 1680 dan dua tahun kemudian. Karena dorongan dari teman
astronomnya, Edmund Halley, Newton kembali ke masalah di Bulan. Dia membuat
perbaikan pada data eksperimen yang digunakan dalam metode sebelumnya dan
memperoleh hasil luar biasa. Saat itulah ia mempublikasikan sesuatu yang masih jauh
dari jangkauan generalisasi pikiran manusia : hukum gravitasi universal. Semua
benda di lama semesta ini memiliki massa, sehingga juga memiliki gravitasi. Selain
memiliki gravitasi, juga memiliki medan gravitasi yang saling mempengaruhi satu
sama lainnya. Contohnya pengaruh gravitasi matahari dan gravitasi bumi
mengakibatkan revolusi bumi agar bumi tidak tertarik ke dalam matahari, begitu juga
pengaruh gravitasi bumi dan bulan, mengakibatkan bulan mengelilingi bumi.
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang
mempunyai massa di alam semesta. Menurut Newton, setiap benda menarik benda
lain dengan sebuah gaya yang besarnya berbanding lurus dengan perkalian massa
kedua benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Pernyataan ini dapat
dinyatakan sebagai:
M1 M2
F=G r2
atau dilambangkan :
dengan m1 dan m2 adalah massa benda dan r adalah jarak antara kedua pusat benda.
Dengan demikian, semakin besar massa m1 dan m2, semakin besar gaya tarik-menarik
di antara kedua benda yang berarti berbanding lurus dengan massa benda. Semakin
besar jarak pisah r, gaya tarik kedua benda semakin lemah, yang berarti berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak kedua pusat benda.
5
Pengaruh Gaya Gravitasi Matahari dan Gravitasi Bumi
Nilai gravitasi matahari adalah 27.94 G (nilai G yang diakui sekarang = 6,67
x 10-11 Nm2/kg2 (kekuatan gravitasi bumi)), yaitu sekitar 28 kali kekuatan gravitasi
bumi. Dengan percepatan gravitasi permukaan yaitu = 274.0 m/s2, dibanding kan
bumi = 9.8 m/s2.
Pengaruh gaya gravitasi matahari dan gravitasi bumi mengakibatkan bumi
berputar pada porosnya (berotasi) dan bumi mengelilingi matahari (berevolusi).
Gravitasi matahari menarik bumi ke pusat matahari, sedang gaya gravitasi bumi tetap
mempertahankan posisi bumi, sehingga menghasilkan gaya sentrifugal yang membuat
bumi berputar pada porosnya dan mengelilingi matahari agar tidak tertarik ke pusat
gravitasi matahari atau tetap berada pada orbitnya.
6
dengan fase bulan. Biasanya, air laut akan mengalami pasang tinggi pada saat bulan
purnama.
Selain itu juga, pengaruh gaya gravitasi bumi dan bulan adalah menjauhnya
bulan dari bumi sekitar 3,8 cm tiap tahun.
7
yang terjadi ketika bulan purnama penuh, ini disebut pasang surut perbani (spring
tide), sedangkan jangkauan terkecil disebut pasang surut anak (neap tide).
Gambar. Proses terjadinya pasang surut akibat pengaruh pergerakan bulan mengelilingi bumi
Selain keadaan di atas, jika dianggap bulan berada pada deklinasi 20 utara dan
keterlambatan waktu antara tinggi air pada saat bulan mencapai zenit diabaikan,
perhitungan hanya pada bumi bagian utara, ketika air tertinggi, saat itu akan terjadi
pada titik X dan Y, air terendah akan terjadi di titik A dan A. Dengan demikian, titik-
titik yang berada pada garis sejajar latitud 20 utara berturut-turut C air pasang
maksimum, D air surut dan E air pasang tetapi pada waktu ini air tidak lagi setinggi
permukaan air di titik C. Sedangkan pada titik A dan A yang berada pada latitud 90
air paling rendah. Pada titik D mengambil masa yang lebih panjang untuk surut
dibandingkan sewaktu air naik, hal ini karena titik D lebih dekat dengan titik E. Di
Khatulistiwa, pasang surut harian harian ganda adalah tetap, pada titik I adalah air
8
pasang dan pada J meridian 90 adalah air surut. Pada titik K, dengan meridian 180
jauh daripada titik I, ialah pasang sekali lagi dan ketinggian adalah hampir sama
seperti di titik I. Jangkauan untuk pasang surut ini tidak sebesar jangkauan sewaktu
bulan berada pada deklinasi 0. Pasang surut harian akan selalu lewat kebelakang
karena pasang surut menghasilkan gaya akibat pergeseran dan inersial bagi air.
Pasang dan surut air taut dipengaruhi oleh gaya gravitasi atau gaya tarik bulan
dan matahari. Bulan yang lebih dekat dengan bumi mempunyai pengaruh yang lebih
besar pada pasang dan surutnya air laut dibandingkan dengan pengaruh gravitasi
matahari. Pasang dan surut terbesar terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama
karena pada saat itu, matahari, bulan, dan bumi berada dalam bidang segaris.Pasang
terendah terjadi pada saat bulan perbani.Oleh karena itu, pasang terendah disebut juga
pasang perbani. Ketika pasang perbani, pasang terjadi serendah-rendahnya karena
9
kedudukan matahari dan bulan terhadap bumi membentuk sudut 90 derajat. Oleh
karena itu, gravitasi bulan dan matahari akan datang memperlemah. Perbedaan tinggi
air pada saat pasang dan surut di laut terbuka mencapai 3 m.
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan
efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi.
Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik
terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi
bulandua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan
pasangsurut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi.
Gayatarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan
dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan
10
pasangsurut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang
orbital bulan dan matahari.
Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti perbedaan densitas air laut,
gradien tekanan mendatar dan gesekan lapisan air. Sedangkan faktor eksternal seperti
gaya tarik matahari dan bulan yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan gaya
coriolis, perbedaan tekanan udara, gaya gravitasi, gaya tektonik dan angin ( Gross,
1990).
Ketika angin berhembus di laut, energi yang ditransfer dari angin ke batas
permukaan, sebagian energi ini digunakan dalam pembentukan gelombang gravitasi
permukaan, yang memberikan pergerakan air dari yang kecil kearah perambatan
gelombang sehingga terbentuklah arus dilaut. Semakin cepat kecepatan angin,
semakin besar gaya gesekan yang bekerja pada permukaan laut, dan semakin besar
11
aruspermukaan. Dalam proses gesekan antara angin dengan permukaan laut dapat
menghasilkan gerakan air yaitu pergerakan air laminar dan pergerakan air turbulen
(Supangat,2003).
Gaya Coriolis mempengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan
membelokan arah angin dari arah yang lurus. Gaya ini timbul sebagai akibat dari
perputaran bumi pada porosnya.Gaya Coriolis ini yang membelokan arus dibagian
bumi utara kekanan dan dibagian bumi selatan kearah kiri. Pada saat kecepatan arus
berkurang, maka tingkat perubahan arus yang disebabkan gaya Coriolis akan
meningkat. Hasilnya akan dihasilkan sedikit pembelokan dari arah arus yang relaif
cepat dilapisan permukaan dan arah pembelokanya menjadi lebih besar pada aliran
arus yang kecepatanya makin lambat dan mempunyai kedalaman makin bertambah
besar. Akibatnya akan timbul suatu aliran arus dimana makin dalam suatu perairan
maka arus yang terjadi pada lapisan-lapisan perairan akan dibelokan arahnya.
Hubungan ini dikenal sebagai Spiral Ekman, Arah arus menyimpang 450 dari arah
angin dan sudut penyimpangan.bertambah dengan bertambahnya kedalaman
(Supangat, 2003).
12
2.5 Planet
A. Definisi Planet
Planet merupakan benda langit dalam sistem tata surya yang bergerak
mengelilingi matahari pada lintasan (orbit) yang stabil. Dahulu kita mengenal
sembilan planet dalam sistem tata surya yaitu merkurius, venus, bumi, mars, jupiter,
saturnus, uranus, neptunus dan pluto . tetapi saat ini yang diakui sebagai planet
anggota tata surya hanya delapan kecuali pluto.
B. Syarat-syarat Planet
1) Benda langit yang mengitari matahari, bentuknya bulat, dan merupakan satu-
satunya objek dominan di orbitnya.
2) Mengorbit pada matahari.
3) Mempunyai massa yang cukup bagi gaya gravitasinya untuk mengatasi gaya-
gaya luar lainnya, sehingga dengan keseimbangan hidrostatiknya mempunyai
bentuk hampir bulat.
4) Telah menyingkirkan objek-objek lain disekitar orbitnya.
selain mendefinisikan sebuah planet, hasil revolusi IAU yang berlangsung di
Praha juga mendefinisikan tentang dwarf planet atau planet kerdil.
Syarat-syarat mendefinisikan dwarf planet antara lain sebagai berikut.
1) Mengorbit pada matahari.
2) Mempunyai bentuk hampir bulat.
3) Mempunyai massa yang cukup bagi gaya grafirasinya.
4) Belum menyingkirkan objek-objek lain disekitar orbitnya.
5) Bukan satelit.
C. Orbit Planet
13
berada dalam satu bidang yang sama. Semua planet bisa memiliki orbit pada bidang
yang sama ini terkait dengan pembentukannya di dalam Tata Surya.
Tata Surya terbentuk dari awan gas dan debu raksasa yang kita kenal sebagai
nebula.Di dalam nebula inilah bintang dilahirkan. Atau kalau di dalam Tata Surya,
Matahari lahir di dalam nebula ini. Awalnya partikel-partikel debu berkumpul
membentuk awan sferis. Awan gas dan debu ini berputar dan kemudian menarik lebih
banyak materi. Interaksi gravitasi partikel-partikel di awan menyebabkan awan
berkondensasi. Pada saat itu radiusnya mengecil, tapi momentum sudutnya tidak
mengecil sehingga rotasinya makin cepat. Awan pun mengalami keruntuhan.
Saat terjadi keruntuhan, rotasi awan semakin cepat. Tapi tidak semua bagian
dari awan ini ditarik ke pusat. Partikel di sekitar bidang yang tegak lurus sumbu rotasi
mengalami gaya sentrifugal yang membuat mereka tidak mendekati pusat melainkan
melawan gravitasi. Akibatnya awan memipih dan membentuk piringan yang berputar
di sekeliling inti yang sangat rapat.
Telah ditunjukkan oleh Kepler bahwa orbit planet berupa elip. Makin dekat
fokus-fokus elip, maka elip mendekati bentuk lingkaran. Penyimpangan elip dari
lingkaran diukur dengan eksentrisitas yaitu perbandingan jarak kedua fokus dengan
diameter panjang (major diameter) elip. Eksentrisitas sebuah lingkaran adalah nol,
dan eksentrisitas orbit bumi hanya 0, 017 jadi mendekati lingkaran.
14
Selama planet berevolusi (berputar) mengelilingi matahari satu kali disebut
tahun planeter, maka jarak antara planet dan matahari berubah. Bila planet mendekati
matahari, dikatakan planet berada pada perihelion (bahasa Yunani peri artinya di
sekitar atau dekat dan helios artinya matahari). Bila planet berada pada jarak terjauh
dari matahari, dikatakan planet berada pada aphelion (bahasa Yunani ap artinya jauh
dan helios artinya matahari). Bumi berada pada aphelion dalam bulan Juli dan pada
perihelion dalam bulan januari. Jarak aphelion bumi adalah 94,5 juta mil dan jarak
perihelionnya adalah 91,5 juta mil. Jarak rata-rata bumi matahari adalah 93,0 juta
mil 150 juta km, atau 1 SA (Satuan Astronomi).
Empat planet yang terdekat dengan matahari yaitu Merkurius, Venus, Bumi
dan Mars disebut planet dalam dan planet sisanya yaitu Jupiter, Saturnus, Uranus,
Neptunus dan Pluto disebut planet luar. Pluto belum pasti planet, beberapa ahli
astronomi percaya bahwa pluto adalah sebuah satelit Neptunus yang terlepas. Antara
orbit Mars dan Jupiter terletak sabuk (belt) asteroid yaitu ribuan planet kecil-kecil dan
pecahan-pecahan yang asalnya masih diperdebatkan. Semua planet berevolusi
(berputar) mengelilingi matahari dalam arah yang sama, demikian juga revolusi bulan
mengelilingi bumi dan rotasi bumi di sekitar sumbunya mempunyai arah sama.
Semua planet kecuali Uranus juga berotasi dalam arah yang sama disekitar
sumbunya. Selain itu semua orbit planet kecuali Merkurius dan Pluto terletak hampir
dalam bidang yang sama. Bidang orbit bumi disebut ekliptika.
Telah ditunjukkan oleh Newton bahwa bentuk eliptik orbit planet disebabkan
oleh atraksi gravitasional antara matahari dan planet. Newton membuktikan bahwa
lintasan setiap benda yang berputar (misalnya sebuah planet) yang dilakukan oleh
gaya sentral (atraksi gravitasional antara matahari dan planet) yang mempunyai besar
(magnitude) bervariasi secara terbalik dengan kuadrat jarak antara harus sebuah elip.
15
orbitnya jika planet dekat dengan matahari (perihelion) dibandingkan jika planet jauh
dari matahari. Hukum area sama dalam waktu sama adalah konsekuensi fakta
bahwa planet-planet mengekalkan (mengawetkan) momentum sudutnya ketika
berputar disekitar matahari. Momentum adalah hasil kali massa benda (m) dengan
kecepatannya (v), sedangkan momentum sudut (I) adalah momentum linier (p) kali
jarak radikal benda (r) dari sumbu rotasi. Jika momentum sudut kekal di sekitar
matahari, maka planet harus bergerak lebih cepat bila dekat dengan matahari daripada
bila jauh dari matahari. Planet-planet yang berputar mengelilingi matahari tanpa
perubahan momentum sudut karena tidak ada gaya dalam arah geraknya. Gaya tarik
matahari membuat sudut siku-siku (righ angle) terhadap lintasan planet. Sekali planet
bergerak mengelilingi matahari, maka planet akan terus berputar dengan momentum
sudut konstan kecuali dikenakan gaya dengan arah sepanjang orbitnya. Satelit buatan
di luar atmosfer bumi akan bergerak dalam orbit eliptik mengelilingi bumi dengan
momentum sudut konstan. Di dalam atmosfer bumi, momentum sudutnya berkurang
dengan waktu karena gaya gesekan atmosfer bumi.
Hukum Kepler ketiga menyatakan hubungan antara jarak planet dari matahari
dan periode revolusi. Periode revolusi atau tahun planeter dari planet meningkat dari
88 hari untuk planet terdekat Merkurius sampai 248 tahun untuk planet terjauh Pluto.
Untuk memahami hukum Kepler ketiga lebih menguntungkan jika dikemukakan
gagasan gaya sentrifugal. Benda yang berotasi menunjukkan aksi dua gaya : gaya
yang berarah ke dalam yaitu gaya gravitasional antara matahari dan planetdan gaya
yang berarah keluar yang disebuat gaya sentrifugal. Untuk benda yang bergerak
dalam lingkaran dengan kecepatan sudut konstan, maka kedua gaya tersebut
seimbang. Kecepatan sudut adalah sudut yang disapu oleh radius per satuan waktu.
Kecepatan sudut rata-rata sebuah planet sama dengan satu revolusi (360 0 = 2 radian)
dibagi dengan periode revolusinya yang sebenarnya konstan untuk setiap planet.
Gaya sentrifugal sebanding dengan jarak planet matahari kali kuadrat kecepatan
sudutnya. Atraksi gravitasional matahari berbanding terbalik dengan jarak planet
16
matahari. Jika atraksi gravitasional diimbangi secara tepat oleh gaya sentrifugal,
maka hukum Kepler ketiga harus mengikutinya.
D. Periode orbit
1. Periode sidereal adalah siklus sementara yang dibutuhkan suatu benda untuk
melakukansatu orbit penuh relatif terhadap bintangnya. Ini dianggap sebagai
periode orbit sejati benda tersebut.
2. Periode sinodis adalah interval sementara yang dibutuhkan suatu benda untuk
muncul kembali di titik yang sama relatif terhadap dua benda lain (node
linier), contohnya ketika Bulan relatif terhadap Matahari dilihat dari Bumi
kembali ke fase iluminasi yang sama. Periode sinodis adalah waktu yang
berlangsung antara dua konjungsi berturut-turut dengan garis Matahari-Bumi
dalam urutan linier yang sama. Periode sinodis berbeda dari periode sidereal
karena Bumi mengorbit Matahari.
17
ekliptika berpresesi terhadap bintang tetap, sehingga persimpangan mereka,
yaitu garis node, juga berpresesi terhadap bintang tetap. Meski bidang
ekliptika sering bersifat tetap di posisi yang ia tempati pada epos tertentu,
bidang orbit benda tersebut masih berpresesi dan mengakibatkan periode
drakonitik berbeda dari periode sidereal.
5. Periode tropis Bumi (atau disebut juga "tahun") adalah waktu yang
berlangsung antara dua penjajaran sumbu rotasinya dengan Matahari, juga
dilihat sebagai dua perlintasan benda di asensio rekta nol. Satu tahun Bumi
memiliki interval yang sedikit lebih pendek daripada orbit Matahari (periode
sidereal) karena sumbu inklinasi dan bidang khatulistiwanya secara perlahan
berpresesi (berotasi dalam istilah sidereal), kembali sejajar sebelum orbit
selesai dengan interval yang sama dengan kembalinya siklus presesi (sekitar
25.770 tahun).
18
Gambar orbit planet sesuai hukum I Kepler
Dimana garis AM akan menyapu lurus hingga garis BM, luasnya sama dengan
daerah yang disapu garis CM hingga DM, jika tAB = tCD. Hukum kedua ini
juga menjelaskan bahwa dititik A dan B planet harus lebih cepat dibanding
saat dititik C dan D.
3) Hukum III Kepler, Pada hukum ketiganya Kepler menjelaskan tentang periode
revolusi planet. Periode revolusi planet ini dikaitkan dengan jari-jari orbit
rata-ratanya. Bunyi hukum ini sebagai berikut : Kuadrat periode planet
mengitari matahari sebanding dengan pangkat tiga rata-rata planet dari
19
matahari. Hubungan di atas dapat dirumuskan secara matematis seperti
persamaan berikut :
T2 ~ R 3
T1 R1
( )
T2
2
= ( )
R2
3
3.1 Kesimpulan
20
1. Benda langit adalah semua objek yang berada di lengkungan langit, baik yang
terlihat di siang hari maupun di malam hari. Pada siang hari, kita melihat
Matahari, sedangkan pada malam hari kita melihat Bulan, Bintang, dan
sebagainya.
2. Gerak planet mengitari matahari, satelit yang mengelilingi bumi dan bintang-
bintang yang mengitari pusat galaksi, diatur oleh gaya sentral yang bekerja
sepanjang garis lurus yang menghubungkan benda langit terhadap sumber
gaya tersebut.
3. Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang
mempunyai massa di alam semesta. Menurut Newton, setiap benda menarik
benda lain dengan sebuah gaya yang besarnya berbanding lurus dengan
perkalian massa kedua benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat
jaraknya. Pernyataan ini dapat dinyatakan sebagai:
M1 M2
F=G r
2
21
(bahasa Yunani ap artinya jauh dan helios artinya matahari). Bumi berada
pada aphelion dalam bulan Juli dan pada perihelion dalam bulan januari.
DAFTAR PUSTAKA
22
Anonim.2011.Gravitasi Universal : Sistem Dua Benda Langit, Pengaruh Gravitasi
Terhadap Bumi, Pasang surut, dan Orbit Planet. http://momentumsudutdan
rotasibendategar.blogspot.co.id/2013/11/gravitasiuniversal-sistem-dua-benda.
html ( diakses 8 Februari 2016)
Rosdakarya
23