Anda di halaman 1dari 19

Nama : Sasadara Nadia Pandani

NIM: 4201414096

Hukum Newton tentang gravitasi

3.8 Menganalisis keteraturan gerak planet dalam tatasurya berdasarkan hukum-hukum


Newton

4.8 Menyajikan karya mengenai gerak satelit buatan yang mengorbit bumi, pemanfaatan
dan dampak yang ditimbulkannya dari berbagai sumber informasi

Peta Konsep

Gaya Gravitasi

dijelaskan oleh
dampa
Hukum Newton tentang gravitasi
Hukum Kepler k
Satelit buatan yang mengorbiti bumi
berkaitan dengan

menjelaskan tentang

Percepatan Gravitasi
Tetapan Gravitasi Kelajuan Orbit benda
Medan Gravitasi
A. Hukum Gravitasi Newton

Sebelum tahun 1686 para ilmuwa sudah mendapatkan banyak data tentang gerak
bulan dan gerak planet-planet seperti periode rotasi dan periode revolusinya. Namun
mereka belum dapat menjelaskan penyebab gerakan benda benda langit ini.

Menurut Newton, gerakan bulan menegelilingi bumi disebabkan oleh pengaruh


suatu gaya. Tanpa gaya ini bulan akan bergerak lurus dengan kecepatan tetap (sesuai
dengan inersia ). Gaya ini dinamakan Gaya Gravitasi. Gaya gravitasi merupakan
gaya tarik-menarik antar dua buah benda. Gaya gravitasi juga mempengaruhi gerakan
planet-palent dan benda-benda angkasa lainnya.

Menurut cerita, Newton mendapatkan ide gaya gravitasi ketika kepalannya tertimpa
buah apel yang jatuh dari atas pohon.

Sebelum mencetuskan Hukum Gravitasi Universal, Newton telah melakukan


perhitungan untuk menentukan besar gaya gravitasi yang diberikan bumi pada bulan
sebagaimana besar gaya gravitasi bumi yang bekerja pada benda-benda di permukaan
bumi. Sebagaimana yang kita ketahui, besar percepatan gravitasi di bumi adalah 9,8 m/s2.
Jika gaya gravitasi bumi mempercepat benda di bumi dengan percepatan 9,8 m/s2,
berapakah percepatan di bulan? Karena bulan bergerak melingkar beraturan (gerakan
melingkar bulan hampir beraturan), maka percepatan sentripetal bulan dihitung
menggunakan rumus percepatan sentripetal Gerak melingkar beraturan

2
aR
R

Diketahui orbit bulan yang hampir bulat mempunyai jari-jari sekitar 384.000 km
dan periode (waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu putaran) adalah 27,3 hari atau
sama dengan 2,36x106 s. Dengan demikian, percepatan bulan terhadap bumi adalah

aR
2

2R T 2


4 2 R
R R T2
aR
2

4 3,14 3,84 x10 8 m 0,0027ms 2

2,36 x10 6 2

aR
Jika dinyatakan dalam percepatan gravitasi sebesar g = 9,8 ms-2, maka diperoleh

0,0027 ms 2 1
aR 2
g g
9,8ms 3600

Jadi percepatan gravitasi bulan terhadap bumi 3600 kali lebih kecil dibandingkan
dengan percepatan gravitasi bumi terhadap benda-benda di permukaan bumi. Bulan
berjarak 384.000 km dari bumi. Jarak bulan dengan bumi ini sama dengan 60 kali jari-jari
bumi (jari-jari bumi = 6380 km). Jika jarak bulan dari bumi (60 kali jari-jari bumi)
dikuadratkan, maka hasilnya sama dengan 3600 (60 x 60 = 602 = 3600). Angka 3600
yang diperoleh dengan mengkuadratkan 60 hasilnya sama dengan Percepatan bulan
terhadap bumi, sebagaimana hasil yang diperoleh melalui perhitungan.

Pada akhirnya Newton berpendapat bahwa besar gaya gravitasi Bumi pada suatu
benda, F, berkurang dengan kuadrat jaraknya, r, dari pusat Bumi:

1
F
r2

Newton menyadari bahwa gaya gravitasi tidak hanya bergantung pada jarak, tetapi
juga pada massa benda. Hukum III Newton menyatakan bahwa ketika Bumi mengerjakan
gaya gravitasi pada suatu benda (contoh apel), maka benda tersebut akan mengerjakan
gaya pada bumi dengan besar yang sama tapi arahnya berlawanan. Oleh karena sifat
simetri ini, maka Newton menyatakan bahwa besar gaya gravitasi haruslah sebanding
dengan kedua massa benda yang melakukan gaya tersebut.

mbm mbe
F
r2

Newton mulai meneliti lebih lanjut dalam hal menganalisis gravitasi. Oleh karena
kesebandingan kuadrat terbalik tersebut, maka Newton menyimpulkan bahwa gaya
gravitasi Matahari pada planetlah yang menjaga planet-planet tersebut tetap pada orbitnya
mengitari Matahari. Kemudian Newton mengajukan hukum gravitasi umum Newton,
yang berbunyi sebagai berikut.

"Gaya gravitasi antara dua benda merupakan gaya tarik-menarik yang besarnya
berbanding lurus dengan massa masing-masing benda dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak antara keduanya."

Besarnya gaya gravitasi secara matematis dapat ditulis sesuai dengan persamaan

m1 m 2
F12 F21 F G
r2

Dengan F12 = F21 = F = besar gaya tarik-menarik antara kedua benda (N)

G = tetapan umum gravitasi

m1 = massa benda 1 (kg)

m2 = massa benda 2 (kg)

r = jarak antar kedua benda (m)

Gambar 1.1 Gaya Gravitasi

Tiga hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan hukum gravitasi umum Newton
yang dinyatakan pada persamaannya adalah

1. Benda dianggap berbentuk bola seragam atau berupa partikel (titik materi) sehingga
r adalah jarak pisah antara kedua pusat benda .
2. Garis kerja gaya gravitasi terletak pada garis hubung yang menghubungkan pusat
benda m1 dan pusat benda m2.

3. F12 adalah gaya gravitasi pada benda 1 yang dikerjakan oleh benda 2 (aksi); F21
adalah gaya gravitasi pada bensa 2 yang dikerjakan oleh benda 1 (reaksi). Jadi, F12
dan F21 adalah dua gaya yang bekerja pada benda berbeda, sama besar, dan
berlawanan arah (pasangan gaya aksi-reaksi).

Hukum gravitasi umum Newton bukan hanya memungkinkan ilmuwan menjelaskan


hal-hal yang berhubungan dengan alam semesta, tetapi juga memimpin ke pengetahuan
baru tentang tata surya, seperti penemuan planet-planet. Planet-planet yang ditemukan
contohnya adalah Uranus ( 1781 ), Neptunus ( 1846 ), dan planet Pluto ( 1930 ).

B. Menentukan Tetapan Gravitasi (G)

Nilai tetapan gravitasi (G) pada persamaan sebelumnya tidak dapat ditentukan
secara teori, tetapi hanya dapat ditentukan secara eksperimen. Pengukuran nilai tetapan
gravitasi ini pertama kali dilakukan oleh ilmuwan Inggris, Henry Cavendish, pada tahun
1978 dengan menggunakan sebuah neraca torsi yang diperhalus dan sangat peka.
Peralatan ini disebut sebagai neraca Cavendish (lihat gambar di bawah ini).

Gambar 1.2 Percobaan Cavendish

Neraca Cavendish terdiri dari sebuah batang ringan yang digantung pada
bagian tengahnya oleh seutas serat kuarsa (atau kawat halus). Pada kedua ujung batang
ringan terdapat dua bola timbal kecil identik yang bermassa m dengan diameter kurang
lebih 2 inci. Dua bola timbal yang lebih besar dan identik bermassa M dengan diameter
kurang lebih 8 inci, dapat digerakan sangat dekat (hampir bersentuhan) ke bola kecil m.
Gaya gravitsai antara M dan m menyebabkan batang ringan terpuntir dan serat kuarsa
berputar. Besarnya sudut puntiran batang dideteksi dari pergeseran berkas cahaya pada
skala. Setelah sistem dikalibrasi sehingga besar gaya yang diperlukan untuk
menghasilkan suatu puntiran tertentu diketahui, gaya tarik menarik antara M dan m dapat
dihitung secara langsung dari data pengamatan sudut puntiran serat tersebut.

Maka akan didapat persamaan seperti di bawah ini

mM Fr 2
F G G
r2 mM
atau

Dengan nilai F yang telah ditentukan dari percobaan Cavendish, merupakan


hal yang sederhana untuk mengukur massa bola-bola timbal yang terpasang dan jarak
antara keduanya dari pusat ke pusat dari masing-masing bola timbal tersebut. Dengan
diketahuinya nilai-nilai tersebut, maka nilai tetapan gravitasi (G) pun dapat dihitung. Pada
percobaanya Cavendish memperoleh nilai G = 6,754 x 10-11 Nm2/kg2 dengan keakuratan
sekitar 1 persen dari nilai tetapan gravitasi saat ini, yaitu sebesar

G = 6,672 x 10-11 Nm2/kg2

Setelah tetapan gravitasi didapatkan, maka Kita dapat menghitung massa


Bumi dengan persamaan yang sama, yaitu

mM Fr 2
F G M
r2 mG
atau

Dari persamaan tersebut Kita dapat menentukan nilai besarnya massa Bumi (M).
Kita dapat mengetahui bahwa gaya yang bekerja pada suatu benda yang bermassa m = 1
kg adalah F = mg = (1kg) (9,8 m/s2) = 9,8 N. Sedangkan jarak benda di permukaan Bumi
dari pusat Bumi adalah 6.370 km atau 6.370.000 m. Jika nilai ini disubstutusikan pada
persamaan di sebelumnya, maka didapat massa Bumi sebesar

M
9,8 6.370.000 2 6 x10 24 kg
6,672 x10 11 1

C. Medan Gravitasi
Ruang di sekitar benda bermassa disebut medan gravitasi. Jadi, medan gravitasi
ditimbulkan oleh benda benda bermassa. Sebuah benda yang dipengaruhi medan
gravitasi akan mendapatkan gaya gravitasi. Semua benda di permukaan Bumi mengalami
gaya gravitasi bumi yang disebut sebagai berat benda. Besarnya adalah :

Gambar 1.3: Satelit mengorbit bumi berada dalam medan gravitasi bumi

Mm
r2
w= G
w = mg

dengan :
w = gaya berat benda (N)
M = massa Bumi
m = massa benda (kg)
r = jari jari Bumi
g = besar percepatan gravitasi (ms-1)
Dalam hal ini, g merupakan kuat medan gravitasi. Dari persamaan 1.7 dan 1.8 diperoleh
Mm M
r 2
r2
mg = G g=G
dengan :
g = kuat medan gravitasi/percepatan gravitasi (ms-2)
G = konstanta gravitasi umum (6,67 x 10-11 Nm2kg-2)
M = massa bumi (kg)
r = jarak benda ke pusat Bumi (m)
Besar kuat medan gravitasi (g) yang dialami oleh suatu benda karena pengaruh
Bumi berbeda beda, tergantung pada jarak benda ke pusat Bumi. Semakin jauh jarak
benda dari pusat Bumi, semakin kecil kuat medan gravitasi yang memengaruhinya. .
Sama halnya seperti menentukan resultan gaya gravitasi dari dua benda bermassa M1 dan
M2 , kuat medan gravitasi (g) oleh dua massa benda juga dapat ditentukan resultannya.
Hal tersebut disebabkan kuat medan gravitasi oleh dua benda bemassa M1 dan M2.
M1 M2
2
r1 r22
g1 =G dan g2 = G
Kuat medan gravitasi yang merupakan besaran vektor diukur dalam satuan Nkg -1
atau ms-2. Resultan dari kedua kuat medan gravitasi tersebut adalah :
g12 g 22 2 g1 g 2 cos
g=

Secara vektor, kuat medan gravitasi pada sebuah titik karena pengaruh beberapa
benda bermassa diuliskan menjadi :
g = g1 + g2 + g3 +.......+gn
Karena g adalah besaran vektor, maka penjumlahannya berbeda dengan
penjumlahan biasa.
D. Kelajuan Benda untuk Mengorbit Planet

Suatu benda yang dilemparkan secara horizontal dari tempat-tempat yang dekat
dengan permukaan Bumi akan mengikuti lintasan parabola,
akan jatuh kembali kepermukaan bumi.Tetapi jika kelajuan
benda diperbesar terus, maka pada kelajuan tertentu, lintasan
yang ditempuh benda bisa mengikuti kelengkungan
permukaan Bumi. Jika hambatan udara diabaikan, benda akan
mengorbit mengitari bumi dan
Gambar 1.4
benda tersebut tidak pernah jatuh ke permukaan Bumi.
Misalkan satelit bergerak mengitari planet Bumi dengan kelajuan v berlawanan arah jarum
jam. Untuk tempat-tempat yang dekat dengan permukaan bumi, jari-jari orbit r dapat diambil
mendekati jari-jari Bumi R, yang telah diketahui bahwa pada orbitnya satelit (massa m)
ditarik oleh Bumi (massa M) dengan gaya gravitasi.

GmM GmM
FG = FG =
rr atau Rr

Gaya gravitasi inilah yang berperan sebagai gaya sentripetal

mv2
F sp =
R

Sehingga satelit dapat mengorbit Bumi. Jadi,

mv2 GmM
F sp=FG ; =
R R2
v 2=
GM
R
atau v=
GM
R
Percepatan gravitasi tempat-tempat yang dekat dengan permukaan planet dapat
dinyatakan sebagai

v 2=
GM
R
atau v=
GM
R

Jika GM dari persamaan pertama

v=2
|g R2|
R
atau v= gR

dengan g adalah percepatan gravitasi dekat dengan permukaan planet dan R adalah jari-jari
planet.

Percepatan gravitasi dekat dengan permukaan Bumi kira-kira g = 9,8 m/s 2 dan jari-jari
Bumi R=6,4 x 106 m, sehingga kelajuan yang diperlukan satelit untuk mengorbit Bumi v
adalah

s2
6,4 106 m

9,8 m/

v = g B R=

v =7923,6 m s1 7,9 km s1

E. Hukum-hukum Kepler
Ilmuwan yang pertama kali mengemukakan teorinya tentang gerakan alam semesta
adalah Claudius Ptolomeus (sekitar abad II) dengan teorinya yaitu Geosentris yang
menyatakan bahwa bumi adalah sebagai pusat Tata Surya. planet-planet berevolusi
terhadap Bumi. Teori ini dianggap sebagai sesuatu yang sakral oleh gereja pada waktu itu.
Usaha seorang ilmuwan terbesar pada masa itu, Galileo tidak berhasil meyakinkan para
ilmuwan dan masyarakat awam mengenai kekeliruan dari teori tersebut sehingga harus
berakhir dengan tragis. Pada abad ke-16 kembali muncul teori mengenai alam semesta
yaitu Teori heliosentris oleh Copernicus (1473-1543). Namun dimasa berikutnya
ilmuwan Ticho Brahe (1546-1601) mencoba memperoleh data-data mengenai gerak
planet namun pengolahannya tidak sampai selesai.

Johannes Kepler (1571-1630) menafsirkan dan melanjutkan penelitian tentang gerak


planet di alam semesta dari data gurunya Tycho Brahe. Selama kurang lebih 20 tahun data
gerak planet dari Brahe ini diperhitungkan sehingga munculah berbagai hukum mengenai
gerak planet. Hukum ini yang kemudian kita kenal sebagai hukum-hukum Kepler.
Adapun bunyi dari hukum-hukum tersebut adalah :

1. Semua planet bergerak pada lintasan elips mengitari Matahari dengan Matahari
berada disalah satu fokus elips.
2. garis yang menghubungkan sembarang planet dengan Matahari, akan menyapu luas
yang sama, pada selang waktu yang sama.
3. kuadrat perioda setiap planet mengelilingi Matahari, sebanding dengan pangkat tiga
dari jarak rata-rata planet tersebut terhadap Matahari.

Hukum Kepler memberikan dukungan tentang teori heliosentris yang dikemukakan


oleh Copernicus bahwa Matahari merupakan pusat dari Tata surya dan Bumi bergerak
mengelilinginya (berevolusi). Hukum Kepler memiliki kelemahan yaitu tidak adanya
konsep yang menerangkan penyebab hal ini. Namun ilmuwan Fisika Sir Issac Newton
mampu menguatkan hukum ini dengan hukum gravitasinya. Dalam hal ini Hukum
gravitasi Newton mampu menjelaskan bahwa setiap planet ditarik menuju Matahari
dengan sebuah gaya yang berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari planet ke
Matahari.

F. Tafsiran Newton Terhadap Hukum Kepler


FG Hukum I kepler menyatakan bahwa semua planet bergerak dengan lintasan berupa
v
ellips, dan Matahari terletak pada salah satu fokusnya. Hukum tersebut dapat
Fs
diilustrasikan pada gambar di bawah.

Fs FG

v
Sebuah planet P yang berputar mengelilingi matahari M dengan lintasan elips.
Ketika gaya gravitasi FG lebih besar dari gaya sentrifugal FS, maka planet P akan
mendekati Matahari M, sehingga jarak planet ke Matahari (R) menjadi kecil dan
kecepatan bertambah besar. Akibatnya gaya sentrifugal FS akan membesar, sampai suatu
saat gaya sentrifugal ini lebih besar dari gaya gravtasi F G.Agar planet P tidak
meninggalkan orbitnya, maka planet P akan bergerak menjauhi Matahari M, sehingga
gaya sentrifugal Fs akan mengecil lagi sampai lebih kecil dari gravitasi FG.

Proses ini berlangsung terus menerus sehingga jarak planet p ke Matahari M, yaitu
R, selalu berubah-ubah, tetapi tetap dalam satu orbit. Ini akan terjadi jika orbitnya
berbentuk elips. Ternyata Hukum Kepler pertama yang mengharuskan gaya gravitasi
bergantung pada kuadrat jarak. Dan hanya gaya ini yang dapat menghasilkan lintasan-
lintasan planet berrbentuk elips, dengan Matahari terletak disalahn satu fokusnya.

Tafsiran Newton terhadap hukum II Kepler (garis yang menghubungkan sembarang


planet dengan Matahari, akan menyapu luas yang sama, pada selang waktu yang sama)
dapat dinyatakan melalui gambar di bawah.
Sebuah planet berada di titik A dan bergerak menju titik B, pada selang waktu tertentu.
Tetapi karena gaya gravitasi, gerakan planet ini menjadi ke titik C, sehingga BC sejajar AM.
Pada selang waktu yang sama, planet dari titik C akn bergerak menuju titik D, tetapi karena
ada gaya grvitasi, gerakannya menjadi ke titik E, sehingga titik DE sejajar dengan CM.Luas
MAC = luas MCD, dan luas MCD = luas MCE, maka luas MAC = luas MCE,
yakni dua daerah yang dilalui garis penghubung planet dan matahari, dalam selang waktu
yang sama.

Tafsiran Newton terhadap hukum III Kepler (kuadrat perioda setiap planet mengelilingi
Matahari, sebanding dengan pangkat tiga dari jarak rata-rata planet tersebut terhadap
Matahari) dapat diterangkan dengan memperhatikan gambar di bawah ini yang
mengilustrasikan interaksi Matahari yang bermasa M dan planet yang bermasa m. Titik pusat
masa dari sistem dua benda tersebut terletak sepanjang garis yang menghubungkan benda-
benda di suatu titik A. Pada titik pusat masa sistem tidak bekerja gaya luar sehingga tidak
mengalami percepatan
Kedua benda langit bergerak melingkar tehadap pusat masa sistem akibat pengaruh
gaya gravitasi dari benda langit yang lain pada sistem dengan jari-jari Matahari dan planet
dari titik pusat masa sistem masing-masing adalah konstanta R dan r. Karena Matahari
dan planet bergerak dengan jari-jari lintasan yang konstan dan bergerak dengan kecepatan
sudut yang sama, maka masing-masing benda langit akan mengalami percepatan
sentripetal, sehingga bekerja gaya sentripetal yang besarnya sama dengan gaya gravitasi.
Kita tinjau gaya yang dialami oleh planet. Pada planet bekerja gaya gravitasi dan gaya
sentri petal yang dipengaruhi oleh matahari, sehingga secara matematis dinyatakan

FG = FR

mM v
2
G
( R+r )2 = m r

Jarak Matahari dari titik pusat masa sistem jauh lebih kecil dari pada jarak planet
dari titik pusat masa sistem sehingga R dapat diabaikan dan menghasilkan persamaan

mM v2
G m
r2 = r
Waktu yang diperlukan sebuah planet untuk menyelesaikan satu orbit adalah T, di mana
jarak tempuhnya sama dengan keliling lingkaran,2r. Dengan demikian, besar v adalah :

2 r
v=
T

Masukan persamaan v ke dalam persamaan di atas :

2
2 r
mM
G 2 =m
T ( )
r r

2
mM 4 r
G 2 =m 2
r T

T 2 4 2
=
r 3 GM

4 2
GM
Karena merupakan suatu konstanta yang hanya bergantung pada masa
matahari maka nilai ini akan berlaku untuk semua planet.

T2
3
=k
r

Dengan demikian keadaan yang terjadi sesuai dengan hukum III Kepler.

G. Kesesuaian Kepler Dengan Hukum Gravitasi Newton

Hasil Copernicus, Kepler, dan Galileo digabungkan oleh Newton, yaitu dengan cara
menggabungkan pengetahuan tentang gerak melingkar dengan hukum III Kepler, Newton
dapat menunjukan tetapan k pada persamaan Kepler.
Percepatan sentripetal planet mengitari matahari pada orbit yang mendekati lingkaran

v2 1 2 R 2 4 2 R
a=
R
; a= ( )
R T
; a= 2
T

v2 1 2 R 2 4 2 R
a=
R
; a= ( )
R T
; a= 2
T

Gaya sentripetal yang harus dikerjakan Matahari pada planet supaya planet tetap pada
orbitnya adalah

F=ma

4 2 R
(
F m T2 )
m4 2
F=
T 2 /R

T2
Dari hukum III Kepler: 3
=k
R

Kalilkan kedua ruas persamaan dengan R2

2
T
=k R2
R

m4 2
F=
kR2
mM
F=G 2
R

m4 2 mM
2
=G 2
kR R

4 2
k=
GM

Newton berhasil menjelaskan hukum III Kepler dengan menunjukan bahwa tetapan k dalam
persamaan Kepler

T2 4 2
k= 3=
R GM

Dengan T = periode revlusi planet

R = Jarak antara planet dan matahari

G = tetapan gravitasi

M = massa Matahari

H. Satelit Buatan yang mengorbit ke bumi

Satelit adalah benda yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan
rotasi tertentu. Satelit dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan keguaananya seperti:
satelit cuaca, satelit komonikasi, satelit iptek dan satelit militer.

Jenis satelit buatan Penjelasan


Satelit astronomi adalah satelit yang digunakan untuk mengamati planet,
galaksi, dan objek angkasa lainnya yang
jauh. contoh : satelit hubble yang di luncurkan pada
tahun 1990 yang digunakan untuk memotret rose
nebula

adalah satelit buatan yang dipasang di angkasa


Satelit
dengan
tujuan telekomunikasi menggunakan radio pada fre
kuensi gelombang mikro. Kebanyakan satelit
komunikasi menggunakan orbit geosinkron atau
Komunikasi orbit geostasioner meskipun beberapa tipe terbaru
menggunakan satelit pengorbit Bumi rendah. conto
h : satelit televisi dan informasi pertama, satelit
telstar 1 di tahun 1964.

adalah satelit yang dirancang khusus untuk


Satelit Pengamat
mengamati Bumi dariorbit, tetapi ditujukan untuk
penggunaan non-militer seperti
Bumi pengamatan lingkungan, meteorologi, pembuatan p
eta, dll. contoh : satelit LANDSAT yang digunakan
untuk mengamati permukaan bumi
Adalah satelit yang menggunakan sinyal radio yang
Satelit Navigasi
disalurkan ke penerima di permukaan tanah untuk
menentukan lokasi sebuah titik dipermukaan bumi.
Salah satu satelit navigasi yang sangat populer
adalah GPS milik Amerika Serikat selain itu ada
juga Glonass milik Rusia. Bila pandangan antara
satelit dan penerima di tanah tidak ada gangguan,
maka dengan sebuah alat penerima sinyal satelit
(penerima GPS), bisa diperoleh data posisi di suatu
tempat dengan ketelitian beberapa meter dalam
waktu nyata.

I. Dampak yang dihasilkan oleh satelit


a. Dampak Positif
Satelit sebagai suatu teknologi tentunya memberikan manfaat bagikehidupan manusia.
Seperti diketahui, bahwa siaran radio maupun televisi dan telepon membutuhkan
satelit sebagai suatu media dalam menyampaikan informasi. Dengan berkembangnya
satelit, perkembangan alat-alat komunikasi seperti televisi, radio, maupun telepon pun
juga berkembang.
Pembangunan pada bidang telekomunikasi menjadi semakin maju. meningkatnya
kebutuhan manusia akan informasi, disamping berkembangnya teknologi satelit di
Indonesia.
Satelit menjadi pemersatu. Hal tersebut bertujuan untuk memajukan penggunaan
teknologi informasi bagi masyarakat.
Tingkat penggunaan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) di Indonesia yang
lebih moderat dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara, dapat
menjadi sebuah potensi untuk mengejar ketertinggalan dalam bidang TIK. Meskipun
tingkat penggunaanya masih relative rendah bila dibandingkan dengan negara Asia
Tenggara lainnya seperti Singapura dan Malaysia.
b. Dampak Negatif
Manusia seakan dikuasai oleh teknologi yang dikembangkan oleh manusia.
Perkembangan satelit sendiri juga diikuti dengan perkembangan internet. Tidak
dipungkiri lagi bahwa keduanya sangat berkaitan. Perkembangan satelit menimbulkan
perluasannya jendela internet yang dapat memicu banyaknya informasi-informasi
negatif di internet, criminal, dan mengubah pola pikir masyarakat.
Berdasarkan data dari Pusat Standar dan Inovasi Antariksa tahun 2008, jumlah satelit
buatan yang mengitari bumi kurang lebih sebanyak 13.000 satelit dengan proporsi
hanya 3.500 satelit yang berfungsi. Dengan kata lain, 75% dari satelit yang mengitari
bumi adalah sampah. Oleh karena itu, julukan sampah antariksa atau space junk
sangat tepat untuk menggambarkan keadaan antariksa kita saat ini.

.Satelit juga dapat menimbulkan radiasi walaupun dampak resiko nya kecil. Satelit dapat
kehilangan tenaga dan tetap di orbit mengelilingi bumi, melepas radiasi nuklir di atmosfir
bagian atas.

DAFTAR PUSTAKA

Kanginan, Marthen, 2002, Fisika untuk SMA kelas XI, Semester 1, Jakarta : Penerbit
Erlangga

Surya, Yohanes. 2010. Mekanika dan Fluida . Jakarta : PT Kandel.

Sutrisno & Taufik Ramlan Ramalis, 2003, Ilmu Fisika 2, Bandung : ACARAYA MEDIA
UTAMA

Anda mungkin juga menyukai