Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA

Diisi Mahasiswa Praktikan


Nama Praktikan Rifki Rakhul Firmansyah
NPM 2240501122
Rombel 7 ( Tujuh )
Judul Praktikum Bandul Sederhana
Tanggal Praktikum 9 Juni 2023
Diisi Asisten Praktikum
Tanggal Pengumpulan
Catatan

PENGESAHAN NILAI

Diperiksa oleh : Disahkan oleh :

Asisten Praktikum Dosen Pengampu

( Ridha Evitafany ) ( Risky Via Yuliantari, S.Pd., M.Eng. )

LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TIDAR
2023
Tanggal Praktikum 09 - 06 - 2023
Bandul Sederhana
Tanggal Pengumpulan 16 - 06 - 2023

I. Tujuan Percobaan
1. Diharapkan mahasiswa dapat memahami konsep materi gerak bandul
sederhana.
2. Diharapkan bisa mengetahui rumus perhitungan dari materi bandul sederhana.
3. Dapat melakukan pengukuran gerak bandul sederhana terhadap suatu benda.
4. Agar mahasiswa mampu menerapkan hasil praktikum fisika dengan materi
pembelajaran gerak bandul sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

II. Dasar Teori


A. Sejarah
Abu al-Hasan Ali bin Abi Said Abdurrahman bin Ahmad bin Yunus as-
Sadafi, merupakan seorang ahli astronomi berkebangsaan Mesir yang lahir pada
era tahun 950 M. Beliau sering juga disebut dengan nama lain Ibnu Yunus yang
terkenal karena karya-karya astronomi-nya. Salah satu bentuk karya tulis
astronominya adalah catatan mengenai gerhana matahari di tahun 993 dan 1004,
serta gerhana bulan yang terjadi di tahun 1001 dan 1002. Selain itu, Ibnu Yunus
juga merupakan seorang penemu kuadran berlubang alat pengukur gerakan
bintang. Penemuan yang pernah beliau ciptakan adalah “pendulum” atau bandul
ayunan, yang dibuat 600 tahun sebelum Galileo Galilei dan C.Huygens yang
sekarang dianggap sebagai penemunya.

B. Pengertian Bandul Sederhana


Pada dasarnya gerak harmonik merupakan gerak yang terjadi pada sebuah
bandul sederhana. Gerak harmonik adalah gerak bolak - balik benda melalui
suatu titik keseimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam
interval waktu tertentu . Bandul sederhana sendiri memiliki arti sebuah aktivitas
benda yang terikat pada sebuah tali dan dapat berayun secara bebas dan periodik.
Prinsip kerja bandul sederhana sama halnya dengan sebuah jam dinding kuno
yang mempunyai gerak ayunan. Gerakan ayunan bandul sederhana berkaitan
dengan panjang tali, sudut awal, massa bandul, amplitudo, dan periode ayunan.
Panjang tali yang digunakan untuk
mengikat bandul merupakan tali
tanpa massa dan tidak dapat mulur. Bandul yang digunakan dianggap sebagai
massa titik. Jika tidak ada gesekan maka suatu ayunan akan terus berosilasi tanpa
berhenti. Namun kenyataannya jika kita mengayunkan bandul, setelah sekian
lama amplitudo osilasi akan teredam, dikarenakan adanya gesekan udara dan
tarikan gravitasi ke titik pusat bumi membuat bandul berhenti. Gambar dibawah
ini akan memperlihatkan skema bandul sederhana yang terdiri dari tali dengan
panjang L dan beban bermassa m. Gaya yang berkerja pada beban adalag
beratnya mg dan tegangan T pada satli tersebut.

Gambar 1. Ilustrasi elemen gaya yang


bekerja
pada bandul sederhana.

Bila tali membuat sudut  terhadap vertikal, berat memilki koponen-


komponen mg cos  sepanjang tali dan mg sin  tegak lurus tali dalam arah
berkurangnya . Misalkan s sebagai panjang busur yang diukur dari dasar
lingkaran, maka panjang busur dihubungkan ke sudut  oleh :

Komponen tangensial
percepatan benda adalah d2 s/dt2. Komponen tangesial hukum kedua Newton
adalah :

Atau
Jika s jauh lebih kecil daripada s/L, sudut  = s/L adalah kecil, dan kita dapat
mendekati sin  dengan sudut . Dengan menggunakan sin (s/L) = s/L dalam
persamaan 2.2, diperoleh :

Dengan melihat bahwa


untuk sudut cukup kecil
sehingga sin  =  berlaku, percepatan yang berbanding lurus dengan
simpangan. Gerak bandul dengan demikian mendekati gerak harmonik
sederhana untuk simpangan kecil. Persamaan 2-3a dapat ditulis :

Dengan

Penyelesaian persamaan 2.3a


adalah s = s0 cos (ω + δ) dengan s0 adalah simpangan maksimum diukur
sepanjang busur lingkaran. Periode gerak harmonik tersebut adalah :
III. Metode Praktikum
A. Alat dan Bahan
1.
1. Meteran
2. Stopwacth (Hp)
3. Penggaris
4. Peralatan tulis
5. Tiga macam bola (Bekel, Ping-pong, Tenis meja)

B. Langkah Kerja
1. Menyiapkan semua peralatan dan kebutuhan yang akan digunakan.
2. Mengukur ketinggian dan kebutuhan, lalu diberi penanda.
3. Menyiapkan bola ping-pong, lalu lepaskan bola pada ktinggian 100 cm.
4. Perhatikan bola yang jatuh bersamaan dengan menekan tombol start pada
stopwatch, kemudian ukurlah ketinggian yang telah di capai bola setelah
menyentuh lantai (h1) pada tabel yang sudah disediakan, dan waktu yang
diperlukan bola dari jatuh hingga menyentuh dan naik kembali keatas.
5. Melakukan percobaan tersebut sebanyak 3 kali.

4. Langkah berikutnya, melakukan percobaan dengan ketinggian 70 cm,


dan 50 cm masing-masing dilakukan sebanyak 3 kali.
5. Melanjutkan percobaan dengan menggunakan bola lain dan masukkan
data pengukuran tersebut kedalam tabel yang sudah dibuat sebelumnya.

IV. Hasil dan Analisis


Berikut ini adalah hasil dan analisis pada praktikum Fisika mengenai
momentum dan impuls, beserta dengan beberapa gambar lampiran nya :

Tabel 1. Data hasil pengukuran praktikum terhadap bola Bekel


Percobaan Waktu
No. h0 h1 e
Ke- (s)
1 84 1,04 0.917
1. 100 cm 2 78 0,93 0.883
3 72 0,82 0.849
1 59 0,87 0.290
2. 70 cm 2 54 0,80 0.878
3 52 0,76 0.861
1 42 0,81 0.92
3. 50 cm 2 38 0,70 0.87
3 36 0,63 0.85

Tabel 2. Data hasil pengukuran praktikum terhadap bola Ping-pong


Percobaan Waktu
No. h0 h1 e
Ke- (s)
1 67 1,05 0.819
1. 100 cm 2 64 0,97 0.8
3 54 0,79 0.734
1 50 0,86 0.844
2. 70 cm 2 49 0,75 0.837
3 45 0,71 0.801
1 36 0,87 0.849
3. 50 cm 2 32 0,69 0.8
3 26 0,59 0.721
Tabel 3. Data hasil pengukuran praktikum terhadap Kelereng
Percobaan Waktu
No. h0 h1 e
Ke- (s)
1 80 0,95 0.894
1. 100 cm 2 78 0,91 0.883
3 76 0,87 0.871
1 57 0,96 0.902
2. 70 cm 2 55 0,92 0.886
3 54 0,80 0.878
1 39 0,83 0.883
3. 50 cm 2 38 0,78 0.871
3 37 0,70 0.860

Berikut adalah beberapa sampel


percobaan beserta dengan cara
perhitungan nya :

 Perhitungan bola Bekel sebagai berikut :

√ √
h1
h0
=
84
100

= √ 0.84
Hasil operasi bilangan
penjumlahan dari akar√ 0.84
adalah 0.917

 Perhitungan bola Ping-pong sebagai berikut :

√ √
h1
h0
=
64
100

= √ 0.64
Hasil operasi bilangan penjumlahan dari akar√ 0.64 adalah 0.8

 Perhitungan kelereng sebagai berikut :

√ √
h1
h0
=
76
100

= √ 0.76
Hasil operasi bilangan penjumlahan dari akar √ 0.76 adalah 0.871

Gambar 6. Peralatan dan bahan yang digunakan saat praktikum


Gambar 7. Proses pengukuran ketinggian terhadap ketentuan h0

Gambar 7. Proses pengukuran waktu (s) dengan stopwacth

Gambar 8. Penjatuhan bola


(bekel) pada saat percobaan praktikum

V. Kesimpulan
Setiap benda yang bergerak
memiliki momentum.
Momentum dan impuls adalah
dua konsep dalam fisika yang
terkait dengan gerak pada
suatu benda.
Momentum adalah besaran yang dihasilkan dari permainan antara besaran skala
massa benda dengan besaran faktor kecepatan geraknya. Impuls adalah hasil kali
antara gaya dengan selang waktu gaya itu bekerja pada benda. Dalam fisika
momentum dilambangkan dengan huruf “p”, secara matematis momentum dapat
dirumuskan :
P=m.v
P = momentum, m = massa, v = kecepatan.

Momentum adalah sebuah


nilai dari perkalian materi
yang bermassa / memiliki
bobot
dengan pergerakan /
kecepatan. Dalam fisika
momentum dilambangkan
huruf ‘p’, secara
matematis momentum dapat
dirumuskan :
P= m.v
P = momentum, m = massa,
v = kecepatan
Momentum akan
berubah seiring dengan
perubahan massa dan
kecepatan. Semakin
cepat pergerakan suatu
materi/benda akan semakin
cepat juga momentumnya.
Semakin besar
momentum, maka semakin
dahsyat kekuatan yang
dimiliki suatu benda. Jika
materi dalam
keadaan diam, maka
momentumnya sama
dengan nol. (filosofi : jika
manusia tidak mau
bergerak / malas, maka hasil
kerjanya sama dengan nol).
Peristiwa – peristiwa
yang terjadi sehari – hari
erat kaitannya dengan
momentum.
salah satunya adalah
tumbukan / tabrakan
Momentum adalah sebuah
nilai dari perkalian materi
yang bermassa / memiliki
bobot
dengan pergerakan /
kecepatan. Dalam fisika
momentum dilambangkan
huruf ‘p’, secara
matematis momentum dapat
dirumuskan :
P= m.v
P = momentum, m = massa,
v = kecepatan
Momentum akan
berubah seiring dengan
perubahan massa dan
kecepatan. Semakin
cepat pergerakan suatu
materi/benda akan semakin
cepat juga momentumnya.
Semakin besar
momentum, maka semakin
dahsyat kekuatan yang
dimiliki suatu benda. Jika
materi dalam
keadaan diam, maka
momentumnya sama
dengan nol. (filosofi : jika
manusia tidak mau
bergerak / malas, maka hasil
kerjanya sama dengan nol).
Peristiwa – peristiwa
yang terjadi sehari – hari
erat kaitannya dengan
momentum.
salah satunya adalah
tumbukan / tabraka
Momentum adalah sebuah
nilai dari perkalian materi
yang bermassa / memiliki
bobot
dengan pergerakan /
kecepatan. Dalam fisika
momentum dilambangkan
huruf ‘p’, secara
matematis momentum dapat
dirumuskan :
P= m.v
P = momentum, m = massa,
v = kecepatan
Momentum akan
berubah seiring dengan
perubahan massa dan
kecepatan. Semakin
cepat pergerakan suatu
materi/benda akan semakin
cepat juga momentumnya.
Semakin besar
momentum, maka semakin
dahsyat kekuatan yang
dimiliki suatu benda. Jika
materi dalam
keadaan diam, maka
momentumnya sama
dengan nol. (filosofi : jika
manusia tidak mau
bergerak / malas, maka hasil
kerjanya sama dengan nol).
Peristiwa – peristiwa
yang terjadi sehari – hari
erat kaitannya dengan
momentum.
salah satunya adalah
tumbukan / tabraka
Hubungan mengenai momentum dan impuls :

Jadi berdasarkan persamaan


hubungan antara Impuls (I) dan
momentum (p) diatas dapat disimpulkan bahwa :

“ Impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan


momentum yang dialami benda tersebut, yaitu beda antara momentum
akhir dengan momentul awal nya ”.

VI. Referensi
BIBLIOGRAPHY Hidayati, J. (2012). Instrumentasi & Alat Pengukuran . Medan :
GRAHA ILMU CANDI GEBANG.

SATRIAWAN, M. (2018). Buku Ajar Fisika Dasar. Yogyakarta: Universitas


Negeri Gajah Mada

Riska, R. (2017). Fisika Dasar 1. Makassar : Teknik Elektro Universitas


Hassanudin

Anda mungkin juga menyukai