Anda di halaman 1dari 33

Dosen Pengampu : Universitas Riau

Dr. H. R. Usman Rery, M.Pd


Dra. Hj. Herdini, M.Si
Pendidikan Kimia 6B

KIMIA SMA
Kelas XII Semester 1

“ZAT RADIOAKTIF”

By:

RISMA APRILLI S. (1605115189)

SITI ROHIMAH (1605115184)

KIMIA SEKOLAH 2 Kelompok 10


A. Sejarah Penemuan Unsur Radioaktif

Pada tahun 1895, Roentgen menemukan sinar X, suatu radiasi


Roentgen
elektromagnetik berenergi tinggi yang dapat menghitamkan pelat
potret walaupun telah dibungkus dengan kertas hitam.

Pada tahun 1896, Henry Becquerel menyelidiki zat yang bersifat


fluoresensi, yaitu zat yang menjadi bercahaya setelah diberi
radiasi (disinari). Becquerel menggunakan batuan uranium
sebagai bahan penelitian. Ternyata, sinar yang dipancarkan oleh
Henry Becquerel unsur uranium dapat menghitamkan kertas film yang dibungkus
dengan kertas hitam. Pada penyelidikan selanjutnya, Becquerel
menemukan bahwa uranium dapat memancarkan sinar berdaya
tembus tinggi walaupun tidak dilakukan penyinaran.

Pada tahun 1898, Marie Sklohowska Curie dibantu oleh


Marie Curie suaminya Pierre Curie melakukan eksperimen tentang sifat
keradioaktifan berbagai macam garam uranium. Penelitian
mereka dikhususkan pada bijih-bijih uranium yang disebut
Pitchblende. Mereka menemukan dua unsur yang mempunyai
keradioaktifan sangat tinggi (±1 juta kali lebih kuat daripada
uranium) yaitu polonium dan radium.
Pierre Curie
B. Sinar Radioaktif

Pada tahun 1903, Ernest Rutherford menemukan bahwa radiasi yang


dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan
muatannya. Radiasi yang bermuatan positif disebut sinar alfa sedangkan yang
bermuatan negatif disebut sinar beta. Selanjutnya, Paul Uirich Vilard
menemukan sinar ketiga yang tidak bermuatan dan diberi nama sinar
gamma.

Gambar 1. Sinar-sinar radioaktif


Karakteristik dari radiasi α, β, dan γ dirangkum dalam tabel berikut.

Karakteristik Sinar α Sinar β Sinar γ


Bentuk Inti ( 42He) Elektron ( −10𝑒) radiasi elektromagnetik ( 00𝛾)

Massa (sma) 4 1
= 5,45 x 10-4 0
1.836

Muatan +2 -1 0
Dalam medan magnet, Dalam medan magnet, Dalam medan magnet, sinar
sinar ini membelok ke arah sinar ini membelok ke ini tidak dapat dibelokkan
kutub negatif arah kutub positif
Kecepatan Bergerak lambat, 0,1 Bergerak cepat sampai Bergerak dengan kecepatan
kecepatan cahaya 99% kecepatan cahaya cahaya
Daya tembus Paling kecil, dapat Sedang, dapat bergerak Paling besar, dapat
bergerak beberapa sampai 300 cm di udara, menembus beberapa
centimeter di udara dan dan dapat menembus centimeter logam Pb
dapat dihentikan oleh aluminium foil setebal 2-
selembar kertas biasa 3 mm

Daya ionisasi Paling besar Kecil Sangat kecil


Gambar 2. Daya tembus sinar α, β, dan γ
C. Stabilitas Inti

Kestabilan suatu isotop dipengaruhi oleh perbandingan jumlah neutron dan


protonnya. Suatu isotop bersifat stabil, jika jumlah proton dan neutronnya
sama. Dengan kata lain, perbandingan jumlah neutron dan protonnya = 1.
Isotop yang stabil berada pada pita kestabilan.

Contoh-contoh isotop stabil

Jumlah Neutron Jumlah Proton


Isotop Perbandingan n dan p
(n) (p)

12
6𝐶 6 6 1

16
8𝑂 8 8 1

2
1𝐻 1 1 1
Jika perbandingan jumlah neutron dan protonnya > 1 (jumlah neutron lebih
banyak daripada jumlah proton) atau < 1 (jumlah proton lebih banyak daripada
jumlah neutron), isotop bersifat tidak stabil berada di atas atau di bawah pita
kestabilan.

Contoh-contoh isotop tidak stabil yang berada di atas pita kestabilan

Jumlah Neutron Jumlah Proton


Isotop Perbandingan n dan p
(n) (p)
90
40𝑍𝑟 50 40 1,25
120 70 50 1,4
50𝑆𝑛
200
80𝐻𝑔 120 80 1,5
Contoh-contoh isotop tidak stabil yang berada di bawah pita kestabilan

Jumlah Neutron Jumlah Proton


Isotop Perbandingan n dan p
(n) (p)
1
1𝐻 0 1 0
11 5
6𝐶 5 6
6
7 3
4𝐵𝑒 3 4
4
Gambar 3. Pita Kestabilan Inti
D. Peluruhan Radioaktif

Persamaan Reaksi Inti

Contoh persamaan reaksi inti :

238
92𝑈 → 234 4
90𝑇ℎ + 2𝐻𝑒
Jumlah muatan di ruas kiri = 92 dan di ruas kanan = 90 + 2 = 92.
Jumlah massa di ruas kiri = 238 dan di ruas kanan = 234 + 4 = 238.
Jadi, jumlah muatan dan massa di ruas kiri = jumlah muatan dan massa di
ruas kanan.

Persamaan ini dapat digambarkan sebagai berikut.

𝑎
𝑑𝑃 → 𝑏𝑒𝑄 + 𝑓𝑐𝑅
sehingga berlaku,
a=b+c
d=e+f
peluruhan sinar alfa, beta dan gamma berikut ini
a. peluruhan sinar alfa

b. Peluruhan sinar beta

c. Peluruhan sinar gamma


Berdasarkan letaknya terhadap pita kestabilan, isotop radioaktif dibagi menjadi
tiga daerah, yaitu :

1. Di Atas Pita Kestabilan

 Nuklida-nuklida di atas pita kestabilan memiliki rasio n/p > 1.


 Nuklida-nuklida ini memiliki neutron lebih banyak daripada protonnya
sehingga memiliki kecenderungan berikut:

1. Pemancaran Sinar Beta (Peluruhan


Beta)
𝟏 𝟏 𝟎 2. Emisi Neutron (Pemancaran
𝟎𝒏 → 𝟏𝒑 + −𝟏𝜷 Neutron)
Pemancaran sinar beta oleh suatu
Proses ini jarang terjadi di alam, hanya
nuklida menyebabkan nuklida tersebut
beberapa inti radioaktif yang
berubah menjadi nuklida lain dengan
mengalami proses ini.
nomor atom bertambah satu, tetapi
Contoh:
nomor massanya tetap. 137 136 1
Contoh: 53𝐼 → 53𝐼 + 0𝑛
14 14 0
6𝐶 → 7𝐶 + −1β
2. Di Bawah Pita Kestabilan

 Nuklida-nuklida di bawah pita kestabilan memiliki rasio n/p < 1.


 Nuklida-nuklida ini memiliki proton lebih banyak daripada neutronnya
sehingga memiliki kecenderungan berikut:

2. Emisi Positron (Pemancaran


Positron)
1. Penangkapan Partikel Beta 𝟏 𝟏 𝟎
𝟏𝒑 → 𝟎𝒏 + +𝟏𝜷
(Penangkapan Elektron) Nuklida yang memancarkan positron
𝟏 𝟎 𝟏
𝟏𝒑 + −𝟏𝜷 → 𝟎𝒏 + sinar-X akan berubah menjadi nuklida lain
Penangkapan elektron oleh inti atom dengan nomor atom berkurang satu,
menyebabkan suatu nuklida berubah tetapi nomor massanya tetap.
menjadi nuklida lain dengan nomor Contoh:
30 30 0
atom berkurang satu, tetapi nomor 16 𝑆 → 15𝑃 + +1β
massanya tetap.
Contoh: 3. Emisi Proton (Pemancaran Proton)
37 0 37 Proses ini jarang terjadi di alam.
18𝐴𝑟 + −1β → 17𝐶𝑙
Contoh:
33 32 1
16𝑆 → 15𝑃 + 1𝑝
3. Di Seberang Pita Kestabilan

 Nuklida yang terletak di seberang pita kestabilan adalah nuklida yang


memiliki terlalu banyak proton dan neutron (jumlah proton > 83) atau nuklida
yang bermassa besar.
 Nuklida ini umumnya bersifat radioaktif.
 Untuk memperkecil jumlah neutron dan proton, nuklida di seberang pita
kestabilan akan memancarkan sinar alfa.

Pemancaran Sinar Alfa


2 𝟏𝟎𝒏 + 2 𝟏𝟏𝒑 → 𝟒𝟐𝜶
Pemancaran sinar alfa oleh suatu nuklida menyebabkan nuklida tersebut
berubah menjadi nuklida lain dengan nomor atom berkurang dua dan
nomor massa berkurang empat.
Contoh:
216 212 4
84𝑃𝑜 → 82𝑃𝑏 + 2α
Contoh Soal

Tuliskan persamaan reaksi peluruhan radioaktif alami isotop-isotop berikut!

20
a. 11 𝑁𝑎 disertai pemancaran partikel alfa
21
b. 9𝐹 disertai pemancaran partikel beta
Penyelesaian:
a. Isotop 20
11 𝑁𝑎 mempunyai 11 proton dan 9 neutron.
20
11 𝑁𝑎 → 169𝐹 + 42𝛼
b. Isotop 219𝐹 mempunyai 9 proton dan 12 neutron.
21 0
9𝐹 → 21
10 𝑁𝑒 + −1β
Deret Peluruhan

Suatu isotop yang tidak stabil dapat mengalami beberapa kali peluruhan hingga
akhirnya diperoleh isotop yang stabil. Hal tersebut dinamakan deret peluruhan.

Ada empat deret keradioaktifan :


1. Deret uranium
Deret uranium dimulai dari 238 206
92𝑈 dan berakhir menjadi 82𝑃𝑏
2. Deret aktinium
Deret aktinium dimulai dari 235 207
92𝑈 dan berakhir menjadi 82𝑃𝑏
3. Deret thorium
Deret thorium dimulai dari 232 208
90𝑇ℎ dan berakhir menjadi 82𝑃𝑏
4. Deret neptunium (buatan)
Deret neptunium dimulai dari 241 209
94𝑃𝑢 dan berakhir menjadi 83𝐵𝑖
Deret Uranium
α β β α
238 234 234 234 230
92𝑈 90𝑇ℎ 91𝑃𝑎 92𝑈 90𝑇ℎ

α 226 α 222 α 218 α 214


88 𝑅𝑎 86 𝑅𝑛 84 𝑃𝑜 82 𝑃𝑏

β β α β
214 214 210 210
83 𝐵𝑖 84 𝑃𝑜 82 𝑃𝑏 83 𝐵𝑖

β α
210 206
84 𝑃𝑜 82 𝑃𝑏

Deret uranium tersebut dapat ditulis secara singkat menjadi:


238 206
92𝑈 → 82𝑃𝑏 + 8α + 6β
Laju Peluruhan dan Waktu Paruh 𝒕𝟏
𝟐

Laju peluruhan tidak bergantung pada suhu, tekanan, atau keadaan lain. Laju
peluruhan hanya bergantung pada jenis isotop dan jumlah isotop yang ada.
Bila ditinjau dari segi orde reaksi, peluruhan nuklida radioaktif mengikuti reaksi
orde satu. Hal ini dapat kita gambarkan sebagai berikut:

t t

Gambar 4. Waktu paruh


Bila N adalah jumlah zat radioaktif Pada gambar tersebut zat radioaktif
pada waktu t, maka jumlah yang menjadi 1/2 dari jumlah semula. Dalam
terurai tiap satuan waktu dapat hal ini kita mengenal waktu yang
dinyatakan dengan persamaan diperlukan oleh zat radioaktif untuk
diferensial, yaitu: meluruh menjadi separuh (setengah)
𝑑𝑁 dari jumlah semula, yang dikenal
− = λN 𝟏
𝑑𝑡 dengan waktu paruh (𝒕 ).
𝑑𝑁 𝟐
Dimana = laju peluruhan (keaktifan); 1 1
𝑑𝑡 Jadi, pada saat t = maka N = 𝑁0 ,𝑡 ,
λ = tetapan peluruhan, yang besarnya 2 2
tergantung jenis zat radioaktif; sehingga
𝑁
N = jumlah zat radioaktif pada waktu t. −𝑙𝑛 = λt
𝑁0
Bila persamaan di atas diintegralkan 𝑙𝑛
𝑁0
= λt, saat t = 𝑡 , N = 𝑁0
1 1
akan menjadi: 𝑁 2 2
𝑁0 1
𝑙𝑛 1 = λ𝑡
𝑁 𝑑𝑁 𝑡 𝑁 2
− ‫𝑁׬‬ = ‫׬‬0 λdt 2 0
0 𝑑𝑡
1 1 𝑁0
𝑁 𝑡 = x 𝑙𝑛 1
−𝑙𝑛 = λt 2 λ 𝑁
2 0
𝑁0
1 1
N = N0e-λt 𝑡 = x 𝑙𝑛 2
2 λ
dengan N0 = jumlah zat radioaktif pada
1 0,693
saat t = 0 (mula-mula) 𝑡 =
2 λ
Bila jumlah zat radioaktif mula-mula =
1
N0 dan waktu paruh = 𝑡 , maka setelah
2
waktu paruh pertama jumlah zat
1
radioaktif tinggal N0 dan setelah waktu
2
1
paruh kedua tinggal N0. Setelah zat
4
radioaktif meluruh selama waktu t,
maka zat radioaktif yang tinggal (N),
dapat dirumuskan dengan:
1 𝑛
𝑁= 𝑥 𝑁0
2

𝑡
n= 1
𝑡2

𝑡
1 1
𝑡
𝑁= 2 𝑥 𝑁0
2

Grafik Peluruhan Radioaktif (Orde 1)


Hubungan antara fraksi zat yang tersisa dengan waktu paro dari rumus
sebagai berikut.
𝑁𝑡 1 𝑛
= . . . (1)
𝑁0 2
Keterangan:
𝑁𝑡 = jumlah zat radioaktif yang masih tersisa pada waktu t
𝑁0 = jumlah zat radioaktif mula-mula
𝑡
n = dimana t = waktu dan 𝑡1 = waktu paruh
𝑡1 2
2

Oleh karena keaktifan sebanding dengan jumlah atom radioaktif maka


Persamaan (1) di atas dapat juga ditulis sebagai berikut.
𝐴𝑡 1 𝑛
= . . . (2)
𝐴0 2
Keterangan:
𝐴𝑡 = keaktifan pada waktu t
𝐴0 = keaktifan awal
Contoh Soal

Suatu zat radioaktif mempunyai waktu paruh = 20 tahun. Dua puluh lima gram zat
itu disimpan selama 60 tahun. Berapa gram sisanya?
Penyelesaian:
Hubungan fraksi zat yang tersisa dengan waktu paruh dinyatakan dalam
persamaan:
𝑛
𝑁𝑡 1
=
𝑁0 2
60
𝑁0 diketahui = 25, sedangkan nilai n = = 3. Dengan demikian, nilai 𝑁𝑡 dapat
20

dihitung sebagai berikut.


𝑛 3
𝑁𝑡 1 𝑁𝑡 1
= → =
𝑁0 2 25 𝑔𝑟𝑎𝑚 2
25 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑁𝑡 = = 2,125 𝑔𝑟𝑎𝑚
8
Reaksi inti

Reaksi inti adalah proses yang terjadi apabila partikel–partikel nuklida


atau inti atom saling mengadakan kontak. Secara umum reaksi ini ditulis
sebagai berikut .

x+a→y+b Disingkat x (a,b) y

Keterangan :
x = inti sasaran/target
y = inti yang terbentuk
a = partikel yang ditembakkan (proyektil)
b = partikel yang hasil (ejektil)
REAKSI PENEMBAKAN

Jika suatu inti sasaran ditembak oleh partikel yang disebut proyektil akan
menghasilkan inti baru dan beberapa partikel hasil reaksi. Peristiwa ini
disebut reaksi penembakan. Proyektil yang digunakan dapat berupa
partikel ringan, misalnya sinar alfa (α), proton (p), neutron (n),
deuterium (d), atau partikel ringan lainnya.

Rutherford menembakkan partikel alfa ke gas


nitrogen. Penembakan ini menghasilkan
Ernest Rutherford
isotop oksigen yang bersifat radioaktif.
14 4 17 1
7N + 2𝐻𝑒 → 8O + 1p

berhasil melakukan penembakan inti atom


Marie Curie dan
dengan partikel alfa.
Pierre Curie 27 4 30 1
13N + 2𝐻𝑒 → 15P + 0𝑛
REAKSI FISI

Jika suatu radioisotop berat (nomor atom > 83) ditembak oleh suatu
partikel, radioisotop tersebut akan terbelah menjadi dua unsur yang lebih
ringan

235
92U + 10n → 142 91 1
56Ba + 36Kr + 3 0n

Reaksi fisi adalah reaksi inti yang bersifat pemecahan sebuah inti berat
menjadi dua buah inti yang lebih ringan, yang disertai dengan
pemancaran energi dan partikel elementer.

235 1 103 131 1


92U+ 0n→ 42Mo + 50Sn + 2 0n + energi
235 1 139 94 1
92U+ 0n → 56Mo + 36Kr + 3 0n + energi
Reaksi Fusi

Kebalikan dari reaksi fisi adalah reaksi fusi, yaitu reaksi antara dua inti
atom ringan (nomor atom < 5) yang bergabung menjadi inti yang lebih
besar.
2 3 4 1
1H + 1H → 2He + 0n

Energi matahari bersumber dari reaksi fusi


inti hidrogen (proton) yang membentuk
helium.
1 1 2 0
1𝐻 + 1𝐻 → 1𝐻 + 1𝑒
1 2 3
1𝐻 + 1𝐻 → 3𝐻𝑒
3 3 4 1
2𝐻𝑒 + 2𝐻𝑒 → 2𝐻𝑒 + 2 1𝐻 + 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖
3 1 4 0
2𝐻𝑒 + 1𝐻 → 2𝐻𝑒 + 1𝑒 + 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖

Secara teoritis reaksi fusi lebih


menguntungkan dari pada reaksi fisi, karena :
1. Energi yang dihasilkan jauh lebih besar.
2. Inti atom hasil reaksi fusi umumnya lebih
stabil sehingga pancaran radioaktif dan
bahaya radiasi dapat dihindarkan.
Reaksi Berantai

Pada reaksi pembelahan inti 235


92U, neutron yang dihasilkan akan menembak
atau membelah inti uranium berikutnya. Jika jumlah uranium yang tersedia
cukup banyak maka reaksi pembelahan akan berjalan terus. Reaksi
pembelahan yang berjalan terus-menerus disebut reaksi berantai.
Interaksi Radiasi pada Materi

Radiasi dapat menyebabkan penumpukan energi pada materi yang


dikenainya. Akibatnya, radiasi dapat menimbulkan ionisasi, eksitasi,
dan pemutusan ikatan kimia.

Daya pengion suatu radiasi didasarkan pada jumlah pasangan ion


(satu ion positif dan satu elektron terion) yang dihasilkan. Makin
banyak pasangan ion makin kuat daya pengionnya sehingga daya
pengion partikel alfa > partikel beta > sinar gamma.

Jika radiasi tidak menyebabkan elektron terlepas dari atom atau


molekul maka kemungkinan dapat menyebabkan elektron berpindah
ke tingkat energi yang lebih tinggi. Ketika elektron yang tereksitasi
itu kembali pada keadaan dasar, dibebaskanlah energi yang dapat
berupa sinar-X, sinar ultraviolet, sinar tampak, atau sinar inframerah.
Kegunaan Unsur Radioaktif

1. Sebagai Perunut

Bidang Kedokteran
Penggunaan radioisotop sebagai perunut di bidang kedokteran digunakan untuk
mendeteksi berbagai jenis penyakit. Misalnya, radioisotop 231I digunakan untuk
mengetahui ketidaknormalan kelenjar tiroid.

Bidang kimia dan biologi


1.Mempelajari kesetimbangan dinamis
Saat mempelajari kesetimbangan kimia telah disebutkan bahwa kesetimbangan
kimia bersifat dinamis artinya bahwa dalam keadaan setimbang reaksi tetap
berlangsung dengan laju yang sama pada kedua arah. Hal itu dapat dibuktikan
sebagai berikut. Marilah kita perhatikan kesetimbangan antara PbI2 padat dengan
larutan jenuhnya.
PbI2(s) ⇌ Pb2+ (aq) +2I- (aq)
2. Mempelajari reaksi pengesteran
Dengan Oksigen-18 dapat diikuti reaksi antara asam karboksilat
dan alkohol.
RCOOH + R’OH → RCOOR’ + H2O
Dari analisis spektroskopi massa dapat ditulis proses berikut
(isotop Oksigen-18 digarisbawahi)
O O

R C OH +H O R' R C O R' + H2O


Hasil analisis ini menunjukan bahwa moleul air tidak mengandung
Oksigen-18.
RCOOR’ + H2O → RCOOH + R’OH

3.Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis


Reaksi fotosintesis berlangsung melalui banyak tahap, tetapi reaksi total
dinyatakan dengan ringkas sebagai berikut.
6CO2 (g) + 6H2O → C6H12O6 (s) + 6O2 (g)
Sebagai Sumber Radiasi

1.Bidang kedokteran
Penggunaan radioisotop sebagai sumber radiasi dalam bidang kedokteran adalah
untuk sterilisasi peralatan kedokteran misalnya peralatan bedah, alat
semprot/suntik, dan pakaian rumah sakit karena energi radiasi dapat membunuh
bakteri akibat daya pengion yang dimiliki oleh radioisotop tersebut. Radiosiotop juga
dapat digunakan dalam pengobatan (terapi) penyakit kanker.

2. Bidang pertanian
Dalam bidang pertanian, radiasi gamma dapat digunakan untuk memperoleh bibit
unggul. Sinar gamma menyebabkan perubahan dalam struktur dan sifat kromosom
sehingga memungkinkan menghasilkan generasi yang lebih baik, misalnya gandum
dengan batang yang lebih pendek.
3. Bidang industri
Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat
pada logam atau sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan
tersebut. Teknik ini berdasarkan sifat bahwa makin tebal bahan
yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang diteruskan makin
berkurang. Jadi, dari gambar (hasil ronsen) yang dibuat dapat
terlihat apakah logam terdistribusi merata (homogen) atau ada
bagian-bagian yang keropos (berongga) di dalamnya. Pada bagian
yang berongga itu film akan lebih hitam.
Sebagai Sumber Energi

Reaktor nuklir memanfaatkan reaksi fisi terkendali untuk menghasilkan


sumber energi. Sebagian besar energi yang dihasilkan dalam reaktor
nuklir adalah berupa panas. Energi panas digunakan untuk menghasilkan
uap yang kemudian digunakan untuk menggerakkan generator listrik.
Bahaya Unsur Radioaktif

Radiasi dapat membahayakan jaringan tubuh karena radiasi yang


dipancarkan oleh sinar radioaktif dapat mengakibatkan ionisasi. Ion yang
terbentuk, kemudian berinteraksi dengan atom lain di dalam sel sehingga
menyebabkan kerusakan sel. Pada dosis sinar yang rendah seperti sinar
radioaktif yang kita terima dari alam sekitar, sel-sel masih mampu
memperbaiki kerusakan tubuh. Namun, pada dosis sinar yang tinggi, sel
sudah tidak mampu memperbaiki kerusakan sel sehingga menyebabkan sel
tidak normal bahkan sel-sel mati. Sel tidak normal kemudian membagi lagi
untuk membentuk lebih banyak sel-sel lain yang pada akhirnya membentuk
kanker. Akibatnya, sel yang rusak tidak dapat diganti dengan cepat dan organ
tidak berfungsi sepenuhya.

Anda mungkin juga menyukai