OLEH :
I. Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Radioaktivitas merupakan hasil dari perubahan yang menghaslkan suatu
jenis bahan kimia dan menyelidiki secara mendalam tentang radiasi alam (Geiger
dan Marsden,1909). Contoh sumber radioaktif dapat diketahui adalah Thalium-204
dan Caesium-137, yang memiliki daya serap terhadap radiasi beta dan gamma.
Dari contoh kedua sumber radoaktif tersebut, maka dapat dideteksi laju radiasi
dideteksi dengan menggunakan detektor, yaitu detektor Geiger-Muller. Detektor
Geiger Muller memanfaatkan ionisasi dalam tabung atau ionisasi sekunder agar
menghasilkan ionisasi dan arus listrik dari partikel. Hasil dari ionisasi akan
menghasilkan satu pulsa, dengan tinggi pulsa tersebut tidak bergantung besar
kecilnya energi radiasi pengion. Dengan detektor ini dapat dicari nilai tegangan
operasional suatu sumber dan didapatkan tetapan serapan bahan. Pada percobaan
kali ini akan dipelajari proses serapan sinar beta dan gamma, penentuan tetapan
sinar gamma, jangkauan tempuh sinar beta dalam bahan, dan tenaga sinar beta.
1.2 Tujuan
1 Mempelajari cara kerja detektor tabung GM (Geiger-Muller).
2 Membuat kurva Plateau dan menentukan tegangan operasi.
3 Menentukan waktu mati detektor GM.
4 Mempelajari watak statistik dari radiasi nuklir.
II. Dasar Teori
2.1 Radiasi Nuklir
Radiasi Nuklir adalah suatu berkas foton yang dipancarkan dari suatu
sumber yang mengalami proses perubahan inti atom dari keadaan tidak stabil
menjadi stabil (Sayono,1991). Ketidakstabilannya disebabkan karena tingkat
energinya yang berada pada keadaan tereksitasi maka akan berubah dengan
memancarkan radiasi gamma. Proses perubahan inti atom yang tidak stabil menjadi
atom yang lebih stabil tersebut dinamakan peluruhan radioaktif.
2.2 Detektor Geiger Muller
Detektor Geiger Mueller termasuk jenis detektor isian gas dengan 2 tipe
yaitu tipe end window dan tipe side window. Detektor Geiger Mueller tipe end
window disamping dapat merespon partikel gamma juga dapat merespon partikel
beta, 3 maupun partikel alfa. Bahan yang digunakan biasanya millar, alumunium
dan plastik (Sarwono,2009).
Detektor Geiger-Muller adalah alat yang ditujukan untuk mendeteksi
partikel, dimana ditemukan pertama kali oleh Hans Geiger dan W. Muller (Jones
dan Childers, 1999). Detektor Geiger-Muller adalah perangkat untuk mendeteksi
radiasi berdasarkan pasangan ion yang terbentuk dalam tabung berisi gas. Detektor
berisi gas, lalu terdiri dari tabung logam berdinding yang diisi dengan gas dan
dengan kawat di tengahnya. Dinding tabung juga bertindak sebagai katoda dan
kawat bertindak sebagai anoda (Susetyo, 1988).
2.3 Kurva Plateu
Daerah plateau atau kurva plateau merupakan daaerah tegangan operasional. Kurva
atau daerah plateau terjadi akibat peningkatan tegangan antara anoda dan katoda
tabung detektor. Menurut literatur karya (Feyves dan Haiman, 1969) dalam
didapatkan daerah plateau detektor Geiger-Muller pada antara 50 hingga 300 volt.
Jumlah elektron dalam kurva plateau tidak dipengaruhi oleh tegangan yang
diberikan dan jumlah elektron yang dihasilkan tidak dipengaruhi oleh jumlah
elektron yang dihasilkan oleh radiasi awal (Hendro dan Yahya, 2014).
2.4 Cs-137
Cesium-137 atau Cs-137 digunakan untuk mengkalibrasi peralatan deteksi
radiasi, seperti GM Counter. Dalam jumlah yang lebih besar, Cs-137 digunakan
dalam medis sebagai perangkat terapi radiasi untuk mengobati kanker. Sedangkan
dalam bidang industri digunakan untuk mendeteksi aliran cairan melalui pipa dan
di industri lainnya digunakan untuk mengukur ketebalan bahan, seperti kertas,
fotografi film, atau lembaran logam (Spatz, 1943)
2.5 Waktu mati
Keadaan mati ialah keadaan dimana detektor tidak dapat mendeteksi
radiasiyang masuk. Hal ini dikarenakan lapisan ion positif yang terbentuk akibat
masih berada dalam ruang antara anoda dan katoda dan menyebabkan
berkurangnya kuatmedan listrik antara anoda dan katoda sehingga menghalangi
terkumpulnya elektron yang ditimbulkan oleh radiasi yang datang berikutnya.
Sehingga pulsa yang terbentuk akan sangat kecil dan tidak tercatat. Selain itu,
selang waktu dimana detektor tidak dapat membentuk pulsa disebut waktu mati
(𝑡𝑚). Ketika ion positif sudah terkumpul pada katoda, kuat medan listrik telah pulih
kembali seperti semula dan tinggi pulsa pulih seperti pada pulsa yang terdahulu.
Selang waktu antara akhir waktu mati sampai dengan pulihnya kembali tinggi pulsa
disebut waktu pemulihan (𝑡𝑝). Resolving time adalah selisih waktu minimum yang
diperlukan oleh radiasi yang berurutan agar radiasi dapat tercatat atau selang waktu
antara satu cacahan sampai cacahan berikutnya yang dapat teramati. Resolving time
merupakan ciri yang karakteristik dari sistem pencacah karena makin kecil
resolving time sistempencacah makin baik untuk mencacah pada laju cacahan yang
tinggi (Martiningsih dan Patricia, 2015).
III. Metode Percobaan
3.1 Alat dan bahan
1 Detektor GM dalam sungkup timbal timah.
2 Penyedia tegangan tinggi (High Voltage).
3 Pencacah (counter).
4 Sumber radioaktif Cs137 dan Tl204 .
5 Bahan atau lempeng penyerap dari alumunium (Al). Skema percobaan
3.2 Skema Percobaan
2.2 Grafik
1 Sumber Cs-137
Grafik 2.2.1 N vs V Sumber Cs-137
Grafik 2.2.2 Grafik lh(No/n) vs X Sumber Cs-137
Grafik 2.2.3 N vs X sumber Cs-137
2 Sumber TI-204
Grafik 2.2.4 Grafik N VS X Sumber TI-204
2.3 Hasil
1. Tegangan operasional
𝑉1 +𝑉2
𝑉𝑜𝑝 = = 960 𝑣𝑜𝑙𝑡𝑎𝑠𝑒
2
Nilai tegangan operasional didapatkan dari kurva plateau pada grafik yaitu sekitar
900 sampai 1040 voltase. Dan dengan perhitungan didapatkan sebesar 970 voltase.
Karena dalam alat hanya ada interval 20 voltase, maka praktikan menggunkana 960
voltase sebagai tegangan operasional.
2. Tetapan koefisien serapan 𝛾 bahan
𝜇 ± ∆𝜇 = (2,5 ± 1,3)𝑐𝑚−1
𝑁𝑜
Koefisien serapan bahan ditentukan dengan plot grafik, yaitu antara 𝑙𝑛 dengan x.
𝑁
Dari plottingan tersebut, didapatkan hasil gradien grafik yang merupakan hasil tetapan
koefisien serapan bahan.
3. Jangkauan atau range (𝛽) dalam bahan (𝑅𝛽 )
𝑅𝛽 ± ∆𝑅𝛽 = (0,46 ± 0,11)𝑔/𝑐𝑚2
Sama halnya menentukan tetapan untuk menentukan range juga didapatkan dari hasil
plottingan grafik. Hasil tersebut dari hubungan banyaknya pencacahan dengan variasi
ketebalan bahan penyerap. Dengan plot hasil tersebut, praktikan dapat menentukan
𝑋1/2 𝑑𝑎𝑛 𝑁1/2 bahan yang digunakan dalam menentukan 𝑅𝛽 .
4. Tenaga radiasi (𝐸𝛽 )
𝐸𝛽,𝑇𝐼 = 770 𝐾𝑒𝑉 = 0,77 𝑀𝑒𝑉
Dengan
𝑁0
𝑙𝑛 =𝑦
𝑁
𝜇=𝑚
𝑥=𝑥
Dari persamaan tersebut dibuatkan tabel data
∑ x y 𝑥2 𝑦2 xy
7.79778E
0 -0.00883 0 -05 0
0.0022 4.983347
0.047 2.232341 09 821 0.10492
0.0039 9.175084
0.063 3.02904 69 315 0.19083
0.0062 11.48772
0.079 3.389355 41 94 0.267759
0.0092 12.58142
0.096 3.547031 16 939 0.340515
0.0146 11.47473
0.121 3.387438 41 459 0.40988
0.0240 11.76831
0.155 3.430497 25 139 0.531727
12.31687
0.2 3.50954 0.04 423 0.701908
0.0490 12.25643
0.2215 3.50092 62 885 0.775454
0.0610 11.61947
0.247 3.408736 09 947 0.841958
0.0973 12.02120
0.312 3.467161 44 703 1.081754
0.3077 109.6846
1.5415 32.90206 16 365 5.246705
Keteran
(∑ 𝑥)2 =2.37 (∑ 𝑦)2 =108 (∑ 𝑥𝑦)2 =27.5
gan
6222 2.546 2791
1 ∑ 𝑥 2 (∑ 𝑦)2 −2 ∑ 𝑥 ∑ 𝑦 ∑ 𝑥𝑦+𝑁(∑ 𝑥𝑦)2
𝑆𝑦 = √𝑁−2 [∑ 𝑦 2 − ]=0,352475
𝑁 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)2
𝑁 ∑ 𝑥𝑦−∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑚= =2,494534
𝑁 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)2
𝑁
∆𝑚 = 𝑆𝑦√𝑁 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)2 =1,331335
Dengan 𝑚 ± ∆𝑚 = 𝜇 ± ∆𝜇
Maka
𝜇 ± ∆𝜇 = (2,5 ± 1,3)𝑐𝑚−1
9.3 Menentukan range radiasi (𝑅𝛽 )
𝐸𝛽,𝑇𝐼 = 770 𝐾𝑒𝑉 = 0,77 𝑀𝑒𝑉
𝑅𝛽,𝑇𝐼 = 0,407𝐸1,38 = 0,284 𝑔/𝑐𝑚2
𝑋1
,𝐶𝑠−137
𝑅𝛽,𝐶𝑠 = 𝑋2 𝑅𝛽,𝑇𝐼 = 0,46 𝑔/𝑐𝑚2
1
,𝑇𝐼−204
2
2 2
∆𝑋1 ∆𝑋1
,𝐶𝑠−137 ,𝑇𝐼−204
∆𝑅𝛽,𝐶𝑠 = √[( 𝑋 2 ) +(𝑋2 ) ] = 0,11 𝑔/𝑐𝑚2
1 1
,𝐶𝑠−137 ,𝑇𝐼−204
2 2
Dengan
∆𝑋1,𝐶𝑠−137 = 0,025
2
∆𝑋1,𝑇𝐼−204 = 0,003
2