Anda di halaman 1dari 18

PERCOBAAN 2

PENGUKURAN CACAH RADIASI NUKLIR

LAPORAN PRAKTIKUM

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Praktikum Fisika Modern


Yang dibina oleh Bapak Parno, Dr., M.Si,

Oleh
AZHAR DION BAHRUDIN
180321614570

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI FISIKA
FEBRUARI 2020
PERCOBAAN 2. PENGUKURAN CACAH RADIASI NUKLIR

A. TUJUAN
Tujuan dari percobaan pengukuran cacah radiasi nuklir yaitu supaya mahasiswa
dapat menentukan counting rate (cacah radiasi) dari bahan radioaktif. Dan juga dapat
menentukan penyerapan radioaktif dari bahan pelindung.
B. DASAR TEORI
Radioaktif merupakan proses peluruhan inti atom secara spontan dan diiringi
dengan radiasi dengan bentuk gelombang elektromagnetik agar inti atom mengalami
kestabilan. Radiasi merupakan perambatan energy ke lingkungan tanpa membutuhkan
suatu bahan ataupun penghantar. Pada percobaan ini menelaah radiasi nuklir suatu bahan
radioaktif. Radiasi nuklir memiliki karakteristik, yaitu tidak dapat dirasakan langsung
oleh panca indra manusia. Partikel-partikel radiokatif tidak dapat dilihat oleh mata dan
berbahaya. Untuk mendeteksi keberadaan radiasi nuklir diperlukan alat pendeteksi yang
berupa sensor.
Sensor yang banyak digunakan untuk pengukuran cacah cacah radiasi nuklir ini
adalah Detektor Geiger-Muller. Pencacah Geiger adalah bentuk umum dari kamar ion
yang digunakan untuk mendeteksi radioaktivitas. Alat ini dianggap sebagai bentuk dasar
dari semua alat pencacah yang menggunakan ionisasi dari medium sebagai proses deteksi
dasarnya. Pemecah Geiger terdiri atas seutas electrode kawat tipis yang dihubungkan di
sepanjang sumbu pusat sebuah tabung logam berbentuk silinder (tabung ini telah diisi
dengan gas bertekanan rendah). Kawat tersebut akan menjaga potensial listrik positif
tinggi relative terhadap tabung.
Ketika energi partikel tinggi memasuki tabung melalui lubang kecil yang berada
di ujung tabung, sebagian gas didalamnya akan terionisasi. Electron-elektron yang
dihilangkan dari atom tersebut akan mengalami gaya tarik ke kawat electrode, dan dalam
proses ini electron akan mengionisasi atom lainnya di sepanjang lintasan yang dilaluinya.
Ionisasi berurutan akan menyebabkan longsoran electron yang menghasilkan pulsa arus.
Setelah pulsa diperkuat, pulsa dapat digunakan sebagai pencacah elektronik atau
dikirimkan dari suatu pengeras suara akan berdetak setiap kali suatu partikel terdeteksi.
Sistem pencacah radisi nuklir ini merancangnya dalam bentuk kartu antarmuka
yang dipasangkan pada slot komputer IBM-PC. Sistem pencacah radiasi nuklir ini
tersusun dari rangkaian tegangan tinggi sebagai daya detektor Geiger-Muller (GM),
rangkaian pembentuk pulsanya berasal dari detektor GM menjadi sinyal pulsa standar
Transitor Logic, rangkaian pencacah dan pewaktunya terbentuk dari penggunaan
komponen PIT.

(Gayani, 2000).

Gambar 1.
Elektron-elektron hasil ionisasi disebut elektron sekunder dan dipercepat lagi,
sehingga terjadi arus ion positif dan elektron akan memiliki nilai lebih besar. Jadi ion
positif dan elektron sekunder terjadi secara bercabang yang terkumpul di anoda sejumlah
N jauh lebih besar daripada jumlah elektron primer dengan persamaan sebagai berikut N
= M n. Dimana M faktor multifikasi atau perkalian yang besarnya M≫1. Peristiwa
ionisasi dalam tabung disebut Avalanche. Menurut Serway pada nuklir terdapat gaya
nuklir, yaitu gaya tarik yang berjarak sangat pendek dan bekerja pada seluruh partikel-
partikel nuklir. Besarnya muatan tidak mempengaruhi gaya nuklir. Tarik menarik
merupakan sifat dari gaya nuklir dan termasuk gaya paling kuat yang ada di alam.
Besarnya gaya nuklir itu sendiri bergantung pada spin nukleon.
(Serway, 2010)

Pencacah Geiger, atau disebut juga Pencacah Radiasi Nuklir adalah sebuah alat


pengukur radiasi ionisasi Pencacah Geiger bisa digunakan untuk mendeteksi radiasi
alpha dan beta. Sensornya adalah sebuah tabung Geiger-Müller sebuah tabung yang diisi
oleh gas yang akan bersifat konduktor ketika partikel atau foton radiasi menyebabkan gas
(umumnya Argon) menjadi konduktif. Alat tersebut akan membesarkan sinyal dan
menampilkan pada indikatornya yang bisa berupa jarum penunjuk, lampu atau bunyi klik
dimana satu bunyi menandakan satu partikel. Pada kondisi tertentu, pencacah Geiger
dapat digunakan untuk mendeteksi radiasi gamma, walaupun tingkat reliabilitasnya
kurang. Pencacah geiger tidak bisa digunakan untuk mendeteksi neutron.

C. ALAT DAN DESAIN


1. Alat dan Bahan
a. Satu set GM counter beserta counter
b. Sumber radioaktif (Amersium, Barium dan Kaos Lampu)
c. Kabel penghubung
d. Alumunium foil
e. Stopwatch
2. Desain

Gambar 2. Set Alat Pencacah Radiasi


Alat Geiger-Muller merupakan suatu sensor. Sumber radiasi diletakkan didekat alat
Geiger-Muller. Didalam alat ini terdapat gas mulia yang dapat mencacah radiasi dari
berbagai sumber yang ingin dicoba praktikkan.

D. PROSEDUR PERCOBAAN

Percobaan menyiapkan alat bahan yang digunakan sesuai dengan gambar diatas dan menset
alat seperti gambar. Dengan keterangan gambar (1) detector radiasi, (2) sumber radiasi, (3)
counter, (4) statif. Setelah sudah menset alat dengan benar, menyalakan Geiger counter dan
detector. Selanjutnya meletakkan bahan radioaktif Barium tanpa pelindung di bawah detector
yang diletakkan di timah hitam. Setelah GM counter dapat mendeteksi, maka mengarahkan
tombol counter ke arah atas, tetapi hal yang perlu diperhatikan adalah angka pada counter
harus nol saat ingin mendeteksi cacah radiasi sumber radioaktif. Setelah dirasa sudah tepat,
mengoperasikan alat pencacah radiasi bersamaan dengan stopwatch, mencatat cacah radiasi
selama selang waktu 1 menit. Percobaan pertama ini dilakukan hingga 12 kali. Setelah bahan
radiokatif pertama selesai, dilanjutkan dengan bahan radioaktif Amersium, kaos lampu, dan
Amersium + Barium.

Percobaan kedua sama halnya dengan percobaan pertama, tetapi menggunakan bahan
atau sumber radioaktif barium yang dibungkus dengan alumunium foil ang berperan sebagai
bahan pelindung. Pertama-tama menset peralatan seperti pada gambar, meletakkan sumber
radioaktif Barium dengan dilapisi alumunium foil sebanyak 1 lembar dan dilakukan
pencacahan radiasi selama 1 menit. Pencacahan dilakukan sampai kurang lebih 4 variasi
lapisan : satu lembar, tiga lapisan, dan sampai tuju lapisan, setelah itu mencatat pada data
pengamatan.

E. DATA PENGAMATAN
1. Percobaan Pertama
Tabel 1. Menentukan Counting Rate (Cacah Radiasi)

No. Cacah Radiasi/Menit (N)


Barium Amersium Kaos Lampu
1 41 211 20
2 42 203 13
3 44 206 24
4 33 211 20
5 41 199 9
6 41 196 12
7 32 186 6
8 40 196 15
9 30 203 15
10 36 298 11
11 25 208 12
12 38 210 15

2. Percobaan Kedua
Tabel 2. Menentukan Penyerapan Radioaktif

No. Sumber Radioaktif Bahan Pelindung Cacah Radiasi/Menit


1 Barium 1 Lapis 36
2 Barium 3 Lapis 31
3 Barium 5 Lapis 27
4 Barium 7 Lapis 20

Dengan nst :
GM Counter : 1
Stopwach : 0.1s

F. ANALISIS DATA
1. Percobaan Pertama
Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode mengambil data secara
kuantitatif. Pada percobaan pertama, besaran fisis yang diukur pada percobaan
pertama yaitu cacah radiasi sebenarnya (n) dari kedua bahan radioaktif (barium dan
amersium). Sehingga, untuk mencari cacah radiasi sebenarnya pada percobaan ini
mengukur besaran fisis N dan menghitung dead time terlebih dahulu. Besaran fisis N
tersebut diukur sebanyak 12 kali, selanjutnya dianalisis menggunakan persamaan :

Ń=
∑N
n

∑ ( N 1− Ń ) 2
S Ń=
√ n ( n−1 )
Menentukan dead time menggunakan persamaan berikut :
N 1 + N 2−N 12
τ=
| N 122 −N 12−N 22 |
2 2 2
Sτ =
√| ∂г
SN +
∂N1 1
∂г
||
∂ N2
SN 2 +
∂г
∂ N 12 ||
SN 12
|
Selanjutnya, persamaan untuk menentukan cacah radiasi sebenarnya adalah :
2 2
N
n=
1−N τ
dan Δn1 =
√| ∂ n1
∂N1 ||
∆ N1 +
∂ n1 2
∂ г❑ 3
∆τ |
Data-data dapat diformulasikan dalam bentuk perhitungan :
a. Cacah Radiasi Barium
N 1=36.91666667/menit
N 1=0.615277778 Bq

∑ ( N 1− Ń ) 2
S Ń=
√ n ( n−1 )

∑ ( N 1− Ń 1) 2
S Ń =
√ n ( n−1 )
S Ń=1.667234752 cacah/menit
S Ń=0.0277873 Bq

SN 1
R Ń = x 100 %
N1
R Ń =4.516211517 % (3 AP )
Jadi, nilai cacah radiasi Barium adalah N 1 (0.615 ± 0.0278) Bq dengan ralat relative
sebesar 4.516211517% (3AP).

b. Cacah Radiasi Amersium

N 2=210.5833333 cacah /menit

N 2=3.509722222 Bq
∑ ( N 1− Ń ) 2
S Ń=
√ n ( n−1 )
S Ń =8.233761184 cacah /menit
S N =0.137229353 Bq

SN 1
R Ń = x 100 %
N1
R Ń =3.90997761 % (3 AP)
Jadi, nilai cacah radiasi Amersium adalah N2 (3.60 ± 0.137) Bq dengan ralat relative
sebesar 3.90997761 % (3AP).

c. Cacah Radiasi Kaos Lampu

N 3=14.33333333 cacah /menit

N 3=0.238888889 Bq

∑ ( N 1− Ń ) 2
S Ń=
√ n ( n−1 )

S Ń=1.458170987 cacah /menit


S N =0.02430285 Bq

SN 1
R Ń= x 100 %
N1
R Ń=10.17328595 % ( 3 AP )
Jadi, nilai cacah radiasi Kaos Lampu adalah N3 (0.239 ± 0.0243) Bq dengan ralat
relative sebesar 9.98 % (3AP).

d. Cacah Radiasi Amersium + Barium


Ń=98 cacah/menit
Ń=1.63 Bq
N 1 + N 2−N 12
τ=
| N 122 −N 12−N 22 |
Dengan N1 = cacah radiasi untuk Barium dan N2 = cacah radiasi untuk amersium dan
N12 = cacah radiasi nuklir untuk Amersium dan Barium.
τ = 0.248447683detik
Ketidak pastian deadtime (Г) adalah :

2 2 2
Sτ =
√| ∂г
SN +
∂N1 1
∂г
∂ N2
SN 2 +
||∂г
∂ N 12
SN 12
|| |
2
N 122−N 22 + N 12+ 2 N 1 N 2+2 N 1 N 12
| |


2
SN 1
( N 122−N 12−N 22 )
2
N 122 + N 22−N 12+ 2 N 1 N 2+2 N 1 N 12
Sτ ¿ +
| ( N 122−N 12−N 22 )
2
SN 2
| 2
−N 122 −N 22−N 12−2 N 1 N 2−2 N 1 N 12
+| (N 12²−N 1²−N 2²)²
SN 12 |
Sτ = 0.075083336detik

Dan ralat relatifnya diperoleh :


Rτ= x 100 %
τ
R τ =3.013378023 %(3AP)
Jadi, nilai dead time (τ ¿ = (0.248 ± 0.0751) detik dengan ralat relative sebesar 5.54%
(3AP).

a. Cacah Radiasi Barium sebenarnya :


N
n=
1−Nτ
n=0.726303714 Bq

2 2
Sn =
√| 1
(1− Ń τ) ²
S Ń +
− N´ ²
||
(1− Ń τ )²

|
Sn = 0.048767769 Bq

Sn
R n= x 100 %
n
R n=6.714514594 % ( 3 AAP )

Jadi, nilai cacah radiasi Barium sebenarnya adalah = (0.726 ± 0.0488) Bq dengan ralat
relative sebesar 6.714515% (3AP).

b. Cacah Radiasi Amersium sebenarnya :


N
n=
1−Nτ
n=27.41592522 Bq
2 2
Sn =
√| 1
(1− Ń τ) ² ||
S Ń +
− N´ ²
(1− Ń τ )²

|
Sn = 3.901629856 Bq

Sn
R n= x 100 %
n
R n=14.23125364 % ( 2 AP )
Jadi, nilai cacah radiasi Amersium sebenarnya adalah = (27± 3.9) Bq dengan ralat
relative sebesar 12.8% (2AP).

2. Percobaan Kedua
Berdasarkan data pengamatan yang didapatkan pada percobaan 2, yaitu adalah
menentukan penyerapan radioaktif, dapat diformulasikan ke dalam grafik hubungan
antara table pelindung dengan cacah radiasi bahan radioaktif sebagai berikut :

Tabel 3. Penentuan Radioaktif Dari Barium

No x y x^2 y^2 xy

1 1 36 1 1296 36

2 3 31 9 961 93

3 5 27 25 729 135
4 7 20 49 400 140
∑ 16 114 84 3386 404
2
∑ 256 12996     163216

M=¿

M = 2.6

n=
∑ x 2 ∑ y−∑ x ∑ xy
n ∑ x 2−¿ ¿

n = 38.9

1 2
Sy =
n √
n ∑ y +¿ ¿ ¿ ¿

Sy = 1.950783318

n
Sm = Sy
√ n ∑ x 2−¿¿
¿

Sm = 0.436208411

Sm
Rm = ×100 %
m

Rm = 16.77724657 %

Jadi, nilai m sebesar m ( 2.6±0.44) dengan ralat relativ sebesar 16.78% (2AP)

∑ x2 ¿
Sn = Sy
√ n ∑ x 2−¿¿

Sn = 1.998958062

Sn
Rn = ×100 %
n

Rn = 5.13871 % (3AP)

Jadi, nilai n sebesar = (38.9±2.00) dengan ralat relatif sebesar 5.13871 % (3AP).
Jadi total cacah radiasi dapat digunakan dengan y = mx + n.

Sehingga persamaannya menjadi y = 2.6x + 38.9

Grafik 1. Hubungan Antara Cacah Radiasi/Menit Barium dengan Tebal


Pelindung

Grafik Hubungan Antara Cacah Radiasi/Menit Barium


dengan Tebal Pelindung
40 36
35 31
Cacah Radiasi/Menit

f(x) = − 2.6 x + 38.9


30 27
25 20
20
15
10
5
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Tebal Pelindung

Gambar 3. Grafik Hubungan Antara Cacah Radiasi/Menit Barium dengan Tebal Pelindung

G. PEMBAHASAN

Pada percobaan yang berjudul pengukuran cacah radiasi nuklir ini bertujuan untuk
menentukan cacah radiasi pada bahan radioaktif dan menentukan penyerapan bahan radioaktif
dari pelindung. Radiasi nuklir adalah pancaran dari suatu sumber yang mengalami proses
peluruhan inti atom dari keadaan tidak stabil menjadi stabil, pancaraan ini berupa suatu berkas
foton. Pada percobaan ini mendeteksi radiasi dari bahan radioaktif menggunakan alat detektor
radiasi. Cara kerja dari detektor radiasi yaitu pengukuran perubahan yang disebabkan oleh
penyerapan energi radiasi oleh medium penyerap. Alat yang digunakan untuk mendeteksi cacah
radiasi pada percobaan ini yaitu GM counter. Prinsip kerja detektor ini diawali dengan
masuknya partikel radiasi ke detektor melalui jendela di samping detektor dan diarahkan menuju
tabung detektor. selanjutnya, di dalam tabung akan terbentuk ion-ion positif dan elektron yang
disebabkan proses ionisasi partikel radiasi tersebut. Hasil ionisasi disebut sebagai elektron
primer. Selanjutnya melalui proses hingga terbentuk elektron, sekunder kemudian tersier.
Elektron tersier ini jika mengumpul akan membentuk N, yang merupakan output dari GM
counter. N ini digunakan untuk menentukan cacah radiasi bahan radioaktif.

Pada percobaan pertama didapatkan nilai cacah radiasi dari perhitungan analisis, yaitu:

1. Rata-Rata Cacah Radiasi :


a. Barium = (0.615 ± 0.0278) Bq dengan ralat relative sebesar 4.516211517%
(3AP).
b. Amersium = (3.60 ± 0.137) Bq dengan ralat relative sebesar 3.90997761 % (3AP).
c. Kaos Lampu = (0.239 ± 0.0243) Bq dengan ralat relative sebesar 9.98 % (3AP).
2. Deadtime yaitu sebesar = (0.248 ± 0.0751) detik dengan ralat relative sebesar 5.54%
(3AP).

Berdasarkan percobaan 1 diperoleh bahwa cacah radiasi amersium lebih besar daripada
barium, hasil ini sesuai dengan teori yang ada. Sedangkan cacah radiasi dari kaos lampu lebih
kecil daripada cacah radiasi barium. Akan tetapi, nilai ralat relatif kesalahan pada percobaan
pertama besar. Hal tersebut dikarenakan hasil pengukuran berulang yang diperoleh tidak stabil.

3. Cacah Radiasi Sebenarnya


a. Barium = (0.726 ± 0.0488) Bq dengan ralat relative sebesar 6.714515%
(3AP).
b. Amersium = (27± 3.9) Bq dengan ralat relative sebesar 12.8% (2AP).
Pada percobaan kedua, ari hasil grafik dan analisis data, dapat diketahui bahwa
semakin tebal lapisan pelindung maka semakin kecil cacah radiasi yang diserap oleh
alumunium foil. Berdasarkan grafik yang telah dibuat dapat disimpulkan bahwa semakin
banyak lapisan pelindung maka semakin kecil nilai cacah radiasi yang dipancarkan.
Karena lebih sedikit yang diserap oleh detektor radiasinya.
Pada percobaan ini masih terdapat kesalahan yang diketahui melalui ralat relatif
pada analisis data. Kesalahan-kesalahan tersebut kemungkinan disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu kurang akurat saat menentukan tepat 1 menit selesai pada pewaktu dan
bersamaan dengan itu counternya berhenti. Alumunium foil nya kurang layak digunakan
karena ada yang sudah robek, sehingga menyebabkan pengukuran cacah radiasi kurang
maksimal, kurang teliti saat mengolah data, dan kurang tepat saat meletakkan bahan
radioaktif tepat di bawah detektor radiasi.
H. TUGAS
1. Hitung rata-rata cacah radiasi N1, N2 dan N1, nyatakan dalam satuan radioaktivitas
Telah disajikan dalam analisis data.
2. Hitung Dead Time beserta ralatnya
T lah disajikan dalam analisis data.
3. Tentukan cacah radiasi yang sebenarnya n daei kedua bahan radioaktif yaitu Barium
dan Amersium dinyatakan dalam satuan radioaktivitas
Telah disajikan dalam analisis data.
4. Buat hubungan antara tebalnya pelindung dengan cacah radiasi.
Telah disajikan dalam analisis data.

I. KESIMPULAN
Radiasi bahan radioaktif dapat dikur dengan parameter besaran cacah radiasi dan
besarnya tertera di dalam data pengamtan. Bahan pelindung yang digunakan untuk
melindungi Barium dan Amersium adalah aluminium foil. Alumunium foil dapat
menyerap sebagian
pancaran radiasi dari bahan radiasktif tersebut. Semakin tebal bahan
pelindung, maka radiasi yang terserap akan semakin banyak, sehingga
semakin kecil nilai cacah radiasinya.
J. DAFTAR RUJUKAN
Gayani, Didi dkk. 2000. Pencacah Radiasi Nuklir Dengan Detektor GM
Dalam Bentuk Antarmuka Di IBM-PC. Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir
Indonesia. 1(2): 121-135.
Krane, Kenneth S. 1992. Fisika Modern (Terjemahan oleh Hans J.
Wospakrik) Jakarta: UI Press
Serway R.A., Jawett J.W., 2010. Physics For Scientists and Engineers With
Modern Physics Book 3. Salemba teknika. Jakarta.
Sujadmoko. 2010. Rancang Bangun Detektor Geiger Muller. Skripsi
Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Sanata Dharma. Halaman 6 – 13
Veall, N. B.Sc. 2013. A Geiger-Muller Counter for Measuring the Beta-ray
Activity of Liquids, and its Application to Medical Tracer Experiments. Medical Research
Council, Radio Therapeutic Research Unit, Hammersmith Hospital, London, W.12. Dari
(https://doi.org/10.1259/0007-1285-21-247-347).
Sanborn C. Brown dan Warren W. Miller. 2004. Carbon Dioxide Filled Geiger‐
Müller Counters. Review of Scientific Instruments 18, 496 (1947). Dari
( https://doi.org/10.1063/1.1740986).
K. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai