Anda di halaman 1dari 8

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA

HUKUM BERNOULLI DAN APLIKASINYA PADA PESAWAT TERBANG

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM


UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Pengembangan Alat Peraga dan Praktikum Fisika
Yang dibina oleh Bapak Drs. Winarto, M.Pd

Oleh:
Azhar Dion Bahrudin
180321614570

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
OKTOBER 2020

1
A. Judul Peraga

HUKUM BERNOULLI DAN APLIKASINYA


PADA PESAWAT TERBANG (TEMPUR/KERTAS DAN
KOMERSIL/STEROFOAM)

B. Tujuan
Tujuan dalam praktikum ini adalah memahami dan membuktikan hukum
Bernoulli pada Pesawat Terbang Tempur/Kertas maupun Komersil/Sterofoam.
C. Desain
a. Pesawat Terbang Tempur/Kertas

b. Pesawat Terbang Komersil/Sterofoam

2
D. Alat dan Bahan
a. Pesawat Terbang Tempur/Kertas
1. Kerta A4
b. Pesawat Terbang Komersil/Sterofoam
1. Kertas A4
2. Sterofoam
3. Printer
4. Cutter
5. Selotip
6. Double tip
E. Prosedur Pembuatan Alat Peraga
a. Pesawat Terbang Tempur/Kertas
1. Menyiapkan kertas A4

3
2. Melipat kertas A4 dengan alur pada desain rangkaian

1 2

3 4

5 6

4
7 8

b. Pesawat Terbang Komersil/Sterofoam


1. Menyiapkan desain seperti pada desain yang telah dilampirkan
2. Mencetaknya sebagai cetakan saat memotong sterofoam
3. Menyiapkan sterofoam
4. Kemudian memberi alur pada sterofoam dengan menggunakan
pensil
5. Kemudian memotongnya dengan cutter
6. Potongan-potongan itu kemudian direkatkan dengan double
tip
7. Kemudian menyiapkan kertas A4 ditumpuk 3 lapis yang
berfungsi untuk kemudi pesawat (untuk take off/terbang atau
landing/mendarat)

5
F. Pembahasan dan Hasil Percobaan

Hukum bernoulli berbunyi “kenaikan kecepatan aliran fluida akan menyebabkan penurunan
tekanan fluida secara bersamaan atau penurunan energi potensial fluida tersebut.

Pesawat bisa terbang atau mendaratnya pesawat karena adanya gaya angkat atau gaya
berat pesawat di bagian sayapnya. Seperti yang ditunjukan pada gambar.

Syarat pesawat bisa terbang yaitu gaya angkat pesawat harus lebih besar daripada
berat pesawat itu sendiri, begitu juga untuk mendarat gaya berata pesawat pesawat harus lebih
besar daripada gaya angkat pesawat . Secara matematis, gaya yang ada pada pesawat
dirumuskan sebagai berikut.
1
P2−P1= ρ (v 21−v 22)
2
Atau
F 2−F 1 1 2 2
= ρ(v 1−v 2)
A 2
1
F 2−F1= ρA( v21 −v 22 )
2
Keterangan:

F 1=Gayatekan(N ); ρ1=massa jenis fluida (kg /m 3) ;

F 2=Gayaangkat ( N ); v1 =kecepatan fluida di pipa 1(m/s) ;

P1=tekanan di pipa 1( N /m 2 ); v 2=kecepatan fluida di pipa 2(m/s) ;

P2=tekanan di pipa 2( N /m2 );

6
Sehingga dari penjelasan diatas didapatkan bahwa untuk melakukan hal:

1. Landing/ Mendarat sayap akan tegak keatas sehingga gaya tekannya lebih besar
sesuai yang ditunjukan oleh percobaan
a. Pesawat Terbang Tempur/Kertas

b. Pesawat Terbang Komersil/Sterofoam

7
2. Take off / Terbang sayap akan tegak keatas sehingga gaya angkatnya lebih besar
sesuai yang ditunjukan oleh percobaan
a. Pesawat Terbang Tempur/Kertas

b. Pesawat Terbang Komersil/Sterofoam

Anda mungkin juga menyukai