Anda di halaman 1dari 20

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tahapan Penelitian


Penelitian meliputi studi pendahuluan, idientifikasi masalah serta tujuan
penelitian, studi pustaka,pengumpulan data sekunder, pengolahan data yaitu
perhitungan tebal perkerasan kaku dengan metode CBR dan FAA serta penggunaan
software FAARFIELD, perbandingan hasil, kesimpulan dan saran yang terlihat pada
gambar 3.1.

Gambar 3. 1 Bagan alir kerangka penelitian


3.2 Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui informasi kondisi lapangan
pada lokasi studi kasus yang akan dijadikan identifikasi masalah. Studi ini terdir dari
beberapa tahapan yaitu menentukan lokasi studi, mengidentifikasi masalah yang
didukung dengan studi literatur sehingga tujuan penelitian dapat ditetapkan.

3.3 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada Bandara I Gusti Ngurah Rai yang terletak di
Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung pada east apron yang dapat
dilihat pada Gambar 3. 2 dan ditampilkan lebih lengkap pada Lampiran A.

Gambar 3. 2 Apron Timur Bandara I Gusti Ngurah Rai

3.4 Studi Literatur


Pada tahap ini dilakukan studi literatur pada buku-buku, jurnal, dan penelitian
yang telah dilakukan mengenai perhitungan tebal perkerasan bandara. Perhitungan
tebal perkerasan bandara didasarkan pada manual desain perkerasan bandara yang
dikeluarkan oleh FAA AC 150/5320-6F dan menggunakan metode software
FAARFIELD,
3.5 Idientifikasi Masalah dan Tujuan Penelitian
Permasalahan yang diangkat yaitu bagaimana perbandingan perhitungan nilai
tebal perkerasan dengan metode manual FAA dan metode software FAARFIELD.
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
perbandingan nilai tebal perkerasan dengan metode manual FAA dan software
FAARFIELD.

3.6 Pengumpulan Data


Data keberangkatan pesawat merupakan data sekunder berupa layout sisi udara,
data keberangkatan pesawat, data pertumbuhan lalu lintas pesawat di Bandara I Gusti
Ngurah Rai.

3.7 Data Keberangkatan dan Pertumbuhan Lalu Lintas Pesawat


Data keberangkatan pesawat merupakan data 278 jenis pesawat di Bandar
Udara I Gusti Ngurah Rai periode tahun 2015 – 2019(Lampiran B), dan selanjutnya
sesuai dengan FAARFIELD dipilih 10 jenis pesawat untuk melakukan perhitungan
tebal perkerasan. Pertumbuhan lali lintas pesawat dilakukan dengan mencari rata-rata
pertumbuhan pesawat setiap tahunnya dengan rentang pertumbuhan minimal -10% dan
maksimal 10%.

3.8 Pengolahan Data


Pada tahap ini, perhitungan struktur perkerasana apron menggunakan metode
manual FAA dan software FAARFIELD. Perhitungan dilakukan dengan memasukan
data-data yang diperlukan seperti jenis pesawat, lalu lintas, pertumbuhan lalu lintas,
umur rencana, dan jenis material. Selanjutnya dilakukan pembandingan antara hasil
dari kedua metode tersebut.

3.8.1 Prosedur Perhitungan Metode Manual FAA


Metode ini mengacu pada Advisory Circular No. AC150/5320-6D. Dalam
perencanaanya Metode FAA memperhitungkan mas apemakaian selama 20 tahun
tanpa pemeliharaan yang berarti, apabila tidak ada perubahan pesawat yang harus
dilayani (Basuki,1986).
Langkah-langkah perencanaanya meliputi:
1. Membuat ramalah “Annual Departure” dari tiap-tiap pesawat yang
harus dilayani oleh apron.
2. Menentukan tipe roda pendaratan untuk setiap tipe pesawat.
3. Menghitung maksimum take-off weight dari setiap tipe pesawat.
4. Tentukan Pesawat Rencana dengan prosedur sebagai berikut:
- Perkirakan harga k dari subgrade, atau subbase bila tersedia.
- Tentukan flextural strength beton.
- Gunakan data-data, flextural strength, harga k, MTOW dan
ramalan annual departure sebagai bahan untuk menentukan
tebal perkerasan yang diperlukan, yang akan di dapat dari
kurva-kurva rencana yang sesuai dengan masing-masing tipe
pesawat.
- Bandingakan ketebalan yang didapat untuk setiap pesawat
dengan ramalan lalu lintas. Pesawat rencana ialah yang
menghasilkan perkerasan yang paling tebal.
5. Konversikan tipe roda pendaratan tipe-tipe pesawat yang diramalkan
harus dilayani ke pesawat rencana dengan menggunakan Tabel 3.1.
Dari sini dihitung annual departure yang dinyatakan dalam roda
pendaratan pesawat rencana.
6. Tentukan wheel load tiap tipe pesawat, 95% MTOW ditopang oleh
roda pendaratan.
7. Masukan rumus
𝑊2 1
𝐿𝑜𝑔 𝑅1 = 𝐿𝑜𝑔 𝑅2 ( )2
𝑊1
8. Hitung total equivalent annual departure.
9. Gunakan harga-harga: flexural strength, harga k, MTOW, pesawat
rencana dan equivalent annual departure total sebagai data untuk
menghitung perkerasan rigid dengan kurva rencana yang sesuai.

3.8.2 Prosedur Perhitunagan FAARFIELD


Tahapan ini menjelaskan tentang tahapan perhitungan tebal perkerasan dengan
metode FAARFIELD pada bagan alir kerangka penelitian, adapun prosedur dalam
perhitungan struktur perkerasan dengan menggunakan program FAARFIELD dapat di
lihat pada Gambar 3.3
Gambar 3. 3 Bagan Alir Prosedur Program FAARFIELD
1. Mengumpulkan data lalu lintas keberangkatan pesawat, nilai CBR subbase
dan subgrade, tipe roda pendaratan, flexural strength, dan umur rencana.
2. Menentukan modulus tanah dasar dari pendekatan CBR.
3. Menetukan jenis material, tebal minimum perkerasan dan umur rencana.
4. Menentukan jumlah keberangkatan tahunan setiap pesawat beserta
presentase annual growth.
5. Menetukan rebal perkerasan kaku.
3.8.3 Pedoman Penggunaan FAARFIELD
Pada menu utama FAARFIELD terdapat tujuh jenis perkerasan yang
disediakan. Keterangan dari jenis-jenis perkerasan ditunjukan pada Tabel 3.1
1. Tampilan utama jendela FAARFIELD

Gambar 3. 4 Tampilan utama FAARFIELD


Tabel 3. 1 Pilihan jenis perkerasan pada program FAARFIELD

2. Pilih menu “New Job” dan tulis nama pekerjaan yang dilakukan, dalam
contoh ini adalah Project1, kemudian pilih OK.

Gambar 3. 5 Membuat pekerjaan baru


3. Pilih pada “section name” tipe perkerasan “NewRigid”, klik “Copy
Section”, klik pada “NewRigid” dan masukkan dalam job file “Project1”
dan beri judul “NewRigid01”

Gambar 3. 6 Input perkerasan rencana Rigid


4. Pada section “Project1”, pilih section “NewRigid01” dan klik “Structure”

Gambar 3. 7 Tampilan Project1


5. Akan muncul tampilan lapisan perkerasan default dari FAA, apabila jenis
perkerasan ingin diubah sesuai dengan kondisi lapangan, perencanaan, atau
sesuai dengan tebal minimal yang ditetapkan FAA, pilih tab “Modify
Structure”. Tampilan stuktur dari rigid, yaitu lapis PCC, lapis tipis beton
(P-306) dan Lapis Base Courses (P-209). Umur rencana desain (Des. Life)
adalah 20 tahun (standar FAA).

Gambar 3. 8 Tampilan menu structure


6. Klik pada “Airplane” untuk memasukkan jenis lalu lintas eksisting atau
yang direncanakan. Lalu klik “Save List”.
Gambar 3. 9 Tampilan menu airplane
A. Airplane Group
Group pesawat yang terdiri dari berbagai macam yaitu Generic
(Umum), Airbus, Boeing, McDonnell Douglas, Other Commercial
(Pesawat Komersial), General Aviation, Military, NonAirplane Vehicle
dan External Library. Library Airplanes merupakan jenis/tipe pesawat
dari masing-masing group. Contoh untuk latihan ini adalah adalah
pesawat Airbus A330-300, Boeing 737-800, Boeing 777-300 ER,
Bombardier CRJ-1000, dan ATR 72-600.
B. Airplane Properties:
• Gross Taxi Weight (tns): berat kotor pesawat (ton)
• Annual Departures: jumlah kedatangan pesawat
• % Annual Growth: persentase pertumbuhan pesawat.
• Total Departures: Total kedatangan pesawat
• CDF Contribution: kontribusi kerusakan yang dihasilkan oleh
pesawat
• CDF Max for Airplane: nilai CDF maksimum pesawat
• P/C Ratio: rasio P/C
• Tire Press.: tekanan ban pesawat (kPa)
• Percent GW on Gear: persentase berat pada gear roda
• Dual Spacing: jarak antar roda (dual) (mm)
• Tandem Spacing: jaran antar sumbu tandem (mm)
• Tire Contact Width: lebar kontak ban (mm)
• Tire Contact length: 40atasan kontak ban (mm)
• Tire Contact Area: luasan area kontak ban (mm2)
total lifetime departures, tire pressure, percent gross load on the
design gear,dual-wheel spacing, tandem-wheel spacing, tire contact
width, dan tire contact length merupakan besaran default dari
FAARFIELD untuk setiap jenis pesawat di mana nilainya tidak
dapat diubah/diganti.
Tabel 3. 2 Airplane properties

C. Tampilan Tab Airplane


• Add: menambahkan jumlah tipe pesawat pada list/daftar
• Remove: menghilangkan pesawat dalam daftar/list.
• Save List: menyimpan list pesawat yang diinput.
• Clear List: menghapus semua daftar pesawat dalam list.
• Save to Float: menyimpan list daftar pesawat ke dalam “float
Airplanes” list, yang 40ata digunakan untuk desain yang
berbeda, daftar “float Airplanes” akan kosong saat memulai
program FAARFIELD dari awal lagi.
• Add to Float: menambahkan 1 jenis pesawat dalam daftar ke
dalam daftar “float Airplanes”
• Help: bantuan tentang program FAARFIELD
• CDF Graph: grafik CDF dari pesawat yang akan muncul setelah
• menjalankan fitur “life” atau Design Structure”
• View Gear: melihat konfigurasi roda dan 41atasan41
berdasarkan jenis/tipe pesawat ditunjukan pada Gambar

Gambar 3. 10 Konfigurasi roda dan properti berdasarkan jenis/tipe pesawat


7. Klik “Gross Taxi Weight” untuk mengubah beban pesawat. Berat pesawat
dibatasi sampai batas tertentu dimana berat tersebut merupakan batas wajar
dari tipe/jenis pesawat yang ditinjau.

Gambar 3. 11 Input berat pesawat


8. Masukkan jumlah keberangkatan pesawat, jumlah pesawat dibatasi sampai
100,000. bila sudah input jumlah annual departure, klik ok.

Gambar 3. 12 Input jumlah keberangkatan pesawat


9. Klik pada tab “%annual growth” untuk memasukkan angka pertumbuhan
pesawat. Pertumbuhan pesawat memiliki nilai batasan antara -10 s/d 10.
Kemudian klik ok. Klik save list lalu kembali pada menu structure.
Gambar 3. 13 Input angka pertumbuhan pesawat

10. Klik Modify Structure untuk mengubah layer material. Klik pada salah satu
lapisan perkerasan, akan muncul pilihan jenis material yang digunakan
untuk setiap lapisan perkerasan.
Gambar 3. 14 Tampilan jenis material
Bila menggunakan “undefined material”, maka program FAARFIELD akan
mendefinisikan “undefined material” tergantung dari posisi lapisan tersebut
yang dituliskan dalam Tabel 3. 3
Tabel 3. 3 Undefined material

11. Jika ingin menambahkan atau mengurangi lapis perkerasan, klik


“Add/Delete Layer” di lapisan yang ingin ditambah (di atas/ di bawahnya)
atau dihapus. Selanjutnya muncul window “Add or Delete a Layer”. Opsi
ini digunakan untuk menyesuaikan jenis material yang akan dimodelkan
sesuai rekomendasi FAA.

Gambar 3. 15 Menambah atau mengurangi lapisan


12. Dengan meng-klik nilai tebal atau thickness di lapisan surface akan muncul
PCC Layer Thickness. Opsi ini dilakukan untuk mengubah tebal lapisan
sesuai yang disyaratkan oleh FAA. Setelah selesai lalu klik “End Modify”.

Gambar 3. 16 Input tebal minimum perkerasan


13. Kembali ke menu structure. Kemudian klik “Design Structure” untuk
menjalankan program. Program akan berhenti sampai CDF =1.

Gambar 3. 17 Hasil tebal perkerasan


14. Selanjutnya cek kembali tab “Airplane”, informasi mengenai CDF dan P/C
Ratio dan CDF graph dapat dilihat. Dari informasi tersebut dapat diketahui
pesawat yang memberikan dampak terbesar terhadap struktur perkerasan.
Selanjutnya Klik “Back”
15. Klik “Back” lagi untuk ke menu utama, kemudian muncul pilihan apakah
hasil running program akan disimpan atau tidak, dalam modul ini pilih
“OK”.
Gambar 3. 18 Menyimpan hasil running program
16. Dalam menu utama, klik tab “Notes” untuk melihat output program.

Gambar 3. 19 Tampilan output program

• Save XML: simpan data dalam bentuk Extensible Markup Language


(XML).
• Save: menyimpan notes untuk section yang dipilih
• Print: mencetak hasil output FAARFIELD
• Design Info: menunjukkan output dari section terpilih
• Notes: menunjukkan notes dari section terpilih
• Copy: mengkopi informasi design dan notes dari jendela NOTES ke
clipboard. Text dapat di paste ke aplikasi lainnya seperti text editor atau
word.

Anda mungkin juga menyukai