Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS TERITORI PRIMER

PADA PEMUKIMAN KAMPUNG ISLAM KEPAON

Oleh: Anak Agung Gede Agung Satria Dharma Putra

Abstrak
Setiap individu memiliki sifat untuk mempertahankan wilayahnya masing-masing selain itu,
masing-masing individu memiliki perbedaan perilaku dan sifat yang menciptakan perbedaan
perilaku keruangan. Teritorislitas adalah ruang yang memiliki batasan oleh masing-masing
individu ataupun kelompok dimana didalamnya terdapat kewenangan untuk mengatuer
areanya. Menurut pendapat para ahli terdapat beberapa kelasifikasi dari teritorialitas antara
lain teritori primer, teritori sekunder, teritori publik dan lain-lain. hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor seperti jenis kelamin, budaya, lingkungan, dan status sosial. Kampung Islam
Kepaon merupakan salah satu perkampungan Islam terpadat di Pulau Bali. Jenis bangunan
yang banyak berdiri pada kawasan pemukiman ini adalah rumah selain itu, terdapat banyak
bangunan seperti ruko dan rumah kos. Tujuan analisis Teritori Primer Pada Pemukiman
Kampung Islam Kepaon ini adalah untuk mengetahui bagaimana analisis teritori primer serta
menggunakan metode observasi lapangan.
Kata kunci: Teritorial, Teritori Primer, Pemukiman

Pendahuluan
Menurut Porteous (1977) teritorialitas sebagai batas makhluk hidup yang menentukan
kepemilikan terhadap teritori yang didalamnya terdapat suatu kontrol oleh individu ataupun
kelompok untuk mempertahankan dari kemungkinan intervensi atau agresi pihak lain. Setiap
individu memiliki sifat untuk mempertahankan wilayahnya masing-masing selain itu,
masing-masing individu memiliki perbedaan perilaku dan sifat yang menciptakan perbedaan
perilaku keruangan. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti jenis
kelamin, budaya, lingkungan, dan status sosial. Teritorialitas pada arsitektur mencakup
tingkah laku individu yang berhubungan dengan teritorialitas sehingga dapat menjamin rasa
aman bagi individu tersebut. Teritori primer menggambarkan kepemilikan yang bersifat
permanen dari seorang individu.
Dalam penelitian ini akan menganalisis teritori primer pada kawasan pemukiman Kampung
Islam Kepaon. Kampung Islam Kepaon merupakan salah satu perkampungan Islam terpadat
di Pulau Bali. Jenis bangunan yang banyak berdiri pada kawasan pemukiman ini adalah
rumah selain itu, terdapat banyak bangunan seperti ruko dan rumah kos. Berdasarkan uraian
tersebut terdapat perbedaan budaya dan lingkungan dari pemukiman lainnya maka perlu
dilakukan analisis mengenai teritori primer pada Pemukiman Kampung Islam Kepaon.
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana analisis teritori
primer serta menggunakan metode observasi lapangan.

Kajian Pustaka
Anak Agung Gede Agung Satria Dharma Putra

a. Teritorialital
Hall (1969) berpendapat bahwa teritorialitas memiliki hubungan dengan kepemilikan dan
kontrol sehingga penghuni memiliki kuasa atas penggunaan suatu tempat. Lalu menurut
Lauren (2005) bahwa teritorialitas adalah pola tingkah laku yang merupakan perwujudan
egoisme individu karena orang tidak ingin diganggu, atau sebagai bentuk privasi individu
tersebut. Teritorislitas adalah ruang yang memiliki batasan oleh masing-masing individu
atau kelompok yang didalamnya terdapat kontrol untuk mengatur area tersebut dan untuk
mempertahankan areanya. Menurut pendapat para ahli terdapat beberapa kelasifikasi dari
teritorialitas antara lain teritori primer, teritori sekunder, teritori publik dan lain-lain.
b. Teritori Primer
Teritori primer memiliki ciri rasa kepemilikan individu yang sangat tinggi selain itu
kepemilikan ini cenderum bersifat permanen. Individu memiliki kontrol yang besar dalam
areanya, sehingga gangguan merupakan suatu hal yang serius dalam konsep teritori primer.
c. Komponen Ruang Teritorialitas
Komponen dalam ruang dapat dipengaruhi atau mempengaruhi psikologi dan aktivitas
individu. Komponen ini terdiri dari
• Ukuran dan Bentuk: bersifat tetap atau pembentuk batasan fisik sebuah ruang, contohnya
yaitu luasan ruang, bentukan dinding dan atap, besaran kolom-balok, dan material yang
digunakan
• Perabot dan Layout: memiliki sifat semi permanen. Berupa batas fisik yang masih dapat
diubah, dipindah, atau ditata.
• Warna Ruang: Variabel ini bersifat tidak tetap. tidak menjadi penentu batas fisik, tidak
mengikat ruang bisa berubah-ubah, namun dapat memberikan efek terhadap ruang.
• Cahaya, Suara dan Temperatur: berfungsi untuk memenuhi cahaya dan estetika, kualitas
cahaya pada sebuah ruang dapat mepengaruhi kondisi psikologi individu.

Hasil dan Pembahasan


Teritori primer terdapat pada unit-unit setiap hunian yang ada pada Pemukiman Kampung
Islam Kepaon. Tipe hunian pada wilayah ini sangat beragam yang ditentukan dari kelas
sosial dan ekonomi penduduk. Terlihat pada gambar perbandingan dari hunian dengan kelas
ekonomi menengah keatas dengan hunian dengan kelas ekonomi menengah kebawah. Pada
hunian kalangan menengah keatas seperti yang terlihat pada Gambar 1 memiliki batas fisik
teritori primer yang jelas pada huniannya sehingga mengurangi potensi adanya ancaman
pelanggaran teritori pada hunian. Sedangkan pada hunian kalangan menengah kebawah yang
terlihat pada Gambar 2 tidak adanya batas fisik yang jelas memisahkan teritori primer

2
ANALISIS TERITORI PRIMER PADA PEMUKIMAN KAMPUNG ISLAM KEPAON

dengan teritori publik pada jalan pemukiman sehingga berpeluang terjadinya pelanggaran
teritori pada hunian.

Gambar 1 Hunian Kalangan Menengah Atas Gambar 2 Hunian Kalangan Menengah bawah
Sumber: Hasil observasi Sumber: Hasil observasi

Teritorialitas yang terjadi di Kampung Islam Kepaon yang kami observasi dipengaruhi oleh
beberapa faktor sebagai berikut:
a. Faktor Personal
Faktor personal lebih menekankan pada kepribadian masyarakat di lokasi observasi.
Berdasarkan observasi di lapangan ditemukan fakta bahwa individu memiliki tingkat
kesadaran teritorialita yang berbeda. Perbedaan itu mempengaruhi perilaku individu dalam
menggunakan ruang.
b. Faktor Situasional
Dalam aspek sutuasional terlihat pada kelompok masyarakat dengan ekonomi menengah
kebawah yang didominasi dengan bangunan rumah kos atau sewaan terlihat fenomena
pelanggaran teritorialitas antar masing-masing individu.
c. Faktor Budaya
Dalam aspek budaya terdapat berbedaan konsep teritorialitas contohnya yaitu adanya
perbedaan tempat ibadah. Selain dari bangunan ibadah, rumah dengan penghuni yang
berbeda kebudayaan juga memiliki perbedaan dengan rumah dengan penghuni
berkebudayaan lainnya, sebagai contoh individu yang beragama hindu dalam rumahnya
cenderum menyisikan halaman kosong, sebaliknya individu yang beragama islam cenderum
tidak menyisakan halaman kosong.

Kesimpulan

3
Anak Agung Gede Agung Satria Dharma Putra

Teritori merupakan tempat eksklusif yang di control dan dipertahankan oleh individu atau
kelompok. Teritorialitas berfungsi sebagai personalisasi dan penandaan, agresi, dominasi
dan control, dan sebagai perisai perlindungan. Dalam kenyataannya, teritorialitas terbentuk
atas berbagai faktor.
Pada pemukiman Kampung Islam Kepaon diklasifikasikan menjadi 3 teritorial yaitu teritori
primer pada unit hunian, teritorial sekunder pada fasilitas social, dan teritorial public pada
koridor jalan pemukiman. Faktor pembentuk teritorialitas pada kampong jawa dipengaruhi
oleh faktor personal, faktor situasional, dan faktor budaya pada lingkungan pemukiman
Kampung Islam Kepaon.
Permasalahan teritorial pada Kampung Islam Kepaon yaitu terjadi pelanggaran berupa
kontaminasi. Kontaminasi yaitu mengganggu teritori orang lain dengan meninggalkan
sesuatu yang tidak menyenangkan. Untuk mengatasi kontaminasi pada wilayah teritori
solusinya dengan mengatur kembali tata ruang pada wilayah tersebut dengan meningkatkan
kualitas fungsi ruang dan pemanfaatan ruang yang efektif.

Daftar Pustaka

Nuraini, Ratna D., Ikaputra. 2019. Teritorialitas Dalam Tinjauan Ilmu Arsitektur.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Nurhamsyah, M. 2016. Tipe Setting Teritori Teras Akibat Aktivitas Tambahan Penghuni
Di Permukiman Pesisir Sungai Kapuas. Universitas Tanjungpura.
Zubaidi, F. 2019. "Types And Patterns Of Territory In The Traditional Settlement Of Ngata
Toro".Department of Architecture, Tadulako, Indonesia
Hanson, J. 1987. The Architecture of Community: Some New Proposals on the Social
consiquences of Architectural and Planning Deckions. University College London.

Anda mungkin juga menyukai