Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN BUKU PSIKOLOGI LINGKUNGAN

METODE & APLIKASI

SITI NURHALIZA

188600155

B-1

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MEDAN AREA 2021


A. BEBERAPA PENGERTIAN TENTANG RUMAH DAN PEMUKIMAN

Pemukiman merupakan kelompok tempat tinggal menusia, atau sering disebut pula
dengan kompleks perumahan. Hal ini berarti pada pemukiman tersebut terdiri dari beberapa
rumah tinggal.

Fasilititas yang terdapat di suatu pemukiman dengan pemukiman yang lain adalah tidak
sama. Namun harus dapat memenuhi kebutuhan minimal dari penghuninya, seperti lengkap
fasilitas pemukiman, maka kualitas pemukiman tadi akan semakin baik.

Rumah dalam bahasa inggris dapat berarti sebagai “home” dan yang lainya adalah
“house”. “Home” merupakan tempat tinggal yang penghuninya memiliki pengalaman
menyenangkan tersebut, dapat menimbulkan rasa betah pada penghuninya.

Menurut Robert Gifford (dalam Environmental), memiliki 6 dimensi yaitu:

1. Rumah sebagai tempat berlindung dari berbagai hal, yang memiliki privasi
tersendiri.
2. Rumah sebagai tempat yang dapat memberikan ketentraman, keteraturan,
sehingga penghuninya dapat merasa bebas tidak terbebani oleh sesuatu hal, dan
adanya suatu keberlangsungan yang tetap dalam kehidupan sehari-sehari.
3. Rumah sebagai identitas dari penghuninya.
4. Rumah sebagai tempat yang memberikan keteraturan, dan identitasnya. Maka
rumah akan memberikan gambaran keterkaitan penghuni dengan lingkunganya.
5. Rumah dapat menggambarkan kehangatan pemilik rumah.
6. Rumah memiliki kesesuain fisik.

Rumah yang terdapat di pemukimanya secara psikologis dapat memiliki berbagai makna
bagi penghuninya. Rumah bagi seseorang di Indonesia sangat berkaitan dengan berbagai
variabel. Penghuni yang berasal dari kelompok sosial ekonomi atas sudah tentu akan berbeda
dengan penghuni dari sosial ekonomi rendah dalam pemaknaan yang berbeda tentang rumah,
seperti misalnya dijumpai rumah besar pada suku budaya tertentu.

Irwi Altman (dalam Environmental) memiliki 5 dimensi, yaitu:

1. Pemukiman yang memiliki ragam permanen dengan sementara. Pemukiman yang


permanen adalah penghuninya tinggal di pemukiman tersebut dalam waktu yang
lama.
2. Pemukiman yang homogen dan bervariasi. Pemahaman tentang pemukiman yang
homogen dapat memiliki beberapa manka, yaitu: homogen dalam tipe, dan luas
bangunan, sehingga dapat menggambarkan tingkat sosial ekonomi dari
penghuninya
3. Pemukiman yang bersifat komunal dan yang bukan komunal. Pemukiman
komunal masih dapat dijumpai pada kelompok masyarakat yang tinggal dirumah
besar atau di Sunatera Barat disebut sebagai rumah gadang.
4. Pemukiman yang terbuka dan tertutup. Terbuka atau tertutupnya pemukiman
dapat dilihat dari tata letak pemukiman tersebut dan bentuk rumah yang
menggunakan pagar atau tidak ada pagarnya.

Fungsi Rumah

Rumah secara psikologis memeliki fungsi, sehingga rumah dapat digunakan sesuai
fungsinya tersebut. Berbagai aktivitas dapat dilakukan di rumah, dan aktivitas yang akan
dilakukanya hendaknya sesuai dengan fungsi dari setiap ruang yang ada. Fungsi rumah adalah
sebagai berikut:

1. Fungsi pengaturan
2. Fungsi identitas
3. Fungsi dialog
4. Fungsi sosialisasi dan pendidikan
5. Fungsi kesehatan
6. Fungsi kehidupan
7. Fungsi kerja keluarga
8. Fungsi privasi

B. Tipe Rumah

Rumah sebagai tempat tinggal secara umum dapat dibedakan ke dalam 2 tipe, yaitu tipe
rumah tunggal dan tipe rumah susun. Masing masing tipe tersebut masih dapat dipilih lagi yaitu
pada hunian sederhana hingga hunian mewah.

1. Tipe Rumah Tunggal atau Rumah Inti (Single Familiy Dweller)

Tipe rumah tunggal sering kali disebut sebagai rumah tumbuh. Rumah tersebut dapat
dikembangkan sesuai dengan keinginan atau kebutuhan penghuninya, sehingga dapat tumbuh.

Tingginya kebutuhan rumah, maka pemerintah meluncurkan program rumah sederhana


dan rumah sangat sederhana. Rumah sederhana tersebut ditunjukan untuk masyarakat yang
kemampuan ekonominya terbatas “low cost housing”.

Permasalahan psikologis muncul pada rumah sederhana, yaitu ketika keluarga tersebut
memiliki 2 orang anak dengan jenis kelamin berbeda, yaitu pria dan wanita. Ketika anak masih
berusia di bawah 5 tahun, permasalahan ini belum dirasakan. Ketika anak beranjak dewasa, maka
anak membutuhkan kamar yang terpisah. Pemisahan kamar untuk anak yang berbeda jenis
kelamin adalah sangat penting.

Rumah tunggal sebagai rumah tumbuh, dengan mudah orang tua menambahkan kamar
untuk salah satu anaknya. Hal ini dikarenakan pada rumah tunggal masih memiliki ruang untuk
membangun. Masalah identifikasi jenis kelamin anak dapat teratasi pada keluarga yang tinggal di
rumah tunggal. Rumah tunggal lebih mudah menyelesaikan masalahnya, apabila mereka
memiliki keuangan yang cukup.

2. Tipe Rumah Susun

Rumah susun merupakan unit-unit hunian yang terdapat pada satu bangunan secara
bertingkat atau bersusun. Penghuni tinggal di salah satu unit, dan unit lain yang bersebelahan
dihuni oleh keluarga lain. Demikian pula dengan unit diatasnya atau bawah dihuni oleh banyak
keluarga lain. Dengan demikian, di rumah susun tersebut dihuni oleh banyak keluarga dalam
bangunanya.

Masyarakat Indonesia kurang berminat untuk tinggal di rumah susun. Mereka lebih
menyukai tinggal dirumah tunggal dari pada di rumah susun.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, penghuni rumah susun harus lebih
banyak adaptisi. Penghuni harus menyesuaikan diri pada lingkungan sekitar. Hal ini dikarenakan
adanya keterbatasan penghuni untuk mengubah lingkunganya. Banyak hal-hal yang harus di
adaptasikan oleh penghuni rumah susun. Misalnya, apabila tetangga unit sebelah mendengarkan
televisi atau radio, atau alat audionya yang terdengar ke unitnya, maka dia tidak dapat melarang
atau memerintahkan supaya suaranyan dikurangi volumenya.

Interaksi sesama penghuni unit rumah susun sangatlah menarik. Tempat untuk
berinteraksi para penghuni rumah susun tidak pernah dilakukan di unit tempat tinggal mereka,
tetapi mereka lebih menyukai berinteraksi di tangga.

C. Pemukiman

Pemukiman sering menggambarkan suatu area perumahan. Area perumahan tersebut


bervariasi dari perumahan yang lengkap dengan berbagai sarana dan prasarana, hingga
perumahan yang tidak dilengkapi dengan prasarana publik. Perumahan yang dilengkapi dengan
sarana dan prasarana publik akan memiliki daya tarik tersendiri bagi calon penghuninya.
Pengembang yang baik dan peka terhadap kebutuhan calon penghuninya akan selalu mencoba
melengkapi pemukiman yang dibuatnya dengan sarana dan prasarana yang lengkap.

Pemukiman yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana publik, maka ia akan berada di
kuadran menyenangkan dan menggugah. Rumah-rumah yang dibangun berada pada kuadran
tidak menggugah dan menyenangkan. Dengan demikian, penghuni yang tinggal di daerah
pemukiman baik akan merasa tenang dan senang.

1. Aspek Sosial dalam Pemukiman

Suatu area pemukiman tidak terlepas dari masalah interaksi di antara penghuni di
pemukiman tersebut. Tingkat keeratan interaksi pada penghuni di suatu area pemukiman
merupakan suatu sekala kontinum, dari hubungan yang sangat erat hingga hubungan yang tidak
erat. Keeratan hubungan antar penghuni dapar dipengaruhi oleh kondisi pemukimanya. Luas
lahan yang dimiliki oleh penghuni dapat memengaruhi pada keeratan antara penghuni.

Perumahan di “real estate” pada umumnya jaringan sosialnya berbeda, sehingga adanya
perbedaan tersebut akan memengaruhi pada pola interaksi dalam kehidupan bertetangga. Artinya
interaksi di antara penghuni tersebut jarang terjadi, karena masing-masing penghuni berinteraksi
dengan jaringan sosialnya sendiri.

Dalam suatu pemukiman yang jarang melakukan interaksi, maka kehidupan


bertetangganya memungkinkan tidak saling kenal. Kondisi kehidupan bertetangga yang terjadi
adalah rendahnya frekuensi bertemu, mungkin saja di antara mereka tidak saling kenal, tetapi
mereka akan lebih banyak melakukan interaksi di luar pemukimanya. Namun demikian, apabila
di dalam kehidupan bertetangga di antara mereka sering berinteraksi, maka mereka akan saling
kenal satu sama lain.

Kedekatan atau kekentalan hubungan antarpenghuni yang bertetangga tersebut dapat


dilihat bagaimanakah secara fisik jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain. Semakin
dekat jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain, maka frekuensi pertemuan antar tetangga
akan lebih sering, begitu pula sebaliknya.

2. Aspek Keterjangkuan dalam Pemukiman

Pemukiman yang baik sudah tentu harus memiliki akses yang luas untuk penghuni di
pemukiman. Semakin mudah dijangkau pemukimanya akan menjadi daerah yang dipilih oleh
masyarakat yang ingin memiliki rumah. Tetapi, semakin jauh atau semakin sulit dijangkau, maka
pemukiman tersebut tidak menjadi pilihan bagi orang yang ingin memiliki rumah.

Oleh karena itu, aspek keterjangkauan suatu objek sosial harus memiliki standar,
sehingga dapat lebih objektif ketika memberikan penilain terhadap objek sosialnya.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian penulis (1995), bahwa kemampuan menjangkau
seseorang untuk mencapai jaringan sosial, harus melalui proses psikologis terlebih dahulu.
Kemampuan jangkau tidak dapat langsung menjadi tingkah laku jaringan sosial. Dengan perkata
an lain, kemampuan jangkau karena seseorang memiliki kendaraan sendiri, sudah pasti tentu
akan berbeda dengan orang yang tidak memiliki kendaraan sendiri.

Masalah keterjangkauan ini merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan oleh


pengembang pemukiman. Artinya pengembang dapat mengembangkan suatu area
permukimanya, apabila secara objektif dapat dinilai lokasinya dapat dicapai dengan mudah. Area
pemukiman ini harus memiliki berbagai akses yang mudah dijangkau oleh jaringan sosial
penghuninya. Oleh karena itu, pengembang dalam memilih area harus hati-hati. Atau
pengembang harus memiliki kreativitas yang tinggi, sehingga dapat membuat daya tarik sendiri.

Pengembang yang terlampau menekankan pada ekslusivitas, maka hanya akan menarik
kalangan tertentu saja. Contoh, pengembang yang membuat daya tarik permukinya dengan
lapangan gold, sudah pasti hanya kalangan yang senang dengan permainan golf. Walaupun tidak
semua orang yang berada strata sosial akan menyukai permainan golf. Dengan demikian, faktor
pembuatan lapangan golf pada suatu pemukiman tidak menjamin anak menarik pembeli rumah
di daerah yang dikembangkannya. Oleh karena itu, pengembang perlu mempelajari aspek
psikologis dari calon penghuni.

E. Pertanyaan Diskusi

1. Untuk mendirikan rumah yang nyaman, Munichy memaparkan, ada beberapa aspek yang
perlu diperhatikan. Pertama, soal fungsi. Fungsi rumah atau bangunan harus dibuat secara
optimal. Bangunan tersebut harus produktif, berguna, jangan sampai hanya berakhir
menjadi ruang-ruang kosong yang tidak dihuni.Fungsi ini mencakup fungsi biologis
(kamar tidur,ruang makan, dan kamar mandi), psikologis (ruang hiburan), serta sosial
(ruang tamu). Semua harus masuk dalam satu rancangan rumah. Lalu, baru perhatikan
bentuk yang berkaitan dengan estetika dan keindahan. Yang selanjutnya, adalah teknik.
Ini berhubungan dengan struktur kekuatan rumah, penggunaan material, konstruksi, dan
lain-lain. Pemanfaatan teknologi pun wajib dicermati, mulai konstruksi strukturnya
hingga material yang digunakan. Penting juga diperhatikan bagaimana agar saat bencana
alam terjadi, bangunan tidak mencederai Anda. Dengan begitu, Anda benar-benar aman
tinggal di rumah, tidak mudah hancur atau runtuh. Jangan sampai rumah tidak
menyelamatkan penghuninya.
2. Karena, apabila pembangun (developer) kreatif dalam membangun suatu pemukiman
sudah pasti pemukiman tersebut akan menjadi daerah yang dipilih oleh masyarakat yang
ingin memiliki rumah dan juga pemukiman yang baik sudah pasti tentu harus memiliki
akses yang luas untuk penghuni di pemukiman tersebut. Pengembang juga harus hati-hati
dalam memilih suatu area. Karena area yang sulit dijangkau akan sepi peminat.
3. Aspek-aspek psikologi dalam membangun suatu pemukiman, membangun pemukiman
yang menari harus menggabungkan dua kuadran psikologis, yaitu kuadran
menyenangkan dan menggungah dengan kuadran dengan kuadran menyenangkan dan
tidak menggungah. pemukiman yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana publik,
maka ia akan berada di kuadran menyenangkan dan menggungah. Penghuni yang tinggal
di daerah pemukiman baik akan merasa tenang dan senang secara psikologis.

Anda mungkin juga menyukai