Anda di halaman 1dari 12

PERCOBAAN 4

TRANSFORMATOR

LAPORAN PRAKTIKUM

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Praktikum Elektromagnetika
Yang dibina oleh Ibu Drs.Chusnana Insjaf Yoghiati, M.Pd

Oleh

AZHAR DION BAHRUDIN


180321614570

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI FISIKA
FEBRUARI 2020
PERCOBAAN 4

TRANSFORMATOR

A. TUJUAN
Dalam praktikum ini bertujuan untuk mempelajari asas kerja transformator
dan menentukan efisiensi tranformator.
B. DASAR TEORI
Listrik yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi arus
listrik searah atau Direct Current (DC) dan arus listrik bolak-balik atau Alternating
Current (AC) (Supriatna, 2014).
Jika daya listrik ditransmisikan menempuh jarak yang jauh, maka akan lebih
ekonomis jika digunakan tegangan tinggi dan arus rendah untuk meminimalkan
hilangnya daya I 2 R (daya) dalam saluran transmisi.
Tranformator merupakan alat untuk menaikkan dan menurunkan tegangan
arus bolak-balik, tidak mempunyai bagian yang bisa bergerak, alat ini bekerja dengan
prinsip dari hukum faraday tentang induksi. Perbandingan jumlah lilitan primer dan
sekunder tranformator ada dua jenis yaitu step-up dan step-down (Alfian, 2011).
Transformator yang ideal mempunyai bagian bagian yang terdiri atas dua kumparan
liitan yang berbeda, lilitan tersebut ada pada inti besi. Jika N P < N S maka
transformator itu step-up karena adanya penambahan atau tegangan primernya naik
( V S ). Bagitu pula sebaliknya disebut dengan step-down (Halliday, 2010).

Gambar 1. Trafo terdiri dari lilitan primer atau


input (kiri) dan lilitan sekunder atau output (kanan)
Dalam bentuk sederhana, sebuah trafo AC, terdiri dari atas dua buah lilitan
kawat pada inti besi, seperti pada Gambar 1. kumparan disebelah kiri, yang
terhungung engan arus bolak-balik (AC) dan jumlah lilitan N 1, disebut lilitan primer.
Lilitan sebelah kanan jumlah lilitannya N 2 dan terhubung ke resistor beban R, disebut
dengan lilitan sekunder (Serway 2010). Inti besi dari bahan ferro magnet dengan
tujuan untuk melipat gandakan atau mempermudah jalannya fluksi yang ditimbulkan
dari arus listrik yang dialirkan melalui kumparan (Andre, 2015)
C. ALAT DAN DESAIN
1. Alat dan Bahan
a) Trafo c) Power Supply

b) Voltmeter AC dan d) Lampu Pijar atau


Amperemeter AC Hambatan geser

2. Desain
Alat dan bahan yang sudah ada dirangkai dengan skema atau desain rangkaian
sebagai berikut :
Gambar 1. Skema Rangkaian
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyusun alat seperti pada gambar 1.
dengan cara menghubungkan power supply positif ke negatif pada ampere meter
kemudian positif dari amperemeter ke postif dari trafo. Sedangkan dari negatif power
supply ke negatif dari trafo, baru voltmeter diparalel antara ampere dan trafo, negatif
dengan negatif positif dengan positif.
Memvariasi trafo step-up atau step down. Mengetahui terlebih dahulu mana
bagian primer dan sekunder. Yang terhubung dengan power supply adalah primer
sedangan dengan hambatan geser adalah sekunder. Jika step-up lilitan yang digunakan
di primer 125 sedangkan di sekunder 250 maka dilihat pengukur dari volmeter dan
ampermeter di primer dan sekunder kemudian mencatatnya di tabel pengamatan. Dan
jika step-down lilitan yang digunakan di primer adalah 250 dan sekunder adalah 125
maka dilihat pengukur dari volmeter dan ampermeter di primer dan sekunder
kemudian mencatatnya di tabel pengamatan.
E. DATA PENGAMATAN
Dari percobaan yang telah diperoleh hasil data sebagai berikut:
1. Trafo Step –Up
N p=125
N s =250
No Vp (Volt) Ip (Ampere) Vs (Volt) Is (Ampere)
1 3 0.8 4 0.4
2 5 1.2 7 0.6
3 7 1.6 9.5 0.8
4 9 2 13 1
5 11 2.4 16 1.2
6 13 2.8 19 1.4
7 15 3.2 22 1.6
8 17 3.8 26 1.8
9 19 4.2 28 2
10 21 4.6 31 2.2
Tabel 1. Data hasil pengamatan Trafo Step-Up

2. Trafo Step-Down
N p=250
N s =125
No Vp (Volt) Ip (Ampere) Vs (Volt) Is (Ampere)
1 3 0.1 1.5 0.12
2 4 0.12 2 0.16
3 6 0.16 3 0.22
4 8 0.2 3.5 0.28
5 10 0.22 4.5 0.34
6 12 0.26 5.5 0.38
7 14 0.3 6 0.44
8 15 0.3 6.5 0.46
9 16 0.32 7 0.48
10 18 0.36 8 0.56
Tabel 2. Data hasil pengamatan Trafo Step-Down
Nst:
Voltmeter AC (p) = 0,25 V
Amperemeter AC (p) = 0,01 A
Voltmeter AC (s) = 0,25 V
Amperemeter AC (s) = 0,01A

F. ANALISIS DATA
Efisiensi trafo :

Ps
(η) %=
Pp

Vs ∙ Is
η= × 100 %
Vp ∙ Ip

V s,I ᶯ
s
= Vp
Ip 100 %
dengan :

 x = V P× I P

 b =
100 %
 y = V S × IS
 a =0

1. Trafo Step-Up
Dari Tabel 1, Diperoleh ralat kuadeat terkecil sebagai berikut:
No X = (VPxIP) Y = (VSxIS) X2 Y2 XY
1 2,4 1,6 5,76 2,56 3,84
2 6 4,2 36 17,64 25,2
3 11,2 7,6 125,44 57,76 85,12
4 18 13 324 169 234
5 26,4 19,2 696,96 368,64 506,88
6 36,4 26,6 1324,96 707,56 968,24
7 48 35,2 2304 1239,04 1689,6
8 64,6 46,8 4173,16 2190,24 3023,28
9 79,8 56 6368,04 3136 4468,8
10 96,6 68,2 9331,56 4651,24 6588,12
Σ 389,4 278,4 24689,88 12539,68 17593,08
(Σ)^ 151632,36 77506,56     3,1E+08

n ∑ xy−∑ x ∑ y
b=
n ∑ x 2−¿ ¿

(175930,8)−(108408,96)
b=
246898,8−151632,36

67521,84
b=
95266,44

b ¿ 0,708784
 Efisiensi (ᶯ )

ᶯ =0,708784 × 100 %

ᶯ ¿ 71 %

2 2
∑ x 2 ( ∑ y ) −2∑ x ∑ y ∑ xy +n ( ∑ xy )
Sy=
√ 1
n−2 [
∑ y 2−
n ∑ x 2−( ∑ x )
2
]
( 1,91× 109 )− (3814495012 ) + ( 3,1 ×10 9 )
Sy=
1
8 √[
12539,68−
95266,44 ]
1
Sy=
√ 8
[ 3,28951 ]

S y = √0,4112

S y =0,641239957

n
Sb =S y
√ n ∑ x2 −¿ ¿
¿

10
Sb =0,641239957
√ 95266,44

Sb =0,00657

0,00657
RR= x 100 %
0,641239957

RR=0,93%

Jadi pada percobaan pertama (Trafo Step-Up) diperoleh nilai


b=(0,6412± 0,0066) dengan ralat relatif sebesar 0,93 % (4 AP) dengan nilai
efisiensinya (ᶯ )=71 %
2. Trafo Step-Down
Dari Tabel 2, Diperoleh ralat kuadeat terkecil sebagai berikut:
No X = (VPxIP) Y = (VZxIS) X2 Y2 XY
1 0,3 0,18 0,09 0,0324 0,054
2 0,48 0,32 0,2304 0,1024 0,1536
3 0,96 0,66 0,9216 0,4356 0,6336
4 1,6 0,98 2,56 0,9604 1,568
5 2,2 1,53 4,84 2,3409 3,366
6 3,12 2,09 9,7344 4,3681 6,5208
7 4,2 2,64 17,64 6,9696 11,088
8 4,5 2,99 20,25 8,9401 13,455
9 5,12 3,36 26,2144 11,2896 17,2032
10 6,48 4,48 41,9904 20,0704 29,0304
Σ 28,96 19,23 124,4712 55,5095 83,0726
(Σ)^ 838,6816 369,7929 6901,056871

n ∑ xy−∑ x ∑ y
b=
n ∑ x 2−¿ ¿

(830,726)−(556,9008)
b=
124,712−838,6816

273,8252
b=
406,0304

b ¿ 0,6743958

 Efisiensi (ᶯ )

ᶯ =0,6743958 ×100 %

ᶯ ¿ 67 %
2 2
∑ x 2 ( ∑ y ) −2∑ x ∑ y ∑ xy +n ( ∑ xy )
Sy=
1

n−2
2
∑y −
[ n ∑ x 2−( ∑ x )
2
]
( 46028 ) −( 92526,3948 ) + ( 69010,57 )
Sy=
√[ 1
8
55,5095−
406,0304 ]
1
Sy=
√ 8
[ 0,063553278 ]

S y = √0,00794416

S y =0,089130016

n
Sb =S y
√ n ∑ x2 −¿ ¿
¿

10
Sb =0,089130016
√ 406,0304

Sb =0,013988

0,013988
RR= x 100 %
0,6743958

RR=2,074 %

Jadi pada percobaan kedua (Trafo Step-Down) diperoleh nilai


b=( 0,674 ±0,014 ) dengan ralat relatif sebesar 2,074 % (3 AP) dengan nilai
efisiensinya (ᶯ )=67 %

G. PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan yang pertama yaitu transformator set-up diperoleh
hampir mendekati teori karena diperoleh nilai b=(0,6412± 0,0066) dengan ralat

relatif sebesar 0,93 % (4 AP). Dan juga diperoleh nilai efisiensinya (ᶯ ) ¿ 71 % , serta

nilai tegangan primer yang diperoleh lebih kecil dari tegangan sekunder (V P <V S ).
Berdasarkan percobaan yang kedua yaitu transformator set-down diperoleh
hampir mendekati teori karena diperoleh nilai b=(0,6412± 0,0066) dengan ralat
relatif sebesar 0,93 % (4 AP). dengan nilai efisiensinya (ᶯ )=67 %, dan juga nilai
tegangan primer yang diperoleh lebih kecil dari tegangan sekunder (V P >V S ).

H. KESIMPULAN
Prinsip kerja dari transformator sendiri adalah sebagai berikut, pada dasarnya
transformator terdiri dari dua jenis kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan
sekunder yang dililitkan pada suatu plat besi lunak yang disebut teras trafo.
Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnet dan hanya dapat
bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC).
Asas kerja adalah mengubah tegangan suatu rangkaian listrik. Trafo step-up
dengan jumlah lilitan primernya lebih kecil dari sekunder sehingga dapat digunakan
untuk menaikan tegangan dari sumber tegangan asli. Sedangkan trafo step-down
dengan jumlah lilitan sekundernya lebih kecil dari primer sehingga dapat digunakan
menurunkan tegangan dari sumber tegangan aslinya
Ketika berbicara efisiensi tidak ada di dunia ini yang mempunyai efisiensi
ideal, seperti halnya pada trafo. Bahwa tidak ada trafo yang mempunyai efisiensi yang
ideal daya keluaran pada kumparan sekunder selalu lebih kecil dari daya masukan
pada kumparan primer. Perbandingan daya keluaran dan daya masukan inilah yang
dinamakan dengan efisiensi trafo.

I. DAFTAR RUJUKAN
Grantina S. M., Andre. (2015). Bahan Magnetik Pneyusun Inti Transformator.
Palembang : Teknik Elektro Universitas Sriwijaya.

Halliday, David dkk. (2010). Fisia dasar Edisi ke Tujuh. Jakarta : Erlangga.

Praktikum, T. I. M., Elektromagnetik. (2016). Modul Praktikum Elektromagnetik.


Malang: Fisika FMIPA UM.

Serway, Raymond A. (2010). Fisika untuk sains dan teknik. Jakarta : Salemba
Teknika.

Supriatna Toni.(2014) Belajar Mudah Merangkai Rangkaian Elektronika. Kata Pena.


J. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai