Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM ATOM DAN MOLEKUL

FRANCK HERTZ

Yang dibimbing oleh Dr. Robi Kurniawan, M.Si.

Disusun oleh:
Rizqi Dwi
200321614860

S1 PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MARET 2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ....................................................................................................... i
A. TUJUAN...................................................................................................... 1
B. DASAR TEORI........................................................................................... 1
C. ALAT DAN BAHAN .................................................................................. 3
D. GAMBAR SET ALAT PERCOBAAN ...................................................... 4
E. PROSEDUR ................................................................................................ 4
F. LEMBAR DATA ........................................................................................ 5
G. ANALISIS DATA ....................................................................................... 6
H. PEMBAHASAN DAN TUGAS................................................................... 8
I. KESIMPULAN ......................................................................................... 13
J. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 14
K. LAMPIRAN .............................................................................................. 15

i
PERCOBAAN 2
FRANCK HERTZ
A. TUJUAN
Tujuan dalam eksperimen Franck-Hertz, praktikan diharapkan mampu
mempelajari tingkat energi diskrit dalam atom dan menunjukkan tingkat
energi eksitasi pada atom.
B. DASAR TEORI
Pada tahun 1914 Franck dan Hertz melakukan eksperimen untuk
mempelajari tingkat energi diskrit dalam atom. Eksperimen ini didasarkan
pada mekanisme utama yang membangkitkan atom ke tingkat energi yang
lebih tinggi dari tanah, sehingga menyebabkan emisi radiasi oleh atom.
Mekanisme yang dipilih dalam dalam eksperimen Fanck dan Hertz adalah
teori tumbukan atom dengan partikel lain, yaitu dengan menimbulkan lucutan
listrik dalam gas bertekanan rendah, sehingga timbul medan listrik yang
mempercepat elektron dan ion atomik sampai energi kinetiknya cukup untuk
mengeksitasikan atom ketika terjadi tumbukan.[1]
Pada saat tumbukan dengan partikel lain, salah satu energi kinetik partikel
diserap oleh atom. Atom-atom dengan demikian tereksitasi kembali ke
keadaan dasar dalam rata-rata 10-8 s dengan memancarkan satu atau lebih
foton. Hasil eksperimen ini menunjukkan secara langsung bahwa tingkat
energi atomik memang ada dan tingkat-tingkat ini sama dengan tingkat-
tingkat yang terdapat pada spektrum garis.[1]

Gambar 1. Rangkaian Percobaan yang Dilakukan oleh Frank-Hertz

1
Terdapat dua mekanisme eksitasi elektron daritingkat dasar menuju
ketingkat lebih tinggi yang akan memancarkan radiasi dan menimbulkan
spektrum, mekanisme tersebut antara lain tumbukan dengan partikel
menyebabkan sebagian energi kinetik diserap. Kedua, pelepasan listrik dalam
gas rendah menciptakan medan listrik yang mempercepat elektron. Kedua
mekanisme ini digunakan untuk menyelidiki tingkat energi diskrit dalam
atom [2]. Mekanisme di atas berperan penting dalam percobaan Frank Hertz,
dalam percobaan ini elektron yang memiliki energi kurang dari nilai
minimum tertentu akan menyebabkan arus. Jika besarnya tegangan
meningkat, elektron meningkat, yang menyebabkan arus meningkat.

Gambar 2. Hasil percobaan Frank-Hertz yang menunjukkan


potensial kritis dalam uap air

Perhatikan gambar (2) yang berisi tentang grafik hasil percobaan Frank
Hertz yang menunjukkan potensial kritis dalam air raksa. Tumbukan elektron
dengan atom uap, dengan energi kekal, menyebabkan electron terpental
dalam arah yang datangnya setelah mencapai energi kritis, arus pada keeping
menurun tiba-tiba. Elektron yang bertumbukan dengan atom memberikan
sebagian atau seluruh energi kinetiknya untukmengeksitasi atom ke tingkat
energi yang lebih tinggi [2]. Franck dan Hertz menembaki uap berbagai unsur
dengan elektron yang energinya diketahui dengan rangkaian eksperimen pada
gambar 1. Perbedaan potensial kecil 𝑉0 dipasang di antara kisi dan keping
pengumpul, sehinggasetiap elektron yang mempunyai energi

2
lebih besar dari hargaminimum tertentu memberi kontribusi (sumbangan)
pada arusI yang melalui ammeter [3]. Kemampuan elektron untuk
melewatigrid dan mencapai anoda dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu: potensial
pemercepat, potensial pelawan dan keadaan tumbukan antara molekul-
molekul gas dalam tabung [4].
Konsep atom Bohr mengatakan bahwa atommemiliki tingkat energi
diskrit. Konsep Bohr ini diverifikasimelalui eksperimen Franck-Hertz yang
dilakukan pada tahun1914 dengan menembak atom yang terisolasi dengan
elektrondan menunjukkan adanya energi diskrit elektron yang hilang
bergantung pada karakteristik setiap elemen. Selain itu, mereka mampu
menunjukkan bahwa pemboman elektron dengan energi yang tepat akan
menyebabkan emisi optik pada frekuensi yang sesuai dengan energi ini.
Percobaan ini melibatkan sebuah tabung berisi gas bertekanan rendahyang
dilengkapi dengan tiga elektroda: sebuah katodamemancarkan elektron,
sebuah grid untuk percepatan, dananoda.Anoda memiliki potensial listrik
relatif sedikit negatifterhadap grid (meski pun positif dibandingkan dengan
katoda),sehingga elektron harus memiliki setidaknya energi kinetikuntuk
mencapai anoda setelah melewati grid [5].
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat dan Bahan
Set alat lengkap eksperimen Franck-Hertz dengan panel pada alat
Franck-Hertz yang digunakan, diantaranya:
1) Heater berfungsi untuk memanaskan katoda agar elektron dapat
terlepas dari katoda.
2) G1-K berfungsi untuk mengatur beda potensial antara katoda dengan
grid (kisi) ke satu.
3) G2-K berfungsi untuk mengatur beda potensial antara katoda dengan
grid (kisi) ke dua.
4) G2-P tegangan penghalang antara kisi ke dua dengan anoda
(pengumpul elektron).
5) Zero-ADJ berfungi untuk mengatur amperemeter.
6) Gain berfungsi untuk mengubah faktor penguatan dari penguat DC.

3
2. Desain Percobaan
Menyusun rangkaian seperti Gambar 1. Elektron dipancarkan dari
katode K dengan cara memanasi kemudian dipercepat dengan
menggunakan tegangan V. Sebagian dari elektron tersebut dapat melewati
grid G2 dan diperlambat dengan tegangan v. Eksitasi di perjalanan oleh
tumbukan elektron tidak akan terjadi bila V>v. Apabila terjadi eksitasi di
perjalanan oleh tumbukan elektron maka arus i akan turun.

Gambar 1. Susunan Rangkaian Alar Franck-Hertz


D. GAMBAR SET ALAT PERCOBAAN

Gambar 2. Set Alat Percobaan


E. PROSEDUR
1. Memastikan semua tombol dalam posisi minimum dan switch pada posisi
manual, internal dan meter sebelum alat dihidupkan.

4
2. Menghubungkan input dengan sumber tegangan 220 V dan mengatur
switch power ke posisi ON.
3. Menyalakan heater dan menunggunya selama 2 menit.
4. Memutar G2-K sampai menunjuk 40V, Zero ADJ menunjuk 30 µA.
Kemudian, mengatur G2-K dan Zero ADJ kembali ke posisi NOL.
5. Memutar G2-K sampai maksimum dan I akan mengalami kenaikan.
6. Mengatur switch pada posisi Auto secara perlahan.
7. Mengatur kecepatan pergerakan jarum µA kurang lebih sama dengan
jarum V menggunakan tombol GAIN.
8. Mengamati dan mengatur pergerakan jarum arus (µA) untuk melihat titik
berhenti (terdeteksi naik turun) menggunakan tombol G1-K dan G2-P
sambil memutarnya perlahan.
9. Memutar tombol G2-K ke minimum (nol) dan switch ke posisi manual.
10. Mengambil data pengukuran V dan I dengan memutar G2-K.
F. LEMBAR DATA
Variabel kontrol : Kuat arus maksimum atu kuar arus minimum (𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠/𝐼𝑚i𝑛)
Variabel bebas : Tegangan (V)
Variabel terikat : Kuat arus yang terukur (I)
Nst voltmeter : 2 Volt
Nst amperemeter : 2 µA
Tabel 1. Data Pengamatan
No. V (Volt) I (µA) 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠/𝐼𝑚i𝑛
1 6 2
2 8 8
3 10 16
4 12 21
5 14 25
6 16 29
7 18 33
8 20 33 *
9 22 22 **
10 24 23

5
11 26 40
12 28 46
13 30 55
14 32 58
15 34 62
16 36 62 *
17 38 52
18 40 46 **
19 42 54
20 44 65
21 46 74
22 48 82
23 50 88
24 52 94
25 54 94 *
Keterangan: * : 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠
** : 𝐼𝑚i𝑛
G. ANALISIS DATA
a. Metode Analisis
Pada percobaan Eksperimen Franck-Hertz menggunakan ralat satndart
deviasi dengan persamaan ragam sampelnya adalah sebagai berikut:

𝑠 = √𝑠 2
dimana,
𝑁
1
𝑠2 = ∑(𝑥1 − 𝑥)2
𝑁(𝑁 − 1)
i=1

𝑁
1
𝑠=√ ∑(𝑥1 − 𝑥)2
𝑁(𝑁 − 1)
i=1

Menghitung tegangan eksitasi 1 (𝑉𝑒1) dan eksitasi 2 (𝑉𝑒2)


- Eksitasi 1
𝑉𝑒1 = 𝑉2 − 𝑉1

6
- Eksitasi 2
𝑉𝑒2 = 𝑉3 − 𝑉2
Menghitung tegangan eksitasi rata-rata
𝑉𝑒1 + 𝑉𝑒2
𝑉
𝑒=
𝑁
Menghitung nilai ketidakpastian eksitasi
- Menggunakan standar deviasi

𝑁
1
∆𝑉𝑒 = √ ∑(𝑉𝑒i − 𝑉𝑒 )2
𝑁(𝑁 − 1)
i=1

- Kesalahan relatif
∆𝑉𝑒
𝑅𝑉𝑒 = × 100%
𝑉𝑒
Menghitung nilai energi eksitasi rata-rata
𝐸𝑒= 𝑒𝑉𝑒
Menghitung nilai panjang gelombang foton
ℎ𝑐
𝜆=
𝑒𝑉
𝑒
Menghitung nilai ketidakpastian panjang gelombang foton
∂𝜆 2 2

∆𝜆 = √| · · ∆𝑉𝑒 |
∂𝑉 3

∆𝜆 = √| ∂𝜆· ℎ𝑐· 2· ∆𝑉𝑒 |


2

∂𝑉 𝑒𝑉𝑒 3
Kesalahan relatif
∆𝜆
𝑅 = × 100%
𝜆

b. Sajian Hasil

7
Grafik Hubungan antara Tegangan (V)
dengan Kuat Arus (I)
100
90 y = 1,7104x - 3,9515
80 R² = 0,9099
70
60
I (µA)

50
40
30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60
V (Volt)

H. PEMBAHASAN DAN TUGAS


a. Pembahasan
Eksperimen Franck-Hertz yang dilakukan hampir sama dengan
eksperimen yang dilakukan oleh Franck dan Hertz yaitu elektron
meninggalkan katoda karena karena filamen yang menyebabkan
perbedaan dari potensial mereka. Percobaan ini didasarkan pada
mekanisme utama yang mengeksitasikan sebuah atom ke tingkat energi
di atas tingkat dasar, sehingga menyebabkan atom dapat memancarkan
radiasi. Eksitasi se akan terjadi jika energi elektron yang masuk sama
dengan energi eksitasi atom gas neon. Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan didapatkan data berupa tegangan (V) dan kuat arus (I). Besar
tegangan yang didapatkan pada saat 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠, yaitu 33 V, 62 V, dan 94 V.
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nilai tegangan eksitasi
sebesar (30,5 ± 1,5) V dengan kesalahan relatif sebesar 4,9% (2 AP).
Pada percobaan ini juga menunjukkan bahwa energi eksitasi yang
didapatkan 𝐸𝑒 = 48,8 × 10−19 J. Berdasarkan hasil tegangan eksitasi
yang terukur, panjang gelombang yang dihasilkan sebesar (4,06 ×
10−8 ± 0,13 × 10−8) m dengan kesalahan relatif sebesar 3,3% (2 AP).
Berdasarkan hasil data percobaan, diperoleh grafik hubungan
tegangan (V) dengan kuat arus (I). Grafik yang diperoleh tersebut hampir

8
sesuai dengan grafik yang didapatkan oleh Franck dan Hertz dalam
eksperimennya. Grafik menunjukkan bahwa arus akan meningkat seiring
dengan peningkatan, tetapi pada titik tertentu arus akan menurun. Ini
disebabkan oleh elektron yang dipercepat yang saling bertabrakan dengan
atom. Sehingga, elektron pada atom berpindah dari tingkat energi rendah
ke tingkat energi yang lebih tinggi . Pada saat puncak akan menunjukkan
bahwa tidak ada pengurangan energi elektron. Ketika arus berkurang
secara signifikan, energi yang ditransmisikan sama dengan energi yang
dibutuhkan elektron untuk menaikkan atom ke tingkat tereksitasi
terendah dan membangkitkannya kembali ke tingkat dasar berikutnya.
Sementara itu, lembah menunjukkan penurunan elektron.

Pada grafik direpresentasikan sebagai puncak dan lembah. Grafik


percobaan menunjukkan bahwa ada kenaikan dan penurunan . Ini karena
gas neon memiliki tingkat energi sedemikian rupa sehingga semua
voltase yang masuk tidak mengeksitasi elektron. Puncak dari grafik
menunjukkan aktivitas eksitasi yang besar sehingga seseorang dapat
memperkirakan tegangan untuk mencapai tingkat energi yang diperlukan
untuk dapat melakukan eksitasi yang optimal. Eksitasi akan terjadi jika
energi elektron masuk sama dengan energi eksitasi atom gas neon. Jika
energi elektron yang datang lebih kecil dari energieksitasi dari atom gas
neon maka gas neon hanya akan mengambil energi dari elektron lalu
memberi elektron tersebut energi sebagai reaksi normal dan kurangnya
energi tersebutmenjadikan hanya terjadi tumbukan elastis sehingga
elektronhanya terpental dalam arah yang berbeda dengan datangnya
tumbukan, dengan demikian energi atom neon tidak berubah. Jika energi
elektron yang masuk lebih besar daripada energi eksitasi elektron atom
gas neon, maka energi sisa tidak diserap oleh gas neon dan energi ini
akan menjadi energi kinetik yang pada akhirnya terjadi eksitasi.

9
Menurut hasil percobaan Franck-Hertz, persentase kesalahan
masih cukup besar. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa
faktor penyebab kesalahan selama praktikum. Faktor penyebab error
adalah perangkat Franck-Hertz mudah panas saat digunakan dan terdapat
beberapa masalah pada perangkat seperti arus tidak turun tidak walaupun
tegangan meningkat beberapa kali. Hal tersebut menyebabkan arus (I)
yang didapatkan masih belum akurat. Adapun faktor penyebab kesalahan
lainnya, yaitu pembacaan skala pada tegangan (V) maupun arus (I)
kurang teliti, perhitungan yang kurang cermat, dan sebagainya.
b. Tugas
1. Gambarkan grafik hubungan 𝑉 terhadap 𝐼!
Jawab:
Grafik hubungan antara tegangan (𝑉) dengan kuat arus (𝐼)
digambarkan berupa grafik sebagai berikut:

Grafik Hubungan antara Tegangan (V)


dengan Kuat Arus (I)
100
90 y = 1,7104x - 3,9515
I (µA)

80 R² = 0,9099
70
60
50
40
30
20
10
0
2. Tentukan 0besarnya10tegangan 20proses terjadinya
30 40
eksitasi 50
(penurunan 𝐼60
V (Volt)
secara drastis), energi eksitasi, serta panjang gelombang yang
dihasilkan.
Jawab:

10
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nilai tegangan eksitasi
sebesar (30,5 ± 1,5) V dengan kesalahan relatif sebesar 4,9% (2
AP). Pada percobaan ini juga menunjukkan bahwa energi eksitasi
yang didapatkan 𝐸𝑒 = 48,8 × 10−19 J. Berdasarkan hasil tegangan
eksitasi yang terukur, panjang gelombang yang dihasilkan sebesar
(4,06 × 10−8 ± 0,13 × 10−8) m dengan kesalahan relatif sebesar
3,3% (2 AP).
3. Jelaskan secara fisis sehingga dapat terjadi grafik hubungan 𝑖 − 𝑉
seperti yang ditunjukkan oleh Eksperimen Franck-Hertz diatas.
Jawab:
Grafik hubungan tegangan (𝑉) dengan kuat arus (𝐼) yang didapatkan
hampir sesuai dengan grafik yang diperoleh Franck dan Hertz dalam
eksperimennya. Pada grafik direpresentasikan sebagai puncak dan
lembah. Grafik percobaan menunjukkan bahwa ada kenaikan dan
penurunan . Hal ini dikarenakan gas neon memiliki tingkat energi
eksitasi sehingga tidak semua tegangan yang masuk mampu membuat
elektron bereksitasi. Puncak grafik menunjukkan aktivitas eksitasi
yang tinggi sehingga seseorang dapat memperkirakan tegangan untuk
mencapai tingkat energi yang diperlukan untuk dapat melakukan
eksitasi yang optimal. Eksitasi akan terjadi jika energi elektron yang
masuk sama dengan energi eksitasi atom gas neon. Jika energi
elektron yang datang lebih kecil dari energieksitasi dari atom gas
neon maka gas neon hanya akan mengambil energi dari elektron lalu
memberi elektron tersebut energi sebagai reaksi normal dan
kurangnya energi tersebutmenjadikan hanya terjadi tumbukan elastis
sehingga elektronhanya terpental dalam arah yang berbeda dengan
datangnya tumbukan, dengan demikian energi atom neon tidak
berubah. Jika energi elektron yang masuk lebih besar dari energi
eksitasi elektron atom gas neon, maka ada energi sisa yang tidak
diserap oleh gas neon dan energi ini akan menjadi energi kinetik yang
pada akhirnya terjadi eksitasi.

11
4. Sebutkan model-model atom yang anda ketahui dan sebutkan pula
kelemahannya.
Jawab:
a) Model Atom Dalton
Menurut Dalton, atom itu seperti bola yang sangat kecil. Teori
atom Dalton menjelaskan bahwa atom adalah bagian terkecil dari
unsur yang tidak dapat dibagi lagi. Beberapa teori Dalton
menjelaskan bahwa atom adalah partikel terkecil yang tidak dapat
dipecah lagi, atom dari satu unsur tidak dapat dipecah menjadi
atom unsur lain. Kelemahan model atom Dalton adalah tidak dapat
menjelaskan larutan yang dapat menghantarkan listrik tidak dapat
menjelaskan keberadaan partikel subatomik.
b) Model Atom Thomson
Menurut Thomson, atom bukanlah bagian terkecil dari unsur.
Atom terdiri dari partikel yang bermuatan positif dan negatif untuk
membentuk atom netral. Thomson membuktikan ini melalui
percobaan dengan tabung sinar katoda , dan hasil membuktikan
adanya atom bermuatan negatif dalam atom yang disebut elektron.
Kelemahan model atom Thomson adalah tidak dapat menjelaskan
jumlah atom dan susunan muatan positif dalam bola atom.
c) Model Atom Rutherford
Menurut Rutherford, atom seperti bola berongga yang terdiri dari
inti dan elektron yang mengelilinginya. Inti atom akan bermuatan
positif dan massa akan berpusat pada inti atom. Rutherford
menggambarkan model atom yang memiliki nukleus dan muatan
di sekitarnya sebagai atom yang berputar mengelilingi matahari
karena pusatnya tetap dalam orbit yang stabil. Kelemahan dari
model atom Rutherford, yaitu elektron yang mengelilingi inti
akan memancarkan energi berupa gelombang elektromagnetik
sehingga lintasannya berbentuk spiral yang mendekati intinya dan
akhirnya jatuh pada intinya, serta tidak dapat menerangkan
spektrum atom dan struktur stabil pada inti atom.

12
d) Model Atom Bohr
Niels Bohr menjelaskan bahwa atom terdiri dari sebuah orbital
yang dikelilingi oleh elektron bermuatan negatif dan inti
bermuatan positif. Atom terdiri dari banyak kulit sebagai tempat
elektron bergerak. Energi elektron atom tidak akan berkurang
karena elektron dapat berpindah dari satu jalur ke jalur lain
dengan atau melepaskan energi. Kelemahan atom Neils Bohr,
yaitu hanya dapat menjelaskan atom elektron tunggal daripada
gas hidrogen , tetapi tidak dapat menjelaskan warna atom multi
elektron.
e) Model Atom Mekanika Kuantum
Model mekanika kuantum atom adalah model atom yang paling
modern. Atom terdiri dari inti atom bermuatan positif dengan
awan elektron yang mengelilinginya. Daerah dengan
kemungkinan tertinggi ditemukannya elektron dinamakan orbital.
Menurut teori ini, terdapat empat jenis orbital, yaitu s, p, d, f.
Kelemahan model atom mekanika kuantum, yaitu sulit untuk
diterapkan dalam sistem makroskopis dengan kumpulan atom dan
persamaan yang dihasilkan 10 hanya bisa diterapkan secara eksak
untuk partikel dalam kotak serta atom yang memiliki elekron
tunggal.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan Franck-Hertz dapat disimpulkan bahwa
percobaan ini digunakan untuk tingkat energi diskrit dalam atom, di mana
energinya tidak kontinyu. Eksperimen ini didasarkan pada mekanisme yang
bisa mengeksitasikan atom ke level energi di atas tingkat dasar, sehingga
atom dapat mengeluarkan radiasi. Eksperimen Franck-Hertz memungkinkan
untuk membuktikan bahwa elektron memiliki energi minimal tertentu untuk
dapat melakukan inelastis dengan partikel atau atom lain.Energi minimum
dapat didefinisikan sebagai energi keadaan tereksitasi.
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nilai tegangan eksitasi sebesar
(30,5 ± 1,5)V dengan kesalahan relatif sebesar 4,9% (2 AP). Pada percobaan
ini juga menunjukkan bahwa energi eksitasi yang didapatkan 𝐸𝑒 = 48,8 ×
10−19 J. Berdasarkan hasil tegangan eksitasi yang terukur, panjang

13
gelombang yang dihasilkan sebesar (4,06 × 10−8 ± 0,13 × 10−8)m dengan
kesalahan relatif sebesar 3,3% (2 AP).
Pada percobaan Franck-Hertz, elektron pada atom dapat berpindah
menuju level energi yang lebih tinggi sehingga elektron mengalami eksitasi.
Hal ini dapat terjadi karena penurunan arus (I) yang diakibatkan oleh adanya
elektron yang kehilangan energinya setelah bertumbukan dengan atom.
J. DAFTAR PUSTAKA
[1] Tim Praktikum Atom dan Molekul. (2023). Modul Praktikum Atom dan
Molekul Malang. Malang: Departemen Fisika FMIPA Universitas Negeri
Malang.
[2] Beiser, A. (1981). Concepts of Modern Physics. Terjemahan The Houw
Liong. Jakarta: Erlangga
[3] Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga
[4] Beiser, A. (2000). Fisika Modern. Terjemahan The Houw Liong. Jakarta:
Erlangga
[5] Krane, Kenneth. (2008). Fisika Modern. Jakarta: Universitas Indonesia
Press.

14
K. LAMPIRAN
Lampiran 1. Proses Analisis Data
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa nilai tegangan saat 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠
adalah:
𝑉1 = 33 𝑉
𝑉2 = 62 𝑉
𝑉3 = 94 𝑉
Menghitung tegangan eksitasi 1 (𝑉𝑒1) dan eksitasi 2 (𝑉𝑒2)
Eksitasi 1
𝑉𝑒1 = 𝑉2 − 𝑉1
𝑉𝑒1 = 62 − 33
𝑉𝑒1 = 29 V
Eksitasi 2
𝑉𝑒2 = 𝑉3 − 𝑉2
𝑉𝑒2 = 94 − 62
𝑉𝑒2 = 32 V
Menghitung tegangan eksitasi rata-rata
𝑉𝑒1 + 𝑉𝑒2
𝑉
𝑒=
𝑁
29 + 32
𝑉
𝑒=
2
𝑉𝑒 = 30,5 𝑉
Menghitung nilai ketidakpastian eksitasi
Menggunakan standar deviasi

𝑁
∆𝑉𝑒 = √ 1
∑(𝑉𝑒i − 𝑉𝑒 )2
𝑁(𝑁 − 1)
i=1

𝑁
1
∆𝑉𝑒 = √ ∑[(𝑉𝑒1 − 𝑉𝑒 )2 + (𝑉𝑒2 − 𝑉𝑒 )2 ]
𝑁(𝑁 − 1)
i=1

1
∆𝑉𝑒 = √ [(29 − 30,5)2 + (32 − 30,5)2]
2(2 − 1)

15
1
∆𝑉𝑒 = √ [(−1,5)2 + (1,5)2]
2

1
∆𝑉= √ [4,5]
𝑒
2

∆𝑉𝑒 = 1,5 𝑉
- Kesalahan relative
∆𝑉𝑒
𝑅𝑉𝑒 = × 100%
𝑉𝑒
1,5
𝑅𝑉𝑒 = × 100
30.5
𝑅𝑉𝑒 = 4,9% (2 𝐴𝑃)
Jadi, nilai tegangan eksitasi adalah 𝑉𝑒 = (30,5 ± 1,5)𝑉 dengan ralat relatif
sebesar 4,9% (2 AP)
Menghitung nilai energi eksitasi rata-rata
𝐸𝑒= 𝑒𝑉𝑒
𝐸𝑒= (1,6 × 10−19 )(30,5)
𝐸𝑒= 48,8 × 10−19 J
Menghitung nilai panjang gelombang foton
ℎ𝑐
𝜆=
𝑒𝑉
𝑒
(6,63 × 10−34)(3 × 108)
𝜆=
(1,6 × 10−19)(30,5)
19,89 × 10−26
𝜆=
48,8 × 10−19
𝜆 = 0,407582 × 10−7
𝜆 = 4,06 × 10−8 m
Menghitung nilai ketidakpastian panjang gelombang foton

∆𝜆 = √|∂𝜆 · 2 · ∆𝑉𝑒 |
2

∂𝑉 3

∂𝜆 ℎ𝑐 2 2

∆𝜆 = √| · · · ∆𝑉|
∂𝑉 𝑒𝑉𝑒 3 𝑒

16
2
ℎ𝑐 2
∆𝜆 = √|− 2 · · ∆𝑉
𝑒|
𝑒𝑉𝑒 3

(6,63 × 10−34)(3 × 108) 2 2


∆𝜆 = √|− · · 1,5|
(1,6 × 10−19)(30,5)2 3

2
19,89 × 10−26 2
∆𝜆 = √|− · · 1,5|
(1488,4 × 10−19) 3

2 2
∆𝜆 = √|−(0,01336334 × 10−7) · · 1,5|
3

∆𝜆 = √|−0,01336334 × 10−7|2
∆𝜆 = 0,01336334 × 10−7 m
∆𝜆 = 0,13 × 10−8 m
Kesalahan relatif
∆𝜆
𝑅 = × 100%
𝜆
0,1336334
𝑅 = × 100
4,07582
𝑅 = 3,3% (2 𝐴𝑃)
Jadi, nilai panjang gelombang foton adalah 𝜆 = (4,06 ± 0,13) × 10−8 m
dengan ralat relatif sebesar 3,3% (2 AP).

17
Lampiran 2. Laporan Sementara

18
19
Dokumentasi

Link video praktikum:


https://drive.google.com/drive/folders/1BY-
Lqefdb3HksNZO0R1szHqQNJbjYxgV

20
1. Cek Plagiasi

21

Anda mungkin juga menyukai