Anda di halaman 1dari 13

Laporan Praktikum

Fisika Lanjutan
“RADIASI RADIOAKTIF”

Oleh:
Kelompok 4 Kelas 4B

1. Radika (11180163000048)
2. Anggie Dyah Pratiwi (11190163000054)
3. Muhammad Fakhri (11190163000058)
4. Selina Ananda (11190163000060)

24 MEI 2021
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
RADIASI RADIOAKTIF
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mempelajari karakteristik radiasi diudara dan pada medium.
2. Membandingakn besarnya intesitas absorbsi radiasi pada beberapa medium
3. Menentukan jenis bahan yang paling baik digunakan sebagai medium absorbsi.

B. DASAR TEORI
Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tidak stabil untuk
memancarkan radiasi dan berubah menjadi inti yang stabil. Proses perubahan ini
disebut peluruhan, dan inti atom yang tidak stabil disebut radionuklida. Materi yang
mengandung radionuklida disebut zat radioaktif. Radioaktif melibatkan transmitasi
unsur-unsur. Peristiwa pemancaran sinar-sinar radioktivitas dari sebuah inti atom yang
tidak mantap secara spontan disebut radioaktivitas. Gejala radioaktivitas sangat
berperan dalam pengembangan fisika nuklir.
Unsur penyusun inti atom adalah proton dan neutron. Agar proton seimbang
(stabil) dalam atom, maka gaya inti dan gaya tolak-menolak antar proton harus sama.
Jika ada penambahan proton pada inti atom, maka harus diikuti penambahan neutron.
Untuk atom dengan nomor atom lebih dari 80 (uranium) gaya tolak-menolak antar
proton tidak dapat diimbangi dengan penambahan neutron. Hal ini menyebabkan atom
uranium tidak stabil. Inti yang tidak stabil ini akan memancarkan sinar radioaktif secara
spontan. Pemancaran sinar radioaktif inilah yang disebut radioaktivitas. Unsur
radioaktivitas yang berasal dari alam disebut unsur radioaktif alami. Sedangkan unsur
radioaktif yang diciptakan manusia disebut zat radioaktif. (Krene, 2008)
Berdasarkan partikel penyusunnya, sinar radioktif dibagi menjadi tiga, yaitu
sinar alfa, beta dan sinar gamma. Radiasi yang bermuatan positif dinamai sinar alfa,
dan yang bermuatan negatif diberi nama sinar beta, sedangkan yang tidak bermuatan
dinamai sinar gamma. Radiasi sinar radioaktif tidak akan bisa dilihat secara kasat mata,
berbeda dengan sinar yang berasal dari sinar matahari atau sinar tampak lainnya.
Radiasi merupakan hasil peluruhan inti yang tidak stabil. Energi partikel
dapat dikurangi dengan melakukan medium penyerapan disekitar sumber radioaktif.
Maka sebagian energi yang dipancarkan dapat diserap jangkauan partikel radiasi alfa.
Radiasi radioaktif yang dipancarkan oleh elemen-elemen polonium dan radium
mengandung partikel-partikel, sinar-sinar alfa atau partikel-partikel alfa, sinar-sinar
beta atau partikel-partikel beta, dan sinar-sinar gamma atau partikel- partikel gamma
(Mulyono, 2003).
Detektor Geiger Muller adalah alat pencacah radiasi yang berfungsi untuk
mendeteksi dan mencacah radiasi. Detektor Geiger terdiri dari tabung silinder yang
pada pusatnya memanjang dipasang kawat anoda dan pada selubung silinder bagian
dalam dipasang kulit sebagai katoda. Detektor Geiger Muller berfungsi untuk
menentukan atau mencacah banyaknya radiasi sinar radioaktif. Cara kerja dari detektor
Geiger Muller adalah mendeteksi radiasi dari suatu sumber atau bahan radioaktif
(Arthur, 1987).
C. ALAT DAN BAHAN
NAMA ALAT DAN
NO. GAMBAR
BAHAN

Detektor Geiger Muller


1.

Penjepit
2.

Soket A
3.

Preparat Sr 90
4.

Penggaris, L=100cm
5.

Penyangga
6.

Penghubung Detektor
7.
Medium Penyerap
8.

Counter S
9.

D. LANGKAH KERJA
Attenuasi Radiasi di Udara
NO. GAMBAR LANGKAH KERJA

Menyiapkan alat dan bahan


1.

Memasang pencacah Geiger muller


2. pada penyangga

Menghubungkan Geiger Muller ke


3. Counter S

Memasang preparat Sr – 90 pada


4. penyangga
Mengatur jarak preparat Sr – 90 dan
5. Geiger muller setiap jarak 5 cm

Mengatur counter-s dengan 60 s dan


6. memulai pengukuran

Setelah counter – s berhenti,


7. mengamati data pada counter – s

Mengubah jarak preparat Sr – 90


dengan Geiger muller yang sesuai
8. modul dan mengulangi langkah dari 5 –
7

Mencatat data hasil pengamatan


9.

Radiasi pada Medium


NO. GAMBAR LANGKAH KERJA

Memasang medium alumunium pada


1. statif
Menempatkan medium diantara
2. Geiger muller dan preparat Sr – 90

Memulai pengukuran pada counter - S


3.

Mengamati data pada counter – S


4.

Mengubah ketebalan medium sesuai


modul dan mengulangi langkah pada
5.
3 dan 4

Mencatat data hasil pengamatan


6.

Perbandingan Medium Penyerap


NO. GAMBAR LANGKAH KERJA

Memasang medium besi dan


menempatkannya diantara Geiger
1.
muller dan Sr - 90
Menyalakan Counter – S
2.

Mengamati data pada counter – S


3.

Mengubah medium besi dengan


4. alumunium

Menempatkan medium diantara Geiger


muller dan preparat Sr – 90 dan
5.
melakukan kembali langkah 2 & 3

Mengubah medium menjadi timah, dan


6. melakukan kembali langkah 2 & 3

Mencatat data hasil pengamatan


7.

E. DATA PERCOBAAN
Radiasi di Udara
Jenis Radioaktif: Sr - 90
Lama Pengukuran: 60 s
Radiasi di Udara
No.
d (cm) I1 I2
1. 5 1964 1972
2. 10 272 307
3. 15 150 153
4. 20 76 99
5. 25 53 54
6. 30 33 35
7. 35 46 32
8. 40 23 42
9. 45 24 30
10. 50 22 21
Radiasi pada Medium
Jenis Radioaktif: Sr – 90
Jenis Medium Penyerap: Alumunium
Lama Pengukuran: 60 s
Radiasi di Udara
No.
d (mm) I1 I2
1. 0,5 302 329
2. 1,0 318 286
3. 1,5 271 274
4. 2,0 278 275
5. 2,5 253 255
6. 3,0 251 235
7. 3,5 250 245
8. 4,0 261 290
9. 4,5 233 263
10. 5,0 261 221

Perbandingan Medium Penyerap


Jenis Radioaktif: Sr – 90
Tebal Medium: 1 mm
Lama Pengukuran: 60 s
Radiasi di Udara
No.
Jenis Medium Penyerap I1 I2
1. Besi 261 228
2. Timah 275 237
3. Alumunium 278 285

F. ANALISIS DATA
1. Radiasi di Udara
No Log (S) Log (I) Log2(S) Log2(I) Log (S). Log (I)
1 0,69897 3,293141 0,488559 10,84478 2,301807117
2 1 2,434569 1 5,927126 2,434568904
3 1,176091 2,176091 1,383191 4,735373 2,559281909
4 1,30103 1,880814 1,692679 3,53746 2,4469949
5 1,39794 1,724276 1,954236 2,973127 2,410434224
6 1,477121 1,518514 2,181887 2,305885 2,243029216
7 1,544068 1,662758 2,384146 2,764764 2,567411233
8 1,60206 1,361728 2,566596 1,854303 2,181569685
9 1,653213 1,380211 2,733112 1,904983 2,281782496
10 1,69897 1,342423 2,886499 1,802099 2,280735868
∑ 13,54946 18,77452 19,27091 38,6499 23,70761555

Log (I) = n. Log(S) + log(I0)


y = bx + a
a. Mencari Regresi a,b,r
(∑log 𝐼)(∑ log 2 𝑆) − (∑ log 𝑆) (∑log 𝑆. log 𝐼)
𝑎=
𝑛(𝑙𝑜𝑔2 𝑆) − (log 𝑆)2
(18,775)(19,271) − (13,55)(23,708)
𝑎=
10(19,271) − (13,55)2
361,813 − 321,244
𝑎=
9,1075
40,5696
𝑎=
9,1075
𝑎 = 4,4545
𝑛 (∑log 𝑆 log 𝐼) − (∑ log 𝑆) (∑ log 𝐼)
𝑏=
𝑛(𝑙𝑜𝑔2 𝑆) − (log 𝑆)2
10(23,708) − (13,55)(18,775)
𝑏=
10(19,271) − (13,55)2
−17,321
𝑏=
9,1075
𝑏 = −1,902
𝑛 (∑log 𝑆 log 𝐼) − (∑ log 𝑆) (∑ log 𝐼)
𝑟=
√[𝑛(𝑙𝑜𝑔2 𝑆) − (log 𝑆)2 ] [𝑛(𝑙𝑜𝑔2 𝐼) − (log 𝐼)2 ]
10(23,708) − (13,55)(18,775)
𝑟=
√[10(19,271) − (13,55)2 ] [10(38,65) − (18,775)2 ]
−17,321
𝑟=
√309,65
17,321
𝑟= −
5,536
𝑟 = 3,129
b. Mencari y
y = bx + a
y = -1,902x + 4,4545

c. Grafik

Grafik Hubungan Intensitas Radiasi Terhadap


Jarak
3,5
3
Logaritma Intensitas

2,5
2
y = -1,902x + 4,4545
1,5 R² = 0,9656
1
0,5
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8
Logaritma Jarak

2. Radiasi Medium

No d (mm) ln (I) d2 ln2(I) d. ln(I)


1 0,5 5,710427 0,25 32,60898 2,855213509
2 1 5,762051 1 33,20124 5,762051383
3 1,5 5,602119 2,25 31,38374 8,403178231
4 2 5,627621 4 31,67012 11,25524223
5 2,5 5,533389 6,25 30,6184 13,83347372
6 3 5,525453 9 30,53063 16,57635882
7 3,5 5,521461 12,25 30,48653 19,32511321
8 4 5,56452 16 30,96389 22,25808163
9 4,5 5,451038 20,25 29,71382 24,52967304
10 5 5,56452 25 30,96389 27,82260204
∑ 27,5 55,8626 96,25 312,1412 152,6209878

ln (I) = -µ. d + ln(I0)


y = bx + a
a) Mencari Regresi a,b,r
(∑ln( 𝐼))(∑ d2 ) − (∑ 𝑑) (∑ 𝑑. ln(𝐼))
𝑎=
𝑛(∑ 𝑑2 ) − (∑ d)2
(55,86)(96,25) − (27,5)(152,62)
𝑎=
10(96,25) − (27,5)2
5376,525 − 4197,05
𝑎=
206,25
1179,475
𝑎=
206,25
𝑎 = 5,719
𝑛 (∑ 𝑑. ln(𝐼)) − (∑ d) (∑ ln 𝐼)
𝑏=
𝑛(∑ 𝑑2 ) − (∑ d)2
10(152,62) − (27,5)(55,86)
𝑏=
10(96,25) − (27,5)2
−9,95
𝑏=
206,25
𝑏 = −0,048
𝑛 (∑ 𝑑. ln(𝐼)) − (∑ d) (∑ ln 𝐼)
𝑟=
√[𝑛(∑ 𝑑2 ) − (∑ d)2 ] [𝑛(𝑙𝑛2 𝐼) − (ln 𝐼)2 ]
10(152,62) − (27,5)(55,86)
𝑟=
√[10(96,25) − (27,5)2 ] [10(312,141) − (55,86)2 ]
−9,95
𝑟=
√220,77
9,95
𝑟= −
14,858
𝑟 = −0,67
b. Mencari y
y = bx + a
y = -0,048x + 5,719

c. Grafik

Grafik Hubungan Intensitas Radiasi Terhadap


Tebal Plat
5,8
5,75
5,7 y = -0,048x + 5,719
ln (Intensitas)

5,65 R² = 0,6214

5,6
5,55
5,5
5,45
5,4
0 1 2 3 4 5 6
Ketebalan Plat (mm)
3. Perbandingan Medium Penyerap

Material Alumunium Besi Timah


Intensitas 281,5 244,5 256

G. PEMBAHASAN
Percobaan pertama adalah menentukan karakteristik radiasi β dan γ dari sumber
Sr-90 diudara. Eksperimen ini memperlihatkan ketergantungan intensitas radiasi
terhadap perubahan jarak. Dari data yang diperoleh didapatkan bahwa saat sumber Sr-
90 berjarak 5 cm terhadap pencacah Geiger Muller intensitas radiasi yang diperoleh
adalah 1964 dan 1972. Namun ketika Sr-90 digeser menjauhi pencacah Geiger Muller,
intensitas radiasinya juga mengalami penurunan secara berkala sehingga pada saat Sr-
90 diletakkan pada jarak 50 cm terhadap pencacah Geiger Muller, intensitas radiasinya
bernilai 22 dan 21. Jadi dapat disimpulkan bahwa karakteristik radiasi Sr-90 diudara
adalah semakin jauh jarak radioaktif maka semakin kecil intensitas radiasinya.
Percobaan kedua, radiasi pada bahan. Pada percobaan kedua ini,
memperlihatkan penurunan intensitas radiasi setelah melalui suatu medium dengan
ketebalan yang berbeda-beda. Pada percobaan ini, Sr-90 diletakkan pada jarak 5 cm
tepat didepan Geiger Muller, dengan penghalang aluminium diletakkan diantara Sr-90
dan Geiger Muller. Pada percobaan pertama, dimana tidak ada penghalang antara Sr-
90 dan Geiger Muller, intensitas radiasinya mencapai 1964 dan 1972. Namun pada saat
diberi penghalang berupa aluminium dengan ketebalan 0,5 mm, intensitas radiasinya
hanya mencapai 302 dan 329. Kemudian, saat medium aluminium diganti dengan
ketebalan 1,0 mm, intensitas radiasinya menurun kembali menjadi 318 dan 286, dengan
jarak Sr-90 dan Geiger Muller dibuat tetap. Dari hal tersebut dapat terlihat bahwa
semakin tebal medium penghalang, maka intensitas radiasi akan terus menurun.
Pada percobaan ketiga, yaitu perbandingan bahan penyerap. Dengan tebal
medium yang sama yaitu 1,0 mm, diketahui bahwa intensitas radiasi terbesar terjadi
pada medium aluminium yaitu 278 dan 285. Sedangkan intensitas radiasi terendah
dialami oleh medium Besi yaitu 261 dan 228

H. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut.
1. Jarak berhubungan dengan pencacahan sumber radioaktif semakin pendek.
2. Jarak sumber radioaktif dengan pencacah maka intensitas yang diperoleh
semakin besar dan sebaliknya jenis bahan mempengaruhi pencacahan sumber
radioaktif.
I. KOMENTAR
Kedepannya harus lebih teliti dan memahami apa yang dipraktikumkan
J. DAFTAR PUSTAKA

Belser, A. (1987). Konsep Fisika Modern Edisi Ke Empat. Jakarta: Erlangga.

Krane, K. s. (1992). FISIKA MODERN. Jakarta: Universitas Indonesia.

Mulyono. (2003). Fisika Modern. Yogyakarta: UNY Press.

Anda mungkin juga menyukai