Anda di halaman 1dari 10

Rumus-Rumus Perhitungan pada Saluran Transmisi Optik

normal

Bidang
n1
n2 Batas

Gambar 1. Pemantulan dan Pembiasan H. Snellius.

Keterangan Gambar 1:

 i adalah sudut datang.


 r adalah sudut bias.
 n1 sin i = n2 sin r
 n1 < n2 ∶ sinar dibiaskan mendekati garis normal
n1 n1
sin r = sin i → <1 → r<i
n2 n2
 n1 > n2 ∶ sinar dibiaskan menjauhi garais normal
n1 n1
sin r = sin i → > 1 → r>i
n2 n2

1. Perbedaan indeks bias antara inti dan cladding disebut indeks difference (∆).
n2
∆=1−
n1
dimana:

n1 adalah indeks bias pada medium 1 (core).


1
n2 adalah indeks bias pada medium 2 (cladding).
Nilai ∆ : 0,01 ~ 0,03 (multimedia fiber)
0,002 ~ 0,01 (single mode fiber)

2. Numerical Aperture (NA)


Pada bidang batas udara dengan fiber (inti) berlaku:
1
sin (θc ) = (n12 − n22 )1⁄2
n1

n0 sin θ0 max = n1 sin(θc )


n0 adalah indeks bias diluar fiber, apabila nilai indeks ini tidak diberikan maka nilainya
dianggap 1.
1
n0 sin θ0max = n1 . (n 2 − n22 )1⁄2
n1 1

n0 sin θ0max = (n12 − n22 )1⁄2


n0 sin θ0max = N A → N A = Numerical Aperture.

Maka: N A = (n12 − n22 )1⁄2

Bentuk lain dari persamaan NA adalah :


n2
∆ =1− … … … → ( n1 − n2 ) = n1 . ∆
n1

Untuk: n1 = n2
Maka : N A = [(n1 + n2 )(n1 − n2 )]1⁄2
N A = [(2n1 )(n1 . ∆)]1⁄2
N A = n1 [2 ∆]1⁄2 = n1 . √2 . ∆

2
Contoh Soal :
Sebuah saluran transmisi optik mempunyai indeks bias n1 = 1,55 dan n2 = 1,51.
Hitunglah : Indeks difference, N A dan θomax
Jawab:
a) Indeks Difference.
n2 1,51
∆= 1− = 1− = 0,0258
n1 1,55

b) Numerical Aperture (NA).


N A = (n12 − n22 )1⁄2 = 0,34956
c) n0 sin θ0max = N A → 1 . sin θ0max = 0,34956 → θ0max = 20,46

Mode-mode gelombang yang merambat dalam fiber:


Mode ini sebenarnya adalah kemungkinan-kemungkinan gelombang cahaya dengan sudut datang
tertentu yang memenuhi syarat-syarat interferensi maksimum saat dipantulkan oleh cladding.

Syarat-syarat agar cahaya dapat merambat dengan baik di dalam fiber yaitu:
1. Sudut datang pada cladding harus lebih besar dari sudut kritis (φ ≥ φc).
2. Sinar-sinar yang berdekatan yang datang pada cladding mengalami interferensi maksimum.

Menurut teori medan, maka mode-mode gelombang ini berkaitan dengan kondisi cut-off.
Suatu parameter yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah mode-mode gelombang ini
disebut normalized frequency atau Ѵ number.
2πa 2πa
Rumus: Ѵ= (n12 − n2 2 )1⁄2 = (N A)
λ λ

dimana:
a = jari-jari fiber.
λ = panjang gelombang cahaya.
n1 = indeks bias core.
n2 = indeks bias cladding.

3
Normalized frequency atau Ѵ number ditentukan oleh jenis mode dari gelombang elektro-
magnetik misalnya: electric mode, magnetic mode, hybrid mode dll.

Untuk single mode fiber: Ѵ≤ 2,405

Ѵ𝟐
Sedangkan jumlah mode (M) dirumuskan sbb : 𝐌 = 𝟐

Syarat single mode fiber:


1. Jari-jari fiber sekecil mungkin.
2. Indeks difference sekecil-kecilnya (< 0,002).
3. λmaksimum besar.

Contoh Soal:
Sebuah fiber mempunyai: n1 = 1,55 dan n2 = 1,51; ∆ = 0,0258; NA = 0,34956 ; θ0max = 20,46;
d = 50 m serta λ = 0,8 m.
Hitung: Ѵ dan M.
Jawab:
2πa 2π. 25 μm
Ѵ= (N A) = . 0,34956 = 68,60
λ 0,8 μm
Ѵ2 68,62
M= = = 2352,98
2 2
Dibulatkan M = 2352 (nilai dibelakang tanda koma tidak boleh/harus diabaikan).

Contoh Soal:
Sebuah fiber single mode dengan diameter 10m dan λ = 1,3 m dan mempunyai ineks bias n1 =

1,55. Hitunglah : a. ∆; b. n2 dan c. θ0max


Jawab:
2πa 2πa 2π5μm
a. Ѵ = (N A) → 2,405 = NA → 2,405 = NA → NA = 0,09952
λ λ 1,3μm

0,099 2 1
N A = n1 . √2 . ∆ → 0,09952 = 1,55 √2 ∆ → ∆ = ( 1,55 ) . 2 = 2,0398. 10−3

4
b. n2 = (1 − ∆)n1 = (1 − 2,0398. 10−3 ) 1,55 = 1,5458
c. n0 sin θ0max = N A → 1. sin θ0max = 0.09952 → θ0max = 5,7112

a. Redaman.
P
Rumus : 𝐿𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 = 10 log P in [dB]
out

10 P
α adalah redaman fiber : α = log P in [dB/km]
L out

Redaman disebabkan oleh:


1. Absorption (penyerapan enersi) → oleh material fiber.
2. Scattering (hamburan) → berpencar.
3. Bending loss → akibat tekukan fiber.

Hal yang dialami saat perambatan cahaya:


1. Redaman → penurunan kualitas (absorption energy, scattering/ hamburan, bending loss
teknik).
2. Dispersi → pelebaran pulsa (intermodal, chromatic, wave guide dispersion).

b. Dispersi yang disebut Chromatic dispersion ( material dispersion).


L d2n
∆tmat = − ( λ0 2 ) ∆λ
C dλ
d2n
= komponen yang tergantung pada jenis 𝑓𝑖𝑏𝑒𝑟 (diketahui dari pabrik)
d2λ
Koefisien Dispersi (D) di rumuskan sbb:
λ d2n ∆t
D= − . 2 = maka ∶ ∆tmat = D. ∆λ. L
C dλ ∆λL
Nilai D diberikan dari pabrik dan merupakan spesifikasi fiber, untuk λ makin besar maka D
makin kecil.
ns ps
Satuan D → [D] = atau
km.nm km.nm

5
Contoh soal :
Suatu fiber memakai sumber cahaya 0,8 m dengan spec.width (line width) 1,5 nm. Panjang
fiber 5 km, hitung berapa dispersi chromatic bila nilai D = 1,5 ns/km.nm.
Jawab:
Rumus:
∆tmat = D. ∆λ. L = 1,5 . 1,5. 5 = 11,25 ns

c. Wave Guide Dispersion


Dispersi ini timbul akibat cahaya yang merambat ditengah-tengah fiber dan dipinggir fiber
sehingga mengalami perbedaan kecepatan, untuk fiber yang ukurannya kecil maka dispersi ini
makin besar.
Dispersi ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan kedua dispersi lainnya, namun untuk single
mode fiber dimana tidak ada dispersi intermodal maka wave guide dispersi ini sedikit
berpengaruh.

n2 L ∆ d2 vb
Rumus : ∆t wg = − . Ѵ. ( dv2 ) .
C.λ0

Cahaya yang melalui fiber mengalami tiga macam dispersi, maka total dispersi dihitung sebagai
akar kuadrat jumlah dari ketiga dispersi tersebut.

2
∆t tot = √(∆t int )2 + (∆t mat )2 + (∆t wg )

t r = t w + ∆t tot
dimana:
t w = lebar pulsa yang ditranmisi
t r = lebar pulsa yang diterima
t tot = total dispersi

1
Data Rate (Bit Rate): B = tr

6
1
Karena ∆t tot >> t w maka : : B = ∆ttot

Agar tidak terjadi overlap dan tidak terjadi error, maka rumus Bit Rate dituliskan menjadi:
1
B= [bit⁄s]
5 . ∆t tot

Contoh soal:
Single mode fiber panjang 12,5 km pada λ = 1,3 m, mempunyai dispersi material 2,81 ns,
dispersi wave guide 0,5 ns. Bila lebar pulsa yang dikirim 0,5 ns, hitung:
a. Berapa lebar pulsa ynag diterima.
b. Berapa Bit Rate.
Jawab:
2
∆t tot = √(∆t mat )2 + (∆t wg ) = √(2,81)2 + (0,5)2 = 2,85 ns

a. t r = t w + ∆t tot = 0,5 + 2,85 = 3,35 ns


1 1
b. B = = = 0,0702 . 109 = 70,2 Mbit/s
∆ttot 5.2,85.10−9

Transmission Line.
Data-data yang dibutuhkan untuk analisa transmission line adalah:
1. Jarak transmisi.
2. Date Rate atau channel BW.
3. Bit Error Rate (BER) → kualitas.
Untuk merancang jaringan harus memilih komponen-komponen serta karakteristik agar
mendapatkan performance dan cost yang sesuai dengan performance yang ditetapkan.

Fiber Optic: single mode atau multi mode.


1. Core size.
2. Index Profile.
3. Redaman fiber.
4. N A.

7
Sumber cahaya :
Light Emitting Diode (LED) atau Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation
(LASER):
1. Emission wave length.
2. Spectral width/ line width.
3. Output power.
4. Effective radiating area.
5. Emission pattern.

Detector cahaya:
Positive Intrinsic Negative (PIN) dan Avatanche Photo Diode (APD):
1. Responsivity.
2. Operating wave length.
3. Speed response.
4. Sensitivity.

Untuk menentukan performance digunakan dua macam analisa yaitu:


1. Analisa Power Budget.
2. Analisa Rise Time Budget. → data speed/bit rate.

Sensitivity detector: daya minimal yang masih dapat dideteksi oleh detector dan dinyatakan
dalam satuan dBm (contoh: - 32 dBm).

Link Power Budget.


Misalkan total losses adalah PT.
Losses ini meliputi :
1. Cable attenuation (αf ) [dB/km].

2. Connector losses (𝑙𝑐 ) [dB].

3. Splice losses (𝑙𝑠𝑝 ) [dB].


4. System Margin (M) [dB].
8
Rumus : 𝑃𝑇 = 𝑚. 𝑙𝑐 + 𝑛. 𝑙𝑠𝑝 + 𝐿. 𝛼𝑓 + 𝑀
dimana:
m = jumlah konektor
n = jumlah splice
L = panjang fiber
M = system margin

System margin adalah losses tak terduga ditambahkan pada total losses untuk mengantisipasi
penurunan performance system dan biasa ditentukan besarnya yaitu: 6 sd 8 dB dan alat yang
digunakan untuk memeriksa besar losses pada jaringan yaitu Optical Time Domain Reflection
(OTDR).

Bila daya sumber adalah Ps dengan satuan [dBm] dan sensitivitas adalah PR dengan satuan
[dBm], maka : 𝑃𝑇 = 𝑃𝑆 − 𝑃𝑅

Contoh soal:
Sebuah jaringan fiber optic point to point terdiri dari tiga buah splice masing-masing loses 0,5
dB dan dua buah konektor masing-masing loses 0,6 dB serta redaman fiber yang digunakan 1,5
dB/km. Bila daya sumber cahaya 100 watt dan sensitivitas detektor -32 dBm, M = 6 dB, berapa
panjang fiber tanpa repeater?
Jawab:
PS 100 . 10−3
Ps = 10 log = 10 log = −10 dBm
1 mw 1

PT = PS − PR = −10 − (−32) = 22 dB

PT = m. lc + n. lsp + L. αf + M → 22 = 2. 0,6 + 3. 0,5 + L 1,5 + 6


22 = 2. 0,6 + 3. 0,5 + L 1,5 + 6 → 13,3 = 1,5 L → L = 8,87 km

9
Catatan:
→ (dBm – dBm = dB)
Bukti:
P1 [dBm] = 10 log P1/1mw.
P2 [dBm] = 10 log P2/1mw. –
10 log P1/1mw - 10 log P2/1mw = 10 log P1/ P2 [dB].

Rise Time Budget


2 1⁄2
Rumus: t sys = (∑n
i=1 t1 )

Rise time ditentukan oleh empat elemen dasar jaringan, rise time membatas speed data:
1. Transmitter rise time (𝑡𝑡𝑥 ).
2. Intermodal dispersion (𝑡𝑚𝑜𝑑 ).
3. Material dispersion (𝑡𝑚𝑎𝑡 ).
4. Receiver rise time (𝑡𝑟𝑥 ).

Rumus menjadi :
1⁄
2 2 2 2 2
t sys = (t tx + t mod + t mat + t rx )
Dalam perancangan jaringan Rise time (tsys) tidak boleh lebih dari 70% bit period untuk data
NRZ dan 35% bit period untuk data RT.

10

Anda mungkin juga menyukai