normal
Bidang
n1
n2 Batas
Keterangan Gambar 1:
1. Perbedaan indeks bias antara inti dan cladding disebut indeks difference (∆).
n2
∆=1−
n1
dimana:
Untuk: n1 = n2
Maka : N A = [(n1 + n2 )(n1 − n2 )]1⁄2
N A = [(2n1 )(n1 . ∆)]1⁄2
N A = n1 [2 ∆]1⁄2 = n1 . √2 . ∆
2
Contoh Soal :
Sebuah saluran transmisi optik mempunyai indeks bias n1 = 1,55 dan n2 = 1,51.
Hitunglah : Indeks difference, N A dan θomax
Jawab:
a) Indeks Difference.
n2 1,51
∆= 1− = 1− = 0,0258
n1 1,55
Syarat-syarat agar cahaya dapat merambat dengan baik di dalam fiber yaitu:
1. Sudut datang pada cladding harus lebih besar dari sudut kritis (φ ≥ φc).
2. Sinar-sinar yang berdekatan yang datang pada cladding mengalami interferensi maksimum.
Menurut teori medan, maka mode-mode gelombang ini berkaitan dengan kondisi cut-off.
Suatu parameter yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah mode-mode gelombang ini
disebut normalized frequency atau Ѵ number.
2πa 2πa
Rumus: Ѵ= (n12 − n2 2 )1⁄2 = (N A)
λ λ
dimana:
a = jari-jari fiber.
λ = panjang gelombang cahaya.
n1 = indeks bias core.
n2 = indeks bias cladding.
3
Normalized frequency atau Ѵ number ditentukan oleh jenis mode dari gelombang elektro-
magnetik misalnya: electric mode, magnetic mode, hybrid mode dll.
Ѵ𝟐
Sedangkan jumlah mode (M) dirumuskan sbb : 𝐌 = 𝟐
Contoh Soal:
Sebuah fiber mempunyai: n1 = 1,55 dan n2 = 1,51; ∆ = 0,0258; NA = 0,34956 ; θ0max = 20,46;
d = 50 m serta λ = 0,8 m.
Hitung: Ѵ dan M.
Jawab:
2πa 2π. 25 μm
Ѵ= (N A) = . 0,34956 = 68,60
λ 0,8 μm
Ѵ2 68,62
M= = = 2352,98
2 2
Dibulatkan M = 2352 (nilai dibelakang tanda koma tidak boleh/harus diabaikan).
Contoh Soal:
Sebuah fiber single mode dengan diameter 10m dan λ = 1,3 m dan mempunyai ineks bias n1 =
0,099 2 1
N A = n1 . √2 . ∆ → 0,09952 = 1,55 √2 ∆ → ∆ = ( 1,55 ) . 2 = 2,0398. 10−3
4
b. n2 = (1 − ∆)n1 = (1 − 2,0398. 10−3 ) 1,55 = 1,5458
c. n0 sin θ0max = N A → 1. sin θ0max = 0.09952 → θ0max = 5,7112
a. Redaman.
P
Rumus : 𝐿𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 = 10 log P in [dB]
out
10 P
α adalah redaman fiber : α = log P in [dB/km]
L out
5
Contoh soal :
Suatu fiber memakai sumber cahaya 0,8 m dengan spec.width (line width) 1,5 nm. Panjang
fiber 5 km, hitung berapa dispersi chromatic bila nilai D = 1,5 ns/km.nm.
Jawab:
Rumus:
∆tmat = D. ∆λ. L = 1,5 . 1,5. 5 = 11,25 ns
n2 L ∆ d2 vb
Rumus : ∆t wg = − . Ѵ. ( dv2 ) .
C.λ0
Cahaya yang melalui fiber mengalami tiga macam dispersi, maka total dispersi dihitung sebagai
akar kuadrat jumlah dari ketiga dispersi tersebut.
2
∆t tot = √(∆t int )2 + (∆t mat )2 + (∆t wg )
t r = t w + ∆t tot
dimana:
t w = lebar pulsa yang ditranmisi
t r = lebar pulsa yang diterima
t tot = total dispersi
1
Data Rate (Bit Rate): B = tr
6
1
Karena ∆t tot >> t w maka : : B = ∆ttot
Agar tidak terjadi overlap dan tidak terjadi error, maka rumus Bit Rate dituliskan menjadi:
1
B= [bit⁄s]
5 . ∆t tot
Contoh soal:
Single mode fiber panjang 12,5 km pada λ = 1,3 m, mempunyai dispersi material 2,81 ns,
dispersi wave guide 0,5 ns. Bila lebar pulsa yang dikirim 0,5 ns, hitung:
a. Berapa lebar pulsa ynag diterima.
b. Berapa Bit Rate.
Jawab:
2
∆t tot = √(∆t mat )2 + (∆t wg ) = √(2,81)2 + (0,5)2 = 2,85 ns
Transmission Line.
Data-data yang dibutuhkan untuk analisa transmission line adalah:
1. Jarak transmisi.
2. Date Rate atau channel BW.
3. Bit Error Rate (BER) → kualitas.
Untuk merancang jaringan harus memilih komponen-komponen serta karakteristik agar
mendapatkan performance dan cost yang sesuai dengan performance yang ditetapkan.
7
Sumber cahaya :
Light Emitting Diode (LED) atau Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation
(LASER):
1. Emission wave length.
2. Spectral width/ line width.
3. Output power.
4. Effective radiating area.
5. Emission pattern.
Detector cahaya:
Positive Intrinsic Negative (PIN) dan Avatanche Photo Diode (APD):
1. Responsivity.
2. Operating wave length.
3. Speed response.
4. Sensitivity.
Sensitivity detector: daya minimal yang masih dapat dideteksi oleh detector dan dinyatakan
dalam satuan dBm (contoh: - 32 dBm).
System margin adalah losses tak terduga ditambahkan pada total losses untuk mengantisipasi
penurunan performance system dan biasa ditentukan besarnya yaitu: 6 sd 8 dB dan alat yang
digunakan untuk memeriksa besar losses pada jaringan yaitu Optical Time Domain Reflection
(OTDR).
Bila daya sumber adalah Ps dengan satuan [dBm] dan sensitivitas adalah PR dengan satuan
[dBm], maka : 𝑃𝑇 = 𝑃𝑆 − 𝑃𝑅
Contoh soal:
Sebuah jaringan fiber optic point to point terdiri dari tiga buah splice masing-masing loses 0,5
dB dan dua buah konektor masing-masing loses 0,6 dB serta redaman fiber yang digunakan 1,5
dB/km. Bila daya sumber cahaya 100 watt dan sensitivitas detektor -32 dBm, M = 6 dB, berapa
panjang fiber tanpa repeater?
Jawab:
PS 100 . 10−3
Ps = 10 log = 10 log = −10 dBm
1 mw 1
PT = PS − PR = −10 − (−32) = 22 dB
9
Catatan:
→ (dBm – dBm = dB)
Bukti:
P1 [dBm] = 10 log P1/1mw.
P2 [dBm] = 10 log P2/1mw. –
10 log P1/1mw - 10 log P2/1mw = 10 log P1/ P2 [dB].
Rise time ditentukan oleh empat elemen dasar jaringan, rise time membatas speed data:
1. Transmitter rise time (𝑡𝑡𝑥 ).
2. Intermodal dispersion (𝑡𝑚𝑜𝑑 ).
3. Material dispersion (𝑡𝑚𝑎𝑡 ).
4. Receiver rise time (𝑡𝑟𝑥 ).
Rumus menjadi :
1⁄
2 2 2 2 2
t sys = (t tx + t mod + t mat + t rx )
Dalam perancangan jaringan Rise time (tsys) tidak boleh lebih dari 70% bit period untuk data
NRZ dan 35% bit period untuk data RT.
10