SMK/MAK
jilid 1
OPERASI DAN
PEMELIHARAAN
TRANSMISI RADIO
REDAKSIONAL
Pengarah :
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran
Penulis :
Fanda Lyta Suzanayanti
Mubarak Haris
Pengendali Mutu :
Winih Wicaksono
Penyunting:
Rais Setiawan
Erna Fauziah
Editor :
Nur Aini Farida
Desain Sampul :
Sonny Rasdianto
Layout/Editing :
Ratna Murni Asih
Indah Mustika Ar Ruum
Intan Sulistyani Widiarti
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI iii
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
KA TA PENGANTAR
Dalam menyediakan referensi materi pembelajaran bagi guru dan peserta didik di
SMK, Direktorat Pembinaan SMK berupaya menyediakan bahan ajar kejuruan yang sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran di SMK pada mata pelajaran C2 dan CJ dari 142
kompetensi keahlian yang ada pada Perdirjen Dikdasmen Nomor 06/D.
DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum Keahlian SMK/MAK dan Struktur
Kurikulum 2013 sesuai Perdirjen Dikdasmen Nomor 07/D.DS/KK/2018 tanggal 7 Juni
2018 ten tang Struktur Kurikulum SMK/MAK.
Bah an ajar yang disusun pad a tahun anggaran 2019 diharapkan dapat
rnenumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik maupun guru kejuruan di SMK. Karena
bahan ajar yang telah disusun ini selain menyajikan materi secara tertulis, juga dilengkapi
dengan beberapa materi yang bersifat interaktifdengan penggunaan tautan pencarian yang
dapat mernperluas pernahaman individu yang menggunakannya.
Bahan ajar kejuruan yang disusun pada tahun 2019 ini disusun oleh para guru
kejuruan di SMK yang telah berpengalalaman menyelenggarakan proses pembelajaran
sesuai dengan kompetensi keahlian masing-rnasing. Oleh karena itu, diharapkan dapat
menjadi referensi bagi guru yang mengarnpu m a t a pelajaran yang sama pada program
keahlian sejenis di SMK seluruh Indonesia.
Kepada para guru penyusun bahan ajar kejuruan yang telah mendedikasikan waktu,
kompetensi, clan perhatiannya, Direktorat Pembinaan SMK menyampaikan ucapan
terimakasih. Diharapkan karya ini bukan merupakan karya terakhir, namun seterusnya akan
dilanjutkan dengan karya-karya berikutnya, sehingga SMK rnempunyai guru-guru yang
procluktif dan kreatif dalam menyumbangkan pemikiran, potensi dan kornpetensinya bagi
pengembangan pernbelajaran di SMK.
TEKNIK TRANSMISI
iv TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PRAKATA
PRAKATA
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunianya kami
dapat menyelesaikan pembuatan buku pengangan bagi siswa dan siswi Kompetensi
Keahlian Teknik Transmisi Telekomunikasi dengan judul “Operasi dan Pemeliharaan
Transmisi Radio Jilid I Kelas XI untuk SMK”.
Operasi dan Pemeliharaan Transmisi Radio dalam era digital memiliki peranan
penting bagi penggunaanya serta sebagai wadah dalam melakukan komunikasi
antara dua orang tau lebih di lain tempat baik dalam bentuk suara, video, gambar,
data yang dilakukan secara individu ataupun secara berkelompok. Komunikasi
dengan menggunakan gelombang radio menjadi sangat efisien dengan fleksibilitas
serta mobilitas yang tinggi sehingga dimana pun pengguna berada, dapat melakukan
layanan yang diinginkan.
Buku Operasi dan Pemeliharaan Transmisi Radio Kelas XI Jilid I ini banyak membahas
tentang hal penunjang yang ada pada proyek telekomunikasi, seperti operasi
pemeliharaan dan perencanaan. Materi dalam buku ini dibagi dalam dua semester
dan sepuluh bab. Buku ini menjelaskan tetang dasar -dasar komuniasi radio yang
didominasi dengan operasi dan pemeliharaan serta perencanaan komunikasi radio.
Buku ini merangkum banyak hal mengenai dasar komunikasi radio, teknik modulasi
yang digunakan, peralatan yang digunakan dari pengirim sampai ke penerima,
perencanaan komunikasi radio, perhitugan link budget hingga pada sistem proteksi
dari sistem komunikasi radio.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian buku Buku Operasi dan Pemeliharaan Transmisi Radio Kelas XI Jilid I ini.
Semoga buku ini bermanfaat dan bisa dijadikan sebagai pegangan dalam melakukan
pembelajaran bagi siswa SMK atau para pembaca untuk menambah ilmu pengetahuan.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI v
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................... iv
PRAKATA...........................................................................................................................................................v
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................................................ix
DAFTAR TABEL............................................................................................................................................. xii
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU......................................................................................................... xiii
PETA KONSEP BUKU................................................................................................................................... xv
APERSEPSI...................................................................................................................................................xvii
TEKNIK TRANSMISI
vi TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
DAFTAR ISI
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI vii
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
DAFTAR ISI
TEKNIK TRANSMISI
viii TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI ix
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
TEKNIK TRANSMISI
xii TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PETUNJUK
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU PENGGUNAAN BUKU
Selalu kupanjatkan rasa syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan pemilik
segala yang ada di muka bumi alam semesta, yang selalu memberikan kesehatan dan
petunjuk-Nya dalam menyelesaikan buku pembelajaran ini.
Buku ini merupakan buku pelajaran Operasi dan Pemeliharaan Transmisi Radio yang
diharapkan dapat menjadi panduan untuk memperkaya dan meningkatkan penguasaan
pengetahuan serta keterampilan peserta didik. Penulis beranggapan bahwa buku ini
penting bagi peserta didik TKPI. Penulis juga memberikan saran kepada para peserta
didik agar memperhatikan beberapa hal antara lain :
1. Paling awal bacalah terlebih dahulu bagian Tujuan Pembelajaran setiap bab yang
akan kalian baca; hal ini berfungsi untuk mengetahui secara singkat hal-hal yang
akan dicapai pada bab yang dipelajari. Setelah itu lihatlah bagian Peta Konsep
untuk mengetahui peta-peta materi yang akan dipelajari.
2. Bacalah buku ini dengan teliti, apabila ada yang masih kurang paham, bisa
didiskusikan dengan guru pengampu kompetensi ini.
3. Bagian Cakrawala dapat kalian baca untuk mengisi kegiatan Literasi agar dapat
menambah wawasanmu.
4. Setiap akhir bab dilengkapi tes kompetensi yang dapat digunakan sebagai
parameter penguasaan materi bagi kalian.
Setelah kalian menyelesaikan tes kompetensi atau penilaian harian, jika Anda
merasa belum menguasai 75% dari setiap kegiatan, maka Anda dapat mengulangi
untuk mempelajari materi yang ada dalam buku ini.
Buku ini terdapat bagian-bagian untuk memperkaya dan menguji pengetahuan
dan keterampilanmu. Adapun bagian-bagian tersebut adalah:
Jelajah Internet Fitur yang dapat digunakan peserta didik untuk menam-
bah sumber belajar dan wawasan. Menampilkan link sum-
ber belajar dan QR Code disediakan untuk memudahkan
kalian mengakses QR Code Scanner yang tersedia ap-
likasinya di smartphone kalian.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI xiii
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PETUNJUK
PENGGUNAAN BUKU
Tugas Mandiri Kegiatan yang bertujan untuk melatih peserta didik dalam
memahami suatu materi dan dikerjakan secara individu.
TEKNIK TRANSMISI
xiv TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PETA KONSEP
PETA KONSEP BUKU BUKU
SEMESTER GASAL
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI xv
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PETA KONSEP
BUKU
SEMESTER GENAP
BAB VI PERENCANAAN
KOMUNIKASI RADIO I BAB VII PERENCANAAN
A. Propagasi Gelombang Radio KOMUNIKASI RADIO II
B. Line of Sight /LOS A. Base Transceiver Station (BTS)
C. Freshnel Zone B. Line of Sight (LoS)
D. Indeks Permukaan Bumi (K) C. Daerah Fresnel (Fresnel Zone)
E. Obstacle D. Faktor Kelengkungan Bumi.
F. Perhitungan Ketinggian E. Survei Line of Sight (LoS)
Antena F. Study Map
G. Proses Perencanaan G. Penentuan Tinggi Antena BTS
Komunikasi Radio
TEKNIK TRANSMISI
xvi TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
APERSEPSI
APERSEPSI
Operasi dan Pemeliharaan Transmisi Radio merupakan salah satu jenis aktivitas
trasmisi dalam dunia telekomunikasi dengan menggunakan radiasi gelombang
elektromagnetik jenis gelombang radio pada spektrum frekuensi mulai dari 103 hingga
1010 Hz. Banyak sebutan dari jaringan transmisi seperti jaringan transport, jaringan
akses, atau jaringan konektivitas. Banyak gelombang pembawa yang digunakan dalam
transmisi baik yang merambat melalui wireline ataupun wireless. Istilah wireless lebih
populer dibanding dengan wireline, dan banyak alasan di dalamnya yang membuat
kondisi wireless menjadi lebih dikenal terutama biaya peralatan berkurang dan
instalasi lebih mudah dibanding wireline.
Yang harus dipahami dan diingat adalah tidak semua sistem komunikasi radio
adalah point – to – point dan sebaliknya tidak semua sistem point – to – point adalah
komunikasi radio. Apakah perbedaan antara operasi, pemeliharaan dan perencanaan?
Meskipun terdapat perbedaan yang sangat signifikan, dalam projek telekomunikasi
aktivitas tersebut saling melengkapi dalam proses pembangunan jaringan sistem
komunikasi radio. Detail dan perhitungan dari point – to – point sistem komunikasi
radio juga contoh perhitungan menjadi hal yang harus diperhitungan pada isi buku ini.
Contoh perhitungan yang jelas serta terinci menjadi keunggulan buku ini.
Buku jilid I Operasi dan Pemeliharaan Transmisi Radio sangat dianjurkan untuk
dijadikan pegangan untuk siswa siswi Sekolah Menengah Kejuruan yang mengambil
Kompetensi Keahlian Teknik Transmisi Telekomunikasi pada Program Keahlian Teknik
Telekomuniksi di Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi. Materi dalam buku ini
dibagi dalam dua semester dan sepuluh bab. Buku ini menjelaskan tentang dasar
-dasar komunikasi radio yang didominasi dengan operasi dan pemeliharaan serta
perencanaan komunikasi radio. Buku ini merangkum banyak hal mengenai dasar
komunikasi radio, teknik modulasi yang digunakan, peralatan yang digunakan dari
pengirim sampai ke penerima, perencanaan komunikasi radio, perhitugan link budget
hingga pada sistem proteksi dari sistem komunikasi radio.
Penulis
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI xvii
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
BAB
DASAR KOMUNIKASI RADIO I
BAB I DASAR KOMUNIKASI RADIO
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
DASAR
B. Peralatan Komunikasi Radio
KOMUNIKASI RADIO
KATA KUNCI
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 1
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PENDAHULUAN
Sistem komunikasi pada dasarnya adalah himpunan perangkat keras dan perangkat
lunak yang dirancang untuk mengomunikasikan informasi dari suatu lokasi ke lokasi
lain. Sistem komunikasi tersebut bisa mengirimkan informasi dalam bentuk teks,
grafik, suara, atau tampilan peraga (video). Komponen yang dianggap penting dalam
suatu sistem komunikasi adalah:
1. Komputer untuk memproses data menjadi informasi.
2. Terminal atau perangkat input/output lainnya yang dapat mengirim atau
menerima data.
3. Saluran komunikasi yang mengalirkan informasi dari perangkat sender ke
perangkat receiver dalam suatu jaringan.
4. Communication processor yang memberikan dukungan fungsi kepada transmisi
dan penerimaan data. Bentuknya antara lain adalah modem, multiplexer, front-
end processor, controller.
5. Communication software (perangkat lunak komunikasi) yang berfungsi sebagai
pengendali kegiatan input dan output serta mengelola fungsi lain jaringan
komunikasi.
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK TRANSMISI
2 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Jika diperhatikan lebih lanjut, maka terdapat beberapa hal yang menjadi
perhatian, yaitu : Modulator dan Demodulator (Detector), Oscillator, Up / Down
Converter, Penguat, Modulasi (akan dibahas tersendiri), Antenna, Mixer and
Combiner, Branching and Feeder, Tuner, Filter dan Saluran Transmisi.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 3
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK TRANSMISI
4 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
8. Tuner.
Tuner adalah subsistem yang menerima transmisi frekuensi radio (RF)
seperti siaran radio dan mengubah frekuensi pembawa yang dipilih dan
bandwidth terkait menjadi frekuensi tetap yang cocok untuk diproses lebih
lanjut, biasanya karena frekuensi yang lebih rendah digunakan pada output.
Transmisi siaran FM / AM biasanya mengumpan frekuensi menengah ini
(IF) langsung ke demodulator yang mengubah sinyal radio menjadi sinyal
frekuensi audio yang dapat dimasukkan ke amplifier untuk menggerakkan
pengeras suara .
Transmisi yang lebih kompleks seperti PAL / NTSC (TV), DAB (radio digital),
DVB-T / DVB-S / DVB-C (TV digital) dll. Menggunakan bandwidth frekuensi
yang lebih luas, seringkali dengan beberapa subcarrier. Ini dikirim di dalam
penerima sebagai frekuensi menengah (IF). Langkah selanjutnya biasanya
untuk memproses subcarrier seperti transmisi radio nyata atau untuk
mengambil sampel seluruh bandwidth dengan A / D pada tingkat yang lebih
cepat daripada tingkat Nyquist yang setidaknya dua kali frekuensi IF.
9. Filter Frekuensi.
Filter dari kata itu sendiri adalah penyaring. Berfungsi untuk menyaring
sesuatu agar mendapatkan apa yang kita inginkan. Filter yang berfungsi
untuk menyaring frekuensi sehingga hanya mendapatkan frekuensi yang
kita inginkan.
Filter Aktif adalah Rangkaian filter yang menggunakan komponen-komponen
elektronik aktif. Komponen aktif ialah jenis komponen elektronika yang
memerlukan arus listrik agar dapat bekerja dalam rangkaian elektronika yang
dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik, serta dapat mengubah
energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Seperti OP-AMP, dan transistor.
Filter Pasif adalah rangkaian filter yang menggunakan komponen-komponen
pasif saja. Komponen pasif adalah jenis komponen elektronika yang
bekerja tanpa memerlukan arus listrik sehingga tidak bisa menguatkan dan
menyearahkan sinyal listrik serta tidak dapat mengubah suatu energi ke
bentuk lainnya, seperti Resistor, Kapasitor, dan Induktor,
LPF (Low Pass Filter). Filter yang hanya melewatkan frekuensi rendah Ex :
pada speaker untuk digunakan sebagai output frekuensi rendah.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 5
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
HPF (High Pass Filter). Filter yang hanya melewatkan frekuensi tinggi
Band Pass Filter (BPF) filter yang melewatkan frekuensi tertentu dan tidak
melewatkan frekuensi lain. Ex : Digunakan pada radio untuk menerima
frekuensi tertentu.
BSF (Band Stop Filter). Filter yang memilih frekuensi tertentu untuk tidak
dilewatkan dan melewatkan frekuensi lain. Contohnya digunakan untuk
menghilangkan frekuensi yang tidak diinginkan, misalnya rangkaian kita
menghasilkan noise pada frekuensi 10 KHz maka untuk menghilangkannya
dapat menggunakan BSF agar noise tersebut hilang.
TEKNIK TRANSMISI
6 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 7
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Perhimpunan Telekomunikasi Internasional (International Telecommunication
Union) yang selanjutnya disingkat ITU adalah badan khusus Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) yang menangani bidang telekomunikasi termasuk di dalamnya
urusan komunikasi radio. Peraturan Radio (Radio Regulations) adalah peraturan
mengenai Spektrum Frekuensi Radio yang ditetapkan oleh ITU berdasarkan
hasil World Radio Communication Conference ITU. ITU menggolongkan spektrum
frekuensi radio secara berkesinambungan dari frekuensi radio 3 kHz sampai
dengan 3000 GHz dan membaginya menjadi 9 (sembilan) rentang pita frekuensi
radio
Tabel 1. 1 Frekuensi Radio dan Panjang Gelombang
TEKNIK TRANSMISI
8 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
LEMBAR PRAKTIKUM
B. Peralatan
1. Personal Computer
2. Koneksi internet (on line)
C. Langkah percobaan
1. Low Pass Filter
Pergunakan PC untuk mengakses dengan link berikut https://www.etti.
unibw.de/labalive/my/
1.1 Untuk memanggil filter low pass, click launch pada step 4.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 9
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
1.4 Kemudian akan muncul gambar kerja yang kita masukkan via teks di
nomor 3.
1.5 Pada box low pass filter right click dan ubah nilai cut off frekuensi
dengan tanda panah ke kanan.
TEKNIK TRANSMISI
10 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
1.6 Click lingkaran sebagai masukan filter, maka akan muncul setting sumber
yang akan digunakan sebagai masukan filter. Pilihkan Waveformnya ke
bentuk Laplace distributed untuk membuat plot response frekuensi filter.
1.7 Untuk menganalisis keluaran filter, click kanan pada garis keluaran filter
dan pilihlah spectrum analyser.
1.8 Kemudian muncul tampilan spectrum analyser. Click kanan pada tampilan
spectrum analyser untuk melakukan setting display spectrum analyser.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 11
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
Dari gambar keluaran filter low pass, didapatkan respon yang meloloskan
frekuensi di bawah 0.58 MHz dan meredam di atas frekuensi tersebut.
2. Up converter
Pergunakan PC untuk mengakses dengan link berikut https://www.etti.
unibw.de/labalive/my/.
Ketiklah command berikut yang berarti untuk membuat rangkaian up
converter dengan frekuensi carrier 100 MHz.
TEKNIK TRANSMISI
12 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
Click launch my simulation dan ikuti procedure 1.3 dan 1.4. Berikut ini
hasil rangkaian up converter.
2.1 Click garis keluaran dari multiplier dan pilihlah menu spectrum analyzer.
Kemudian pada graph spectrum analyzer click kanan maka akan muncul
menu setting spectrum analyzer. Isilah seperti pada tampilan berikut
ini.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 13
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
Keluaran multiplier atau mixer adalah dua sinyal pada frekuensi low
dan frekuensi high. Frekuensi low = 100 MHz – 10 MHz = 90 MHz dan
Frekuensi high = 100 MHz + 10 MHz = 110 MHz.
2.2 Click kanan dan pilih properties pada box low pass filter.
Misalkan kita akan mengambil sinyal pada bagian low dengan
menggunakan filter dengan spesifikasi berikut.
Kemudian click garis keluaran dari filter low pass dan pilih spectrum
analyser dan isi sesuai dengan setting di no 2.3. Berikut ini adalah
keluarannya.
TEKNIK TRANSMISI
14 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
3. Down converter
Pergunakan PC untuk mengakses dengan link berikut https://www.etti.
unibw.de/labalive/my/.
Ketiklah command berikut yang berarti untuk membuat rangkaian up
converter & down converter.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 15
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
TEKNIK TRANSMISI
16 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 17
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
Sebelum Sesudah
Pengamatan dalam time domain dengan cara click kiri garis pada pengirim
dan penerima.
Pada block gain, click kanan dan geser sampai nilai amplitude gelombang
yang dikirim sama dengan yang diterima. Dari hasil tuning didapatkan
nilai gain nya 10 x. Berikut hasil pengamatan time domain pada pengirim
dan penerima.
TEKNIK TRANSMISI
18 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
CONTOH SOAL
Jawab:
Bandwidth alokasi informasi = 100 MHz.
Bandwidth effective informasi = 30 Mhz – 100 Mhz. = 70 MHz.
Alokasi kanal radio frekuensi = 8.400 GHz = 8400 MHz
Bandwidth kanal radio frekuensi = 100 MHz.
Band pass filter harus sesuai alokasi yaitu diantara 8350 MHz s/d 8450 MHz.
Maka frekuensi osilator adalah 8450 MHz – 100 MHz = 8350 MHz.
Cross check frekuensi high dari mixer:
Frekuensi informasi 100 MHz 8350 MHz + 100 MHz = 8450 MHz
Frekuensi informasi 30 MHz 8350 MHz + 30 MHz = 8380 MHz
Cross check frekuensi low dari mixer:
Frekuensi informasi 100 MHz 8350 MHz - 100 MHz = 8250 MHz
Frekuensi informasi 30 MHz 8350 MHz - 30 MHz = 8320 MHz
Jadi terdapat jarak 60 MHz antara frekuensi low dan high yang digunakan untuk
meredam sinyal bagian low frekuensi oleh filter band pass high frekuensi.
Pada penerima.
Frekuensi osilator penerima sama dengan pengirim yaitu 8350 MHz.
Keluaran mixer :
Frekuensi informasi 100 MHz 8450 MHz - 8350 MHz = 100 MHz
Frekuensi informasi 30 MHz 8380 MHz - 8350 MHz = 30 MHz
Sehingga diperlukan low pass filter dengan pass band dari 0 MHz s/d 100 MHz.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 19
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
CAKRAWALA
Proses pada sistem radio terrestrial ada tiga yaitu modulasi, frekuensi
operasi dan penguatan sinyal. Tiga proses utama dalam frekuensi operasi adalah
osilator, mixer dan filter. Proses up converter ke frekuensi operasi menggunakan
osilator-mixer-filter. Begitu pula untuk mendapatkan sinyal informasi dari sinyal
radio yang diterima memerlukan down converter yang berisi osilator-mixer-filter.
Osilator sebagai pembangkit sumber frekuensi carrier. Mixer bisa dianalogikan
dengan system multiply (kali) sehingga menghasilkan sinyal pada frekuensi radio
yang berisi informasi. Sedangkan filter digunakan di pengirim dan penerima untuk
meloloskan sinyal informasi saja.
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
1. Karakteristik filter adalah lebar pass band dan frekuensi rejection dengan
nilai redaman tertentu. Hal ini dikarenakan tidak memungkinkan untuk
membuat filter dengan slope rejection yang sempurna. Sehingga diperlukan
bandwidth tambahan agar filter bisa bekerja untuk meredam sinyal yang tidak
diinginkan.
2. Proses up converter suatu sinyal dengan frekuensi fx oleh mixer pada
frekuensi fy menghasilkan sinyal pada frekuensi high (fx+fy) dan frekuensi
low (fy-fx). Filter bandpass digunakan untuk meredam bagian frekuensi low.
3. Proses down converter suatu sinyal radio fx+fy oleh suatu mixer pada
frekuensi fy menghasilkan sinyal pada frekuensi high (2fy+fx) dan frekuensi
low fx. Filter low pass digunakan untuk meredam sinyal pada frekuensi high.
TEKNIK TRANSMISI
20 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
TUGAS MANDIRI
1. Dengan simulasi online labalive, coba ukurlah berapa slope filter low pass
filter dengan pass band 0 MHz s/d 50 Mhz.
2. Jika syarat minimum redaman filter yang diperlukan adalah 60 dB dan
frekuensi osilator 1 GHz, Hitunglah berapa bandwidth radio yang diperlukan
oleh sistem radio terrestrial dengan spesifikasi low pass pada nomor 1.
REFLEKSI
Setelah mempelajari bab ini, Anda tentu menjadi paham tentang sistem
radio terrestrial terutama proses utama dalam frekuensi operasi yaitu osilator,
mixer dan filter.
Dari semua materi yang sudah dijelaskan dalam bab ini, bagian mana yang menurut
Anda paling sulit dipahami? Coba Anda diskusikan dengan teman maupun guru
Anda, karena bab ini salah pengetahuan tentang sistem komunikasi radio.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 21
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
BAB
II TEKNIK MODULASI ANALOG
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
TEKNIK MODULASI
ANALOG B. Amplitudo Modulasi (AM)
KATA KUNCI
TEKNIK TRANSMISI
22 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PENDAHULUAN
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 23
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
(2.1)
Dimana Vc menyatakan amplitude sinyal carrier, dan fc menyatakan frekuensi
TEKNIK TRANSMISI
24 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
sinyal carrier. Dari persamaan (2.1) diasumsikan bahwa phasa sinyal carrier
sama dengan nol. Sinyal carrier bersifant independent terhadap sumber
informasi. Jika suatu sinyal informasi m(t) dengan frekuensi fm yang dituliskan
pada persamaan:
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 25
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
(2.9)
Maka persamaan (2.8) akan berubah menjadi:
(2.10)
Sehingga dapat digambarkan seperti pada gambar 2.4 berikut ini:
TEKNIK TRANSMISI
26 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Maka daya sinyal AM, yang terdiri dari daya komponen sinyal carrier, daya
komponen upper sideband dan daya komponen lower sideband dapat dihitung.
Tabel 2. 1 Komponen Daya sinyal AM DSB FC (single tone)
Tabel 2.1 menunjukkan komponen daya sinyal AM Tabel 2.1 Komponen Daya
sinyal AM DSB FC (single tone) Komponen sinyal Carrier Upper sideband,
Komponen Lower Sideband
Dari table 2.1 di atas maka, Daya sinyal AM DSB FC adalah:
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 27
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
(2.12)
2. AM-DSB-SC
Bila pada AM DSB FC, komponen carrier independent terhadapat sinyal
informasi, yang mengakibatkan daya pada AM DSB menjadi sangat besar.
Modulasi AM dimana komponen sinyal carrier ditekan, (terutama terlihat pada
gambar spectrum sinyal) yang disebut sebagai sinyal Amplitude Modulation
Double Sideband Suppressed Carrier (AM DSB SC). Daya sinyal AM DSB SC jauh
lebih kecil dibandingkan dengan daya sinyal AM DSB FC.
(2.13)
Bentuk sinyal AM DSB SC dalam domain waktu ditunjukkan pada gambar 2.7
di bawah ini:
TEKNIK TRANSMISI
28 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
(2.14)
Dari persamaan (2.14) maka spectrum sinyal AM DSB SC dapat digambarkan
sebagai berikut:
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 29
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
(2.15)
Dari persamaan (2.15) maka spectrum sinyal AM DSB SC dapat ditunjukkan
pada gambar di bawah ini:
Gambar 2.8 dan 2.9 merupakan gambar spectrum sinyal AM DSB SC dengan
sinyal informasi m(t) berupa sinyal sinusoidal tunggal dengan frekuensi fm.
Bila sinyal informasi berupa sinyal sembarang dengan bandwidth sinyal
W dengan spectrum sinyal ditunjukkan pada gambar 2.10 (a) maka bentuk
spectrum sinyal AM DSB SC ditunjukkan pada gambar 2.10 (b).
TEKNIK TRANSMISI
30 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
(2.16)
3. AM-SSB (Amplitude Modulation Single Sideband)
Sinyal AM DSB FC dan AM DSB SC, dikatakan boros bandwidth, hal ini
dikarenakan kedua jenis dari modulasi AM ini membutuhkan bandwidth dua
kali dari bandwidth sinyal informasi, dimana setengah dari bandwidth transmisi
menyatakan bagian upper sideband, dan setengahnya lagi menyatakan lower
side band. Kedua upper dan lower sideband ini bersifat unik menyangkut
sifat simetri keduanya dengan frekuensi carrier. Sehingga bila amplitude
dan spectrum phasa dari upper sideband diketahui maka spectrum dari lower
sideband juga dapat diketahui, begitu pula sebaliknya. Hal ini berarti jika
difokuskan pada transmisi sinyal informasinya saja, maka transmisi satu sisi
sudah mencukupi untuk terjadinya pengiriman informasi tanpa ada informasi
yang hilang. Dengan kata lain komponen sinyal carrier maupun sisi yang lain
dapat ditekan (suppressed). Pada kondisi ini sinyal AM dikatakan
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 31
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Sinyal AM SSB berada pada range frekuensi yang jauh lebih besar dibandingkan
dengan range frekuensi informasi (sinyal suara). Sehingga gambar diagram
blok modultaro AM SSB pada gambar 2.11 yang melakukan translasi langsung
sinyal suara ke frekuensi tinggi (frekuensi radio) menyebabkan sangat
sulit untuk mendesign suatu filter yang mampu melewatkan atau mereject
sideband tertentu. Oleh karena itu digunakan bentuk modulator two stage
seperti pada gambar 2.12. Sinyal SSB keluran filter pertama menjadi inputan
pada modulator kedua yang menhasilkan sinyal DSB SC yang spektrumnya
bersifat simetris terhadap frekuensi f2. Jarak frekuensi untuk sideband pada
sinyal DSB SC ini efektifnya dua kali frekuensi carrier pertama f1, sehingga
memungkinkan filter kedua untuk membuang sideband yang tidak diinginkan.
(2.17)
Dimana , merupakan komponen kuadratur, yang merupakan hasil dari Hilbert
Transform untuk m(t). Dengan menyatakan bahwa sinyal pemodulasi/
informasi sebagai:
(2.18)
Dan Hilbert Transform untuk sinyal m(t) didapat dengan melewatkanya pada
pergeseran phasa -90°, maka didapatkan :
(2.19)
Dengan mensubstitusikan persamaan (2.18), (2.19) pada persamaan (2.17)
maka akan didapatkan persamaan sinyal SSB dengan bagian upper sideband
yang ditransmisikan sebagai berikut:
(2.20)
Dan persamaan sinyal AM SSB untuk lower sideband dinyataan dengan
persamaan:
(2.21)
(2.22)
TEKNIK TRANSMISI
32 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Daya Sinyal AM SSB
Dari persamaan sinyal AM SSB pada persamaan (2.20) untuk AM SSB-USB dan
(2.21) untuk AM SSB-LSB maka didapatkan daya sinyal AM SSB adalah:
(2.23)
Spektrum sinyal AM SSB USB dan AM SSB LSB ditunjukkan pada gambar 2.13(c)
dan 2.13(d).
Demodulator AM
Proses deteksi atau demodulator merupakan proses untuk mendapatkan sinyal
informasi dari sinyal termodulasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses
deteksi atau demodulasi merupakan kebalikan proses modulasi.
1. AM DSB FC
Sinyal informasi/ message/pemodulasi pada AM DSB FC (Full carrier) dapat
diperoleh kembali salah satunya dengan metode Envelope detector. Envelope
Detector /Detektor selubung merupakan detector sederhana dan efektif
untuk proses deteksi/ demodulasi sinyal narrow band AM ( frekuesi carrier
jauh lebih besar dibandingkan dengan frekuensi sinyal message). Idealnya
detector selubung menghasilkan suatu sinyal yang mengikuti selubung
sinyal inputnya. Rangkaian detector selubung terdiri dari diode, kapasitor dan
resistor, ditunjukkan pada gambar 2.18.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 33
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
(2.33)
Sehingga kapasitor akan terisi dengan cepat mengikuti nilai tegangan
yang naik hingga ke nilai maksimum pada saat diode on. Di satu sisi waktu
pengosongan energi dari kapasitor harus cukup lambat tetapi tidak terlalu
lambat sehingga tegangan kapasitor tidak dikosongkan pada rate maksimum
dari pemodulasi, dimana:
(2.34)
Dan sinyal keluaran detector selubung akan mendekati bentuk selubung
sinyal AM. Ripple (pada daerah frekuensi carrier) pada keluaran detector
selubung dapat dihilangkan dengan dengan menggunakan filter low pass.
TEKNIK TRANSMISI
34 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
2. AM DSB SC
Deteksi sinyal AM DSB SC dapat dilakukan dengan menggunakan detector
sinkron atau disebut juga deteksi koheren. Pada deteksi sinkron, sinyal AM
DSB SC dikalikan dengan sinyal output local generator dengan frekuensi yang
sama dengan frekuensi carrier sinyal AM DSB SC Kemudian sinyal output
perkalian ini diteruskan ke filter low pass seperti ditunjukkan pada gambar
2.20 di bawah ini.
Dari persamaan 2.14 yang menyatakan persamaan sinyal AM DSB SC, maka
sinyal v(t) pada gambar 2.10 di atas dapat dinyatakan dengan:
Terlihat dari persamaan (2.37) amplitude sinyal output LPF dipengaruhi oleh
nilai phasa
Untuk mendapatkan hasil deteksi yang baik, maka detector sinkron
membutuhkan nilai frekuensi dan phasa pada local generator sama dengan
sinyal yang di deteksi (sinkron). Suatu metode yang digunakan pada penerima
sinkron adalah costas loop, yang ditunjukkan oleh gambar berikut ini:
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 35
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
3. AM SSB
Untuk mendapatkan sinyal message dari sinyal AM SSB dapat dilakukan
dengan menggunakan detector sinkron ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Dari persamaan (2.38) tanda plus menyatakan sinyal upper side band, dan
tanda minus untuk sinyal lower side band.
Perbandingan Sinyal AM
Dari beberapa jenis modulasi AM, yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
dibandingkan bahwa:
Pada sinyal AM DSB FC, sideband ditransmisikan bersama dengan sinyal carrier,
TEKNIK TRANSMISI
36 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
dan proses demodulasi dilakukan dengan detector selubung. Pada satu sisi AM
DSB SC, haya bagian sidebandnya saja yang ditransmisikan, tetapi pada sisi
penerima akan lebih kompleks untuk tujuan carrier recovery. Karena alasan ini,
sistem broadcast radio AM komersial (satu transmitter dengan beberapa receiver)
menggunakan modulasi AM DSB FC dibandingkan dengan DSBSC ataupun SSB.
Kelebihan AM DSB SC adalah daya yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan
AM DSB FC untuk mentransmisikan sejumlah informasi yang sama. Sehingga
menjadikan transmitter AM DSB SC lebih murah dibandingkan dengan AM DSB
FC. AM DSB SC sesuai untuk komunikasi point to point.
Modulasi AM SSB memiliki daya kirim dan bandwidth minimum dibandingkan
dengan AM DSB SC maupun AM DSB FC.
AM Vestigial Sideband membutuhkan bandwidth diantara SSB dan DSBSC.
(3.1)
Dimana: adalah frekuensi sinyal carrier tak termodulasi , adalah sensitivitas
modulator frekuensi (Herzt/volt) , adalah sinyal message (diasumsikan volt)
Dengan mengintegralkan persamaan (3.1) kemudian dikalikan dengan 2π, maka
akan didapatkan persamaan fungsi sudut terhadap waktu yang dinyatakan dengan:
(3.2)
Dengan mengasumsikan sudut sinyal carrier yang belum termodulasi adalah nol
pada saat t=0, maka persamaan sinyal FM dapat dinyatakan dengan:
(3.3)
Sinyal termodulasi frekuensi ditunjukkan oleh gambar 3.1(b). Dari gambar terlihat
bahwa sinyal FM mengalami frekuensi yang berubah sesuai dengan perubahan
sinyal message (gambar3.1(a)). Modulasi frekuensi merupakan proses modulasi
yang bersifat non linier, akibatnya, tidak seperti pada modulasi amplitude, spectrum
dari sinyal FM tdak dapat dinyatakan secara sederhana menyangkut hubungannya
dengan sinyal pemodulasi/message. Untuk memahami sifat spectral sinyal FM,
maka dapat didekati dengan modulasi frekuensi pada single tone.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 37
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
(3.5)
Dimana :
(3.6) ,
disebut juga sebagai deviasi frekuensi, yang menyatakan nilai maksimum
perbedaan dari frekuensi sesaat dengan frekuensi carrier. Dari persamaan
(3.5) maka persamaan sudut dari sinyal FM terhadap waktu dapat dinyataakan
dengan persamaan:
(3.7)
Dari persamaan (3.7) terdapat rasio perbandingan antara deviasi frekuensi
dengan frekuensi sinyal pemodulasi . Rasio menyatakan indeks modulasi,
yang dinyatakan dengan lambang.
(3.8)
Dengan menggunakan persamaan (3.8) maka persamaan (3.7) dapat dituliskan
menjadi:
(3.9)
Dari persamaan (3.9) dapat kita lihat bahwa indeks modulasi ini
merepresentasikan deviasi phasa dari sinyal FM, yang menyatakan nilai
maksimum perbedaan sudut terhadap sudut , dari sinyal carrier yang belum
termodulasi.
TEKNIK TRANSMISI
38 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
(3.10)
Dengan menggunakan persamaan trigonometri dimana:
(3.11)
Persamaan merupakan fungsi genap periodic yang merupakan fungsi dari ,
yang dapat dinyatakan dengan:
(3.12)
Sedangkan merupakan fungsi ganjil yang hanya terdiri dari komponen harmik
ganjil yang dinyatakan dengan:
(3.13)
Fungsi dikenal sebagai fungsi Bessel dengan orde n. Dengan menggunakan
persamaan (3.12) dan persamaan (3.13) maka persamaan (3.11) dapat ditulis
sebagai berikut:
(3.14)
Atau dapat dituliskan:
(3.15)
Dengan menggunakan transformasi Fourier untuk persamaan (3.15) maka
didapatkan persamaan Sinyal FM dalam domain frekuensi yang dinyatakan
dengan
(3.16)
Dari persamaan (3.15) ataupun (3.16) spectrum sinyal FM terdiri dari sinyal
carrier dengan amplitude dan satu set sideband yang saling simetri pada kedua
sisi sinyal carrier, pada frekuensi fm, 2fm, 3fm, 4fm,…. Hal ini menunjukan
perbedaan spectrum frekuensi antara AM dan FM.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 39
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
3. Daya Sinyal FM
Modulasi Frekuensi merupakan modulasi nonlinier, dimana amplitude
komponen spectral dari sinyal FM pada frekuensi carrier tidaklah konstan
tetapi tergantung pada variabel .
Tetapi selubung sinyal FM konstan. Oleh karena itu daya sinyal FM akan
konstan pula, karena hanya tergantung pada nilai kuadrat amplitude sinyal
dan tidak dipengaruhi oleh frekuensi sinyal. Berdasarkan persamaan sinyal
FM, persamaan (3.10) maka daya sinyal FM pada tahanan 1Ω adalah:
(3.17)
dan tidak dipengaruhi oleh variable. Dari persamaan sinyal FM , persamaan
(3.15), dimana sinyal FM dinyatakan dengan fungsi Bessel . Dengan
menggunakan peersamaan identitas untuk fungsi Bessel dimana:
(3.18)
Maka akan didapatkan persamaan untuk daya sinyal FM pada tahanan 1Ω
adalah:
(3.19)
4. Bandwidth Sinyal FM
Berdasarkan persamaan sinyal FM yang dinyatakan dengan Fungsi Bessel dapat
dikatakan bahwa sinyal FM memiliki bandwidth tak berhingga. Berdasarkan
eksperimen, Bandwidth sinyal FM dapat dibatasi selama masih mentoleransi
level daya rata-rata sinyal FM yang dilewatkan adalah sebesar 99%.[2] Pada
modulasi sinyal sinusoidal maka bandwidth yang dibutuhkan untuk mengirim
atau menerima sinyal FM dapat dinyatakan dengan:
(3.20)
TEKNIK TRANSMISI
40 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
(3.21)
Berdasarkan Fungsi Bessel, didapatkan bandwidth sinyal FM:
(3.22)
Nilai n pada persamaan di atas didapat dari Fungsi Bessel yang menyatakan
sideband ke n yang masih diperhitungkan untuk mendapatkan level daya
sinyal 99%.
(3.22)
Sehingga dibutuhkan batasan maksimum nilai untuk menentukan bandwidth
maksimum yang diizinkan pada FM. Nilai indek modulasi dibedakan low
indeks (<<1), dan high indeks ( >>1). Pada low indeks dengan <1, atau f <<
fm,maka bandwidth sinyal FM akan menjadi:
(3.23)
Kondisi ini disebut juga sebagai FM Narrowband. Sedangkan untuk high indeks
dimana >>1 atau f >> fm, maka bandwidth sinyal FM akan menjadi:
(3.24)
Kondisi ini disebut sebagai Wideband FM.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 41
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
A. Tujuan
1. Memahami proses modulasi digital dasar yaitu ASK, FSK dan PSK.
2. Memahami proses demodulasi ASK.
3. Mampu mengukur bandwidth dan konsekuensi penggunaan modulasi QAM.
B. Peralatan
1. Personal Computer
2. Koneksi internet (on line)
C. Langkah percobaan
1. Modulator AM-DSB-FC
1.1 Pergunakan PC untuk mengakses dengan link berikut https://www.etti.
unibw.de/labalive/my/
1.2 Isilah command di bawah ini pada dialog box untuk membuat
suatu pengirim (modulator) AM-DSB-FC. Kemudian click Launch my
simulation.
TEKNIK TRANSMISI
42 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
Click kanan pada garis kularan mixer dan pilihlah menu osiloskop. Hasil
nya ada di gambar di bawah ini sebelah kiri. Click kanan garis keluaran
mixer lagi dan pilihlah spectrum analyser.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 43
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
TEKNIK TRANSMISI
44 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
2. Modulator AM-DSB-SC
2.1 Setting simulasi
Ulangi langkah percobaan no 1 hanya saja dengan mengubah sinyal
generator pada adder menjadi OFF.
3. Modulator AM-SSB
3.1 Pergunakan PC untuk mengakses dengan link berikut https://www.etti.
unibw.de/labalive/my/
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 45
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
Ubahlah parameter filter dengan click kanan pada box digram filter dan
pilihlah properties.
TEKNIK TRANSMISI
46 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 47
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
TEKNIK TRANSMISI
48 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 49
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
5. Rangkaian modulator FM
5.1 Pergunakan PC untuk mengakses dengan link berikut https://www.etti.
unibw.de/labalive/experiment/fm/
5.2 Click tombol Launch. Sehingga muncul blok diagram berikut ini :
TEKNIK TRANSMISI
50 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 51
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
TEKNIK TRANSMISI
52 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
CONTOH SOAL
Suatu modulator FM mempunyai karakteristik modulasi 2 KHz/volt. Hitunglah
bandwidth hasil modulasi jika sinyal informasinya mempunyai tegangan 10 volt
dengan frekuensi 1 KHz.
Jawab :
Indeks modulasi FM = 2 KHz/volt x 10 volt : 1 KHz
= 20
Bandwidth modulasi FM = 2 x deviasi maksimum hasil modulasi
= 2 x 20 KHz
= 40 KHz.
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 53
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI
Setelah mempelajari bab ini, Anda tentu menjadi paham tentang sistem radio
terrestrial yang melibatkan proses modulasi, dengan dasar pengetahuan modulasi
analog yaitu FM dan AM.
Dari semua materi yang sudah dijelaskan dalam bab ini, bagian mana yang
menurut Anda paling sulit dipahami? Coba Anda diskusikan dengan teman maupun
guru Anda, karena bab ini salah pengetahuan tentang sistem komunikasi radio.
TEKNIK TRANSMISI
54 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
BAB
TEKNIK MODULASI DIGITAL
III
BAB III TEKNIK MODULASI DIGITAL
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Pengertian Modulasi
Digital
Quadrature Phase
Shif Keying
Quadrature Amplitude
Modulation
KATA KUNCI
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 55
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PENDAHULUAN
Sistem komunikasi pada dasarnya adalah himpunan perangkat keras dan perangkat
lunak yang dirancang untuk mengomunikasikan informasi dari suatu lokasi ke lokasi
lain. Sistem komunikasi tersebut bisa mengirimkan informasi dalam bentuk teks,
grafik, suara, atau tampilan peraga (video). Sehingga terdapat dua faktor utama dalam
komunikasi yaitu bandwidth kanal saluran radio dan informasi yang akan dikirimkan.
Hal ini bisa dianalogikan dengan tipe bus yang akan digunakan untuk berpergian
harus disesuaikan dengan jumlah penumpang yang akan berpergian dan jalan yang
akan dilewati oleh bus. Jika muatan busnya banyak, maka kelas jalan yang dilalui juga
harus disesuaikan. Hal ini sama juga dengan bagian dari sistem radio terrestrial yaitu
modulator pada pengirim dan demodulator pada penerima. Jika informasi yang akan
dikirimkan adalah informasi digital, maka modulasi yang digunakan adalah modulasi
digital. Sedangkan tipe modulasi digitalnya disesuaikan dengan lebar informasi yang
akan dikirimkan dan bandwidth kanal radio yang tersedia dan kondisi propagasi yang
dilewati. Pada umumnya kondisi dari propagasi suatu sistem radio terrestrial adalah
redaman yang menyebabkan penurunan daya yang diterima di demodulator.
TEKNIK TRANSMISI
56 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Teknik pada modulasi digital diklasifikasikan dalam dua kelas yang berbeda,
yaitu coherent dan noncoherent. Teknik ini didasarkan pada kebutuhan receiver
akan phase recovery atau tidak. Phase recovery pada receiver berguna untuk
meyakinkan osilator menghasikan sinyal carrier yang sama dengan sinyal carrier
yang dibawa oleh sinyal yang ditransmisikan.
Berikut ini adalah bentuk ideal pulsa dan domain waktu dan dalam domain
frekuensi.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 57
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Dengan nilai I =1,…,M, dan amplitude dipengaruhi oleh nilai M, dan nilai
phasa tetap. Untuk nilai M sama dengan dua, maka nilai amplitude sinyal ASK
adalah dan 0.
TEKNIK TRANSMISI
58 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Pada binary FSK, symbol “1” dan “0” dibedakan oleh sinyal sinusoidal dengan
frekuensi yang berbeda. dimana,
Dengan i=1,2, dan Eb adalah energy sinyal per bit, dan frekuensi yang
ditransmisikan fi dinyatakan dengan :
Kedua persamaan di atas sinyal s1(t) dan s2(t) haruslah orthogonal satu sama
lain, tetapi tidak harus orthonormal, sehingga set sinyal s1(t) dan s2(t) dibentuk
dari suatu fungsi basis yang orthonormal, yaitu:
Dengan niali =1,2. Nilai vector sij untuk i=1,2 dan j=1,2, dapat dinyatakan dengan:
Tidak seperti pada coherent BPSK, ruang sinyal pada koheren BFSK berupa dua
dimensi dengan dua message point yang ditunjukkan oleh,
Eulidean distance antara dua sinyal tersebut. Konstelasi dan gambar sinyal BFSK
ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 59
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Dimana 0 ≤ t ≤ Tb, dan Eb adalah energi bit dari sinyal yang ditransmisikan.
Duah buah sinyal pada BPSK berbeda 180 derajat, yang menunjukkan bahwa
sinyal s1(t) dan s2(t) adalah sinyal antipodal. Pada BPSK, hanya terdapat satu
buah fungsi basis yaitu:
Sehingga, bila sinyal s1(t) dan s2(t) dinyatakan dalam fungsi basisnya:
Pada sistem Koherent BPSK yang memiliki ruang sinyal satu dimensi,
konstelasi sinyal BPSK terdiri dari dua buah message point, dengan koordinat dari
message point adalah:
TEKNIK TRANSMISI
60 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar dan konstelasi dari sinyal BPSK ditunjukkan pada gambar di bawah ini
Karena pada sinyal BPSK, satu simbol/sinyal dapat dinyatakan dengan satu
bit, dimana s1(t) dinyatakan dengan bit”1” dan sinyal s2(t) dengan bit “0” maka
bandwidth sinyal BPSK :
Karena pada BPSK rate symbol sama dengan rate bit maka:
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 61
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Diagram Konstelasi QPSK Pada diagram konstelasi dari QPSK terdapat 4 titik
dimana untuk satu titik mewakili 2 bit data yaitu (0 0), (0 1), (1 0), dan (1 1).
1. Ac cos (ωc t + 45° ) simbol 11
2. Ac cos (ωc t + 135°) simbol 01
3. Ac cos (ωc t + 225°) simbol 00
4. Ac cos (ωc t + 315°) simbol 10
TEKNIK TRANSMISI
62 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Jika pada PSK Bandwidth hasil modulasi sama dengan bit rate informasi,
maka di QPSK Bandwidth hasil modulasi 0.5 dari but rate informasi. Hal ini
dikarenakan satu simbol sinyal hasil modulasi berisi 2 bit sinyal informasi.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 63
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
LEMBAR PRAKTIKUM
A. Tujuan
1. Memahami proses modulasi digital dasar yaitu ASK, FSK dan PSK.
2. Memahami proses demodulasi ASK.
3. Mampu mengukur bandwidth dan konsekuensi penggunaan modulasi QAM.
B. Peralatan
1. Personal Computer
2. Koneksi internet (on line)
C. Langkah percobaan
1. Amplitude Shift Keying (ASK)
a. Pergunakan PC untuk mengakses dengan link berikut https://www.etti.
unibw.de/labalive/my/
b. Isilah command di bawah ini pada dialog box untuk membuat suatu
pengirim dan penerima (modulator dan demodulator) ASK dengan
mode on off keying. Yang berarti, jika datanya bernila logic ‘1’ akan
menggunakan frekuensi f1 sedangkan jika ‘0’ tidak ada gelombang yang
dimodulasikan.
TEKNIK TRANSMISI
64 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
c. Setting data yang dikirim. Tampilkan menu signal generator dengan click
kiri pada lingkaran.
Pada time domain, sinyal data dengan level -1 s/d +1 volt. Sehingga
perlu dilakukan offset dengan tegangan DC sehingga level nya menjadi
0 s/d 2 Volt. Dari pengamatan spectrum, bandwidth sampai ke first null
adalah 2 KHz.
Sehingga bit rate sinyal informasinya adalah 2 KBps.
Berikut ini setting untuk spectrum analyzer.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 65
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
TEKNIK TRANSMISI
66 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
Bandwidth hasil modulasi ASK sebesar 4 KHz ( jarak antara dua first null)
pada spectrum analyzer.
g. Carrier di demodulator ASK.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 67
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
TEKNIK TRANSMISI
68 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
Bagian atas dari gambar adalah OOK ASK untuk bit ‘1’ dan bagian
bawah adalah OOK ASK untuk bit ‘0’. Gain dalam diagram di atas untuk
menghasilkan tegangan offset – v volt. Dalam hal ini sumber informasi
yang akan dimodulasi dengan perioda 1 KHz (2KBps). F1 = 10 KHz dan F2
= 14 KHz.
c. Pengamatan hasil modulasi FSK.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 69
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
TEKNIK TRANSMISI
70 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
Sumber informasi yang dikrimkan bisa di click pada lingkaran sebelah kiri
block diagram. Besar bit rate data yang dikirimkan adlah 1 MBps.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 71
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
Click kanan pada d(l) dan d’(l) dan pilihlah constellation diagram.
Berikut hasil capturenya.
Pengirim Penerima
Click kanan pada d(l) dan d’(l) dan pilihlah complex osiloskop. Kemudian
setting tampilan osiloskop untuk menampilkan eye pattern.
TEKNIK TRANSMISI
72 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
Click kanan pada s(t) dan r(t) dan pilihlah spectrum analyzer. Berikut
update setting tampilan spectrum analyzernya.
Hasil BER :
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 73
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
TEKNIK TRANSMISI
74 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
d. Pengamatan 16-QAM
Gambar kerja :
Pengirim Penerima
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 75
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
Pengirim Penerima
TEKNIK TRANSMISI
76 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 77
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
Pengirim Penerima
TEKNIK TRANSMISI
78 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
generator signal adalah sebagai osilator dan sumber data informasi yang
akan dikirimkan.
d. Penjelasan mixer.
Coba jelaskan cara kerja suatu mixer dalama domain waktu dan
domain frekuensi.
e. Penjelasan BER.
Dalam sistem komunikasi digital kualitas direpresentasikan dengan
Bit Error Rate. Coba jelaskan cara pengukurannya!
CONTOH SOAL
Jawab:
Modulasi BPSK menghasilkan gelombang yang berisikan 1 bit. Sedangkan QPSK
satu gelombang hasil modulasi berisi 2 bit. Satu gelombang hasil modulasi 16-
QAM berisi 4 bit. Sehingga perbandinganya
BPSK : QPSK : 16 QAM = 1:0,5:0,25.
Sehingga jika modulasinya di ubah menjadi QPSK bandwidthnya menjadi 5 MHz
dan jika menjadi 16-QAM menjadi 2.5 MHz.
CAKRAWALA
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 79
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
TEKNIK TRANSMISI
80 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
TUGAS MANDIRI
1. Dengan simulasi online labalive, coba buatlah modulator BPSK dengan bit
rate data yang dikirimkan adalah 10 KBps dan frekuensi pembawa 20 KHz.
Coba hitung bandwidth first null dari hasil pengukuran spectrum analyzernya.
2. Dengan simulasi online labalive, coba load modulasi 128 QAM. Dengan
menggunakan eye pattern, sinyal hasil modulasinya ada berapa jumlah level ?
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 81
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
REFLEKSI
Setelah mempelajari bab ini, Anda tentu menjadi paham tentang sistem
radio terrestrial yang melibatkan proses modulasi, dengan dasar pengetahuan
modulasi digital yang mempunyai keuntungan dapat membawa banyak sinyal
informasi yang dikembangkan dari modulasi analog.
Dari semua materi yang sudah dijelaskan dalam bab ini, bagian mana yang
menurut Anda paling sulit dipahami? Coba Anda diskusikan dengan teman
maupun guru Anda, karena bab ini salah satu pengetahuan tentang sistem
komunikasi radio.
TEKNIK TRANSMISI
82 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
BAB
SISTEM ANTENA
IV
BAB IV SISTEM ANTENA
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Pengertian Antenna
Antenna dipole
Antenna omnidirectional
Antenna yagi
Antenna rhombik
Antenna microstrip
Polarisasi
KATA KUNCI
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 83
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PENDAHULUAN
TEKNIK TRANSMISI
84 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
A. Pengertian Antenna
Menurut bahasa, “Antena” berasal dari bahasa latin yang berarti tiang kapal
layer. Jika dikaitkan dengan teknik telekomunikasi, memiliki arti yang sangat
kompleks. Antena merupakan alat yang berfungsi sebagai perantara gelombang
elektromagnetik untuk dikirimkan atau diterima.
Menurut Pramudi Utomo dalam bukunya yang berjudul sistem telekomunikasi
Antena juga dapat didefinisikan sebagai suatu atau kumpulan penghantar listrik
dan digunakan untuk keperluan memancarkan atau meneruskan gelombang
elektromagnetik ke ruang bebas atau menangkap gelombang elektromegnetik
dari ruang bebas1).
Sedangkan menurut Fajar Nugraha, Antena adalah alat pasif tanpa catu daya
yang tidak bisa meningkatkan kekuatan sinyal radio, bersifat seperti reflector
hanya membantu mengkonsentrasikan dan memfokuskan sinyal. Kekuatan dalam
mengonsentrasikan dan memfokuskan sinyal dinyatakan dalam satuan decibel
(dB)2). Jika dB meningkat, maka jarak tembuh sinyal akan semakin bertambah.
Antena disebut juga Areal yaitu perangkat yang berfungsi untuk memancarkan
dan menerima GEM dari media kabel ke udara atau sebaliknya udara ke media
kabel3).
Antena berfungsi untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal
elektromagnetik, lalu diradiasikan ke ruang bebas dan sebaliknya. Antena yang
baik memiliki efisiensi pancaran di atas 50%, memiliki impedansi input yang
sesuai dengan impedensi karakteristik kabel pencatunya (SWR<2), dan dapat
meradiasikan dan menerima energi gelombang radio dengan arah dan polarisasi
yang sesuai dengan aplikasi yang dibutuhkan.
Bentuk radiasi gelombang elektromagnetik berupa medan listrik dan medan
magnetic yang dipancarkan dalam bentuk gelombang yang hampir konstan ke
udara bebas dan sebagian terserap oleh tanah. Rancangan sebuah antena pun
menentukan sistem catu daya yang dipakai akan terbuang atau akan digunakan
secara efisien. Secara fisik semakin tinggi frekuensi yang digunakan maka akan
semakin kecil ukuran antena yang digunakan.
Kuat tidaknya pancaran yang sampai di pesawat lawan bicara atau
sebaliknya, baik buruknya penerimaan tergantung dari beberapa faktor. Faktor
pertama adalah kondisi propagasi, faktor kedua adalah posisi stasiun (posisi
antena) beserta lingkungannya, faktor ketiga adalah kesempurnaan antena.
Untuk pancaran ada faktor keempat yaitu kelebaran band-width pancaran kita
dan faktor kelima adalah masalah power.
Mengenai propagasi dan posisi pemancar ada faktor bandwidth pancaran
dapat dikatakan bahwa makin sempit bandwidth makin kuatlah pancaran kita,
ini ada batasnya mengingat faktor readibility. Sebatang logam yang panjangnya
¼ Lambda (λ) akan beresonansi dengan baik bila ada gelombang radio yang
menyentuh permukaannya.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 85
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
B. Antena Dipole
Antena dipole dapat dipasang tanpa menggunakan balun akan tetapi bila
feeder line menggunakan kabel coaxial sebaiknya dipasang balun 1:1, karena
kabel coaxial itu unbalance, sedangkan antenanya balance, agar diperoleh pola
radiasi yang baik. Kadang antena belum tentu sesuai impendansinya. Oleh
karenanya harus disesuaikan impendasinya. Cara mematchingkan antena yang
baik ialah dengan menggunakan alat khusus yaitu Dip Meter dan impendance
meter atau dapat juga menggunakan SWR analyser.
TEKNIK TRANSMISI
86 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
C. Antena Omnidirectional
Sebuah antena Omnidirectional adalah antena daya sistem yang memancar
secara seragam dalam satu pesawat dengan bentuk pola arahan dalam bidang
tegak lurus. Pola ini sering digambarkan sebagai “donat berbentuk”. Antena
Omnidirectional dapat digunakan untuk menghubungkan beberapa antena
directional di outdoor point-to-multipoint komunikasi sistem termasuk
sambungan telepon selular dan siaran TV.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 87
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Antena omni mempunyai sifat umum radiasi atau pancaran sinyal 360-derajat
yang tegak lurus ke atas. Omnidirectional antena secara normal mempunyai gain
sekitar 3-12 dBi. Yang digunakan untuk hubungan Point-To-Multi-Point ( P2Mp)
atau stu titik ke banyak titik di sekitar daerah pancaran. Yang baik bekerja dari
jarak 1-5 km, akan menguntungkan jika client atau penerima menggunalan
directional antenna atau antena yang ter arah.Yang ditunjukkan di bawah adalah
pola pancaran khas RFDG 140 omnidirectional antena. Radiasi yang horisontal
dengan pancaran 360-derjat. Radiasi yang horisontal pada dasarnya E-Field yang
berbeda dengan polarisasi yang vertikal adalah sangat membatasi potongan
sinyal yang di pancarkan. Antena ini akan melayani atau hanya memberi pancaran
sinyal pada sekelilingnya atau 360 derajat, sedamgkan pada bagian atas antena
tidak memiliki sinyal radiasi.
D. Antena Yagi
TEKNIK TRANSMISI
88 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Antena pengarah dalam tulisan ini adalah antena Yagi. Antena ini ditemukan
oleh Dr. H. Yagi dari Tokyo Univesity pada tahun 1926. Antena Yagi yang paling
sederhana adalah antena 2 elemen yang terdiri atas satu radiator atau driven
elemen dan satu elemen parasitik sebagai director dengan spacing sekitar 0.1
λ. Power gain dapat mencapai sekitar 5 dB dengn front to back ratio sebesar 7
sampai 15 dB. Gain akan menjadi sedikit lebih rendah apabila parasitik elemen
tersebut dipasang sebagai reflektor. Untuk band-band 10 atau 30 meter, bahan
elemen dapat dari tubing aluminium. Akan tetapi untuk band 160 meter atau 80
meter, tubing aluminium menjadi tidak praktis karena terlalu panjang sehingga
kurang kuat, lebih praktis digunakan kawat dengan konsekuensi tidak dapat
diputar arah.
Antena Yagi digunakan untuk menerima atau mengirim sinyal radio. Antena
ini dulu banyak digunakan pada Perang Dunia ke 2 karena antena ini amat mudah
dibuat dan tidak terlalu ribet. Antena Yagi adalah antena direktional, artinya
dia hanya dapat mengambil atau menerima sinyal pada satu arah (yaitu depan),
oleh karena itu antena ini berbeda dengan antena dipole standar yang dapat
mengambil sinyal sama baiknya dalam setiap arah. Antena dipole adalah antena
paling sederhana, dia hanya menggunakan satu elemen tunggal. Antena Yagi
biasanya memiliki Gain sekitar 3 – 20 dB.
Antena Yagi Uda disusun dengan beberapa elemen atau bagian. Elemen
Antena Yagi Uda terdiri dari :
1. Driven adalah titik catu dari kabel antenna, biasanya panjang fisik driven
adalah setengah panjang gelombang (0,5 λ) dari frekuensi radio yang
dipancarkan atau diterima.
2. Reflektor adalah bagian belakang antenna yang berfungsi sebagai pemantul
sinyal,dengan panjang fisik lebih panjang daripada driven. panjang biasanya
adalah 0,55 λ (panjang gelombang).
3. Director adalah bagian pengarah antena, ukurannya sedikit lebih pendek
daripada driven. Penambahan batang director akan menambah gain antena,
namun akan membuat pola pengarahan antena menjadi lebih sempit.
Semakin banyak jumlah director, maka semakin sempit arahnya.
4. Boom adalah bagian ditempatkanya driven, reflektor, dan direktor. Boom
berbentuk sebatang logam atau kayu yang panjangnya sepanjang antena itu.
Antena Yagi, juga memiliki spasi (jarak) antara elemen. Jaraknya umumnya
sama, yaitu 0.1 λ dari frekuensi.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 89
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Elemen antena Yagi untuk band 20, 17, 15, 12 dan 10 meter lebih praktis
dibuat dari bahan tubing aluminium, sehingga dapat diputar-putar dengan
menggunakan rotator yang digerakkan dengan listrik atau rotator yang digerakkan
dengan tangan. Tubing yang diperlukan untuk membuat antena ini adalah tubing
aluminium yang tebal yang disusun secara teleskopik, yaitu di tengah diameter
besar, makin ke ujung diameter makin mengecil, agar antena tersebut tidak
menjadi terlalu melengkung ke bawah pada ujung-ujungnya.
Untuk antena 10 meter, elemen dapat dibuat dari tubing diameter ½ inch
dan ¾ inch, untuk 20 meter dengan diameter ¼, ½ , ¾ dan 1 inch. Mengenai
diameter tubing dapat dicoba-coba sendiri sehingga didapatkan performance
yang cukup baik. Antena untuk band-band 20 sampai 10 meter dapat dibuat
dengan 3 elemen, yaitu driven elemen, satu reflector dan satu director. Power
gain antena tergantung pada spacing antarelemen, dengan spacing 0.15 λ antena
ini diharapkan akan memberikan gain sebesar sekitar 8 dB dengan front to back
ratio antara 10 sampai dengan 25 dB. Panjang elemen dan spacing antar elemen
dapat diperhitungkan dengan rumus sebagai berikut ini :
1. Reflektor 153/f (MHz) meter.
2. Driven 144 / f (MHz) meter.
3. Director 137 / f (MHz) meter.
4. Spacing 36.6 / f (MHz) meter
Elemen antena Yagi di atas masih dapat ditambah lagi menjadi 4 elemen
dengan menambahkan satu director akan tetapi panjang elemennya perlu
diubah. Seperti telah diutarakan di atas, power gain antena tergantung pada
spacing antarelemen atau dapat dikatakan panjang boomnya. Dengan panjang
boom 0.45 λ antena 4 elemen, antena Yagi diharapkan akan memberikan gain
sebesar sekitar 9.5 dB sampai 10 dB dengan front to back ratio antara 15 sampai
25 dB. Apabila kita perhatikan antara penambahan jumlah elemen dan tambahan
power gainnya, maka terlihat bahwa antena dengan 3 elemen dapat dipandang
merupakan jumlah elemen yang paling optimal. Tambahan jumlah elemen
berikutnya makin tidak memberikan angka yang berarti. Untuk antena Yagi empat
elemen, perhitungan panjang elemen serta spacingnya dapat menggunakan
tabel sebagai berikut :
1. Reflektor 153 / f (MHz) meter.
2. Driven 144 / f (MHz) meter.
3. Director 1 137 / f (MHz) meter.
4. Director 2 135 / f (MHz) meter.
5. Spacing 36.6 / f (MHz) meter
Perlu diperhatikan sekali lagi bahwa diameter tubing, panjang masing-
masing bagian elemen, serta ketinggian antena akan sangat berpengaruh
terhadap kepanjangan elemen Yagi. Rumus tersebut di atas akan memberikan
panjang teoritis yang masih perlu koreksi lingkungan. Dalam praktik di lapangan,
praktisi radio diharapkan mengadakan banyak percobaan, sehingga akan
didapatkan hasil yang paling baik disesuaikan dengan bahan yang dipergunakan
serta kondisi lingkungan di tempat masing-masing. Suatu antena yang sudah
diset baik di suatu lokasi, bila dipasang di lain lokasi bisa menjadi kurang baik.
TEKNIK TRANSMISI
90 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
E. Antena Rhombik
Antena Rhombic merupakan antena V ganda, atau biasa disebut dengan
antenadouble V. Antena rhombic sering disebut dengan antena belah ketupat.
Bentuk antenanya yang menyerupai “belah ketupat” menjadikan antena ini
disebut antena belah ketupat antena Rhombic yang merupakan penggabungan
dua buah antena V dengan pada salah satu ujungnya dihubungkan ke saluran
transmisi dan yang lainnya ke tahanan beban / terminasi. Pola radiasi antena
rhombic merupakan penjumlahan dari pola 4 antena long wire penyusunnya
dan bersifat unidirectional. Antena rhombic sebagai memiliki pola radiasi yang
berbeda- beda berdasarkan frekuensi kerjanya. Alasan penggunaan antena
rhombic adalah penggunaan bahan yang sederhana dan murah serta mampu
menghasilkan pola radiasi optimum ke segala arah (Omnidirectional)
F. Antena Sectoral
Antena Sectoral hampir mirip dengan antena omnidirectional yang juga
digunakan untuk Access Point to serve a Point-to-Multi-Point (P2MP) links.
Beberapa antenna sectoral dibuat tegak lurus , dan ada juga yang horizontal.
Antena sectoral mempunyai gain jauh lebih tinggi dibanding omnidirectional
antena di sekitar 10-19 dBi. Yang bekerja pada jarak atau area 6-8 km. Sudut
pancaran antena ini adalah 45-180 derajat dan tingkat ketinggian pemasangannya
harus diperhatikan agar tidak terdapat kerugian dalam penangkapan sinyal.
Pola pancaran yang horisontal kebanyakan memancar ke arah mana antena ini
diarahkan sesuai dengan jangkauan dari derajat pancarannya, sedangkan pada
bagian belakang antena tidak memiliki sinyal pancaran. Antena sectoral ini jika
dipasang lebih tinggi akan menguntungkan penerimaan yang baik pada suatu
sector atau wilayah pancaran yang telah di tentukan.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 91
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
G. Antenna Microstrip
Antena microstrip merupakan suatu pemanfaatan piranti micro sebagai
antena. Antena jenis ini dapat difungsikan untuk menangkap sinyal gelombang
elektromagnetik termasuk yang berasal dari satelit. Bentuknya yang mungil dan
tipis membutuhkan sedikit tempat jika dibandingkan dengan antena parabola
untuk fungsi yang sama. Antena microstrip terdiri dari tiga elemen inti, yaitu
elemen radiasi (radiator) atau patch, elemen substrat (subtrate) dan elemen
pertahanan. Sebagaimana yang ditunjukan pada gambar.
TEKNIK TRANSMISI
92 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
(4.1)
Dimana :
B = 3 dB beamwidth (derajat)
f = frekuensi (GHz)
d = diameter antena (m)
Apabila beamwidth mengacu kepada perolehan pola radiasi, maka
beamwidth dapat dirumuskan sebagai :
(4.2)
Salah satu yang paling sering digunakan dalam beamwidth adalah HPBW
(Half-Power Beamwidth). HPBW adalah daerah sudut yang dibatasi oleh titiktitik
½ daya atau -3 dB atau 0.707 dari medan maksimum pada lobe utama. First Null
Beamwidth (FNBW) adalah besar sudut bidang diantara dua arah pada main lobe
yang intensitas radiasinya nol.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 93
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
(4.3)
TEKNIK TRANSMISI
94 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Besar nilai VSWR yang ideal adalah 1, yang berarti semua daya yang
diradiasikan antena pemancar diterima oleh antena penerima (matching
impedance) dengan rumus :
(4.4)
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 95
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Dimana :
G = gain antena (dB)
Um = intensitas radiasi antena (watt)
Pin = daya input total yang diterima oleh antena (watt)
Pada pengukuran digunakan metode pembandingan (Gain-comparison
Method) atau gain transfer mode. Prinsip pengukuran ini adalah dengan
menggunakan antena referensi yang biasanya antena dipole standar yang
sudah diketahui nilai gainnya. Prosedur ini memerlukan 2 kali pengukuran
yaitu terhadap antena yang diukur dan terhadap antena referensi. Nilai
gainabsolut isotropik dinyatakan:
(4.6)
dengan :
GAUT = Gain antena yang diukur (dBi)
Gref = Gain antena referensi yang sudah diketahui (dBi)
WRX = Daya yang diterima antena yang diukur (dBm)
Wref = Daya yang diterima antena referensi (dBm)
Constantine A Balanis dalam Antenna Theory analysis and design 3rd
menjelaskan penguatan antena (dalam arah tertentu) didefinisikan sebagai
“rasio intensitas, dalam arah tertentu, dengan intensitas radiasi yang akan
diperoleh jika daya yang diterima oleh antena dipancarkan secara isotropis.
Intensitas radiasi yang sesuai dengan daya yang diradiasikan secara isotropis
sama dengan daya yang diterima (input) oleh antena dibagi dengan 4π,
dengan rumus:
(4.7)
Terdapat 2 jenis parameter gain yakni absolute gain dan relative gain.
Absolute gain pada sebuah antena didefinisikan sebagai perbandingan antara
intensitas pada arah tertentu dengan intensitas radiasi secara isotropic.
Intensitas berhubungan erat dengan daya yang diradiasikan secara tropic
sama dengan daya yang diterima oleh antena (Pin) dibagi 4π. Sedangkan
relative gain merupakan perbandingan antara perolehan daya pada sebuah
arah dengan perolehan daya pada arah yang direferensikan juga.
Pancaran gelombang radio oleh antena makin jauh makin lemah,
melemahnya pancaran itu berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya, jadi
pada jarak dua kali lipat kekuatannya menjadi 1/22 atau seperempatnya.
Angka tersebut masih belum memperhitungkan melemahnya pancaran karena
hambatan lingkungan dalam perjalanannya.
Kecuali sifat tersebut di atas, sifat lain dari antena adalah bahwa kekuatan
pancaran ke berbagai arah cenderung tidak sama. Pancaran gelombang radio
oleh antena vertikal mempunyai kekuatan yang sama ke segala arah mata
TEKNIK TRANSMISI
96 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
(4.8)
Dimana :
Tx Power = daya pancar (dBm)
Antenna Gain = penguatan antenna pemancar (dB)
Loss = redaman (dB)
J. Polarisasi
Polarisasi didefinisikan sebagai arah rambat dari medan listrik. Antena dipol
memiliki polarisasi linear vertikal. Mengenali polarisasi antena amat berguna
dalam sistem komunikasi, khususnya untuk mendapatkan efisiensi maksimum
pada transmisi sinyal.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 97
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK TRANSMISI
98 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
2. Polarisasi Circular
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 99
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
3. Polarisasi ellips
Polarisasi elips terjadi ketika gelombang yang berubah menurut waktu
memiliki vektor medan (elektrik atau magnet) berada pada jalur kedudukan
elips pada ruang. Kondisi yang harus dipenuhi untuk mendapatkan polarisasi
ini adalah :
a. Medan harus mempunyai dua komponen linier orthogonal
b. Kedua komponen tersebut harus beada pada magnitudo yang sama atau
berbeda
c. Jika kedua komponen tersebut tidak berada pada magnitudo yang sama
perbedaan fasa waktu antara kedua komponen tersebut harus tidak
bernilai 00 atau kelipatan 1800 (karena akan menjadi linier). Jika kedua
komponen berada pada magnitudo yang sama makan perbedaan fasa
diantara kedua komponen tersebut harus tidak merupakan kelipatan
ganjil dari 900 (karena akan menjadi lingkaran).
TEKNIK TRANSMISI
100 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
4. Polarisasi cross
Polarisasi cross terjadi ketika antena pemancar mempunyai polarisasi
horizontal, sedangkan antena penerima mempunyai polarisasi vertikal atau
sebalikanya.
K. Impedasi
Impedansi input suatu antena adalah impedansi pada terminalnya.
Impedansi input akan dipengaruhi oleh antena-antena lain atau objek-objek
yang dekat dengannya. Untuk mempermudah dalam pembahasan diasumsikan
antena terisolasi. Impedansi antena terdiri dari bagain riil dan imajiner, yang
dapat dinyatakan dengan :
(4.9)
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 101
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
melalui dua cara, yaitu karena panas pada srtuktur antena yang berkaitan
dengan perangkat keras dan daya yang meninggalkan antena dan tidak kembali
(teradiasi). Reaktansi input (Xin) menyatakan daya yang tersimpan pada medan
dekat dari antena. Disipasi daya rata-rata pada antena dapat dinyatakan sebagai
berikut :
(4.10)
Iin arus pada terminal input Faktor ½ muncul karena arus didefinisikan
sebagai harga puncak. Daya dissipasi dapat diuraikan menjadi daya rugi ohmic
dan daya rugi radiasi, yang dapat ditulis dengan :
(4.11)
Sehingga definisi resistansi radiasi dan resistansi ohmic suatu antena pada
terminal input adalah :
(4.12a)
(4.12b)
Resistansi radiasi merupakan relatif terhadap arus pada setiap titik antena.
Biasanya digunakan arus maksimum, dengan kata lain arus yang digunakan pada
persamaan 1.30 adalah arus maksimum. Sifat ini sangat mirip dengan impedansi
beban pada teori rangkaian. Antena dengan dimensi kecil secara listrik mempunyai
reaktansi input besar, sebagai contoh dipole kecil mempunyai reaktansi
kapasitif dan loop kecil mempunyai reaktansi induktif. Untuk memaksimumkan
perpindahan daya dari antena ke penerima, maka impedansi antena haruslah
conjugate match (besarnya resistansi dan reaktansi sama tetap berlawanan
tanda). Jika hal ini tidak terpenuhi maka akan terjadi pemantulan energi yang
dipancarkan atau diterima, sesaui dengan persamaan sebagai berikut :
(4.13)
Dengan :
e-L = tegangan pantul
e+L = tegangan datang
ZL = impedansi beban
Zin = impedansi input
TEKNIK TRANSMISI
102 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
A. Tujuan
1. Untuk mengetahui prinsip dasar dari antena
2. Praktikan bisa mensimulasikan antena yagi dengan frekuensi 800 MHZ
3. Praktikan mengetahui SWR, Gain dan pola radiasi antena
B. Peralatan
1. Personal computer
2. Software Yagi Calculator
3. Software MMANA-GAL
C. Langkah Percobaan
1. Perancangan antena yagi menggunakan software Yagi Calculator
a. Hidupkan PC
b. Siapkan software Yagi Calculator (Software ini portable jadi tidak perlu
diinstal)
c. Instal software MMANA-GAL_Basic
d. Buka software Yagi Calculator, pilih Task kemudian pilih Design Yagi
e. Masukkan nilai frekuensi (MHZ)
f. Pada Diameter of dipole bend dan Dipole gap at feed point otomatis
menyesuaikan dengan besarnya frekuensi
g. Gunakan RG-6 (foam PE) 75 ohm sebagai kabel penghubung
h. Masukkan ukuran boom dan tentukan bentuk / tipe boom
i. Pada konstruksi direktor/reflektor tentukan bentuk, tipe pemasangan
dan diameter bahan
j. Pada konstruksi dipole (driven) tentukan bentuk, tipe pemasangan dan
diameter bahan
k. Setting semuanya seperti pada gambar berikut
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 103
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
TEKNIK TRANSMISI
104 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
f. Pada bagian Far fields plots akan didapatkan pola radiasi antena beserta
data – data lainnya seperti Front/Back ratio, Frekuensi yang digunakan,
Impedansi, SWR
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 105
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
TEKNIK TRANSMISI
106 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
CONTOH SOAL
Sebuah antena dipole ½ Λ seperti pada gambar di bawah ini digunakan pada
frekuensi 300 MHz, hitung panjang L1 dan L2 antena dipole tersebut !
Jawab :
Jika L1 + L2 = ½ λ , maka dapat diasumsikan bahwa sama Panjang untuk L1 dan L2
= L. Dengan kata lain
½ λ = c/f
½ λ = (300 x 106) / (300 x 106)
½ λ = 1 m = 100 cm
Jika
L1 + L2 =½λ
L + L = 100 cm
2 L = 100 cm
L = 50 cm
Maka L1 = L2 = L = 50 cm
CAKRAWALA
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 107
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
JELAJAH INTERNET
Pada tanggal 28 Januari yang lalu, Google merayakan ulang tahun yang
ke 130 dari si penemu antena yang bernama Hidetsugu Yagi. Dunia mengenal
Hidetsugu Yagi sebagai penemu dari antena. Bersama dengan Shintaro Uda,
Hidetsugu berhasil membuat antena yang banyak digunakan untuk televisi dan
radio. Melihat namanya anda sudah pasti dapat menebak asal penemu antena ini.
Dia berasal dari Jepang. Hidetsugu Yagi dilahirkan pada tanggal 28 Januari 1886
di Osaka. Sejak kecil ia beliau sudah menyukai dunia elektronika. Itulah yang
menjadikan ia kemudian memilih jurusan listrik di universitas Imperial Tokyo dan
pada tahun 1909, ia kemudian berhasil menjadi insinyur listrik. - https://www.
penemu.co/penemu-antena-hidetsugu-yagi/
RANGKUMAN
1. Antena adalah alat pasif tanpa catu daya yang tidak bias meningkatkan
kekuatan sinyal radio, bersifat seperti reflector hanya membantu
mengkonsentrasikan dan memfokuskan sinyal
2. Antena dipole bisa terdiri hanya satu kawat saja disebut single wire dipole,
bisa juga dengan dua kawat yang ujung-ujungnya dihubungkan dinamakan
two wire folded dipole, bisa juga terdiri atas 3 kawat yang ujung-ujungnya
disambung dinamakan three wire folded dipole.
TEKNIK TRANSMISI
108 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
1. Siapkan sebuah transceiver VHF (2m band), boleh berupa Handy Transceiver
(HT) maupun RIG atau base station. Putar / atur tombol pengatur frekuensi yang
ada sampai didapatkan frekuensi yang dipakai untuk percakapan. Frekuensi
antara 140 MHz sampai dengan 149 MHz. Amati percakapan dan sinyal orang
yang berkomunikasi di frekuensi tersebut. Simpulkan hasil pengamatan di
atas, apakah sinyal radio yang diamati termasuk penerimaan radiasi langsung
atau tidak langsung? Jelaskan !
2. Sekarang siapkan radio AM yang bekerja di frekuensi HF ( 3MHz –30MHz), ini
dapat berupa radio biasa atau radio Transceiver HF. Atur / tuning frekuensi
penerimaan sehingga didapatkan siaran radio di band frekuensi HF. Amati
siaran di frekuensi tersebut. Simpulkan hasil pengamatan diatas, apakah
sinyal radio yang diamati termasuk penerimaan radiasi langsung atau tidak
langsung? Jelaskan !
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 109
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
REFLEKSI
TEKNIK TRANSMISI
110 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
BAB
PARAMETER KOMUNIKASI RADIO I V
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
A. Pengertian Parameter
Parameter D. Emphase/dempahasis
Komunikasi
E. Equalizing
Radio I
F. C/N
G. Frequency counter
H. Spectrum analyzer
I. BER Test
KATA KUNCI
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 111
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
A. Pengertian Parameter
Untuk menggambarkan kinerja suatu antena, berbagai pengertian
parameter yang digunakan pada antena memang diperlukan.
Beberapa parameter saling terkait dan tidak semuanya perlu
dijelaskan secara lengkap yang berhubungan dengan kinerja antena.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia online dari kbbi.
kemdikbud.go.id, ukuran seluruh populasi dalam penelitian yang harus
diperkirakan dari yang terdapat di dalam percontoh. Dari pengertian
tersebut, parameter merupakan suatu ukuran, nilai atau kondisi yang
diperkirakan dan dijadikan tolak ukur atau contoh dalam berbagai hal.
Maka, parameter-parameter yang digunakan dalam komunikasi
gelombang radio merupakan suatu ukuran nilai minimal atau kondisi
TEKNIK TRANSMISI
112 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
tertentu yang dihitung atau diperkirakan dan dijadikan tolak ukur atau
contoh dalam melakukan pengiriman informasi dari pengirim ke penerima
dengan menggunakan gelombang pembawa berupa gelombang radio.
Gelombang radio sebagai gelombang pembawa memiliki beberapa kriteria
dasar agar gelombang radio yang dipancarkan oleh transmitter dapat diterima
dengan baik oleh receiver dan digunakan sebagaimana mestinya oleh pengguna.
Beberapa catatan kecil dalam parameter yakni, menentukan parameter dilakukan
di proses perencanaan komunikasi gelombang radio, dengan tujuan menjadi
tepat guna dalam proses penentuan frekuensi dan antena yang digunakan.
Jenis hubungan yang terjadi antara gelombang radio dengan parameternya
bermula saat penggunaan antena sebagai pemancar dan penerima gelombang
radio yang akan dijadikan media komunikasi. Dapat dikatakan parameter
komunikasi radio tidak lain adalah parameter yang sering dijumpai pada
antena. Beberapa jenis parameter antena yang berpengaruh pada kualitas
pengiriman gelombang radio menurut Constantine A Balanis dalam bukunya
Antenna Theory Analysis And Design seperti pola radiasi, massa jenis daya
radiasi, intensitas radiasi dan rasio intensitas radiasi (directivity), beamwidth,
penguatan, bandwidth, polarisasi, impedansi input, temperatur antena.
Parameter tersebut diukur dan dihitung untuk memastikan informasi yang
dibawa oleh gelombang radio sampai pada pengguna tanpa adanya cacat. Seiring
dengan terjadinya proses pengiriman, maka akan banyak hambatan yang terjadi yang
mengakibatkan adanya toleransi dalam proses perhitungan parameter tersebut.
Maka dalam proses perhitungan terdapat tiga hal penting yang dijadikan tolak
ukur yakni daya pengiriman (power), penguatan (gain) saat proses pengiriman dan
hambatan / gangguan (noise) yang mengakibatkan kehilangan daya atau loss pada
proses pengiriman yang ketiga hal tersebut sudah diperhitungkan dengan matang.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 113
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Noise bisa dibedakan menjadi dua katagori yaitu (1) Noise internal
adalah noise yang dibangkitkan oleh komponen-komponen dalam sistem
komunikasi atau disebut dengan distorsi. (2) Noise eksternal, dihasilkan oleh
sumber di luar sistem komunikasi. Ada dua macam noise eksternal yaitu noise
buatan manusia (man made noise) dan noise alami (ekstra terrestrial). Berikut
beberapa jenis Noise eksternal adalah:
1. Thermal Noise
Thermal noise merupakan noise yang selalu hadir dalam setiap
sistem komunikasi, dengan alasan bahwa pada suatu temperatur di atas
nol absolut (0°K), energi termal/panas menyebabkan partikel bergerak
secara acak (random motion).
Gerakan acak dari partikel bermuatan, seperti elektron, pada suatu
konduktor menghasilkan arus atau tegangan acak yang menghasilkan
thermal noise. Dengan kata lain, materi penyusun, perubahan suhu,
perubahan muatan listrik adalah penyebab utama derau.
Noise yang paling besar pengaruhnya dalam sistem komunikasi
adalah thermal noise. Noise ini selalu menyertai sinyal informasi. Noise
ini mempunyai distribusi energi yang seragam pada seluruh spektrum
frekuensi.
Maka, thermal noise adalah noise yang muncul pada setiap media
transmisi dan pada setiap perangkat telekomunikasi sebagai akibat
dari gerakan elektron secara acak. Noise ini mempunyai sifat menyebar
merata ke seluruh band frekuensi. Setiap komponen pada perangkat dan
setiap media transmisi selalu memberikan kontribusi thermal noise pada
sistem, jika bekerja pada temperatur di atas temperatur mutlak.
Besaran noise ini biasanya dinyatakan dalam derajat Kelvin. Karena
penyebarannya merata pada seluruh band frekuensi, maka noise ini
dinamakan White noise. Besarnya thermal noise dalam watt dirumuskan
sebagai berikut:
(5.1)
TEKNIK TRANSMISI
114 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Dengan :
P = Daya noise pada antena (Watt)
k = Konstanta Boltzman (1.38 × 10−23 J/K)= -228 dB
T = Temperatur antenna (K)
B = bandwidth (Hz)
(5.2)
Jika nilai k dimasukan dalam persamaan di atas, maka nilai P menjadi :
(5.3)
2. Interferency Noise
Interferency noise yaitu adanya frekwensi yang saling menutup
bandwidth. Interferensi merupakan kontaminasi oleh sinyal lain yang
berasal dari pemancar lain, power lines, switching circuit dan sebagaianya.
Interferensi paling sering terjadi dalam sistem radio. Radio Frequency
Interference (RFI) juga muncul dalam media kabel jika kabel transmisi
tersebut atau rangkaian penerima menangkap sinyal yang diradiasikan
dari suatu sumber yang dekat.
3. Induce Noise,
Induce noise yaitu adanya arus liar yang masuk saluran transmisi
(missal petir, kebocoran arus listrik)
4. Cross Talk
Cross talk yaitu percakapan silang antarmedia transmisi, karena salah
satu media transmisi mengalami koneksi dengan media transmisi yang
lain. Crosstalk adalah pengkopelan yang tidak kita inginkan pada jalur
signal. 3 macam penyebab crosstalk yaitu (1) Electrical coupling antar
media trasmisi, seperti electrical coupling antar kabel voice. (2) Frekuensi
respon yang buruk sebagai akibat rusaknya filter atau disain filter yang
jelek. (3) ketidaklinieran pada sistem multi channel (FDM).
Cross talk ada 2 macam, yaitu Near end crosstalk dan Far end crosstalk.
Kedua crosstalk tersebut besarnya harus > 43 dB untuk Long Distance
Circuit dan > 58 dB untuk kabel dari langganan ke sentral. (Ref. CCITT Rec.
G 151 D).
5. Impulse Noise
Impulse noise yaitu adanya lonjakan arus listrik secara tiba tiba pada
media tramnsmisi
6. Intermodulation noise
Intermodulation noise ditimbulkan oleh intermodulation product. Jika
kita memasukkan 2 frekuensi, f1 dan f2 pada sebuah komponen non
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 115
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK TRANSMISI
116 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
(5.4)
(5.5)
Seperti yang diuraikan di atas setiap sirkit pasif dan aktif pada
setiap media trasmisi menyumbangkan noise pada sistem transmisi.
Noise figure adalah perbandingan antara noise yang dihasilkan
perangkat dalam kenyataan dibandingkan dengan noise pada
perangkat ideal. Untuk perangkat linier, noise figure (NF) dalam watt
dinyatakan :
(5.6)
sehingga, jika dinyatakan dalam decibel menjadi
(5.7)
2. Distorsi
Dalam sistem komunikasi, sinyal selalu mengalami degradasi (penurunan)
kualitas. Penurunan ini, selain diakibatkan oleh noise, juga berasal dari
distorsi dan interferensi yang bisa mengubah bentuk sinyal. Walaupun konta-
minasi sinyal bisa terjadi pada tiap elemen komunikasi, tapi konvensi standar
menyatakan bahwa secara keseluruhan penyebab itu ditimpakan pada kanal.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 117
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 5. 4 . Distorsi
Sumber : Sukhendro Pragulo, 2017
(5.8)
Bandwidth harus dapat dipropagasikan atau dilewatkan pada ruang bebas,
frekuensi pembawa bandwidth disebut dengan frekuensi carrier. Frekuensi
carrier atau frekuensi gelombang pembawa yang terletak di tengah-tengah
bandwidth, sehingga frekuensi pembawa (fc) dapat dirumuskan:
(5.9)
TEKNIK TRANSMISI
118 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
(5.10)
Dengan :
L = jumlah level signal yang dikodekan; contoh tipe PSK-8
maka
L = 8 atau QAM-64 maka L = 64
BW = bandwidth
b. Teori Kapasitas Shanon yaitu metode perhitungan bitrate dengan
mengasumsikan bahwa kanal terjadi noise. Perhitungan Kapasitas
menggunakan teori ini, memperhitungkan faktor propagasi,
seperti jarak, lingkungan (LOS, NLOS) dengan persamaan:
(5.11)
jika niai SNR dalam bentuk decibel dan SNR > 30 dB atau > 1000 kali,
maka rumus bitrate menjadi:
(5.12)
Pembahasan mengenai bitrate akan berhubungan dengan istilah
throughput dan latency. Throughput adalah kecepatan data yang
sesungguhnya pada kanal tersebut. Throughput nilainya maksimum sama
dengan birate dan kemungkinan bisa lebih kecil dari bitrate. Sebagai
ilustrasi jika suatu jalan raya mampu menampung 1.000 mobil /jam.
Suatu saat terjadi kerusakan jalan maka hanya dapat menampung 300
mobil/jam. Bitrate dianalogikan 1.000 mobil/jam sedangkan 300 mobil/
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 119
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
jam adalah throughput. Kondisi nilai throughput akan lebih kecil dari
bitrate. Latency atau juga disebut delay adalah waktu yang diperlukan
mulai data diproses oleh pengirim, perjalanan dan proses penerimaan
data disisi penerima. Latency dipengaruhi oleh bebrapa hal yakni :
1) Propagation Time yaitu waktu rambatan gelombang radio yang
sifatnya dianggap konstan atau setara dengan:
(5.13)
2) Transmission Time yaitu waktu yang digunakan untuk mentransmisikan
volume data setara dengan:
(5.14)
misal suatu foto dengan volume 1 Mbps sedangkan throughput
adalah 250 kbps, maka waktu transmisi adalah = 1 Mbps / 250 kbps
= 4 detik.
3) Queing time yaitu waktu rata rata setiap bit menunggu untuk dikirim
atau waktu buffer memori tempat data ditampung sebelum data
ditransmisikan.
4) Proccessing delay yaitu waktu rata-rata setiap bit untuk diterima
kemudian diproses atau waktu proses pengkodean dan proses
kompresi data, dengan kata lain merupakan waktu yang diperlukan
data dengan sinyal analog diubah menjadi sinyal digital dan waktu
proses dilakukan kompresi data.
Dengan beberapa pengaruh di atas, maka persamaan untuk
mencari latency adalah:
(5.15)
D. Emphase/dempahasis
De-emphasis maupun pre-emphasis adalah komponen yang sering digunakan
dalam rangkaian pemancar gelombang radio terutama pada jenis pemancar atau
penerima FM (frequency modulation) untuk mencegah pengaruh kecacatan pada
sinyal atau gelombang yang terima. Biasanya komponen de-emphasis diletakkan
pada penerima setelah demodulator, dan komponen pre-emphasis diletakan
pada pemancar sebelum modulator. Secara teoritis dapat dikatakan fungsi dari
komponen de-emphasis maupun pre-emphasis adalah untuk menekan frekuensi
audio yang besarnya berlebihan (tinggi) yang dikirim oleh pemancar. Karena
itu komponen pre-emphasis ditempatkan pada awal sebelum sinyal itu sempat
masuk pada demodulator dan de-emphasis diletakan setelah sinyal keluar dari
demodulator.
TEKNIK TRANSMISI
120 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
E. Equalizing
Equalizing atau equalization merupakan teknik pengolahan sinyal pada sisi
pengirim atau transmitter yang digunakan untuk memosisikan sinyal memiliki
daya tahan terhadap delay spread. Delay spread dapat menyebabkan terjadinya
intersymbol interference (ISI). ISI lebih sering menyebabkan error floor ketika simbol
time modulasi sama dengan kanal delay spread-nya. Hal yang perlu dilakukan
untuk mencegah terjadinya ISI dibutuhkan modulasi simbol time berdasarkan
kanal delay spread rms . Sebagai contoh, telepon yang secara umum bekerja di
dalam ruangan memiliki delay spread kecil, dan data suara yang dikirimkan relatif
membutuhkan bitrate yang kecil. Maka pada kasus ini equalization untuk kasus ini
masih belum dibutuhkan. Sementara untuk teknologi selular yang secara umum
digunakan untuk kebutuhan di luar ruangan dengan rms delay spread memiliki
nilai yang dianggap sama dengan nilai time modulasinya atau dapat dikatakan
, maka equalization pada kasus ini sangat dibutuhkan.
Teknologi dengan kebutuhan bitrate yang tinggi lebih sensitif terhadap delay
spread, dan juga membutuhkan equlization dengan kualitas performansi yang
baik dan tinggi atau dengan menggunakan teknik untuk mencegah terjadinya
ISI. Pada kenyataannya pengaruh delay spread merupakan tantangan yang kerap
terjadi dan dapat menjadi masalah yang signifikan untuk komunikasi nirkabel
dengan bitrate yang tinggi.
Desain equalizer harus diseimbangkan dengan pencegahan terhadap ISI
dengan noise enhancement, yang berakibat pada peningkatan noise power.
Equalizer yang tidak linier lebih tahan terhadap noise enchancement dari
pada equalizer linier tetapi dengan kompleksitas yang tinggi. Equalizer harus
mempunyai estimasi kanal impulse atau respon frekuensi untuk mencegah ISI.
Ketika kanal wireless menggunakan sistem waktu (time), maka equalizer bersifat
seperti frekuensi atau respon impuls dari kanal (training) dan meperbaharui
respon frekuensi dari kanal yang mengalami perubahan (tracking).
Proses training dan tracking equalizer yang sering dijadikan acuan
berasal dari equalizer adaptif, yang mampu beradaptasi terhadap perubahan
kanal. Equalizer adaptif cukup sulit jika kanal berubah dengan sangat cepat.
Equalizer dapat diimplementasikan pada baseband, Radio Frequency atau
Intermediet Frequency. Sebagian besar diimplementasikan secara digital setelah
dikonversi dari analog ke digital, sehingga filter menjadi lebih murah, kecil, dan
terjadi efisiensi daya.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 121
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
F. C/N
C/N Ratio atau CNR adalah perbandingan antara level daya sinyal pembawa
(carrier) yang keluar dari modulator dengan sinyal penginterferensi (interferer)
yang diterima. Titik ukur C/N biasanya dilakukan pada tingkat IF sebelum masuk
ke demodulator dan merupakan batas ambang sinyal carrier yang masih dapat
didemodulasi dengan baik oleh demodulator. Semakin besar nilai C/N maka
kualitas sinyal semakin bagus. C/N juga digunakan sebagai patokan batas ambang
sinyal pemodulasi yang masih dapat didemodulasi dengan baik oleh perangkat
demodulator.
Sebagai contoh pada sistem komunikasi satelit, dikarenakan jarak yang jauh
pada jaringan satelit GSO (geostasionary satellite), penguatan pada sistem tersebut
harus ditingkatkan untuk mengimbangi FSL (free space loss). Hal ini mengarah pada
penggunaan antena parabola besar yang diasosiasikan dengan komunikasi satelit.
Disamping itu, noise pada persamaan juga sangat penting, karena banyak terjadi
perubahan karakteristik noise pada peralatan yang memungkinkan pengurangan
gain yang diterima. Perkembangan teknologi yang terjadi pada akhir 1980-an
menitik beratkan ketika ukuran antena untuk internasional gateway (Standard
A) dikurangi dari 30m menjadi 15m. Jika mengingat pembagian thermal noise
berdasarkan sumbernya, dimana noise dikategorikan menjadi noise eksternal
atau noise internal dengan bersarkan sumber noise berasal dari peralatan (stasiun
satelit atau bumi) atau di luar peralatan.
CNR atau C/N sering dijadikan patokan pada pengukuran performansi dari
suatu link satelit di sisi penerima, dan perhitungan link budget sering berhubungan
dengan penentuan ratio ini. Secara konvensional equivalent dengan :
(5.16)
jika:
Maka :
(5.16)
TEKNIK TRANSMISI
122 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Dengan:
(5.17)
G. Frequency Counter
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 123
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
pengalihan fungsi ini dilakukan hanya dengan cara memindahkan saklar pemilih
dari satu fungsi ke fungsi yang lainnya. Sebagai pembangkit sinyal atau frekuensi,
biasanya ditunjukkan dengan rentang (range) frekuensi yang bisa dihasilkan.
Contohnya rentang frekuensi : 0.03 Hz hingga 3 Mhz dengan 7 step yaitu: 1 Hz,
10Hz, 100Hz, 1KHz, 10Khz, 100KHz, 1Mhz. Bentuk gelombang yang dibangkitkan:
gelombang sinus, gelombang segitiga, gelombang kotak, gelombang gigi gergaji
positivegoing, gelombang gigi gergaji negative-going, gelombang pul-sa positive-
going, gelombang pulsa negative-going, gelom-bang pulsa TTL.
Untuk pencacah frekuensi kebanyakan ditunjukkan dengan rentang
pengukuran yang dapat dijangkau. Contohnya rentang pengukuran : 1Hz - 20
MHz, 5 digit dengan Impedansi input : >>1 MΩ/20pF Kepekaan : 100mV rms
Ketepatan : 0.1Hz/1Hz/100Hz Kekeliruan ukur : <0.003% ± 1 digit Tegangan
input maksimun : 150V (AC+DC) (dengan pelemahan) Harga piranti itu cukup
mahal apalagi jika rentang frekuensi yang terukur dapat mencapai tataran giga
hertz. Biasanya frekuensi kerjanya antara 10 Hz sampai 3 GHz. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penggunaan :
1. Pastikan bahwa frekuensi yang akan dicacah (counter) sudah terhubung
dengan input alat ukur.
2. Perhatikan tombol rentang frekuensi yang dicacah agar pembacaan mudah
dilakukan.
3. Apabila pencacahan menunjukkan overflow (melebihi) dari yang seharusnya,
maka pindahkan atau tekan tombol batas yang lebih tinggi.
H. Spectrum Analyzer
Pengertian dari spectrum analyzer adalah alat yang digunakan untuk
memeriksa komposisi spectral dari beberapa gelombang seperti gelombang
listrik, akustik, atau optic. Spectrum analyzer menampilkan sinyal amplitude
yang bervariasi dengan frekuensi sinyal. Fungsi dari instrument ini adalah untuk
mengamati spectrum dari sebuah sinyal, baik sinyal tunggal maupun sinyal yang
termodulasi. Hanya saja spectrum sinyal dengan frekuensi tinggi saja yang dapat
dilihat dalam instrument ini. Sedangkan untuk melihat spectrum sinyal dengan
frekuensi rendah dibutuhkan audio spectrum analyzer. (komandan.net, 2013).
Selain untuk kebutuhan tadi, Spectrum Analyzer juga banyak digunakan
untuk melakukan pengetesan performa alat transmisi satelit dan quality - control.
Misalnya untuk mengukur Gain Flatness (Kerataan Gain), Intermodulasi Product
(Kondisi dimana sebuah ODU mengonversi 2 signal input), Spourius (Noise yang
dihasilkan pada saat penguatan signal). Untuk melihat beberapa kondisi di atas
diperlukan Spectrum Analyzer dan tentunya kemampuan sang operator dalam
menggunkannya. Cara menggunakan sebuah Spectrum Analyzer sebenarnya tidak
terlalu sulit (untuk penggunaan standart tentunya), kita hanya cukup men-setup
center frequensi yang akan dimonitor (misal : 6,165 GHz), lalu mengatur Span
(lebar bandwidth yang dimonitor, misal : 10 Mhz), lalu hal yang perlu diperhatkan
adalah Log/Scale (skala kerapatan, ha ini menentukan ukuran tiap kotak dalam
dB. misalnya : 5 dB/div). Dari settingan standar di atas kita bisa menyimpulkan
sebuah Spectrum Analyzer akan digunakan untuk mengukur (melihat) frequency
6,160 GHz - 6, 170 GHz (karena span 10 Mhz), dengan center frequency-nya 6,165
TEKNIK TRANSMISI
124 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
GHz, dan tinggi tiap kotak adalah 5 dB. Misalnya pada sebuah Spectrum Analyzer,
sinyal terukur 3 kotak tingginya, hal ini bisa diasumsikan sinyal tersebut memiliki
besar (tinggi) signal 15 dB (scale 5 dB/Div). (thesis.binus.ac.id, 2010).
Analisisi suatu sinyal, secara sederhana bisa didefinisikan sebagai
pemeriksaan informasi-informasi sinyal pada main frewkuensi dan domain
waktu. Analisis sinyal pada domain waktu dilaukan dengan alat ukur osiloskop
sedangkan analisis sinyal pada domain frekuensi dilakukan dengan alat ukur
spektrum analyzer. Ada 3 cara untuk melakukan pengukuran sinyal pada domain
frekuensi yaitu :
1. Teknik real time
yakni teknik dengan menggunakan bandpass filter yang disusun berjejer sesuai
dengan jangkaun frekuensinya. Teknik ini biasanya hanya dapat menjangkau
sampai frekuensi audio saja. Kejadian-kejadian yang transient dapat ditangkap
oleh penganalisis ini karena semua filter yang berdekatan dibatasi oleh
bandwidth dari tiap-tiap filterya
2. Teknik fast fourier transform
Yakni teknik yang memproses suatu sinyal secara digital dalam suatu periode
tertentu untuk menghasilkan informasi-informasi frekuensi, amplitude dan
fase. Alat ukur yang menggunakan teknik ini dapat menganalisis siyal-sinyal
yang periodik dan nonperiodik dengan jangkauan frekuensinya bias mencapai
100kHz
3. Teknik swept tuned
Yakni tekni yang menggunakan tuned filter atau yang dsebut dengan heterodyne
receiver. Tuned filter lebih murah, tetapi tidak dapat memberikan performansi
yang cukup baik untuk pengukuran/penganalisaan suatu sinyal. Teknik super
heterodyne dapat memberikan performansi yang seimbang dari resolusi
frekuensi, kecepatan analisis, sensitif yang tinggi, jangkauan frekuensi yang
lebar, dan harga yang sebanding.
Spektrum analyzer merupakan alat ukur serba guna dalam melakukan
pengukuran sinyal pada domain frekuensi. Sebuah penganalis dapat dipakai
untuk pengukuran pada suatu transmitter yang memerlukan pengukuran
parameter-parameter seperti frekuensi, power, distorsi, gain dan noise. Spektrum
analyzer juga digunakan untuk menyelidiki mengenai distribusi energi sepanjang
spektrum frekuensi dari sebuah sinyal listrik yang diketahui. Dari penyelidikan
ini diperoleh informasi yang sangat berharga mengenai lebar bidang frekuensi
atau bandwidth, efek berbagai jenis modulasi, pembangkit sinyal yang palsu
dan begitu juga pada semua manfaatnya dalam perencanaan dan pengujian
rangkaian radio frekuensi. Spektrum analyzer mempunyai fungsi secara khusus
untuk mengukur beberapa besaran sinyal dalam suatu spektrum frekuensi yang
terbatas.
Spectrum Analyzer merupakan sebuah alat ukur yang harganya sangat mahal,
oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan dan
perawatannya, antara lain :
1. Tidak boleh ada tegangan masuk pada input signal RF (max : 0 Volt)
2. Parameter yang di Setup harus sesuai dengan kriteria signal yang akan
diukur (agar lebih presisi)
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 125
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
I. BER Test
BER (Bit Error Rate atau Bit error ratio) merupakan jumlah bit salah yang
diterima dibagi dengan total bit yang dikirimkan. Biasanya ditulis secara matematis,
10-3, 10-6, 10-9 dan seterusnya. Contohnya pada penulisan 10-3 yang memiliki arti
dalam setiap pengiriman 1000 bit terdapat ada 1 bit error. Bit Error Rate atau
juga disebut BER adalah laju kecacatan bit yang diterima dalam periode tertentu.
Pengukurannya adalah perbandingan antara bit cacat yang diterima dengan bit
yang dikirim dalam periode tertentu.
Bit error rate merupakan salah satu parameter yang sangat penting dalam
tautan komunikasi data apapun, baik kabel atau nirkabel. Hal ini penting untuk
didapat dengan mudah dan akurat dalam menentukan laju kesalahan bit pada
sistem apapun. Bit error rate dikaitkan dengan banyak sistem nirkabel dan radio,
tetapi juga digunakan secara merata di dalam industri telekomunikasi di mana ia
digunakan untuk menentukan kinerja tautan data termasuk sistem serat optik serta
tautan kabel lainnya juga. Mengingat pentingnya, maka pengujian adalah kunci
untuk mengetahui nilai BER.
Tidak seperti banyak bentuk pengujian lainnya, bit error rate atau BER
mengukur kinerja ujung ke ujung sistem termasuk pemancar, penerima dan media
diantara keduanya. Dengan cara ini, bit error rate atau BER memungkinkan kinerja
aktual dari suatu sistem dalam operasi untuk diuji, dari pada menguji bagian-
bagian komponen dan berharap akan beroperasi secara memuaskan ketika berada
di tempat. Agar laju kesalahan bit dapat diukur dengan mudah dan cepat, berbagai
penguji laju kesalahan bit tersedia dari berbagai produsen. Setiap tester memiliki
kelebihan dan kekurangannya sendiri.
Konsep dasar di balik pengujian tingkat kesalahan bit cukup mudah. Aliran
data dikirim melalui saluran komunikasi, apakah tautan radio, tautan serat optik
atau apa pun, dan aliran data yang dihasilkan dibandingkan dengan aslinya. Setiap
perubahan dicatat sebagai kesalahan data dan dicatat. Dengan menggunakan
informasi ini, tingkat kesalahan bit dapat ditentukan. Konsep dasar dari tes
tingkat kesalahan bit adalah langsung, tetapi implementasi yang sebenarnya
membutuhkan sedikit lebih banyak pemikiran, dan tidak sesederhana itu. Ada
sejumlah masalah yang perlu ditangani.
TEKNIK TRANSMISI
126 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Karena kesalahan data terjadi secara acak, perlu beberapa saat sebelum
pembacaan yang akurat dapat diperoleh dengan menggunakan data normal.
Untuk mempersingkat waktu yang diperlukan untuk pengukuran, urutan data
pseudorandom dapat digunakan.
Untuk memperluas alasan menggunakan urutan acak semu, ambil contoh
tautan data biasa. Untuk membuat pengukuran sederhana dari jumlah kesalahan
yang terjadi dimungkinkan untuk menggunakan detektor kesalahan yang
membandingkan data yang dikirim dan diterima dan kemudian menghitung jumlah
kesalahan. Jika satu kesalahan terdeteksi saat mengirim 1012 bit, maka perkiraan
pertama mungkin bahwa tingkat kesalahan adalah 1 dalam 1012, tetapi ini tidak
terjadi mengingat sifat acak dari setiap kesalahan yang mungkin terjadi. Secara
teori jumlah bit yang tak terbatas harus dikirim untuk membuktikan tingkat
kesalahan aktual, tetapi ini jelas tidak layak.
(5.17)
Kriteria nilai BER (Bit Error Rate atau Bit error ratio) adalah jika nilai BER ≥ 1
x10-3, akan mengakibatkan Loss of Signal (LOS) dan berakibat pada Loss Frame
atau hilangnya packet informasi. Contoh pengukuran BER suatu kanal internet pada
bitrate data 100 Mbps, terdapat bit error 20 selama satu jam, Hitung BER dalam 1
jam maka jawabannya BER = 20 : ( 100 x 106 bit/ second x 3600 second) = 5,6 x 10-
10
dengan kata lain terdapat 56 bit error setiap pengiriman 10.000.000.000 bit. Bit
error tersebut dapat dikarenakan adanya gangguan pada media transmisi seperti
redman, distorsi dan noise.
Ketika tingkat kesalahan turun, maka perlu waktu lebih lama untuk pengukuran
yang harus dilakukan jika ada tingkat akurasi yang ingin dicapai. Untuk Gigabit
Ethernet yang menentukan tingkat kesalahan kurang dari 1 dalam 1012, waktu
yang dibutuhkan untuk mengirimkan 1012 bit data adalah 13,33 menit. Untuk
mendapatkan tingkat kepercayaan yang wajar dari tingkat kesalahan bit akan lebih
baik untuk mengirim sekitar 100 kali jumlah data ini. Ini akan memakan waktu
1333 menit atau sekitar 22,2 jam.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 127
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Jelas tidak nyaman untuk melakukan pengukuran selama ini. Dengan demikian
untuk membantu membuat pengukuran lebih cepat, teknik matematika diterapkan
dan data yang dikirim dalam tes dibuat secara acak mungkin - kode pseudorandom
digunakan yang dihasilkan dalam bit rate rate tester. Ini membantu mengurangi
waktu yang dibutuhkan sambil tetap memungkinkan pengukuran yang cukup
akurat untuk dilakukan.
Selain menggunakan sumber data pseudo-acak, seringkali perlu untuk
mensimulasikan jalur transmisi. Dengan cara ini pengujian BER dapat dilakukan
di laboratorium dengan pemancar dan penerima saling berdekatan. Untuk
mensimulasikan jalur transmisi, perlu untuk mengatur “media” yang mewakili jalur
transmisi data aktual yang akan digunakan. Dalam hal transmisi radio, ini termasuk
noise dan propagation fading.
Noise di jalur radio berasal dari sejumlah sumber. Itu dapat dihasilkan baik
secara eksternal ke sistem elektronik itu sendiri dan datang sebagai suara yang
diterima, atau dapat dihasilkan secara internal, terutama sebagai suara di ujung
depan penerima. Kebisingan penerima akan muncul terlepas dari apakah sistem
berada dalam lingkungan yang disimulasikan atau nyata.
Kebisingan yang tersisa dapat disimulasikan dan diperkenalkan ke penerima
menggunakan generator dioda kebisingan. Karakteristik memudar untuk
sistem komunikasi radio. Karakteristik memudar saluran hanya benar-benar
berlaku untuk sistem berbasis radio. Sangat penting untuk menyimulasikan
karakteristik kehidupan nyata dari jalur transmisi dengan cara yang realistis.
TEKNIK TRANSMISI
128 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
B. Peralatan
1. 1 set spectrum analyzer
2. 1 buah antena penerima
3. 1 set fuction generator
4. 1 set speker computer
5. Millimeter blok
C. Langkah Percobaan
1. Scan frekuensi
a. Sambungkan kabel input ke antena penerima dan bagian input
spectrum analyzer. Sambungkan input speaker pada terminal
“phone” dari spectrum analyzer .
b. Posisikan spectrum analyzer pada posisi menyala “on”
c. Tekan tombol “center” lalu atur frekuensi ke 88 Mhz. atur tombol
span ke 200 Khz.
d. Perlahan-lahan naikkan frekuensi dengan mengatur tombol
“spinner” sampai layer menunjukkan spektrum dengan frekuensi
tengah yang jelas.
e. Tekan tombol “shift” dan “center” untuk mengaktifkan mode
“demod”. Putar “spinner ke posisi Narrow, Medium atau Wide
sampai terdengar siaran radio.
f. Tekan tombol “center” geser frekuensi tengah kembali atau dapat
mengatur “ref lvl” untuk hasil yang lebih jelas.
g. Atur mode “Demod” ke off lalu atur kembali tombol span ke 200Khz.
Catat nilai frekuensi tengah, refence level dan daya puncak sinyal
ke lembar data. Gambarkan spektrum di kertas milimeter. Lengkapi
dengan notasi reference level, frekuensi tengah dan daya puncak
dalam dBm dan Watt. Tempelkan di lembar pengamatan.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 129
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
TEKNIK TRANSMISI
130 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
2. Diketahui sebuah link menghasilkan sebuah level noise sebesar 5 dBm dan
level signal sebesar 20 dBm. Berapakah nilai SNR pada link tersebut?
Diketahui :
Level noise = 5 dBm
Level signal = 20 dBm;
Ditanya : SNR atau S/N …..?
Jawab :
4. Sebuah antena Recevier memiliki SNR out sebesar 50 dB. Berapakah SNR
yang masuk pada antena pemancar tersebut jika Noise of figure antena
sebesar 10 dB?
Diketahui :
NF = 10 dB
S/N out = 50 dB
Ditanya : S/N in …?
Jawab :
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 131
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
5. Berapakah besarnya nilai C/N jika nilai EIRP saturasi sebesar 40 dBW,
loss tracking + atmosphere sebesar 0,9 dB, frekuensi sebesar 4 GHz, gain
antena sebesar 56,3 dB, noise temperatur sebesar 160 K, noise band width
36 MHz maka akan diperoleh nilai sebagai berikut:
Diketahui :
EIRP = 40 dBw
Loss = 0.9 dB
f = 4 Ghz
Gain = 56.3 dB
T = 160 K = 10 log 160 = 10 x 2.2 = 22 dB
B = 36 Mhz=10 log 36 x 106 =10 (log 36 + log 106)=10 (1.5 + 6)=65 dB
Ditanya : C/N …?
Jawab :
CAKRAWALA
Apakah kau tau, tidak disarankan untuk meletakkan router WIFI berdekatan
dengan oven microwave? Ya oven microwave yang bisanya digunakan
untuk memasak, teryata alat tersebut memancarkan radiasi gelombang
electromagnet juga. Sama halnya dengan router WIFI yang biasanya digunakan
untuk kita berkoneksi dalam dunia digital. Radiasi gelombang elektromagnetik
yang dihasilkan oleh oven microwave dan WIFI ternyata memiliki frekuensi
yang sama, yakni 2.4 Ghz yang tentunya dapat saling mempengaruhi. Hanya
saja penggunaan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi 2.4 inilah
yang berbeda, yang 1 untuk memasak dan yang lain untuk sambungan
internet. Kedua benda tersebut memanfaatkan radiasi gelombang mikro.
Microwave menggunakan radiasi tersebut untuk memanaskan benda di
dalamnya, sedangkan router untuk memancarkan data. Ketika posisi mereka
berdekatan, maka akan terjadi interferensi gelombang yang mengakibatkan
kinerja router ataupun microwave terganggu. Selain itu, perangkatkan lain
yang bekerja pada frekuensi yang sama dengan router dan oven mivrowvae
juga saling menginteferensi yang mengakibatkan sinyal yang digunakan
menjadi tumpang tindih dan melambatkan kinerja masing-masing alat.
TEKNIK TRANSMISI
132 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
JELAJAH INTERNET
Apakah kalian pernah
mendengan tentang frekuensi radio
yang membahayakan? Atau kalian
pernah menggunakan Handy Talky
atau HT pada frekuensi yang tidak
seharusnya? Hal ini harus dihindari.
Penggunaan Frekuensi radio secara
ilegal ternyata membahayakan
masyarakat. Bagaimana
penggunaan frekeunsi illegal dapat
membahayakan jiwa orang lain? Lalu
apa hubungannya dengan komunikasi
yang ada? Yuk cari tau jawabannya kawan di https://www.postel.go.id/berita-
penggunaan-frekuensi-radio-ilegal-membahayakan-masyarakat-27-2247.
RANGKUMAN
1. Parameter-parameter yang digunakan dalam komunikasi gelombang radio
merupakan suatu ukuran nilai minimal atau kondisi tertentu yang dihitung
atau diperkirakan dan dijadikan tolak ukur atau contoh dalam melakukan
pengiriman informasi dari pengirim ke penerima dengan menggunakan
gelombang pembawa berupa gelombang radio.
2. Noise mengacu pada sinyal listrik acak yang tidak bisa diprediksi, yang
dihasilkan oleh sumber alam, baik internal maupun eksternal (dari luar
sistem).
3. Jenis-jenis noise seperti thermal noise, interference noise, induce noise, cross
talk, impulse noise, dan intermodulation noise
4. Distorsi adalah gangguan yang berasal dari komponen transmisi (internal)
dan berakibat pada bentuk gelombang karena sistem memberi respon yang
tidak tepat terhadap sinyal itu sendiri sehingga memyebabkan sinyal yang
diterima cacat. Jenis distorsi seperti delay distortion, quantizing distortion.
5. Bandwidth merupakan lebar pita frekuensi radio yang membawa sinyal
informasi atau dapat dikatakan selisih frekuensi tertinggi dengan frekuensi
terendah.
6. Bitrate atau datarate merupakan kecepatan transmisi atau pengiriman bit-
bit informasi yang sebelumnya sudah diubah oleh modulator.
7. De-emphasis maupun pre-emphasis adalah komponen yang sering digunakan
dalam rangkaian pemancar gelombang radio terutama pada jenis pemancar
atau penerima FM (frequency modulation) untuk mencegah pengaruh
kecacatan pada sinyal atau gelombang yang terima.
8. Equalizing atau equalization merupakan teknik pengolahan sinyal pada
sisi pengirim atau transmitter yang digunakan untuk memosisikan sinyal
memiliki daya tahan terhadap delay spread.
9. C/N Ratio atau CNR adalah perbandingan antara level daya sinyal pembawa
(carrier) yang keluar dari modulator dengan sinyal penginterferensi
(interferer) yang diterima.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 133
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
RANGKUMAN
10. BER (Bit Error Rate atau Bit error ratio) merupakan jumlah bit salah yang
diterima dibagi dengan total bit yang dikirimkan.Biasanya ditulis secara
matematis, 10-3, 10-6, 10-9 dan seterusnya.
11. Frequency counter atau yang lebih dikenal sebagai pencacah frekuensi
mempunyai fungsi untuk mencacah frekuensi yang dihasilkan oleh suatu
osilator atau oleh pembangkit frekuensi (signal generator).
Pengertian dari spectrum analyzer adalah alat yang digunakan untuk
memeriksa komposisi spectral dari beberapa gelombang seperti
gelombang listrik, akustik, atau optik.
TUGAS MANDIRI
Carilah sebuah artikel atau informasi dari berbagai sumber, boleh dari buku,
jurnal, website, atau internet mengenai jenis-jenis noise dan distorsi lalu
gambarkan masing-masing sinyal hasil keluaran pada antena penerima
bentuk dari sinyal tersebut lalu lakukan analisis terhadap perbedaan
bentuk sinyal tersebut antara sisi pengirim dengan sisi penerima.
REFLEKSI
TEKNIK TRANSMISI
134 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PENILAIAN AKHIR
PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL
SEMESTER GASAL
A. Pilihan Ganda
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
2. Stop band suatu low pass filter ditentukan oleh parameter dengan nilai tertentu.
Parameter tersebut adalah ....
A. Frekuensi dan redaman
B. Redaman
C. Frekuensi
D. Pass band
E. Bandwidth
4. Type filter yang sering digunakan pada down converter adalah ....
A. LPF
B. BPF
C. HPF
D. HPA
E. SSPA
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 135
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
1. GSM 9. HSUPA
2. LTE-FDD 10. CDMA 2000 1x EV-DO
3. LTE-TDD 11. CDMA 2000 1x EV-DV
4. CDMA 2000 12. HSPA+
5. UMTS W-CDMA 13. GPRS
6. CDMA 2000 1x 14. EDGE
7. HSDPA 15. LTE+
8. AMPS
9. Teknologi jaringan masa depan akan memungkinkan semua sistem untuk dapat
mengakses telekomunikasi dan internet melalui basis:
A. PSTN
B. PLMN
C. Data
D. VoIP
E. VoLTE
TEKNIK TRANSMISI
136 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
(2) AM-DSB
(3) AM-DSB-SC
(4) AM-SSB-USB
(5) AM-SSB-LSB
Berdasarkan jenis Modulasi di atas, yang memiliki badwidth paling kecil adalah …
A. Nomor 1
B. Nomor 2
C. Nomor 3
D. Nomor 4
E. Nomor 5
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 137
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
C. FSK
D. FM
E. AM
15. Suatu data akan dikirimkan dengan modulator digital. Jika kecepatan data
tersebut 10 MBps, berapa bandwidth sinyal informasi tersebut?
A. 10 Mhz
B. 20 Mhz
C. 30 Mhz
D. 40 Mhz
E. 50 Mhz
16. Jika suatu modulasi FSK digunakan untuk mengirimkan data dengan kecepatan
10 MBps. Berapakah bandwidth hasil modulasi FSK jika beda f1 dan f2 adalah
sebesar 10 MHz?
A. 10 Mhz
B. 20 Mhz
C. 30 Mhz
D. 40 Mhz
E. 50 Mhz
17. Tampilan dari osiloskop yang bisa digunakan untuk menggambarkan kesehatan
sinyal QAM adalah …
A. BER
B. Konstelasi
C. Quadeature
D. Amplitude
E. Eye pattern
18. Suatu modulator QPSK mempunyai bandwidth pada sinyal hasil modulasinya
sebesar 100 MHz. Jika modulasinya diubah menjadi 16 QAM, berapa bandwidth
sinyal hasil modulasinya?
A. 100 Mhz
B. 75 Mhz
C. 50 Mhz
D. 25 Mhz
E. 2.5 Mhz
19. Suatu modulator 16 QAM mempunyai bandwidth pada sinyal hasil modulasinya
sebesar 100 MHz. Jika modulasinya diubah menjadi 64 QAM, berapa bandwidth
sinyal hasil modulasinya ?
A. 100 Mhz
B. 75 Mhz
C. 50 Mhz
D. 25 Mhz
E. 2.5 Mhz
TEKNIK TRANSMISI
138 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
20. Berikut adalah gambar hasil modulasi digital dengan Modulator jenis PSK-4
(Q-PSK) dimana phasa modulator 00= bit 00; 900=bit 01; 1800= bit 11 dan 2700
= bit 10
22. Gambar berikut adalah antena jenis Yagi yang digunakan untuk frekwensi
spektrum UHF dan SHF
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 139
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
23. Siswa SMK melakukan praktek kualitas matching impedance suatu Antena dengan
alat ukur Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) meter seperti pada gambar
Jika meter pada VSWR menunjukkan rasio 1:1,2 sedangkan tegangan gelombang
elektromagnetik yang dikirim dari pemancar adalah 240 volt. Berarti antena
memancarkan tegangan gelombang elektromagnetik sebesar.....
A. 240 volt
B. 220 volt
C. 200 volt
D. 190 volt
E. 180 volt
24. Berikut adalah gambar bagian Out Door Unit (ODU) pada sistem terminal VSAT
Komponen (A) yang ditempatkan pada titik fokus antena parabola yang berfungsi
memancarkan dan menerima gelombang elektromagentik, disebut dengan.....
A. Reflector/Dish
B. Feed Horn
C. Low Noise Block (LNB)
D. Block Up Converter (BUC)
E. Feeder
TEKNIK TRANSMISI
140 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
25. Kekuatan daya pancar antena pada stasiun bumi atau Effective Isotropically
Radiation Power (EIRP) diketahui 33 dBw, jika dikonversi ke dalam satuan watt,
maka nilainya adalah.....
A. 2.000 watt
B. 1.800 watt
C. 1.500 watt
D. 1.200 watt
E. 1.000 watt
26. Antena wireless yang jarak antara keduanya adalah 10 km, dimana PTx 200 mW
dan GTx 24 dBi serta loss cable 1 dB. Sementara disisi lain PRx 100 mW dan GRx
20 dBi. Maka total gainnya adalah … .
A. 98 dB
B. 94 dB
C. 85 dB
D. 63 dB
E. 58 dB
27. Index modulasi merupakan ukuran seberapa dalam sinyal informasi memodulasi
sinyal pembawa. Apabila index modulasi terlalu besar (m>1) maka hasil sinyal
termodulasi AM akan cacat dan apabila index modulasi terlalu rendah (m<1) maka
daya sinyal termodulasi tidak maksimal. Pada modulasi analog AM, jika diketahui
Emaksimal adalah 3 V dan E minimal adalah 1 V, maka indek modulasinya adalah
...
A. 3
B. 2
C. 1
D. 0.5
E. 0.3
28. Desain suatu antena sector BTS pada sistem GSM mempunyai beamwidth atau
Radiation
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 141
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
Patern seperti gambar diatas, dimana Half Power Bandwidth (HPBW) mempunyai
sudut 300, jika pada sudut 00 suatu Mobile Station (MS) mendapatkan daya sinyal
terima dari antena sebesar -6 dBm. Maka jika Mobile Station pada posisi pada
sudut 300, akan menerima daya sinyal terima sebesar....
A. - 3 dBm
B. - 6 dBm
C. - 9 dBm
D. -12 dBm
E. – 15 dBm
A. 32 bit/simbol
B. 16 bit/simbol
C. 6 bit/simbol
D. 5 bit/simbol
E. 4 bit/simbol
30. Jika suatu pemancar radio mempunyai panjang gelombang 100 meter . Maka
band spectrum radio tersebut adalah ……
A. VHF
B. UHF
C. SHF
D. HF
E. LF
B. ESSAY
Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!
TEKNIK TRANSMISI
142 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
BAB
PERENCANAAN KOMUNIKASI RADIO I VI
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
PERHITUNGAN
FRESHNEL ZONA
OBSTACLE
PERHITUNGAN
KETINGGIAN ANTENA
KATA KUNCI
Line of sight /LOS - Perhitungan Freshnel Zona - Indeks permukaan Bumi (K) –
Obstacle - Perhitungan Ketinggian Antena
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 143
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PENDAHULUAN
SSB Marine VHF radio merupakan salah satu perangkat yang memanfaatkan
frekuensi sangat tinggi untuk komunikasinya. Tepikirkah bagaimana suatu radio
dapat menangkap sinyal informasi yang membuat orang yang menggunakannya atau
informasi / keadaan sekitar kapal yang membuatnya dapat bertahan hidup? Terpikirkah
bagaimana suatu komunikasi radio di tengah lautan dapat menyelamatkan seseorang
dari keadaan bahaya? Atau bagaimana suatu pasukan di medan perang mendapatkan
informasi dari daerah lain? Jawaban yang sangat mendasar adalah menggunakan
komunikasi radio.
Komunikasi radio merupakan komunikasi menggunakan gelombang radio
sebagai gelombang pembawanya. Hal ini yang mejadikan dasar sebuah komunikasi
radio memerlukan perhitungan yang baik hingga komunikasi itu berjalan dengan
baik. Sebuah perencanaan radio bukan hanya mengenai bagaimana link radio itu
digunakan tetapi bagaimana agar link yang digunakan oleh gelombang radio tersebut
memiliki kualitas yang baik dari segi pengiriman dan penerimaan dengan beberapa
keterbatasan daerah seperti ketinggian, jarak, kondisi cuaca dan lainnya.
Komunikasi yang terjadi seharusnya tidak mengenyampingkan hal-hal yang
akan membuat power atau kekuatan dari sinyal pembawa hilang dan mengakibatkan
informasi yang dibawa akan cacat. Banyak hal yang menjadi penyebab hilangnya
kekuatan sinyal dan dalam perencanaan komunikasi radio. Hal tersebut sudah
diperhitungkan sehingga syarat minimal sinyal terima terpenuhi.
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK TRANSMISI
144 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
dengan jarak maksimum sekitar 200 km atau setara dengan 125 mil.
Menurut IEEE, gelombang elektromagnetik antara 30 - 300 GHz disebut
dengan gelombang milimeter bukan gelombang mikro karena memiliki panjang
gelombang 1 hingga 10 mm pada frekuensi yang digunakan. Perambatan
gelombang milimeter memiliki ciri khas tersendiri, melalui dari 30 - 300 GHz
membuatnya semakin banyak dilirik oleh penyedia layanan dan perancang
sistem dikarenakan bandwidth yang lebar dan dapat digunakan untuk komunikasi
2 arah pada rentang frekuensi ini. Bandwidth tiang lebar tersebut mendukung
jenis aplikasi data berkecepatan tinggi baik suara, gambar ataupun video.
Perencanaan yang akan menggunakan frekuensi ini sebaiknya
memperhitungkan karakteristik propagasi sinyal radio yang akan digunakan
pada rentang frekuensi ini, sementara sinyal dalam bandwidth yang lebih rendah
dapat merambat bermil-mil dan dapat lebih mudah menembus bangunan. Hal
ini menjadi salah satu kekurangan gelombang ini yang hanya dapat merambat
beberapa mil saja dan tidak dapat menembus material padat.
Gelombang millimeter ini juga memungkinkan pada komunikasi yang
lebih banyak informasinya dengan pemanfaatan bandwidth tersebut dan dapat
meningkatkan keamanan transmisi. mekanisme propagasi untuk gelombang
mikro dan frekuensi millimeter termasuk difraksi, refraksi, refleksi, dan hamburan
dapat dilihat pada gambar 5.2.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 145
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
ketika ada posisi dua antena yang langsung berhadapan diantara dua titik yang
terpisah dan tidak ada penghalang diantaranya. Ada perbedaan kritis antara LOS
pada gelombang cahaya (juga dikenal sebagai LOS visual) dan LOS radio (atau
radiovisibilitas). LOS visual dipertimbangkan layaknya visibilitas optic mata
seperti yang terlihat oleh mata manusia atau dibantu teropong.
TEKNIK TRANSMISI
146 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
menjadi lebih sedikit, tentunya ini melibatkan perhitungan yang akurat tentang
kondisi lapangan yang akan dipasangkan antena dan perubahan propagasi yang
disebabkan perubahan kontur tanah. Kriteris yang diizinkan harus memadai dan
menjamin daya sinar terendah yang diharapkan dari jalur yang dibuat terpenuhi.
Hal ini bisa dicapai dengan tepat dengan memperhitungkan ketinggian antena,
yang bagaimana pun, tidak boleh lebih besar dari pada yang sebenarnya
dibutuhkan, baik karena alasan ekonomi maupun karena dapat meningkatkan
risiko fading dan distorsi sinyal karena pantulan. Beberapa jenis propagasi
gelombang yang dapat dari gambar di atas adalah sebagai berikut :
1. Propagasi Line of Sight (LOS) dimana gelombang elektromagnetik RF bebas
pandang antara pemancar dengan penerima.
(6. 1)
Atau;
(6. 2)
Dimana :
FSL = Free Space Loss dalam satuan dB
D = Jarak antara pemancar dengan penerima dalam Km
F = Frekwensi pemancar dalam Mhz atau Ghz
Contoh soal :
Suatu pemancar Wireless Broadband dengan frekwensi 2,4 Ghz, mempunyai
daya pancar 100 miliwatt, antena pemancar mempunyai Gain 12 dBi, dan
loss coaxial feerder sebsar 0,5 dB/ meter, panjang feeder 10 meter. Jarak dari
pemancar ke client = 2 km. Gain antena penerima Rx = 6 dBi. Berapa daya
yang diterima pada client Wireless ?
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 147
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
( )
Diketahui :
f = 2,4 Ghz
Ptx = 100 miliwatt = 20 dBm
Gtx = 12 dBi
Feeder = 10 m
IFL = 0.5 dB/m untuk Feeder 10 m menjadi 0,5 dB x 10 = 5 dB
D = 2 Km
Grx = 6 dBi
Ditanya : Prx ….. ?
Jawab :
Maka total
c. mencari daya input atau Sisi input antena
TEKNIK TRANSMISI
148 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 149
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
(6. 3)
Tabel 6. 1 Nilai Faktor Koreksi Antena dan Frekuensi (K) menyesuaikan tipe area
Dimana ;
FNLOS = Redaman atau kehilangan daya untuk propagasi NLOS dalam dB
f = Frekwensi kerja Pemancar
hb = tinggi antena pemancar (meter)
hm = tinggi antena client
a = factor koreksi antena
D = jarak antara pemancar dengan penerima km
K = factor koreksi frekwensi
TEKNIK TRANSMISI
150 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
(6. 4)
Dan rumus RSL:
(6. 5)
Dimana:
PTx = daya Pemancar Tx output dari PA-RF
Gtot = Gain total (pemancar + Penerima)
FSL = Loss free space NLOS
le = Loss feeder dan konektor (Tx dan Rx)
C. Freshnel Zone
Informasi mengenai zona fresnel yang paling umum adalah untuk periksa
penghalang yang menembus zona. Seperti ditekankan sebelumnya, meskipun
link antara antena pemancar dan penerima itu penting, tetapi link tersebut itu
mungkin tidak selalu memadai. Bahkan meskipun antena memiliki link pointing
yang besih dari hambatan, namun jika penghalang seperti kondisi lingkungan,
vegetasi, bangunan, dan lainnya menembus zona fresnel, maka akan tejadi
pelemahan sinyal.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 151
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Freshnel Zone adalah daerah atau zona yang bebas atau tidak ada halangan
atau obstacle yang akan menyebabkan terjadinya refleksi pemantulan ataupun
difraksi pembelokan gelombang. Dalam hal ini, zona Fresnel merupakan zona
yang tidak boleh ada pengganggu sinyal. Zona fresnel digambarkan seperti Ellips
yang berlapis dan dibuat dalam beberapa lapis. Lapisan pertama yaitu daerah
yang benar-benar tidak ada atau bebas dari halangan, lapisan ke dua adalah
daerah yang 80% tidak terhalang atau bebas dari halangan dan sinyal dianggap
masih dapat diterima, dan lapisan ke tiga adalah 60% bebas dari halangan dan
merupakan batas minimal zona yang diizinkan.
Zona Fresnel ditentukan menggunakan nomor urut yang sesuai dengan
jumlah kelipatan setengah dari panjang gelombang yang mewakili perbedaan
cepat rambat gelombang radio dari link pointing utama. Semakin tinggi frekuensi,
semakin sempit zona Fresnel dan mengakibatkan semakin rentan terhadap efek
non-LOS atau objek yang dapat mengurangi level daya terima.
Zona Fresnel pertama yang membentuk seperti elips pada permukaannya
sangat sesuai dengan pebedaan satu setengah panjang gelombang dan mewakili
volume terkecil dari semua zona Fresnel lainnya. Jari-jari zona freshnel yang
merupakan parameter yang tepat dan yang saat ini digunakan untuk perkebangan
jaringan.
TEKNIK TRANSMISI
152 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
(6. 6)
Dari persamaan diatas, untuk zona Fresnel awal adalah :
(6. 7)
(6. 8)
Dimana,
d = jarak antara antena pemancar dan penerima dalam km atau miles
R = radius atau jari-jari zona freshnel dalam meter atau feet
f = frekuensi dalam GHz
d1 = jarak antar stasiun pemancar dengan obstacle
d2 = jarak obstacle dengan stasiun penerima
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 153
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Jumlah kerugian tergantung pada jumlah penetrasi gelombang tehadap
obstacle yang ada dan sering digambar dengan zona Fresnel pertama dan rasio
0,6 untuk menyediakan secara cepat keadaan yang terlihat dari kemungkinan
masalah yang disebabkan oleh obstruction loss yang menembus zona itu.
Sifat bias atmosfer yang tidak konstan dan indeks refraksi yang bervariasi di
atmosfer (dinyatakan oleh faktor jari-jari Bumi k) dapat menyebabkan terjadinya
penyimpangan gaya medan bumi secara keseluruhan atau sebagian dapat
menghambat zona fresnel. Tidak adanya hambatan dapat digambarkan dengan
banyak kriteria untuk memastikan cukup atau tidaknya tinggi antena sehingga
bila terjadi kasus pembiasan gelombang terburuk (saat nilai faktor k minimum),
antena penerima tidak ditempatkan di wilayah difraksi.
Teori difraksi menunjukkan bahwa link pointing yang langsung berhadapan
antara antena pemancar dan antena penerima setidaknya tidak adanya hambatan
dari atas tanah setidaknya 60 persen dari jari-jari zona Fresnel pertama untuk
mencapai propagasi gelombang ruang bebas. Nilai tidak adanya hambatan juga
harus disesuaikan dengan iklim setempat.
Tidak adanya hambatan dapat dipertimbangkan dengan menerapkan
kriteria tidak adanya hambatan yang bergantung pada iklim atau penanganan
yang tepat jika terjadi pemudaran difraksi-refraksi berdasarkan facktor k (tipe
K fading). Baru-baru ini, informasi lain yang berkembang dalam mekanisme dan
statistik dari Ke, hal ini dibutuhkan untuk membuat prediksi secara statistik,
beberapa administrasi telah menaruh isian mengenai ketinggian antena yang
akan dipasang dengan tujuan untuk mengetahui persentase hambatan yang
output akhirnya berhubungan dengan daya terima antena pada ketinggian
tersebut apakah mencapai nilai minimal. Maka pada kondisi propagasi normal,
dapat dikatakan :
1. Sebuah antena harus memiliki daerah yang tidak mempunyai hambatan atau
obstacle sekita 60% atau lebih besar dari nilai k yang disarankan untuk link
tertentu.
2. Sebuah antena harus bebas hambatan atau obstacle 100 persen atau lebih
besar saat k = 4/3.
Pada kasus space diversity, antena dapat memiliki area bebas hambatan
atau obstacle sekitar 60% pada k = 4/3 ditambah dengan rasio pertumbuhan
pohon, bangunan, dan sebagainya sebagainya — biasanya setidaknya 3 m (10
kaki) yang diizinkan. Informasi penting lainnya jika menggunakan zona fresnel
adalah untuk memeriksa link gelombang microwave untuk kemungkinan
terjadinya titik pantul atau refleksi. Untuk zona fresnel bernomor genap (N = 2, 4,
...), perbedaan sinyal antara sinyal link yang langsung dan sinyal link yang tidak
langsung antara antena pemancar dan penerima pada zona Fresnel merupakan
kelipatan dari satu setengah panjang gelombang microwave yang digunakan.
Jika perhitungan geometri dari arah sinyal link yang sedemikian rupa sehingga
bernomor genap pada zona fresnel sangat memungkinkan terjadinya sudut
tangensial sehingga titik pantul yang muncul akan sangat potensial (mis., sebuah
danau, jalan raya, atau daerah gurun yang halus, tergantung pada panjang
gelombang yang digunakan), membuat sinyal terbuang dan terjadinya loss daya
yang besar sebagai hasil interferensi antara ke dua sinyal tersebut, yakni sinyal
link langsung dan sinyal link tidak langsung. Hal ini juga memungkinkan untuk
mengatur nilai zona fresnel bernomor genap saat melakukan penetapan profil
daerah atau medan untuk melihat jika ada area potensial dari pantulan sinyal
yang merugikan pada daerah tersebut.
TEKNIK TRANSMISI
154 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
(6. 9)
dan,
(6. 10)
dimana
N = gradien aktivitas refraksi pada garis lurus
Penyebaran aktivitas refraksi di atmosfer hampir membuat fungsi
eksponensial dari ketinggian daerah tersebut (Bean dan Dutton, 1968).
Namun, penurunan eksponensial nilai N pada ketinggian yang semakin dekat
dengan permukaan bumi (dalam jarak 1 km) mengalami penurunan yang
cukup teratur atau membuat grafik yang stabil dan sangat memungkinkan
untuk dibuatnya rumus fungsi eksponensial oleh fungsi linier nilai N, dengan
kondisi fungsi linier yang dianggap efektif dan diasumsikan sebagai fungsi
linier model radius bumi.
Fungsi linier ini dikenal sebagai gradien standar dan ditandai dengan
penurunan 39 N-unit per kilometer atau meningkat 118 M-unit per kilometer.
Gradien standar akan menyebabkan pergerakan penekukan gelombang
elektromagnetik ke arah bawah dari garis lurus yang seharusnya terjadi jika
indeks bias medianya sama.
Gradien tersebut menyebabkan efek yang mirip dengan gradien standar
tetapi bervariasi antara 0 dan −79 N-unit per kilometer atau antara 79 dan
157 M-unit per kilometer yang dikenal sebagai gradien normal. N-unit adalah
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 155
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
(6. 11)
Nilai yang dihasilkan dari G dan k untuk kondisi propagasi yang berbeda
ditunjukkan pada Tabel 6.2.
TEKNIK TRANSMISI
156 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 157
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK TRANSMISI
158 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
dengan kata lain, akan menuntut ketinggian antena pada daerah tersebut
menjadi lebih tinggi.
Mekanisme standar suatu propagasi merupakan mekanisme dan proses
yang dapat diukur dalam kondisi atmosfer yang standar. Berikut merupakan
mekanisme standar dari propagasi gelombang elektomagnet yaitu:
a. Propagasi ruang bebas adalah proses pengiriman sinyal elektromagmet
pada konsidi atmosfer yang sama
b. Reflection adalah proses pengiriman sinyal electromagnet yang
mengalami perubahan arah rambat ketika melalui permukaan yang halus
dan besar seperti permukaan air dan yang lainnya yang menyebabkan
besarnya energi yang dipantulkan dari permukaan tersebut merambat
sepanjang permukaan dengan sudut yang sama dengan sudut datangnya
sinyal.
c. Diffraction adalah proses pengiriman sinyal elektromagnetik yang
mengalami pembelokan terdapat permukaan yang tidak bisa dilalui oleh
gelombang dan menghalagi link antara radio pemacar dan penerima.
Difraksi merupakan suatu fenomena fisik yang penting dan telah dipelajari
menggunakan pendekatan yang berbeda yakni optika fisik. Kemampuan
gelombang bergantung pada frekuensi yang digunakan, semakin rendah
frekuensi yang digunakan maka akan semakin banyak gelombang yang
mengalami difraksi.
d. Scattering adalah proses hamburan gelombang yang terjadi ketika radio
link mengandung benda kecil yang dimensinya kira-kira sama atau lebih
kecil dari panjang gelombang elektrokmagnet saat merambat. Proses
ini merupakan proses yang sama dengan defraksi secara fisik karena
menyebabkan energi terpancar ke berbagai arah yang berbeda. Seiring
dengan peningkatan frekuensi, maka pnajng gelombang akan menjadi
lebih pendek dan premukaan relative akan menjadi lebih kasar sehingga
menghasilkan hamburan yang lebih besar.
e. Tropospheric scattering merupakan salah satu jenis dari propagasi
scattering yang terjadi pada troposfer yang merupakan hasil dari
ketidaksempurnaan atmosfer tersebut yang menyebabkan strukturnya
menjadi bias. Tetapi propagasi ini menjadi salah satu aplikasi yang sangat
berguna bagi layanan komersial dan militer di tahun 1950-1980an,
sebelum layanan satelit merajarela.
Sedangkan, Mekanisme anomali (dilaur standar) suatu propagasi
merupakan mekanisme dan proses yang didapat dipastikan dalam kondisi
atmosfer yang berubah-ubah.
Berikut merupakan mekanisme anomali dari propagasi gelombang
elektomagnet yaitu:
a. Subrefraction adalah proses perambatan gelombang yang melewati
atmosfer yang bergerak dengan distribusi temperatur dan kelembaban
yang meningkatkan nilai N pada ketinggian tertentu dan menyebabkan
energi pergi menjauh dari bumi. Propagasi ini sering terjadi pada area
dengan temperatur di atas 300C dan kelembaban relatif lebih besar dari
40 persen (seperti gurun, tundra dan taiga).
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 159
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK TRANSMISI
160 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
b. Multipath fading
Dalam kondisi standar propagasi, level sinyal yang diterima mengalami
sedikit fluktuasi beberapa decibel dari puncak ke puncak, yang diartikan
sebagai distribusi normal logaritma (decibel). Fluktuasi ini tidak memiliki
efek yang berbahaya pada kinerja sistem selama fade margin yang dipilih
cukup tinggi. Hal ini sudah diketahui untuk chenel saluran transmisi
antara antena pemancar dengan antena penerima gelombang radio yang
dapat mengalami pemyimpangan propagasi dalam waktu yang relatif
singkat sehingga berefek pada propagasi yang merugikan.
Mekanisme fading pada kondisi link yang bervariasi disebabkan oleh
lapisan yang sangat refraktif pada atsmosfer yang harus diperhitungkan
dalam melakukan perencanaan untuk panjang link dalam hitungan mil
adalah Beam spreading atau penyebaran gelombang dari antena atau
biasa disebut antena tidak focus (defocusing), decoupling antena, surface
multipath, dan atmospheric multipath yang dalam kenyataan dapat terjadi
sendiri-sendiri atau berbarengan.
Multipath fading adalah mekanisme fading yang dominan untuk frekuensi
rendah dari 10 GHz. Pantulan gelombang menyebabkan fenomena
dikenal sebagai multipath, artinya sinyal radio dapat melakukan
perjalanan beberapa jalur untuk mencapai penerima. Biasanya, multipath
terjadi ketika sebuah gelombang yang dipantulkan mencapai penerima
pada saat yang sama dengan gelombang langsung yang bergerak dalam
garis lurus dari pemancar. Propagasi multipath menimbulkan dua jenis
degradasi sinyal efek, seperti flat fading dan frequency selective fading.
Efek dari flat fading Flat adalah thermal noise dan interferensi. Keduanya
tentu terjadi secara bersamaan. Dua jenis skenario multipath yang sangat
dimungkinkan yakni :
1) Jika kedua sinyal mencapai penerima dalam bentuk fase, dan
kemudian sinyal diperkuat hal ini dikenal dengan upfade. Upfade
dapat juga terjadi ketika sinyal radio terperangkap dalam atmosfer
(trapped ducting) dan dapat dihitung berdasarkan rumus berikut :
(6. 12)
Dengan d merupakan panjang link dalam km dan untuk Panjang link
50 km, maksimum upfade mencapai 16.6 dB.
2) Jika kedua sinyal mencapai penerima diluar dari fase, maka akan
terjadi pelemahan seluruh sinyal yang diterima. Jika kedua gelombang
terpisah 180o saat mencapai penerima, maka sinyal-sinyal tersebut
dapat membatalkan satu sama lain sehingga radio tidak menerima
sinyal sama sekali. Peristiwa ini disebut null atau downfade.
Dalam kondisi fading, sinyal langsung dapat dilemahkan dan atau
mengalami peningkatan distorsi menuju titik yang menghasilkan
pijakan frequency selective dan terjadi dispersive fading. Distorsi seperti
itu menghasilkan ISI (intersymbol interference) dalam demodulator,
peningkatan sinyal BER dan hilangnya peluang pengkondisian ulang
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 161
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
data yang terdapat dalam sinyal. Permukaan halus seperti badan air,
permukaan bumi yang rata, ataupun atap logam dapat memantulkan
sinyal radio microwave.
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 163
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
E. Obstacle
Difraksi atau penyebaran gelombang ke segalah arah merupakan salah satu
penyebab terbesar atas terjadinya loss atau pelemahan sinyal radio microwave
yang dikirimkan. Kondisi di lapangan loss obstacle dikenal dengan loss difraksi
atau atuani difraksi.
Bedasarkan pada bentuk, ukuran, dan jenis hambatannya, difraksi bisa
menjadi satu hal yang rumit untuk dihitung dan memakan banyak waktu.
Pembuatan link sinyal radio microwave merekomendasikan jenis propagasi LOS
karena memiliki sistem perhitungan yang relatif sederhana dalam perhitungan
loss obstacle. Salah satu yang paling banyak digunakan untuk perhitungan loss
obstacle adalah metode single-peak yang didasarkan pada pendekatan knife-
edge seperti yang dijelaskan pada gambar 6.13. Metode ini dapat dengan mudah
dikembangkan hingga terdiri dari tiga puncak yang paling signifikan di dalam
zona fresnel.
(6. 13)
(6. 14)
TEKNIK TRANSMISI
164 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Perhatikan bahwa akan positif untuk link terhalang dan negatif untuk
link LOS paths. Setelah menemukan , berdasarkan teori difraksi medan listrik
dengan metode knife-edge, maka kerugian yang didefinisikan dengan dapat
diperkirakan dengan:
(6. 15)
Contoh :
Terdapat satu pohon pada link radio microwave dengan frekuensi 18 GHz dan
jarak antara antena pemancar dan penerima 8 km. Jarak pohon ke site pertama
adalah 1.6 km. Ketinggian pohon adalah 9 m, pada pusat zona fresnel dengan nilai
k = 4/3. Hitung loss difraksi yang terjadi ! Catatan: Ingatlah konsistensi unit untuk
ketinggian rintangan, panjang gelombang, dan jaraknya. Kami menggunakan feet.
Diketahui :
Ditanya
Jawab :
1. Pertama mencari Panjang gelombang, sebagai berikut :
3. ketiga mencari nilai loss berdasarkan nilai diatas, maka rumus loss yang
digunakan adalah:
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 165
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Perhitungan di atas merupakan analisis secara teoritis dari link radio yang
sepenuhnya terdapat obstacle, satu hal yang seharusnya tidak pernah digunakan
dalam mendesain link gelombang mikro dalam kehidupan nyata. Untuk kasus
dimana sudah dipastikan kita memiliki nilai dan dari rumus, kita dapat
melihatnya loss obstacle akan sangat dekat dengan 6 dB.
Meskipun cukup untuk analisis cepat, knife-edge yang ideal jarang terjadi
dalam praktiknya di lapangan, sehingga ada suatu rumus yang sudah dimodifikasi
dan lebih realistis karena mempertimbangkan jarak obstacle. Jika pendekatan
knife-edge dipertimbangkan, nilai yang diberikan Gambar 6.14 adalah perkiraan
yang masuk akal. 60 % bebas obstacle pada zona Fresnel pertama memberikan
kehilangan obstruksi 0 dB.
(6. 16)
TEKNIK TRANSMISI
166 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Dimana,
h = ketinggian antena (ft)
d = jarak antara antena (mil)
f = frequensi (GHz)
k = faktor-k kelengkungan bumi, k= 4/3 untuk standar propagasi sinyal radio
Untuk link dengan frekuensi yang lebih tinggi dan hanya beberapa mil,
penjumlahan dapat diabaikan.
Contoh:
Sebuah link komunikasi 30 mil, memiiki sistem komuniskai secara point to point
diatas permukaan datar dan tanpa penghalang. Frekuensi yang digunakan adalah
6 GHz dengan posisi antena sama tinggi. Tentukan ketinggian antena terendah
yang memberikan kekuatan medan yang sama seperti link tanpa obstacle (artinya
zona Fresnel pertama harus dibersihkan). Asumsikan kondisi atmosfer standar.
Diketahui :
Ditanya
Jawab:
1. Pertama memastikan jarak link, agar memiliki kejelasan rumus yang digunakan,
maka rumus yang digunakan adalah:
Kita dapat melihat bahwa ketinggian antena perlu 48,5 kaki untuk memenuhi
FFZ tanpa obstacle (60%) ditambah dengan 112,5 kaki untuk menghindari
keadaan permukaan bumi yang tidak rata antar link. Kondisi lapangan seperti
bagunan buatan manusia, dan vegetasi yang paling banyak berpengaruh dalam
penambahan ketinggian untuk antena yang ada diantara antena penerima dan
pengirim utama.
Untuk nilai k = 2/3, ketinggian antena harus 273 kaki di atas tanah,
menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam persyaratan menara (dan
berpotensi meningkatkan biaya juga), jadi kita harus sangat berhati-hati ketika
memilih nilai k untuk desain link radio mikrowave.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 167
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK TRANSMISI
168 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
B. Peralatan
1. Personal Computer atau laptop
2. Radio Mobile Software
C. Langkah Percobaan
1. Untuk dapat menentukan peta yang akan dipakai dalam program Radio
Mobile, pilih menu “File”, “Map properties”. Kemudian pada kolom
“Latitude” dan “Longitude” masukan koordinat peta yang diinginkan.
Misalkan untuk peta bali dapat dimasukan koordinat “-8.494195” dan
“115.2136”.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 169
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
TEKNIK TRANSMISI
170 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
16. Untuk pengujian link buka menu “tool” kemudian “radio link” maka akan
muncul gambar seperti berikut.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 171
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
CONTOH SOAL
TEKNIK TRANSMISI
172 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
CONTOH SOAL
Jawab :
b. mencari total loss. dari soal, loss yang berpengaruh adalah IFL (Inter
Facility loss) dan FSL (Free Space Loss) maka untuk FSL menjadi :
Maka total
c. mencari daya input atau Sisi input antena
2. Terdapat satu pohon pada link radio microwave dengan frekuensi 18 GHz
dan jarak antara antena pemancar dan penerima 8 km. Jarak pohon ke site
pertama adalah 1.6 km. Ketinggian pohon adalah 9 m, pada pusat zona
fresnel dengan nilai k = 4/3. Hitung loss difraksi yang terjadi! Catatan:
Ingatlah konsistensi unit untuk ketinggian rintangan, panjang gelombang,
dan jaraknya. Kami menggunakan feet.
Diketahui :
Ditanya
Jawab:
a. Pertama mencari Panjang gelombang, sebagai berikut :
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 173
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
CONTOH SOAL
c. ketiga mencari nilai loss berdasarkan nilai diatas, maka rumus loss yang
digunakan adalah:
3. Sebuah link komunikasi 30 mil, memiiki sistem komuniskai secara point to point
di atas permukaan datar dan tanpa penghalang. Frekuensi yang digunakan
adalah 6 GHz dengan posisi antena sama tinggi. tentukan ketinggian antena
terendah yang memberikan kekuatan medan yang sama seperti link tanpa
obstacle (artinya zona Fresnel pertama harus dibersihkan). Asumsikan kondisi
atmosfer standar.
Diketahui :
Ditanya
Jawab:
a. Pertama memastikan jarak link, agar memiliki kejelasan rumus yang
digunakan, maka rumus yang digunakan adalah:
b. Setelah memastikan rumus yg digunakan, dapat dilakukan perhitungan,
maka:
TEKNIK TRANSMISI
174 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
CAKRAWALA
Dalam proses perencanaan radio link banyak aplikasi atau software yang
digunakan dalam proses perencanaan menggunakan atau mencoba memanfaatkan
fitur google earth atau google maps untuk menentukan banyak hal terlebih dalam
penentuan koordinat dan yang lainnya. Bahkan untuk komunikasi radio link, fitur
yang digunakan semakin bertambah tidak hanya mengenai koordinat daerah
seperti penentuan longitude dan latitude tetapi dari jarak hingga tinggi kontur
tanah sudah dapat diketahui dari google earth yang akhirnya membantu teknisi
dalam menentukan tinggi antena yang akan dirancang. Tetapi masih banyak fiture
google maps yang belum banyak diketahui oleh pengguna, seperti melihat lokasi
orang lain secara realtime dengan fitur location sharing yang memungkinkan 2
orang saling memberikan lokasi pada jangka waktu tertentu, dapat diakses tanpa
kuota menjadikan pengguna sebagai reviewer, bisa langsung pesan transportasi
online dengan fitur direction, bisa pesan restoran tanpa mengantri dengan fitur
reservasi restoran, melihat riwayat lokasi yang sudah pernah dikunjungi dan
memperbesar hanya dengan satu jari.
JELAJAH INTERNET
Taukah kawan? Sebuah teleksop radio terbesar Squere Kilometre Array (SKA)
sedang didesain untuk mejadi yang termuktakhir? Untuk apa teleskop ini
didesain? Seberapa besar teleskop ini hingga melibatkan banyak negara dalam
membangunnya dan digunakan untuk apa? Yuk cek link berikut https://www.
cnnindonesia.com/teknologi/20190227100029-199-372982/australia-
selesaikan-desain-teleskop-radio-terbesar-dunia
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 175
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
RANGKUMAN
a. Komunikasi radio microwave memerlukan jalur yang jelas antara dish antena
pengirim dengan dish antena penerima atau secara umum dikenal sebagai
line-of-sight (LOS). LOS ada ketika ada posisi dua antena yang langsung
berhadapan diantara dua titik yang terpisah dan tidak ada penghalang
diantaranya
b. Propagasi gelombang berdasarkan jenis halangan terbagi menjadi dua
yakni, LOS dan NLOS
c. Freshnel Zone adalah daerah atau zona yang bebas atau tidak ada halangan
atau obstacle yang akan menyebabkan terjadinya refleksi pemantulan
ataupun difraksi pembelokan gelombang.
d. nilai jari-jari atau faktor-k yang paling sesuai untuk digunakan sehingga
ditentukanlah median atau nilai tengah yang mendekati nilai sekitar 4/3
untuk keadaan standar atmosfer. Ketika atmosfirnya cukup subrefraktif (nilai
positif besar dari indeks gradien aktivitas refraksi, nilai faktor-k rendah),
pergerakan gelombang akan ditekuk sedemikian rupa sehingga membuat
bumi tampak menghalangi secara langsung pergerakan gelombang dari
antena pemancar ke antena penerima, sehingga muncul jenis hambatan
baru yakni diffraction fading. Fading ini adalah faktor yang menentukan
ketinggian antena saat proses perencanaan.
e. Fading merupakan variasi kekuatan radio sinyal pembawa yang diterima
dikeranakan perubahan atsmosfer dan atau reflaksi oleh tanah atau air pada
link propagasi.
f. Difraksi atau penyebaran gelombang ke segalah arah merupakan salah
satu penyebab terbesar atas terjadinya loss atau pelemahan sinyal radio
microwave yang dikirimkan. Kondisi di lapangan loss obstacle dikenal
dengan loss difraksi atau atuani difraksi.
g. Tinggi antena minimum disetiap ujung site untuk link yang lebih dari tujuh
mil (dengan asumsi medan halus tanpa halangan) adalah ketinggian zona
fresnel pertama zona (60 % dari FFZ, lebih tepatnya) ditambah dengan
kuadrat ketinggian untuk yang dibagi dengan faktor-k dari kelengkungan
bumi.
h. Desian jaringan radio adalah metode, sistematis, dan merupakan suatu proses
yang panjang dan mencakup kegiatan utama seperti (1) Penghitungan loss/
redaman (2) Perhitungan fading margin dan fading (3) Perencanaan frekuensi
dan perhitungan interferensi (4) Perhitungan kualitas dan ketersediaan.
TEKNIK TRANSMISI
176 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
TUGAS MANDIRI
Carilah sebuah artikel atau informasi dari berbagai sumber, boleh dari buku,
jurnal, website, atau internet mengenai apa saja yang mempengaruhi proses
perencanaan radio link lalu analisis dari segala jenis aspek yang ada dan jadikan
sebuah portofolio dan dikumpulkan bersamaan dengan pengumpulan hasil
praktikum yang Anda lakukan bersama tim.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 177
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
REFLEKSI
TEKNIK TRANSMISI
178 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
BAB
PERENCANAAN KOMUNIKASI RADIO II VII
BAB VII PERENCANAAN KOMUNIKASI RADIO II
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
BASE TRANSCEIVER
STATION (BTS)
DAERAH FRESNEL
(FRESNEL ZONE)
PERENCANAAN FAKTOR
KOMUNIKASI RADIO II KELENGKUNGAN BUMI
STUDY MAP
PENENTUAN TINGGI
ANTENA BTS
KATA KUNCI
Line Of Sight (LOS), Fresnel Zone, Kelengkungan Bumi, Survei LOS, Obstacle,
Countur, GPS, Altimeter
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 179
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
A. Base Transceiver Station (BTS)
BTS merupakan bangunan tower pemancar dan penerima sinyal yang
menghubungkan antara telepon seluler satu dengan yang lainnya melalui
jaringan telekomunikasi. Dilihat dari fungsinya, pembangunan tower BTS sangat
erat kaitannya dengan area pelayanan dari suatu operator. Dengan demikian, jika
suatu operator memiliki banyak BTS yang tersebar di suatu wilayah, maka area
coverage sinyalnya semakin luas sehingga pelayanan operator dapat mencapai
setiap pelosok wilayah area pelayanan telepon seluler. Pembangunan BTS
melibatkan sumber daya manusia dari berbagai disiplin ilmu antara lain terdiri
dari tenaga ahli telekomunikasi, tenaga ahli teknik elektro, tenaga ahli geodesi
TEKNIK TRANSMISI
180 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
dan tenaga ahli pertanahan. Pada tahap awal pembangunan BTS, langkah
pertama yang dilakukan adalah melakukan pemilihan tempat atau lokasi dimana
BTS tersebut akan dibangun. Tahap selanjutnya adalah melakukan desain RBS
(Radio Base Sistem) dan desain transmisi. Setelah semua tahap desain memenuhi
persyaratan teknis, maka tahap berikutnya adalah mengurus proses perizinan
pembangunan tower BTS. Apabila semua proses perizinan dari instansi terkait
dan masyarakat di lokasi sudah tidak mengalami kendala baik kendala teknis
maupun kendala sosial, maka tower BTS baru dapat dibangun.
B. Line of Sight (LoS)
Line of Sight (selanjutnya disingkat LoS) dapat diartikan sebagai kondisi
tampak pandang antar BTS tanpa adanya objek penghalang (obstacle) dari jalur
sinyal BTS. Pada proses desain RBS dan desain transmisi perlu adanya integrasi
dari jaringan yang telah ada. Salah satu syarat BTS dapat terintegrasi secara
sempurna dengan jaringan yang telah ada yaitu kondisi LoS suatu BTS dengan
BTS lain yang telah terintegrasi. Untuk dapat mengetahui obstacle di jalur BTS
dapat dilakukan dengan mudah melalui survei topografi dengan metode survei
GPS.
C. Daerah Fresnel (Fresnel Zone)
Daerah Fresnel adalah daerah atau zona dari ERP (Effective Radiated Power)
atau area dimana sinyal dari antena microwave BTS terdistribusi secara efektif.
Meskipun ada obstacle namun bila dikatakan tidak mengganggu sinyal antar BTS,
maka daerah tersebut tidak masuk dalam Daerah Fresnel (Fresnel Zone) sinyal
BTS. Daerah Fresnel harus bersih dari segala obstacle. Daerah Fresnel dapat
digambarkan dan dirumuskan seperti pada gambar di bawah ini :
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 181
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Keterangan :
hm = faktor kelengkungan bumi
d1 = jarak tower 1 dengan obstacle
d2 = jarak tower 2 dengan obstacle
k = koefisien kelengkungan bumi
a = jari-jari kelengkungan bumi
Pada jarak tertentu tinggi sinyal langsung yang merambat dari pemancar
ke penerima dapat dihitung . Selain itu tinggi obstacle maksimum yang dapat
menghalangi perambatan sinyal pada tempat tersebut dapat dihitung. Untuk
perhitungan-perhitungan tersebut dapat menggunakan gambar profil lintasan
BTS sebagai berikut :
TEKNIK TRANSMISI
182 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Keterangan :
hm = faktor kelengkungan bumi
k = koefisien kelengkungan bumi
d1 = jarak tower1 dengan obstacle
d2 = jarak tower2 dengan obstacle
hc = tinggi bebas obstacle
hs = tinggi obstacle diatas permukaan air rata-rata
h1 = tinggi tower BTS pemancar (m)
h2 = tinggi tower BTS penerima (m)
a = jari-jari kelengkungan bumi = 6370 km
rf = radius Daerah Fresnel
Untuk daerah tampak pandang (LoS) persyaratan yang harus dipenuhi adalah Hc
≥ rf.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 183
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK TRANSMISI
184 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
F. Study Map
Dari penjelasan sebelumnya, penentuan LoS BTS supaya terintegrasi dengan
jaringan yang telah ada memerlukan survei lokasi. Penentuan posisi lokasi tower
BTS di atas muka bumi dapat dicari dengan melakukan studi pada peta topografi
yang telah ada (Study map). Peta yang digunakan untuk study map pada umumnya
peta topografi atau peta rupa bumi baik berupa hardcopy (cetakan peta) maupun
softcopy (peta digital). Peta topografi memuat informasi mengenai unsur-
unsur alam yang ada di atas permukaan bumi serta informasi ketinggian yang
umumnya digambarkan dengan garis kontur. Dengan melakukan study map ini
penentuan posisi lokasi BTS dapat diketahui apakah daerah tersebut sesuai atau
tidak dengan kebutuhan dalam pembangunan tower BTS. Selanjutnya dengan
menggunakan peta topografi tersebut dapat dicari beda tinggi lokasi titik BTS
dengan titik BTS lainnya beserta apa yang ada di atas permukaan bumi. Dengan
begitu path profile dari jalur sinyal antar BTS dapat dicari sehingga posisi lokasi
yang akan dibangun memang sesuai dengan desain RBS atau desain transmisinya.
Penggunaan peta digital seperti foto udara atau pun citra satelit akan sangat
membantu. Karena dengan software tertentu (Global Mapper, Radio Mobile,
Pathloss) dapat dicari langsung path profile dari dua posisi BTS.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 185
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Tujuan pokok dari study map adalah untuk mendapatkan path profile dari
ketinggian di atas permukaan bumi kemudian ditambah dengan ketinggian
objek-objek di bumi yang didapat dengan cara survei GPS. Dengan menggunakan
data tersebut penentuan LoS lewat ketinggian antena BTS dapat diketahui.
Survei GPS Kegiatan survei topografi yang sangat penting dalam penentuan
LoS suatu BTS adalah survei GPS. Survei GPS ini merupakan survei yang
dilakukan untuk melakukan verifikasi data dan mengidentifikasi posisi tower
BTS di lapangan. GPS (Global Positioning Sistem) merupakan sistem navigasi
satelit yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat.
GPS memungkinkan kita mengetahui posisi geografis kita (lintang, bujur) dan
ketinggian di atas permukaan bumi. GPS terdiri dari 3 segmen yaitu : segmen
angkasa, kontrol / pengendali, dan pengguna. Segmen angkasa terdiri dari 24
satelit yang beroperasi dalam 6 orbit pada ketinggian 20.200 km dan inklinasi
55 derajat dengan periode 12 jam (satelit akan kembali ke titik yang sama dalam
TEKNIK TRANSMISI
186 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
12 jam). Satelit tersebut memutari orbitnya sehingga minimal ada 6 satelit yang
dapat dipantau pada titik mana pun di bumi ini. Satelit tersebut mengirimkan
posisi dan waktu kepada pengguna seluruh dunia. Pada sisi pengguna dibutuhkan
penerima GPS (selanjutnya kita sebut perangkat GPS) yang biasanya terdiri dari
penerima, prosesor, dan antena, sehingga memungkinkan kita dimana pun kita
berada di muka bumi ini (tanah, laut, dan udara) dapat menerima sinyal dari
satelit GPS dan kemudian menghitung posisi, kecepatan dan waktu.
Dengan adanya GPS, maka survei posisi tower BTS beserta posisi BTS lain yang
jadi jaringannya dapat dilakukan dengan mudah. Dengan sistem yang ada pada
GPS meliputi penanda posisi objek bumi, input peta, dan tracking rute, maka
penentuan LoS BTS dapat dilakukan. Prosedur dalam melakukan survei GPS
untuk menentukan LoS BTS dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Memasukan koordinat posisi tower BTS beserta posisi jaringannya
2. Melakukan tracking rute sepanjang jalur sinyal BTS dan jaringannya
3. Menandai objek-objek yang dianggap sebagai obstacle sinyal BTS seperti
tower SUTET PLN, cerobong pabrik, gedung yang tinggi, atau tower BTS dari
operator yang lain
4. Melakukan download hasil data GPS kemudian sinkronkan dengan hasil
data studi map.
Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, penentuan LoS BTS dapat dikoreksi
dan direkomendasikan sehingga dapat membantu dalam penentuan Link Budget
dari desain jaringan.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 187
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 7. 9 Hasil Tracking GPS disinkronkan dengan peta digital pada Pathloss
Sumber : Arief Laila Nugraha, Bambang Sudarsono, 2007
TEKNIK TRANSMISI
188 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Dengan rumus tersebut tinggi obstacle maksimum agar kondisi dikatakan LoS
adalah :
Dengan software tertentu seperti Pathloss, Global Mapper, ataupun Radio Mobile
penentuan tinggi antena dapat dicari. Dengan hasil data studi map dan survei
GPS seperti penjelasan di atas dimasukkan dalam software tersebut maka dapat
dikalkulasikan tinggi antena yang dianggap LoS pada jaringannya.
Hasil simulasi penentuan tinggi antena pada Pathloss dapat dilihat pada gambar
11.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 189
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
LEMBAR PRAKTIKUM
A. Tujuan
1. Mengidentifikasi parameter link of sight (LOS) pada radio terrestrial.
2. Menganalisa peta counter dan obstacle pada sistem LOS radio terrestrial.
3. Menentukan ketinggian antena untuk radio terrestrial.
B. Peralatan
1. Personal Computer
2. Software Pathloss 5.0
C. Langkah percobaan
1. Loading map pada software pathloss dan memasukkan koordinat site
radio terrestrial.
1.1 Open software pathloss 5 yang sudah siap digunakan.
1.2 Pilih Configure dan Set GIS configuration
1.3 Pada Site coordinate, pilihlah Latitude positive in Southern hemisphere
dan Longitudes positive in Eastern hemisphere.
1.4 Pada Primary DEM, pada Digital elevation model pilihlah SRTM (word)
dan click setup untuk memasukkan folder SRTM JAWA (akan membuat
map Jawa) dan click OK. Kemudian akan muncul SRTM (World). Click
Files – Import Index – SRTM hgt files. Kemudian Select semua file hgt
under directory SRTM JAWA dan click Open.
1.5 Pada Secondary DEM, pada Digital elevation model pilihlah SRTM
(word) dan click setup untuk memasukkan folder SRTM JAWA (akan
TEKNIK TRANSMISI
190 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
membuat map Jawa) dan click OK. Kemudian akan muncul SRTM
(World). Click Files – Import Index – SRTM hgt files. Kemudian Select
semua file hgt under directory SRTM JAWA dan click Open.
1.6 Pada Cluster 1, click setup untuk memasukkan folder SRTM JAWA
(akan membuat map Jawa) dan click OK. Kemudian akan muncul
SRTM (World). Click Files – Import Index – SRTM hgt files. Kemudian
Select semua file hgt under directory SRTM JAWA dan click Open.
1.7 Pada Cluster 2, click setup untuk memasukkan folder SRTM JAWA
(akan membuat map Jawa) dan click OK. Kemudian akan muncul
SRTM (World). Click Files – Import Index – SRTM hgt files. Kemudian
Select semua file hgt under directory SRTM JAWA dan click Open.
1.8 Simpanlah file map tersebut di salah satu folder.
1.9 Kemudian pilihlah pada tab view & site list. Kemudian akan muncul
table dan masukkan site name, latitude dan longitude. Misalkan Site
Pekalongan (-6.883.673 ; 109.670.546) dan Site Kendal (-6.910.102
; 110.204.556). Software pathloss yang akan melakukan konversi
kedalam format menit dan derajat. Kemudian tutup dengan click
tanda X. Maka akan muncul dua titik di dalam worksheet kita yang
berisi site Pekalongan dan site Kendal.
1.10 Kemudian pilih icon untuk loading map GIS yang tadi sdh kita
simpan. Berikut tampilannya :
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 191
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
Data terrain berisi ketinggian dataran yang dilewati antara site Pekalongan dan
site Kendal dengan jarak 59.1 Km.
TEKNIK TRANSMISI
192 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
CONTOH SOAL
Jarak antara dua site radio terrestrial adalah 20 Km. Frekuensi operasi sistem radio
terrestrial adalah 8 GHz. Dengan asumsi ketinggian antara dua site tersebut sama
dan tidak ada obstacle diantara dua site tersebut. Hitunglah berapa ketinggian
minimum di kedua site tersebut agar line of sight.
Jawab :
d = 20 Km
d1 = 10 Km
d2 = 10 Km
frekuensi = 8 GHz
k = 4/3
λ = c/f
λ = (300 x 106) / (8000 x 106)
λ = 0.075 meter
h corrected = 0.079 x d1 x d2 / k
h corrected = 0.079 x 10 Km x 10 Km / (4/3)
h corrected = 0.079 x 10 x 10 / (4/3) (meter)
h corrected = 5.925 meter
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 193
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai perhitungan fresnell zone, Anda
dapat mempelajari secara mandiri di internet. Informasi yang lengkap ada di link
berikut
https://www.everythingrf.com/rf-calculators/fresnel-zone-calculator
TEKNIK TRANSMISI
194 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 195
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
REFLEKSI
Setelah mempelajari bab ini, Anda tentu menjadi paham tentang Propagasi
gelombang radio diantara dua stasiun radio terrestrial, penggunaan software
untuk melakukan perhitungan antena sesuai hasil suvei.
Dari semua materi yang sudah dijelaskan dalam bab ini, bagian mana yang menurut
Anda paling sulit dipahami? Coba Anda diskusikan dengan teman maupun guru
Anda, karena bab ini salah satu pengetahuan tentang sistem komunikasi radio.
TEKNIK TRANSMISI
196 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
BAB
LINK BUDGET KOMUNIKASI RADIO
VIII
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
A. Loss propagasi
B Loss noise
Link Budget
C. Loss climate / curah hujan
Komunikasi Radio
D. G/T antenna
E. Gain antenna
F. Margin loss
KATA KUNCI
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 197
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PENDAHULUAN
Istilah connection lost atau munculnya semacam game dinosaurus pada salah
satu browser yang menjadi tampilannya ketika koneksi sedang lost atau tidak
adanya koneksi internet. Banyak orang yang mengira hal ini terjadi kesalahan
pada perangkatnya saja, apakah itu pada perangkat mobile atau perangkat modem
(modulator demodulator) ataupun pada perangkat komputernya baik secara software
maupun hardware. Padahal tidak selalu hal ini terjadi karena pada perangkat yang
ada di user atau pengguna, tetapi bisa jadi kerusakan pada sisi sentral atau proses
distribusi sinyalnya.
Mungkin bagi Anda yang memiliki radio ketika akan mendengarkan siaran secara
langsung, Anda harus mencari dengan baik frekuensi dari channel radio yang ingin
didengarkan saat sedang hujan, atau Anda yang memiliki layanan TV berlangganan
yang menggunakan satelit sebagai alat komunikasinya. Jika frekuensi TV satelit
berlangganan yang Anda pakai layanannya menggunakan pita ku band, maka akan
ada saat dimana TV tersebut menayangkan semacam pemberitahuan langsung (pop
up notification) “Sinyal lemah / tidak ada” dan semacamnya maka TV satelit Anda
mengalami permasalahan pada link radio yang dibuat yang dinamakan loss.
Baik layanan TV satelit atau pun radio memiliki perencanaan link sebelum layanan
dapat digunakan. Bahkan di TV satelit jika ada fitur “info” maka dia akan menayangkan
info SNR atau (Signal to Noise Rasio) yakni kekuatan sinyal terhadap kekuatan gangguan
yang sudah diprediksi. Karena gangguan-gangguan tersebut sudah diprediksi maka
muncul margin atau batas minimal sinyal yang baik yang dapat dinikmati user. Hal ini
sudah menjadi hal yang wajib diperhitungkan ketika akan melakukan perencanaan
sebuah link.
Banyak hal yang menjadi perhatian ketika seorang desain jaringan melakukan
proses perencanaan, mulai dari daya antena pemancar, penguatan yang dilakukan
untuk jarak yang jauh, obstacle yang dilalui sinyal serta daya tangkap antena penerima,
belum lagi ketika terjadi hujan yang membuat sinyal terdifraksi. Lalu bagaimana
dengan keadaan panas yang memuat dish antena menjadi lebih panas akibatnya
sinyal mengalami refraksi karena temperatur di sekitar dish antena menjadi lebih
tinggi, dan lain sebagainya yang intinya membuat rancangan sinyal yang dikirimkan
dapat dinikmati oleh user dan proses komunikasi menjadi lancar.
Maka di bab ini kita belajar mengenai proses perencanaan jaringan radio dari
sisi perhitungan daya sinyal yang akan diterima oleh antena penerima yang dikenal
dengan perhitungan link budget.
TEKNIK TRANSMISI
198 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 199
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Alur perhitungan di atas bukanlah suatu yang mutlak selalu ada. Hal ini
menyesuaikan kondisi di lapangan bentuk gangguan apa saja yang mempengaruhi,
atau seberapa banyak penguatan yang dilakukan dan berkaitan dengan seberapa
jauh jarak link yang direncanakan.
Batas ambang sensitivitas penerima atau receiver sensitivity threshold merupakan
level sinyal dimana radio masih berfungsi dengan error yang terus menerus pada
bit rate yang dispesifikasikan. Sistem gain yang tergantung kepada tipe modulasi
yang digunakan dan desin radio itu sendiri. Gain dari antena pada setiap ujungnya
ditambahkan kepada sistem gain dengan ketentuan semakin besar diameter dish
antena yang digunakan maka akan memberikan gain yang lebih tinggi.
Biasanya untuk mengurangi free space loss, maka para teknisi akan mengambil
langkah mengurangi jarak atau panjang link yang pada akhirnya akan meningkatkan
level daya yang diterima. Dalam banyak kasus, pengaturan pada sistem komunikasi
duplex radio yang diterapkan pada masing-masing stasiun, perhitungan sinyal yang
diterima tidak bergantung pada arah komunikasinya. Sehingga level sinyal yang
diterima atau receive signal level (RSL) dapat dihitung dengan rumus:
(8. 1)
TEKNIK TRANSMISI
200 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
dimana;
= Daya keluaran dari transmitter (dBm)
(8. 2)
Dimana:
Tx Power = daya pancar (dBm)
Antenna Gain = penguatan antena pemancar (dB)
Loss = redaman (dB)
A. Loss Propagasi
1. Free space loss
Gelombang elektromagnet mengalami pelemahan ketika proses
perambatan atau propagasi dari antena pemancar ke antena penerima
dalam 2 titik yang berbeda. Free Space Loss atau yang disingkat FSL biasanya
digunakan untuk memprediksi kekuatan sinyal yang diterima ketika antena
pemancar dan antena penerima terjadi hubungan komunikasi secara point
to point dan tidak terhalang dengan obstacle diantara mereka atau bisa
dikatakan bebas hambatan.
Redaman berbanding lurus dengan kuadrat jarak dan frekuensi dan
menyebabkan nilai FSL yang sebagian besar dapat mewakili besar redaman
yang terjadi kerena efek perambatan gelombang atau propagasi. Frekuensi
dan jarak tergantung pada loss antara dua antena sotopil yang dinyatakan
dalan persamaan berikut:
(8. 3)
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 201
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Dimana;
Frekuensi (Hz)
Hal yang sangat penting untuk diperhatikan bahwa rumus FSL yang
diberikan hanya berlaku untuk jarak jauh dari antena pemancar. FSL akan
selalu ada dan hal ini bergantung pada jarak dan frekuensi. FSL antara antena
pemancar dan penerima berasal dari hubungan antara total daya pancar
yang diteriam oleh antena penerima. Setelah mengonversi atau melakukan
penyetaraan dalam bentuk logaritma, maka rumus FSL menjadi seperti pada
persamaan 6.1 sebelumnya yakni:
(8. 4)
Atau;
(8. 5)
dimana :
FSL = Free Space Loss dalam satuan dB
D = Jarak antara pemancar dengan penerima dalam Km
F = Frekwensi pemancar dalam Mhz atau Ghz
TEKNIK TRANSMISI
202 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Dimana:
Frekuensi (Mhz)
Rumus di atas berlaku untuk link yang menggunakan frekusi antara 200
Mhz – 95 Ghz. Contohnya area yang ditumbuhi vegetasi sepanjang 10 m
pada frekuesi 40 Ghz bisa mencapai 19 dB dan ini menjadi loss yang sangat
signifkan dan tidak bisa diabaikan.
Weissberber memodifikasi rumus di atas sehingga menjadi rumus
propagasi gelombang microwave yang memperkirakan loss terjadi akibat
adanya vegetasi pada jarak tertentu pada sistem komunikasi point to point
dan memberikan hasil yang berbeda jika frequensi dalam Ghz dengan rumus:
(8. 6)
Rumus ini berlaku untuk kasus-kasus dimana link antara antena
pemancar dan penarima melalui vegetasi berupa hutan
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 203
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK TRANSMISI
204 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
5. Obstacle loss
Difraksi atau penyebaran gelombang ke segala arah merupakan salah
satu penyebab terbesar atas terjadinya loss atau pelemahan sinyal radio
microwave yang dikirimkan. Kondisi di lapangan loss obstacle dikenal
dengan loss difraksi atau atenuasi difraksi.
Seperti penjelasan di bab sebelumnya, difraksi bisa menjadi satu hal
yang rumit untuk dihitung dan memakan banyak waktu. Pembuatan link
sinyal radio microwave merekomendasikan jenis propagasi LOS karena
memiliki sistem perhitungan yang relatif sederhana dalam perhitungan loss
obstacle menggunakan metode knife-edge.
Parameter yang definisi sebagai link yang tidak terkena obstacle, akan
bergantung pada geometri dari link yang dapat dihitung dengan rumus:
(8. 7)
(8. 8)
Perhatikan bahwa akan positif untuk link terhalang dan negatif untuk
link LOS paths. Setelah menemukan , berdasarkan teori difraksi medan
listrik dengan metode knife-edge, maka kerugian yang didefinisikan dengan
dapat diperkirakan dengan:
(8. 9)
B. Loss Noise
Pembahasan mengenai noise secara terinci terdapat pada bab sebelumnya,
maka di bab ini pembahasan noise berpatokan pada noise yang mengurangi daya
pancar yang akan diterima oleh antena penerima seperti:
1. Thermal Noise
Thermal noise merupakan noise yang selalu hadir dalam setiap sistem
komunikasi, dengan alasan bahwa pada suatu temperatur di atas nol
absolut (0°K), energi termal/panas menyebabkan partikel bergerak secara
acak (random motion). Gerakan acak dari partikel bermuatan, seperti
elektron, pada suatu konduktor menghasilkan arus atau tegangan acak yang
menghasilkan thermal noise. Dengan kata lain, materi penyusun, perubahan
suhu, perubahan muatan listrik adalah penyebab utama derau.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 205
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
(8. 10)
Dengan:
P = Daya noise pada antena (Watt)
k = Konstanta Boltzman (1.38 × 10−23 J/K) = -228 dB
T = Temperatur antena (K)
B = bandwidth (Hz)
Sedangkan, besarnya thermal noise dalam desibel dirumuskan sebagai
berikut:
(8. 11)
Jika nilai k dimasukan dalam persamaan di atas, maka nilai P menjadi :
(8. 12)
2. Interference Noise
Untuk dapat memprediksi performansi lintasan radio digital, pengaruh
inteferensi harus dipertimbangkan. Interferensi pada sistem microwave
disebabkan oleh adanya sebuah sinyal yang tidak diiginkan pada sebuah
penerima. Ketika sinyal yang tidak diinginkan ini melampaui batas nilai
tertentu, kualitas dari sinyal yang diterima dan diinginkan menjadi
terpengaruh. Untuk menjaga layanan yang handal, perbandingan sinyal
yang diterima yang diinginkan terhadap sinyal yang diterima yang tidak
diinginkan harus selalu lebih besar dari nilai ambangnya.
Dalam kondisi normal, ketika tidak terjadi fading, sinyal digital dapat
mengabaikan tingkat interferensi yang tinggi tetapi dalam keadaan fading
sangat kritis mengontrol interferensi. Adjacent-channel Interference Fade
Margin (AIFM) memiliki satuan decibel untuk memperhitungkan nilai
TEKNIK TRANSMISI
206 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
(8. 13)
Pada metode baru T/I, grafik Threshold to Interference (T/I) digunakan
untuk mendefinisikan tingkat level daya maksimum yang menginterferensi
untuk berbagai separasi frekuensi antara pemancar yang menginerferensi
dan penerima yang menjadi korban dengan rumus:
(8. 14)
Dimana;
I = level daya interferensi maksimum (dBm)
T = threshold gelombang radio untuk BER (dBm)
T/I = nilaiThreshold to Interference (dB)
(8. 15)
Jika dinyatakan dalam dB maka persamaan menjadi :
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 207
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
(8. 16)
Atau dalam desibel menjadi;
(8. 17)
Seperti yang diuraikan di atas setiap sirkit pasif dan aktif pada
setiap media trasmisi menyumbangkan noise pada sistem transmisi.
Noise figure adalah perbandingan antara noise yang dihasilkan perangkat
dalam kenyataan dibandingkan dengan noise pada perangkat ideal. Untuk
perangkat linier, noise figure (NF) dalam watt dinyatakan:
(8. 18)
sehingga, jika dinyatakan dalam decibel menjadi;
(8. 19)
atau;
(8. 20)
TEKNIK TRANSMISI
208 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
(8. 21)
Dimana;
Ta = Suhu yang terserap
A = redaman hujan
D. G/T Antena
Gain to Noise Temperatur Ratio (G/T) merupakan ukuran penampilan baik
buruknya (peformance) sistem penerimaan pada suatu antena penerima. Secara
matematik G/T dirumuskan:
(8. 22)
Atau;
(8. 23)
Dimana :
Semakin besar G/T, berarti semakin sensitif dan semakin baik kualitas
penerimaannya. Untuk mendapatkan harga G/T yang besar dapat dilakukan
dengan cara memperbesar penguatan antena dan menggunakan penerima dengan
temperatur derau yang rendah, semakin kecil temperatur pada perangkat LNA,
maka semakin baik mutu penerimaannya.
G/T sering disebut juga “figure of merit” dari sistem penerima radio. G/T
merupakan perhitungan yang paling sering digunakan dalam komunikasi luar
angkasa. Perhitungan ini tidak hanya memberikan pengalaman yang luar biasa
pada teknisi tentang kemampuan sebuah sistem menerima pada level sinyal
terendah tetapi juga sebagai faktor tambahan yang diperhitungkan dalam analisis
link budget komunikasi luar angkasa, dengan nilai T merupakan penjumlahan
antara temperatur di antena dengan temperatur penerima.
(8. 24)
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 209
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
(8. 25)
Dimana nilai setara degan nilai pada setiap amplifier dari perangat dan
G adalah penguat dalam satuan watt. Yang termasuk dalam temperatur di antena
seperti semua contributor pada noise termasuk sky noise. Sedangkan yang
termasuk temperatur penerima semua contributor pada noise termasuk dengan
suhu demodulator. Sehingga untuk memiliki persamaan:
(8. 26)
(8. 27)
Contoh:
Hitunglah nilai G/T pada downlink sistem radio yang beroperasi pada frekuensi
21.5 Ghz dengan spesifikasi antena seperti aperture antena sebesar 3 ft dengan
penguat sebesar 44 dB, terdapat 2 ft gelombang dengan kerugian 0.2 dB/ft, feed
loss sebesar 0.1 dB, BPF loss 0.4 dB, loss radome sebesar 1.0 dB. Figure of Noise
system di LNA sebesar 3.0 dB dan penguat 30 dB. LNA tehubung langsung ke
downconverter dan dikombinasikan dengan penguat dan memiliki figure of noise
pada single sideband sebesar 13 dB. Jika pada kondisi ini mencapai 63 K.
Diketahui:
G ain antena = 44 dB
Loss aperture antena 2ft = 0,2 dB/ft = 0,2 x 2 = 0,4 dB
Loss radome antena = 1,0 dB
Loss feed antena = 0,1 dB
Loss BPF system antena = 0,4 dB
NF di LNA = 3,0 dB
Gain LNA = 30 dB = 1000 watt
NF single sideband = 13 dB
= 63 K
TEKNIK TRANSMISI
210 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Ditanya:
G/T = …?
Jawab:
1. Mencari nilai G yang terdapat pada antena penerima,
2. Mencari nilai untuk mendapatkan ,
3. Mencari nilai
4. Mencari nilai
(8. 28)
Maka NF untuk Perangkat LNA menjadi;
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 211
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
6. Mencari nilai T
7. Menghitung G/T
E. Gain Antena
Penguatan sangat erat hubungannya dengan directivity. Penguatan
mempunyai pengertian perbandingan daya yang dipancarkan oleh antena tertentu
dibandingkan dengan radiator isotropis yang bentuk pola radiasinya menyerupai
bola. Secara fisik suatu radiator isotropis tidak ada, tetapi sering kali digunakan
sebagai referensi untuk menyatakan sifat – sifat kearahan antena. Penguatan
daya antena pada arah tertentu didefinisikan sebagai 4π kali perbandingan
intensitas radiasi dalam arah tersebut dengan daya yang diterima oleh antena
dari pemancar yang terhubung. Apabila arahnya tidak diketahui, penguatan daya
biasanya ditentukan dalam arah radiasi maksimum, dalam persamaan matematik
dinyatakan:
(8. 29)
Dimana:
G = gain antena (dBi)
Um = intensitas radiasi antena (watt)
Pin = daya input total yang diterima oleh antena (watt)
Pada pengukuran digunakan metode pembandingan (Gain-comparison
Method) atau gain transfer mode. Prinsip pengukuran ini adalah dengan
menggunakan antena referensi yang biasanya antena dipole standar yang
sudah diketahui nilai gainnya. Prosedur ini memerlukan 2 kali pengukuran yaitu
terhadap antena yang diukur dan terhadap antena referensi. Nilai gain absolut
isotropik dinyatakan:
TEKNIK TRANSMISI
212 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
(8. 30)
dengan :
Terdapat 2 jenis parameter gain yakni absolute gain dan relative gain.
Absolute gain pada sebuah antena didefinisikan sebagai perbandingan antara
intensitas pada arah tertentu dengan intensitas radiasi secara isotropic. Intensitas
berhubungan erat berhubungan dengan daya yang diradiasikan secara tropic
sama dengan daya yang diterima oleh antena (Pin) dibagi 4π. Sedangkan relative
gain merupakan perbandingan antara perolehan daya pada sebuah arah dengan
perolehan daya pada arah yang direferensikan juga.
Pancaran gelombang radio oleh antena makin jauh makin lemah, melemahnya
pancaran itu berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya, jadi pada jarak dua
kali lipat kekuatannya menjadi 1/22 atau seperempatnya. Angka tersebut masih
belum memperhitungkan melemahnya pancaran karena hambatan lingkungan
dalam perjalanannya.
Selain sifat tersebut di atas, sifat lain dari antena adalah bahwa kekuatan
pancaran ke berbagai arah cenderung tidak sama. Pancaran gelombang radio
oleh antena vertikal mempunyai kekuatan yang sama ke segala arah mata angin,
pancaran semacam ini dinamakan omni-directional. Pada antena dipole, pancaran
ke arah tegak lurus bentangannya besar sedang pancaran ke samping kecil,
pancaran semacam ini disebut bi-directional. Jika ada sebuah antena memiliki
penguatan (Gain) 5dB berarti antena tersebut mempunyai tegangan keluaran
sekitar 5dB lebih kuat dari pada antena pembanding. Adapun antena pembanding
ada 2 buah yaitu antena isotropik dan dipole. Jika perbandingan dengan antena
isotropik maka penguatan (gain) antena dinyatakan dengan dBi. Sementara jika
dibandingkan dengan antena dipole penguatan (gain) antena dinyatakan dengan
dBd.
F. Margin loss
1. Fading Margin
Fading margin merupakan daya sinyal tambahan yang ditambahkan
pada sebuah link sistem radio untuk memastikan operasi dari sistem tersebut
berjalan walaupun dalam kondisi daya sinyal hilang akibat propogasi.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 213
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
(8. 31)
Dengan loss IFL (inter facility link) seperti loss kabel, konektor atau
percabangan pada sistem pengirim dan penerima. Dengan sistem gain
adalah pengurangan daya pancar dengan Rx sensitive.
(8. 32)
(8. 33)
Atau;
(8. 34)
Dimana:
TEKNIK TRANSMISI
214 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
(8. 35)
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 215
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
A. Tujuan praktikum
1. Menganalisa dan merancang Line Of Sight komunikasi radio
2. Manganalisa kualitas komunikasi dengan analisa link budget
3. Membuat desin perancangan infrastruktur komuniasi radio
C. Langkah kerja
1. Menggunakan google earth
a. Buka aplikasi google earth
b. Pilih lokasi yang akan dilakukan tagging
c. Tandai 2 titik dari lokasi yang di tagging dan yang akan dipasangkan
perangkat jaringan radio agar dapat berkomunikasi menggunakan
“add placemark”
d. Setelah itu hitung jarak antara ke-2 titik menggunakan “show
rurel” dengan cara meng-klik ke-2 titik tersebut satu persatu. Lalu
gunakan satuan meter.
e. Lalu gunakan “show elevation profile” untuk melihat elevasi tanah
antara kedua titik yang ditandai
f. Catat elevasi tanah dan skala setiap 200 meter pada aplikasi
Microsoft excel
TEKNIK TRANSMISI
216 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
2. Menggunakan pathloss
a. Carilah data sheet perangkat jaringan radio dan antena yang akan
dipasangkan di posisi transmitter dan receiver. Gunakan produk
dari EndGenius yaitu ENSTATION5
b. Buka aplikasi pathloss
c. Pilih menu Module – Terrain data
d. Pilih menu convert – file – open. Pilih file “.txt” yang berisi data
yang telah dicatat sebelunya, lalu convert
e. Tentukan titik mana yang terdapat penghalang diantara ke-2 titik
antena tersebut seperti pohon dan bangunan tinggi
f. Klik structure – single structure – building. Masukan tinggi dari
bangunan tersebut
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 217
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
TEKNIK TRANSMISI
218 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
n. Klik antena maka akan muncul window baru. Adapun yang perlu
diisikan adalah “Antena Model: ENSTATION5” dan “Antena Gain: 19
dBi”. Data tersebut didapatkan dari datasheet produk ENSTATION5
yang disediakan oleh official web EnGenius
o. Setelah itu, klik tiang maka akan muncul windows baru. Type
cabel antena RG6/U Adapun data yang perlu diisikan adalah “TX
line type, TX line length, TX line Loss”. Data tersebut didapat dari
website yang menyediakan spesifikasi kabel antena
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 219
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
TEKNIK TRANSMISI
220 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 221
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
CONTOH SOAL
4. Menghitung SOM
Jika nilai SOM positif, maka link dikatakan baik, sebaliknya jika nilai SOM
negative, maka link perlu diperbaiki dan perlu dihitung ulang dalam
penggunaan perangkatnya. Dari perhitungan di atas nilai SOM menunjukan
angka positif maka dapat diartikan link di atas dalam kondisi baik.
TEKNIK TRANSMISI
222 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 223
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
2. Diketahui jarak antena pemancar dan stasiun adalah 100 km dan antara TX
dan Rx akan dihubungkan menggunakan radio link dengan frekuensi 2,4 GHz
menggunakan sepasang antena dengan Tx power = 10 dBm, Rx sensitivity = -
75 dBm. Antena yang digunakan memiliki penguatan pengiriman 10 dB dan
penguat di sisi penerima 18 dB. Loss kabel perangkat ke antena diabaikan.
Komunikasi antara antena di sisi transmit dan di sisi penerima yang terjadi
adalah … (log 2,4 = 3,75)
TEKNIK TRANSMISI
224 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 225
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
REFLEKSI
TEKNIK TRANSMISI
226 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
BAB
PARAMETER KOMUNIKASI RADIO II IX
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
A. Pengertian B. Pengertian
C.Pengertian D. Pengertian
Spurius Emission Frekuensi
Power meter VSWR meter
stability
KATA KUNCI
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 227
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PENDAHULUAN
Frekuensi adalah sumber daya terbatas, sehingga diperlukan peraturan dari pe-
merintah melalu KOMINFO yang mengatur pengalokasian frekuensi tersebut. Frekuen-
si operasi stasiun bumi tergantung dengan jarak yang akan dihubungkan. Berikut ini
adalah alokasi frekuensi berdasarkan perarturan pemerintah tahun 2018 tentang
penggunaan pita frekuensi radio microwave link titik ke titik .
TEKNIK TRANSMISI
228 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PENDAHULUAN
Sebagai contoh, suatu operator cellular ingin menghubungkan dua site yang ber-
jarak 2 km, maka frekuensi yang digunakan adalah pita frekuensi 11 /13 / 15 GHz
tergantung yang kosong pada area tersebut.
Semua perangkat microwave yang sebelum beroperasi harus sudah lulus uji spe-
sifikasi dari KOMINFO. Uji spesifikasi KOMINFO dimaksudkan agar sewaktu digunakan
untuk operasi antarsistem microwave yang kemungkianan bisa beda brand yang diop-
erasikan oleh beda operator tidak saling mengganggu (interferensi). Peraturan men-
teri KOMINFO tahun 2015 yang mengatur tentang spesifikasi perangkat microwave
untuk komunikasi titik ke titik. Berikut ini adalah alokasi frekuensi yang digunakan per
pita untuk microwave link titik ke titik dengan daya pancar (transmit output power)
maksimum 32 dBm.
Pengukuran yang dilakukan oleh KOMINFO untuk menghasilkan sertifikat perang-
kat meliputi spurius emission, receive power / sensitivitas pada masukan demodula-
tor, modulasi, frekuensi stability, transmission capacity, noise figure dan antena spesi-
fikasi (VSWR < 1.5 front to back ratio 30 dB).
Proses maintenance stasiun bumi adalah untuk memastikan bahwa stasiun bumi
dapat berkerja sesuai dengan perencanaan dan spesifikasi perangkat. Faktor utama
pada stasiun radio terrestrial adalah frekuensi dan daya receive level. Pengukuran
frekuensi microwave memerlukan perangkat spektrum analyzer untuk memastikan
spurius emission dan frekuensi counter. Sedangkan daya receive menggunakan power
meter dan VSWR meter.
Tabel 9. 2 Range Frekuensi Radio Melalui Gelombang Mikro
Sumber : LAMPIRAN III PERMEN KOMINFO NO 34 tahun 2015
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 229
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PENDAHULUAN
Berikut ini microwave baru dengan implementasi indoor unit (IDU) dan outdoor
unit (ODU) dengan brand NEC Ipaso.
Dengan kondisi tersebut dari segi maintenance perangkat juga mengalami peru-
bahan cukup besar. Terutama untuk modul ODU yang berada di dekat antena parabola.
Dengan penggunaan ODU, proses maintenance lebih mudah dilakukan dengan swap
module jika dibandingkan dengan pengukuran untuk identifikasi. Hal ini dikarenakan
posisi di dekat antena parabola yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penguku-
ran.
TEKNIK TRANSMISI
230 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Keterangan gambar :
1. fo : frekuensi tengah.
2. Interval antara fo – B adalah setengah lebar bandwidth yang ditetapkan.
3. Interval antara fo – A adalah 48% dari bandwidth yang ditetapkan.
4. Interval antara B – C adalah 40% dari bandwidth yang ditetapkan.
Sebagai contoh berikut ini adalah alokasi kanal microwave link 7 GHz dengan band-
width per kanal adalah 28 MHz.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 231
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK TRANSMISI
232 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Metoda yang lain adalah menggunakan power meter. Namun tidak kita bahas
disini, karena memerlukan alat ukur yang masuk kedalam frekuensi operasi micro-
wave yang dioperasikan. Pada umumnya pengukuran ini dilakukan oleh KOMINFO
sewaktu melakukan proses sertivikasi perangkat.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 233
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
Maintenance
Stasiun Radio Terrestrial
A. Tujuan
1 Mengidentifikasi proses untuk operasi pemeliharaan Radio Microwave.
2 Menjelaskan parameter pemeliharaan radio microwave radio sistem yang
ditampilan dari maintenance terminal radio microwave.
B. Peralatan
1. Microwave Huawei RTN 950A IDU & ODU site A
2. Microwave Huawei RTN 950A IDU & ODU site B
3. Microwave Huawei RTN 950A IDU & ODU Spare
4. Adapter connector Wave guide to N : 2 unit
5. Flexible cable N male 1 meter : 2 unit
6. Attenuator step 10 dB . 10 dB - 70 dB : 1 unit
7. Local terminal
8. Cable cross RJ 45 : 1 unit.
C. Langkah percobaan
1. Infomasi perangkat microwave RTN 950A.
1.1 IDU (indoor Unit).
TEKNIK TRANSMISI
234 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 235
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
TEKNIK TRANSMISI
236 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
3.5 Click Query untuk mendapatkan RX Power (dBm) untuk kedua site.
Berikut ini contoh keluarannya :
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 237
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
4.4 Kita pastikan peer Transmit nya di mute dan secara otomatis unmute
selama 5 menit. Karena yang akan kita ukur adalah di band receive, seh-
ingga transmit di peer harus dimatikan.
TEKNIK TRANSMISI
238 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 239
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
CONTOH SOAL
Suatu sistem radio terrestrial, dari segi perencanaan menghasilkan receive lev-
el -35.9 dBm. Perangkat tersebut menggunakan modulasi 2048 QAM dan sudah
support multi modulasi. Hasil perhitungan yang ada pada tabel di bawah ini, mod-
ulasi 2048 QAM minimum RX threshold penerimanya adalah -48.5 dBm. Namun
hasil fade margin nya 12.6 dB dan lini availability-nya kuning. Apa yang terjadi
jika daya pancar diturunkan 3 dB?
TEKNIK TRANSMISI
240 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
CONTOH SOAL
Jawab :
Dari tabel di atas, 1024 QAM dapat bekerja dengan availability atau kehandalan
yang disyaratkan dengan besar fading margin 15.6 dB. Jika daya pancar diturunk-
an 3 dB, maka fading margin agar berkurang 3 dB untuk semua modulasi. Berikut
perhitungannya :
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 241
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
CAKRAWALA
Daya terima atau receive level suatu stasiun radio terrestrial memberikan informa-
si kesehatan dari suatu sistem radio terrestrial. Jika receive level nya baik, namun
performasinya jelek, maka besar kemungkian case-nya adalah interferensi. Jika
receive power nya tidak sesuai dengan perencanaan berarti ada problem dengan
perangkat atau pointing antena parabola. Proses maintenance yang mudah adalah
dengan swap module untuk perangkat dan frekuensi scan untuk memastikan level
interferensi dari kanal yang digunakan.
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
1. Frekuensi operasi dan power receive adalah parameter utama dari stasiun ra-
dio terrestrial yang perlu diketahui.
2. Frekuensi operasi stasiun radio terrestrial ditentukan oleh peraturan menteri
yang disesuaikan dengan jarak antarstasiun tersebut. Semakin jauh jaraknya,
maka frekuensi operasinya akan semakin kecil.
3. Untuk memastikan apakah frekuensinya dapat digunakan, maka diperlukan
spectrum analyzer. Namun karena lokasi ODU ada di dekat antena, fungsi dari
spectrum analyzer dapat digantikan dengan frekuensi scanner dengan meng-
gunakan perangkat microwave itu sendiri. Beberapa brand microwave sudah
ada feature scanning interferensi itu. Feature ini bisa dilakukan menggunakan
Lokal Terminal yang terhubung dengan IDU.
4. Power receive dari stasiun radio terrestrial akan berpengaruh pada performansi
pengiriman data. Dengan semakin berkembangnya teknologi microwave, daya
terima bisa diukur dengan menggunakan perangkat microwave dan kemudian
disimpan baik di lokal atau dikirimkan ke server untuk digunakan sebagai anal-
isis performasi radio terrestrial. Power receive atau RSSI, dapat diukur di ODU
dengan menggunakan multi meter di interface yang sudah disediakan.
TEKNIK TRANSMISI
242 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
RANGKUMAN
5. Penurunan daya terima bisa disebabkan oleh perangkat di sisi stasiun dan ob-
stacle yang dilewati oleh gelombang radio. Salah satu penyebab permasalahan
di perangkat adalah naiknya VSWR akibat air hujan yang masuk ke dalam wave
guide antara ODU dan Antena parabola. Alat yang diperlukan untuk mengukur
VSWR wave guide dan antena parabola adalah VSWR meter.
6. Swap module ODU bisa digunakan untuk identifikasi problem di wave guide –
antena parabola. Jika dari pengamatan fisik wave guide dan antena parabola
tidak bermasalah. Bisa di cek poiting antena atau apakah ada obstacle antardua
stasiun tersebut.
TUGAS MANDIRI
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 243
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
6. Alat yang digunakan untuk megukur receive level di terminal yang disediakan
oleh ODU adalah …
7. Sistem modulasi yang membutuhkan receive level power paling kecil ada-
lah….
8. Suatu sistem radio terrestrial terputus sama sekali. Di sisi penerima tidak ada
alarm dan terbaca level RSS-nya tidak terbaca (noise). Pada stasiun pengirim
tidak terdapat alarm, langkah yang harus dilakukan adalah …
9. Scanning frekuensi dilakukan untuk memastikan apakah kanal microwave
yang digunakan terdapat interferensi. Aktivitas yang bisa digunakan untuk
identifikasi interferensi adalah …
10. Sebutkan langkah-langkah untuk menaikkan fading margin!
REFLEKSI
Setelah mempelajari bab ini, Anda tentu menjadi paham tentang faktor utama dari
stasiun radio terrestrial, hubungan frekuensi dengan interferensi dan bandwidth,
serta hubungan daya terima dengan spesifikasi perangkat yang digunakan. Dari
semua materi yang sudah dijelaskan dalam bab pertama ini, bagian mana yang
menurut Anda paling sulit dipahami? Coba Anda diskusikan dengan teman mau-
pun guru Anda.
TEKNIK TRANSMISI
244 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
BAB
SISTEM PROTEKSI KOMUNIKASI RADIO X
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
D. Konfigurasi
A. Konfigurasi B. Konfigurasi C. Konfigurasi
Hardware
Hardware Hardware 1+0 Hardware
proteksi
proteksi 1+1
2+1 (2+2)
KATA KUNCI
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 245
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PENDAHULUAN
Suatu stasiun radio terrestrial secara umum terdiri dari perangkat radio, power
supply, grounding system dan konstruksi mekanik ketinggian. Perangkat radio sendiri
dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu Indoor Unit (IDU), Outdoor Unit (ODU) dan
antena parabola. Perangkat IDU dan ODU merupakan perangkat aktif karena memer-
lukan satuan daya / power. Sedangkan antena parabola adalah perangkat passive.
Sehingga peluang kerusakan IDU dan ODU lebih tinggi dibandingkan dengan antena
parabola. Availability digunakan untuk menjelaskan ketersediaan perangkat. Disamp-
ing itu, dua stasiun radio terrestrial dihubungkan oleh gelombang elektromaknetik
yang merambat melalui udara. Redaman propagasi digunakan untuk menjelaskan
bagaimana kedua stasiun radio terrestrial ini bisa dihubungkan. Redaman propagasi
ini dipengaruhi oleh ada tidaknya penghalang / blocking / obstacle dan kondisi cua-
ca. Parameter yang digunakan untuk menjelaskan kehandalan sistem radio terrestrial
yang dikarenakan propagasi radio adalah reliability.
Availability diartikan sebagai ketersediaan perangkat untuk digunakan dalam
proses pengiriman dan penerimaan data dari suatu stasiun radio terrestrial. Angka
availability menjelaskan lama perangkat tersebut mati dalam suatu perioda tertentu.
Nilai maksimum nya adalah 100%. Sebagai contoh nilai availability 99.95%, maka
dalam satu minggu perangkat tersebut outage / down selama 5.04 menit. Penyebab
down atau outagenya bisa dikarenakan masalah power PLN atau kerusakan perangkat.
Sebagai contoh suatu stasiun radio terrestrial agar mempunyai availability
99.95% maka memerlukan suatu cadangan perangkat, sehingga jika sewaktu-waktu
perangkat utama tersebut rusak dapat digantikan secara otomatis dengan perangkat
cadangan. Sistem ini disebut redundancy atau proteksi. Bisa dibayangkan jika tidak
ada cadangan perangkat, bisa jadi satu kerusakan perangkat memerlukan waktu peng-
gantian 10 jam terhitung dari perangkat tersebut rusak. Waktu tersebut diperlukan
untuk deteksi kerusakan, pencarian spare part, pengiriman spare part, akses ke site
dan penggantian spare part.
TEKNIK TRANSMISI
246 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
A. Konfigurasi Hardware
Indoor Unit (IDU) adalah perangkat yang biasanya diletakkan di dalam ruang
perangkat. Proses yang ada di IDU adalah interface ke sumber data dan kemudian
melakukan modulasi dan demodulasi ke IF frekuensi untuk dikirimkan dengan co-
axial cable ke Out Door Unit (ODU). Berikut ini contoh gambar IDU untuk perangkat
microwave ZTE. Disamping itu IDU juga berfungsi untuk interface ke sistem catu
daya.
ODU berfungsi untuk melakukan konfersi dari frekuensi IF ke frekuensi RF. Je-
nis dari suatu ODU didasarkan kepada frekuensi operasinya dan besar power outn-
ya. Sebagai contoh di bawah ini adalah RF module dari microwave system ZTE.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 247
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar di bawah ini menjelaskan diagram blok dari suatu perangkat micro-
wave brand ZTE. Dari diagram tersebut, satu IDU bisa digunakan untuk lebih dari
satu ODU.
TEKNIK TRANSMISI
248 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Sebagai contoh di bawah ini adalah proses di dalam microwave untuk jenis
data yang akan dikirimkan adalah Ethernet. RTUN/RTUH berfungsi untuk interface
ke sumber data ethernet. RCU berfungsi sebagai control utama. RMU berfungsi un-
tuk modulasi dan demodulasi dan menghasilkan sinyal IF. Antara RTUN/RTUH , RMU
dan RCU terhubung lewat back plane.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 249
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK TRANSMISI
250 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 251
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Pada kondisi normal, maka master link yang bekerja, misalkan di site A ada
problem di master link sehingga site A akan menggunakan slave link. Dan di site B
akan ikut menggunkan slave link. Jika problem sudah diperbaiki di site A, maka di
site B akan dinstruksikan untuk kembali ke master link.
Space Diversity ditujukan untuk memberikan perbaikan di sisi penerima den-
gan cara menggunakan dua penerima yang ditempatkan pada jarak tertentu. Seh-
ingga ciri utama dari space diversity adalah digunakannya empat antena parabola
dalam satu link yang sama. Gambar di bawah ini adalah hardware konfigurasi dan
blok diagram proteksi 1+1 SD. Dalam kondisi normal, site A beroperasi pada master
untuk TX menggunakan frekuensi 1 dan site B menerima dengan master dan slave.
Sewaktu TX site A problem dan menggunakan slave link, maka di site B untuk TX-
nya akan menggunakan slave link.
TEKNIK TRANSMISI
252 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 253
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Untuk proteksi 1+1 HSB dan 1+1 FD, menggunakan hybrid combiner untuk
menghindari penggunaan empat antena. Berikut ini adalah blok diagram dan in-
terface dari hybrid combiner. Pada gambar tersebut perangkat tersebut berfungsi
untuk menggabungan microwave dengan polarisasi Horisontal dan microwave po-
larisasi Vertikal menjadi satu interface untuk di salurkan ke antena parabola.
TEKNIK TRANSMISI
254 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
D. Konfigurasi Hardware Proteksi 2+1 (2+2)
Kapasitas suatu link microwave dibatasi oleh modulasi dan bit rate data yang
akan dikirimkan. Pada kondisi tertentu akan didapatkan data yang dikirmkan cuk-
up besar sehingga memerlukan lebih dari satu link microwave. Misalkan satu link
microwave kapasitas maksimumnya 200 MBps. Sehingga untuk mengirimkan data
sebesar 300 MBps, diperlukan dua link microwave 2 x 200 MBps. Proteksi untuk
sistem ini bisa dilakukan menjadi dua macam yaitu proteksi 2+1 atau 2+2. Yang ide-
al adalah 2+2, namun diperlukan module yang banyak. Dengan mempertimbang-
kan kehandalan perangkat dan intensitas kerusakan perangkat dan sangat jarang
di lokasi yang sama terjadi kerusakan perangkat bersamaan lebih dari satu, maka
menggunakan proteksi 2+1. Dan untuk mencegah jatuhnya availability, maka perlu
dibuatkan sla penggantian perangkatnya agar dari 2+0 berubah kembali menjadi
2+1.
Gambar di bawah ini adalah konfigurasi dan block diagram untuk sistem 2+2.
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 255
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
Berikut di bawah ini adalah hybrid coupler yang digunakan untuk mengagung-
kan konfigurasi 2+1 dan 2+2.
TEKNIK TRANSMISI
256 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
MATERI PEMBELAJARAN
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 257
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
Proteksi
Stasiun Radio Terrestrial
A. Tujuan
1. Menjelaskan pentingnya redundancy atau sistem proteksi
2. Mengoperasikan sistem Standby Automatic Protection Switch 1+1 ; 2+1
pada sistem Radio
B. Peralatan
1. Microwave Huawei RTN 950A IDU & ODU site A ( ODU : 3 unit)
2. Microwave Huawei RTN 950A IDU & ODU site B (ODU : 3 unit)
3. Adapter connector Wave guide to N : 6 unit
4. Flexible cable N male 1 meter : 6 unit
5. Attenuator step 10 dB . 10 dB - 70 dB : 3 unit
6. Local terminal
7. Cable cross RJ 45 : 1 unit.
C. Langkah percobaan
1. Sistem radio terrestrial 1 + 0.
1.1 Rangkailah gambar kerja konfigurasi 1 + 0 di bawah ini.
TEKNIK TRANSMISI
258 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 259
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
Click advance setting 1+1 pada protection attributes dan isilah seper-
ti setting di bawah ini.
TEKNIK TRANSMISI
260 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 261
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
2.3.5 Click start. Setelah test selesai, maka akan ditampilkan test
HSW switching sebagai berikut.
TEKNIK TRANSMISI
262 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 263
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
TEKNIK TRANSMISI
264 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
LEMBAR PRAKTIKUM
CONTOH SOAL
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 265
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
CONTOH SOAL
Pada saat terjadi penurunan RSL tidak diketemukan adanya alarm hardware dan
interferensi. Sebutkan metoda apa untuk memperbaiki sistem radio terrestrial
tersebut!
Jawab :
Dari informasi diatas, tidak ada alarm perangkat dan interferensi. Berati bukan
HSB dan FD. Jadi jawabannya adalah dengan SD.
CAKRAWALA
Daya terima atau receive level suatu stasiun radio terrestrial memberikan
informasi kesehatan dari suatu sistem radio terrestrial. Sehingga diperlukan cara
untuk menjaga agar receive level tetap sehat sepanjang waktu. Proteksi 1+1
HSB digunakan untuk menjaga agar nilai receive level bisa secepatnya recovery
sewaktu terjadi kerusakan perangkat. Proteksi 1+1 SD digunakan untuk menja-
ga agar nilai receive level tidak jatuh di bawah threshold dikarenakan abnormal
propagasi radio. Proteksi 1+1 FD digunakan untuk menjaga agar ada pilihan jika
salah satu receive level mengalami gangguan akibat dari interferensi.
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
TEKNIK TRANSMISI
266 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
TUGAS MANDIRI
1. Bagian utama dari microwave untuk stasiun radio terrestrial adalah IDU,
ODU, Hybrid combiner dan antena parabola. Coba gambarkan konfigurasi
suatu stasiun radio terrestrial dengan :
a. Konfigurasi 1+0
b. Konfigurasi 1+1 HSB
c. Konfigurasi 1+1 SD
d. Konfigurasi 1+1 FD
e. Konfigurasi 2+1
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 267
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
REFLEKSI
Setelah mempelajari bab ini, Anda tentu menjadi paham tentang pengeta-
huan tentang microwave, pengetahuan proteksi untuk menjaga nilai availability,
reliability, dan pengetahuan untuk sistem radio skala besar.
Dari semua materi yang sudah dijelaskan dalam bab pertama ini, bagian
mana yang menurut Anda paling sulit dipahami? Coba Anda diskusikan dengan
teman maupun guru Anda, karena bab ini salah pengetahuan tentang sistem ko-
munikasi radio.
TEKNIK TRANSMISI
268 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PENILAIAN AKHIR
PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP SEMESTER GENAP
A. PILIHAN GANDA
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 269
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
D. 32,45+20 log d (km)+20 log c+20 log f (MHz)
E. 32,45+20 log d (km)-20 log c+20 log f (Hz)
7. Konsep real role of engineer dalam perencanaan link komunikasi yakni, kecuali:
A. Sketsa plan
B. Menentukan RF channel
C. Mengetahui interferensi
D. Mengetahui blocking probabilities
E. Mengetahui geografi
TEKNIK TRANSMISI
270 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
C. Fungsi propagasi
D. Kondisi ruangan (i/o)
E. Kondisi manusia
12. Cakupan BTS berperan dalam menentukan wilayah yang mendapatkan layanan
antena pemancar BTS tersebut. Hal tersebut bergantung kepada syarat berikut,
kecuali:
A. Gain system
B. Margin system
C. Modulation Type and Coding
D. Path loss model
E. Operating frequency
13. Persamaan rumus link budget pada sisi penerima (DL) yang mempunyai
kesetimbangan nilai dengan sisi pengirim (UL) adalah:
A. Fading margin
B. Gain
C. Loss lain-lain
D. EIRP
E. Daya sistem
14. Model propagasi dapat ditentukan dari hal sebagai berikut, kecuali:
A. Model empiric
B. Model analitik
C. Free space loss
D. Model teoritik
E. Model dan simulasi
16. Lingkungan geografi yang dapat diamati dalam penyelenggaraan link komunikasi
adalah, kecuali:
A. Atmosfer
B. Urban cluster
C. Rural cluster
D. Forest
E. Sea
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 271
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
17. Dalam perencanaan link komunikasi secara umum, komponen link budget yang
menjadi acuan dalam hal berikut adalah, kecuali:
A. Gain system
B. Fading system
C. Cakupan sel
D. Radius sel
E. Coverage
18. Dasar pemahaman link budget dalam perancangan link komunikasi mencakup
beberapa hal, salah satunya mengenai poin penting penyelesaian analisis
kelayakan link komunikasi. Perumusan link budget secara umum dalam link
komunikasi dituliskan sebagai:
A. P(T)=P(R)+FM-Lf(T)+G(T)-G(R)-FSL’+Lf(R)
B. P(T)=P(R)-FM-Lf(T)-G(T)+G(R)+FSL’-Lf(R)
C. P(T)=P(R)+FM+Lf(T)-G(T)-G(R)+FSL’+Lf(R)
D. P(T)=P(R)-FM-Lf(T)-G(T)+G(R)+FSL’-Lf(R)
E. P(T)=P(R)-FM-Lf(T)+G(T)-G(R)-FSL’+Lf(R)
19. Dasar pemahaman link budget dalam perancangan link komunikasi mencakup
beberapa hal, salah satunya mengenai poin penting penyelesaian analisis
kelayakan link komunikasi. Dalam desain link budget, salah satu syarat yang harus
dipenuhi sebagai kelayakan komunikasi adalah:
A. Daya pancar besar dari ambang batas minimum
B. Daya terima besar dari ambang batas minimum
C. Daya sistem besar dari ambang batas minimum
D. Redaman pancar besar dari ambang batas minimum
E. Redaman terima besar dari ambang batas minimum
20. Dasar pemahaman link budget dalam perancangan link komunikasi mencakup
beberapa hal, salah satunya mengenai poin penting penyelesaian analisis
kelayakan link komunikasi. Fluktuasi daya yang terdapat di sisi penerima sinyal
disebut:
A. Redaman
B. Fading
C. Difraksi
D. Line of Sight
E. Hamburan
21. Dasar pemahaman link budget dalam perancangan link komunikasi mencakup
beberapa hal, salah satunya mengenai poin penting penyelesaian analisis
kelayakan link komunikasi. Sensitivitas dalam desain link komunikasi secara
umum juga berpengaruh kepada:
A. Noise
B. Reliability
TEKNIK TRANSMISI
272 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
C. Fading
D. Redaman
E. BER
22. Siswa SMK melakukan praktek pengukuran Carrier to Noise (C/N) dari frekwensi
carrier yang diterima dengan spektrum analyzer seperti pada gambar dibawah.
Hasil pengukuran C / N didapat 20 dB, sedangkan Daya carrier diketahui 100
milliwatt
23. Sistem transmisi gelombang Microwave disebut juga dengan transmisi teresterial
Line of Sight (LOS), yang dimaksud dengan Line of Sight yaitu.....
A. Antar stasiun Microwave tidak boleh terdapat hambatan/obstacle
B. Antar stasiun Microwave tidak menjadi masalah terjadinya hambatan/obstacle
C. Antar stasiun Microwave harus berada garis permukaan bumi yang datar
D. Antar stasiun Microwave harus mempunyai ketinggian yang sama.
E. Antar stasiun Microwave harus ditempatkan pada daerah yang tinggi
24. Suatu radio gelombang microwave digunakan untuk hubungan antara BSC dengan
BTS (approach link) yang jaraknya 10 km, frekwensi yang digunakan adalah 10 Ghz.
Jika Loss udara bebas rumus umumya adalah Lfs=32,5+20logF(mhz)+20logd(km),
maka loss atau redaman propagasi pada udara bebas sebesar.....
A. -130,5 dB
B. -131,5 dB
C. -132,5 dB
D. -142,5 dB
E. -152,5 dB
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 273
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
25. Sebuah perusahaan akan menghubungkan dua kantornya yang berjarak 10 km
dengan menggunakan komunikasi wireless dengan frekuensi 8 GHz. Hal penting
sekali untuk menentukan agar jalur antara dua antena ini tidak ada penghalang.
Dan kemungkinan besar akan melihat adanya degradasi dari sinyal yang
berpropagasi di udara jika ada hambatan di jalur, maka nilai free space loss yang
diijinkan adalah … .
A. 165,5 dB
B. 130,5 dB
C. 128,5 dB
D. 125,5 dB
E. 102,5 dB
26. Berikut adalah gambar dari pengukuran dengan menggunakan Spectrum Analyzer.
Maka nilai Carrier to Noise (C/N) adalah ….
A. 3 dB
B. 6 dB
C. 10 dB
D. 20 dB
E. 30 dB
TEKNIK TRANSMISI
274 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
Jika hasil ukur pada titik-P dan titik-Q bernilai -47 dBm, maka nilai hasil ukur
ada titik-R adalah ....
A. -94 dBm
B. -50 dBm
C. -47 dBm
D. -44 dBm
E. -23 dBm
28. Saluran transmisi adalah media transmisi fisik yang menghubungkan perangkat
transmiter dan antena. Setelah dilakukan pengukuran pada keluaran perangkat
transmiter didapat, jika daya yang dikirim ke antena adalah 100 watt maka daya
yang kembali dari antena adalah 25 watt. Kondisi saluran transmisi tersebut
memiliki SWR sebesar ....
A. 1,11
B. 1,22
C. 1,50
D. 1,67
E. 1,86
29. Jika output pemancar adalah 20 mW dan Loss Feeder 3 dB, sedangkan Gain antena
adalah = 33 dB, maka daya yang dipancarkan pada permukaan antena (EIRP)
adalah ....
A. 100 Watt
B. 80 Watt
C. 60 Watt
D. 40 Watt
E. 20 Watt
30. Suatu link stasiun radio terrestrial menpunyai Reliability 99.99%, berapakah nilai
redaman propagasi yang harus ditambahkan (fading margin) di dalam perhitungan
llink budget system tersebut …
A. 10 dB
B. 20 dB
C. 40 dB
D. 30 dB
E. 50 dB
B. ESSAY
Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Tuliskan persentase lapisan pada zona fresnel !
2. Apakah perbedaan antara LoS dan NLos?
3. Apa yang dimaksud engan ambang batas dan RSL dalam perhitungan link
budget
4. Sebutkan beberapa aturan spurius emission microwave link oleh KOMINFO?
5. Sebutkan proteksi yang digunakan untuk memproteksi nilai reliability dan
availability!
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 275
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
TEKNIK TRANSMISI
276 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
DAFTAR PUSTAKA
https://www.pusatrik.com/2018/05/perbedaan-antena-directional-dan.html di
unduh tanggal 25 Oktober 2019 pukul 15.35 WIB
https://www.wikiwand.com/en/Rhombic_antenna di unduh tanggal 25 oktober 2019
pukul 16.00 WIB
http://mikrotik.co.id/produk_lihat.php?id=555 di unduh tanggal 25 oktober 2019
pukul 16.03 WIB
Wahyu P, Ananta, dkk. 2014. Rancang Bangun Antena Microstrip 900 Mhz Untuk Sistem
GSM. Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 12 No. 1 hal. 1-6
h t t p s : / / w w w. s h u t t e r s t o c k . c o m / e s / i m a g e - i l l u s t r a t i o n / v i n t a g e - m i c ro p h o n e -
headphones-signboard-on-air-717546868 diunduh tanggal 28 Januari
2020 pukul 20.45 WIB
http://radiokomunikasi.co.id/2014/05/17/marine-vhf-radio-kenapa-harus-dimiliki/
diunduh tanggal 15 Mei 2020 pukul 22.28 WIB
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 277
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
GLOSARIUM GLOSARIUM
TEKNIK TRANSMISI
278 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
GLOSARIUM
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 279
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
GLOSARIUM
TEKNIK TRANSMISI
280 TELEKOMUNIKASI
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS
Biodata Penulis 1
TEKNIK TRANSMISI
TELEKOMUNIKASI 281
OPERASI DAN PEMELI-
HARAAN TRANSMISI RADIO
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS
Biodata Penulis 2
TEKNIK TRANSMISI
282 TELEKOMUNIKASI