MODUL 2
PEGUKURAN DAYA HILANG AKIBAT BENDING DAN
REDAMAN COUPLER
TUJUAN PRAKTIKUM
2.1
DASAR TEORI
2.1.1 Bending
Pembengkokan yang terjadi pada serat optik akan mengakibatkan sebagian
modus yang menjalar akan teradiasikan/terpancar keluar sehingga akan terjadi
pengurangan daya. Bending terjadi saat sebagian daya yang berada pada mode tinggi
keluar dari serat. Hal tersebut terjadi umumnya karena hal-hal yang tidak disengaja,
misal diakibatkan adanya tekanan yang tidak sengaja, fabrikasi serat yang kurang
sempurna dll.
Kabel yang dibengkokkan secara ekstrim (bending) dapat membuat
serat
optik yang ada di dalamnya patah atau data yang ditransmisikan dalam bentuk cahaya
mengalami pemantulan yang tidak teratur sehingga berpengaruh terhadap data yang
akan dikirim atau diterima nantinya.
Dalam kondisi bending, kabel tidak terputus namun tidak mampu menjadi
media transmisi secara semestinya. Perbaikan kabel bending akan jauh lebih sulit
daripada penyambungan kabel yang terputus.
Modul 2
Pengukuran Daya Hlang Akibat Bending dan Redaman Coupler/Splitter
Pada saat serat optik melengkung, medan pada sisi yang jauh harus bergerak
lebih cepat untuk mengimbangi kecepatan medan di inti. Pada saat kritis dengan jarak
Modul 2
Pengukuran Daya Hlang Akibat Bending dan Redaman Coupler/Splitter
xc dari pusat serat, medan harus bergerak lebih cepat. Karena tidak bisa, maka energi
tertinggal atau teradiasikan.
untuk menentukan jari-jari kritis kelengkungan (bending) suatu serat di
gunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
RC = jari- jari kritis serat
selain dengan cara di atas, untuk menghindari FO patah akibat tekukan/ bending
maka ada ketentuan radius minimum yang diperbolehkan dalam menggulung atau
menekuk kabel FO antara lain:
-
tekanan-tekanan yang umumnya terjadi yaitu terjadi pada serat optik yang ditanam di
dalam tanah. Semakin sering serat optik mengalami tekanan, maka bend radiusnya
akan semakin besar.
Modul 2
Pengukuran Daya Hlang Akibat Bending dan Redaman Coupler/Splitter
Gambar 2.5
Compressible jacket dapat mengurangi microbending akibat tekanan dari luar.
mana daya hilang sangat besar terjadi saat radius bending semakin mengecil.
Pada saat terjadi bending, dapat diketahui jumlah modus yang masih terbimbing pada
serat optik melalui persamaan berikut :
M eff
2 2a 3 3
M 1
R
2
n
kR
2
n1ka2
n12 n22
2n12
Keterangan :
M = Jumlah total mode pada serat optik pada kondisi lurus.
k
= 2/,
= radius pembengkokan
sudut penerimaan pada serat plastik lebih besar dibanding serat kaca. Semakin besar
NA maka akan semakin banyak jumlah cahaya yang diterima serat.
Modul 2
Pengukuran Daya Hlang Akibat Bending dan Redaman Coupler/Splitter
Banyaknya Lilitan
Banyaknya lilitan pada fiber optik juga akan berpengaruh terhadap besarnya daya
yang keluar pada bagian penerima. Semakin banyak lilitan maka akan makin besar
pula cahaya didalam serat optik yang berbelok dari arah transmisi semula dan
kemudian akan hilang, hal ini merupakan atenuasi yang cukup besar dalam transmisi
menggunakan serat optik.
2.2
Dasar-Dasar Coupler
Coupler merupakan peralatan multiport yang setiap portnya dapat menjadi
titik masuk atau titik keluar cahaya. Gambar 1.7 merupakan skematik 4 port
directional coupler, akan digunakan untuk mendefinisikan berbagai pengertian
tentang coupler. Anak - anak panah menunjukan kemungkinan arah aliran daya optik
dalam coupler. Cahaya yang diinjeksikan ke dalam port 1 akan keluar melewati port 2
dan 3. Idealnya, tidak ada cahaya yang muncul pada port 4. Dengan cara yang sama,
bila cahaya diinjeksikan dari port 4, maka cahaya akan keluar melewati port 2 dan 3.
Modul 2
Pengukuran Daya Hlang Akibat Bending dan Redaman Coupler/Splitter
P
LossTHP 10 log 2
P1
Tap loss adalah perbandingan antara daya pada port 3 terhadap daya
masukan di port 1 :
o
P
LossTAP 10 log 3
P1
P
LossD 10 log 4
P1
Excess loss adalah perbandingan antara daya keluaran pada port 2 dan 3
terhadap daya masukan di port 1 :
o
P P3 P4
LossE 10 log 2
P1
2.3
5. Splitter 1 x 2
6. Splitter 1 x 4
7. Power Meter.
8. Optical Variable Attenuator.
9. Connector FC/PC.
Modul 2
Pengukuran Daya Hlang Akibat Bending dan Redaman Coupler/Splitter
2.4
Prosedur Percobaan
a. Pengukuran Daya Daya Hilang Akibat Bending:
Lakukan kalibrasi terhadap multimeter optik agar diperoleh hasil yang optimal
Terlebih dahulu cari daya pancar laser yang melalui serat melalui pengukuran
daya pada patch cord
Untuk keadaan tanpa bending, pipa belum dipakai dan catat hasil yang keluar
dari power meter
Lilitkan serat optik pada paralon berdiameter berbeda, dimulai dengan satu
lilitan hingga sepuluh lilitan
Modul 2
Pengukuran Daya Hlang Akibat Bending dan Redaman Coupler/Splitter
OUTPUT 2
input
OUTPUT 3
Sumber
Optik
Splitter
1x4
OUTPUT 4
Ukur daya pada titik input, output 1, output 2, output 3, dan output 4.