Anda di halaman 1dari 10

Bab 8

Link Budget pada Jaringan Serat Optik

Link budget pada system telekomunikasi serat optic merupakan sebuah cara untuk
menghitung pengaruh dari semua parameter dalam transmisi fiber optic, mulai dari transmitter,
penguat, atenuasi atau losses dari kabel, sampai dengan sensitivitas penerima. Pada bagian penerima,
yang diinginkan bukan hanya minimum cahaya yang sampai pada Margin yang diinginkan dengan
memprtimbangkan kemungkinan terjadinya kerusakan pada jaringan fiber optic. Kompetensi Khusus
yang akan dicapai adalah mahasiswa mampu menganalisis link budget system komunikasi serat optik
(c4), sehingga mahasiswa dapat menganalisis layak atau tidak jaringan fiber optic yang
direncanakan.

8.1. Losses pada jaringan Serat Optik


Dalam pemasangan serat optik harus diperhatikan karakteristik mekanis dari fiber optik itu
sendiri. Ada 6 Karakteristik mekanis dari harus diperhatikan. Yang pertama Fiber Bending (tekukan
Serat), Tekukan serat yang berlebihan (terlalu kecil) dapat mengakibatkan bertambahnya optical loss.
Besar tekukan yang diperbolehkan adalah sebesar 20 D, dimana D adalah diameter dari serat. Yang
kedua adalah Cable Bending (tekukan Kabel).Tekukan kabel pada saat instalasi harus di jaga agar
tidak terlalu kecil, karena hal ini dapat memerusak serat sehingga menambah optical loss, besar
tekukan kabel yang diperbolehkan minimum 20 D.
Yang ketiga adalah Tensile Strength yaitu Tensile (regangan) yang berlebihan dapat
merusakan kabel atau serat. Keempat, Crush atau tekanan yang berlebihan dapat mengakibatkan serat
retak / patah, sehingga dapat menaikkan optical loss. Kelima, Impact (tubrukan) yaitu memberikan
beban dengan berat tertentu yang dijatuhkan dan mengenai kabel optik. Berat beban yang berlebihan
dapat mengakibatkan serat retak / patah, sehingga dapat menaikkan optical loss. Keenam, Cable
Torsion atau pilinan yang diberikan kepada kabel dapat merusak selubung kabel dan serat
Losses yang terjadi pada jaringan serat optik seperti terlihat pada gambar 9.1. Pada saat
menghubungkan perangkat optik transmitter seperti LED dan LASER dengan serat optik, dibagan
tersebut akan timbul kerugian yang disebut dengan coupling loss atau rugi-rugi kopler. Scattering
adalah fenomena dimana frekuensi, arah atau polarisasi dari cahaya yang datang berubah dengan sifat
perubahan yang acak pada energy terdistribusi Ketidakmurnian dari bahan menyebabkan perubahan,
sehingga cahaya yang semestinya arah maju akan dibiaskan kearah lain. Kerugian ini dikatakan
sebagai Rayleigh scattering.
Tekanan pada serat yang berasal dari luar system yang memungkin struktur fisik fiber
berubah dan akan menimbulkan losses yang disebut sebagai micro bending loss. Microbending loss
juga dapat terjadi pada serat yang digulung. Saat menggulung perlu dipertimbangkan besar jari-jari

95
minimal dari gulungan agar tidak mematahkan inti dari serat. Penyambungan kabel serat optik akan
menimbulkan kerugian yang disebut sebagai splicing loss, dimana besarnya sangat tergantung pada
tipe yang dipilih. Ada dua tipe penyambungan yaitu dengan metode fusion dan metode mekanik.
Losses untuk metode fusion antara 0.01 dB -0.2 dB, sedang metode mekanik lossesnya antara 0.15-
0.5 dB.

Gambar 8.1. Kemungkinan losses yang terjadi

8.2. Kinerja Sistem Serat Optik


Jaringan optikal secara keseluruhan berisi link serat optik antara node dengan node dengan
switching seluruhnya optik dan routing sinyal pada node tanpa regenerasi elektronik. Disain jaringan
lebih sulit dibandingkan disain dari point ke point. Hal ini disebabkan karena kemungkinan adanya
cross talk, bandwidth yang berdekatan sehingga perlu kestabilan sistem, beragamnya S/N dengan
panjang lintasan yang berbeda memerlukan equalizer daya dari setiap node
Dalam desain sistem serat optik perlu ditetapkan kriteria kinerja dan ditentukan bagaimana
memenuhi kriteria tersebut. Sistem merupakan sejumlah dari elemen pendukung system. Perhitungan
kemampuan sistem didasarkan pada kemapuan elemen-elemen tersebut, antara laiana factor loss dari
fiber, jenis fiber, transmitter, sensitivitas penerima, banyaknya penyambungan, dan margin.
Faktor rugi-rugi pada Serat (fiber). Rugi-rugi serat memiliki dampak terbesar pada kinerja
sistem secara keseluruhan. Industri serat optik umumnya memberikan speksifikasi factor kerugian
serat dalam α dB per kilometer. Penghitungan total kerugian serat optik dibuat berdasarkan jarak x α
faktor kerugian. Jarak dalam hal ini adalah total panjang kabel serat yang digunakan bukan jarak
pada peta.

Jenis serat.
Sebagian besar serat single mode memiliki faktor loss 0,25 dB/km untuk panjang
gelombang 1550nm dan 0,35 dB / km untuk panjang gelombang 1310 nm. Serat multimode
memiliki faktor loss sekitar 2,5 dB / km pada panajang gelombang 850nm dan 0,8 dB / km untuk
panjang gelombang 1300nm. Pemilihan Jenis serat yang digunakan sangat penting. Serat multimode

96
digunakan dengan pemancar LED yang umumnya tidak memiliki daya yang cukup untuk menempuh
jarak lebih dari 1km. Serat single mode digunakan dengan pemancar LASER yang mempunyai
berbagai variasi keluaran daya untuk kriteria jangkauan jarak jauh atau jangkauan jarak pendek .
Pemilihan jenis serat ditentukan dari apa yang akan dibawa dalam serat tersebut. Untuk
sistem single channel yang beroperasi dengan kecepatan tingi yaitu 10 GB/s keatas dengan jarak
jangkau yang jauh, DSF (Dispersion Shift Fiber) adalah pilihan terbaik. Tetapi DSF agak sulit
diterapkan bila akan ada upgrade kapasitas sistem dengan menggunakan WDM. Untuk sistem WDM,
pemilihan tipe serat tergantung pada jarak dan bit rate per kanal pilihan terbaik menggunakan SMF
(Single Mode Fiber). Bila mana dengan bit rate tinggi dispersi kromatisnya bertambah maka perlu
dipasang pengkompenasasi dispersi pada sistem transmisi.

Transmitter
Ada dua tipe dasar pemancar yang digunakan dalam sistem serat optik. LASER dengan tiga
varietas: tinggi, sedang, dan rendah (jangkauan panjang, jangkauan medium dan jangkauan pendek).
Keseluruhan desain sistem akan menentukan jenis yang digunakan. Pemancar LED digunakan untuk
serat multimode, namun ada juga LED dengan daya tinggi yang dapat digunakan untuk serat single
mode. Nilai dari Pemancar berdasarkan output cahaya pada konektor, seperti -5dB.
Limit atas dari daya transmist per channel P diperhitungkan dengan daya saturasi dari optikal
aplifier, efek nonlinearities, dan pertimbangan keamanan. Pertimbangan tersebut digunakan untuk
memaksimalkan jarak Ɩ antara stage penguat sehingga dapat memperkecil jumlah amplifier. Daya
transmit per kanal P dan total panjang link L, dengan adanya noise figure dari amplifier dan
sensitivitas penerima digunakan untuk memperhitungkan nilai Ɩ maksimum yang memungkinkan,
bila jumlah Ɩ bertambah, pinalti dari non linearitas juga bertambah.

Sensitivitas Penerima
Kemampuan serat optik menerima sumber cahaya. Perangkat penerima memerlukan jumlah
minimum cahaya yang diterima agar berfungsi sesuai spesifikasi. Besarnya Penerima berdasarkan
level minimum yang dibutuhkan menerima cahaya , seperti -28dB. Penerima juga disebut sebagai
detektor.

Penyambungan (splices) fiber optik


Ada dua jenis penyambungan, mekanik dan fusi. Jenis mekanik, yang menggunakan satu set
konektor pada ujung –ujung serat. Sedangkan jenis fusi, kedua ujung fiber dipertemukan dalam
perangkat splicer dan dilelehkan hingga terjadi sambungan. Loss akibat sambungan mekanis
umumnya berkisar 0,15 sampai 0,5 dB per konektor. Losses penyambungan tipe fusi antara 0,01 dan

97
0,2 dB per sambungan. Karena faktor loss yang kecil, kehilangannya yang kecil, sambungan jenis
fusi lebih disukai.

Margin.
Margin merupakan faktor penting. Sistem tidak dapat dirancang hanya berdasarkan
menjangkau penerima dengan minimum cahaya yang dibutuhkan. Margin anggaran daya (power
budget) memperhitungkan penuaan serat, penuaan komponen pemancar dan penerima, penambahan
perangkat di sepanjang jalur kabel, pembengkokan (bending) dan pemutaran kabel, tambahan
sambungan bila kabel putus , dan lain sebagainya. Dalam perancangan dapat ditambahkan margin
anggaran rugi 3 sampai 10 dB.

8.3. Loss dari komponen penunjang


Salah satu komponen penunjang jaringan fiber optik adalah kopling (coupler). Kopling
digunakan untuk menyambungkan sumber cahaya dengan fiber optik dan fiber optik dengan
photodetector. Daya yang hilang akibat kopling tersebut disebabkan oleh dua elemen utama, yaitu
luas penampang dan Numerical Aperture NA. Luas aktif dari sumber cahaya harusnya lebih kecil
dari luas aktif dari core fiber optik, Loss yang dihasilkan berbanding langsung dengan luas
penampang yang tidak sama (mismatch).

(8.1)
Untuk permukaan circular

(8.2)
Dimana
Acore : luas penampang core dari fiber
As : luas penampang sumber (LED atau LASER)
Dcore : diameter dari core fiber
Ds : diameter sumber
Persamaan 8.1.hanya valid untuk Dcore < Ds
Pada kasus dimana Dcore > Ds, tidak ada daerah rugi-rugi akibat mismatch. Diameter core SIMM
50µm, dan diameter LASER atau LED paling kecil 50µm
Mistmath loss NA merupakan hasil dari sudut kedatangan fiber ber optik single mode yang
sangat kecil dan NA sangat kecil dibandingkan sudut radiasi sumber. Efeknya LED tidak bisa dikopel
kedalam fiber single mode bila NA = 0.1

98
(8.3)
Untuk fiber single mode dengan NA =0.1, kopling loss yang dihasilkan dengan
menggunakan persamaan 9.4, didapat sebesar -20dB. Dengan kata lain, hanya seperseratus daya
radiasi yang dikopel ke dalam fiber.
Kecepatan transmisi data pada sistem komunikasi serat optik digital dibatasi oleh waktu
kenaikan (rise time) berbagai komponen, seperti amplifier dan LED, dan dispersi serat. Efek
kumulatif semua komponen sebaiknya tidak membatasi bandwidth sistem. Hubungan waktu naik
(rise time) tr dan bandwidth BW sebagai mana pada persamaan 8.4
(8.4)
Pada persamaan 9,5. perlu diperhitungkan rise time yang dibutuhkan dari system. Banyak
komponen yang mempengaruhi rise time system, Hubungan antara total waktu kenaikan sistem dan
waktu kenaikan komponen-komponen diberikan oleh Persamaan 8.5,

(8.5)
Dimana ts adalah total rise time system dan tr1, tr2, ...
Rise time dari berbagai komponen komponen secara sederhana dibagi dalam lima group,
yaitu (1) Rangkaian transmitter (ttx); (2) LED atau laser (tL); (3) Dispesi pada fiber (tf); (4)
Photodiode (tph); dan (5) Rangkain penerima (trx)
Rise time dari system dinyatakan sebagai

(8.6)
Besar bandwidth dihitung menggunakan persamaan 8.5

8.4. Link Power budget


Link budget atau power budgeting adalah perhitungan daya yang dilakukan pada suatu sistem
transmisi yang didasarkan pada karakteritik saluran (rugi-rugi), sumber optik dan sensitivitas
penerima. Power budgeting untuk system komunikasi fiber optic digital dilakukan sama caranya
seperti system power budgeting pada system komunikasi lainnya. Bila karakteristik Tx seperti losses
kabel fiber dan sensitivitas penerima diketahui, proses perhitungan power budgeting akan lebih
sederhana dengan memasukan juga jarak dari repeater atau jarak transmisi maksimum dari system
yang akan dievaluasi. Untuk itu diperhitungkan margin system yang dibutuhkan dari power budgeting
optikal sehingga akan ada perbedaan sedikit dengan parameter pengoperasian system dan tidak akan
menurunkan performasi system.
Margin pengoperasian memasukan safety margin M yang termasuk didalamnya
memperhitungkan kemungkinan sumber noise serta kerusakan (imparment) pada penerima seperti
error equalisasi, degradasi noise dan eye opening imparment. Safety margin tergantung pad

99
perkembangan komponen system dimana secara procedure berkisar 5 -10 dB. System yang
transmisinya menggunakan LASER membutuhkan safety margin lebih besar yaitu 8 dB dibandingkan
yang menggunakan LED yang hanya 6 dB. Hal ini dikarenakan variasi temperature dan usia (ageing)
dari LED lebih kecil dari pada LASER.
Secara spesifik jika daya tranmisi PTX dan daya minimum yang dibutuhkan Pmin, maka power
budget merupakan perbandingan keduanya Besarnya power budget dari sistem merupakan
perbandingan daya transmit dengan daya yang diterima, seperti yang dituliskan pada persamaan 8.7.
PTX
PowerBudget  (8.7)
Pmin

Bila dinyatakan dalam decibell, persamaan 8.7. menjadi seperti 8.8


Power budget (dB)=PTX (dBm)-Pmin(dBm) (8.8)

Pada sistem komunikasi daya minimum yang dapat diterima untuk memenuhi pencapaian
performasi yang spesifik disebut dengan sensitivitas penerima Pmin = Prth. Jika sinyal yang sampai
pada penerima lebih rendah dari daya minimum tersebut maka sistem menjadi tidak bekerja/
operasional.

Gambar 8.2. Loss daya optis pada ppoint to point link


αf : konstantan redaman fiber; αc: loss konektor; αsp: loss splice
Besar loss yang terjadi pada jaringan fiber optik :
1. Loss kopling sumber cahaya ke fiber (αcp)
2. Loss fiber αf untuk panjang fiber L km yang terbagi dalam beberapa span lsp km
3. Losses karena konektor αc dan splices (penyambungan) (αsp)
4. Loss kopling fiber ke detector αcp
Secara matematika besar loss yang terjadi

total  2c  ns sp  lsp f  nc c (8.9)

Dengan memasukan faktor margin yang nilainya tergantung perangkat yang digunakan maka
besar daya transmit ditunjukan persamaan 8.10.
M  Ptx  Prx (8.10)

100
Daya yang sampai di detector harus cukup untuk dideteksi dengan bersih dan sedikit
kesalahan. Dengan katalain sinyal yang diterima lebih besar dari pada noise. Daya yg sampai di
detector Prx harus diatas level sensitivitas penerima Prth

Sensitivitas penerima dinyatakan dalam dBm, Sensitivitas penerima berkaitan dengan Bit
Error Rate BER, yang sangat bergantung pada tipe detector dan spesfikasi transmisi. Sensitivitas
penerima -45dBm dengan BER 10-9, artinya penerima dapat bekerja jika input peneima =31,62 nW
dengan probailitas error satu bita dari 109 bit yang dikirim.

Besar losses atau attenuasi yang terjadi


total  2c  ns sp  lsp f  nc c (8.11)

Daya yang diterima pada detector adalah daya pancar LED atau LASER dikurangi dengan losses
total
Prx  Ptx   total (8.12)

Dengan subtitusi didapat Margin secara matermatik yang ditunjukan dengan persamaan 8.13.

(8.13)
Semua unit dalam satuan dB dan dBm
Power budget adalah alokasi loss daya antar komponen dari system yang menghasilkan
losses. Untuk operasi system yang dapat dipercaya, perlu diketahui margin daya. Daya yang sampai
pada penerima harus lebih besar dari pada sensistivitas penerima. Besar perbedaan dari keduanya
disebut sebagai margin. Secara matematik dituliskan

Dimana
M : margin loss dB
Prx : daya yang diterima dBm
Prth : Sensitivitas penerima dBm
Margin atau power margin disertakan didalam perhitungan link budget dimana besarnya
sangat tergantung pada system, minimum 2 dB dan maksimum 8-10 dB. Power margin dibutuhkan
antara lain untuk :
1. Mengantisipasi losses tambahan yang timbul akibat penuaan perangkat sumber dan
komponen lainnya.
2. Mengantisaipasi adanya losses tambahan akibat penyambungan fiber optik yang putus ..
3. Mengantisipasi penambahan panjang kabel fiber bila dilakukan re-rute jaringan fiber optik
baik untuk pengembangan maupun perbaikan jaringan.

101
Contoh
System dengan karakteristik sebagai berikut :
Daya LED (Ptx) = 2 mW (3 dBm)
Loss kopling LED ke fiber (αc) = 3 dB
Loss pada Fiber dB / km (αf) = 0.5 dB/km
Panjang lintasan Fiber (L) = 40 km
Loss pada Connector (αsp) = 1 dB (satu connector antara panjang fiber 20 km ) . Loss kopling
Fiber ke detector ( αc ) = 3 dB.
Sensitivitas Receiver (Ps) = –36 dBm
Hitung margin dari loss.
Jawab:
Lm = 3 dBm – 3 dB – (40 km × 0.5 dB/km) – 1 dB – 3 dB – (–36 dBm)
=12 dB
Budget loss yang terjadi pada jaringan optik tersebut digambarkan seperti pada gambar 8.3.

Gambar 8.3 Power budget


Tujuan penganggaran daya (power budget) adalah untuk memastikan bahwa: daya optik
yang mencapai receiver cukup memadai dalam segala situasi dan tidak ada komponen yang memiliki
losses yang berlebihan. Dari gambar 8.3, diperlihatkan bahwa sepanjang jalur fiber optik sinyal
Penerima dalam Sistem Optik memerlukan daya masukan optik minimum untuk beroperasi
dengan probabilitas kesalahan yang ditentukan. Grafik menunjukkan probabilitas error versus daya
yang diterima sistem 622 Mbits / sec

102
Gambar 8.5. Probabilititas error
Contoh soal
1. Anggap daya keluaran tranmsiter sebesar -10dBm dan daya input penerima -25dBm. Maka
power budget =-10dBm-(-25dBm) = 15 dB. Nilai attenuasi ini memungkinkan terjadi pada
link sebelum terjadi kegagalan. Sebagai contoh hitung attenuasi fiber dari 15 dB tersebut
jika attenuasi konektor 1 dB dan atenuasi akibat splice totalnya 1.2 dB. Total attenuasi dari
kabel= 15-1-1.2 dB = 12.8 dB.

2. Tranmiter optik dengan daya 0dBm Jumlah konektor ada 2, satu pada Tx dan satu di Rx. Loss
pada konektor 0.5 dB. Total loss konektor 1 dB. Span fiber 70 km, dengan loss 0.25 dB/km,
sehingga total loss fiber (70x0.25) = 17.5 dB. Penyambungan dilakukan pada interval 0.8km,
sehingga jumlah penyambungan sebanyak (70 : 0.8 ) = 87 kali. Penyambungan tipe fusi
dengan loss setiap penyambungan 0.04 dB. Total loss akibat penyambungan (87x0.04)=3.48
dB. Estimasi Penalty Dispersi =1.5 dB. Sensitivitas penerima -30dBm. Maka power
marginnya adalah sebesar (0 – 1 - 17,5 – 3.48 – 1,5 – (-30)) = 6,52 dB.

3. System fibre optic bekerja dengan bit rate 622 Mbit/s dengan jarak jangkau 71 km. tanpa
repeater.
o Fibre dengan loss 0.25 dB/km
o jarak rata-rata per splice 1km
o ada dua konektor dengan loss per konektor 0.4 dB.
o power margin kurang dari 5 dB
o sensitivitas penerima -28 dBm dan daya keluaran dan daya keluaran +1dBm.
Hitung besar attenuasi maksimum persatuan per fusion splice
Untuk menghitung besar attenuasi dari tiap penyambungan dapat dilakukan menghitung
terlebih dahulu power budget, losses yang mungkin terjadi selain akibat penyambungna fiber, serta
menghitung kemungkinan spliing yang akan terjadi. Perhitungannya dapat menggunkan excel,
dengan hasil perhitungan seperti pada tabel 8.1.
Tabel 8.1. hasil perhitungan
Jml Besar Total Satuan
Daya keluaranTransmitter 1 dBm

103
Sensitivitas penerima -28 dBm
Power Budget 29 dB
Loss akibat power margin 5 dB
Loss akibat konektor 2 0.4 0.8 dB
Loss dari fiber optik panjang fiber 71 km 71 0.25 17.75 dB
dan loss 0.25dB/km
29-5-0.8-
Total maksimum splice loss 17.75 =5.45 5.45 dB
Jumlah splices 71
5.45:71
Maksmimum loss akibat splice 0.076761 dB

104

Anda mungkin juga menyukai