Anda di halaman 1dari 6

Bab 4

KARAKTERISTIK KABEL FIBER OPTIK

Karakteristik dari kabel fiber optik tergantung pada komposisi material yang sangat spesifik, bentuk fisik dan ukuran.
Komposisi bahan glass dari fiber, diameter dari fiber, dan cara cahaya masuk kedalam fiber dengan indek bias tertentu, secara
langsung akan mempengaruhi performansi dari fiber. Ketidaksempurnaan dan konsentrisitas mempengaruhi rugi-rugi atau losses
pada fiber, contohnya seperti lekukan (bending) yang kecil pada fiber. Losses dari fiber akan mereduksi daya dari cahaya,
sehingga mereduksi bandwidth sistem, kecepatan transmisi, efisiensi, dan kapasitas sistem secara keseluruhan. Bab IV ini akan
menjelaskan karakteristik dari fiber optik dan rugi-rugi atau losses dari fiber optik yang mempengaruhi karakteristik fiber optik.
Dengan mempelajari rugi-rugi tersebut, kompetensi yang diinginkan mahasiswa mampu memahami dan menghitung pengaruh
rugi-rugi pada fiber optic (c2)(c3)

4.1. Karakteristik kabel fiber optik


Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan serat optik untuk transmisi optik adalah gelas silika. Banyak bahan gelas
dikembangkan dan dipelajari dengan tujuan meningkatkan sifat transmisi serat. Ada dua parameter gelas yang berpengaruh pada
kinerja transmisi, yaitu losses (kerugian) dan perubahan indeks bias dengan panjang gelombang. Bahan dasar yang digunakan
dalam pembuatan serat optik adalah silika dioksida vitreous (SiO 2), tetapi untuk mencapai sifat yang dibutuhkan dari serat,
berbagai dopan juga digunakan, seperti Al 2O3, B2O3, GeO2, dan P2O5. Dopan berfungsi meningkatkan dan menurunkan indeks
bias silika murni SiO2. Dengan peningkatan kualitas bahan dan proses produksi yang tepat, losses telah berkurang mendekati
losses yang diharapkan secara teoretis.
Kerugian intrinsik secara teoritis memiliki nilai minimum 0,185 dB / km pada panjang gelombang mendekati 1550 nm.
Selain kerugian intrinsik, serat memiliki kerugian tambahan yang disebut sebagai ekstrinsik. Kerugian ini berkait dengan
keberadaan berbagai zat di gelas/kaca, kualitas gelas/kaca, pengolahan, dan ketidaksempurnaan mekanis dalam struktur fiber.
Kerugian ini dapat dihilangkan dengan perbaikan dalam proses fabrikasi dan kualitas gelas/kaca. Kehadiran logam dan
ketidakmurnian tanah berkontribusi pada losses ekstrinsik serat sebanding dengan adanya gugus hidroksil OH yang
memasuki kaca melalui uap air. Hidrosil OH merupakan losses ekstrinsik yang paling sulit untuk dihilangkan.
Kontributor lain untuk losses ekstrinsik adalah mikro bending (pembengkokan ) dan penggulungan (spooling) dan
pembengkokan pada saat pemangasn kabel lentur-mikro dari serat yang muncul dari mikroskuler periodik sebagai akibat dari
spooling atau pemasangan kabel serat dan pembengkokan fiber untuk pemasangan kabel dan penyebaran.
Evolusi serat dalam hal losses menghasilkan tiga jendela optik. Jendela pertama sekitar 850 nm dengan serat multimode.
Alasan untuk beroperasi pada 850 nm adalah ketersediaan laser semikonduktor pada panjang gelombang ini. Ketika panjang
gelombang nol-dispersi silika pada 1300 nm diidentifikasi, sistem mode tunggal pertama dioperasikan pada 1300 nm, jendela
kedua.
Secara fundamental ada tiga penyebab rugi-rugi atau loss cahaya pada fiber
1. Loss material. Absorpsi oleh material pembuat fiber termasuk interaksi cahaya dengan struktur molekul dari material
akibat dari tidak sempunanya material fiber.
2. Penghaburan cahaya (light scattering). Cahaya dihaburkan akibat ketidak murnian dan tidak sempurna struktur bahan.
Cahaya yang dihaburkan tidak akan masuk ke dalam core, cahaya ini akan hilang di cladding.
3. Waveguide dan losses karena bending. Losses yang disebabkan oleh ketidak sempurnaan dan deformasi dari struktur
fiber. Istilah Waveguide atau waveguide optikal, sering digunakan untuk fiber optik.
Losses transmisi pada jaringan kabel serat optik merupakan karakteristik penting pada fiber.

4.1.1 Power Loss


Power loss pada kabel fiber optic merupakan karakteristik sangat penting dari kabel. Power loss sering kali disebut
sebagai attenuasi atau loss dan hasilnya adalah mengurangi daya dari gelombang cahaya yang sedang berjalan didalam fiber optic.
Akibat dari attenuasi akan timbul beberapa kerugian antara lain mereduksi besar bandwith system, kecepatan transmisi, efiseinsi,
dan kapasistas system keseluruhan.
Rugi-rugi pada system dinyatakan sebagai perbandinagnd aya, sebgaiman dalam formula 4.1.

4.1

Dimana
Pin : daya input pada fiber dalam satuan Watt
Pout : daya yang tersedia pada pada bagian output fiber dalam satuan Watt
Secara umum kabel jenis Multimode cenderung mempunyai atenuasi atau loss lebih besar dari pada tipe single mode.
Loss diatas merupakan angka tanpa satuan. Bila ingin dinyatakan dalam satuan, digunakn satuan decibel dengan menggunakan
persamaan 4.2.

4.2

Atau dalam bentuk aljabar dapat menggunakan persamaan 4.3


4.3
51
Seringkali loss pada fiber optik dinyatakan dalam decibels per kilometer (dB/km).
Contoh :

1. Fiber dengan panjang 100-m dengan daya input Pin= 10 µW dan daya out put Pout = 9 µW. Hitung loss dalam dB/km.
Jawab :

Tanda (-) minus menunjukan loss

2. Kabel single mode dengan Loss cable L C = 0.25dB/km. hitung daya optikal kabel pada jarak 100km dari sumber yang
mempunyai daya 0.1 mW.
Jawab
Daya input 0.1 mW= -10 dBm.
LC = 0.25dB/km, panjang kabel 100 km, maka LC = 0.25dB/km x 100km = 25dB

Meskipun Fiber optik dikatakan mempunyai losses sangat kecil, pada akhirnya losses dan distorsi akan membatasi jarak
lintasan fiber optik. Fiber optik yang pertama ditemukan mempunyai loss sebesar 20 dB/km. Seiring dengan perkembangan
teknologi losses-nya mengecil hingga 0,2 dB/km. Untuk meminimalkan atenuasi ini, panjang gelombang cahaya pada transmisi
fiber dipindahkan dari 850 nm menjadi 1300 dan 1550 nm. Ada empat sumber utama yang menyebabkan attenuasi pada fiber
optik, yaitu losses karena penyerapan (absorbtion) material, scattering, bending dan akibat penyambungan (splicing) serta
pengkopelan.

4.1.2 Rugi-rugi penyerapan


Penyerapan material sendiri dibagi dua tipe yaitu intrinsic dan extristic. Loss intrinsic disebabkan resonansi atomik dari
material fiber. Penyerapan material terjadi pada range infrared dan ultraviolet. Sedang penyerapan extristic disebabkan oleh
resonansi atomik dengn partikel dari luar fiber, contohnya dengan air atau ikatan OH yang frekuensi resonansi fundamental
sebesar 1,1x1014 Hz atau panjang gelombang 2.8 m. Ikatan ini akan menyerap cahaya yang datang pada frekuensi resonansi atau
harmoniknya, dengan puncak penyerapan pada panjang gelombang . Dengan nilai n 1, 2 dan 3 dari panjang gelombang 1400, 930
dan 700 nm. Puncak penyerapan lainnya pada panjang gelombang 1240nm karena adanya interaksi antara ikatan OH dengan SiO2
dari fiber, seperti ditunjukan pada gambar 1.2.

4.1.3 Rugi-rugi Rayleigh


Ada empat losses akibat penyebaran pada fiber optik, yaitu Rayleigh, Mie, Brillion dan Raman. Rayleigh adalah bagian

penting dari losses penyebaran seperti ditunjukan pada gambar 4.1. Besarnya losses sebanding dengan 1 yaitu
4
1
 n  CR [dB/km] (4.4.)
4
dimana
 n koefisien penyebaran Rayleigh [dB/km].[um]
Range dimulai 0.8-1[dB/km][ um] dan merupakan fungsi dari perbedaan indek bias dari core dan cladding, diameter core dan tipe
dari material yang ditambahkan atau doped. Secara umum perbedaan indek bias yang terlalu besar membuat loss scattering
Rayleigh makin besar.

Gambar 4.1 Losses akibat scatering


Total loss menggabungkan loss scatering Rayleigh dengan loss material terlihat pada gambar 4.1. terlihat bahwa
penyerapan infra red diabaikan dibandingkan Rayleigh dan attenuasi terendah pada jendela 1300 nm dan 1500 nm. Oleh karena
itu sumber cahaya dioperasikan pada panjang gelombang yang attenuasinya minimal
52
4.1.4 Rugi-rugi Penekukan (Bending)
Sinyal pada fiber optik juga mengalami kerusakan akibat penekukan dan pelengkungan karena mode yang dibangkitkan
akan hilang. Secara praktis rugi-rugi/loss akibat penekukan menjadi tidak signifikan jika penekukan lebih besar dari 1 mm-1,
dengan kata lain dapat diabaikan. Tetapi akan diperhitungkan jika jalur transmisinya panjang dan banyak lilitan/gulungan yang
dibuat pada fiber itu sendiri. Bending dibagi dua bagian, yaitu makrobending dan mikrobending.
Macrobending dari serat optik dapat disebabkan kerena pembengkokan (bending) serat optik pada saat penggulungan di
kabel di proses pabrikasi maupun pada saat. Bila Serat optik ditekuk (digulung ) dengan jari-jari kecil maka akan menyebabkan
peningkatan loss optikal. Pada serat optik single mode, bila panjang gelombang yang digunakan lebih panjang dari panjnag
gelombnag cutoff, maka mode yang dipandu menjadi kurang baik dan menghasilkan losses yang besar bending meskipun radius
bending sama dengan bending pada kabel yang beroperasi pada panjang gelombang yang cutoff. Pada pemsangan serta optik,
perlu dipilih Konstruksi kabel dan pemilihan jalur untuk memperkecil kemungkinan bending
Microbending pada serat optik disebabkan oleh tekanan pada sisi yang dilokalisir sepanjang serat. Hal Ini mungkin
disebabkan oleh pabrikisasi dan regangan pada saat instalasi sebagai akibat dari variasi dimensi dalam material kabel karena
perubahan suhu Sensitivitas dari microbending adalah fungsi dari perbedaan indeks bias core dan cladding, serta diameter inti
dan cladding. Efek dari mikrobending akan meningkatkan losses optikal.
Untuk mengurangi kerugian microbending, struktur kabel harus melindungi serat optik dari tekanan pada sisi (lateral)
kekuatan lateral. Konstruksi kabel harus dipilih untuk mencegah penekukan serat karena adanya perubahan temperature yang
menyebabkan kerugian microbending. Komponen kabel seperti selubung kabel dan anggota kekuatan (strength member) sangat
penting membantu mengurangi microbending yang disebabkan kekuatan mekanis eksternal pada kabel dan oleh perubahan suhu.
Looses mikrobering juga dapat terjadi pada kabel udara yang mengalami lendutan yang berlebihan (misalnya karena
pembebanan es yang berat). Jari0jari bending yang diperbolehkan adalah ≥20R, dimana R adalah Jari-jari kabel. Untuk kabel
tunggal ≥20R, dimana R jari-jari core.

4.1.5 Rugi-rugi dispersi

Dispersi kromatik adalah penyebaran pulsa cahaya saat mengalir didalam fiber. Cahaya memiliki sifat ganda dari
gelombang elektromagnetik serta perspektif kuantum. Sehingga memungkinkan untuk mengukurnya sebagai gelombang dan juga
partikel kuantum. Selama propagasi cahaya, semua komponen spektrumnya menyebar dengan tepat. Komponen-komponen
spektral ini bergerak pada kecepatan grup yang berbeda yang mengarah ke dispersi yang disebut dispersi kecepatan grup (Group
Velocity Dispersi GVD). Dispersi yang dihasilkan dari GVD disebut dispersi kromatik karena ketergantungan panjang
gelombangnya. Efek dari dispersi kromatik adalah penyebaran pulsa.
Ketika pulsa menyebar, atau meluas, pulsa-pulsa cenderung tumpang tindih sehingga tidak lagi dapat dibedakan oleh
penerima sebagai 0 dan 1. Pulsa-pulsa cahaya yang diluncurkan berdekatan (laju data tinggi) menyebabkan penyebaran terlalu
banyak (dispersi tinggi) menghasilkan kesalahan/ error dan hilangnya informasi. Dispersi kromatik terjadi sebagai akibat dari
rentang panjang gelombang yang ada dalam sumber cahaya. Cahaya dari laser dan LED terdiri dari berbagai panjang gelombang,
yang masing-masing berjalan pada kecepatan yang sedikit berbeda. Pada jarak tertentu, berbagai kecepatan gelombang
menyebabkan pulsa cahaya menyebar dalam satuan waktu.
Ini sangat penting dalam aplikasi mode tunggal. Modal dispersi signifikan dalam aplikasi multimode, di mana berbagai
mode cahaya yang merambat dalam serat tiba di penerima pada waktu yang berbeda, dan menyebabkan efek penyebaran. Dispersi
kromatik umum pada semua tingkat bit. Dispersi kromatik dapat dikompensasi atau dimitigasi melalui penggunaan dispersi-
pergeseran serat (DSF). DSF adalah serat yang didoping dengan impuriti yang memiliki karakteristik dispersi negatif. Dispersi
kromatik diukur dalam ps / nm-km. Margin daya 1-dB biasanya disediakan untuk memperhitungkan efek dispersi kromatik.

4.1.6 Rugi-rugi kopling


Sinyal cahaya pada sambungan dua fiber akan dapat ter-atenuasi dengan menggunakan coupler atau dengan adanya
proses penyambungan/ spilicing. Losses yang dihasilkan ada dua tipe, yaitu dari luar sistem dan dari dalam sistem. Penyebab dari
luar contohnya tidak tepatnya sambungan pada core, tilt/kemiringan, adanya celah pada bagian ujung dan kualitas permukaan dari
fiber. Sedang rugi dari dalam disebabkan intinya membentuk pengkutuban (ellipticity), tidak tepatnya indek bias serta tidak
tepatnya MFD (mode field diameter). Secara umum rugi-rugi akibat peng-kopelan sekitar 0,2 dB dan rugi-rugi akibat spilicing
sekitar 0,05 dB.

4.2. Dispersi
Istilah dispersi digunakan untuk menggambarkan efek pelebaran sinyal pada fiber. Gambar 4.2. memperlihatkan pulsa
yang terjadi pada bagian output fiber lebih lebar dibandingkan dengan pulsa input. Sebagai sinyal, pulsa dari cahaya berjalan
sepanjang fiber akan menjai melebar karena berbagai phenomena propagasi. Dispersi dapat didefinisikan sebagai lebar pulsa
cahaya keluaran dengan idealisnya pulsa input menedekati lebar nol. Dengan kata lain jika lebar pulsa input mendekati nol, lebar
pulsa pada bagian output secara total adalah hasil dari dispersi. Jika pulsa input mempunyai lebar t p1 dan pulsa keluaran tp2 dimana
tpa>tp1. dispersi dapat didefinisikan

(4.4)
Dispersi dinyatakan dalam satuan waktu, biasanya nanosecond atau picosecond

53
Gambar 4.2 . Dispersi pada fiber optik
Total dispersi dari fiber tergantung pada panjang. Fiber yang panjang menyebabkan pulsa makin melebar sehingga
dispersinya akan membesar. Dari spesifikasi pabrik memberikan disperse dalam satuan panjang, nanosecond per kilometer
(ns/km) atau ps/km. Total dispersi dari fiber tergantung pada panjang yang dituliskan dengan persamaan 4.5.
t  Lx  dispersi / km  (4.5)
Dimana
Δt dispersi fiber,
L panjang fiber dalam km.
Dispersi/km diberikan dari pabrik.
Rugi-rugi Dispersi dibagi dalam dua bagian yaitu intermodal dan intramodal. Khusus untuk fiber single mode tidak
terjadi dispersi intermodal karena hanya satu mode yang berpropagasi didalam fiber.

4.2.1 Dispersi intermodal


Dispersi intermodal merupakan dispersi yang dihasilkan dari mode popagasi gelombang. Penyebabnya adanya
perbedaan waktu propagasi dari mode yang berbeda. Sebagai contoh, dua mode yang ektrem berpropagasi didalam sumbu fiber,
mode propagasi kritikal pada sudut ϴ c dan mode yang lainnya dengan sudut 0 0 (mode nol). Sederetan pulasa cahaya yang
diluncurkan ke dalam fiber akan berpropagasi dengan dua mode tersebut.
Untuk mode zero, waktu perjalan dapat diminimalkan dan dinyatakan dengan persamaan 4.6

(4.6)

Dimana :
L : panjang dari fiber
n1 : indek bias dari core
C/n1 : kecepatan cahaya didalam fiber
n2 : indek bias dari cladding
Untuk cahaya yang berjalan dengan sudut ϴc, delay akan maksimal dan dinyatakan dengan
(4.7)
Anggap pulsa yang dikirim mempunyai line width nol, maka lebar pulsa dibagian output merupakan perbedaan antara
delay terendah tdo dan delay tertinggi tdc, yang merupakan waktu selama energy pulsa tiba pada bagian output. Besar Δt adalah
(4.8)
Perbedaan indek bias core dengan cladding adalah , maka besar Δt menjadi
(4.9)

Dengan , maka besar Δt besar pulsa yang melebar menjadi

(4.10)
Δt/L pelebaran persatuan panjang
Disperse pada panjang fiber 1 km adalah

54
Contoh :
Sederetan pulse cahaya ditransmit melalui fiber dengan panjang 400m, dengan indek bias core n 1= 1.4 dan indek bias cladding
n2= 1.36. Gambarkan pulsa output untuk (1) kecepatan pulsa 10x10 6 pulsa/detik (10 MBps) dan (2) kecepatan pulsa 20MBps.
Hitng juga dispersi per kilometer.untuk semua kasus anggap lebar pulsa mendekati nol
Jawab :

∆= (1.42-1.362)/(2x142) = 0.02816
Untuk panjang kabel 400 m, ∆t menjadi
∆t= [(400mx 1.4)/(3x108m/dtk)]x0.0216 =52.6 ns
Kecepatan pulsa 10MBps, maka waktu pulsa t= 1/f= 1/(107) = 100 ns (gambar 4.3. bagian atas)
Kecepatan pulsa 20MBps, maka waktu pulsa t= 1/f= 1/(2. 107) = 50 ns (gambar 4.3. bagian bawah)

Gambar 4.3. Disperse dengan bit ta


Besarnya dispersi adalah 52.6 ns/0.4km =131.4 ns/km.
Gambar 4.3. memperlihatkan pulsa yang terjadi pada bagian output fiber lebih lebar dibandingkan dengan pulsa input.
Sebagai sinyal, pulsa dari cahaya berjalan sepanjang fiber akan menjai melebar karena berbagai phenomena propagasi.
Dispersi yang terjadi relative kecil yang dihitung dengan menggunakan persamaan 4.11.
(4.11)
Dimana L adalah panjang fiber.

Contoh
Dengan data n1=1.41 dan n2=1,4 ; diameter core 50 μm hitung jumlah mode yang dapat berpropagasi dalam GIMM.
Misalkan panjang fiber 1 km, hitung disperse yang terjadi
Jawab
Jumlah mode

4.2.2 Dispersi intra modal


Dispersi intramodal disebut juga sebagai dispersi kromatis. Dispersi kromatik disebabkan oleh perbedaan delay antara
kecepatan kelompok dari panjang gelombang yang berbeda yang menyusun spektrum sumber. Konsekuensi dari dispersi kromatik
adalah perluasan dari impuls yang ditransmisikan (Gambar 4.4). Dispersi kromatik pada dasarnya disebabkan oleh : dispersi bahan
dan dispersi waveguide. Dispersi bahan terjadi karena indeks bias silika (dan karenanya kelompok kecepatan) berubah dengan
frekuensi optik (panjang gelombang). Dispersi bahan umumnya dominan pada beberapa panjang gelombang, terkecuali pada
bahan berbasis silica di daerah panjang gelombang 1300 nm dispersi akan menghilang. pada fiber yang berisi grup frekuensi.
Dispersi ini tergantung pada lebar jalur Δλ. Dispersi ini sering kali dinyatakan dalam ps/km.nm dari lebar jalur (line width).

55
Aliran data tanpa dispersi chromatics Aliran data dengan dispersi chromatics
Gambar. 4.4. Efek dari dispersi kromatik: pelebaran pulsa dan penutupan mata

Misalkan dari panjang gelombang 820 nm ke 850 nm, maka Line width nya 30 nm, bagian 820 nm merupakan energi
pulsa terendah dibandingkan 850 nm. Untuk sumber cahaya dengan panjang gelombang 1300 nm situasinya dibalik, panjang
gelombang 1320 merupakan bagian tercepat dibandingkan panjang gelombang 1350 nm sehingga menghasilkan pelebaran pulse.
Untuk Δλ yang kecil dekat dengan 1300 nm, panjang gelombang yang short maupun longer berjalan dengan kecepatan yang sama.
Hal ini akan meminimalkan dispersi intramodal pada λ=1300 nm
Dispersi kromatik disebabkan oleh perbedaan delay antara kecepatan kelompok panjang gelombang yang berbeda yang
menyusun spektrum sumber. Grup delay merupakan waktu yang dibutuhkan untuk pulsa cahaya berjalan sepanjang fiber. Grup
delay merupaka fungsi dari panjang gelombang yang ditandakan dengan (λ) dengan satuan ps/km.
Koefisein disperse kromarik merupakan perubahan dari grup delay pulsa cahaya per unit panjang fiber yang disebabkan
perubahan panjang gelombang, dengan koefisien disperse kromatik dalam satuan ps/nm.km. Total dispersi
kromatis D dengan kontribusi dari dispersi material DM dan dispersi waveguide DW dari serat optik single mode 1300 nm
dapat dilihat pada gambar 4.5.

Gambar 4.5 .Dispersi kromatik total pada serat optik single mode 1300 nm

4.2.3 Dispersi total


Total dispersi merupakan gabungan disperi intermodal dan intramodal. Besar dispersi total yang terjadi dapat dihitung
menggunakan persamaan 4.12

   t1    t 2   .....
2 2
 12
(4.12)
Contoh
Fiber dengan spesifikasi : Dispersi intermodal 5 ns/km, Dispersi intramodal 100ps/(kmxnm). Line width 40 nm, dan Panjang
fiber 5 km
Hitung total dispersi intermodal, total dispersi intramodal, dan total dispersi
Jawab
1. Dispersi Intermodal = 5 ns/km x 5 km = 25 ns
2. Setiap 1 nm Line width, dispersi intramodal per km adalah sebesar 100 ps/km. Untuk Δλ= 40 nm, dan panjang fiber 5
km, maka dispersi intramodal menjadi = 100ps/(kmxnm) x 5kmx 40 nm = 20000 ps =20ns
3. Total dispersi = (252 + 202)1/2 = 27 ns

56

Anda mungkin juga menyukai