Cara pengendalian penyakit BBV dapat dilakukan dengan melalui perbaikan teknik budidaya
antara lain:
1. Hindari penanaman vanili di lahan bekas kebun vanili yang sudah terserang BBV selama
2. Gunakan stek vanili yang sehat , yang berasal dari tanaman dan kebun yang masih sehat.
Stek vanili dicelupkan dalam Bio-FOB cair selama 30 menit lalu diolesi dengan Bio-
FOB powder;
3. Mengurangi kelembaban kebun dengan perbaikan jarak tanam dan pemangkasan tiang
panjat;
5. Melaksanakan sanitasi tanaman dengan memusnahkan tanaman yang terserang berat atau
6. Mencegah terjadinya pelukaan pada saat pemeliharaan tanaman, karena infeksi BBV
7. Menghindari pemakaian pupuk kandang secara berlebihan. Agensia hayati dan bahan
F.oxysporum f.sp vanilla dan beberapa pathogen lainnya, dapat merangsang pertumbuhan
tanaman dan merupakan biodecomposer limbah organik. Kedua mikroba tersebut telah
diformulasikan dengan nama produk Bio-TRIBA. Bio TRIBA dapat digunakan untuk
pembuatan kompos dari limbah organik. Dosis yang digunakan adalah 2 – 3 liter Bio –
TRIBA /1 ton limbah organik. Untuk mempercepat proses dekomposisi sebaiknya limbah
organik dicacah terlebih dahulu. Bio-TRIBA dapat dicampur langsung dengan pupuk
kandang/kompos. Satu ton pupuk kandang dapat dicampur dengan 2 – 3 liter Bio-TRIBA
dan diinkubasi selama 1-2 minggu sebelum digunakan. Selain itu Bio-TRIBA dapat
digunakan langsung dengan menyiramkan pada daerah sekitar perakaran dengan dosis 5-
Selain melalui perbaikan teknik budidaya, pengendalian BBV juga dapat dilakukan dengan
menggunakan fungisida. Dalam hal ini,dapat digunakan fungisida nabati yang mengandung
bahan aktif eugenol dan sitral yang diekstrak masing-masing dari tanaman cengkeh dan sereh
wangi. Pengendalian dilakukan dengan memotong atau menyayat bagian tanaman yang sakit
kemudian diolesi fungisida tersebut menggunakan kapas, Fungisida nabati ini dapat digunakan
produktivitas vanili sering kali terganggu oleh serangan penyakit. Penyakit yang sangat
merugikan adalah penyakit busuk batang (BBV), yang disebabkan oleh jamur Fusarium
oxysporum f.sp. vanillae. Menurut Hadisutrisno, 2004, penyakit ini dapat menyebabkan kerugian
yang sangat besar akibat matinya tanaman (50% - 100%), memperpendek umur produksi dari 10
kali panen menjadi dua kali, bahkan tidak dapat berproduksi, serta mutu buah sangat rendah.
Untuk itu diperlukan penanganan yang serius dalam pengendalian penyakit BBV.
Pengendalian BBV, selain dapat dilakukan dengan menggunakan fungisida, dapat juga
dilakukan dengan melalui perbaikan teknik budidaya, sehingga kerugian akibat serangan
69.