Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum Biokimia

Acara II. Uji Pati

Nama : Hannan Rizqi Zain No. Mahasiswa: 20200210171

Gol/Kel : Agroteknologi D Co- ass : Nikita Raissa Kumalasari

Assisten :-

I. Tujuan

Untuk mengetahui kadar pati pada umbi singkong.

II. Bahan dan Alat

Alat : Bahan :
1. Penyaring 1. Singkong 1 gram
2. Erlenmeyer 2. Aquades
3. Pemanas (kompor) 3. NaOH 1 ml
4. Tabung reaksi 4. Nelson 1 C
5. Spectrofotometeri 5. Aresnomolibdat
6. HCl 25 %
III. Cara Kerja
IV. Hasil Pengamatan

Absorbansi Absorbansi Absorbansi


Jenis sampel Rerata
1 2 3
Sampel 1 0,447 0,449 0,457 0,451
Sampel 2 0,411 0,410 0,410 0,410
Sampel 3 0,419 0,432 0,430 0,427

Rumus Kadar Pati (%)

X . Faktor Pengenceran . 0 ,9. 100 %


Kadar Pati ( % )=
Berat Sample (mg)

Keterangan :

X=
Rerata Hasil Spektrometri−b
a
b = 0,063
a = 5,618
Faktor Pengenceran = 2500

V. Perhitungan
a. Kadar Pati

X . Faktor Pengenceran . 0,0.100 %


Rumus kadar pati :
Berat Sampel (mg)

X .2500 . 0,9 .100 %


= 1000 mg

Rerata Hasil Spektrometri−b


X= a
b. Kadar Pati tiap sempel
0,451−0,063
sampel 1 : x= 5,618

= 0.069
X . Faktor Pengenceran . 0,9 .100 %
Kadar pati = Berat Sampel (mg)

0,069 .2500 . 0,9 .100 %


= 1000 mg

15.525
= 1000

= 15,525 %
0,410−0,063
Sampel 2 : x= 5,618

0,347
x= 5,618

x= 0,061
X . Faktor Pengenceran . 0,9 .100 %
kadar pati = Berat Sampel (mg)

0,061. 2500 . 0,9.100 %


=
1000 mg

13.725
= 1000

= 13,725 %

0,427−0,063
Sampel 3 : x= 5,618
0,364
X=
5,618

X= 0.064

0,064.2500 . 0,9 .100 %


Kadar pati = 1000 mg

14.400
= 1000

= 14,400%

VI. Pembahasan

Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,
berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang
dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk
fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati
sebagai sumber energi yang penting.

Pati adalah karbohidrat yang merupakan polimer glukosa, dan terdiri atas
amilosa dan amilopektin (Jacobs dan Delcour 1998). Pati dapat diperoleh dari biji-
bijian, umbi-umbian, sayuran, maupun buah-buahan. Sumber alami pati antara lain
adalah jagung, labu, kentang, ubi jalar, pisang, barley, gandul, beras, sagu, amaranth,
ubi kayu, ganyong, dan sorgum. Pemanfaatan pati asli masih sangat terbatas karena
sifat fisik dan kimianya kurang sesuai untuk digunakan secara luas. Oleh karena itu,
pati akan meningkat nilai ekonominya jika dimodifikasi sifatsifatnya melalui
perlakuan fisik, kimia, atau kombinasi keduanya (Liu et al. 2005).

Salah satu alternatif yang dapat dikembangkan untuk memprediksi kadar pati adalah
metode kering dengan cara pengukuran kekerasan menggunakan penetrometer.
Penetrometer telah lama digunakan untuk mengukur kekerasan berbagai komoditas
pertanian seperti buah-buahan (Abbot, and Harker, 2001; Haque dan Ji, 2003; Wills
et al., 2005 ). Akan tetapi metode ini belum pernah digunakan untuk mengukur
kekerasan ubi kayu dan kemudian perlu dicari korelasinya dengan kandungan
patinya.

Kadar pati pada umumnya meningkat sejalan dengan meningkatnya


umur panen. Semakin tua umur panen ubi kayu maka semakin tinggi kadar
pati ubi kayu yang dihasilkan. Peningkatan kadar pati tersebut disebabkan
semakin banyak granula pati yang terbentuk di dalam umbi.

Namun kadar pati juga dipengaruhi oleh perbedaan varietas dan umur panen
(Gambar 1B). Semakin lama umbi dipanen justru menurunkan kadar pati, rata-rata kadar
pati pada umur 7 bulan (16,2%) dan pada umur panen 9 bulan sebesar 14,9%. Hal ini
diduga disebabkan oleh kondisi lingkungan di lokasi penelitian yang dapat menurunkan
kadar pati, yaitu pada saat menjelang panen curah hujan meningkat atau terjadi hujan
(Gambar 3).

Menurut Sriroth et al. (2001) hujan yang turun menjelang panen dan setelah
tanaman mengalami periode stres kekeringan akan berpengaruh terhadap kadar pati.
Penurunan kadar pati ubi kayu diduga akibat meningkatnya komponen-komponen non
pati seperti selulosa, hemiselulosa, pektin dan lignin. Peningkatan komponen-komponen
non pati tersebut disebabkan terjadinya degradasi komponen non pati dan penurunan
kadar pati (Pantastico 1975).

VII. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar pati paling tinggi adalah pada
sampel pertama.
DAFTAR PUSTAKA

Anonym.(2021).kadar pati.Singkong Karet. 6-7 Diakses pada 2 April 2021 dari

http://eprints.polsri.ac.id/1999/3/BAB%20II%20rev%20fix.pdf

Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. (2016). Berita Resmi Statistik. Jakarta: Badan Pusat

Statistik.

Wahyuningsih, Sri.(2020).Umur panen optimal untuk mendapatkan kadar pati tinggi pada

singkong.

Widhyastuti, Nunuk,et.al.(2018). PENINGKATAN KADAR PATI RESISTEN TIPE III


TEPUNG

SINGKONG TERMODIFIKASI MELALUI FERMENTASI DAN


PEMANASAN BERTEKANAN-PENDINGINAN.

Winarno, F.G. (2007). Kimia pangan dan gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Yogyakarta, 2 April 2021


Asisten Praktikan

( ) ( Hannan Rizqi Zain)

Anda mungkin juga menyukai