Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KOMUNIKASI DAN PENYULUHAN

PENANAMAN HIJAUAN MAKANAN TERNAK

OLEH
KELOMPOK 4

SALSABILA E10018062
SELLY JUNIARTI E10018063
MUHAMMAD HANIF THAZAR E10018067
ADE SUKMA DEWI E10018074
AMALIA FILDZAH GHASSANI E10018078
ALFIKRI ASHIDIQI E10018080

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020

1
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
BAB II MATERI PENYULUHAN ........................................................................ 2
2.1. Sistematika Penanaman Berdasarkan Jenis HMT .............................................. 2
2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan HMT............................................... 9
2.3. Syarat-Syarat Hijauan Yang Baik ...................................................................... 11
BAB III METODE .................................................................................................. 12
3.1. Metode Demonstrasi .......................................................................................... 13
3.2. Metode Penyuluhan Tercetak ............................................................................. 13
BAB IV PENUTUP ................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

i
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam usaha dan upaya meningkatkan produksi ternak ruminansia seperti sapi, kerbau,
kambing dan domba, hiajaun makanan ternak memegang peranan yang sangat penting dan
menentukan. Karena hijauan merupakan bahan makanan pokok bagi jenis ternak tersebut dan
fungsinya tidak dapat digantikan jenis makanan penguat (konsentrat). Kebutuhan hijauan
makanan ini bisa mencapai kira-kira 95% dari total kebutuhan bahan makanannya.
Untuk mencapai kebutuhan hijauan tersebut para petani peternak pada umumnya
mendapatkan rumput-rumput dari lahan-lahan non produktif seperti lapangan umum, daerah
pinggiran sungai, tepi jalan ataupun pematang sawah. Di samping itu, dengan jalan
menggembalakan/mengangon ternaknya di areal padang penggembalaan dan perkebunan
yang potensial sebagai sumber hijauan makanan.
Karakteristik hijauan yang berasal dari tipe lahan tersebut diatas ditandai dengan
adanya fluktuasi yang besar baik yang menyangkut ketersediaan maupun nilai gizinya. Pada
musim kemarau produksi dan kualitas hijauan sangat rendah, sedangkan dimusim penghujan
produksi biasanya melimpah, namun walaupun kualitas cenderung meningkat belum mampu
untuk mendukung kebutuhan ternak dan fase fisiologis berproduksi (tumbuh, bunting,
laktasi). Oleh karena itu, dalam sistem ini, ketersediaan dan kualitas pakan sebagai salah satu
fungsi produksi sering merupakan faktor utama yang membatasi produksi ternak.
Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut adalah
dengan cara penyediaan hijauan makanan yang bermutu dan mudah diperoleh (tersedia)
melalui pembudidayaan rumput makanan ternak unggul, guna dapat mencukupi kebutuhan
hidup pokok dan produksi ternak ruminansia tersebut. Pemberian hijauan yang cukup dan
bermutu akan memperbaiki penampilan produksi ternak yang pada akhirnya akan
mempercepat pencapaian berat pasar (ternak potong).

1
BAB II
MATERI PENYULUHAN

2.1. Sistematika Penanaman Berdasarkan Jenis HMT


1. Jenis Rerumputan (Graminae)

a. Rumput BD (Brachiaria decumbens)

Rumput Brachiaria decumbens adalah tanaman rumput yang berasal dari Afrika
Tropis, rumput ini menjalar dengan stolon, membentuk hamparan lebat setinggi 80-
100 cm berbulu dan kasar, mampu tumbuh baik di lereng terjal, tahan kering dan
tahan injakan. Produksi BK 37.000/ha/tahun dengan kandungan BK 19,5%, PK
8,2%, dan lemak 2,5%.

Gambar 1. Rumput B.D (Brachiaria decumbens)

1) Kegunaan
Tanaman ini berfungsi sebagai penutup tanah, padang penggembalaan, rumput
potong dan pencegah erosi pada lereng terjal.
2) Penanaman
Perbanyak tanaman dengan mempergunakan sobekan rumpun (pols) atau biji.
Penanaman dengan biji di perlukan 2-4 kg /ha, sedangkan dengan sobekan (pols)
memerlukan 70.000 pols/ha dengan jarak tanam 40x40 cm. Pupuk buatan yang di
perlukan adalah urea 150 kg/ha, TSp/SP36 dan KCl masing-masing 100-200
kg/ha. Pemotongan rumput pertama kali pada umur 2-3 bulan dan selanjutnya
setiap 60 hari sekali.

2
3) Pemeliharaan
Pendangiran hanya di lakukan pada tanaman muda, tanaman harus di bongkar/
ganti setelah 5-7 tahun.

b.) Rumput Lampung = Sitaria Lampung (Setaria Splendida)

Rumput Setaria splendida (Sitaria Lampung) ini tumbuh tegak membentuk


rumpun dengan tinggi mencapai 1,5 m, produksi pertahun sebanyak 75-200 ton
hijauan segar dan sebagai makanan ternak, tanaman ini termasuk jenis rumput yang
disukai ternak.
1) Kegunaan
Tanaman ini berfungsi sebagai penutup tanah, rumput potongan dan sebagai
ladang gembala.

Gambar 2. Rumput Lampung (Setaria Splendida)

2) Bentuk Umum
Tanaman ini membentuk rumpun, tumbuh tegak seperti sapu lidi terbalik,
berdaun agak lebar dan lemas, pangkal batang berwarna kemerahan.
3) Adaptasi
Tanaman ini agak tahan terhadap kakinya, dapat tumbuh pada daerah 25 s/d 800
m di permukaan laut, dengan curah hujan 760 mm/ tahun.
4) Penanaman
Rumput ini di tanam dengan sobekan rumpun atau pols dengan jarak tanam
60x60 cm, dalam 1 ha membutuhkan bibit sebanyak 70.000 fols. Tanaman
pertama kali di siangi setelah berumur 1 bulan, penyiangan selanjutnya setelah

3
tanaman di panen 2x. Pemotongan dapat di lakukan 50-60 hari sekali pada musim
hujan. Rumput di potong dengan di sisakan batangnya kurang dari 10 cm di atas
tanah dan pada musim kemarau 10-15 cm di atas tanah.

c. Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)

Rumput gajah tergolong berumur panjang dan disukai ternak, rumput ini berasal
dari Afrika daerah tropis. Kemampuan produksi mencapai 150-200 ton/ha/tahun.
1) Kegunaan
Rumput ini dapat dipakai sebagai rumput potongan, rumput ladang gembalaan
dan diawetkan.

Gambar 3. Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)

2) Bentuk Umum
Rumput ini mirip tebu, tinggi 2-3 cm, dalam 1 rumpun terdiri dari 20-50 batang.
Rumput ini dapat tumbuh baik pada dataran rendah sampai dataran tinggi.
3) Penanaman
Rumput ini di tanam dengan sobekan rumpun atau stek, kalau penanaman di
lakukan dengan menggunakan stek Jarak tanam yang baik adalah 60x60 cm, di
perlukan stek sekitar 28.000 stek/ha. Stek yang akan di tanam terdiri dari 2-3
buku/batang dan di tanam pada lubang dengan kemiringan 60°. Jika penanaman
menggunakan sobekan rumput harus berisi 2-3 batang yang masih ada akarnya,
daunnya di potong untuk menghindari pelayuan di tanam dengan kedalaman 15-
20 cm.

4) Pemeliharaan
a) Penyulaman

4
Bila pertumbuhan stek atau sobekan rumpun tidak merata atau ada yang mati, maka
dapat dilakukan penyulaman waktu penyulaman setelah tanaman berumur 1-3
minggu.
b) Penyiangan
Penyiangan yang pertama setelah tanaman berumur ± 1 bulan dengan cara mencabut
dan membuang rumput-rumput liar atau semak-semak agar tidak mengganggu
tanaman induk. Pemangkasan panen pertama dapat di lakukan pada umur 30-40 hari,
selanjutnya di lakukan pemangkasan panen setiap 50 hari sekali pada musim hujan
dan 60 hari pada musim kemarau.
c) Peremajaan
Peremajaan di lakukan 3-4 tahun umur tanaman. Tergantung dari kesuburan tanah,
iklim dan pertumbuhan tanaman itu sendiri.

d. Rumput Raja (Pennisitum purpuphoides)

Rumput Raja ini berasal dari Afrika Selatan, termasuk tanaman tahunan, tumbuh
tegak membentuk rumpun ( seperti tanaman tebu) dan setiap rumpun terdiri dari 20-
40 batang, tinggi 3-5 m bahkan dapat mencapai 7m, berbatang tebal dan berbulu,
tumbuh baik di daerah rendah sampai dataran tinggi, hasil yang baik bila di tanam di
dataran rendah.

Gambar 4. Rumput Raja (Pennisitum purpuphoides)

1) Kegunaan
Rumput ini berfungsi sebagai rumput potongan dan penutup tanah (pencegah
erosi).

2) Penanaman

5
Bila kemiringan tanah mencapai 20-50% tidak perlu pengolahan tanah, cukup du
buatkan lobang dengan kedalaman 20 cm. Penanaman di lakukan pada awal
musim penghujan. Bahan tanaman yang digunakan berupa stek batang dengan
panjang stek 20-25 cm (2 mata tunas). Tiap lubang di tanam 1-2 stek dengan
jarak tanam 1x1 m setiap stek harus terbenam satu mata tunas ( tempat tumbuh
akar).
3) Pemeliharaan
Jika sudah terlihat ada tanaman yang mati segera di lakukan penyisipan setelah
tanaman berumur 2 minggu. Pendangiran di lakukan pada saat tanaman sudah
berumur 1 bulan. Lakukan penimbunan setiap tanaman bila selesai panen.
4) Pemupukan
Pemupukan pertama di lakukan pada saat pengolahan tanah dengan
menggunakan pupuk kandang 10 ton/ha, KCl 50 kg/ha dan TSp 50 kg/ha.
Selanjutnya berikan pupuk urea 100 kg/ha setiap kali potong.
5) Hasil Hijauan
Rumput Raja merupakan hijauan pakan yang tertinggi produksinya di bandingkan
dengan rumput gajah pada interval potong 6 minggu. Perhari rumput ini
menghasilkan 1076 ton hijauan segar dan 210 ton bahan kering/tahun. Sedangkan
376 ton hijauan segar atau 76 ton bahan kering.
6) Pemanenan Rumput
Setelah faktor-faktor yang telah disebutkan di atas faktor pemanenan rumput pada
saat yang tepat sangatlah penting untuk memperoleh hijauan yang cukup jumlah
dan kualitasnya.Saat paling tepat untuk memanen tanaman hijauan pakan adalah
sebelum saat berbunga. Dari beberapa penelitian diperoleh data bahwa
pemanenan yang optimal dapat dilakukan setiap 40 hari.
Disamping jarak waktu antara pemotongan /pemanenan (interval pemotongan),
perlu diperhatikan juga tinggi pemotongan. Tanaman rumput, setiap pemotongan
hendaknya disisakan tanaman setinggi setinggi 5-10 cm. Bila sisanya kurang dari 5
cm, maka pertumbuhan kembali tanaman akan terhambat karena kekurangan
persediaan makanan yang terkandung dalan kandang. Kalau melebihi dari 10 cm akan
menjadi sarang hama pengganggu.
Pada tanaman leguminosa herba yang tegak seperti stylo, tinggi pemotongan
hendaknya 10-15 cm. sedangkan untuk legominasa pohon dan semak, disisakan lebih
kurang 1 m.
6
2. Jenis Kacang-kacangan (leguminosa)

a. Gliricidia maculata (gamal)

1) Kegunaan
Banyak manfaat dari pohon gamal ini antara lain sebagai tanaman pelindung, pohon
penghijauan, tanaman pagar halaman atau kebun pakan ternak
2) Penanaman
Penanaman gamal dapat di lakukan dengan batang (stek) maupun biji.
a) Stek batang
Panjang stek ± 1m dari dahan yang berdiameter 5-10 cm. Stek ditanam sedalam ±
30 cm dengan jarak tanam 0,5-1,0 m.
b) Biji / Benih
Biji dapat langsung di tanam di lapangan sebanyak 2 biji/ lubang dengan jarak
tanam 0,5x1,0 m, jumlah biji yang di perlukan 2,5 kg/ha.
3) Pemotongan / Panen
Pemotongan pertama di lakukan setelah tanaman berumur 3-6 bulan dengan fungsi
pemotongan dari tanah ± 1m. Pemotongan dapat di lakukan setiap 6 minggu sekali
pada musim hujan dan pada musim kemarau di lakukan setiap 12 minggu sekali.

Gambar 5. Gliricidia maculata (gamal)

b. Calopogonium muconoides
Tanaman ini berasal dari Afrika Selatan. Tanaman ini berfungsi sebagai penutup
tanah, tanaman sela dan pemberantasan weed.

1) Gambaram Umum
7
Batang menjalar dan memanjat membentuk hamparan yang dapat mencapai tinggi 30-
50 cm. Batang lunak ditutupi bulu-bulu panjang warna coklat. Berdaun tiga pada
setiap tangkai daun. Helai daun hampir oval dan ditutupi bulu-bulu halus berwarna
coklat keemasan. Berbunga kupu-kupu tersusun seperti tandan berwarna biru.
2) Persyaratan Tumbuh
Tinggi timpat 200-1000 m di atas permukaan laut, Struktur tanah sedang sampai
berat. Tidak tahan terhadap genangan air dan tahan terhadap lindungan.
3) Pengelolaan Tanaman
Dapat ditanam bersama rumput molase dan chloris gayana. Biji yang keras di rendam
dulu dengan air panas. Penanaman dapat di lakukan dalam baris-baris berjarak sampai
1-1,5 m. Biji dapat disebar di pertanaman murni atau dalam tanaman campuran pada
rumput, tanaman ini tidak tahan di gembalan berat. Pemotongan pertama pada tahun
kedua. Perbanyakkan tanaman: biji 1-3 kg/ha. Produksi biji 300 kg/ha. Produksi
hijauan 8-24 ton/ha/2 x potong.
4) Pemanenan
Setelah faktor-faktor yang telah disebutkan di atas factor pemanenan pada saat yang
tepat sangatlah penting untuk memperoleh hijauan yang cukup jumlah dan
kualitasnya.Saat paling tepat untuk memanen tanaman hijauan pakan adalah sebelum
saat berbunga. Dari beberapa penelitian diperoleh data bahwa pemanenan yang
optimal dapat dilakukan setiap 40 hari.Disamping jarak waktu antara pemotongan
/pemanenan (interval pemotongan), perlu diperhatikan juga tinggi pemotongan.
Tanaman rumput, setiap pemotongan hendaknya disisakan tanaman setinggi setinggi
5-10 cm. Bila sisanya kurang dari 5 cm, maka pertumbuhan kembali tanaman akan
terhambat karena kekurangan persediaan makanan yang terkandung dalan kandang.
Kalau melebihi dari 10 cm akan menjadi sarang hama pengganggu. Pada tanaman
leguminosa herba yang tegak seperti stylo, tinggi pemotongan hendaknya 10-15 cm.
sedangkan untuk legominasa pohon dan semak, disisakan lebih kurang 1 m.

8
Gambar 2. Calopogonium muconoides

2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan HMT

1. Benih dan Bibit

Kualitas benih dan bibit merupakan faktor penting dalam budidaya dan dapat menjadi
penentu proses tanam selanjutnya. Benih dan bibit dapat menjadi faktor pertama yang
dapat menyebab kegagalan. Benih dan bibit yang sejak awal sudah terinfeksi jamur,
bakteri, penyakit dan benih hama dapat menjadi faktor kegagalan. Untuk menghindari
kegagalan sebaiknya sebelum melakukan persemaian dan tanam pilihlah benih dan bibit
yang sehat, bebas penyakit, bebas jamur dan tidak etiolasi.

2. Media tanam

Media tanam merupakan faktor kedua yang dapat menjadi penyebab kegagalan dalam
bertanam. Media tanah yang sejak awal sudah terinfeksi jamur, bakteri, penyakit, benih
hama dan mengandung biji gulma dapat menjadi faktor penghambat pertumbuhan dan
dapat menjadi penyebab kegagalan.Untuk menghindari kegagalan hindari penggunaan
media tanam yang terinfeksi dan terindikasi mengandung benih penyakit, biji gulma,
vektor hama dan mengandung zat yang dapat menghambat proses pertumbuhan tanaman.
Jika perlu lakukan sterilisasi dahulu sebelum menggunakan media tanam.

3. Air

Air merupakan faktor ketiga sebagai penyebab kegagalan tanam. Jumlah air yang
berlebih dapat meyebabkan tanaman menjadi busuk atau dapat mengundang datangnya
jamur tanaman. Hal ini dikarenakan jamur menyukai kondisi lahan yang lembab.
Kekurangan air juga dapat menjadikan kondisi tanaman kering sehingga tanaman dapat
layu atau kekeringan serta dapat menyebabkan tanaman kekeringan. Untuk menghindari
kegagalan tersebut dapat memberikan air sesuai dengan kebutuhan tanaman. Jika musim

9
kemarau hal yang harus dilakukan adalah lebih sering memberikan air agar tanaman
tidak kekurangan air dan sebaliknya ketika musim hujan kurangi pemberian air.

4. Cahaya

Cahaya dapat menjadi faktor keempat penyebab kegagalan dari budidaya. Kurangnya
jumlah kebutuhan cahaya untuk tanaman dalam berfotosintesis mampu menjadi
penghambat dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Salah satu cara
agar tanaman dapat mendapatkan cahaya yang cukup dengan menggunakan jarak tanam
yang ideal. Fungsinya agar antar tanaman tidak terjadi penutupan antar kanopi tanaman.
Sehingga cahaya dapat masuk pada seluruh bagian tanaman. Selain itu, sebelum tanam
untuk mendapatkan cahaya yang sesuai pilihlah jenis tanaman yang membutuhkan
cahaya penuh atau hanya cahaya yang lebih sedikit. Misalkan dengan memanajemen
sistem tanam seperti tumpang sari.

5. Pupuk

Pupuk adalah sumber unsur hara yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan
berkembang. Ketika tanaman kekurangan pupuk maka akan kekurangan jumlah unsur
hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Kekurangan unsur hara akan menyebabkan tanaman
menjadi defisiensi sehingga terjadi perubahan pertumbuhan yang tidak normal.Ketika
tanaman mendapatkan pupuk yang berlebih maka akan terjadi kelebihan unsur hara
sehingga tanaman menjadi toksisitas atau keracunan. Untuk menghindari hal tersebut
bisa menggunakan pupuk sesuai dengan kebutuhan tanaman. Misalnya aplikasi pupuk
diberikan sesuai dengan umur tanaman dan selalu melihat keadaan pertumbuhan
tanaman.

6. Organisme Pengganggu Tanaman

Organisme pengganggu tanaman adalah faktor keenam yang menyebabkan kegagalan


dari budidaya. OPT meliputi gulma, jamur, virus, penyakit, bakteri, hama hingga
nematoda tanaman. Cara untuk menanggulangi hal seperti ini dengan cara melakukan
penyiangan pada tanaman yang tidak diinginkan keberadannya (gulma). Untuk hama
dapat menggunakan pengendalian dengan cara memanfaatkan musuh alami,
menggunakan metode memutuskan siklus hidup hama, menggunakan ekstrak tanaman
sebagai pestisida nabati atau organik dan mengubah rotasi tanam.

10
Ketika penyerangan dalam jumlah besar atau parah bisa menggunakan pestisida
anorganik yang digunakan sebagai alternatif pilihan terakhir. Begitupun dengan
penanganan virus, jamur dan penyakit menggunakan pengendalian yang sama dengan
hama.

7. Kebersihan Saprodi

Kebersihan merupakan kunci dari keberhasilan, jika anda tidak dapat menjaga
kebersihan kebun atau lahan, saprodi maka akan menjadi penyebab selanjutnya
terjadinya kegagalan budidaya tanaman anda. Kebersihan saprodi atau sarana produksi
untuk budidaya menjadi hal yang harus diperhatikan karena jika tidak akan menjadi
tempat untuk berkembangnya kotoran dan vektor hama dan penyakit.Cara untuk
menghindari hal tersebut dengan cara menjaga kebersihan lahan atau kebun dan saprodi.
Hal yang perlu diperhatikan adalah dengan membersihakan sarana produksi seperti
mencuci atau membersihkan cangkul, gunting panen, tray semai, gembur, dll.

2.3. Syarat-Syarat Hijauan Yang Baik

Menurut Farizaldi (2019) mengatakan bahwa adapun syarat - syarat hijauan makanan yg
baik bagi ternak yaitu:
1. Cukup mengandung zat nutrisi yang dibutuhkan ternak
2. Produksi persatuan luas cukup tinggi
3. Mudah ditanam dan berkembang biak
4. Dapat ditanam bersama dengan tanaman lain
5. Tahan terhadap serangan hama penyakit

11
BAB III
METODE

3.1. Metode Demontrasi

Dengan menggunakan demonstrasi kepada para audiens, audiens akan lebih cepat
menangkap informasi dan tanpa bertele-tele. Menunjukkan secara langsung bagaimana
penenaman HMT yang bagus dan berhasil. Ex: menunjukkan contoh bibit yang telah di stek.
Metode demonstrasi akan lebih menggabarkan kejadian yang sesungguhnya, namun
kekurangan nya akan memakan biaya yang besar.

3.2. Metode Penyuluhan Tercetak

Menggunakan buku penanaman HMT yang baik, merupakan salah satu penunjang dalam
penyuluhan. Selain tahan lama dan dapat dibaca berulang-ulang, para petani tidak perlu
khawatir jika suatu saat lupa berbagai tips yang telah diberikan penyuluh, dan mereka bisa
melihat kembali buku yang telah diberikan. Namun selain beberapa keunggulan
menggunakan penyuluhan tercetak tetap saja ada kekurangan salah satunya, jika
menggunakan media seperti buku akan banyak memakan biaya, dan belum tentu semua
petani/peternak bisa membaca.

12
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan pada makalah penanaman hijauan makanan ternak ini adalah hal yang
harus perhatikan dalam penanaman hijauan pakan ternak adalah pemilihan benih dan bibit,
media tanam, air, cahaya, pupuk,organisme pengganggu tanaman, dan kebersihan saprodi. Itu
semua sangat penting untuk penanaman hijauan pakan ternak. Dengan kita memperhatikan
faktor tersebut, kita bisa meningkatkan pertumbuhan, produktivitas hasil panen maupun
nutrisi yang terkandung didalam tersebut, dan pencegah erosi. Dengan menggunakan metode
penyuluhan tentang penanaman hijauan makanan ternak, peternak diharapakan dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta memberikan contoh kepada peternak
maupun masyarakat agar mengetahui dan memahami tentang penanaman hijauan makanan
ternak.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://anugrahfitrady.blogspot.com/2015/04/materi-penyuluhan-tentang-teknik.html diakses
pada tanggal 26 April 2016.

http://tokobenih.com/2018/08/15/7-faktor-penting-penyebab-kegagalan-dalam-bertanam/
diakses pada tanggal 15 Agustus 2018.

Farizaldi. 2019. Pentingnya Hijauan Makanan Ternak. Jambi : Universitas Jambi.

14
LAMPIRAN

Penanaman Stek Penanaman Pols

Penanaman Benih

15

Anda mungkin juga menyukai