Anda di halaman 1dari 23

TUGAS BIOLOGI PERTANIAN

MORFOLOGI TANAMAN KENTANG

Disusun Oleh :

FRANCISCUS PURBA
224110138
AGROTEKNOLOGI 1B

Dosen Pengampu:

Drs. Maizar, MP

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2023 -2024
KATA PENGANTAR

Puji dan sykur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa ta’ala atas
karunia,rahmat,dan nikmat –Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul : Morfologi tanaman kentang.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah biologi pertanian.
Makalah ini juga masih jauh dari kata sempurna karena memiliki banyak
kekurangan,baik dalam hal isi dan sistematika maupun dalam teknik penulisannya.

Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................1
1.1............................................................................................................ SEJARAH
TANAMAN KENTANG..................................................................1
1.2............................................................................................................ MANFAAT
BAGI MANUSIA.............................................................................1
1.3............................................................................................................
KANDUNGAN BAHAN KIMIA.....................................................2

BAB II ASPEK EKONOMI...................................................................3


2.1. DATA LUASAN AREAL KENTANG...........................................3
2.2. PRODUKSI TANAMAN KENTANG............................................4
2.3. PRODOKUTIVITAS SECARA NASIONAL DAN DI DAERAH RIAU
DALAM 5 TAHUN TERAKHIR...........................................................7
2.4. KEPENTINGAN TANAMAN DARI SISI EKONOMI MENCAKUP EKSPOR
DAN IMPOR........................................................................................... 8

BAB III ASPEK EKOLOGI...................................................................10


3.1. SYARAT HIDUP TANAMAN TANAMAN KENTANG.............10

BAB IV TAKSONOMI .........................................................................12


4.1. KLASIFIKASI TANAMAN KENTANG.......................................12
4.2. JENIS – JENIS TANAMAN KENTANG ......................................13
BAB V MORFOLOGI TANAMAN ......................................................14
5.1. MORFOLOGI TANAMAN KENTANG........................................14
BAB VI KESIMPULAN.........................................................................16
BAB VII PENUTUP...............................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................18
LAMPIRAN............................................................................................19
ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah tanaman kentang

Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) berasal dari daerah


subtropis di Eropa yang masuk ke Indonesia pada saat bangsa Eropa
memasuki Indonesia di sekitar abad ke 17 atau 18. Tanaman kentang
(Solanum tuberosum L.) merupakan tanaman semusim yang berbentuk
semak, termasuk divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas
dicotyledonae, ordo tubiflorae, famili bsolanaceae, genus solanum, dan
spesies Solanum tuberosum L.

Menurut Kusmana dan Sofiari (2007) kentang merupakan tanaman


menyerbuk silang dan umumnya di perbanyak dengan umbi dan secara
vegetatif buatan. Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) menghasilkan
umbi sebagai komoditas sayuran yang dikembangkan dan berpotensi untuk
dipasarkan di dalam negeri maupun diekspor. Tanaman kentang merupakan
salah satu tanaman penunjang program diversifikasi pangan untuk
memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Sebagai bahan makanan, kandungan
nutrisi umbi kentang dinilai cukup baik, yaitu mengandung protein
berkualitas tinggi, asam amino esensial, mineral, dan elemen–elemen mikro,
disamping juga merupakan sumber vitamin C (asam askorbat), beberapa
vitamin B (tiamin, niasin, vitamin B6) dan mineral P, Mg dan K.

1.2 Manfaat bagi manusia

Kentang merupakan salah satu jenis umbi-umbian yang bergizi. Zat gizi
yang terdapat dalam kentang antara lain karbohidrat, mineral (besi, fosfor,
magnesium, natrium, kalsium, dan kalium), protein, serta vitamin terutama
vitamin C dan B1. Selain itu, kentang juga mengandung lemak dalam jumlah
yang relatif kecil, yaitu 1,0 – 1,5% (Samadi, 1997).

1
Komposisi kimia dipengaruhi oleh varietas, tipe tanah, cara budidaya, cara
pemanenan, tingkat kemasakan dan kondisi penyimpanan (Sunarjono, 2007).
Perbandingan protein terhadap karbohidrat umbi kentang lebih tinggi
daripada biji serealia dan umbi lainnya. Selain itu, kandungan asam amino
pada kentang juga seimbang, sehingga sangat baik bagi kesehatan (Rusiman
2008).

Umbi kentang tidak mengandung lemak, kolesterol, namun mengandung


karbohidrat, sodium, protein, vitamin A, vitamin C, kalsium, dan zat besi,
serta kandungan vitamin B6 yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan
beras (Rusiman, 2008). Tingginya kandungan karbohidrat menyebabkan
umbi kentang dikenal sebagai bahan pangan yang dapat menggantikan bahan
pangan penghasil karbohidrat lain, seperti beras, gandum dan jagung.

Menurut Hartuti dan Sinaga (2009), karakteristik umbi kentang sangat


menentukan mutu hasil olahannya. Mutu umbi kentang dipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain bentuk dari bulat hingga lonjong, warna kulit dari
kuning keputihan sampai cokelat gelap, permukaan umbi ada yang rata dan
ada yang tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga
kuning.

1.3 Kandungan bahan kimia

Kandungan kimia pada satu buah kentang mentah termasuk kulitnya dengan
berat 213 gram mengandung kalium 897 mg, fosfor 121 mg, magnesium 49
mg, besi 1,66 mg, vitamin C 42 mg, niacin 2,2 mg, vitamin B6 0,62 mg,
thiamine 0,17 mg dan antosianin golongan flavonoid (Anonim,2008).

2
BAB II ASPEK EKONOMI

2.1 Data luasan areal tanam

3
2.2 Produksi tanaman kentang

Pengolahan Lahan

Tanah untuk budi daya kentang harus digemburkan terlebih dahulu, dengan
cara membajak atau mencangkul. Tanah dibajak atau dicangkul dengan
kedalaman kurang lebih 30 cm. Untuk kondisi tanah tertentu, pembajakan
dilakukan hingga 2 atau 3 kali agar tanah benar-benar gembur.Setelah
selesai pembajakan kemudian dilakukan penjemuran minimal satu
minggu.Bedengan dibuat dengan lebar 80 cm, tinggi 10 cm serta panjang
bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan. Jarak antar bedengan kurang
lebih 40 cm untuk akses aliran air hujan agar tidak menggenangi
bedengan.Pembuatan bedengan dimaksudkan agar tanaman kentang tidak
terendam saat hujan turun. Karena tanaman kentang merupakan tanaman
yang sensitif, tidak menyukai kondisi tanah yang terlalu basah maupun
terlalu kering.

Pemberian Pupuk Dasar

Setelah pengolahan lahan selesai, selanjutnya adalah pemberian pupuk


dasar. Pupuk dasar ditaburkan secara merata diatas bedengan.Pupuk yang
baik adalah pupuk kandang yang telah matang, dengan dosis 20-30 ton per
hektar lahan. Bisa juga ditambahkan pupuk NPK sebanyak 300-350 kg per
hektar lahan.Kemudian pupuk ditutup dengan tanah agar tidak tergerus air
saat hujan turun. Biarkan selama 10-15 hari sebelum penanaman dilakukan.

Persiapan Bibit dan Cara Menanam Bibit

Pilih umbi yang sehat, tidak terinfeksi penyakit dan dipanen pada usia yang
cukup. Bibit yang digunakan sebaiknya berasal dari umbi yang tua dengan
ciri umbi kuat, bobot umbi 30-45/50 gram atau 45/50-60 gram dengan besar
ratarata 30-35 mm atau 45-50 mm, dan memiliki tiga hingga lima mata
tunas.Varietas yang digunakan Granola, Cipanas, Atlantik M, Repita,

4
Amabile dan Maglia.Untuk mendapatkan umbi yang baik dapat dilakukan
dengan pemilihan dan cara:

Umbi yang baik adalah umbi bertunas dan juga kuat yang telah melewati
proses penyimpanan 4 bulan setelah panen Benih yang bagus jika telah
tumbuh tunas kurang lebih 2 cm dan jumlah tunas mencapai 3 hingga 5
tunas per umbi. Permukaan umbi harus mulus dan bebas dari cacat.
Selanjutnya, dibuat garitan pada bedengan untuk meletakkan bibit. Bibit
kentang ditanam dengan jarak 20 atau 30 cm. Kemudian ditimbun dengan
tanah sehingga membentuk guludan setinggi 15 atau 20 cm.

Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman kentang harus dilakukan agar tanaman tumbuh


dengan baik. Pemeliharaan yang dimaksud meliputi:Penyiangan, dilakukan
apabila tumbuh rumput dan gulma yang mengganggu tanaman. Penyiangan
dilakukan bersamaan dengan perbaikan guludan, dilakukan pada saat
tanaman berusia 1 bulan setelah tanam. Penyiangan dan perbaikan guludan
selanjutnya dilakukan pada saat tanaman berusia 2 bulan. Setelah itu
tanaman kentang sudah rimbun dan tidak perlu lagi dilakukan penyiangan.

Penyiraman, dilakukan sesuai dengan kondisi. Penyiraman dilakukan ketika


tanah terlihat kering. Lakukan penyiraman seperlunya saja, jangan sampai
terlalu basah atau menggenang. Pemupukan susulan, agar menghasilkan
panen yang melimpah maka dibutuhkan pemupukan rutin setiap 20 hari
sekali sejak masa tanam dengan dosis :
Pupuk Urea 500kg/h
Pupuk ZA 150kg/h
Pupuk KCL 100kg/h
Pupuk SP36 400kg/h

Pemupukan dapat dilakukan dengan cara menaburkannya diantara lubang


tanam yang sudah ditanam umbi kentang.Pada varietas kentang yang

5
berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses
pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara.

Pengendalian Hama Penyakit

Dalam budidaya tanaman apapun, pengendalian hama dan penyakit adalah


sesuatu yang sangat penting. Tidak terkecuali dalam budidaya kentang.
Pengendalian sebaiknya dilakukan sejak dini, sebab jika sudah terlanjur
parah serangan hama dan penyakit akan sulit untuk dikendalikan. Hama dan
penyakit yang biasanya menyerang tanaman kentang antara lain; orong-
orong, trips, ulat grayak, penggerek umbi, kutu daun, ulat tanah, ulat
penggulung daun, bercak daun, layu bakteri, busuk daun, busuk umbi, layu
fusarium, dsb.

Pemanenan

Tanaman kentang bisa dipanen pada usia 80-120 hari. Usia tanaman sampai
siap dipanen berbeda-beda, tergantung pada jenis variaetas yang
digunakan.Tanaman kentang harus dipanen pada usia yang tepat, tidak
terlalu muda atau terlalu tua. Pemanenan ketika tanaman belum cukup umur
menyebabkan kualitas umbi yang rendah, karena karbohidrat belum
terbentuk dengan maksimal.Begitu juga jika dipanen terlalu tua, kualitas
umbi juga rendah karena resiko kerusakan umbi tinggi.

Pemanenan dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak umbi. Pada tanah
yang sangat gembur pemanenan bisa dilakukan dengan mengeruk
menggunakan tangan. Cara ini lebih efektif karena resiko kerusakan umbi
sangat kecil.Setelah selesai pemanenan biarkan sesaat agar tanah yang
menempel pada umbi mengering dan mudah untuk dibersihkan. Kemudian
umbi yang sudah terkumpul dikemas menggunakan karung goni atau
keranjang agar mudah saat penganggkutan.

6
2.3 Produktivitas secara nasional dan daerah Riau dalam 5 tahun terakhir

Budidaya hortikultura telah berkembang sejak sangat lama di Indonesia.


Tanaman hortikultura menjadi produk unggulan yang mampu meningkatkan
kesejahteraan petani di Indonesia.Produk hortikultura termasuk produk buah
buahan, sayur sayuran, obat obatan, dan tanaman hias. Salah satu komoditi
yang banyak diminati adalah kentang.

Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kentang di Indonesia


mencapai 1,36 juta ton pada 2021. Produksi kentang mengalami peningkatan
6,1% dari tahun sebelumnya sebesar 1,28 juta ton. Kentang mengalami
penurunan produksi pada tahun 2020 akibat pandemi Covid-19. Namun, jika
dilihat dari tahun sebelumnya produksi kentang terus meningkat hingga
tahun 2019, seperti terlihat pada grafik.

Provinsi Jawa Timur menjadi menyumbang sebesar 23,83% terhadap


produksi nasional dengan produksi kentang mencapai 324,34 ribu ton dan
luas panen sebesar 15,6 ribu hektare.Jawa Tengah menyumbang sebesar
20,4% dengan hasil produksi kentang mencapai 277,73 ribu ton dan luas
panen sebesar 16,39 ribu hektare.Adapun, Jawa Barat menyumbang sebesar

7
17,67% dengan hasil produksi kentang mencapai 240,48 ribu ton dan luas
panen sebesar 10,8 ribu hektare.

2.4 Kepentingan tanaman dari sisi ekonomi mencakup ekspor dan impor

Ekspor Indonesia pada April 2022 tercatat sebesar USD 27,32 miliar, lebih
tinggi dibandingkan bulan sebelumnya serta tumbuh sebesar 47,76% (year
on year). Ekspor migas dan nonmigas sama-sama mengalami pertumbuhan
yang tinggi yaitu sebesar 48,92% dan 47,7% (yoy). “Potensi penguatan nilai
ekspor masih akan terus tinggi seiring tren positif harga komoditas di pasar
global yang diperkirakan masih berlanjut ke depannya. Hal ini juga terus
diimbangi dengan baik oleh pertumbuhan ekspor nonmigas yang konsisten
kuat. Ini bukti nyata perbaikan struktur ekonomi yang fundamental.
Pemerintah akan terus berupaya agar perbaikan ini berkesinambungan,” ujar
Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu.

Kualitas ekspor Indonesia juga terus terlihat. Buktinya, ekspor sektor


manufaktur sebagai komponen penyumbang tertinggi ekspor nonmigas tetap
tumbuh secara konsisten, dengan pertumbuhan tahunan nyaris 30 persen
yaitu 27,92% (yoy). Sektor manufaktur adalah sektor yang memiliki nilai
tambah tinggi dalam perekonomian, terutama dari sisi penciptaan lapangan
kerja. Perbaikan sektor ini terpantau sejalan dengan penyerapan tenaga kerja
pada Februari 2022. Arah kebijakan Pemerintah akan terus menggalakkan
ekspor yang bernilai tambah tinggi dengan hilirisasi Sumber Daya Alam
(SDA) Indonesia. Beberapa contoh produk tersebut adalah besi, baja dan
feronikel sebagai olahan mineral kini mulai menopang ekspor Indonesia
dengan pertumbuhan yang pesat. Prioritas hilirisasi SDA Pemerintah adalah
tambang dan mineral (nikel hidrat, besi dan baja), CPO (margarin, sabun
mandi), migas dan Batubara (etilena, propilena, dan lain-lain)

Sementara itu, impor Indonesia di bulan April tahun 2022 tercatat tetap kuat
meski sedikit melambat dari bulan sebelumnya pada USD 19,76 miliar, atau
tumbuh sebesar 21,97% (yoy). Secara tahunan, impor migas dan nonmigas
masih tumbuh pesat sebesar 88,48% (yoy) dan 12,47% (yoy). Sedangkan

8
berdasarkan penggunaannya, pada April 2022, impor bahan baku/penolong,
barang modal, dan barang konsumsi masih bertumbuh positif dan kuat
sebesar SP – 19 /BKF/2022
Hal 2/2 25,51% (yoy), 15,16% (yoy), dan 4,21% (yoy). “Peningkatan impor
barang konsumsi mengindikasikan pulihnya daya beli masyarakat.

Sementara peningkatan pada impor bahan baku dan barang modal


mengindikasikan adanya peningkatan aktivitas industri di dalam negeri salah
satunya didorong perbaikan iklim industri domestik. Hal ini juga seiring
dengan angka PMI Manufaktur Indonesia yang semakin ekspansif”, tambah
Febrio.

Kinerja ekspor dan Impor Indonesia di bulan April 2022 ini menunjukkan
kondisi yang lebih positif dibandingkan bulan dan periode yang sama pada
tahun sebelumnya. Surplus neraca perdagangan pada April 2022 tercatat
USD 7,56 miliar, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat
surplus USD 4,54 miliar. Kondisi ini melanjutkan tren surplus selama 24
bulan berturut-turut. Selain itu, surplus tersebut juga merupakan surplus
tertinggi sepanjang sejarah mengalahkan rekor pada Oktober 2021 yang
tercatat USD5,74 miliar.

9
BAB III ASPEK EKOLOGI

3.1 Syarat hidup tanaman kentang

Bagi petani di daerah dataran tinggi atau pegunungan, kentang merupakan


tanaman sayuran yang sangat penting. Di waktu lampau, kentang hanya
menjadi bahan makanan orang asing dan orang kaya di pesta-pesta. Namun
sekarang kentang telah menjadi bahan makanan masyarakat umum, baik
untuk pesta maupun untuk sehari-hari. Untuk mengusahakan tanaman
kentang, sebaiknya terlebih dahulu mengetahui syarat tumbuh tanaman
kentang, seperti tanah dan ketinggian tempat yang cocok untuk tanaman
kentang, iklim, panjang hari, dan derajat keasaman (pH).

Tanah dan Ketinggian Tempat

Tanaman kentang hanya mau tumbuh dan produktif pada jenis tanah ringan
yang mengandung sedikit pasir dan kaya bahan organik. Contohnya, tanah
andoso (vulkanik) yang mengandung abu gunung berapi dan tanah lempung
berpasir (margalit). Jenis tanah mempengaruhi kandungan karbohidrat umbi
kentang. Pada umumnya tanaman kentang yang dikembangkan di tanah
berlempung mempenyuai kandungan karbohidrat lebih tinggi dan rasanya
lebih enak.

Tanaman kentnag tumbuh baik di daerah dataran tinggi atau pegunungan


dengan tingkat kemiringan 800-1.500 meter di atas permukaan laut (dpl).
Bila tumbuh di dataran rendah (di bawah 500 m dpl), tanaman kenetang sulit
membentuk umbi. Kelaupun terbentuk, umbinya sangat kecil, kecuali di
daerah yang mempenyai suhu malam hari dingin (20 0C). Sementara itu, jika
ditanam di atas ketinggian 2.000 m dpl, tanaman akan lambat membentuk
umbi.

10
Iklim

Faktor iklim meliputi komponen suhu udara, curah hujan, kelembapa, sinar
matahari, dan angin yang saling berkaitan. Tanaman kentang menghendaki
suhu udara harus dingin, antara 15-22 oC (optimumnya 18-20 0C) dengan
kelembapan udara 80-90%.

Tanaman kentang memerlukan banyak air, terutama pada stadia berbunga,


tetapi tidak menghendaki hujan lebat yang berlangsung terus-menerus.
Curah hujan yang baik untuk tanaman pertumbuhan tanaman kentang adalah
2.000-3.000 mm/tahun. Tanaman kentang tidak menyukai daerah yang
banyak mendung dan berkabut. Untuk fotosintesis, tanaman ini
menghendaki sinar matahari penuh (60-80%).

Panjang hari

Panjang hari adalah lamanya penyinaran sinar matahari dalam satu hari.
Untuk pembentukan umbi, tanaman kentang menghendaki hari pendek
(matahari menyinari kurang dari 10 jam sehari), tetapi untuk pembentukan
bunga tanaman menghendaki hari panjang (matahari menyinari lebih dari 14
jam sehari).

Derajat Keasaman Tanah (pH)

Tanaman kentang tumbuh pada tanah dengan pH antara 5-5,5. Pada tanah
asam (kurang dari 5) menyebabkan tanaman sering mengalami gejala
kekurangan unsur Mg dan keracunan Mn. Selain itu, tanaman menjadi
mudah terserang nematida. Sementara pada tanah basa (pH lebih dari 7)
sering timbul gejala keracunan unsur K dan umbinya mudah terserang
penyakit kudis (Streptomyces scabies), sehingga tidak laku dijual.

Bila tanaman kentang mengalami keracunan atau kekurangan unsur K,


ujung dan tepi daunnya berwarna cokelat kemerahan dan menjadi rapuh,

11
mirip gejala kekurangan Mg. Sementara itu, keracunan Mn menyebabkan
daunnya menjadi hijau pucat kekuningan dan sepanjang urat daun terdapat
bintik-bintik kecokelatan.

BAB IV TAKSONOMI

4.1 Klasifikasi tanaman kentang

Produksi kentang nasional pada tahun 2014 adalah 1.347.815 ton dengan
produktivitas sebesar 17,67 ton/ha dan pada tahun 2015 sebesar 1,21 juta ton
(BPS, 2016). Sedangkan pada tahun 2018 hasil produksi menunjukkan
1.284,773 ton dan hasil perhektar menunjukkan 18,71 ton/ha (statistik
hortikultura, 2018). Menurut direktur jendral hortikultura kementerian
pertanian (kemtan) produksi kentang tahun 2018 mengalami kenaikan 2%
sekitar 1,18 juta ton dibandingkan tahun 2017 sekitar 1,16 juta ton.

Permintaan kentang baik untuk konsumsi maupun keperluan industri


semakin meningkat karena kentang dapat mensubtitusi beras sebagai
makanan pokok. Kentang merupakan salah satu komoditas pilihan untuk
mendukung program diversifikasi dalam rangka mewujudkan ketahanan
pangan berkelanjutan (The International Potato Center, 2008).

Kandungan kalori, karbohidrat, mineral, dan vitamin dalam kentang


menjadikan kentang layak untuk dijadikan makanan pokok. Ratnasari (2010)
dalam taksonomi tumbuhan-tumbuhan, kentang dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum L.

12
4.2 Jenis jenis tanaman kentang

Kultivar dapat dikatakan sebagai varietas tanaman yang dibudidayakan,


memiliki sifat – sifat yang unggul, dan dibedakan dari varietas yang lainnya
secara khas, berdasarkan bentuk, warna, rasa, ketahanan dan penyakit, atau
sifat lainnya. Kentang terdiri dari beberapa jenis dan beragam varietas. Jenis-
jenis tersebut memiliki perbedaan bentuk, ukuran, warna kulit, daya simpan,
komposisi kimia, sifat pengolahan dan umur panen. Berdasarkan warna kulit
dan daging umbi, kentang terdiri dari tiga golongan yaitu kentang kuning,
kentang putih, dan kentang merah. Kentang kuning memiliki beberapa
varietas yaitu varietas Pattrones,Katella, Cosima, Cipanas, dan Granola.
Kentang putih memiliki varietas Donata, Radosa, dan Sebago. Varietas
kentang merah yaitu Red Pontiac, Arka dan Desiree. Jenis kentang yang
paling digemari adalah kentang kuning yang memiliki rasa yang enak, gurih,
empuk, dan sedikit berair (Aini, 2012).

Kentang Varietas Granola Lembang merupakan merupakan varietas yang


mendominasi produksi kentang, dengan areal tanam mencapai 80 – 90 %.
Varietas Granola Lembang menjadi pilihan petani karena berdaya hasil
tinggi, berumur pendek dan memiliki daya adaptasi luas. Pada Umumnya,
umur kentang varietas granola lembang berkisar antara 100-115 hari dengan
tinggi tanaman ± 65 cm (BPTP, 2014).

Kentang Varietas Granola Kembang dilepas oleh Menteri Pertanian sebagai


Varietas Unggul Kentang Nasional pada tahun 2005 dalam rangka untuk
meningkatkan produksi kentang di Indonesia. Varietas ini mempunyai
keunggulan yang berbeda dari varietas lain, yaitu umur tanaman 130 – 135
HST, potensi hasil 38 – 50 ton/ha, jumlah umbi per tanaman 12 – 20 buah,
dan agak tahan terhadap penyakit hawar daun (Phytophthora infestans)
(Susiyati & Prahardini 2004).

13
BAB V MORFOLOGI TANAMAN

5.1 MORFOLOGI TANAMAN KENTANG

Daun

Daun majemuk menempel di satu tangkai (rachis). Jumlah helai daun


umumnya ganjil, saling berhadapan dan di antara pasang daun terdapat
pasangan daun kecil seperti telinga yang di sebut daun sela. Pada pangkal
tangkai daun majemuk terdapat sepasang daun kecil yang disebut daun
penumpu (stipulae). Tangkai lembar daun sangat pendek dan seolah-olah
duduk. Warna daun hijau muda sampai hijua gelap dan tertutup oleh bulu-
bulu halus (Sunarjono, 2007).

Batang

Batang tanaman berbentuk segi empat atau segi lima, tergantung pada
varietasnya. Batang tanaman berbuku–buku, berongga, dan tidak berkayu,
namun agak keras bila dipijat. Diameter batang kecil dengan tinggi dapat
mencapai 50– 120 cm, tumbuh menjalar. Warna batang hijau kemerah-
merahan atau hijau keungu–unguan. Batang tanaman berfungsi sebagai jalan
zat–zat hara dari tanah ke daun dan untuk menyalurkan hasil fotosintesis dari
daun ke bagian tanaman yang lain (Rukmana, 2005).

Akar

Akar memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar tunggang bisa
menembus sampai kedalaman 45 cm. Sedangkan akar serabutnya tumbuh
menyebar (menjalar) ke samping dan menembus tanah dangkal. Akar
berwarna keputih-putihan, halus dan berukuran sangat kecil. Dari akar-akar
ini ada akar yang akan berubah bentuk dan fungsinya menjadi bakal umbi
(stolon) dan akhirnya menjadi umbi (Setiadi, 2009).

14
Bunga

Bunga tanaman kentang berwarna keputihan atau ungu, tumbuh diketiak


daun teratas dan berjenis kelamin dua (hermaphroditus). Benang sarinya
berwarna kekuning – kuningan dan melingkari tangkai putik. Putik ini
biasanya lebih cepat masak (Setia dan Fitri,2000).

Umbi

Umbi terbentuk dari cabang samping diantara akar–akar. Proses


pembentukan umbi ditandai dengan terhentinya pertumbuhan memanjang
dari rhizome atau stolon yang diikuti pembesaran sehingga rhizome
membengkak. Umbi berfungsi menyimpan bahan makanan seperti
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air (Samadi, 2006).

15
BAB VI KESIMPULAN

Kentang merupakan salah satu jenis umbi-umbian yang bergizi. Zat


gizi yang terdapat dalam kentang antara lain karbohidrat, mineral (besi,
fosfor, magnesium, natrium, kalsium, dan kalium), protein, serta vitamin
terutama vitamin C dan B1. Selain itu, kentang juga mengandung lemak
dalam jumlah yang relatif kecil, yaitu 1,0 – 1,5% (Samadi, 1997).

Perbedaan warna batang menunjukkan adanya variasi kandungan


pigmen di dalam jaringan penyusunnya. Pigmen merupakan salah satu bahan
alam yang merupakan senyawa metabolit sekunder, yang karakternya
terbatas pada tiap varietas maupun species. Karakter morfologi bentuk anak
daun dan susuannnya merupakan karakter organ vegetatif yang mudah
diamati. Perbedaan ukuran dan posisinya dalam batang ditentukan
berdasarkan variabel descriptor.

16
BAB VII

PENUTUP

Adapun saran dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bahwa dalam penanaman kentang perlu dilakukan pemeliharaan


seperti penyiraman secara teratur sesuai dengan kebutuhan tanaman
kentang.
2. Jarak tanam perlu diatur agar populasi tidak terlalu padat pada areal
yang memanfaatkan sumber daya sinar matahari,air,dan unsur hara

17
DAFTAR PUSTAKA

Kala punika, tanggal 2 Jan 2023 14:08:36 GMT.


http://rachmatsibali.blogspot.com/2014/04/budidaya-tanaman-
murbeinormal-0-false.htm.

Imran, L. (2011). Pengolahan Hasil Kentang. www.e-petani.deptan.go.id.


Diakses pada tanggal 2 Juli 2019.

Setiadi, S. (2008). Kentang: Varietas Dan Pembudidayaan. Jakarta: Penebar


Swadaya.

Suryana, D. (2013). Budidaya Kentang: Cara Menanam Kentang. Agro


Media Pustaka.

18
BAB 9

LAMPIRAN

19

Anda mungkin juga menyukai