Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
Drs. Maizar, MP
Fakultas Pertanian
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan sykur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa ta’ala atas
karunia,rahmat,dan nikmat –Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul : Morfologi tanaman kentang.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah biologi
pertanian. Makalah ini juga masih jauh dari kata sempurna karena memiliki
banyak kekurangan,baik dalam hal isi dan sistematika maupun dalam teknik
penulisannya.
Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………i
Daftar Isi………………………………………........... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Sejarah tanaman kentang…………………………..1
1.2 Manfaat bagi Manusia……………………………..1
1.3 Kandungan Bahan kimia…………………………..2
BAB II ASPEK EKONOMI
2.1 Data luasan areal tanam…………………………...3
2.2 Produksi tanaman kentang………………………...4
2.3 Produktivitas secara nasional dan di daerah Riau
dalam 5 tahun terakhir…………………………….7
2.4 Kepentingan tanaman dari sisi ekonomi mencakup
Ekspor dan impor………………………………….8
BAB III ASPEK EKOLOGI
3.1 Syarat hidup tanaman kentang…………………….10
BAB IV TAKSONOMI
4.1 Klasifikasi tanaman kentang………………………12
4.2 Jenis-jenis tanaman kentang……………………….13
BAB V MORFOLOGI TANAMAN
5.1 Morfologi tanaman kentang………………………..14
BAB VI KESIMPULAN………………………………16
BAB VII PENUTUP…………………………………...17
DAFTAR PUSTAKA………………………………….18
LAMPIRAN…………………………………………...19
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Kentang merupakan salah satu jenis umbi-umbian yang bergizi. Zat gizi
yang terdapat dalam kentang antara lain karbohidrat, mineral (besi, fosfor,
magnesium, natrium, kalsium, dan kalium), protein, serta vitamin terutama
vitamin C dan B1. Selain itu, kentang juga mengandung lemak dalam jumlah yang
relatif kecil, yaitu 1,0 – 1,5% (Samadi, 1997).
1
Komposisi kimia dipengaruhi oleh varietas, tipe tanah, cara budidaya, cara
pemanenan, tingkat kemasakan dan kondisi penyimpanan (Sunarjono, 2007).
Perbandingan protein terhadap karbohidrat umbi kentang lebih tinggi daripada biji
serealia dan umbi lainnya. Selain itu, kandungan asam amino pada kentang juga
seimbang, sehingga sangat baik bagi kesehatan (Rusiman 2008).
2
BAB II
ASPEK EKONOMI
3
2.2 Produksi tanaman kentang
Pengolahan Lahan
Pilih umbi yang sehat, tidak terinfeksi penyakit dan dipanen pada usia
yang cukup. Bibit yang digunakan sebaiknya berasal dari umbi yang tua dengan
ciri umbi kuat, bobot umbi 30-45/50 gram atau 45/50-60 gram dengan besar rata-
rata 30-35 mm atau 45-50 mm, dan memiliki tiga hingga lima mata tunas.Varietas
yang digunakan Granola, Cipanas, Atlantik M, Repita, Amabile dan Maglia.Untuk
mendapatkan umbi yang baik dapat dilakukan dengan pemilihan dan cara:
4
Umbi yang baik adalah umbi bertunas dan juga kuat yang telah melewati
proses penyimpanan 4 bulan setelah panen Benih yang bagus jika telah tumbuh
tunas kurang lebih 2 cm dan jumlah tunas mencapai 3 hingga 5 tunas per umbi.
Permukaan umbi harus mulus dan bebas dari cacat. Selanjutnya, dibuat garitan
pada bedengan untuk meletakkan bibit. Bibit kentang ditanam dengan jarak 20
atau 30 cm. Kemudian ditimbun dengan tanah sehingga membentuk guludan
setinggi 15 atau 20 cm.
Pemeliharaan Tanaman
5
Pengendalian Hama Penyakit
Pemanenan
Tanaman kentang bisa dipanen pada usia 80-120 hari. Usia tanaman
sampai siap dipanen berbeda-beda, tergantung pada jenis variaetas yang
digunakan.Tanaman kentang harus dipanen pada usia yang tepat, tidak terlalu
muda atau terlalu tua. Pemanenan ketika tanaman belum cukup umur
menyebabkan kualitas umbi yang rendah, karena karbohidrat belum terbentuk
dengan maksimal.Begitu juga jika dipanen terlalu tua, kualitas umbi juga rendah
karena resiko kerusakan umbi tinggi.
6
2.3 Produktivitas secara nasional dan daerah Riau dalam 5 tahun terakhir
7
2.4 Kepentingan tanaman dari sisi ekonomi mencakup ekspor dan impor
Ekspor Indonesia pada April 2022 tercatat sebesar USD 27,32 miliar,
lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya serta tumbuh sebesar 47,76% (year
on year). Ekspor migas dan nonmigas sama-sama mengalami pertumbuhan yang
tinggi yaitu sebesar 48,92% dan 47,7% (yoy). “Potensi penguatan nilai ekspor
masih akan terus tinggi seiring tren positif harga komoditas di pasar global yang
diperkirakan masih berlanjut ke depannya. Hal ini juga terus diimbangi dengan
baik oleh pertumbuhan ekspor nonmigas yang konsisten kuat. Ini bukti nyata
perbaikan struktur ekonomi yang fundamental. Pemerintah akan terus berupaya
agar perbaikan ini berkesinambungan,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal,
Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu.
Sementara itu, impor Indonesia di bulan April tahun 2022 tercatat tetap
kuat meski sedikit melambat dari bulan sebelumnya pada USD 19,76 miliar, atau
tumbuh sebesar 21,97% (yoy). Secara tahunan, impor migas dan nonmigas masih
tumbuh pesat sebesar 88,48% (yoy) dan 12,47% (yoy). Sedangkan berdasarkan
penggunaannya, pada April 2022, impor bahan baku/penolong, barang modal, dan
barang konsumsi masih bertumbuh positif dan kuat sebesar SP – 19 /BKF/2022
Hal 2/2 25,51% (yoy), 15,16% (yoy), dan 4,21% (yoy). “Peningkatan impor
barang konsumsi mengindikasikan pulihnya daya beli masyarakat.
8
Sementara peningkatan pada impor bahan baku dan barang modal
mengindikasikan adanya peningkatan aktivitas industri di dalam negeri salah
satunya didorong perbaikan iklim industri domestik. Hal ini juga seiring dengan
angka PMI Manufaktur Indonesia yang semakin ekspansif”, tambah Febrio.
9
BAB III
ASPEK EKOLOGI
Tanaman kentang hanya mau tumbuh dan produktif pada jenis tanah
ringan yang mengandung sedikit pasir dan kaya bahan organik. Contohnya, tanah
andoso (vulkanik) yang mengandung abu gunung berapi dan tanah lempung
berpasir (margalit). Jenis tanah mempengaruhi kandungan karbohidrat umbi
kentang. Pada umumnya tanaman kentang yang dikembangkan di tanah
berlempung mempenyuai kandungan karbohidrat lebih tinggi dan rasanya lebih
enak.
10
Iklim
Panjang hari
Panjang hari adalah lamanya penyinaran sinar matahari dalam satu hari.
Untuk pembentukan umbi, tanaman kentang menghendaki hari pendek (matahari
menyinari kurang dari 10 jam sehari), tetapi untuk pembentukan bunga tanaman
menghendaki hari panjang (matahari menyinari lebih dari 14 jam sehari).
Tanaman kentang tumbuh pada tanah dengan pH antara 5-5,5. Pada tanah
asam (kurang dari 5) menyebabkan tanaman sering mengalami gejala kekurangan
unsur Mg dan keracunan Mn. Selain itu, tanaman menjadi mudah terserang
nematida. Sementara pada tanah basa (pH lebih dari 7) sering timbul gejala
keracunan unsur K dan umbinya mudah terserang penyakit kudis (Streptomyces
scabies), sehingga tidak laku dijual.
11
BAB IV
TAKSONOMI
Produksi kentang nasional pada tahun 2014 adalah 1.347.815 ton dengan
produktivitas sebesar 17,67 ton/ha dan pada tahun 2015 sebesar 1,21 juta ton
(BPS, 2016). Sedangkan pada tahun 2018 hasil produksi menunjukkan 1.284,773
ton dan hasil perhektar menunjukkan 18,71 ton/ha (statistik hortikultura, 2018).
Menurut direktur jendral hortikultura kementerian pertanian (kemtan) produksi
kentang tahun 2018 mengalami kenaikan 2% sekitar 1,18 juta ton dibandingkan
tahun 2017 sekitar 1,16 juta ton.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum L.
12
4.2 Jenis jenis tanaman kentang
13
BAB V
MORFOLOGI TANAMAN
Daun
Batang
Batang tanaman berbentuk segi empat atau segi lima, tergantung pada
varietasnya. Batang tanaman berbuku–buku, berongga, dan tidak berkayu, namun
agak keras bila dipijat. Diameter batang kecil dengan tinggi dapat mencapai 50–
120 cm, tumbuh menjalar. Warna batang hijau kemerah-merahan atau hijau
keungu–unguan. Batang tanaman berfungsi sebagai jalan zat–zat hara dari tanah
ke daun dan untuk menyalurkan hasil fotosintesis dari daun ke bagian tanaman
yang lain (Rukmana, 2005).
Akar
Akar memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar tunggang bisa
menembus sampai kedalaman 45 cm. Sedangkan akar serabutnya tumbuh
menyebar (menjalar) ke samping dan menembus tanah dangkal. Akar berwarna
keputih-putihan, halus dan berukuran sangat kecil. Dari akar-akar ini ada akar
yang akan berubah bentuk dan fungsinya menjadi bakal umbi (stolon) dan
akhirnya menjadi umbi (Setiadi, 2009).
14
Bunga
Umbi
15
BAB VI
KESIMPULAN
Kentang merupakan salah satu jenis umbi-umbian yang bergizi. Zat gizi
yang terdapat dalam kentang antara lain karbohidrat, mineral (besi, fosfor,
magnesium, natrium, kalsium, dan kalium), protein, serta vitamin terutama
vitamin C dan B1. Selain itu, kentang juga mengandung lemak dalam jumlah yang
relatif kecil, yaitu 1,0 – 1,5% (Samadi, 1997).
16
BAB 7
PENUTUP
17
DAFTAR PUSTAKA
18
BAB 9
LAMPIRAN
19