Anda di halaman 1dari 22

TUGAS BIOLOGI PERTANIAN

MORFOLOGI TANAMAN KENTANG

Disusun Oleh:

CLAUDIA RIZKY ARIMBI


224110098

Dosen Pengampu:

Drs. Maizar, MP

Program Studi Agroteknologi

Fakultas Pertanian

Universitas Islam Riau

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan sykur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa ta’ala atas
karunia,rahmat,dan nikmat –Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul : Morfologi tanaman kentang.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah biologi
pertanian. Makalah ini juga masih jauh dari kata sempurna karena memiliki
banyak kekurangan,baik dalam hal isi dan sistematika maupun dalam teknik
penulisannya.

Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………i
Daftar Isi………………………………………........... ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Sejarah tanaman kentang…………………………..1
1.2 Manfaat bagi Manusia……………………………..1
1.3 Kandungan Bahan kimia…………………………..2
BAB II ASPEK EKONOMI
2.1 Data luasan areal tanam…………………………...3
2.2 Produksi tanaman kentang………………………...4
2.3 Produktivitas secara nasional dan di daerah Riau
dalam 5 tahun terakhir…………………………….7
2.4 Kepentingan tanaman dari sisi ekonomi mencakup
Ekspor dan impor………………………………….8
BAB III ASPEK EKOLOGI
3.1 Syarat hidup tanaman kentang…………………….10
BAB IV TAKSONOMI
4.1 Klasifikasi tanaman kentang………………………12
4.2 Jenis-jenis tanaman kentang……………………….13
BAB V MORFOLOGI TANAMAN
5.1 Morfologi tanaman kentang………………………..14
BAB VI KESIMPULAN………………………………16
BAB VII PENUTUP…………………………………...17
DAFTAR PUSTAKA………………………………….18
LAMPIRAN…………………………………………...19

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah tanaman kentang

Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) berasal dari daerah subtropis di


Eropa yang masuk ke Indonesia pada saat bangsa Eropa memasuki Indonesia di
sekitar abad ke 17 atau 18. Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan
tanaman semusim yang berbentuk semak, termasuk divisi spermatophyta,
subdivisi angiospermae, kelas dicotyledonae, ordo tubiflorae, famili bsolanaceae,
genus solanum, dan spesies Solanum tuberosum L.

Menurut Kusmana dan Sofiari (2007) kentang merupakan tanaman


menyerbuk silang dan umumnya di perbanyak dengan umbi dan secara vegetatif
buatan. Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) menghasilkan umbi sebagai
komoditas sayuran yang dikembangkan dan berpotensi untuk dipasarkan di dalam
negeri maupun diekspor. Tanaman kentang merupakan salah satu tanaman
penunjang program diversifikasi pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi
masyarakat. Sebagai bahan makanan, kandungan nutrisi umbi kentang dinilai
cukup baik, yaitu mengandung protein berkualitas tinggi, asam amino esensial,
mineral, dan elemen–elemen mikro, disamping juga merupakan sumber vitamin C
(asam askorbat), beberapa vitamin B (tiamin, niasin, vitamin B6) dan mineral P,
Mg dan K.

1.2 Manfaat bagi manusia

Kentang merupakan salah satu jenis umbi-umbian yang bergizi. Zat gizi
yang terdapat dalam kentang antara lain karbohidrat, mineral (besi, fosfor,
magnesium, natrium, kalsium, dan kalium), protein, serta vitamin terutama
vitamin C dan B1. Selain itu, kentang juga mengandung lemak dalam jumlah yang
relatif kecil, yaitu 1,0 – 1,5% (Samadi, 1997).

1
Komposisi kimia dipengaruhi oleh varietas, tipe tanah, cara budidaya, cara
pemanenan, tingkat kemasakan dan kondisi penyimpanan (Sunarjono, 2007).
Perbandingan protein terhadap karbohidrat umbi kentang lebih tinggi daripada biji
serealia dan umbi lainnya. Selain itu, kandungan asam amino pada kentang juga
seimbang, sehingga sangat baik bagi kesehatan (Rusiman 2008).

Umbi kentang tidak mengandung lemak, kolesterol, namun mengandung


karbohidrat, sodium, protein, vitamin A, vitamin C, kalsium, dan zat besi, serta
kandungan vitamin B6 yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan beras
(Rusiman, 2008). Tingginya kandungan karbohidrat menyebabkan umbi kentang
dikenal sebagai bahan pangan yang dapat menggantikan bahan pangan penghasil
karbohidrat lain, seperti beras, gandum dan jagung.

Menurut Hartuti dan Sinaga (2009), karakteristik umbi kentang sangat


menentukan mutu hasil olahannya. Mutu umbi kentang dipengaruhi oleh berbagai
faktor antara lain bentuk dari bulat hingga lonjong, warna kulit dari kuning
keputihan sampai cokelat gelap, permukaan umbi ada yang rata dan ada yang
tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga kuning.

1.3 Kandungan bahan kimia

Kandungan kimia pada satu buah kentang mentah termasuk kulitnya


dengan berat 213 gram mengandung kalium 897 mg, fosfor 121 mg, magnesium
49 mg, besi 1,66 mg, vitamin C 42 mg, niacin 2,2 mg, vitamin B6 0,62 mg,
thiamine 0,17 mg dan antosianin golongan flavonoid (Anonim,2008).

2
BAB II

ASPEK EKONOMI

2.1 Data luasan areal tanam

3
2.2 Produksi tanaman kentang

Pengolahan Lahan

Tanah untuk budi daya kentang harus digemburkan terlebih dahulu,


dengan cara membajak atau mencangkul. Tanah dibajak atau dicangkul dengan
kedalaman kurang lebih 30 cm. Untuk kondisi tanah tertentu, pembajakan
dilakukan hingga 2 atau 3 kali agar tanah benar-benar gembur.Setelah selesai
pembajakan kemudian dilakukan penjemuran minimal satu minggu.Bedengan
dibuat dengan lebar 80 cm, tinggi 10 cm serta panjang bedengan disesuaikan
dengan kondisi lahan. Jarak antar bedengan kurang lebih 40 cm untuk akses aliran
air hujan agar tidak menggenangi bedengan.Pembuatan bedengan dimaksudkan
agar tanaman kentang tidak terendam saat hujan turun. Karena tanaman kentang
merupakan tanaman yang sensitif, tidak menyukai kondisi tanah yang terlalu
basah maupun terlalu kering.

Pemberian Pupuk Dasar

Setelah pengolahan lahan selesai, selanjutnya adalah pemberian pupuk


dasar. Pupuk dasar ditaburkan secara merata diatas bedengan.Pupuk yang baik
adalah pupuk kandang yang telah matang, dengan dosis 20-30 ton per hektar
lahan. Bisa juga ditambahkan pupuk NPK sebanyak 300-350 kg per hektar
lahan.Kemudian pupuk ditutup dengan tanah agar tidak tergerus air saat hujan
turun. Biarkan selama 10-15 hari sebelum penanaman dilakukan.

Persiapan Bibit dan Cara Menanam Bibit

Pilih umbi yang sehat, tidak terinfeksi penyakit dan dipanen pada usia
yang cukup. Bibit yang digunakan sebaiknya berasal dari umbi yang tua dengan
ciri umbi kuat, bobot umbi 30-45/50 gram atau 45/50-60 gram dengan besar rata-
rata 30-35 mm atau 45-50 mm, dan memiliki tiga hingga lima mata tunas.Varietas
yang digunakan Granola, Cipanas, Atlantik M, Repita, Amabile dan Maglia.Untuk
mendapatkan umbi yang baik dapat dilakukan dengan pemilihan dan cara:

4
Umbi yang baik adalah umbi bertunas dan juga kuat yang telah melewati
proses penyimpanan 4 bulan setelah panen Benih yang bagus jika telah tumbuh
tunas kurang lebih 2 cm dan jumlah tunas mencapai 3 hingga 5 tunas per umbi.
Permukaan umbi harus mulus dan bebas dari cacat. Selanjutnya, dibuat garitan
pada bedengan untuk meletakkan bibit. Bibit kentang ditanam dengan jarak 20
atau 30 cm. Kemudian ditimbun dengan tanah sehingga membentuk guludan
setinggi 15 atau 20 cm.

Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman kentang harus dilakukan agar tanaman tumbuh


dengan baik. Pemeliharaan yang dimaksud meliputi:Penyiangan, dilakukan
apabila tumbuh rumput dan gulma yang mengganggu tanaman. Penyiangan
dilakukan bersamaan dengan perbaikan guludan, dilakukan pada saat tanaman
berusia 1 bulan setelah tanam. Penyiangan dan perbaikan guludan selanjutnya
dilakukan pada saat tanaman berusia 2 bulan. Setelah itu tanaman kentang sudah
rimbun dan tidak perlu lagi dilakukan penyiangan.

Penyiraman, dilakukan sesuai dengan kondisi. Penyiraman dilakukan


ketika tanah terlihat kering. Lakukan penyiraman seperlunya saja, jangan sampai
terlalu basah atau menggenang. Pemupukan susulan, agar menghasilkan panen
yang melimpah maka dibutuhkan pemupukan rutin setiap 20 hari sekali sejak
masa tanam dengan dosis :
Pupuk Urea 500kg/h
Pupuk ZA 150kg/h
Pupuk KCL 100kg/h
Pupuk SP36 400kg/h

Pemupukan dapat dilakukan dengan cara menaburkannya diantara lubang


tanam yang sudah ditanam umbi kentang.Pada varietas kentang yang berbunga
sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi,
karena terjadi perebutan unsur hara.

5
Pengendalian Hama Penyakit

Dalam budidaya tanaman apapun, pengendalian hama dan penyakit adalah


sesuatu yang sangat penting. Tidak terkecuali dalam budidaya kentang.
Pengendalian sebaiknya dilakukan sejak dini, sebab jika sudah terlanjur parah
serangan hama dan penyakit akan sulit untuk dikendalikan. Hama dan penyakit
yang biasanya menyerang tanaman kentang antara lain; orong-orong, trips, ulat
grayak, penggerek umbi, kutu daun, ulat tanah, ulat penggulung daun, bercak
daun, layu bakteri, busuk daun, busuk umbi, layu fusarium, dsb.

Pemanenan

Tanaman kentang bisa dipanen pada usia 80-120 hari. Usia tanaman
sampai siap dipanen berbeda-beda, tergantung pada jenis variaetas yang
digunakan.Tanaman kentang harus dipanen pada usia yang tepat, tidak terlalu
muda atau terlalu tua. Pemanenan ketika tanaman belum cukup umur
menyebabkan kualitas umbi yang rendah, karena karbohidrat belum terbentuk
dengan maksimal.Begitu juga jika dipanen terlalu tua, kualitas umbi juga rendah
karena resiko kerusakan umbi tinggi.

Pemanenan dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak umbi. Pada


tanah yang sangat gembur pemanenan bisa dilakukan dengan mengeruk
menggunakan tangan. Cara ini lebih efektif karena resiko kerusakan umbi sangat
kecil.Setelah selesai pemanenan biarkan sesaat agar tanah yang menempel pada
umbi mengering dan mudah untuk dibersihkan. Kemudian umbi yang sudah
terkumpul dikemas menggunakan karung goni atau keranjang agar mudah saat
penganggkutan.

6
2.3 Produktivitas secara nasional dan daerah Riau dalam 5 tahun terakhir

Budidaya hortikultura telah berkembang sejak sangat lama di Indonesia.


Tanaman hortikultura menjadi produk unggulan yang mampu meningkatkan
kesejahteraan petani di Indonesia.Produk hortikultura termasuk produk buah
buahan, sayur sayuran, obat obatan, dan tanaman hias. Salah satu komoditi yang
banyak diminati adalah kentang.

Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kentang di


Indonesia mencapai 1,36 juta ton pada 2021. Produksi kentang mengalami
peningkatan 6,1% dari tahun sebelumnya sebesar 1,28 juta ton. Kentang
mengalami penurunan produksi pada tahun 2020 akibat pandemi Covid-19.
Namun, jika dilihat dari tahun sebelumnya produksi kentang terus meningkat
hingga tahun 2019, seperti terlihat pada grafik.

Provinsi Jawa Timur menjadi menyumbang sebesar 23,83% terhadap


produksi nasional dengan produksi kentang mencapai 324,34 ribu ton dan luas
panen sebesar 15,6 ribu hektare.Jawa Tengah menyumbang sebesar 20,4% dengan
hasil produksi kentang mencapai 277,73 ribu ton dan luas panen sebesar 16,39
ribu hektare.Adapun, Jawa Barat menyumbang sebesar 17,67% dengan hasil
produksi kentang mencapai 240,48 ribu ton dan luas panen sebesar 10,8 ribu
hektare.

7
2.4 Kepentingan tanaman dari sisi ekonomi mencakup ekspor dan impor

Ekspor Indonesia pada April 2022 tercatat sebesar USD 27,32 miliar,
lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya serta tumbuh sebesar 47,76% (year
on year). Ekspor migas dan nonmigas sama-sama mengalami pertumbuhan yang
tinggi yaitu sebesar 48,92% dan 47,7% (yoy). “Potensi penguatan nilai ekspor
masih akan terus tinggi seiring tren positif harga komoditas di pasar global yang
diperkirakan masih berlanjut ke depannya. Hal ini juga terus diimbangi dengan
baik oleh pertumbuhan ekspor nonmigas yang konsisten kuat. Ini bukti nyata
perbaikan struktur ekonomi yang fundamental. Pemerintah akan terus berupaya
agar perbaikan ini berkesinambungan,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal,
Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu.

Kualitas ekspor Indonesia juga terus terlihat. Buktinya, ekspor sektor


manufaktur sebagai komponen penyumbang tertinggi ekspor nonmigas tetap
tumbuh secara konsisten, dengan pertumbuhan tahunan nyaris 30 persen yaitu
27,92% (yoy). Sektor manufaktur adalah sektor yang memiliki nilai tambah tinggi
dalam perekonomian, terutama dari sisi penciptaan lapangan kerja. Perbaikan
sektor ini terpantau sejalan dengan penyerapan tenaga kerja pada Februari 2022.
Arah kebijakan Pemerintah akan terus menggalakkan ekspor yang bernilai tambah
tinggi dengan hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia. Beberapa contoh
produk tersebut adalah besi, baja dan feronikel sebagai olahan mineral kini mulai
menopang ekspor Indonesia dengan pertumbuhan yang pesat. Prioritas hilirisasi
SDA Pemerintah adalah tambang dan mineral (nikel hidrat, besi dan baja), CPO
(margarin, sabun mandi), migas dan Batubara (etilena, propilena, dan lain-lain)

Sementara itu, impor Indonesia di bulan April tahun 2022 tercatat tetap
kuat meski sedikit melambat dari bulan sebelumnya pada USD 19,76 miliar, atau
tumbuh sebesar 21,97% (yoy). Secara tahunan, impor migas dan nonmigas masih
tumbuh pesat sebesar 88,48% (yoy) dan 12,47% (yoy). Sedangkan berdasarkan
penggunaannya, pada April 2022, impor bahan baku/penolong, barang modal, dan
barang konsumsi masih bertumbuh positif dan kuat sebesar SP – 19 /BKF/2022
Hal 2/2 25,51% (yoy), 15,16% (yoy), dan 4,21% (yoy). “Peningkatan impor
barang konsumsi mengindikasikan pulihnya daya beli masyarakat.

8
Sementara peningkatan pada impor bahan baku dan barang modal
mengindikasikan adanya peningkatan aktivitas industri di dalam negeri salah
satunya didorong perbaikan iklim industri domestik. Hal ini juga seiring dengan
angka PMI Manufaktur Indonesia yang semakin ekspansif”, tambah Febrio.

Kinerja ekspor dan Impor Indonesia di bulan April 2022 ini


menunjukkan kondisi yang lebih positif dibandingkan bulan dan periode yang
sama pada tahun sebelumnya. Surplus neraca perdagangan pada April 2022
tercatat USD 7,56 miliar, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang
tercatat surplus USD 4,54 miliar. Kondisi ini melanjutkan tren surplus selama 24
bulan berturut-turut. Selain itu, surplus tersebut juga merupakan surplus tertinggi
sepanjang sejarah mengalahkan rekor pada Oktober 2021 yang tercatat USD5,74
miliar.

9
BAB III

ASPEK EKOLOGI

3.1 Syarat hidup tanaman kentang

Bagi petani di daerah dataran tinggi atau pegunungan, kentang


merupakan tanaman sayuran yang sangat penting. Di waktu lampau, kentang
hanya menjadi bahan makanan orang asing dan orang kaya di pesta-pesta. Namun
sekarang kentang telah menjadi bahan makanan masyarakat umum, baik untuk
pesta maupun untuk sehari-hari. Untuk mengusahakan tanaman kentang,
sebaiknya terlebih dahulu mengetahui syarat tumbuh tanaman kentang, seperti
tanah dan ketinggian tempat yang cocok untuk tanaman kentang, iklim, panjang
hari, dan derajat keasaman (pH).

Tanah dan Ketinggian Tempat

Tanaman kentang hanya mau tumbuh dan produktif pada jenis tanah
ringan yang mengandung sedikit pasir dan kaya bahan organik. Contohnya, tanah
andoso (vulkanik) yang mengandung abu gunung berapi dan tanah lempung
berpasir (margalit). Jenis tanah mempengaruhi kandungan karbohidrat umbi
kentang. Pada umumnya tanaman kentang yang dikembangkan di tanah
berlempung mempenyuai kandungan karbohidrat lebih tinggi dan rasanya lebih
enak.

Tanaman kentnag tumbuh baik di daerah dataran tinggi atau pegunungan


dengan tingkat kemiringan 800-1.500 meter di atas permukaan laut (dpl). Bila
tumbuh di dataran rendah (di bawah 500 m dpl), tanaman kenetang sulit
membentuk umbi. Kelaupun terbentuk, umbinya sangat kecil, kecuali di daerah
yang mempenyai suhu malam hari dingin (20 0C). Sementara itu, jika ditanam di
atas ketinggian 2.000 m dpl, tanaman akan lambat membentuk umbi.

10
Iklim

Faktor iklim meliputi komponen suhu udara, curah hujan, kelembapa,


sinar matahari, dan angin yang saling berkaitan. Tanaman kentang menghendaki
suhu udara harus dingin, antara 15-22 oC (optimumnya 18-20 0C) dengan
kelembapan udara 80-90%.

Tanaman kentang memerlukan banyak air, terutama pada stadia


berbunga, tetapi tidak menghendaki hujan lebat yang berlangsung terus-menerus.
Curah hujan yang baik untuk tanaman pertumbuhan tanaman kentang adalah
2.000-3.000 mm/tahun. Tanaman kentang tidak menyukai daerah yang banyak
mendung dan berkabut. Untuk fotosintesis, tanaman ini menghendaki sinar
matahari penuh (60-80%).

Panjang hari

Panjang hari adalah lamanya penyinaran sinar matahari dalam satu hari.
Untuk pembentukan umbi, tanaman kentang menghendaki hari pendek (matahari
menyinari kurang dari 10 jam sehari), tetapi untuk pembentukan bunga tanaman
menghendaki hari panjang (matahari menyinari lebih dari 14 jam sehari).

Derajat Keasaman Tanah (pH)

Tanaman kentang tumbuh pada tanah dengan pH antara 5-5,5. Pada tanah
asam (kurang dari 5) menyebabkan tanaman sering mengalami gejala kekurangan
unsur Mg dan keracunan Mn. Selain itu, tanaman menjadi mudah terserang
nematida. Sementara pada tanah basa (pH lebih dari 7) sering timbul gejala
keracunan unsur K dan umbinya mudah terserang penyakit kudis (Streptomyces
scabies), sehingga tidak laku dijual.

Bila tanaman kentang mengalami keracunan atau kekurangan unsur K,


ujung dan tepi daunnya berwarna cokelat kemerahan dan menjadi rapuh, mirip
gejala kekurangan Mg. Sementara itu, keracunan Mn menyebabkan daunnya
menjadi hijau pucat kekuningan dan sepanjang urat daun terdapat bintik-bintik
kecokelatan.

11
BAB IV

TAKSONOMI

4.1 Klasifikasi tanaman kentang

Produksi kentang nasional pada tahun 2014 adalah 1.347.815 ton dengan
produktivitas sebesar 17,67 ton/ha dan pada tahun 2015 sebesar 1,21 juta ton
(BPS, 2016). Sedangkan pada tahun 2018 hasil produksi menunjukkan 1.284,773
ton dan hasil perhektar menunjukkan 18,71 ton/ha (statistik hortikultura, 2018).
Menurut direktur jendral hortikultura kementerian pertanian (kemtan) produksi
kentang tahun 2018 mengalami kenaikan 2% sekitar 1,18 juta ton dibandingkan
tahun 2017 sekitar 1,16 juta ton.

Permintaan kentang baik untuk konsumsi maupun keperluan industri


semakin meningkat karena kentang dapat mensubtitusi beras sebagai makanan
pokok. Kentang merupakan salah satu komoditas pilihan untuk mendukung
program diversifikasi dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan
(The International Potato Center, 2008).

Kandungan kalori, karbohidrat, mineral, dan vitamin dalam kentang


menjadikan kentang layak untuk dijadikan makanan pokok. Ratnasari (2010)
dalam taksonomi tumbuhan-tumbuhan, kentang dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum L.

12
4.2 Jenis jenis tanaman kentang

Kultivar dapat dikatakan sebagai varietas tanaman yang dibudidayakan,


memiliki sifat – sifat yang unggul, dan dibedakan dari varietas yang lainnya
secara khas, berdasarkan bentuk, warna, rasa, ketahanan dan penyakit, atau sifat
lainnya. Kentang terdiri dari beberapa jenis dan beragam varietas. Jenis-jenis
tersebut memiliki perbedaan bentuk, ukuran, warna kulit, daya simpan, komposisi
kimia, sifat pengolahan dan umur panen. Berdasarkan warna kulit dan daging
umbi, kentang terdiri dari tiga golongan yaitu kentang kuning, kentang putih, dan
kentang merah. Kentang kuning memiliki beberapa varietas yaitu varietas
Pattrones,Katella, Cosima, Cipanas, dan Granola. Kentang putih memiliki varietas
Donata, Radosa, dan Sebago. Varietas kentang merah yaitu Red Pontiac, Arka dan
Desiree. Jenis kentang yang paling digemari adalah kentang kuning yang memiliki
rasa yang enak, gurih, empuk, dan sedikit berair (Aini, 2012).

Kentang Varietas Granola Lembang merupakan merupakan varietas yang


mendominasi produksi kentang, dengan areal tanam mencapai 80 – 90 %. Varietas
Granola Lembang menjadi pilihan petani karena berdaya hasil tinggi, berumur
pendek dan memiliki daya adaptasi luas. Pada Umumnya, umur kentang varietas
granola lembang berkisar antara 100-115 hari dengan tinggi tanaman ± 65 cm
(BPTP, 2014).

Kentang Varietas Granola Kembang dilepas oleh Menteri Pertanian


sebagai Varietas Unggul Kentang Nasional pada tahun 2005 dalam rangka untuk
meningkatkan produksi kentang di Indonesia. Varietas ini mempunyai keunggulan
yang berbeda dari varietas lain, yaitu umur tanaman 130 – 135 HST, potensi hasil
38 – 50 ton/ha, jumlah umbi per tanaman 12 – 20 buah, dan agak tahan terhadap
penyakit hawar daun (Phytophthora infestans) (Susiyati & Prahardini 2004).

13
BAB V

MORFOLOGI TANAMAN

5.1 MORFOLOGI TANAMAN KENTANG

Daun

Daun majemuk menempel di satu tangkai (rachis). Jumlah helai daun


umumnya ganjil, saling berhadapan dan di antara pasang daun terdapat pasangan
daun kecil seperti telinga yang di sebut daun sela. Pada pangkal tangkai daun
majemuk terdapat sepasang daun kecil yang disebut daun penumpu (stipulae).
Tangkai lembar daun sangat pendek dan seolah-olah duduk. Warna daun hijau
muda sampai hijua gelap dan tertutup oleh bulu-bulu halus (Sunarjono, 2007).

Batang

Batang tanaman berbentuk segi empat atau segi lima, tergantung pada
varietasnya. Batang tanaman berbuku–buku, berongga, dan tidak berkayu, namun
agak keras bila dipijat. Diameter batang kecil dengan tinggi dapat mencapai 50–
120 cm, tumbuh menjalar. Warna batang hijau kemerah-merahan atau hijau
keungu–unguan. Batang tanaman berfungsi sebagai jalan zat–zat hara dari tanah
ke daun dan untuk menyalurkan hasil fotosintesis dari daun ke bagian tanaman
yang lain (Rukmana, 2005).

Akar

Akar memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar tunggang bisa
menembus sampai kedalaman 45 cm. Sedangkan akar serabutnya tumbuh
menyebar (menjalar) ke samping dan menembus tanah dangkal. Akar berwarna
keputih-putihan, halus dan berukuran sangat kecil. Dari akar-akar ini ada akar
yang akan berubah bentuk dan fungsinya menjadi bakal umbi (stolon) dan
akhirnya menjadi umbi (Setiadi, 2009).

14
Bunga

Bunga tanaman kentang berwarna keputihan atau ungu, tumbuh diketiak


daun teratas dan berjenis kelamin dua (hermaphroditus). Benang sarinya berwarna
kekuning – kuningan dan melingkari tangkai putik. Putik ini biasanya lebih cepat
masak (Setia dan Fitri,2000).

Umbi

Umbi terbentuk dari cabang samping diantara akar–akar. Proses


pembentukan umbi ditandai dengan terhentinya pertumbuhan memanjang dari
rhizome atau stolon yang diikuti pembesaran sehingga rhizome membengkak.
Umbi berfungsi menyimpan bahan makanan seperti karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral, dan air (Samadi, 2006).

15
BAB VI

KESIMPULAN

Kentang merupakan salah satu jenis umbi-umbian yang bergizi. Zat gizi
yang terdapat dalam kentang antara lain karbohidrat, mineral (besi, fosfor,
magnesium, natrium, kalsium, dan kalium), protein, serta vitamin terutama
vitamin C dan B1. Selain itu, kentang juga mengandung lemak dalam jumlah yang
relatif kecil, yaitu 1,0 – 1,5% (Samadi, 1997).

Perbedaan warna batang menunjukkan adanya variasi kandungan pigmen


di dalam jaringan penyusunnya. Pigmen merupakan salah satu bahan alam yang
merupakan senyawa metabolit sekunder, yang karakternya terbatas pada tiap
varietas maupun species. Karakter morfologi bentuk anak daun dan susuannnya
merupakan karakter organ vegetatif yang mudah diamati. Perbedaan ukuran dan
posisinya dalam batang ditentukan berdasarkan variabel descriptor.

16
BAB 7

PENUTUP

Adapun saran dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bahwa dalam penanaman kentang perlu dilakukan pemeliharaan seperti


penyiraman secara teratur sesuai dengan kebutuhan tanaman kentang.
2. Jarak tanam perlu diatur agar populasi tidak terlalu padat pada areal yang
memanfaatkan sumber daya sinar matahari,air,dan unsur hara

17
DAFTAR PUSTAKA

Kala punika, tanggal 2 Jan 2023 14:08:36 GMT.


http://rachmatsibali.blogspot.com/2014/04/budidaya-tanaman-murbei-
normal-0-false.htm.

Imran, L. (2011). Pengolahan Hasil Kentang. www.e-petani.deptan.go.id. Diakses


pada tanggal 2 Juli 2019.

Setiadi, S. (2008). Kentang: Varietas Dan Pembudidayaan. Jakarta: Penebar


Swadaya.

Suryana, D. (2013). Budidaya Kentang: Cara Menanam Kentang. Agro Media


Pustaka.

18
BAB 9

LAMPIRAN

19

Anda mungkin juga menyukai